To Kill A Mockingbird Harper Lee

Save

To Kill A Mockingbird Harper Lee

tokillamockingbird-harperlee-1_page_1.webp

Category:

Copyright

© All Rights Reserved

Page 1

To Kill A Mockingbird

Harper Lee

Edit & Convert: inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 2

"Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat

segala sesuatu dari sudut pandangnya ... hingga kau menyusup ke balik

kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya."

Harper Lee dalam To Kill a Mockingbird

To Kill A Mockingbird

Harper Lee

Tentang Penulis

Harper Lee lahir di Monroeville, Alabama, pada tahun 1926 dan belajar di

sekolah negeri setempat dan University of Alabama. Sebelum mulai

menulis, perempuan ini bekerja di bagian pemesanan tiket sebuah

maskapai penerbangan internasional. Selain menulis, minat utamanya

adalah

golf, musik, kriminologi, serta mengumpulkan memoar pendeta-pendeta

abad ke-19. Dia tinggal di New York.

Buat Mr. Lee dan Alice dalam pertimbangan cinta dan kasih

"Pengacara, kukira, pernah jadi kanak-kanak." -Charles Lamb-

Satu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 3

Tatkala hampir berusia tiga belas tahun, tangan abangku, Jem, patah di

bagian siku. Setelah sembuh, dan ketakutan Jem bahwa dia tak akan

pernah bisa bermain football menghilang, dia jarang menyadari cederanya.

Lengan kirinya sedikit lebih pendek daripada yang kanan; saat berdiri atau

berjalan, punggung tangannya tegak lurus dengan badan, jempolnya

sejajar dengan paha. Dia sama sekali tak peduli, sepanjang bisa mengoper

dan menendang.

Setelah cukup banyak waktu berlalu sehingga kami bisa menengok ke masa

lalu, kami kadang mengobrolkan kejadian-kejadian yang mengarah pada

kecelakaan tersebut. Aku bersikeras bahwa keluarga Ewell-lah yang

memulai semuanya, tetapi Jem, yang lebih tua empat tahun dariku,

mengatakan bahwa rentetan masalah itu diawali jauh sebelumnya.

Menurutnya, awal yang sebenarnya terjadi pada musim panas ketika Dill

datang, saat Dill pertama kalinya memberi kami gagasan untuk memaksa

Boo Radley keluar.

Aku berkata, jika Jem ingin mengambil sudut pandang yang lebih luas,

masalahnya dimulai oleh Andrew Jackson. Andaikan Jenderal Jackson tidak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 4

menggiring suku Indian Creek menjauhi hulu sungai, Simon Finch tak

akan pernah mendayung ke hulu

Sungai Alabama. Lalu, di mana kami sekarang berada jika Simon Finch

tidak melakukannya? Karena kami sudah terlalu besar untuk

membereskan perselisihan melalui adu tinju, kami berkonsultasi kepada

Atticus, ayah kami. Dia mengatakan bahwa kami berdua benar.

Sebagai orang Selatan, merupakan aib bagi sebagian anggota keluarga

kami bahwa tak ada nenek moyang kami yang berperan di pihak mana pun

dalam Pertempuran Hastings pertempuran menentukan di Hasting,

Inggris, pada 1066 antara Inggris dan Normandia. Yang kami miliki

hanyalah Simon Finch, apoteker pemasang jerat dari Cornwall yang

kesalehannya hanya bisa dikalahkan oleh kekikiran-nya. Di Inggris, Simon

kesal menyaksikan kaum Metodis diburu oleh saudara-saudara mereka

yang lebih liberal. Dan karena Simon menganggap dirinya penganut

Metodis, dia menempuh perjalanan mengarungi Samudra Atlantik menuju

Philadelphia, dari sana ke Jamaika, lalu ke Mobile, dan berakhir di Saint

Stephens. Dengan mempertahankan ajaran John Wesley yang melarang

terlalu banyak berkata-kata dalam jual-beli, Simon menghasilkan banyak

uang dari mengobati orang. Namun, dia merasa khawatir kalau-kalau

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 5

tergoda melakukan hal-hal yang bukan untuk kebesaran Tuhan, seperti

memakai emas dan pakaian mewah. Jadi, setelah melupakan pandangan

panutannya tersebut tentang perbudakan, Simon membeli tiga orang

budak dan dengan bantuan mereka membangun kediaman di tepi Sungai

Alabama sekitar empat puluh mil di atas

Saint Stephens. Hanya sekali Simon kembali ke Saint Stephens untuk

mencari istri, dan bersamanya menurunkan anak cucu yang kebanyakan

perempuan. Simon hidup sampai usia tua dan mati dalam keadaan kaya.

Menurut kebiasaan, kaum lelaki dalam keluarga Finch menetap di rumah

yang dibangun Simon, Finch' s Landing, dan mencari nafkah dari

menanam kapas. Segalanya tersedia di tempat itu: sekalipun tampak

sederhana dibandingkan perkebunan-perkebunan mewah di sekitarnya,

Landing menghasilkan semua yang diperlukan untuk bertahan hidup

kecuali es, tepung gandum, dan pakaian, yang dipasok oleh kapal sungai

dari Mobile.

Simon mungkin akan memandang perseteruan antara Amerika Utara dan

Amerika Selatan dengan kemarahan tanpa daya, karena hal itu telah

melucuti semua hak milik keturunannya, kecuali tanah. Namun, tradisi

menetap di sana tetap tak berubah sampai jauh setelah pergantian abad ke-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 6

20 saat ayahku, Atticus Finch, berangkat ke Montgomery untuk belajar

ilmu hukum, dan adik laki-lakinya ke Boston untuk belajar ilmu

kedokteran. Saudari mereka, Alexandra, menjadi satu-satunya Finch yang

tetap tinggal di Landing: dia menikahi lelaki pendiam yang menghabiskan

sebagian besar waktunya berbaring di tempat tidur gantung di pinggir

sungai sambil menduga-duga apakah tangkai pancingnya telah berhasil

menangkap ikan.

Setelah ayahku lulus ujian pengacara, dia kembali ke Maycomb dan

memulai praktiknya. May-

comb, sekitar dua puluh mil di sebelah timur Finch's Landing, merupakan

ibu kota Maycomb County. Kantor Atticus di gedung pengadilan hanya

berisi gantungan topi, tempolong, papan dam, dan sebuah kitab Undang-

Undang Alabama yang tak bernoda. Dua klien pertamanya adalah

sepasang korban tiang gantungan terakhir di penjara Maycomb County.

Atticus sudah mendesak mereka agar menerima kebaikan negara dengan

mengaku Bersalah dalam pembunuhan tingkat dua, dan lolos dari ke-

matian. Namun, mereka berdua adalah anggota keluarga Haverford, nama

yang sepadan dengan dungu di Maycomb County. Mereka membunuh

seorang pandai besi terkemuka di Maycomb karena kesalahpahaman

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 7

tentang kepemilikan seekor kuda, dengan sembrono melakukannya di

depan tiga orang saksi. Bersikeras bahwa "keparat itu layak dibunuh"

merupakan pembelaan yang cukup baik bagi siapa pun. Mereka ngotot

mengaku Tak Bersalah untuk pembunuhan tingkat satu. Jadi, tak banyak

yang dapat dilakukan Atticus bagi kliennya selain menghadiri eksekusi

mereka; peristiwa yang mungkin menjadi awal ketidaksukaan mendalam

ayahku pada praktik hukum pidana.

Selama lima tahun pertamanya di Maycomb, Atticus mempraktikkan

penghematan berlebihan. Beberapa tahun setelahnya, dia menanamkan

pendapatannya untuk pendidikan adiknya. John Hale Finch lebih muda

sepuluh tahun dari ayahku, dan memilih belajar ilmu kedokteran pada

masa kapas tak lagi berharga; namun, setelah menyekolahkan

Paman Jack, Atticus memperoleh penghasilan yang lumayan dari praktik

hukumnya. Dia menyukai Maycomb, dia lahir dan besar di sana; dia kenal

orang-orangnya, mereka kenal dia, dan karena Simon Finch yang

produktif, Atticus bersaudara dengan hampir semua keluarga di kota itu

melalui darah dan perkawinan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 8

Maycomb adalah sebuah kota tua yang kelelahan saat pertama kali aku

mengenalnya. Saat musim hujan, jalanan berubah menjadi kubangan

lumpur merah; semak tumbuh di trotoar, gedung pengadilan melesak di

alun-alun. Dahulu, cuaca terasa lebih panas; anjing hitam menderita pada

siang musim panas; bagal kerempeng kepanasan yang menghela kereta

Hoover mengibas-ngibas lalat dalam bayangan pohon ek di alun-alun.

Kerah baju kaku kaum lelaki tampak lusuh pada pukul sembilan pagi.

Kaum wanita mandi sebelum tengah hari, setelah tidur siang pukul tiga,

dan saat senja tiba mereka menyerupai kue teh lembut yang berlapis

keringat dan bedak wangi.

Pada masa itu, aktivitas dijalankan dengan lambat. Orang-orang

melenggang melintasi alun-alun, menyeret kaki keluar-masuk toko-toko di

sekitarnya, santai dalam mengerjakan apa pun. Satu hari terasa lebih

panjang dari dua puluh empat jam. Tak ada ketergesaan, karena tak ada

tempat yang

dituju, tak ada yang bisa dibeli juga tak ada uang untuk membeli, dan tak

ada yang patut Dillhat di luar batas Maycomb County. Namun, pada masa

itu, sebagian orang dihinggapi keoptimisan samar-samar: penduduk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 9

Maycomb County baru memahami bahwa tak ada yang perlu ditakutkan

selain ketakutan itu sendiri.

Kami tinggal di jalan perumahan utama di kota Atticus, Jem, dan aku,

ditambah Calpurnia, koki kami. Aku dan Jem menganggap ayah kami

lumayan: dia bermain bersama kami, membaca untuk kami, serta

menghormati kami dengan tidak pernah mencampuri urusan kami.

Calpurnia beda lagi. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang; dia

menderita rabun jauh; matanya juling; tangannya selebar rangka tempat

tidur dan dua kali lebih keras. Dia selalu mengusirku keluar dapur,

bertanya mengapa aku tak bisa bersikap sebaik Jem padahal dia tahu

bahwa Jem lebih tua dariku, serta memanggilku pulang saat aku belum

ingin pulang. Perselisihan kami selalu hebat dan berat sebelah. Calpurnia

selalu menang, terutama karena Atticus selalu berpihak padanya. Dia telah

bersama kami semenjak Jem dilahirkan, dan sepanjang ingatanku aku

selalu merasakan penindasannya.

Ibu kami meninggal saat aku baru berumur dua tahun, jadi aku tak pernah

merasa kehilangan. Dia berasal dari keluarga Graham di Montgomery;

Atticus bertemu dengannya ketika dia dipilih sebagai anggota badan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 10

legislatif negara bagian untuk pertama kalinya. Atticus separuh baya saat

itu, ibu

kami lima belas tahun lebih muda. Jem dilahirkan pada tahun pertama

perkawinan mereka; empat tahun kemudian aku lahir, dan dua tahun

kemudian ibu kami meninggal karena serangan jantung mendadak. Kata

orang, penyakit keturunan. Aku tidak merindukannya, tetapi kupikir Jem

merasa kehilangan dirinya. Dia mengingatnya dengan sangat jelas,

terkadang, saat kami sedang bermain, dia menghela napas panjang, lalu

mendadak meninggalkanku dan bermain sendiri di belakang garasi. Saat

dia bertingkah seperti itu, aku tahu sebaiknya aku tidak mengganggunya.

Ketika aku hampir menginjak usia enam tahun dan Jem hampir sepuluh

tahun, batas jarak bermain musim panas kami (jarak panggil Calpurnia)

adalah rumah Mrs. Henry Lafayette Dubose dua rumah di sebelah utara

rumah kami, serta Radley Place, tiga rumah di sebelah selatan rumah kami.

Kami tak pernah tergoda untuk melanggarnya. Radley Place dihuni oleh

makhluk tak dikenal yang gambarannya saja cukup untuk membuat kami

menjaga kelakuan selama berhari-hari. Sementara itu, Mrs. Dubose benar-

benar menyeramkan.

Pada musim panas itulah, Dill memasuki kehidupan kami.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 11

Pagi-pagi sekali, ketika kami mulai bermain di pekarangan belakang, aku

dan Jem mendengar suara yang berasal dari petak sawi Miss Rachel Haver-

ford, tetangga sebelah rumah kami. Kami mendekati pagar kawat untuk

melihat kalau-kalau ada anak anjing anjing rat terrier Miss Rachel sedang

hamil

tua alih-alih kami menemukan seseorang sedang duduk, memandangi

kami. Ketika duduk, dia tampak tidak lebih tinggi daripada tanaman sawi.

Kami menatapnya hingga dia berbicara: "Hai."

"Hai juga," kata Jem ramah.

"Aku Charles Baker Harris," katanya. "Aku bisa membaca."

"Terus kenapa?" kataku.

"Barangkali saja kau ingin tahu. Kalau ada yang perlu dibaca, aku bisa

"Umurmu berapa tahun?" tanya Jem, "empat setengah?"

"Hampir tujuh."

"Yah, pantas," kata Jem, menudingkan jempolnya ke arahku. "Scout ini

sudah bisa baca sejak lahir, padahal sekolah juga belum. Untuk anak

hampir tujuh tahun, kelihatannya kau kecil sekali."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 12

"Aku kecil, tapi sudah tua," katanya. Jem menyibakkan rambutnya supaya

bisa melihat lebih baik. "Bagaimana kalau kau ke sini, Charles Baker

Harris?" katanya. "Ya Tuhan, nama macam apa itu?"

"Tapi tidak lebih lucu dari namamu, kan? Bibi Rachel bilang, namamu

Jeremy Atticus Finch."

Jem merengut. "Aku kan sudah besar, cocok pakai nama seperti itu,"

katanya. "Namamu lebih panjang dari badanmu. Taruhan, lebih panjang

satu kaki."

"Orang-orang memanggilku Dill," kata Dill, berkutat menyusup lewat

kolong pagar.

"Lebih gampang lewat atas daripada lewat bawah," kataku. "Asalmu dari

mana?"

Dill berasal dari Meridian, Mississippi, sedang melewatkan musim panas

bersama bibinya, Miss Rachel, dan akan melewatkan setiap musim panas di

Maycomb mulai sekarang. Keluarganya berasal dari Maycomb County.

Ibunya, yang bekerja untuk seorang fotografer di Meridian, memasukkan

foto Dill ke Lomba Anak Menawan dan memenangkan lima dolar. Dia

memberikannya kepada Dill, yang pergi ke bioskop dua puluh kali dengan

uang itu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 13

"Di sini tak ada pemutaran film, kecuali film tentang Yesus di gedung

pengadilan kadang-kadang," kata Jem. "Pernah nonton film yang bagus?"

Dill pernah menonton Dracula, suatu informasi baru yang menggerakkan

Jem untuk mulai memandangnya dengan rasa hormat. "Ceritakan pada

kami," katanya.

Dill makhluk ajaib. Dia mengenakan celana pendek linen biru yang

dikancingkan pada kemejanya, rambutnya seputih salju dan menempel ke

kepala seperti bulu bebek; dia setahun lebih tua dari-ku, tetapi aku

menjulang di sisinya. Selagi dia menceritakan kisah tua itu, mata birunya

meredup dan mencerah; tawanya mendadak dan riang; dia punya

kebiasaan menarik jambul di tengah keningnya.

Ketika Dill menghancurkan Dracula menjadi abu, dan Jem berkata filmnya

kedengarannya lebih seru daripada bukunya, aku bertanya kepada Dill, di

mana ayahnya, "Kau belum cerita apa-apa tentang dia."

"Aku tidak punya." "Sudah meninggal?" "Tidak

"Jadi kalau dia belum meninggal, kau pasti punya, kan?"

Pipi Dill merona dan Jem menyuruhku diam, tanda pasti bahwa

keberadaan Dill sudah diteliti dan dianggap bisa diterima. Semenjak itu,

hari-hari musim panas kami selalu berakhir dengan kepuasan. Kegiatan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 14

yang selalu membuat kami senang adalah: memperbaiki rumah pohon

kami yang terletak di antara dua pohon mindi raksasa di pekarangan

belakang, meributkan segala hal, memainkan seluruh drama yang diangkat

dari karya-karya Oliver Optic, Victor Appleton, dan Edgar Rice Burroughs.

Dalam hal ini, kami beruntung ada Dill. Dia memainkan peran yang

tadinya dipaksakan padaku kera dalam Tarzan, Mr. Crabtree dalam The

Rover Boys, Mr. Damon di Tom Swift. Demikianlah kami mengenal Dill

sebagai Merlin kecil, yang kepalanya disesaki rencana nyentrik, keinginan

aneh, dan khayalan ganjil.

Namun, pada akhir Agustus, repertoar kami sudah menjadi hambar akibat

pengulangan yang tak terhitung, dan pada saat itulah Dill memberi kami

gagasan untuk memaksa Boo Radley keluar.

Radley Place memesona Dill. Meskipun sudah ada peringatan dan

penjelasan dari kami, tempat itu menyedotnya seperti bulan menarik air,

tetapi dia hanya berani mendekatinya sebatas tiang lampu di tikungan,

jarak yang aman dari gerbang Radley. Di sanalah dia berdiri, memeluk

tiang besar, menatap

dan bertanya-tanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 15

Radley Place menjorok ke tikungan tak jauh dari rumah kami. Kalau

berjalan ke selatan, kami akan berhadapan dengan berandanya; trotoar

membelok dan memanjang di sisi pekarangannya. Rumah itu rendah,

dulunya berwarna putih dengan beranda depan yang luas dan daun

jendela hijau, tetapi warna putihnya sudah lama menggelap menjadi

sewarna dengan pekarangan abu-abu batu di sekelilingnya. Genting yang

dikeroposi hujan menjuntai dari tepian serambi; pohon ek menghalangi

matahari. Sisa-sisa tiang pagar bagaikan orang mabuk menjaga halaman

depan halaman telantar yang tak terawat yang banyak ditumbuhi semak-

semak dan rumput liar.

Di dalam rumah itu, tinggal sesosok hantu jahat. Kata orang memang ada,

tetapi aku dan Jem belum pernah melihatnya. Kata orang, dia keluar pada

malam hari ketika bulan sedang tinggi, dan mengintip lewat jendela. Kalau

bunga azalea membeku dalam cuaca dingin yang singkat, itu gara-gara dia

mengembuskan napasnya pada bunga itu. Kejahatan kecil diam-diam

mana pun yang terjadi di Maycomb adalah ulahnya. Pernah kota kami

diteror oleh serangkaian kejadian malam yang mengerikan: ayam dan

hewan peliharaan ditemukan terpotong-potong; meskipun pelakunya

adalah Crazy Addie, yang akhirnya menenggelamkan diri di Pusaran

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 16

Barker, orang masih memelototi Radley Place, enggan membuang

kecurigaan awal mereka. Orang Negro tak akan melewati Radley Place

malam-malam,

lebih baik melintas ke trotoar seberang dan bersiul sambil berjalan.

Pekarangan sekolah Maycomb berbatasan dengan sisi belakang tanah

Radley; dari kandang ayam Radley, pohon kacang pecan yang tinggi

menggugurkan buahnya ke pekarangan sekolah, tetapi kacang-kacang itu

bertebaran tak tersentuh oleh anak-anak. Kacang pecan Radley bisa

mematikan. Bola bisbol yang terpukul masuk ke halaman Radley berarti

hilang dan tak perlu dipertanyakan.

Keadaan menyedihkan rumah itu dimulai bertahun-tahun sebelum aku

dan Jem lahir. Keluarga Radley, yang disambut baik di mana pun di kota,

menutup diri; suatu kecenderungan yang tak ter-maafkan di Maycomb.

Mereka tidak ke gereja rekreasi utama Maycomb tetapi beribadat di rumah;

Mrs. Radley jarang, bahkan mungkin tak pernah, menyeberang jalan untuk

rehat kopi pagi hari bersama para tetangganya, dan pastinya tak pernah

bergabung dengan kelompok apa pun di gereja. Mr. Radley berjalan ke kota

pada pukul 11.30 setiap siang dan kembali cepat-cepat pada pukul 12.00,

kadang-kadang membawa kantong kertas cokelat yang oleh para tetangga

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 17

diduga berisi belanjaan keluarga. Aku tak pernah tahu bagaimana Mr.

Radley tua mencari nafkah kata Jem, dia "membeli kapas", istilah sopan

untuk menganggur tetapi Mr. Radley dan istrinya sudah tinggal di sana

bersama kedua putranya sepanjang ingatan siapa pun.

Daun pintu dan jendela rumah Radley tertutup pada hari Minggu, satu lagi

hal yang asing bagi

kebiasaan Maycomb: pintu hanya tertutup jika ada yang sakit atau cuaca

dingin. Di antara semua hari, hari Minggu adalah hari untuk acara

bertamu sore hari yang formal: perempuan mengenakan korset, lelaki

mengenakan jas, anak-anak mengenakan sepatu. Akan tetapi, menaiki

tangga depan Radley dan berseru, "Hai" pada Minggu sore adalah sesuatu

yang tak pernah dilakukan tetangga mereka. Rumah Radley tak punya

pintu kawat. Aku pernah bertanya kepada Atticus, apakah pintu itu pernah

ada; Atticus bilang ya, tetapi sebelum aku lahir.

Menurut omongan para tetangga, ketika putra bungsu Radley masih

belasan tahun, dia berkenalan dengan beberapa anggota keluarga

Cunningham dari Old Sarum suku besar dan membingungkan yang

tinggal di bagian utara county dan mereka pun membentuk semacam geng

di Maycomb. Tidak banyak yang mereka lakukan, tetapi cukup banyak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 18

untuk menjadi bahan omongan warga kota dan membuat mereka

mendapatkan peringatan secara terbuka dari tiga mimbar: mereka

nongkrong di tukang cukur; mereka naik bus ke Abbottsville pada hari

Minggu dan pergi ke bioskop; mereka menghadiri acara dansa di Dew-

Drop Inn & Fishing Camp, neraka judi di tepi sungai yang mengaliri

county; mereka bereksperimen dengan wiski ilegal. Tak ada warga

Maycomb yang cukup berani untuk memberi tahu Mr. Radley bahwa

putranya salah memilih teman bergaul.

Pada suatu malam, dalam lonjakan semangat tinggi yang berlebihan,

mereka kebut-kebutan di

alun-alun dengan mobil butut pinjaman, memberikan perlawanan saat

pendeta tua Maycomb, Mr. Conner, akan menahan mereka, dan mengunci

pria itu di toilet gedung pengadilan. Warga kota memutuskan bahwa

mereka harus mengambil tindakan; Mr. Conner berkata, dia tahu persis

siapa saja pelakunya, dan dia berjanji dan bertekad tak akan membiarkan

mereka lolos. Jadi, anak-anak itu diajukan ke pengadilan remaja dengan

tuntutan mengacau ketertiban, mengganggu ketenangan, menyerang dan

memukul, dan menggunakan bahasa kasar dan kotor di hadapan dan

dalam pendengaran seorang perempuan. Hakim bertanya kepada Mr.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 19

Conner mengapa dia menyertakan tuntutan yang terakhir; Mr. Conner

berkata mereka menyumpah begitu lantang, sehingga dia yakin setiap

perempuan di Maycomb mendengar mereka. Sang hakim memutuskan

untuk mengirim anak-anak itu ke sekolah kejuruan negeri; kadang-

kadang, anak-anak dikirim ke tempat itu tanpa alasan selain memberi

mereka makanan dan rumah yang layak: tempat itu bukan penjara dan

bukan hal yang memalukan. Mr. Radley merasa sebaliknya. Jika hakim

membebaskan Arthur, Mr. Radley akan memastikan pemuda itu tak akan

membuat onar lagi. Karena tahu bahwa perkataan Mr. Radley bisa

dipegang, hakim dengan senang hati membebaskan Arthur.

Anak-anak lain pergi ke sekolah kejuruan dan menerima pendidikan

menengah terbaik di negara bagian; salah satu dari mereka bahkan dapat

diterima di sekolah teknik terkemuka di Auburn. Pintu

rumah Radley tertutup pada hari biasa maupun hari Minggu, dan putra

Mr. Radley tak terlihat lagi selama lima belas tahun.

Namun, tibalah suatu hari, yang hampir terhapus dari ingatan Jem, ketika

Boo Radley terdengar dan terlihat oleh beberapa orang, tetapi bukan oleh

Jem. Kata Jem, Atticus tak pernah bicara banyak tentang keluarga Radley:

ketika Jem menanyainya, satu-satunya jawaban Atticus adalah: pikirkan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 20

urusanmu sendiri dan biarkan keluarga Radley memikirkan urusan

mereka sendiri, itu hak mereka; tetapi ketika peristiwa itu terjadi, kata Jem,

Atticus menggeleng dan berkata, "Mm, mm, mm."

Jadi, Jem mendapatkan sebagian besar informasi dari Miss Stephanie

Crawford, tetangga kami yang pemarah, yang mengaku tahu semua detail

tentang peristiwa itu. Menurut Miss Stephanie, Boo sedang duduk di ruang

tamu, menggunting beberapa artikel dari Maycomb Tribune untuk

ditempelkan dalam klipingnya. Ayahnya memasuki ruangan. Ketika Mr.

Radley lewat, Boo menghunjamkan gunting itu pada kaki orangtuanya itu,

mencabutnya, mengelap noda darah pada celananya, dan melanjutkan

kegiatannya.

Mrs. Radley berlari menjerit-jerit ke jalanan, mengatakan bahwa Arthur

sedang membantai mereka semua, tetapi ketika sheriff tiba, dia

menemukan Boo masih duduk di ruang tamu, mengguntingi Tribune.

Usianya tiga puluh tiga tahun saat itu.

Kata Miss Stephanie, Mr. Radley tua berkata, tak akan pernah ada anggota

Radley yang masuk

rumah sakit jiwa mana pun, ketika dia mendengar saran bahwa

melewatkan satu musim di Tuscaloosa mungkin bisa membantu Boo. Boo

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 21

tidak gila, dia hanya kadang-kadang tidak bisa menjaga kelakuan. Boo

boleh dikurung, kata Mr. Radley mengalah, tetapi dia tetap bersikeras

bahwa Boo tidak boleh dituntut: dia bukan kriminal. Sheriff tak tega

memenjarakannya bersama orang Negro, jadi Boo dikurung di ruang

bawah tanah gedung pengadilan.

Perpindahan Boo dari ruang bawah tanah kembali ke rumah hanya samar-

samar diingat Jem. Kata Miss Stephanie Crawford, sebagian dewan kota

berkata kepada Mr. Radley bahwa jika dia tidak menerima Boo kembali,

Boo akan mati berlumut akibat udara yang lembap. Lagi pula, Boo tidak

bisa selamanya hidup dibiayai pemerintah.

Tak ada yang tahu bentuk intimidasi yang digunakan Mr. Radley agar Boo

tak keluar rumah, tetapi Jem menyimpulkan bahwa Radley merantainya ke

tempat tidur hampir sepanjang waktu. Atticus berkata tidak, bukan seperti

itu, ada cara-cara lain untuk menjauhkan seseorang dari orang lain.

Sesekali aku melihat Mrs. Radley membuka pintu depan, berjalan ke tepi

beranda, menyirami bunga kananya. Namun, setiap hari aku dan Jem

melihat Mr. Radley berjalan menuju dan kembali dari kota. Dia lelaki kurus

yang tampak tangguh dengan mata tak berwarna, begitu tak berwarna

sehingga tidak memantulkan cahaya. Tulang pipinya menonjol dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 22

mulutnya lebar, dengan bibir atas tipis dan bibir bawah tebal. Kata Miss

Stephanie Crawford, dia

begitu lurus, sehingga dia hanya memandang sabda Tuhan sebagai satu-

satunya hukum, dan kami percaya karena postur Mr. Radley memang lurus

seperti tongkat.

Dia tak pernah berbicara kepada kami. Kalau dia lewat, kami menunduk

dan berkata, "Selamat pagi, Sir," dan dia menjawabnya dengan batuk. Putra

sulung Mr. Radley tinggal di Pensacola; dia pulang pada hari Natal, dan dia

adalah salah satu dari sedikit orang yang pernah kami lihat memasuki atau

meninggalkan tempat itu. Semenjak Mr. Radley membawa pulang Arthur,

kata orang, rumah itu mati.

Tetapi, tiba suatu hari ketika Atticus berkata bahwa dia akan menghukum

kami jika kami membuat keributan di halaman, lalu sebelum dia pergi, dia

meminta Calpurnia untuk menggantikannya menghukum kami jika

Calpurnia mendengar kami bersuara. Mr. Radley sedang sekarat.

Dia meninggal dengan perlahan-lahan. Kuda-kuda kayu merintangi jalan

dan batas-batas tanah Radley, bongkahan jerami diletakkan di trotoar, lalu

lintas dialihkan ke jalan belakang. Dr. Reynolds memarkirkan mobilnya di

depan rumah kami dan berjalan ke rumah Radley setiap kali dia dipanggil.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 23

Selama berhari-hari, aku dan Jem berjingkat-jingkat di halaman. Akhirnya,

kuda-kuda disingkirkan, dan kami berdiri menonton dari beranda depan

ketika Mr. Radley melakukan perjalanan terakhirnya melewati rumah kami.

"Lelaki terkeji yang pernah ditiupkan napas oleh Tuhan telah meninggal,"

gumam Calpurnia, dan dia

meludah dengan syahdu ke halaman. Kami memandangnya kaget karena

Calpurnia jarang mengomentari cara hidup kaum kulit putih.

Para tetangga menyangka bahwa ketika Mr. Radley meninggal, Boo akan

keluar, tetapi sangkaan mereka keliru: kakak Boo kembali dari Pensacola

dan menggantikan Mr. Radley. Satu-satunya perbedaan antara dia dan

ayahnya adalah usia mereka. Kata Jem, Mr. Nathan Radley juga "membeli

kapas". Namun, Mr. Nathan mau berbicara kepada kami kalau kami

mengucapkan selamat pagi, dan kadang-kadang kami melihatnya datang

dari kota membawa majalah.

Semakin banyak kami bercerita kepada Dill tentang keluarga Radley,

semakin banyak dia ingin tahu, semakin lama dia berdiri memeluk tiang

lampu di tikungan, semakin banyak dia bertanya-tanya.

"Dia sedang apa ya, di dalam," Dill biasa bergumam. "Sepertinya dia baru

saja melongokkan kepala lewat pintu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 24

Kata Jem, "Dia suka keluar kok, kalau sedang gelap gulita. Miss Stephanie

Crawford bilang, dia pernah bangun tengah malam dan melihatnya

memandang tepat padanya dari jendela ... dan kepalanya seperti tengkorak

yang memandanginya. Memangnya kamu belum pernah bangun malam-

malam dan mendengarnya, Dill? Jalannya seperti ini" Jem menyeret

kakinya di atas kerikil. "Memangnya kenapa menurutmu Miss Rachel

mengunci pintu rapat-rapat di malam hari? Pagi-pagi aku sering melihat

jejaknya di halaman belakang dan suatu

malam aku mendengarnya menggaruk pintu kawat belakang, tetapi dia

sudah pergi waktu Atticus sampai di sana."

"Kira-kira seperti apa, ya tampangnya?" kata

Dill.

Jem memberikan gambaran masuk akal tentang Boo: tinggi badannya

enam setengah kaki, Dillhat dari jejaknya; dia memakan tupai dan kucing

yang bisa ditangkapnya mentah-mentah, karena itu tangannya selalu

bernoda darah kalau kau memakan hewan mentah-mentah, kau tak akan

pernah bisa mencuci bersih noda darahnya. Ada bekas luka panjang

bergerigi melintasi wajahnya; giginya yang tersisa kuning dan busuk;

matanya menonjol, dan air liurnya menetes hampir sepanjang waktu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 25

"Ayo kita coba membuat dia keluar," kata Dill. "Aku ingin lihat seperti apa

dia."

Kata Jem, kalau Dill mau mati, dia tinggal pergi dan mengetuk pintu

depan.

Serbuan pertama kami terjadi hanya karena Dill mempertaruhkan buku

The Grey Ghost untuk dua buku Tom Swift milik Jem, bahwa Jem tak akan

berani melewati gerbang Radley. Seumur hidupnya, Jem tak pernah

menampik tantangan.

Jem memikirkannya selama tiga hari. Kukira dia lebih menghargai

kehormatan daripada kepalanya karena Dill dengan mudah membujuknya,

"Kau takut," kata Dill, pada hari pertama. "Tidak takut, cuma

mempertimbangkan," kata Jem. Hari berikutnya, Dill berkata, "Hanya

menaruh jempol kaki di halaman depan saja, kau takut." Jem bilang dia

tidak takut,

buktinya, dia telah melewati Radley Place setiap hari sekolah sepanjang

hidupnya.

"Selalu berlari," kataku. Tetapi, Dill berhasil menaklukkannya pada hari

ketiga, ketika dia berkata kepada Jem bahwa warga Meridian tentunya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 26

tidak sepenakut penduduk Maycomb, bahwa dia belum pernah melihat

orang yang begitu penakut seperti orang-orang Maycomb.

Itu sudah cukup untuk membuat Jem melangkah ke tikungan, lalu berhenti

dan bersandar pada tiang lampu, mengamati gerbang yang terayun-ayun

pada engsel buatan sendiri.

"Kuharap kau tahu bahwa dia akan membunuh kita semua, Dill Harris,"

kata Jem, ketika kami mengejarnya. "Jangan salahkan aku waktu dia

mencongkel matamu. Kau yang memulai, ingat."

"Kau masih takut," gumam Dill sabar. Jem ingin Dill tahu pasti bahwa dia

tidak takut pada apa pun, "Cuma aku tak bisa memikirkan cara untuk

membuat dia keluar tanpa dia menangkap kita. " Selain itu, Jem juga harus

memikirkan keselamatan adik perempuannya.

Ketika Jem berkata begitu, aku tahu dia takut. Jem juga mengkhawatirkan

adiknya waktu aku menantangnya melompat dari atas rumah, "Kalau aku

mati, kamu bagaimana?" tanyanya. Lalu dia melompat, mendarat tanpa

cedera, dan rasa tanggung jawabnya menghilang sampai dia dihadapkan

pada Radley Place.

"Kau mau mundur dari tantangan?" tanya Dill. "Kalau iya, berarti "

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 27

"Dill, hal-hal seperti ini harus dipikirkan," kata Jem. "Coba kupikir sebentar

... ini seperti membuat kura-kura keluar

"Bagaimana itu?" tanya Dill. "Nyalakan korek di bawahnya." Aku memberi

tahu Jem, kalau dia membakar rumah Radley, aku akan mengadukannya

kepada Atticus.

Dill bilang, menyalakan korek di bawah kura-kura itu perbuatan keji.

"Bukan keji, hanya untuk membujuknya toh kura-kuranya tidak benar-

benar dibakar," geram Jem.

"Dari mana kau tahu korek itu tidak akan melukainya?"

"Kura-kura tidak bisa merasa, bodoh," kata Jem.

"Memangnya kau pernah jadi kura-kura?"

"Ya ampun, Dill! Nah, biar kupikir dulu ... mungkin kita bisa

menggoyangnya

Jem berdiri berpikir begitu lama, sampai Dill mengalah sedikit, "Aku tak

akan bilang kau mundur dari tantangan, dan aku akan menukar The Grey

Ghost kalau kau ke sana dan menyentuh rumahnya." Wajah Jem mencerah.

"Menyentuh rumah, itu saja?" Dill mengangguk.

"Yakin, cuma itu? Aku tak mau nanti kau me-neriakiku buat melakukan

hal lain lagi begitu aku kembali."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 28

"Iya, itu saja," kata Dill. "Mungkin nanti dia keluar mengejarmu kalau dia

melihatmu di halaman, lalu Scout dan aku akan menyergapnya dan meme-

ganginya sampai kita bisa berkata padanya bahwa kita tak akan

menyakitinya."

Kami meninggalkan tikungan, menyeberangi jalan samping yang melintas

di depan rumah Radley dan berhenti di gerbang.

"Ayo," kata Dill. "Aku dan Scout akan menyusul."

"Iya, iya," kata Jem, "tak usah memburu-buru."

Dia berjalan ke pojok tanah Radley, lalu kembali lagi seolah-olah sedang

memutuskan cara terbaik untuk masuk mengerutkan kening dan

menggaruk kepala.

Lalu, aku mengejeknya.

Jem membuka gerbang dan berlari ke samping rumah, menepuk dengan

telapak tangannya dan berlari kembali melewati kami, tidak menunggu

untuk melihat apakah serangannya berhasil. Aku dan Dill mengikutinya

rapat. Setelah aman berada di beranda kami, terengah-engah dan

kehabisan napas, kami melihat ke belakang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 29

Rumah tua itu masih sama, reyot dan sakit, tetapi seraya kami menatap

melewati jalan, kami merasa melihat daun jendela dalam bergerak. Klik.

Gerakan kecil, hampir tak terlihat, dan rumah itu kembali tidur.

Dua

Dill meninggalkan kami untuk kembali ke Meridian pada awal September.

Kami mengantarnya menaiki bus pukul 17.00, dan aku merana tanpanya

sampai aku teringat bahwa aku akan mulai bersekolah seminggu lagi.

Belum pernah aku menanti-nantikan sesuatu seperti itu dalam hidupku.

Aku menghabiskan berjam-jam waktuku selama musim dingin di rumah

pohon, memandangi pekarangan sekolah, memata-matai seabrek anak

melalui teleskop berkekuatan ganda pemberian Jem, mempelajari

permainan mereka, mengikuti jaket merah Jem menembus lingkaran

geliang-geliut permainan blind man's buff si "kucing" ditutup matanya,

sementara teman-temannya berusaha menyentuhnya tanpa tertangkap;

kalau ada yang tertangkap, si "kucing" menebak siapa orangnya diam-diam

berbagi kekalahan dan kemenangan kecil mereka. Aku ingin sekali

bergabung dengan mereka.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 30

Jem menurunkan derajatnya untuk membawaku ke sekolah pada hari

pertama, tugas yang biasanya dilakukan orangtua, tetapi Atticus berkata

Jem akan dengan senang hati menunjukkan letak ruang kelasku. Aku

menduga ada uang yang terlibat dalam transaksi ini, karena sementara

kami berlari kecil mengitari tikungan melewati Radley Place, aku

mendengar gemerencing yang mencurigakan dalam saku

Jem. Ketika kami melambatkan langkah di tepi halaman sekolah, Jem

dengan cermat menjelaskan bahwa selama jam sekolah aku tak boleh

mengganggunya, aku tak boleh menemuinya untuk meminta melakonkan

satu bab dari Tarzan and the Ant Men, mempermalukannya dengan

menyebut-nyebut kehidupan pribadinya, atau menguntitnya pada jam

istirahat dan siang hari. Aku harus tetap di kelas satu dan dia tetap di kelas

lima. Pendeknya, aku tidak boleh berurusan dengannya.

"Maksudmu, kita tak boleh main bareng lagi? " tanyaku.

"Di rumah, ya, kita main seperti biasa," katanya, "tapi nanti juga kamu

pasti tahu sekolah itu beda."

Ternyata memang berbeda. Sebelum pagi pertama usai, Miss Caroline

Fisher, guru kami, menyeretku ke depan ruangan dan menepuk telapak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 31

tanganku dengan penggaris, menyuruhku berdiri di sudut hingga tengah

hari.

Miss Caroline tak lebih dari dua puluh satu tahun. Rambutnya merah

terang, pipinya merah jambu, dan kukunya dicat merah. Dia juga

mengenakan sepatu hak tinggi dan rok bergaris merah-putih. Penampilan

dan wanginya seperti permen peppermint. Dia tinggal di seberang jalan,

satu rumah dari kami, di kamar depan lantai dua rumah Miss Maudie

Atkinson, dan ketika Miss Maudie memperkenalkan kami kepadanya, Jem

terbengong-bengong selama berhari-hari.

Miss Caroline menuliskan namanya di papan

tulis dan berkata, "Kalimat ini berbunyi: saya Miss Caroline Fisher. Saya

dari Alabama Utara, dari Winston County." Anak-anak sekelas bergumam

cemas, kalau-kalau dia terbukti memiliki sifat-sifat aneh khas penduduk

wilayah itu. (Ketika Alabama melepaskan diri dari Union pada 11 Januari

1861, Winston County melepaskan diri dari Alabama, dan setiap anak di

Maycomb County tahu itu.) Alabama Utara dipenuhi oleh Liquor Interests

organisasi penjual minuman keras, yang menentang amandemen UUD A.S.

tentang memberikan hak suara kepada kaum wanita, Big Mules politikus

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 32

pelaku dagang sapi di Alabama, perusahaan baja, pendukung Partai

Republik, profesor, dan orang-orang lain yang tak punya latar belakang.

Miss Caroline mengawali hari dengan membacakan kisah tentang kucing.

Kucing-kucing itu bercakap-cakap panjang lebar, mereka memakai baju-

baju indah, dan tinggal di rumah hangat di bawah kompor dapur. Pada

saat Bu Kucing menelepon toko obat untuk memesan seporsi tikus berlapis

cokelat, seluruh kelas menggeliat seperti seember cacing umpan. Miss

Caroline tampaknya tak menyadari bahwa anak kelas satu yang berkemeja

jins compang-camping dan mengenakan rok karung terigu itu, yang

sebagian besar sudah memotong kapas dan memberi makan babi sejak

mereka bisa berjalan, sudah kebal terhadap sastra imajinatif. Miss Caroline

sampai ke akhir cerita dan berkata, "Nah, ceritanya bagus, kan?"

Lalu, dia berjalan menuju papan tulis dan me-

nuliskan alfabet dalam huruf kapital yang kotak-kotak dan besar-besar,

berbalik menghadap kelas dan bertanya, "Ada yang tahu, ini apa?"

Semua tahu; kebanyakan murid di ruangan ini tinggal kelas tahun lalu.

Kuduga dia memilihku karena dia tahu namaku; selagi aku membacakan

alfabet, garis tipis muncul di antara alisnya, dan setelah menyuruhku

membacakan sebagian besar buku My First Reader dan kutipan pasar

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 33

saham dari surat kabar The Mobile Register, dia mendapati bahwa aku

melek huruf dan memandangku dengan rasa tak suka yang kentara. Miss

Caroline menyuruhku memberi tahu ayahku agar tak mengajariku lagi, itu

akan mengganggu caraku membaca.

"Mengajari saya?" kataku heran. "Dia tidak mengajari saya apa-apa, Miss

Caroline. Atticus tidak punya waktu untuk mengajari saya apa-apa,"

tambahku, ketika Miss Caroline tersenyum dan menggeleng. "Yah, malam-

malam dia sudah sangat kelelahan, biasanya dia cuma duduk saja di ruang

tamu dan membaca."

"Kalau bukan dia yang mengajarimu, lantas siapa?" tanya Miss Caroline

ramah. "Pasti ada. Kamu kan tidak dilahirkan langsung bisa membaca The

Mobile Register."

"Kata Jem, memang sebenarnya begitu. Dia pernah membaca buku yang

menyebutkan kalau saya ini anggota keluarga Bullfinch, bukan Finch. Kata

Jem, nama saya sebenarnya Jean Louise Bullfinch, jadi saya tertukar waktu

baru lahir dan saya

sebenarnya seorang"

Miss Caroline rupanya menyangka aku berbohong. "Kita tak boleh

berkhayal terlalu liar, Sayang," katanya. "Nah, beri tahu ayahmu supaya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 34

tidak mengajarimu lagi. Belajar membaca itu lebih baik dilakukan dengan

otak segar. Beri tahu dia, Ibu akan mengambil alih sekarang dan mencoba

memperbaiki kerusakan" "Ma'am?"

"Ayahmu tak tahu cara mengajar. Kamu boleh duduk sekarang."

Aku menggumamkan maaf dan duduk merenungkan kesalahanku. Aku

tak pernah bermaksud belajar membaca, tetapi entah bagaimana aku tiba-

tiba sudah berkubang dalam artikel-artikel koran harian. Saat melewati

jam-jam panjang di gereja waktu itukah aku belajar? sepanjang ingatanku,

aku tak pernah tak bisa membaca himne. Sekarang, karena aku terpaksa

memikirkannya, membaca adalah sesuatu yang kukuasai dengan

sendirinya, seperti belajar memasang kancing belakang bajuku tanpa

melihat ke belakang, atau berhasil mengikat tali sepatu sendiri. Aku tak

bisa ingat kapan garis-garis di atas gerak jemari Atticus terpisah menjadi

kata-kata, tetapi dalam ingatanku, aku menatapnya semalaman, sambil

mendengarkan berita hari itu, Rancangan Undang-Undang yang Disahkan

menjadi Undang-Undang, buku harian Lorenzo Dow apa pun yang

kebetulan dibaca Atticus ketika aku meringkuk di pangkuannya setiap

malam. Sampai aku takut aku akan kehilangan kegiatan ini, aku baru

sadar

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 35

kalau aku belum pernah gemar membaca. Bukankah orang tak pernah

gemar bernapas?

Aku tahu aku membuat Miss Caroline kesal. Jadi, aku diam saja dan

menatap ke luar jendela sampai waktu istirahat tiba, ketika Jem menarikku

dari sekumpulan anak kelas satu di halaman sekolah. Dia menanyakan

keadaanku. Aku menceritakannya.

"Andai tak harus di sini terus, aku akan pergi. Jem, perempuan

menyebalkan itu bilang Atticus mengajariku membaca dan dia harus

berhenti"

"Jangan khawatir, Scout," Jem menghiburku. "Kata guru kami, Miss

Caroline sedang memperkenalkan cara mengajar yang baru. Dia

mempelajarinya sewaktu kuliah. Nanti cara itu akan segera diterapkan ke

semua kelas. Kalau memakai cara itu, kau tak usah belajar banyak dari

buku maksudnya, kalau kau mau belajar tentang sapi, kau akan

memerahnya, ngerti?"

"Iya, Jem, tapi aku tak mau belajar tentang sapi, aku"

"Kau harus mau. Kau harus tahu tentang sapi, sapi kan bagian penting

kehidupan Maycomb County."

Aku harus puas hanya dengan mengejek Jem bahwa dia sudah gila.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 36

"Aku cuma mencoba memberi tahu tentang cara mengajar baru di kelas

satu, kepala batu. Namanya Sistem Desimal Dewey."

Karena belum pernah mempertanyakan apa pun yang dikatakan Jem, aku

tak punya alasan un-

tuk memulainya sekarang. Sistem Desimal Dewey mencakup, antara lain,

Miss Caroline melambaikan kartu-kartu yang bertuliskan "itu", "kucing",

"tikus", "orang", dan "kamu" kepada kami. Sepertinya kami tak diharapkan

berkomentar, dan seluruh kelas menerima pertunjukan standar ini dalam

keheningan. Karena merasa bosan, aku mulai menulis surat untuk Dill.

Miss Caroline memergokiku menulis dan menyuruhku memberi tahu

ayahku untuk berhenti mengajariku. "Lagi pula," katanya. "Anak kelas satu

tidak menulis huruf sambung, kita menulis huruf cetak. Kamu baru belajar

menulis bersambung di kelas tiga."

Ini semua salah Calpurnia. Hanya menulis yang membuatku tidak

merecokinya pada hari-hari hujan. Dia memberiku tugas menulis dengan

mencoretkan alfabet dengan tegas di atas sabak, lalu menyalin satu bab

dari Alkitab di bawahnya. Jika aku bisa meniru tulisannya dengan

memuaskan, dia mengha-diahiku dengan sandwich terbuka berisi mentega

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 37

dan gula. Dalam cara mengajar Calpurnia, tak ada yang sentimental: aku

jarang menyenangkan dia dan dia jarang menghadiahiku.

"Yang harus pulang untuk makan siang, tolong acungkan tangan," kata

Miss Caroline, menyela ke-geramanku pada Calpurnia.

Anak-anak yang tinggal di kota mengacungkan tangan, dan dia memeriksa

kami sekilas.

"Yang membawa bekal makan siang, letakkan di atas meja."

Ember bekal bermunculan, menimbulkan pantu-

lan cahaya metalik yang menari-nari di langit-langit. Miss Caroline berjalan

di antara baris kursi, mengamati dan sesekali menyentuh bekal makan

siang anak-anak, mengangguk jika isinya memuaskan, sedikit

mengerutkan kening pada beberapa yang lain. Dia berhenti di meja Walter

Cunningham. "Punyamu mana?" tanyanya.

Dari wajahnya, semua anak kelas satu tahu bahwa Walter Cunningham

cacingan. Dari kakinya yang tak bersepatu, kami tahu bagaimana dia

terjangkit. Orang terjangkit penyakit cacingan kalau bertelanjang kaki di

halaman peternakan dan kubangan babi. Andai Walter punya sepatu,

tentu dia sudah memakainya pada hari pertama sekolah dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 38

menyimpannya sampai pertengahan musim dingin. Meskipun begitu, dia

mengenakan kemeja bersih dan overall yang ditambal rapi.

"Kamu lupa membawa bekal pagi ini?" tanya Miss Caroline.

Walter menatap lurus ke depan. Aku melihat otot-otot bergerak di

rahangnya yang kurus.

"Kamu lupa menyiapkannya pagi ini?" tanya Miss Caroline. Rahang Walter

bergerak lagi.

"Ya, Ma'am," dia akhirnya menggumam. Miss Caroline kembali ke mejanya

dan membuka tasnya. "Ini 25 sen," katanya kepada Walter. "Makanlah di

kota hari ini. Kamu boleh mengembalikan uangnya besok."

Walter menggeleng. "Tidak, Ma'am, terima kasih, Ma'am," dia berkata

lambat-lambat, menyeret ucapannya.

Rasa tak sabar merayapi suara Miss Caroline, "Ini, Walter, ambillah

kemari." Walter menggeleng lagi.

Ketika Walter menggeleng ketiga kalinya, seseorang berbisik, "Ayo bilang

saja, Scout."

Aku berbalik dan melihat sebagian besar anak yang tinggal di kota dan

seluruh delegasi bus sekolah memandangku. Aku dan Miss Caroline sudah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 39

bercakap dua kali, dan mereka memandangku dengan keyakinan lugu

bahwa "kedekatan" kami akan menghasilkan pengertian.

Aku bangkit dengan anggun demi Walter, "Ah Miss Caroline."

"Ada apa, Jean Louise?" "Miss Caroline, dia seorang Cunningham." Aku

duduk kembali. "Apa, Jean Louise?" Aku menyangka perkataanku sudah

cukup jelas. Bagi kami keadaannya cukup jelas: Walter Cunning ham telah

berbohong mentah-mentah. Dia bukannya lupa membawa bekal, dia

memang tak punya bekal. Hari ini dia tak punya bekal, besok atau lusa pun

dia tak akan punya. Mungkin seumur hidupnya dia belum pernah melihat

uang 75 sen dalam waktu yang bersamaan.

Aku mencoba lagi, "Walter berasal dari keluarga Cunningham, Miss

Caroline." "Maaf, Jean Louise?"

"Tidak perlu minta maaf, Ma'am, lama-lama Ibu akan kenal juga dengan

semua warga county. Keluarga Cunningham tidak pernah mengambil apa

pun

yang tidak akan bisa mereka kembalikan keranjang sumbangan gereja

ataupun kupon makanan. Mereka tidak pernah mengambil apa pun dari

siapa pun, mereka merasa tercukupi dengan apa yang mereka punya.

Mereka tidak punya banyak, tapi mereka mencukupkannya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 40

Pengetahuan istimewaku tentang kaum Cunningham salah satu

cabangnya, maksudku diperoleh dari kejadian musim dingin lalu. Ayah

Walter adalah salah satu klien Atticus. Setelah pada suatu malam

membicarakan sengketa warisan dalam suasana suram di ruang tamu

kami, sebelum Mr. Cunningham pergi, dia berkata, "Mr. Finch, saya tak

tahu kapan saya akan bisa membayar Anda."

"Itu tak perlu kaukhawatirkan, Walter," kata Atticus.

Ketika aku menanyakan arti warisan (entailment) kepada Jem, dan Jem

menjelaskannya sebagai ekor yang terjepit pada celah, aku bertanya kepada

Atticus apakah Mr. Cunningham akan pernah membayar kami.

"Tidak dalam bentuk uang," kata Atticus, "tetapi sebelum akhir tahun, aku

pasti sudah dibayar. Lihat saja."

Kami melihatnya. Pada suatu pagi, aku dan Jem menemukan tumpukan

kayu bakar di halaman belakang. Kemudian, sekarung kacang hickory

muncul di tangga belakang. Natal datang bersama se-kerat bunga smilax

dan holly. Pada musim semi, ketika kami menemukan sekarung lobak,

Atticus berkata bahwa pembayaran Mr. Cunningham sudah le-

bih dari cukup.

"Kenapa dia membayar dengan cara seperti itu?" tanyaku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 41

"Karena itu satu-satunya cara dia bisa membayar. Dia tak punya uang."

"Apakah kita miskin, Atticus?" Atticus mengangguk. "Sesungguhnya, iya."

Jem mengernyitkan hidung. "Apakah kita semiskin keluarga

Cunningham?"

"Tidak juga. Keluarga Cunningham itu orang kampung, petani, dan krisis

ekonomi berdampak paling parah pada mereka."

Kata Atticus, para profesional jatuh miskin karena para petani jatuh

miskin. Karena Maycomb County adalah wilayah pertanian, kebanyakan

penduduknya sulit mengumpulkan uang untuk membayar dokter, dokter

gigi, dan pengacara. Masalah warisan hanyalah salah satu kesulitan Mr.

Cunningham. Berhektar-hektar tanah yang tidak diwariskan digadaikan

seluruhnya, dan sedikit uang tunai yang didapatkan dipakai untuk

membayar bunga pinjaman. Jika dia mau menjaga mulut, Mr.

Cunningham bisa memperoleh pekerjaan di WPA (Works Project

Administration), tetapi tanahnya akan terbengkalai jika ditinggalkan dan

dia lebih rela menanggung lapar untuk mempertahankan tanahnya dan

memberi suara sesuka hatinya. Mr. Cunningham, kata Atticus, adalah

orang yang unik.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 42

Karena keluarga Cunningham tak punya uang untuk membayar

pengacara, mereka membayar kami dengan apa yang mereka miliki.

"Apakah kau

tahu," kata Atticus, "bahwa Dr. Reynolds bekerja dengan cara yang sama?

Untuk beberapa orang, dia menetapkan harga sekarung kentang untuk

membantu persalinan. Miss Scout, coba dengarkan, akan kuberi tahu

warisan itu apa. Definisi Jem kadang-kadang hampir tepat."

Andai aku dapat menjelaskan hal ini kepada Miss Caroline, aku tentu tak

perlu repot dan Miss Caroline tak perlu merasa malu setelahnya, tetapi aku

tak mampu menjelaskan sebaik Atticus, jadi aku berkata, "Anda membuat

dia malu, Miss Caroline. Di rumah Walter tidak ada uang 25 sen untuk

mengembalikan uang Ibu, dan Ibu tidak perlu kayu bakar."

Miss Caroline berdiri terpaku, lalu menyambar kerahku dan menyeretku

kembali ke mejanya. "Jean Louise, kesabaranku untukmu pagi ini sudah

habis," katanya. "Kamu salah langkah terus, Sayang. Julur-kan tanganmu."

Kusangka dia akan meludahinya karena itulah satu-satunya alasan

menjulurkan tangan bagi siapa pun di Maycomb: metode kuno untuk

meresmikan perjanjian lisan. Sambil bertanya-tanya perjanjian apa yang

telah kami buat, aku menoleh ke teman-teman sekelas untuk mencari

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 43

jawaban, tetapi mereka balik memandangku dengan bingung. Miss

Caroline mengambil penggaris, memberiku enam kali tepukan lembut

dengan cepat, lalu menyuruhku berdiri di sudut. Badai tawa meledak

ketika akhirnya anak-anak menyadari bahwa Miss Caroline baru saja

menghukumku.

Ketika Miss Caroline mengancam seisi kelas dengan hukuman yang sama,

seluruh anak kelas satu meledak lagi, dan baru diam seketika saat Miss

Blount mendatangi kelas mereka. Miss Blount, warga asli Maycomb yang

belum mengetahui misteri Sistem Desimal, muncul di pintu sambil

berkacak pinggang dan mengumumkan, "Kalau aku mendengar suara lagi

dari ruangan ini, akan kubakar semua orang di dalamnya. Miss Caroline,

kelas enam tak bisa memusatkan perhatian pada piramida gara-gara

keributan seperti ini."

Persinggahanku di sudut hanya sebentar; diselamatkan bel, sehingga Miss

Caroline segera mengawasi anak-anak yang berbaris keluar untuk makan

siang. Karena aku yang terakhir keluar, kulihat dia melesak ke kursinya

dan membenamkan kepala pada lengannya. Andai saja sikapnya padaku

lebih ramah, tentu aku akan merasa kasihan. Dia cantik dan manis.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 44

Tiga

Menangkap Walter Cunningham di halaman sekolah membuatku sedikit

senang, tetapi ketika aku sedang menggosokkan hidungnya di tanah, Jem

mendekat dan menyuruhku berhenti. "Kau lebih besar dari dia," katanya.

"Dia hampir seumur denganmu," kataku. "Gara-gara dia, aku jadi salah

langkah."

"Lepaskan dia, Scout. Memangnya ada apa?" "Dia tidak bawa bekal,"

kataku, lalu menjelaskan keterlibatanku dalam urusan makanan Walter.

Walter sudah bangkit dan berdiri diam, mendengarkan aku dan Jem.

Kepalannya setengah disiapkan, seolah-olah menanti serangan dari kami

berdua. Aku menjejakkan kaki untuk mengusirnya, tetapi Jem

mengulurkan tangan dan mencegahku. Dia memandangi Walter dengan

gaya menduga-duga. "Ayahmu Mr. Walter Cunningham dari Old Sarum?"

tanyanya, dan Walter mengangguk.

Wajah Walter tampak seperti dia dibesarkan dengan makanan ikan:

matanya, sebiru mata Dill Harris, tampak merah dan berair. Wajahnya tak

berwarna, kecuali ujung hidungnya yang merah muda dan lembap. Dia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 45

memainkan tali overall-nya, dengan gugup memegang-megang kait

logamnya.

Jem tiba-tiba menyeringai padanya. "Walter,

makan siang di rumah kami yuk," katanya. "Kami senang kalau kau mau."

Wajah Walter berseri, lalu suram kembali.

Kata Jem, "Ayah kami berteman dengan ayahmu. Scout ini, dia memang

gila dia tidak akan mengajakmu berkelahi lagi."

"Jangan terlalu yakin dulu," kataku. Aku kesal pada Jem yang mengobral

janji atas namaku, tetapi menit-menit istirahat siang yang berharga terus

berdetak. "Iya, Walter, aku tak akan menyerangmu lagi. Kau suka kacang

mentega? Cal kami jago masak."

Walter berdiri di tempat, menggigit bibir. Aku dan Jem menyerah, dan

kami sudah dekat dengan Radley Place ketika Walter berseru, "Hei, aku

ikut!"

Ketika Walter berhasil mengejar kami, Jem mengajaknya mengobrol santai.

"Di sana ada hantu," katanya ramah, menunjuk rumah Radley. "Pernah

dengar tentang dia, Walter?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 46

"Rasanya pernah," kata Walter. "Aku hampir mati, waktu tahun pertama

aku sekolah dan makan kacang pecan itu kata orang, dia meracuninya dan

menaruhnya di dekat pagar sekolah."

Sepertinya Jem tidak terlalu takut lagi pada Boo Radley kalau ada aku dan

Walter di sampingnya. Malah, dia semakin sombong, "Aku malah pernah

masuk sampai ke rumahnya," katanya kepada Walter.

"Orang yang pernah masuk ke rumahnya mestinya sudah tidak lari

tunggang langgang lagi setiap kali lewat di situ," kataku pada awan di

langit.

"Siapa yang lari, Nona Centil?"

"Kau Jem, kalau tak ada teman." Pada saat kami sampai di tangga depan,

Walter sudah lupa bahwa dia seorang Cunningham. Jem berlari ke dapur

dan meminta Calpurnia menyiapkan piring tambahan karena kami

kedatangan tamu. Atticus menyapa Walter dan memulai diskusi tentang

panen yang tak bisa dipahami olehku maupun Jem.

"Saya tidak naik ke kelas dua, Mr. Finch, karena saya harus bolos setiap

musim semi dan membantu Papa memotong, tetapi sekarang ada satu lagi

di rumah yang sudah bisa membantu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 47

"Apakah dia kalian bayar dengan sekarung kentang?" tanyaku, tetapi

Atticus menggeleng padaku.

Selagi Walter menumpuk makanan di piringnya, dia dan Atticus

mengobrol seperti dua lelaki dewasa, membuatku dan Jem terheran-heran.

Atticus sedang mengomentari masalah-masalah pertanian ketika Walter

menyela untuk meminta sirop gula. Atticus memanggil Calpurnia, yang

kembali dengan membawa sebotol sirop. Dia berdiri menunggu Walter

selesai menuangkan sirop itu banyak-banyak pada sayur dan daging. Gelas

susu pun mungkin akan dituangi juga andaikan aku tak menanyakan, apa-

apaan yang dia lakukan itu.

Piring perak berkelentang ketika dia meletakkan botol dan dengan cepat

meletakkan tangan di pangkuan. Lalu, dia menunduk.

Atticus menggeleng lagi padaku. "Tapi makanannya sampai terendam sirop

begitu," aku protes.

"Semuanya dituangi" Pada saat itulah, Calpurnia mengajakku ke dapur.

Dia sangat marah, dan saat dia sangat marah, tata bahasanya kacau.

Ketika tenang, tata bahasanya sama baiknya dengan tata bahasa siapa pun

di Maycomb. Kata Atticus, pendidikan Calpurnia lebih tinggi daripada

sebagian besar orang kulit hitam.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 48

Waktu dia memicingkan mata padaku, kerut-kerut kecil di sekitar matanya

bertambah dalam. "Ada orang yang cara makannya beda sama kita,"

bisiknya galak, "tapi kau tak boleh negur mereka di meja gara-gara mereka

beda. Anak itu tamumu, dan kalau dia mau makan taplak meja,

kaubiarkan saja, ngerti?"

"Dia bukan tamu, Cal, dia cuma seorang Cunningham"

"Tutup mulut. Siapa pun mereka, orang yang melangkahkan kakinya di

rumah ini adalah tamu. Jadi, jangan sampai aku pergoki kau

mengomentari kebiasaan mereka seolah kau lebih tinggi! Kalian mungkin

memang lebih baik dari keluarga Cunnig-ham, tapi kau tak ada artinya

kalau mempermalukan mereka seperti itu kalau kau tak bisa makan

dengan sopan di meja, duduk saja di sini dan makan di dapur!"

Calpurnia mendorongku ke ruang makan melalui pintu-ayun dengan

tepukan menyengat. Aku mengambil piringku dan menghabiskan

makananku di dapur, tetapi bersyukur karena tak perlu malu menghadapi

mereka lagi. Aku mengatakan kepada Cal-

purnia supaya dia menunggu, aku akan membalas: suatu hari nanti, saat

dia tak memerhatikan, aku akan menenggelamkan diri di Pusaran Baker,

dan dia akan menyesal. Lagi pula, tambahku, dia sudah membuatku kena

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 49

masalah hari ini: dia mengajariku menulis dan ini semua salahnya. "Jangan

rewel," katanya.

Jem dan Walter berjalan kembali ke sekolah di depanku: tinggal sebentar

untuk mengadukan kepada Atticus tentang kejahatan Calpurnia masih

sebanding dengan berlari sendirian melewati Radley Place. "Dia memang

lebih suka Jem daripada aku," aku menyimpulkan, dan menyarankan agar

Atticus tidak membuang waktu untuk mengusirnya.

"Pernahkah kau merenungkan bahwa Jem tidak membuat Cal cemas

sepertimu?" suara Atticus datar. "Aku tak berniat mengusirnya, sekarang

atau kapan pun. Kita tak bisa bertahan sehari pun tanpa Cal, pernahkah

kau memikirkan itu? Pikirkanlah betapa banyak yang dilakukan Cal

untukmu, dan patuhilah perkataannya, mengerti?"

Aku kembali ke sekolah dengan menyimpan kebencian terhadap Calpurnia

hingga suara pekikan tiba-tiba memecahkan dendamku. Aku mendongak

dan melihat Miss Caroline berdiri di tengah-tengah ruangan, kengerian

melanda wajahnya. Rupanya dia sudah cukup pulih dari kejadian pagi hari

dan menjalani profesinya dengan lebih tabah.

"Dia hidup!" jeritnya. Anak-anak lelaki bergegas membantunya. Ya Tuhan,

pikirku, dia takut tikus. Little Chuck Little,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 50

yang memiliki kesabaran fenomenal dengan semua makhluk hidup,

berkata, "Ke mana perginya makhluk itu, Miss Caroline? Beri tahu kami ke

mana perginya, cepat! D.C." dia berpaling ke anak di belakangnya "D.C,

tutup pintunya dan kita tangkap dia. Cepat, Ma'am, ke mana perginya?"

Miss Caroline menudingkan jarinya yang gemetaran tidak pada lantai atau

meja, tetapi pada seseorang bertubuh besar yang tak kukenal. Wajah Little

Chuck menjadi tenang dan dia berkata lembut. "Maksud Anda, dia? Iya,

Ma'am, dia memang hidup. Apakah dia membuat Anda takut?"

Miss Caroline berkata putus asa, "Aku sedang berjalan melewatinya waktu

makhluk itu merayap dari rambutnya ... tahu-tahu saja merayap dari

rambutnya"

Little Chuck menyeringai lebar. "Kutu tak perlu ditakuti, Ma'am. Anda

belum pernah lihat? Jangan takut, kembali saja ke meja Anda, lalu kita

belajar lagi."

Little Chuck Little adalah seorang lagi penduduk yang tidak tahu dari

mana dia akan memperoleh makanannya yang berikut, tetapi dia seorang

lelaki terhormat. Dia memegang sikut Miss Caroline dan membimbingnya

ke depan ruangan. "Tak usah khawatir, Ma'am," katanya. "Tak perlu takut

dengan kutu. Saya ambilkan air dingin, ya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 51

Pemilik kutu itu tak menunjukkan minat sedikit pun pada kehebohan yang

diakibatkannya. Dia menelusuri kulit kepala di atas keningnya,

menemukan kutu itu, dan menjepit makhluk itu di antara jempol

dan telunjuknya.

Miss Caroline mengamati proses itu dengan takjub dan ngeri. Little Chuck

membawakan air dalam gelas kertas, dan Miss Caroline meminumnya

dengan lega. Akhirnya, dia mendapatkan kembali suaranya, "Siapa

namamu, Nak?" tanyanya lembut.

Anak itu berkedip. "Siapa, saya?" Miss Caroline mengangguk.

"Burris E well."

Miss Caroline memeriksa buku absennya. "Di sini ada satu Ewell, tetapi tak

ada nama depannya ... bagaimana cara mengeja nama depanmu?"

"Saya tidak tahu. Kalau di rumah, saya dipanggil Burris."

"Nah, Burris," kata Miss Caroline, "Menurut Ibu, kamu boleh tidak

bersekolah untuk sisa siang ini. Ibu minta kamu pulang dan keramas."

Dari mejanya, Miss Caroline mengeluarkan sebuah buku tebal, membalik-

balikkan halamannya dan membaca sebentar. "Obat tradisional yang baik

untuk Burris, Ibu minta kamu pulang dan mencuci rambut dengan sabun

alkali. Kalau sudah, obati kulit kepalamu dengan kerosin."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 52

"Untuk apa, Ma'am?"

"Untuk membasmi eh, kutu. Soalnya, Burris, anak lain bisa tertular, dan

tentunya kamu tak mau itu terjadi, bukan?"

Anak itu berdiri. Manusia terdekil yang pernah kulihat. Lehernya abu-abu

tua, punggung tangannya berdaki, dan kukunya panjang dan hitam. Dia

memicingkan mata pada Miss Caroline dari daerah

bersih seukuran kepalan pada wajahnya. Mungkin tadi tak ada yang

memerhatikannya karena hampir sepanjang pagi, aku dan Miss Caroline

menghibur anak sekelas.

"Dan Burris," kata Miss Caroline, "tolong mandi dulu sebelum kamu

kembali besok."

Anak itu tertawa tak sopan. "Anda tak bisa mengusir saya, Ma'am. Saya

memang baru mau pergi saya sudah cukup lama di sini tahun ini."

Miss Caroline tampak bingung. "Apa maksudmu?"

Anak itu tidak menjawab. Dia mengeluarkan dengusan pendek dengan

nada menghina.

Salah satu anggota kelas yang lebih tua menjawabnya, "Dia anggota

keluarga Ewell, Ma'am," dan aku bertanya-tanya apakah penjelasan ini

akan gagal seperti upayaku tadi. Namun, Miss Caroline tampaknya mau

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 53

mendengarkan. "Ada banyak di sekolah ini. Mereka datang pada hari

pertama setiap tahun, lalu pergi. Pengawas murid bisa memaksa mereka

hadir karena dia mengancam melapor kepada sheriff, tetapi dia sudah

putus asa mencoba membuat mereka tetap bersekolah. Menurutnya, dia

sudah menegakkan hukum dengan mencantumkan nama mereka di buku

absen dan menggiring mereka ke sini pada hari pertama. Ibu mesti

mencatat ketidakhadiran mereka selama sisa tahun

"Tapi, bagaimana orangtua mereka?" tanya Miss Caroline, dengan

kecemasan yang tulus.

"Tak punya Ibu," jawabnya, "dan Papa mereka suka bikin masalah."

Burris Ewell tersanjung dengan penjelasan itu. "Sudah tiga tahun datang ke

kelas satu pada hari pertama," dia menambahkan. "Kalau saya pintar

tahun ini, mestinya saya akan dinaikkan ke kelas dua

Miss Caroline berkata, "Silakan duduk kembali, Burris," dan begitu dia

mengucapkannya, aku tahu dia telah membuat kesalahan besar.

Pandangan meremehkan anak itu berubah menjadi amarah. "Coba saja,

Ma'am."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 54

Little Chuck Little berdiri. "Biarkan dia pergi, Ma' am," katanya. "Dia jahat,

jahat dan kuat. Bisa-bisa dia malah bikin kacau, dan di sini banyak anak

kecil."

Dia termasuk anak yang bertubuh paling kecil, tetapi ketika Burris Ewell

berbalik menghadapnya, Little Chuck memasukkan tangan kanannya ke

saku. "Hati-hati, Burris," katanya. "Aku lebih suka membunuhmu daripada

melihatmu. Pulanglah."

Burris tampaknya takut pada anak yang tingginya hanya setengahnya itu,

dan Miss Caroline memanfaatkan keraguannya, "Burris, pulanglah. Kalau

tidak, Ibu akan memanggil kepala sekolah," katanya. "Ibu toh, tetap harus

melaporkan hal ini."

Anak itu mendengus dan melenggang malas ke

pintu.

Setelah mencapai jarak aman, dia berbalik dan berseru, "Laporkan saja,

tapi terkutuk kau! Belum pernah ada pelacur ingusan yang jadi guru

sekolah bisa memaksaku! Kau tak bisa menyuruhku pergi, Missus. Ingat

saja, kau tak mengusirku ke mana-mana!"

Dia menunggu sampai dia yakin Miss Caroline menangis, lalu berjalan ke

luar gedung.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 55

Dalam sekejap kami mengerumuni meja Miss Caroline, mencoba

menghiburnya dengan berbagai cara. Anak itu memang jahat sekali ...

benar-benar kejam ... Ibu tidak perlu mengajar orang-orang seperti itu ... itu

bukan kebiasaan Maycomb, Miss Caroline, bukan ... Ibu mau membacakan

cerita? Cerita kucing tadi pagi bagus sekali ....

Miss Caroline tersenyum, membersihkan hidungnya dan berkata, "Terima

kasih, Sayang," membubarkan kami, membuka buku dan memesona kelas

satu dengan narasi panjang mengenai kodok katak yang tinggal di aula.

Ketika aku melewati Radley Place keempat kalinya hari itu dua kali dengan

lari secepat mungkin kemuramanku semakin mendalam, menyamai rumah

itu. Jika sisa tahun ajaran ini akan sarat drama seperti hari pertama,

mungkin sedikit menyenangkan, tetapi kemungkinan menempuh sembilan

bulan dengan menahan keinginan membaca dan menulis membuatku

berpikir untuk kabur dari rumah.

Menjelang malam, sebagian besar rencana perjalananku sudah siap. Ketika

aku dan Jem adu lari di trotoar untuk menyambut Atticus saat pulang dari

kantor, aku tidak memberi banyak perlawanan. Ini kebiasaan kami,

menyambut Atticus begitu kami melihatnya mengitari tikungan kantor pos

di kejauhan. Atticus tampaknya sudah melupakan kesalahanku tadi siang;

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 56

dia bertanya ini itu tentang sekolah. Aku hanya memberikan jawaban-

jawaban pen-

dek satu suku kata dan dia tidak mendesakku.

Mungkin Calpurnia merasakan bahwa hariku suram: dia membiarkanku

menungguinya memasak makan malam. "Pejamkan mata dan buka

mulutmu, aku punya kejutan," katanya.

Dia jarang membuat roti jagung, katanya dia tak pernah punya waktu,

tetapi karena aku dan Jem bersekolah, hari ini beban kerjanya jadi lebih

ringan. Dia tahu aku suka sekali roti jagung.

"Aku rindu padamu hari ini," katanya. "Rumah ini sepi sekali, sampai-

sampai sekitar jam dua aku harus menyalakan radio."

"Kenapa? Aku dan Jem kan tak pernah di rumah kecuali kalau hujan."

"Aku tahu," katanya, "tapi salah satu dari kalian selalu datang kalau

kupanggil. Aku heran, berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk

memanggilmu dalam sehari. Yah," katanya, bangkit dari kursi dapur,

"cukup waktu untuk membuat roti jagung, kurasa. Keluarlah dulu, aku

mau menghidangkan makan malam."

Calpurnia membungkuk dan menciumku. Aku keluar, bertanya-tanya apa

yang terjadi padanya. Dia ingin berbaikan denganku, pasti itu sebabnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 57

Sejak dulu dia terlalu keras dan sering jengkel padaku, dan hari ini,

akhirnya dia menyadari kekeliruannya. Dia menyesal dan terlalu keras

kepala untuk mengatakannya. Aku lelah akibat kenakalan-kenakalan yang

kulakukan hari itu.

Setelah makan malam, Atticus duduk memegang koran dan memanggil,

"Scout, siap membaca?"

Rupanya Tuhan memberiku beban lebih berat daripada yang bisa

kutanggung, jadi aku pergi ke teras depan. Atticus mengikutiku. "Ada apa,

Scout?"

Kubilang kepada Atticus, aku merasa tidak enak badan, dan kurasa aku

tak akan bersekolah lagi kalau dia tak berkeberatan.

Atticus duduk di ayunan dan menumpangkan kaki. Jarinya mengeluyur ke

saku kemeja tempatnya menyimpan jam; katanya, dia hanya bisa berpikir

dengan cara itu. Dia menunggu dalam kesunyian yang menyenangkan,

dan aku mencoba memperkuat kedudukanku, "Kau tidak pernah sekolah,

Atticus, dan kau baik-baik saja, jadi aku juga mau di rumah saja. Kau bisa

mengajariku seperti Kakek mengajarimu dan Paman Jack."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 58

"Tidak, aku tak bisa," kata Atticus. "Aku harus mencari nafkah. Lagi pula,

aku bisa dipenjara kalau menahanmu di rumah malam ini kau minum

magnesia dan besok kau sekolah."

"Aku tak apa-apa kok, benar."

"Sudah kuduga. Nah, ada apa sebenarnya?"

Sedikit demi sedikit kuceritakan padanya nasibku yang malang hari ini.

"dan katanya, caramu mengajar keliru, jadi kita tak boleh membaca

bersama lagi, kapan pun. Tolong jangan menyuruhku ke sana lagi, aku

mohon, Sir."

Atticus berdiri dan berjalan ke tepi teras. Ketika selesai menekuri rumpun

anggur wistaria, dia berjalan kembali kepadaku.

"Pertama-tama," katanya, "kalau kau bisa

mempelajari satu keterampilan sederhana, Scout, kau bisa bergaul lebih

baik dengan berbagai jenis orang. Kau baru bisa memahami seseorang

kalau kau sudah memandang suatu situasi dari sudut pandangnya" "Sir?"

"kalau kau sudah memasuki kulitnya dan berjalan-jalan di dalamnya."

Kata Atticus, aku belajar banyak hal hari ini, dan Miss Caroline juga belajar

beberapa hal. Dia belajar untuk tidak pernah memberi sesuatu kepada

seorang Cunningham, misalnya, tetapi andai aku dan Walter tadi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 59

menempatkan diri kami dalam posisinya, kami akan memahami bahwa

kekeliruan itu tidak dia sengaja. Kami tak bisa menuntutnya mengetahui

semua kebiasaan Maycomb dalam sehari, dan kami tak bisa menuntut

tanggung jawabnya kalau dia tidak tahu.

"Enak saja," kataku. "Aku juga tak tahu kalau aku tak boleh membaca

untuknya, tapi dia menuntut tanggung jawabku dengar Atticus, aku tak

harus bersekolah." Aku meledak dengan pikiran mendadak. "Burris Ewell,

ingat? Dia cuma bersekolah pada hari pertama. Pengawas murid

menganggap dia sudah menegakkan hukum dengan mencantumkan

namanya pada daftar absen"

"Kau tak bisa begitu, Scout," kata Atticus. "Kadang-kadang, dalam kasus

tertentu, lebih baik kita sedikit membengkokkan hukum. Dalam kasusmu,

hukum tetap kaku. Jadi, kau harus bersekolah."

"Aku tak mengerti kenapa aku harus sekolah

kalau dia tidak."

"Dengarlah." Atticus berkata, keluarga Ewell sudah menjadi aib bagi

Maycomb selama bergenerasi-generasi. Sepanjang ingatannya, tak ada satu

pun anggota keluarga itu yang pernah bekerja dengan benar. Dia berkata

bahwa pada suatu Natal nanti, kalau dia membuang pohon Natal, dia akan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 60

mengajakku dan menunjukkan di mana dan bagaimana mereka hidup.

Mereka manusia, tetapi hidup seperti binatang. "Mereka boleh bersekolah

kapan pun mereka mau, kalau mereka menunjukkan gejala terlemah

bahwa mereka ingin menuntut ilmu," kata Atticus. "Ada cara-cara untuk

memaksa mereka bersekolah dengan kekerasan, tetapi konyol kalau kita

memaksakan orang seperti keluarga Ewell ke lingkungan baru"

"Kalau aku tak ke sekolah besok, kau akan memaksaku."

"Mari kita simpulkan begini," kata Atticus datar. "Kau, Miss Scout Finch,

adalah orang biasa. Kau harus menaati hukum." Dia berkata, keluarga

Ewell adalah masyarakat eksklusif yang beranggotakan orang-orang Ewell.

Dalam situasi tertentu, orang biasa dengan bijak membiarkan mereka

memperoleh hak tertentu dengan cara sederhana, yaitu membutakan mata

pada beberapa kegiatan Ewell. Mereka tak perlu bersekolah, misalnya.

Contoh lain, Mr. Bob Ewell, ayah Burris, diizinkan berburu dan menjerat di

luar musim.

"Atticus, itu kan keliru," kataku. Di Maycomb County, berburu di luar

musim adalah kejahatan

ringan menurut hukum, kejahatan besar di mata penduduk.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 61

"Memang melanggar hukum," kata ayahku, "dan jelas keliru, tetapi kalau

seseorang menghabiskan uang santunan untuk membeli wiski hijau, anak-

anaknya akan menangis kelaparan. Sepengetahuan-ku, tak ada pemilik

tanah di sekitar ini yang membenci anak-anak itu karena memakan hewan

yang ditangkap ayah mereka."

"Mr. Ewell tak boleh begitu"

"Memang tidak boleh, tetapi dia tak akan mengubah kebiasaannya. Apakah

kau akan melampiaskan ketidaksukaanmu pada anak-anaknya?"

"Tidak, Sir," gumamku, dan berusaha sekali lagi mempertahankan

pendapatku, "tapi kalau aku terus bersekolah, kita tak boleh membaca

bersama lagi

"Hal ini sangat mengganggumu, ya?" "Ya, Sir."

Waktu Atticus memandangku, kulihat ekspresi wajahnya yang selalu

membuatku menduga ada sesuatu. "Kautahu artinya kompromi?"

tanyanya. "Membengkokkan hukum?"

"Bukan, kesepakatan yang dicapai dengan sama-sama mengalah. Caranya

begini," katanya. "Kalau kau mengalah dan mengakui bahwa bersekolah itu

perlu, kita akan terus membaca setiap malam seperti biasa. Setuju?"

"Setuju, Sir!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 62

"Kita anggap kesepakatan ini sah, tanpa formalitas yang biasa," kata

Atticus, ketika dia melihatku

bersiap-siap meludah.

Saat aku membuka pintu kawat, Atticus berkata, "Omong-omong, Scout,

sebaiknya kau tidak usah bilang apa-apa di sekolah tentang kesepakatan

kita."

"Kenapa tidak?"

"Aku khawatir kegiatan kita akan disambut dengan kecaman keras dari

lembaga pendidikan yang lebih berwenang."

Aku dan Jem sudah terbiasa dengan diksi ayah kami yang lebih cocok

diterapkan pada surat wasiat, dan kami bebas menyela Atticus kapan pun

untuk memintanya menjelaskan kata-kata itu kalau ucapannya tak kami

mengerti.

"Apa, Sir?"

Aku tak pernah bersekolah, katanya, Tetapi aku punya firasat bahwa jika

kau memberi tahu Miss Caroline bahwa kita membaca setiap malam, dia

akan memburuku, dan aku tak ingin dia memburu aku."

Atticus menghabiskan waktunya denganku malam itu, dengan serius

membaca kolom-kolom teks tentang lelaki yang duduk di tiang bendera

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 63

tanpa alasan yang jelas, yang memberi alasan cukup bagi Jem untuk

melewatkan Sabtu berikutnya di rumah pohon. Jem duduk sejak usai

sarapan sampai matahari terbenam dan bisa-bisa bermalam di sana andai

Atticus tidak memutus jalur perbekalannya. Hampir sepanjang hari aku

memanjat naik turun, menjadi kurirnya, menyediakan bacaan, makanan

dan minuman, dan sedang membawakan selimut

untuknya, ketika Atticus berkata bahwa kalau aku tidak mengacuhkannya,

Jem akan turun. Att.

Empat

Hari-hari sekolah selanjutnya tidak lebih baik daripada yang pertama.

Sungguh, hari-hari sekolah merupakan Proyek tanpa akhir yang perlahan

berevolusi menjadi Unit, yang membuat Pemerintah Alabama membuang-

buang bermil-mil kertas karton dan krayon lilin dalam niat baik tetapi sia-

sia untuk mengajariku Dinamika Kelompok. Yang disebut Jem sebagai

Sistem Desimal Dewey sudah diterapkan di seluruh sekolah pada akhir

tahun pertamaku, jadi aku tak sempat membandingkannya dengan teknik

mengajar yang lain. Aku hanya bisa melihat ke sekelilingku: Atticus dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 64

pamanku, yang bersekolah di rumah, tahu segalanya setidaknya kalau yang

satu tidak tahu, yang lain pasti tahu. Lebih jauh lagi, mau tak mau aku

menyadari bahwa ayahku yang sudah bertahun-tahun berbakti menjadi

anggota badan legislatif negara bagian, setiap kali terpilih tanpa ada yang

menentang, tak tahu apa-apa soal penyesuaian-penyesuaian yang dianggap

perlu oleh para guruku untuk mengembangkan sifat Kewarganegaraan

yang Baik. Jem, yang dididik dengan sistem setengah Desimal setengah

hukuman strap, tampaknya dapat bekerja secara efektif sendirian maupun

berkelompok, tetapi Jem bukan contoh yang baik. Tak ada sistem tutorial

buatan manusia yang dapat mencegahnya membaca. Sedangkan aku, aku

tak tahu apa-apa kecuali yang kupahami dari majalah Time dan bacaan

apa pun yang ada di rumah. Tetapi, seraya aku merayap seperti siput di

ban berjalan sistem sekolah Maycomb County, diam-diam aku merasa

bahwa aku tak memperoleh sesuatu yang semestinya kudapatkan. Apa itu,

aku tak tahu, tetapi aku tak percaya kebosanan selama dua belas tahun

tanpa jeda adalah hal yang diinginkan pemerintah untukku.

Sementara tahun bergulir, karena aku keluar sekolah tiga puluh menit

sebelum Jem, yang harus tinggal sampai pukul tiga, aku berlari melewati

Radley Place secepat mungkin, tanpa berhenti sampai mencapai serambi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 65

rumah kami yang aman. Suatu sore, ketika aku berlari melewati rumah itu,

sesuatu menarik perhatianku, sedemikian menariknya sehingga aku

menghela napas panjang, menoleh ke belakang lambat-lambat, dan

kembali.

Dua pohon ek tumbuh di batas tanah Radley; akar pohon itu menjulur ke

trotoar dan membuatnya bergelombang. Ada sesuatu pada salah satu

pohon itu yang menarik perhatianku.

Sehelai kertas timah menempel dalam sebuah ceruk tepat di atas mataku,

mengedipkan pantulan matahari senja padaku. Aku berjinjit, buru-buru

melihat sekeliling lagi, meraih ke lubang itu, dan menarik dua potong

permen karet yang tak ada bungkus luarnya.

Insting pertamaku adalah cepat-cepat memasukkannya ke mulut, tetapi

aku segera teringat

akan tempatku berada saat itu. Aku berlari ke rumah, dan memeriksa harta

curianku di serambi. Permen karet itu tampaknya baru. Kuendus, dan

ternyata baunya biasa. Kujilat dan kutunggu beberapa lama. Ketika aku

tidak mati, aku segera menjejal-kannya ke mulut: Wrigley's Double-Mint.

Waktu Jem pulang, dia bertanya dari mana aku mendapat permen itu.

Kubilang, aku menemukannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 66

"Jangan asal makan barang yang kautemukan, Scout."

"Aku tidak memungutnya dari tanah, tapi dari pohon."

Jem menggeram.

"Benar kok," kataku. "Permennya menempel di pohon itu, yang kita lewati

kalau pulang sekolah."

"Ludahkan sekarang juga!" Kuludahkan permennya. Rasanya toh sudah

memudar. "Sudah kukunyah sepanjang sore ini, dan aku belum mati, sakit

pun tidak."

Jem mengentakkan kaki. "Memangnya kau tak tahu, pohon-pohon di sana

itu tak boleh kausentuh sekalipun? Kau bisa mati!"

"Lho, kau kan pernah menyentuh rumahnya!"

"Itu beda! Cepat kumur sekarang juga, ngerti!"

"Aku tak mau, nanti rasanya tak lagi menempel di lidahku."

"Kalau kau tak mau, aku adukan pada Calpurnia!"

Daripada mengambil risiko bertengkar dengan Calpurnia, aku menuruti

perintah Jem. Entah mengapa, tahun pertamaku bersekolah telah mencip-

takan perubahan besar dalam hubunganku dengan Calpurnia: sikap

Calpurnia yang bagaikan tiran, tak adil, dan suka turut campur kini telah

memudar menjadi sekadar gerutuan mengecam biasa. Aku sendiri,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 67

kadang-kadang aku berusaha setengah mati agar tidak membuat dia

gusar.

"Aku tidak memungutnya dari tanah, tapi dari pohon."

Jem menggeram.

"Benar kok," kataku. "Permennya menempel di pohon itu, yang kita lewati

kalau pulang sekolah."

"Ludahkan sekarang juga!" Kuludahkan permennya. Rasanya toh sudah

memudar. "Sudah kukunyah sepanjang sore ini, dan aku belum mati, sakit

pun tidak."

Jem mengentakkan kaki. "Memangnya kau tak tahu, pohon-pohon di sana

itu tak boleh kausentuh sekalipun? Kau bisa mati!"

"Lho, kau kan pernah menyentuh rumahnya!"

"Itu beda! Cepat kumur sekarang juga, ngerti!"

"Aku tak mau, nanti rasanya tak lagi menempel di lidahku."

"Kalau kau tak mau, aku adukan pada Calpurnia!"

Daripada mengambil risiko bertengkar dengan Calpurnia, aku menuruti

perintah Jem. Entah mengapa, tahun pertamaku bersekolah telah mencip-

takan perubahan besar dalam hubunganku dengan Calpurnia: sikap

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 68

Calpurnia yang bagaikan tiran, tak adil, dan suka turut campur kini telah

memudar menjadi sekadar gerutuan mengecam biasa. Aku

sendiri, kadang-kadang aku berusaha setengah mati agar tidak membuat

dia gusar.

Musim panas sebentar lagi tiba; aku dan Jem menantikannya dengan tak

sabar. Musim panas adalah musim terbaik bagi kami: kami bisa tidur di

dipan di teras belakang yang ditutupi layar kawat, atau mencoba tidur di

rumah pohon; musim panas berarti segala macam makanan lezat; musim

panas adalah seribu warna dalam pemandangan terik; tetapi, yang

terutama, musim panas adalah Dill.

Sekolah selesai lebih pagi pada hari terakhir sebelum liburan, dan aku dan

Jem berjalan pulang bersama. "Mungkin Dill akan pulang besok," kataku.

"Mungkin lusa," kata Jem. "Di Mis'sippi sekolah bubar sehari lebih lambat."

Saat kami sampai dekat pohon ek di depan Radley Place, aku mengulurkan

jari guna menunjuk untuk keseratus kalinya ceruk tempat aku menemukan

permen karet, mencoba membuat Jem percaya bahwa aku menemukannya

di situ, dan mendapati diriku menunjuk sekali lagi pada secarik kertas

timah. "Kelihatan, Scout! Aku lihat-"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 69

Jem memandang berkeliling, menggapai, dan dengan hati-hati sekali

mengantongi sebuah paket kecil berkilat. Kami berlari pulang, dan di

serambi kami memandangi sebuah kotak kecil yang berbung-kus

potongan-potongan kertas timah yang dikumpulkan dari pembungkus

permen karet. Bentuknya seperti kotak cincin pernikahan, beledu ungu

dengan kait kecil. Jem membuka kait kecil itu. Di dalamnya bertumpuk dua

keping uang satu sen yang

sudah digosok dan dipoles. Jem memeriksanya.

"Kepala Indian," katanya. "1906 dan Scout, salah satunya 1900. Ini tua

sekali."

"1900," aku mengulangnya. "Eh"

"Diam dulu, aku sedang berpikir."

"Jem, menurutmu, tempat persembunyian itu ada yang punya?"

"Tidak mungkin, tak banyak orang melewati tempat itu selain kita, kecuali

tempat itu dimiliki orang dewasa"

"Tak ada orang dewasa yang punya tempat persembunyian. Sebaiknya kita

simpan saja, setuju, Jem?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 70

"Aku tak tahu kita harus bagaimana, Scout. Mau kita kembalikan ke siapa?

Aku tahu persis tak ada orang yang lewat situ Cecil pulang lewat jalan

belakang, mengitari kota.

Cecil Jacobs, yang tinggal di ujung jalan kami, di sebelah kantor pos,

berjalan sejauh total satu mil setiap hari-sekolah untuk menghindari Radley

Place dan Mrs. Henry Lafayette Dubose tua. Mrs. Dubose tinggal dua

rumah dari kami; para tetangga telah sepakat bahwa Mrs. Dubose adalah

perempuan tua terjahat yang pernah hidup. Jem tak akan mau melewati

rumahnya tanpa ditemani Atticus.

"Menurutmu, kita harus bagaimana, Jem?" Suatu barang menjadi milik

penemunya, kecuali kepemilikan dapat dibuktikan. Sesekali memetik

kamelia, mengambil seciprat susu panas dari sapi Miss Maudie Atkinson

pada siang hari musim panas, memetik sendiri anggur scuppernong milik

orang lain

adalah bagian dari budaya etis kami, tetapi urusan uang lain lagi.

"Begini saja," kata Jem. "Kita simpan sampai sekolah mulai lagi, lalu keliling

dan bertanya pada semua orang apakah uang ini miliknya. Milik anak bus,

mungkin dia terlalu senang karena sekolah akan libur dan melupakannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 71

Uang ini ada yang punya, aku tahu itu. Lihat kan, uangnya dipoles? Uang

ini dirawat dengan baik."

"Iya, tapi untuk apa orang itu juga menyimpan permen karet di situ?

Permen karet kan tidak awet."

"Aku tak tahu, Scout. Tapi barang ini penting bagi seseorang ...."

"Maksudmu, Jem ...."

"Yah, kepala Indian uang ini asalnya dari bangsa Indian, mengandung sihir

yang kuat, bisa membuat kita beruntung. Maksudnya, bukan seperti

mendapat ayam goreng saat kita tak mengharapkannya, tetapi hal-hal

seperti umur panjang, kesehatan, dan lulus tes enam minggu ... ini sangat

berharga bagi seseorang. Akan kusimpan di petiku."

Sebelum Jem masuk ke kamarnya, dia memandangi Radley Place lagi, lama

sekali. Agaknya dia sedang berpikir lagi.

Dua hari kemudian, Dill tiba dengan penuh keagungan: dia naik kereta

sendirian dari Meridian ke Persimpangan Maycomb (nama basa-basi

Persimpangan Maycomb terletak di Abbott County) dan di sana dia

dijemput Miss Rachel dengan taksi satu-satunya di Maycomb; dia makan

malam di restoran, dia melihat orang kembar siam turun dari kereta di

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 72

Bay St Louise, dan tetap mempertahankan ceritanya meskipun sudah

diancam. Dia sudah membuang celana pendek jelek warna biru yang

dikancingkan pada kemejanya, dan mengenakan celana pendek betulan

yang bersabuk; dia sedikit lebih gemuk, meskipun tidak lebih tinggi, dan

bercerita bahwa dia sudah bertemu ayahnya. Ayah Dill lebih tinggi

daripada ayah kami, janggutnya hitam (runcing), dan dia presiden L & N

Railroad.

"Aku sempat membantu masinisnya," kata Dill sambil menguap.

"Di kuping babi barangkali, Dill. Ssst," kata Jem. "Kita mau main apa hari

ini?"

"Tom dan Sam dan Dick," kata Dill. "Ayo kita ke halaman depan." Dill ingin

memerankan Anak-Anak Rover karena ada tiga peran yang terhormat.

Rupanya dia bosan menjadi pemeran pembantu.

"Aku bosan itu," kataku. Aku bosan memerankan Tom Rover, yang tiba-tiba

kehilangan ingatan di tengah-tengah film dan menghilang dalam skenario

hingga bagian akhir, ketika dia ditemukan di Alaska.

"Karang saja cerita lain, Jem," kataku. "Aku bosan mengarang cerita." Hari-

hari pertama kebebasan kami, dan kami bosan. Aku bertanya-tanya apa

yang akan terjadi pada musim panas ini.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 73

Kami telah berjalan ke halaman depan, tempat Dill berdiri memandangi

wajah suram Radley Place di ujung jalan. "Aku mencium kematian,"

katanya. "Betul, aku sungguh-sungguh," katanya, saat aku me-

nyuruh dia tutup mulut.

"Maksudmu, kau bisa mencium bau orang yang akan mati?"

"Tidak, maksudku, aku dapat mencium seseorang dan tahu kalau dia akan

mati. Ada nyonya tua yang mengajariku caranya." Dill mencondongkan

tubuh ke depan dan mengendusku. "Jean Louise Finch, kau akan mati tiga

hari lagi."

"Dill, kalau kau tidak diam, kupukul sampai kakimu bengkok. Aku serius"

"Kalian, diamlah," Jem menggeram, "tingkahmu seperti kamu percaya Uap

Panas saja."

"Tingkahmu seperti kamu tidak percaya," kataku.

"Uap Panas itu apa?" tanya Dill.

"Kau belum pernah menyusuri jalan sepi saat malam dan melewati tempat

panas?" Jem bertanya kepada Dill. "Uap Panas adalah orang yang tak bisa

masuk surga, cuma luntang-lantung di jalanan sepi dan kalau kau berjalan

menembusnya, kau akan mati dan menjadi Uap Panas juga, dan kau

gentayangan malam-malam, mengisap napas orang"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 74

"Gimana caranya supaya kita tak menembus Uap Panas?"

"Tidak bisa," kata Jem. "Kadang-kadang, Uap Panas merentang selebar

jalan, tapi kalau kau terpaksa menembusnya, ucapkan 'Malaikat terang,

hidup dalam kematian; turunlah dari jalan, jangan isap napasku.' Itu akan

mencegah Uap Panas membungkusmu"

"Jangan percaya sedikit pun, Dill," kataku. "Kata

Calpurnia, itu cuma omongan nigger."

Jem merengut padaku dengan jengkel, tetapi berkata, "Jadi, kita mau

memainkan sesuatu atau tidak?"

"Kita menggelinding pakai ban saja," saranku.

Jem menghela napas. "Kau kan tahu aku sudah terlalu besar."

"Kau kan bisa mendorong."

Aku berlari ke halaman belakang dan menarik ban mobil tua dari bawah

rumah. Aku mendorongnya sampai ke halaman depan. "Aku yang

pertama," kataku.

Kata Dill, mestinya dia yang pertama karena dia baru datang.

Jem menengahi, memberi giliran pertama untukku dan waktu tambahan

untuk Dill, dan aku melipat tubuh di dalam ban.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 75

Setelah semuanya berlalu, aku baru menyadari bahwa Jem tersinggung

karena aku mendebatnya soal Uap Panas, dan bahwa dia dengan sabar

menunggu kesempatan untuk membalas. Dia membalasku dengan

mendorong ban menuruni trotoar dengan seluruh kekuatan yang

dimilikinya. Tanah, langit, dan rumah-rumah meleleh menjadi palet warna

liar, telingaku berdenyut, napasku sesak. Aku tak bisa mengeluarkan

tangan untuk berhenti karena terjepit di antara dada dan lutut. Aku hanya

bisa berharap bahwa Jem mengejar ban yang berisi badanku, atau aku

dihentikan oleh gundukan di trotoar. Kudengar dia di belakangku,

mengejar dan berteriak.

Ban itu menabrak kerikil, tergelincir melintasi jalan, menabrak rintangan

dan melontarkan aku bagai sumbat gabus ke sisi jalan. Pusing dan mual,

aku berbaring di semen dan menggelengkan kepalaku kuat-kuat untuk

mengusir dengungan dalam telingaku, dan mendengar suara Jem, "Scout,

menyingkir dari situ, cepat!"

Aku mengangkat kepalaku dan menatap tangga Radley Place di depanku.

Tubuhku rasanya membeku.

"Ayo Scout, jangan berbaring saja di situ!" teriak Jem. "Bisa bangun tidak?"

Aku berdiri, gemetar, terpaku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 76

"Ambil bannya!" seru Jem. "Bawa ke sini! Kamu bisa mikir tidak, sih?"

Ketika aku mampu bergerak, aku berlari kembali ke arah mereka secepat

lutut gemetarku dapat membawaku.

"Kenapa tidak dibawa?" Jem membentak.

"Kenapa bukan kau saja yang ambil?" jeritku.

Jem terdiam.

"Sana, ambil! Tak jauh dari gerbang, kok. Kau kan pernah menyentuh

rumahnya, ingat?"

Jem memandangku marah, tak bisa menolak, berlari di trotoar, beringsut di

gerbang, lalu secepat mungkin berlari masuk, dan mengambil ban itu.

"Lihat, kan?" Jem mendelik penuh kemenangan. "Ini tidak susah. Sumpah,

Scout, kadang-kadang tingkahmu mirip anak perempuan, bikin malu

saja!"

Ada hal lain yang terjadi saat itu yang tak diketahuinya, tetapi aku

memutuskan untuk tidak

memberi tahu.

Calpurnia muncul di pintu depan dan berteriak, "Waktunya minum limun!

Ayo masuk anak-anak, hindari terik matahari sebelum kalian semua

terpanggang hidup-hidup!" Limun di tengah pagi adalah ritual musim

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 77

panas. Calpurnia meletakkan satu poci limun dan tiga gelas di teras, lalu

melanjutkan pekerjaannya. Dimusuhi Jem tidak terlalu membuatku cemas.

Limun akan memulihkan suasana hatinya.

Jem menenggak gelasnya yang kedua dan menepuk dadanya. "Aku tahu

yang akan kita mainkan," dia mengumumkan. "Sesuatu yang baru, sesuatu

yang berbeda."

"Apa?" tanya Dill.

"Boo Radley." Kadang-kadang, kepala Jem transparan: dia mengarang

permainan itu untuk membuatku mengerti bahwa dia tidak takut pada

Radley dalam bentuk apa pun, untuk memperbandingkan

kepahlawanannya yang berani dengan kepengecutanku.

"Boo Radley? Bagaimana caranya?" tanya Dill. Kata Jem, "Scout, kamu jadi

Mrs. Radley"

"Enak saja. Kurasa tidak"

"Kenapa?" kata Dill. "Masih takut?" "Dia bisa keluar malam-malam selagi

kita semua tidur kataku.

Jem mendesis. "Scout, bagaimana dia bisa tahu apa yang kita lakukan? Lagi

pula, menurutku dia sudah tak ada. Dia sudah mati bertahun lalu dan

keluarganya menjejalkan mayatnya ke cerobong asap."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 78

Kata Dill, "Jem, kita saja yang main, Scout boleh nonton kalau dia takut."

Aku cukup yakin Boo Radley masih ada di rumah itu, tetapi tak bisa

membuktikannya dan merasa sebaiknya aku menutup mulut atau aku

akan dituduh percaya pada Uap Panas, fenomena yang tidak kupercayai

pada siang hari.

Jem membagi-bagi peran kami: aku jadi Mrs. Radley, dan yang harus

kulakukan hanyalah keluar dan menyapu teras. Dill jadi Mr. Radley tua:

dia mondar-mandir di trotoar dan batuk-batuk ketika Jem berbicara

kepadanya. Jem, tentu saja, jadi Boo: dia masuk ke kolong tangga depan

dan sesekali memekik dan melolong.

Seiring berjalannya musim panas, permainan kami pun berkembang. Kami

memoles dan menyempurnakannya, menambah dialog dan plot hingga

kami menciptakan sandiwara kecil yang kami ubah-ubah setiap hari.

Dill adalah tokoh jahat yang terjahat: dia dapat memainkan peran apa pun

yang diberikan kepadanya. Kalau perannya orang yang jangkung, dia bisa

terlihat jangkung. Dia bahkan tampil sangat menawan dalam perannya

yang terburuk; seorang Gothic. Dengan enggan, aku memainkan beragam

karakter wanita yang ada dalam skenario. Aku tak pernah merasa

sandiwara ini semenyenangkan Tarzan, dan aku bermain pada musim

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 79

panas itu dengan cemas meskipun Jem meyakinkanku bahwa Boo Radley

sudah mati dan tak ada yang akan menangkapku, karena ada dia dan

Calpurnia di siang hari

dan ada Atticus di rumah malam harinya. Jem sudah jadi pahlawan sejak

lahir. Sandiwara kecil yang kami mainkan melankolis, dirangkai dari

serpih-serpih gosip dan legenda setempat: Mrs. Radley dulunya cantik

sampai dia menikah dengan Mr. Radley dan kehilangan semua uangnya.

Dia juga kehilangan hampir seluruh giginya, rambutnya, dan telunjuk

kanannya (fakta ini masukan dari Dill Boo menggigitnya putus pada suatu

malam ketika tak berhasil menemukan kucing atau tupai untuk dimakan);

dia duduk di ruang tamu dan menangis hampir sepanjang waktu,

sementara Boo perlahan-lahan memahat habis semua perabot di rumah.

Lain waktu, kami bertiga berperan sebagai anak-anak anggota geng yang

terjerat hukum; sekali-sekali aku menjadi hakim pengadilan remaja; Dill

menggelandang Jem dan menjejalkannya di kolong tangga, menyodok-

nyodoknya dengan sapu. Jika diperlukan, Jem berperan sebagai sheriff,

berbagai macam orang kota, dan Miss Stephanie Crawford, yang berbicara

tentang keluarga Radley lebih banyak daripada siapa pun di Maycomb.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 80

Kalau tiba waktunya untuk memerankan adegan penting yang melibatkan

Boo, Jem menyelinap masuk ke rumah, mencuri gunting dari laci mesin

jahit ketika Calpurnia memunggunginya, lalu duduk di ayunan dan

mengguntingi koran. Dill melewatinya, batuk-batuk ke arah Jem, dan Jem

pura-pura melompat ke paha Dill. Dari tempatku berdiri, kelihatannya

seperti sungguhan.

Kalau Mr. Nathan Radley kebetulan melewati kami dalam perjalanan

hariannya ke kota, kami berdiri diam tak bergerak sampai dia tak

kelihatan, lalu bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan pada kami andai

dia curiga. Kegiatan kami berhenti jika ada tetangga yang muncul, dan

suatu kali aku melihat Miss Maudie Atkinson menatap kami dari seberang

jalan, gunting tanamannya berhenti bergerak.

Pada suatu hari, kami begitu sibuk memerankan Bab XXV, Buku II, dari

One Man's Family, sehingga kami tak menyadari bahwa Atticus berdiri di

trotoar menonton kami, mengetuk-ngetukkan gulungan majalah pada

lututnya. Posisi matahari menunjukkan pukul dua belas siang.

"Kalian sedang main apa?" tanyanya. "Bukan apa-apa," kata Jem.

Penyangkalan Jem menandakan bagiku bahwa permainan kami bersifat

rahasia, jadi aku diam.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 81

"Lalu, apa yang kaulakukan dengan gunting itu? Kenapa kau merobek

koran itu? Kalau itu koran hari ini, akan kukuliti badanmu." "Bukan."

"Bukan apa?" kata Atticus. "Bukan, Sir."

"Berikan gunting itu padaku," kata Atticus. "Gunting bukan mainan.

Apakah ini barangkali ada hubungannya dengan keluarga Radley?"

"Tidak, Sir," kata Jem dengan muka memerah.

"Kuharap tidak," katanya pendek, lalu masuk ke rumah.

"Jem ..."

"Diam! Dia ada di ruang tamu, dia bisa mendengar kita dari sana."

Setelah aman di halaman, Dill bertanya kepada Jem, apakah kami masih

bisa bermain.

"Aku tak tahu. Atticus tidak bilang bahwa kita tak boleh"

"Jem," kataku. "Menurutku, Atticus sebenarnya tahu."

"Tidak mungkin. Kalau dia tahu, dia pasti bilang."

Aku tak terlalu yakin, tetapi Jem bilang tingkahku seperti anak perempuan,

bahwa anak perempuan suka berkhayal, dan karena itu orang-orang

membenci mereka, dan kalau aku mulai bertingkah seperti itu, sekalian saja

aku pergi dan mencari anak perempuan untuk diajak main.

"Ya sudah, kau teruskan saja," kataku. "Nanti kau akan tahu sendiri."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 82

Kedatangan Atticus adalah alasan kedua aku ingin berhenti memerankan

sandiwara itu. Alasan pertama terjadi pada hari aku terguling memasuki

halaman depan Radley. Di antara segala gelengan kepala, rasa mual yang

kutahan, dan teriakan Jem, aku mendengar suara lain, begitu rendah

sehingga aku tak bisa mendengarnya dari trotoar. Seseorang di dalam

rumah sedang tertawa.

Lima

Gerutuanku akhirnya memengaruhi Jem juga, seperti yang sudah

kuperkirakan, dan aku lega karena kami mengurangi permainan itu untuk

beberapa lama. Namun, dia masih bersikeras bahwa Atticus tak pernah

melarang kami, karenanya kami boleh bermain; dan andaikan Atticus

pernah melarang kami, Jem sudah memikirkan cara menyiasatinya: dia

akan mengubah nama-nama tokohnya, maka kami tak bisa dituduh

memainkan apa pun.

Dill menyetujui rencana ini sepenuh hati. Dill sudah mulai menyebalkan,

mengekori Jem terus. Di awal musim panas, dia pernah memintaku untuk

menikahinya, lalu dia langsung lupa. Dia mengikutiku, menandaiku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 83

sebagai miliknya, berkata aku satu-satunya gadis yang akan dicintainya,

lalu meng-abaikanku. Kupukuli dia dua kali tetapi percuma, dia malah

semakin dekat dengan Jem. Mereka melewatkan hari-hari bersama di

rumah pohon, bersiasat dan bersekongkol, memanggilku hanya kalau

mereka memerlukan pihak ketiga. Namun, aku menjauhkan diri dari

persekongkolan gila-gilaan mereka beberapa lama, dan karena sakit hati

disebut anak perempuan, aku melewatkan hampir semua petang yang

tersisa pada musim panas itu duduk bersama Miss

Maudie Atkinson di serambinya.

Aku dan Jem selalu bebas bermain di halaman Miss Maudie asalkan tidak

mengganggu rumpun azaleanya, tetapi hubungan kami dengannya tidak

bisa didefinisikan dengan jelas. Sampai Jem dan Dill menyisihkanku dari

rencana mereka, dia hanyalah satu di antara banyak perempuan di

lingkungan kami, tetapi keberadaannya relatif tidak membahayakan.

Perjanjian tidak terucap kami dengan Miss Maudie adalah kami boleh

bermain di halamannya, memakan anggur scuppernong-nya asal tidak

memanjat tanaman merambatnya, dan menjelajahi pekarangan

belakangnya yang luas; persyaratan yang begitu murah hati sehingga kami

jarang berbicara dengannya. Kami sangat berhati-hati menjaga

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 84

keseimbangan hubungan kami yang rapuh, tetapi perilaku Jem dan Dill

memaksaku mempererat hubungan dengan Miss Maudie.

Miss Maudie membenci rumahnya: waktu yang dia lewatkan dalam rumah

itu adalah waktu yang tersia-sia. Dia seorang janda, wanita bunglon yang

bekerja di kebun bunganya dengan mengenakan topi jerami tua dan overall

pria, tetapi, setelah mandi pada pukul lima, dia muncul di teras dan

menguasai jalanan dengan kejelitaan berwibawa.

Dia mencintai segala sesuatu ciptaan Tuhan yang tumbuh di muka bumi,

bahkan rumput liar. Kecuali satu. Jika dia menemukan sehelai rumput teki

di halamannya, suasana akan berubah ibarat Pertempuran Kedua di Marne

pertempuran saat Perang

Dunia I, 15-18 Juli 1918, di dekat Sungai Marne pecah lagi: dia menyambar

rumput itu dengan mangkuk timah dan menyemprotnya dari bawah

dengan pembasmi hama, yang katanya sangat kuat dan bisa membunuh

kami semua jika kami tidak berdiri jauh-jauh.

"Kenapa tidak dicabut saja?" tanyaku, setelah menyaksikan perjuangan

panjang melawan sehelai rumput yang tak sampai tujuh senti tingginya.

"Dicabut, Nak, dicabut?" Dia mengambil tunas yang lunglai dan menjepit

batangnya yang mungil. Benih-benih mikroskopis mengalir keluar. "Nah,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 85

satu batang rumput teki ini bisa menghancurkan seluruh halaman. Lihat

sini. Kalau musim gugur tiba, benih ini mengering dan ditiup angin ke

seluruh Maycomb County!" Ekspresi wajah Miss Maudie menunjukkan

bahwa peristiwa penyebaran benih rumput teki itu bisa disamakan dengan

penyebaran wabah penyakit dalam Perjanjian Lama.

Bahasa yang digunakan Miss Maudie termasuk renyah untuk ukuran

penduduk Maycomb County. Dia memanggil kami dengan nama, dan

ketika menyeringai, dia memperlihatkan dua taring palsunya yang terbuat

dari emas. Ketika aku mengaguminya dan berharap memilikinya juga

suatu saat kelak, dia berkata, "Lihat sini." Dengan decakan lidah, dia

menyodorkan gigi palsunya, suatu tindakan intim yang mengikat

persahabatan kami.

Kebaikan Miss Maudie menyebar kepada Jem dan Dill, bilamana mereka

beristirahat sejenak dari proyek mereka: kami menuai keuntungan dari

bakat

yang selama ini disembunyikan Miss Maudie dari kami. Kue buatannya

adalah kue terlezat di seluruh lingkungan kami. Setelah membuka

rahasianya kepada kami, setiap kali membuat kue, dia membuat satu kue

berukuran besar dan tiga yang berukuran kecil, lalu dia akan memanggil

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 86

dari seberang jalan, "Jem Finch, Scout Finch, Charles Baker Harris,

kemarilah!" Kecepatan kami datang selalu mendatangkan ganjaran.

Pada musim panas, senja hari berlangsung lama dan damai. Aku dan Miss

Maudie sering duduk diam di serambinya, mengamati langit berubah dari

kuning menjadi merah muda saat matahari terbenam, mengamati burung

walet terbang rendah di atas lingkungan kami dan menghilang di balik

atap gedung sekolah.

"Miss Maudie," kataku suatu senja, "menurutmu, apakah Boo Radley masih

hidup?"

"Namanya Arthur dan dia masih hidup," katanya. Dia bergoyang perlahan

di kursi besar dari kayu ek. "Kamu bisa mencium wangi mimosaku? Sore ini

aromanya seperti napas malaikat."

"Bisa, Ma'am. Tapi, Anda tahu dari mana?"

"Tahu apa, Nak?"

"Bahwa B Mr. Arthur masih hidup?"

"Pertanyaanmu sungguh mengerikan. Tapi, ya, topik ini memang

mengerikan. Aku tahu dia masih hidup, Jean Louise, karena dia belum

terlihat digotong keluar."

"Mungkin saja dia mati dan dijejalkan ke cerobong asap."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 87

"Dari mana kau mendapat pikiran seperti itu?" "Kata Jem, menurutnya,

itulah yang mereka lakukan."

"Sssss. Setiap hari dia makin mirip Jack Finch."

Miss Maudie sudah mengenal Paman Jack Finch, adik Atticus, sejak masih

kanak-kanak. Usia mereka hampir sebaya dan mereka tumbuh bersama di

Finch's Landing. Miss Maudie adalah putri dari pemilik tanah tetangga, Dr.

Frank Buford. Meskipun profesi Dr. Buford adalah dokter, obsesinya

adalah segala sesuatu yang tumbuh di tanah; karena itulah dia tetap

miskin. Paman Jack Finch membatasi minatnya bercocok tanam pada pot

jendela di Nashville dan tetap kaya. Kami bertemu Paman Jack setiap Natal,

dan setiap Natal dia berteriak ke rumah sebelah agar Miss Maudie mau

menikahinya. Miss Maudie pun balas berteriak, "Berteriaklah lebih keras

lagi, Jack Finch, biar orang-orang di kantor pos bisa mendengarnya, aku

tidak bisa mendengarmu!" Aku dan Jem merasa ini cara yang aneh untuk

melamar seorang wanita, tetapi Paman Jack memang agak aneh. Dia

berkata bahwa dia sedang mencoba membuat Miss Maudie kesal, bahwa

dia sudah empat puluh tahun mencoba tanpa hasil, bahwa dia orang

terakhir di dunia yang dipertimbangkan Miss Maudie untuk dinikahi

tetapi orang pertama yang terpikir untuk digoda, dan pertahanan terbaik

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 88

untuk menghadapinya adalah serangan yang bersemangat, yang semuanya

kami pahami dengan jelas.

"Arthur Radley cuma sering tinggal di dalam rumah, itu saja," kata Miss

Maudie. "Kau juga ting-

gal di rumah kan, kalau kau tidak ingin keluar?"

"Iya, Ma'am, tetapi aku pasti ingin keluar. Mengapa dia tidak?"

Mata Miss Maudie menyipit. "Kau kan sudah tahu ceritanya, sama seperti

aku."

"Tapi aku belum pernah dengar kenapanya. Belum pernah ada yang

memberitahuku kenapa."

Miss Maudie memasang gigi palsunya. "Kau tahu, Mr. Radley tua adalah

penganut Baptis pembasuh kaki Baptis misionaris pedesaan yang

menafsirkan Alkitab secara harfiah."

"Miss Maudie, kau juga penganut paham itu, kan?"

"Cangkangku tidak sekeras itu, Nak. Aku hanya seorang Baptis."

"Bukannya kalian percaya soal membasuh kaki?"

"Memang. Tapi di rumah, di bak mandi."

"Tapi kami tak bisa mengikuti komuni bersama kalian"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 89

Rupanya karena memutuskan bahwa lebih mudah mendefinisikan

pembaptisan primitif daripada komuni tertutup, Miss Maudie berkata,

"Pembasuh kaki meyakini bahwa apa pun yang menimbulkan rasa nikmat

adalah dosa. Tahu tidak, pada suatu Sabtu beberapa anggota mereka

keluar dari hutan dan melewati tempat ini lalu berkata padaku bahwa aku

dan bunga-bungaku akan masuk neraka?" "Bungamu juga?"

"Ya, Nak. Bungaku juga akan terbakar bersamaku. Menurut mereka, aku

terlalu sering melewatkan waktu di alam ciptaan Tuhan dan terlalu jarang

tinggal di rumah membaca Alkitab."

Keyakinanku pada Injil mimbar berkurang saat membayangkan Miss

Maudie direbus selamanya di berbagai neraka Protestan. Memang,

lidahnya tajam, dan dia tidak berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk

beramal, seperti Miss Stephanie Crawford. Tetapi, sementara tak ada satu

pun orang yang berakal sehat akan percaya pada Miss Stephanie, aku dan

Jem menaruh kepercayaan besar kepada Miss Maudie. Dia tak pernah

mengadukan kami, tak pernah bermain kucing-kucingan dengan kami, dia

sama sekali tidak tertarik pada kehidupan pribadi kami. Dia teman kami.

Bagaimana seorang makhluk yang begitu bijak bisa terancam siksaan

abadi, aku tak bisa mengerti.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 90

"Itu tak benar, Miss Maudie. Anda adalah wanita terbaik yang kukenal."

Miss Maudie menyeringai. "Terima kasih, Nak. Masalahnya, kaum

pembasuh kaki menganggap perempuan sama dengan dosa. Mereka

memahami Alkitab secara harfiah."

"Apakah karena itu Mr. Arthur tinggal di rumah, untuk menjauhi

perempuan?"

"Aku tak tahu."

"Aku juga. Rasanya, kalau Mr. Arthur ingin masuk surga, mestinya paling

sedikit dia keluar ke teras. Atticus bilang, Tuhan mencintai manusia seperti

manusia mencintai dirinya sendiri"

Miss Maudie berhenti bergoyang, dan nada suaranya meninggi. "Kau

terlalu muda untuk memahami," katanya, "tetapi kadang-kadang, Alkitab

di ta-

ngan seseorang lebih buruk daripada botol wiski di tangan eh, ayahmu."

Aku kaget. "Atticus tak pernah minum wiski," kataku. "Seumur-umur dia

tak pernah minum setetes pun eh, pernah. Katanya, dia pernah minum

sedikit dan dia tidak suka."

Miss Maudie tertawa. "Aku tidak sedang membicarakan ayahmu," katanya.

"Maksudku, andai Atticus Finch minum sampai mabuk, dia tak akan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 91

sebodoh beberapa orang dalam kondisi terbaik mereka. Selalu ada saja jenis

orang yang yang terlalu sibuk memikirkan akhirat sehingga tak pernah

belajar hidup di dunia ini. Lihatlah ke ujung jalan dan kau bisa melihat

hasilnya."

"Miss Maudie, apakah menurutmu benar, semua hal yang mereka bilang

tentang B Mr. Arthur?"

"Hal-hal apa?" Aku menceritakannya.

"Tiga perempat dari cerita-cerita itu berasal dari orang kulit hitam dan

seperempatnya dari Stephanie Crawford," kata Miss Maudie tegas.

"Stephanie Crawford bahkan pernah bercerita padaku bahwa dia pernah

terbangun tengah malam dan melihat Arthur mengintipnya lewat jendela.

Kubilang, lalu apa yang kaulakukan, Stephanie, bergeser di tempat tidur

dan menyediakan tempat untuknya? Itu membungkamnya beberapa

lama."

Aku yakin memang begitu. Suara Miss Maudie sudah cukup untuk

membungkam siapa pun.

"Tidak, Nak," katanya, "rumah itu dirundung duka. Aku ingat Arthur

Radley sewaktu masih kecil.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 92

Dia selalu berbicara dengan sopan padaku, apa pun perbuatan yang kata

orang dia lakukan. Bicara sesopan yang dia mampu."

"Miss Maudie, menurutmu, apakah dia gila?" Miss Maudie menggeleng.

"Andai dia belum gila, mestinya dia sudah jadi gila sekarang. Apa yang

terjadi pada orang lain, kita tak pernah benar-benar tahu. Apa yang terjadi

di dalam rumah di balik pintu tertutup, rahasia apa"

"Atticus tak pernah melakukan apa pun padaku dan Jem di dalam rumah

yang tak dilakukannya di halaman," kataku, merasa wajib membela orang-

tuaku.

"Ya Tuhan, Nak, aku sedang mengurai benang, memikirkan ayahmu pun

tidak, tetapi omong-omong tentang dia, aku berani berkata begini: Atticus

Finch adalah orang yang sama di dalam rumah dan dijalan umum. Kau

mau kubekali poundcake hangat untuk dibawa pulang?"

Aku mau sekali.

Keesokan paginya, saat aku terbangun, kutemukan Jem dan Dill di

halaman belakang, asyik mengobrol. Waktu aku bergabung, seperti biasa,

mereka mengusirku.

"Tidak mau. Halaman ini punyaku juga, bukan cuma punyamu, Jem Finch.

Aku punya hak yang sama untuk bermain di sini sepertimu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 93

Dill dan Jem berdiskusi sejenak, "Kalau kau mau ikut, kau harus menurut,"

Dill memperingatkan.

"Ha-ah," kataku, "siapa yang tiba-tiba jadi pongah?"

"Kalau kau tidak bilang kau mau menurut, kami tak akan memberitahumu

apa-apa," lanjut Dill.

"Tingkahmu seperti kau bertambah tinggi sepuluh inci tadi malam!

Baiklah, apa?"

Jem berkata dengan tenang, "Kami akan mengirim surat untuk Boo

Radley."

"Bagaimana caranya?" aku berjuang menekan ketakutan yang otomatis

muncul dalam diriku. Miss Maudie tak akan merasa apa-apa bicara soal

seperti ini dia sudah tua dan aman di serambinya. Bagi kami, ini masalah

lain.

Jem akan memasang surat itu pada ujung tongkat pancing dan

menyelipkannya menembus daun jendela. Kalau ada yang datang, Dill

akan membunyikan lonceng.

Dill mengacungkan tangan kanannya. Dia memegang sebuah lonceng

makan perak milik ibuku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 94

"Aku akan mengitari rumah ke samping," kata Jem. "Kemarin kami

mengamati dari seberang jalan, dan ada daun jendela yang lepas.

Menurutku, setidaknya mungkin aku bisa menempelkan surat itu di kosen

jendela."

"Jem"

"Sekarang kau sudah ikut, tidak boleh mundur, kau harus ikut, Nona

Centil!"

"Iya, iya, tapi aku tak mau lihat. Jem, ada yang" "Harus lihat, kau harus

mengawasi bagian belakang rumah itu dan Dill akan mengawasi bagian

depan rumah dan jalanan, dan kalau ada yang datang, dia akan

membunyikan lonceng. Jelas?"

"Ya sudah. Memangnya kau mau menulis apa?"

Kata Dill, "Dengan sangat sopan, kami memintanya keluar sesekali dan

menceritakan apa yang dilakukannya di dalam kami bilang, kami tak akan

menyakitinya dan akan membelikannya es krim."

"Kalian gila apa? Bisa-bisa kita dibunuh!" Kata Dill, "Ini gagasanku.

Kupikir, kalau dia keluar dan duduk sebentar bersama kita, perasaannya

akan lebih enak."

"Dari mana kau tahu perasaannya sedang tak enak?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 95

"Yah, bagaimana perasaanmu kalau kau sudah seratus tahun terkurung

tanpa makan apa pun kecuali kucing? Pasti janggutnya sudah sepanjang

ini"

"Seperti janggut ayahmu?"

"Ayahku tak punya janggut, dia" Dill berhenti, seolah-olah mencoba

mengingat.

"Ha, kena kau," kataku. "Dulu kau bilang, waktu kau turun dari kereta,

ayahmu punya janggut hitam"

"Asal tahu saja, musim panas lalu janggutnya dia cukur habis! Benar, dan

aku punya surat yang bisa membuktikan dia juga mengirim dua dolar!"

"Teruskan saja kurasa dia bahkan mengirimmu seragam polisi berkuda.

Tapi dia tak pernah munculkan? Bohong saja terus, Nak"

Dill Harris bisa berbohong habis-habisan. Antara lain, dia pernah

menumpang pesawat pos tujuh belas kali, sudah pernah ke Nova Scotia,

pernah melihat gajah, dan kakeknya adalah Brigadir Jenderal Joe Wheeler

yang mewariskan pedangnya kepada Dill.

"Kalian diamlah," kata Jem. Dia berlari ke ko-

long rumah dan keluar membawa tongkat bambu kuning. "Kira-kira ini

cukup panjang tidak, ya, untuk menjangkau dari trotoar?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 96

"Orang yang cukup berani mendekati dan menyentuh rumah mestinya tak

perlu pakai tongkat pancing," kataku. "Kenapa tidak kamu dobrak saja

pintu depannya?"

"Ini be da," kata Jem, "aku harus bilang berapa kali?"

Dill mengambil sehelai kertas dari saku dan memberikannya kepada Jem.

Kami bertiga berjalan dengan hati-hati ke rumah tua itu. Dill menunggu di

tiang lampu di pojok halaman depan, sedangkan aku dan Jem menyusuri

trotoar yang sejajar dengan sisi rumah. Aku berjalan lebih jauh daripada

Jem dan berdiri di tempat yang memungkinkan untuk melihat melewati

tikungan.

"Kosong," kataku. "Aku tak melihat siapa-siapa."

Jem menoleh kepada Dill, yang mengangguk.

Jem memasang surat pada ujung tongkat pancing, menjulurkan tongkat

melintasi halaman dan mendorongnya ke arah jendela yang sudah

dipilihnya. Tongkat itu terlalu pendek beberapa inci. Jem membungkuk

sejauh mungkin. Aku mengamati dia menyodok-nyodok begitu lama,

akhirnya kutinggalkan posku dan menghampirinya.

"Suratnya tak mau lepas dari tongkat," gerutunya, "kalaupun bisa

dilepaskan, surat ini tak mau menempel. Kembalilah ke jalan, Scout."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 97

Aku kembali dan mengamati tikungan jalan yang kosong. Sesekali aku

menoleh kembali kepada

Jem, yang dengan sabar mencoba meletakkan surat itu di kosen jendela.

Surat itu berkali-kali melayang ke tanah dan Jem menusuknya lagi, sampai-

sampai aku berpikir bahwa andai Boo Radley akhirnya menerimanya, dia

tak akan bisa membacanya. Aku sedang memandangi jalan ketika lonceng

makan berbunyi.

Dengan bahu terangkat, aku memutar, bersiap-siap menghadapi Boo

Radley dan taringnya yang berdarah-darah; alih-alih kulihat Dill

membunyikan lonceng sekuat tenaga di depan wajah Atticus.

Jem kelihatan kacau sekali, sehingga aku tak tega mengatakan, aku bilang

apa. Dia menyeret kakinya, menyeret tongkat di belakangnya pada trotoar.

Kata Atticus, "Hentikan bunyi lonceng itu." Dill berhenti membunyikan

lonceng itu; dalam keheningan yang menyusul, aku ingin sekali dia mulai

membunyikannya lagi. Atticus mendorong topinya ke belakang kepala dan

meletakkan tangannya di pinggang. "Jem," katanya, "kau sedang apa?"

"Tidak ada apa-apa, Sir." "Aku tak mau dengar itu. Ceritakan." "Aku hanya

kami hanya mencoba memberikan sesuatu kepada Mr. Radley."

"Kau sedang mencoba memberikan apa kepadanya?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 98

"Hanya surat." "Coba kulihat." Jem menyodorkan secarik kertas kotor.

Atticus

mengambilnya dan mencoba membacanya. "Mengapa kau ingin Mr. Radley

keluar?"

Kata Dill, "Barangkali dia senang kalau bertemu dengan kami ..." dan

berhenti ketika Atticus menoleh padanya.

"Nak," katanya kepada Jem. "Aku akan mengatakan sesuatu padamu dan

hanya sekali: jangan menyiksa lelaki itu lagi. Ini juga berlaku untuk kalian

berdua."

Apa pun yang dilakukan Mr. Radley adalah urusannya. Kalau dia ingin

keluar, dia akan keluar. Kalau dia ingin tinggal di dalam rumahnya sendiri,

dia berhak tinggal di dalam tanpa diusik oleh anak-anak yang ingin tahu,

yang merupakan istilah untuk menyebut anak-anak seperti kami. Apakah

kami suka kalau Atticus masuk begitu saja tanpa mengetuk, saat kami

sedang di kamar malam-malam? Kami sebenarnya melakukan hal yang

sama kepada Mr. Radley. Perbuatan Mr. Radley mungkin tampak aneh

bagi kita, tetapi tidak aneh baginya. Lagi pula, pernahkah kami terpikir

bahwa cara yang sopan untuk berkomunikasi dengan orang lain adalah

melalui pintu depan, bukannya jendela samping? Terakhir, kami harus

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 99

menjauhi rumah itu sampai kami diundang ke sana, kami tak boleh

melanjutkan sandiwara konyol yang dia lihat kami mainkan atau mengejek

siapa pun dijalan ini atau di kota ini.

"Kami tidak mengejek dia, kami tidak menertawakan dia," kata Jem, "kami

hanya"

"Jadi itu yang kaulakukan waktu itu, ya?"

"Mengejeknya?"

"Bukan," kata Atticus, "mempertontonkan sejarah hidupnya untuk

menghibur para tetangga."

Jem tampak sedikit marah. "Aku tak pernah bilang kami melakukan itu,

aku tidak bilang begitu!"

Atticus menyeringai. "Kau baru saja bilang," katanya. "Hentikan omong

kosong ini sekarang juga, kalian semua."

Jem melongo.

"Kau ingin jadi pengacara, bukan?" Bibir ayahku tampak aneh, seolah-olah

dia mencoba mengendalikan bibirnya untuk menunjukkan ketegasan.

Jem memutuskan tak ada gunanya berdalih, dan terdiam. Ketika Atticus

masuk ke rumah untuk mengambil berkas yang terlupa dibawa ke kantor

pagi itu, Jem akhirnya sadar bahwa dia tertipu oleh muslihat pengacara

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 100

yang paling kuno. Dia menunggu dengan jarak yang cukup terhormat dari

tangga depan, menyaksikan Atticus meninggalkan rumah dan berjalan ke

arah kota. Saat Atticus sudah tak dapat mendengar kami, Jem berteriak,

"Tadinya kupikir aku ingin jadi pengacara, tapi sekarang aku tidak yakin

lagi!"

Enam

Boleh," kata ayah kami, ketika Jem meminta izin untuk berkunjung dan

duduk-duduk di tepi kolam ikan Miss Rachel bersama Dill, karena ini

malam terakhirnya di Maycomb. "Sampaikan selamat jalanku untuknya,

dan sampai ketemu lagi musim panas tahun depan."

Kami melompati dinding rendah yang memisahkan halaman Miss Rachel

dengan jalan masuk rumah kami. Jem menyiulkan kicau burung puyuh

dan Dill menyahut dalam kegelapan.

"Jangan mengembuskan sedikit napas pun," kata Jem. "Lihat ke sana."

Dia menunjuk ke timur. Bulan raksasa sedang naik di balik pohon kacang

pecan Miss Maudie. "Bulannya jadi kelihatan lebih panas," katanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 101

"Malam ini ada salibnya tidak?" tanya Dill tanpa mendongak. Dia sedang

membuat rokok mainan dari koran dan tali.

"Tidak, hanya ada perempuan yang biasa. Jangan dinyalakan, Dill, nanti

seluruh bagian kota ini bau."

Ada bayangan perempuan di bulan di Maycomb. Dia duduk di depan meja

rias sambil menyisir rambut.

"Kami nanti pasti merindukanmu, Teman," kata-

ku. "Mungkin sebaiknya kita mengamati Mr. Avery?"

Mr. Avery tinggal di seberang jalan rumah Mrs. Henry Lafayette Dubose.

Selain menyumbang receh di piring sumbangan setiap Minggu, Mr. Avery

duduk di beranda hingga pukul sembilan setiap malam dan bersin-bersin.

Pada suatu sore, kami mendapat hak istimewa untuk menyaksikan

pertunjukannya, yang sepertinya merupakan pertunjukan terakhirnya,

karena dia tak pernah lagi melakukannya selama kami mengamatinya. Aku

dan Jem sedang meninggalkan tangga depan Miss Rachel pada suatu

malam, ketika Dill menghentikan kami, "Golly, lihat ke sana!" Dia

menunjuk ke seberang jalan. Mula-mula kami tak melihat apa-apa selain

beranda yang tertutupi tanaman kudzu, tetapi setelah mengamati lebih

dekat kami bisa melihat air melengkung turun dari dedaunan dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 102

menciprat pada lingkaran kuning lampu jalan, sekitar tiga meter dari

sumbernya ke tanah; begitu yang terlihat oleh kami. Kata Jem, Mr. Avery

salah perhitungan, kata Dill, dia tentu minum segalon sehari, lalu terjadilah

adu hebat untuk menentukan jarak relatif dan keahlian masing-masing,

yang hanya membuatku merasa tersisih lagi, karena aku tak punya bakat

dalam bidang ini.

Dill menggeliat, menguap, lalu berkata dengan terlalu santai, "Aku tahu,

ayo kita jalan-jalan."

Menurutku, suaranya terdengar mencurigakan. "Tak ada orang di

Maycomb yang jalan-jalan tanpa tujuan. Mau ke mana kita, Dill?"

Dill menganggukkan kepalanya ke arah selatan.

Kata Jem, "Oke." Waktu aku protes, dia ber-

kata dengan manis, "Kau tak harus ikut, Angel May."

"Kau tak harus pergi. Ingat" Jem bukan orang yang suka mengingat-ingat

kegagalan masa lalu: agaknya, satu-satunya pesan yang dia terima dari

Atticus adalah pengetahuan tentang pemeriksaan silang. "Scout, kita tak

akan melakukan apa-apa, kita hanya akan ke lampu jalan, lalu kembali."

Kami berjalan dalam sunyi di trotoar, mendengarkan ayunan-ayunan

beranda berkeriat-keriut menahan beban lingkungan kami, mendengarkan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 103

gumam-malam lembut dari orang-orang dewasa di jalan kami. Sesekali

kami mendengar Miss Stephanie Crawford tertawa.

"Jadi?" kata Dill.

"Oke," kata Jem. "Kau pulang duluan saja, Scout."

"Kau mau apa?" Dill dan Jem hanya ingin mengintip lewat jendela yang

daunnya terlepas untuk mengetahui apakah mereka bisa melihat Boo

Radley, dan kalau aku tidak ingin ikut dengan mereka, aku boleh langsung

pulang dan menutup mulut besarku, itu saja.

"Tapi kenapa juga kalian harus menunggu sampai malam ini?"

Karena tak ada yang dapat melihat mereka malam ini, karena Atticus akan

begitu tenggelam dalam buku sehingga tak akan mendengar walaupun

hari kiamat telah datang, karena jika Boo Radley membunuh mereka,

mereka hanya kehilangan sekolah bukan kehilangan liburan, dan karena

lebih mu-

dah melihat ke dalam rumah yang gelap dalam kegelapan daripada di

siang hari, aku mengerti tidak? "Jem, tolong" "Scout, kuberi tahu untuk

terakhir kalinya, tutup mulut atau pulang memang benar, makin lama kau

makin mirip anak perempuan!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 104

Karena itu, aku tak punya pilihan kecuali bergabung. Kami berpikir lebih

baik masuk lewat kolong pagar-kawat tinggi di belakang tanah Radley,

lebih kecil kemungkinan kami akan terlihat. Pagar itu mengelilingi taman

besar dan bilik kakus sempit yang terbuat dari kayu.

Jem mengangkat kawat paling bawah dan mengisyaratkan agar Dill masuk

melalui kolong itu. Aku mengikuti, dan mengangkat kawat untuk Jem.

Baginya, kolong itu agak sempit. "Jangan bersuara," bisiknya. "Apa pun

yang kaulakukan, jangan menginjak petak sawi, bunyinya bisa

membangunkan orang mati."

Sambil mengingat ini, aku mungkin hanya melangkah satu kali dalam satu

menit. Aku bergerak lebih cepat ketika melihat Jem jauh di depan

memanggil dalam sinar bulan. Kami tiba di gerbang yang memisahkan

kebun dari halaman belakang. Jem menyentuhnya. Gerbang itu mendecit.

"Ludahi saja," bisik Dill.

"Kamu bikin kita terperangkap, Jem," gerutuku. "Tak akan gampang keluar

dari sini."

"Sst. Ludahi, Scout." Kami meludah sampai mulut kami kering, dan Jem

membuka gerbang perlahan, mengangkat-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 105

nya ke samping dan menyandarkannya pada pagar. Kami memasuki

halaman belakang.

Bagian belakang rumah Radley lebih tidak menarik daripada bagian

depannya: ada dua pintu dan dua jendela gelap di antara kedua pintu itu.

Alih-alih pilar, kayu kasar menyokong salah satu ujung atap. Kompor

Franklin tua teronggok di sudut teras; di atasnya, cermin gantungan-topi

menangkap cahaya bulan dan bersinar mengerikan.

"Aduh," kata Jem lirih, mengangkat kakinya.

"Kenapa?"

"Ayam," desahnya. Kemungkinan kami harus menghindari makhluk yang

tak terlihat dari segala arah dipertegas ketika Dill yang berada di depan

kami berbisik mengeja T-u-h-a-n. Kami merayap ke samping rumah,

mengitarinya sampai ke jendela yang salah satu engselnya terlepas.

Kosennya beberapa inci lebih tinggi daripada Jem.

"Kubantu kau naik," bisiknya kepada Dill. "Tapi tunggu." Jem memegang

pergelangan tangan kirinya dan pergelangan tangan kananku, aku

memegang pergelangan tangan kiriku dan pergelangan tangan Jem, kami

berjongkok, dan Dill duduk di pelana yang kami buat. Kami

mengangkatnya dan dia menggapai kosen jendela.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 106

"Cepat," bisik Jem, "kami tak bisa menahanmu lama-lama."

Dill menonjok bahuku, dan kami menurunkannya ke tanah.

"Apa yang bisa kaulihat?"

"Tidak ada. Tirai. Tapi ada cahaya kecil sekali di dalam sana."

"Ayo kita pergi," Jem mendesah. "Ayo memutar lagi. Sst," dia

memperingatkanku sewaktu aku hendak protes.

"Ayo kita coba jendela belakang."

"Dill, jangan," kataku. Dill berhenti dan membiarkan Jem mendahului.

Waktu Jem meletakkan kakinya pada anak tangga terbawah, tangganya

berdecit. Dia berdiri diam, lalu memindahkan berat badannya secara

bertahap. Tangga itu tak berbunyi. Jem melompati dua anak tangga,

meletakkan kakinya di teras, mengangkat tubuhnya ke situ, dan berayun

cukup lama. Dia memperoleh kembali keseimbangannya dan berlutut. Jem

merangkak ke jendela, mengangkat kepalanya, dan mengintip ke dalam.

Lalu, kulihat bayangan itu. Bayangan lelaki bertopi. Mula-mula kusangka

bayangan pohon, tetapi tak ada angin bertiup, dan batang pohon tak

pernah berjalan. Teras belakang bermandikan cahaya bulan, dan bayangan

itu, tampak begitu nyata, melintasi teras ke arah Jem.

Kemudian, Dill melihatnya. Dia menempelkan tangannya ke wajahnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 107

Ketika bayangan itu melintasi Jem, Jem melihatnya. Dia menaruh

lengannya di atas kepala dan tubuhnya menjadi kaku.

Bayangan itu berhenti sekitar satu kaki setelah melewati Jem. Tangannya

bergerak ke samping, kembali lagi, lalu diam. Lalu, dia berbalik dan

kembali

melewati Jem, berjalan melintasi teras, dan menghilang di sisi rumah,

secepat kedatangannya.

Jem melompat dari teras dan berlari ke arah kami. Dia menghempaskan

gerbang hingga terbuka, menuntun Dill dan aku melewatinya, dan

menggiring kami di antara dua petak sawi. Setelah melewati setengah

barisan sawi, aku tersandung; saat itulah bunyi tembakan meledak

membelah lingkungan kami.

Dill dan Jem menukik di sampingku. Napas Jem tersendat-sendat, "Pagar di

dekat halaman sekolah! cepat, Scout!"

Jem menahan kawat terbawah; aku dan Dill berguling lewat dan sudah

setengah jalan menuju naungan satu-satunya pohon di halaman sekolah

saat kami menyadari bahwa Jem tidak ada bersama kami.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 108

Kami berlari kembali dan menemukannya bergulat di pagar, berusaha

melepaskan celana panjangnya untuk melepaskan diri. Dia berlari ke

pohon ek hanya mengenakan celana pendek.

Setelah merasa aman berlindung di balik pohon, kami tidak bisa

merasakan apa-apa, tetapi benak Jem berpacu, "Kita harus pulang, orang-

orang akan mencari kita."

Kami berlari melintasi halaman sekolah, merangkak di kolong pagar dan

menuju ke arah Deer's Pasture di belakang rumah kami, memanjat pagar

belakang rumah, dan sudah berada di tangga belakang, ketika Jem

membolehkan kami berhenti untuk beristirahat.

Setelah kembali bernapas normal, kami bertiga ber-

jalan sebiasa mungkin menuju halaman depan. Kami memandang ke ujung

jalan dan melihat tetangga berkerumun di gerbang depan Radley.

"Sebaiknya kita ke sana," kata Jem. "Mereka pasti merasa aneh kalau kita

tak muncul."

Mr. Nathan Radley sedang berdiri di balik gerbang, menimang senapan

patah. Atticus berdiri di samping Miss Maudie dan Miss Stephanie

Crawford. Miss Rachel dan Mr. Avery berdiri di dekat mereka. Tak ada yang

melihat kami mendekat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 109

Kami menyelip di sebelah Miss Maudie, yang melihat ke sekeliling. "Kalian

ke mana saja, tidak dengar keributan ini?"

"Ada apa?" tanya Jem.

"Mr. Radley menembak seorang Negro yang menyelinap di kebun sawinya."

"Oh. Apakah tembakannya kena?"

"Tidak," kata Miss Stephanie. "Dia menembak ke udara. Tapi dia berhasil

membuatnya ketakutan sampai pucat. Katanya, jika ada yang melihat

nigger berkulit putih, itulah orangnya. Katanya, dia punya satu peluru lagi

yang menunggu suara berikutnya yang terdengar di kebun itu, dan kali

berikutnya dia tak akan menembak ke atas, baik itu anjing, nigger, atau

Jem Finch!."

"Ma'am?" tanya Jem. Atticus berbicara. "Mana celanamu, Nak?"

"Celana, Sir?"

"Iya, celana." Tak ada gunanya. Jem mengenakan celana pendek di depan

Tuhan dan semua orang. Aku

menghela napas. "Ah Mr. Finch?"

Dari silaunya cahaya lampu jalan, kulihat Dill menyusun dusta: matanya

melebar, wajah montoknya yang bagaikan malaikat semakin membulat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 110

"Ada apa, Dill?" tanya Atticus. "Ah saya memenangkannya dari dia,"

katanya samar.

"Memenangkannya? Bagaimana caranya?"

Tangan Dill menggapai belakang kepalanya. Dia membawanya ke depan

dan melintasi keningnya. "Kami bermain kartu strip poker di dekat kolam

ikan sana," katanya.

Aku dan Jem menjadi tenang. Para tetangga tampak puas: tubuh mereka

tampaknya menjadi kaku. Tapi strip poker itu apa?

Kami tak sempat mencari tahu; Miss Rachel meledak seperti sirene

pemadam kebakaran kota, "Do-o-o Yee-sus, Dill Harris! Berjudi di tepi

kolam ikanku! Akan ku-strippoker kamu, Nak!"

Atticus menyelamatkan Dill dari pembantaian seketika, "Sebentar, Miss

Rachel," katanya. "Saya belum pernah mendengar mereka melakukan itu.

Kalian semua bermain kartu?"

Jem mengulur umpan Dill dengan mata tertutup, "Tidak, Sir, hanya dengan

korek api."

Aku mengagumi kakakku. Korek api memang berbahaya, tetapi kartu

berakibat fatal.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 111

"Jem, Scout," kata Atticus. "Aku tak mau lagi mendengar poker dalam

bentuk apa pun. Mampirlah di rumah Dill dan ambil celanamu, Jem.

Bereskan

urusan ini di antara kalian sendiri."

"Jangan khawatir, Dill," kata Jem saat kami berlari di trotoar, "Miss Rachel

tak akan menghukummu. Atticus akan membujuknya. Pikiranmu cepat,

Teman. Dengar ... kamu dengar?"

Kami berhenti, dan mendengar suara Atticus, "... tidak parah ... mereka

semua mengalaminya, Miss Rachel ...."

Dill terhibur, tetapi aku dan Jem tidak. Masalahnya, Jem pasti akan diminta

untuk menunjukkan celananya besok pagi.

"Pakai punyaku saja," kata Dill, ketika mereka tiba di tangga Miss Rachel.

Kata Jem, celananya tak akan muat, tetapi terima kasih. Kami mengucap

salam, dan Dill masuk ke rumah. Rupanya dia teringat bahwa dia sudah

bertunangan denganku karena dia berlari lagi keluar dan dengan cepat

menciumku di depan Jem. "Kalian harus kirim surat, ya?" dia menangis

tersedu-sedu mengantar kepergian kami.

Andaikan celana Jem menempel pada tubuhnya dengan aman, tetap saja

kami tak akan bisa tidur lelap. Setiap suara-malam yang berasal dari teras

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 112

belakang terdengar tiga kali lebih keras; setiap suara langkah kaki pada

jalan berkerikil adalah Boo Radley yang ingin membalas dendam, setiap

orang Negro yang lewat sambil tertawa dalam kegelapan

malam adalah Boo Radley yang keluar dari rumah dan mencari kami;

serangga menabrak pintu kawat adalah jemari gila Boo Radley yang

mengurai kawat hingga hancur; pohon-pohon mindi mengganas,

membayang, hidup. Aku berada dalam keadaan antara tidur dan terjaga

sampai aku mendengar Jem berbisik.

"Sudah tidur, Tiga-Mata Kecil?"

"Kamu gila apa?"

"Sst. Lampu kamar Atticus sudah mati." Dalam cahaya bulan yang

memudar, kulihat Jem mengayunkan kaki ke lantai.

"Aku mau mengambil celanaku," katanya. Aku bangkit tegak seketika.

"Jangan. Aku tak akan membiarkanmu."

Dia bersusah payah mengenakan kemeja. "Aku harus mengambilnya."

"Kalau kaupergi, akan kubangunkan Atticus." "Kalau kaubangunkan, akan

kubunuh kau." Aku menarik dia duduk di sampingku di dipan. Aku

mencoba mengajaknya berpikir logis. "Mr. Nathan akan menemukannya

pagi-pagi, Jem. Dia tahu kau kehilangan celana. Kalau dia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 113

menunjukkannya kepada Atticus, dia akan marah besar, tetapi cuma itu.

Tidur lagi saja."

"Itu aku juga tahu," kata Jem. "Karena itu, aku mau ambil."

Aku mulai merasa mual. Kembali ke tempat itu sendirianaku ingat yang

dikatakan Miss Stephanie: Mr. Nathan punya satu peluru lagi yang

menanti suara berikut yang dia dengar, baik itu Negro, anjing ...

Jem lebih tahu daripada aku.

Aku putus asa, "Dengar, semua ini tak sebanding, Jem. Dipukul memang

sakit, tapi takkan lama. Nanti kepalamu kena tembak, Jem. Tolong ..."

Dia menghela napas sabar. "Aku begini, Scout," gumamnya, "Atticus belum

pernah memukulku sepanjang ingatanku. Aku ingin tetap begitu."

Ini berita baru. Rasanya Attuics mengancam kami dua hari sekali.

"Maksudmu, dia tak pernah memergokimu melakukan apa pun?"

"Mungkin begitu, tapi aku cuma ingin keadaan tetap seperti itu, Scout.

Mestinya kita tak berbuat seperti malam ini."

Pada saat itulah, kurasa, aku dan Jem mulai mengambil jalan yang

berbeda. Memang kadang-kadang aku tak memahaminya, tetapi

keherananku biasanya hanya bertahan beberapa saat. Tapi saat ini aku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 114

benar-benar tak bisa memahaminya. "Tolong," aku memohon, "apa kau tak

bisa berpikir sebentar sendirian ke tempat itu"

"Diam!"

"Toh tak akan sampai dia tak mau bicara lagi pa-damu ... akan

kubangunkan dia, Jem, sumpah, aku"

Jem mencengkeram kerah piamaku dan menariknya erat. "Kalau begitu,

aku ikut" aku tercekik.

"Jangan, kau hanya bikin ribut."

Tak ada gunanya. Aku membuka pintu belakang dan menahannya,

sementara dia turun merayapi tangga. Saat itu tentu sudah pukul 02.00.

Bulan sedang terbenam dan bayangan bersilangan sedang

memudar menjadi ketiadaan yang kabur. Ujung belakang kemeja putih

Jem timbul-tenggelam seperti hantu kecil yang menari-nari untuk

melarikan diri menghindari pagi yang akan segera tiba. Semilir samar

bertiup dan mendinginkan keringat yang menuruni tubuhku.

Dia mengambil jalan belakang, melalui Deer's Pasture, melintasi halaman

sekolah, dan memutar ke pagar, pikirku setidaknya ke sanalah dia menuju.

Akan memakan waktu lebih lama, jadi belum waktunya khawatir. Aku

menunggu sampai tiba waktunya untuk khawatir dan mencoba mendengar

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 115

bunyi senapan Mr. Radley. Lalu kupikir, kudengar pagar belakang berdecit.

Hanya harapan kosong.

Lalu, kudengar Atticus terbatuk. Aku menahan napas. Kadang, kalau kami

melakukan perjalanan tengah malam ke kamar mandi, kami

menemukannya sedang membaca. Katanya, dia sering terbangun malam-

malam, memeriksa kami, dan membaca sampai tertidur. Aku menunggu

lampunya menyala, memicingkan mata untuk melihat cahayanya

memasuki ruang tamu. Lampu tetap padam, dan aku bernapas lagi.

Makhluk-makhluk malam sudah tidur, tetapi pohon mindi ranum

memukul atap ketika angin bertiup, dan kegelapan terasa sepi dengan

gonggong anjing dari kejauhan.

Dia pun datang, kembali kepadaku. Kemeja putihnya menyembul dari

pagar belakang dan perlahan membesar. Dia menaiki tangga belakang,

mengunci pintu di belakangnya, dan duduk di dipannya. Tanpa

berkata-kata, dia memperlihatkan celananya. Dia berbaring, dan beberapa

lama kudengar dipannya gemetar. Tak lama kemudian, dia diam. Aku tak

mendengarnya bergerak lagi.

Tujuh

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 116

Jem tetap murung dan tidak banyak bicara selama seminggu. Seperti saran

Atticus, aku mencoba menempatkan diriku dalam posisi Jem dan

menyelami perasaannya: andai aku pergi sendirian ke Radley Place pukul

dua dini hari, pemakamanku tentu diadakan keesokan sorenya. Jadi,

kubiarkan Jem menyendiri dan mencoba untuk tidak mengganggunya.

Sekolah dimulai. Kelas dua sama buruknya dengan kelas satu, hanya lebih

parah mereka masih menggunakan metode flashcard kepada murid dan

para murid masih tak diperbolehkan membaca atau menulis. Kemajuan

Miss Caroline di ruang sebelah dapat diukur dengan seringnya tawa

terdengar; anak-anak yang tahun sebelumnya tinggal kelas bertugas

membantu menjaga ketertiban. Satu-satunya hal yang menyenangkan di

kelas dua adalah tahun ini aku harus bersekolah sama lamanya dengan

Jem, dan biasanya kami berjalan pulang bersama pada pukul 15.00.

Pada suatu sore, ketika kami sedang menyeberangi halaman sekolah

menuju rumah, Jem tiba-tiba berkata, "Ada yang belum kuceritakan."

Karena ini adalah kalimat sempurna pertama

yang keluar dari mulutnya dalam beberapa hari ini, aku mengoreknya,

"Tentang apa?" "Tentang malam itu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 117

"Kau tak pernah bilang apa-apa tentang malam itu," kataku.

Jem mengabaikanku seolah-olah kata-kata yang kuucapkan adalah

nyamuk yang mengganggunya. Dia diam sejenak, lalu berkata, "Waktu aku

kembali mengambil celanaku celana itu terbelit waktu aku

menanggalkannya, jadi tak bisa kulepaskan. Waktu aku kembali" Jem

menghela napas dalam. "Waktu aku kembali, celananya terlipat di pagar ...

seolah sudah disiapkan untukku."

"Di ...."

"Dan satu lagi" suara Jem datar. "Akan kutunjukkan di rumah. Celananya

sudah dijahit. Tidak seperti dijahit perempuan, lebih mirip kalau aku

mencoba menjahit sendiri. Jahitannya miring-miring. Hampir seperti"

"ada yang tahu kau akan kembali mengambilnya."

Jem gemetar. "Seperti ada yang membaca pikiranku ... seperti ada yang tahu

apa yang akan kulakukan. Tak ada orang yang bisa tahu apa yang akan

kulakukan kecuali dia kenal aku, kan, Scout?"

Pertanyaan Jem lebih terdengar seperti permohonan. Aku meyakinkannya,

"Tak ada orang yang bisa tahu apa yang akan kaulakukan kecuali tinggal

serumah denganmu, dan aku pun kadang tak tahu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 118

Kami berjalan melewati pohon kami. Di dalam ceruknya terdapat segulung

benang abu-abu.

"Jangan diambil, Jem," kataku. "Ini tempat rahasia orang lain."

"Sepertinya tidak, Scout."

"Pasti iya. Seseorang seperti Walter Cunningham pergi ke sini setiap

istirahat dan menyembunyikan barangnya lalu kita lewat dan mencurinya.

Dengar, kita tinggalkan saja dulu dan kita tunggu dua hari. Kalau belum

hilang, baru kita ambil, ya?"

"Oke, mungkin kamu benar," kata Jem. "Pasti kepunyaan anak kecil

menyembunyikan barangnya dari orang yang lebih besar. Kau tahu, hanya

pada hari sekolah kita menemukan sesuatu di situ."

"Memang benar," kataku, "tetapi kita kan tak pernah lewat sini saat musim

panas."

Kami pulang. Keesokan paginya, gulungan benang itu masih ada di

tempatnya. Ketika pada hari ketiga masih tetap ada, Jem mengantonginya.

Sejak saat itu, kami menganggap segala sesuatu yang kami temukan dalam

ceruk itu milik kami.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 119

Kelas dua terasa membosankan, tetapi Jem meyakinkanku bahwa jika aku

semakin besar, sekolah akan semakin menyenangkan, bahwa dia juga

merasa begitu ketika mulai bersekolah, dan baru di kelas enam aku akan

mempelajari sesuatu yang bermanfaat. Kelas enam tampaknya

menyenangkan baginya sejak awal: dia mempelajari Fase Mesir yang

singkat dan membingungkanku dia sering men-

coba berjalan seperti orang Mesir, menjulurkan satu tangan di depan dan

satu di belakang, meletakkan satu kaki di belakang kaki yang lain. Katanya,

orang Mesir memang berjalan seperti itu; kataku, kalau memang benar

begitu, aku tak bisa mengerti bagaimana caranya mereka bekerja dengan

posisi itu, tetapi Jem bilang mereka mencapai lebih banyak daripada bangsa

Amerika, mereka menciptakan kertas toilet dan pengawetan mayat; Jem

bertanya akan di mana kita sekarang berada kalau orang Mesir tidak

menemukan segala hal itu? Atticus menyuruhku menghilangkan semua

kata sifat yang digunakan Jem, jadi aku akan memperoleh faktanya.

Tak ada musim di Alabama Selatan yang bisa didefinisikan dengan jelas;

musim panas berangsur menjadi musim gugur, dan musim gugur kadang

tak pernah diikuti musim dingin, melainkan langsung memasuki musim

semi yang hanya berlangsung dalam hitungan hari, lalu meleleh menjadi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 120

musim panas lagi. Musim gugur saat itu berlangsung lama sekali;

udaranya tidak terlalu dingin sehingga kami cukup mengenakan jaket tipis.

Aku dan Jem sedang berlari dalam rute kami yang biasa pada suatu sore di

bulan Oktober yang sejuk ketika ceruk itu sekali lagi menghentikan kami.

Kali ini di dalamnya terdapat sesuatu berwarna putih.

Jem mempersilakanku mengambilnya: aku me-

mungut dua patung kecil yang dipahat dari sabun. Satu berbentuk anak

lelaki dan satu lagi mengenakan rok yang tidak rapi.

Sebelum aku ingat bahwa tak ada barang yang membawa sial, aku

memekik dan membantingnya.

Jem mengambilnya. "Kamu kenapa sih?" bentaknya. Dia menggosok

patung itu hingga bersih dari debu merah yang menempel. "Ini bagus,"

katanya. "Aku belum pernah lihat yang sebagus ini."

Dia memperlihatkannya kepadaku. Patung itu berupa miniatur dua anak

yang hampir sempurna. Si anak lelaki mengenakan celana pendek, dan

sejumput rambut dari sabun terjatuh ke alisnya. Aku mendongak melihat

Jem. Ujung rambut cokelat lurusnya jatuh ke kening dari belahan

rambutnya. Aku belum pernah memerhatikan hal ini sebelumnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 121

Jem memandangi boneka perempuan itu lalu menatapku. Boneka

perempuan itu berponi. Aku juga.

"Ini kita," katanya.

"Menurutmu siapa yang membuatnya?" "Apa ada orang yang kita kenal di

sekitar ini yang suka memahat?" tanyanya. "Mr. Avery."

"Mr. Avery hanya bisa begitu-begitu saja. Maksudku, yang bisa mengukir."

Mr. Avery rata-rata menghabiskan sepotong kayu bakar per minggu; dia

memahatnya sampai menjadi tusuk gigi, lalu mengunyahnya.

"Bisa saja pacar Miss Stephanie Crawford tua,"

kataku.

"Dia memang bisa mengukir, tetapi tinggalnya jauh di desa. Lagi pula,

kapan dia pernah memerhatikan kita?"

"Mungkin saat duduk-duduk di beranda dia memerhatikan kita, bukan

memerhatikan Miss Stephanie. Andai aku jadi dia, itu yang kulakukan."

Jem menatapku begitu lama sehingga aku menanyakan ada apa, tetapi dia

hanya menjawab, Tak ada apa-apa, Scout. Waktu kami sampai di rumah,

Jem memasukkan boneka itu ke petinya.

Tidak sampai dua minggu kemudian, kami menemukan sepaket utuh

permen karet, yang langsung kami nikmati. Fakta bahwa segala sesuatu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 122

yang berasal dari Radley Place itu beracun sudah menghilang dari ingatan

Jem.

Minggu berikutnya, di ceruk yang sama terdapat sebuah medali bernoda.

Jem menunjukkannya kepada Atticus, yang mengatakan bahwa medali itu

adalah hadiah lomba mengeja, bahwa sebelum kami lahir, sekolah-sekolah

di Maycomb County mengadakan lomba mengeja dan menghadiahkan

medali bagi para pemenangnya. Kata Atticus, tentu seseorang kehilangan

medali ini, dan dia menanyakan apakah kami sudah bertanya ke orang-

orang sekitar. Jem menendang kakiku ketika aku mencoba menceritakan di

mana kami menemukannya. Jem bertanya kepada Atticus apakah dia ingat

siapa saja yang pernah memenangi medali, dan Atticus bilang tidak.

Hadiah terbesar kami muncul empat hari ke-

mudian. Sebuah jam saku yang sudah tak berfungsi, dengan pisau

aluminium yang terangkai di rantainya.

"Menurutmu, apa ini emas putih, Jem?"

"Aku tak tahu. Biar kutunjukkan pada Atticus." Kata Atticus, mungkin

harganya sepuluh dolar, pisau, rantai dan seluruhnya, andai masih baru.

"Apa kau mendapatkan benda ini karena bertukar dengan teman

sekolahmu?" tanyanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 123

"Oh, tidak, Sir!" Jem mengeluarkan jam kakeknya yang dibolehkan Atticus

dibawa seminggu sekali jika Jem berhati-hati. Pada hari-hari dia membawa

jam itu, Jem seolah-olah berjalan di atas telur. "Atticus, kalau boleh, aku

mau yang ini saja. Mungkin bisa kuperbaiki."

Setelah jam kakeknya tidak lagi baru, dan membawanya menjadi tugas

sehari yang membebani, Jem tak lagi merasa perlu melihat jam setiap lima

menit.

Jem berusaha sebisa mungkin memperbaiki jam itu, hanya satu pegas dan

dua bagian kecil yang tersisa, tetapi jam itu belum berfungsi juga. "Ohh,"

desahnya, "tak akan bisa jalan. Scout?" "Hah?"

"Menurutmu, apa kita perlu menulis surat pada siapa pun yang

meninggalkan barang-barang ini untuk kita?"

"Boleh juga, Jem, kita bisa sekalian mengucapkan terima kasih ada apa?"

Jem memegangi telinganya, menggelengkan kepala. "Aku tak mengerti,

pokoknya tak mengerti aku tak tahu kenapa, Scout Dia memandang ke

ruang tamu. "Kupikir sebaiknya kita memberi tahu Atticus ah, tidak,

sebaiknya tidak."

"Kalau begitu, aku saja yang bilang untukmu."

"Jangan, jangan, Scout. Scout?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 124

"A-pa?"

Dia sepertinya ingin memberi tahu aku tentang sesuatu sepanjang sore ini;

wajahnya tiba-tiba berseri-seri dan dia mencondongkan tubuh padaku, lalu

tiba-tiba dia berubah pikiran. Saat ini juga begitu. "Tak ada apa-apa."

"Nih, ayo kita tulis surat saja." Aku menyodorkan kertas dan pensil ke

bawah hidungnya.

"Oke. Bapak yang budiman ..."

"Tahu dari mana orang itu laki-laki? Pasti Miss Maudie orangnya aku

sudah lama yakin."

"Ahh, Miss Maudie tak bisa mengunyah permen karet" Jem menyeringai.

"Kau tahu, kadang bicaranya manis juga. Aku pernah menawarkan permen

karet tapi dia menolak, dia bilang, permen karet menempel di langit-langit

mulutnya dan membuatnya sulit bicara," kata Jem hati-hati. "Manis kan

kedengarannya?"

Ya, dia memang kadang-kadang mengucapkan hal-hal manis. Tapi

sepertinya dia tak mungkin punya jam rantai.

"Bapak yang budiman," kata Jem. "Kami menghargai apa ah, tidak, kami

menghargai semua yang Bapak letakkan di dalam pohon untuk kami.

Salam hormat, Jeremy Atticus Finch."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 125

"Dia tak akan tahu siapa dirimu kalau kau memakai nama seperti itu, Jem."

Jem mencoret namanya dan menulis, "Jem Finch." Aku menulis, "Jean

Louise Finch (Scout)," di bawahnya. Jem memasukkan surat itu ke dalam

amplop.

Keesokan harinya, dalam perjalanan ke sekolah, dia berlari mendahuluiku

dan berhenti di pohon. Jem mendapatiku berada di hadapannya ketika dia

mendongak, dan kulihat wajahnya memucat. "Scout!"

Aku segera menghampirinya.

Seseorang telah menutup ceruk kami dengan semen.

"Jangan menangis, Scout ... jangan menangis, jangan khawatir" dia

menggumam padaku sepanjang perjalanan ke sekolah.

Saat pulang makan malam, Jem segera melahap makanannya, lari ke teras,

dan berdiri di tangga. Aku mengikutinya. "Belum lewat," katanya.

Keesokan harinya, Jem berjaga lagi dan mendapatkan keinginannya.

"Halo, Mr. Nathan," katanya.

"Pagi, Jem, Scout," kata Mr. Radley sambil lewat.

"Mr. Radley," kata Jem. Mr. Radley berbalik.

"Mr. Radley, ah apakah Anda yang menutup ceruk pada pohon di sana itu

dengan semen?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 126

"Ya," katanya. "Aku yang menutupnya."

"Kenapa, Sir?"

"Pohon itu sekarat. Kalau sakit, lubang-lubangnya harus diisi semen.

Mestinya kamu tahu itu,

Jem."

Jem tidak mengatakan apa-apa lagi tentang hal itu sampai menjelang

malam. Ketika melewati pohon kami, dia menepuk bagian yang ditutup

semen sambil merenung, dan terus tenggelam dalam pikir-annya.

Tampaknya suasana hatinya sedang buruk, jadi aku menjaga jarak.

Seperti biasa, sore itu kami menyambut Atticus saat dia pulang kerja.

Ketika kami sampai di tangga, Jem berkata, "Atticus, lihatlah ke sana ke

pohon itu, tolong, Sir." "Pohon apa, Nak?"

"Yang di pojok tanah Radley dekat sekolah." "Ada apa?"

"Apa benar pohon itu sedang sekarat?"

"Sepertinya tidak, Nak, menurutku tidak. Lihat daunnya, semuanya hijau

dan rimbun, tak ada gerombolan cokelat di mana pun"

"Sakit pun tidak?"

"Pohon itu sesehat dirimu, Jem. Kenapa?" "Kata Mr. Nathan Radley, pohon

itu sedang sekarat."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 127

"Mungkin saja iya. Aku yakin Mr. Radley lebih mengenal pohon miliknya

daripada kita."

Atticus meninggalkan kami di teras. Jem bersandar pada pilar,

menggosokkan bahunya.

"Punggungmu gatal, Jem?" tanyaku sesopan mungkin. Dia tak menjawab.

"Ayo masuk, Jem," kataku.

"Nanti saja."

Dia berdiri di situ hingga malam tiba, dan aku

menunggunya. Ketika kami masuk ke rumah, kulihat dia habis menangis;

wajahnya seperti orang yang habis menangis, tetapi kupikir, aneh juga aku

tak mendengarnya.

Delapan

Untuk alasan-alasan yang tak bisa dipahami oleh peramal-peramal paling

berpengalaman di Maycomb County, musim gugur pada tahun itu berubah

menjadi musim dingin. Selama dua minggu, kami merasakan cuaca

terdingin sejak 1885, kata Atticus. Kata Mr. Avery, pada Prasasti Rosetta

tertulis bahwa jika anak-anak tidak mematuhi orang-tuanya, mengisap

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 128

rokok, dan terus bertengkar, musim akan berubah: aku dan Jem dibebani

rasa bersalah karena turut menyumbang penyebab terjadinya

penyimpangan alam, yang menimbulkan ketidak bahagiaan bagi para

tetangga kami dan ketidanya-manan bagi diri kami sendiri.

Mrs. Radley tua meninggal pada musim dingin itu, tetapi kematiannya

hampir tidak menimbulkan pengaruh para tetangga jarang melihatnya,

kecuali saat dia menyiram bunga kananya. Aku dan Jem memutuskan

bahwa Boo akhirnya membunuhnya, tetapi ketika Atticus kembali dari

rumah Radley, katanya Mrs. Radley meninggal karena penyakit; hal ini

membuat kami kecewa.

"Ayo tanyakan," bisik Jem.

"Kau saja yang tanya, kau kan lebih tua."

"Justru itu, mestinya kau yang tanya."

"Atticus," kataku, "apa Mr. Arthur ada di situ?"

Atticus memandangku dengan tegas melalui korannya, "Tidak."

Jem mencegahku bertanya lebih lanjut. Katanya, Atticus masih sensitif soal

hubungan kami dan keluarga Radley, dan mendesaknya bukanlah

tindakan bijak. Jem merasa bahwa Atticus menganggap kegiatan yang kami

lakukan pada malam musim panas lalu tidak hanya sekadar strip poker.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 129

Jem tak punya dasar yang jelas untuk membuktikan perasaannya, katanya

ini hanya sekadar firasat.

Keesokan paginya aku bangun, melihat keluar jendela, dan hampir mati

ketakutan. Jeritanku mendatangkan Atticus yang sedang berada di kamar

mandi, baru setengah bercukur.

"Dunia mau kiamat, Atticus! Lakukan sesuatu!" Aku menyeretnya ke

jendela dan menunjuk.

"Dunia tidak kiamat," katanya. "Itu hujan salju."

Jem bertanya kepada Atticus apakah hujannya akan berlangsung lama. Jem

juga belum pernah melihat salju, tetapi tahu apa sebenarnya salju itu. Kata

Atticus, dia tak tahu lebih banyak tentang salju daripada Jem. "Tapi,

kurasa, kalau saljunya berair seperti itu, hujan salju ini lama-lama menjadi

hujan biasa."

Telepon berdering dan Atticus meninggalkan sarapannya untuk menjawab.

"Tadi itu Eula May," katanya ketika kembali. "Aku mengutip ucapannya

'Karena belum pernah turun salju di Maycomb County sejak 1885, hari ini

sekolah Dillburkan.'"

Eula May adalah operator telepon yang paling

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 130

populer di Maycomb. Dia dipercayai untuk menyampaikan pengumuman

pada masyarakat, undangan pernikahan, menyalakan sirene kebakaran,

dan memberikan petunjuk pertolongan pertama jika Dr. Reynolds sedang

pergi.

Ketika akhirnya Atticus berhasil menenangkan kami dan menyuruh kami

memusatkan perhatian pada sarapan kami daripada keluar jendela, Jem

bertanya, "Bagaimana caranya membuat boneka salju?"

"Aku tak tahu sama sekali," kata Atticus. "Aku tak ingin mengecewakan

kalian, tetapi aku ragu saljunya akan cukup lengket untuk dijadikan bola

salju sekalipun."

Calpurnia masuk dan mengumumkan bahwa menurutnya salju di luar

cukup lengket. Ketika kami berlari ke halaman belakang, tanah telah

tertutupi lapisan tipis salju basah.

"Kita tak boleh berjalan-jalan di atasnya," kata Jem. "Lihat, setiap

langkahmu membuang salju sia-sia."

Aku menoleh untuk mengamati jejak kakiku pada salju yang lunak. Kata

Jem, kalau kami menunggu sampai salju turun lebih banyak, kami bisa

mengumpulkannya untuk membuat boneka salju. Aku menjulurkan lidah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 131

dan menangkap sekeping besar salju. Lidahku rasanya terbakar. "Jem,

saljunya panas!"

"Bukan, tapi saking dinginnya, jadi terasa membakar. Jangan dimakan,

Scout, kamu menyia-nyia-kannya. Biarkan saljunya turun."

"Tapi aku ingin jalan-jalan di situ."

"Aku tahu! Kita ke rumah Miss Maudie saja." Jem melompat-lompat

melintasi halaman depan. Aku mengikuti jejaknya. Waktu kami berada di

trotoar depan rumah Miss Maudie, Mr. Avery meng-adang kami. Wajahnya

merah muda dan perutnya yang buncit tertekan oleh sabuknya.

"Lihat kan hasil perbuata kalian?" katanya. "Sejak peristiwa Appomattox,

belum pernah turun salju di Maycomb. Gara-gara anak nakal seperti

kalian, musim jadi berubah."

Aku bertanya-tanya apakah Mr. Avery tahu, betapa pada musim panas lalu

kami mengintai dengan penuh harap agar dia mengulangi

pertunjukannya, dan aku berpikir, kalau hujan salju ini ganjaran untuk

kenakalan kami, berbuat dosa sepertinya boleh juga. Aku tak bertanya-

tanya dari mana statistika meteorologis Mr. Avery berasal: datangnya

langsung dari Prasasti Rosetta.

"Jem Finch, hei, Jem Finch!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 132

"Miss Maudie memanggilmu, Jem."

"Kalian tetaplah berdiri di tengah halaman. Di dekat teras ada tanaman

thrift yang terkubur salju. Jangan diinjak!"

"Ya, Ma'am!" seru Jem. "Bukankah cuacanya indah, Miss Maudie?"

"Indah apanya! Kalau malam ini udara membeku, azaleaku akan hancur!"

Sunhat topi dengan pinggir lebar untuk menutupi kepala dan leher dari

sengatan sinar matahari usang Miss Maudie berkilau dengan kristal salju.

Dia sedang membungkuk, membungkus semak-semak

kecil dengan karung goni. Jem bertanya untuk apa dia berbuat begitu.

"Supaya tanaman ini tetap hangat," katanya.

"Bagaimana bunga tetap hangat? Bunga kan tak punya darah."

"Aku tak bisa menjawab pertanyaan itu, Jem Finch. Yang kutahu hanyalah

bahwa kalau malam ini udara membeku, tanaman ini akan membeku, jadi

aku harus membungkusnya. Jelas?"

"Ya, Ma'am. Miss Maudie?"

"Apa, Nak?"

"Bolehkah aku dan Scout meminjam sebagian saljumu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 133

"Demi surga, ambil saja semua! Ada keranjang persik tua di kolong rumah,

angkut saja dengan itu." Mata Miss Maudie menyipit. "Jem Finch, hendak

kamu apakan saljuku?"

"Lihat saja nanti," kata Jem, dan kami memindahkan salju sebanyak

mungkin dari halaman Miss Maudie ke halaman kami dalam sebuah

operasi yang basah dan berlumpur.

"Kita mau membuat apa, Jem?" tanyaku.

"Lihat saja nanti," katanya. "Sekarang, ambil keranjangnya dan angkut ke

sini semua salju yang bisa kaukumpulkan dari halaman belakang. Jangan

lupa jalan di atas jejak yang sudah ada ya," dia memperingatkan.

"Apa kita mau bikin boneka salju bayi, Jem?"

"Bukan, boneka salju betulan. Kita harus bekerja keras."

Jem berlari ke halaman belakang, mengambil

cangkul kebun, dan mulai menggali dengan cepat di belakang tumpukan

kayu, menimbun cacing-cacing yang ditemukannya di satu sisi. Dia masuk

ke rumah, kembali dengan membawa keranjang cucian, mengisinya

dengan tanah, lalu membawanya ke halaman depan.

Ketika kami sudah punya lima keranjang tanah dan dua keranjang salju,

Jem berkata bahwa kami sudah siap untuk memulai.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 134

"Tapi kan semua ini kelihatannya acak-acakan?" tanyaku.

"Sekarang kelihatannya acak-acakan, tapi nanti tidak," katanya.

Jem meraup tanah, menepuk-nepuknya hingga menjadi sebuah gundukan,

lalu menambahkan se-raup tanah lagi, dan seraup lagi sampai dia

mendapatkan sebentuk tubuh.

"Jem, aku belum pernah dengar ada boneka salju nigger," kataku.

"Dia tak akan lama berwarna hitam," dengusnya. Jem memungut beberapa

ranting pohon persik dari halaman belakang, menjalinnya, dan membeng-

kokkannya menjadi tulang lalu melapisinya dengan tanah.

"Mirip Miss Stephanie Crawford yang sedang berkacak pinggang," kataku.

"Gendut di tengah dan lengannya kecil kurus."

"Kubuat lebih besar." Jem menyiramkan air pada boneka lumpur dan

menambahkan tanah. Dia memandanginya sambil berpikir sejenak, lalu

membentuk perut besar di bawah garis pinggang boneka.

Jem menoleh padaku, matanya berbinar-binar, "Mr. Avery bentuknya agak

mirip boneka salju, kan?"

Jem meraup salju dan mulai melapisi boneka itu. Dia hanya mengizinkan

aku melapisi bagian belakang, mengerjakan sendiri bagian yang bisa

Dillhat umum. Perlahan-lahan, Mr. Avery menjadi putih.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 135

Dengan menggunakan potongan kayu untuk mata, hidung, mulut, dan

kancing baju, Jem berhasil membuat Mr. Avery tampak murka. Setangkai

kayu bakar melengkapi bonekanya. Jem melangkah ke belakang dan

mengamati ciptaannya.

"Bagus sekali, Jem," kataku. "Dia kelihatannya hampir-hampir bisa bicara."

"Iya, ya?" katanya malu-malu.

Karena kami tak sabar menunggu Atticus pulang untuk makan malam,

kami meneleponnya dan berkata bahwa kami punya kejutan besar

untuknya. Dia tampak terkejut ketika melihat sebagian besar halaman

belakang berpindah ke halaman depan, tetapi dia memuji pekerjaan kami.

"Tadi aku tak tahu bagaimana kau akan melakukannya," katanya kepada

Jem, "tetapi mulai sekarang, aku tak akan pernah mengkhawatirkan kau

akan jadi seperti apa kelak, Nak, kau selalu punya ide."

Telinga Jem memerah karena pujian Atticus, tetapi dia mendongak tajam

ketika Dillhatnya Atticus melangkah mundur. Atticus memicingkan mata

pada boneka salju itu beberapa saat. Dia menyeringai, lalu tertawa. "Nak,

aku tak tahu kelak kau akan jadi apa insinyur, pengacara, atau pelukis

potret. Kau hampir bisa dituduh melakukan penghinaan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 136

terhadap seseorang di halaman depan kita. Kita harus menyamarkan

teman kita ini."

Atticus menyarankan Jem mengurangi sedikit bagian depan ciptaannya itu,

menukar kayu bakar dengan sapu, dan memakaikan celemek.

Jem menjelaskan bahwa kalau saran Atticus itu dijalankan, boneka saljunya

akan berlumpur dan tak akan jadi boneka salju lagi.

"Aku tak peduli apa yang akan kaulakukan, asalkan kau berbuat sesuatu,"

kata Atticus. "Kau tak boleh membuat karikatur para tetangga begitu saja."

"Ini bukan karaktertur," kata Jem. "Cuma mirip saja."

"Mr. Avery mungkin tak akan berpikir gitu." "Aku tahu!" kata Jem. Dia

berlari menyeberang jalan, menghilang ke halaman belakang Miss Maudie,

dan kembali dengan penuh kemenangan. Dia memasang sunhat Miss

Maudie pada kepala boneka salju itu dan menjejalkan gunting tanaman

pada sikutnya. Kata Atticus, itu cukup.

Miss Maudie membuka pintu depannya dan keluar ke teras. Dia

memandang kami dari seberang. Mendadak dia menyeringai. "Jem Finch,"

panggilnya. "Kau anak nakal, kembalikan topiku, Nak!"

Jem memandang Atticus, yang menggeleng. "Dia cuma cerewet," katanya.

"Dia sangat terkesan dengan prestasimu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 137

Atticus berjalan ke trotoar Miss Maudie, lalu mengobrol asyik sambil

melambai-lambaikan tangan. Satu-satunya frasa yang terdengar olehku

adalah

"... mendirikan morfodit bagus di halaman! Atticus, kau tak akan bisa

membesarkan mereka dengan baik!"

Sorenya, hujan salju reda, suhu menukik turun, dan saat malam tiba,

ramalan terburuk Mr. Avery pun terwujud: Calpurnia menyalakan setiap

perapian di dalam rumah, tetapi kami masih saja kedinginan. Saat Atticus

pulang malam itu, dia berkata bahwa kami harus siap-siap menderita, dan

bertanya kepada Calpurnia apakah dia mau tinggal bersama kami malam

itu. Calpurnia memandang langit-langit tinggi dan jendela-jendela panjang

di rumah kami lalu berkata bahwa sepertinya dia akan merasa lebih hangat

di rumahnya. Atticus mengantarkannya pulang dengan mobil.

Sebelum aku tidur, Atticus menambahkan batu bara dalam perapian di

kamarku. Katanya, termometer menunjukkan angka enam belas, bahwa ini

malam terdingin sepanjang ingatannya, dan bahwa boneka salju kami di

luar padat membeku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 138

Rasanya baru beberapa menit, ketika seseorang membangunkanku dengan

mengguncang tubuhku. Baju hangat Atticus diselimutkan ke badanku.

"Sudah pagi lagi?" "Sayang, bangun."

Atticus menyodorkan mantel mandi dan jaketku. "Kenakan mantelmu

dulu," katanya.

Jem berdiri di samping Atticus, tampak bingung dan kusut. Dia

mencengkeram bagian leher jaketnya dan memasukkan tangan lainnya ke

saku. Dia tampak aneh, sepertinya tiba-tiba badannya jadi ke-

gemukan.

"Cepat, Sayang," kata Atticus. "Ini sepatu dan kaus kakimu."

Dengan bingung, aku mengenakannya. "Apa sekarang sudah pagi?"

"Belum, baru jam satu lewat. Cepatlah." Akhirnya, kusadari bahwa suatu

hal buruk telah terjadi. "Ada apa?"

Pada saat itu, Atticus sudah tak perlu memberitahuku lagi. Seperti burung

yang tahu kapan hujan akan turun, aku pun tahu jika suatu masalah telah

terjadi di lingkungan kami. Suara selembut kain taffeta dan bunyi berisik

yang teredam menjalanku dengan kengerian tanpa daya. "Rumah siapa?"

"Rumah Miss Maudie, Sayang," kata Atticus lembut.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 139

Di pintu depan, kami melihat api menyeruak dari jendela ruang makan

Miss Maudie. Seolah-olah menegaskan apa yang kami lihat, sirene

kebakaran meraung, dengan nada meninggi lantang, menjerit.

"Rumah itu terbakar habis, ya?" Jem merintih.

"Sepertinya begitu," kata Atticus. "Sekarang dengarlah, kalian berdua.

Pergilah ke depan Radley Place dan berdiri di sana. Jangan menghalangi

jalan, mengerti? Kalian bisa melihat ke arah mana angin bertiup?"

"Oh," kata Jem. "Atticus, apa kita harus mulai memindahkan perabot

keluar?"

"Belum, Nak. Turuti kataku. Larilah ke sana. Jaga Scout, ya. Jangan sampai

dia lepas dari per-

hatianmu."

Atticus mendorong kami agar berjalan ke arah gerbang depan Radley.

Kami berdiri menyaksikan jalanan terisi orang dan mobil, sementara api

melahap rumah Miss Maudie tanpa suara. "Kenapa mereka tak cepat-cepat,

kenapa mereka tak bergegas gumam Jem.

Kami melihat alasannya. Truk kebakaran yang sudah tua, rusak karena

cuaca dingin, sedang didorong dari kota oleh sekelompok orang. Ketika

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 140

selang disambungkan ke pipa air, selang itu meletus dan air menyemprot

ke atas, mengalir ke trotoar. "Ohh Tuhan, Jem ..."

Jem merangkulku, "Sst, Scout," katanya. "Belum waktunya kita khawatir.

Akan kuberi tahu kalau sudah waktunya."

Para lelaki Maycomb, berpakaian seadanya, mengangkuti perabot dari

rumah Miss Maudie ke halaman di seberang jalan. Aku melihat Atticus

mengangkut kursi goyang kayu ek yang berat milik Miss Maudie, dan

berpikir betapa baiknya dia menyelamatkan benda yang paling berharga

bagi Miss Maudie itu.

Kadang, kami mendengar teriakan. Lalu, wajah Mr. Avery muncul di

jendela atas. Dia mendorong kasur keluar jendela menuju jalan dan

melempar perabot sampai orang-orang berseru, "Turunlah, Dick!

Tangganya akan roboh! Keluarlah, Mr. Avery!" Mr. Avery mulai memanjat

keluar jendela. "Scout, dia terjepit ..." Jem berbisik. "Oh Tuhan

Mr. Avery terjepit ketat. Aku membenamkan kepala di bawah lengan Jem

dan tidak mampu melihat lagi sampai Jem berseru. "Dia bisa melepaskan

diri, Scout! Dia tidak apa-apa!"

Aku mendongak dan melihat Mr. Avery melintasi teras atas. Dia

menjulurkan kakinya melompati pagar dan meluncur menuruni pilar, lalu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 141

jatuh tergelincir. Dia jatuh, menjerit, dan menimpa semak di halaman Miss

Maudie.

Tiba-tiba aku menyadari bahwa orang-orang sedang menjauhi rumah Miss

Maudie, menyusuri jalan ke arah kami. Mereka tak lagi mengangkuti

perabot. Api sudah jauh memasuki lantai dua dan melahap rumah itu

sampai ke atap: kerangka jendela tampak hitam mengelilingi Jingganya api

yang menyala-nyala.

"Jem, jadi mirip labu" "Scout, lihat!"

Asap berarak ke rumah kami dan rumah Miss Rachel layaknya kabut dari

tepi sungai, dan orang-orang menariki selang-selang ke arah itu. Di

belakang kami, truk pemadam kebakaran dari Abbott-sville meraung

mengitari tikungan dan berhenti di depan rumah kami.

"Bukunya kataku. "Apa?" kata Jem.

"Buku Tom Swift itu, itu bukan punyaku, itu punya Dill ...."

"Jangan khawatir, Scout, belum waktunya kita khawatir," kata Jem. Dia

menunjuk. "Lihat ke sana." Di antara kerumunan tetangga, Atticus berdiri

sambil membenamkan tangannya dalam saku jaket. Sikapnya sama seperti

saat dia sedang menonton pertandingan football. Miss Maudie berdiri di

sampingnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 142

"Lihat, Atticus juga belum khawatir," kata Jem.

"Kenapa dia tak naik ke salah satu rumah?"

"Dia terlalu tua, bisa-bisa lehernya patah."

"Apa sebaiknya kita memintanya mengeluarkan barang-barang kita?"

"Sebaiknya kita tidak mengganggu dia, dia pasti tahu kapan waktu yang

tepat," kata Jem.

Truk pemadam kebakaran Abbottsville mulai memompa air ke rumah

kami; seorang lelaki yang berdiri di atap menunjuk ke tempat-tempat yang

paling membutuhkannya. Aku menyaksikan Morfodit Bagus kami

menghitam dan roboh; sunhat Miss Maudie mendarat di atas

onggokannya. Gunting tanamannya tak terlihat lagi. Di antara rumah

kami, rumah Miss Rachel, dan rumah Miss Maudie yang panas membara,

para lelaki sudah lama menanggalkan jaket dan mantel mandi. Mereka

bekerja dengan mengenakan kemeja piama dan kaus yang diselipkan pada

celana, tetapi aku mulai menyadari bahwa aku perlahan-lahan membeku di

tempatku berdiri. Jem mencoba membuatku tetap hangat, tetapi lengannya

saja tidak cukup. Aku melepaskan diri darinya dan mencengkeram

bahuku. Dengan melompat-lompat kecil, aku dapat merasakan kakiku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 143

Satu lagi truk pemadam kebakaran muncul dan berhenti di depan rumah

Miss Stephanie Crawford. Tak ada pipa air untuk satu selang lagi, dan

orang-

?rang mencoba membasahi rumah itu dengan tabung pemadam

kebakaran kecil.

Atap aluminium Miss Maudie memadamkan api. Dengan bergemuruh,

rumah itu runtuh; api memancar ke mana-mana, diikuti dengan tebaran

selimut dari orang-orang yang berada di atap rumah tetangga, memukuli

bunga api dan bongkahan kayu yang membara hingga padam.

Subuh menjelang ketika orang-orang mulai beranjak, mula-mula satu per

satu, lalu berkelompok. Mereka mendorong truk kebakaran Maycomb

kembali ke kota; truk Abbottsville kembali ke pangkalannya, truk ketiga

tetap tinggal. Kami mengetahui keesokan harinya bahwa truk itu berasal

dari Clark's Ferry, enam puluh mil dari sini.

Aku dan Jem menyelinap ke seberang jalan. Miss Maudie sedang menatap

lubang hitam berasap di halamannya, dan Atticus menggeleng untuk

memberi tahu kami bahwa Miss Maudie sedang tidak ingin diajak bicara.

Atticus membimbing kami pulang, merangkul bahu kami untuk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 144

menyeberangi jalan yang penuh es. Katanya, Miss Maudie akan menginap

di rumah Miss Stephanie untuk sementara.

"Ada yang mau cokelat panas?" tanyanya. Badanku gemetar ketika Atticus

menyalakan kompor.

Selagi kami minum cokelat panas, aku melihat Atticus memandangiku,

pertama dengan rasa ingin tahu, lalu dengan ketegasan. "Bukankah aku

menyuruh kau dan Jem tetap berdiri di tempat itu?" katanya.

"Kami di sana, kok. Kami tetap"

"Lalu, selimut siapa itu?" "Selimut?"

"Ya, Nak, selimut. Itu bukan milik kita." Aku melihat ke bawah dan ternyata

aku menggenggam selimut wol cokelat yang tersampir di bahuku, seperti

perempuan Indian.

"Atticus, aku tak tahu, Sir ... aku" Aku menoleh kepada Jem untuk meminta

jawaban, tetapi Jem malah lebih bingung daripadaku. Katanya, dia tak tahu

bagaimana tiba-tiba bisa ada selimut, kami benar-benar menuruti perintah

Atticus, kami berdiri di samping gerbang Radley, jauh dari semua orang,

kami tidak bergerak seinci pun Jem berhenti.

"Mr. Nathan ada di tempat kebakaran," dia meracau. "Aku melihat dia, aku

lihat, dia sedang menarik-narik kasur Atticus, aku sumpah ..."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 145

"Tak apa-apa, Nak." Atticus menyeringai perlahan. "Sepertinya malam ini

seluruh penduduk Maycomb keluar rumah. Jem, rasanya ada kertas

pembungkus di lemari. Ambillah dan kita akan"

"Atticus, jangan, Sir!" Jem sepertinya sudah kehilangan akal. Dia mulai

menyemburkan seluruh rahasia kami, sama sekali tidak memedulikan

keamanan posisiku, apa lagi keamanannya, dia tak meninggalkan satu hal

pun, ceruk, celana, semuanya.

"... Mr. Nathan menutup pohon itu dengan semen, Atticus, dan itu

dilakukannya agar kami tak menemukan barang-barang sepertinya dia

memang gila, seperti orang bilang, tapi Atticus, aku ber-

sumpah demi Tuhan, dia belum pernah menyakiti kami, dia belum pernah

mencederai kami, dia bisa saja menggorok leherku dari telinga ke telinga

malam itu, tetapi dia malah berusaha menjahitkan celanaku ... dia tak

pernah menyakiti kami, Atticus"

Atticus berkata, "Tunggu, Nak," begitu lembut sehingga aku merasa sangat

lega. Kelihatannya dia tak mengerti satu kata pun yang diucapkan Jem

karena yang dikatakan Atticus hanyalah, "Kau benar. Lebih baik kita

rahasiakan cerita dan selimut ini di antara kita saja. Suatu hari nanti,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 146

mungkin, Scout bisa mengucapkan terima kasih padanya untuk

menyelimutinya."

"Berterima kasih pada siapa?" tanyaku.

"Boo Radley. Kau begitu sibuk menonton kebakaran sehingga kau tak tahu

waktu dia menyelimuti tubuhmu."

Perutku rasanya mencair dan aku hampir muntah ketika Jem

menyodorkan selimut itu dan beringsut mendekatiku. "Dia menyelinap

keluar dari rumah berbalik menyelinap masuk lagi ke rumah, dia yang

melakukannya!"

Atticus berkata datar, "Jangan sampai kejadian ini mengilhamimu untuk

bertingkah lagi, Jeremy."

Jem merengut, "Aku tak melakukan apa-apa padanya," tetapi aku melihat

percik petualangan baru memadam di matanya. "Coba pikir, Scout,"

katanya, "andai kau berbalik, kau pasti bisa melihat dia."

Calpurnia membangunkan kami pada tengah hari. Atticus sudah

memberitahunya bahwa kami ti-

dak perlu bersekolah hari itu, kami tak bisa belajar apa-apa kalau tidak

tidur. Calpurnia menyuruh kami mencoba membersihkan halaman depan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 147

Sunhat Miss Maudie tergeletak dilapisi es tipis, seperti lalat yang terfosil

dalam batu ambar, dan kami harus menggali tanah untuk mendapatkan

gunting tanaman. Kami menemukan Miss Maudie di halaman

belakangnya, memandangi rumpun azalea yang gosong dan beku.

"Kami mengembalikan barang-barangmu, Miss Maudie," kata Jem. "Kami

ikut menyesal."

Miss Maudie memandang sekeliling, dan bayangan seringai khasnya

melintasi wajahnya. "Memang sejak dulu aku ingin rumah yang lebih kecil,

Jem Finch. Halamannya jadi lebih luas. Bayangkan, aku akan punya lebih

banyak tempat untuk azaleaku sekarang!"

"Anda tidak sedih, Miss Maudie?" tanyaku, kaget. Kata Atticus, hanya

rumah itulah harta miliknya.

"Sedih, Nak? Mengapa harus sedih? Aku membenci kandang sapi tua itu.

Sudah ratusan kali aku terpikir untuk membakarnya sendiri, tapi aku bisa-

bisa dipenjara."

"Tapi"

"Tak usah mencemaskan aku, Jean Louise Finch. Ada banyak cara yang

belum kauketahui untuk melakukan sesuatu. Aku bisa membangun rumah

kecil dan menerima dua pengontrak kamar dan wah, aku akan memiliki

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 148

halaman tercantik di Alabama. Halaman keluarga Bellingrath akan

kelihatan menge-

naskan kalau aku sudah mulai!"

Aku dan Jem saling memandang. "Kenapa bisa sampai terjadi kebakaran,

Miss Maudie?" tanyanya.

"Tak tahu, Jem. Mungkin cerobong asap di dapur. Tadi malam aku

menyalakan api di sana untuk menghangatkan tanamanku yang ada

dalam pot. Kudengar kau bertemu teman tak terduga tadi malam, Miss

Jean Louise."

"Dari mana Anda tahu?"

"Atticus memberitahuku ketika dia akan berangkat ke kota tadi pagi. Jujur

saja, aku juga ingin berada bersamamu waktu itu. Dan tentunya aku akan

cukup pintar untuk berbalik."

Miss Maudie membuatku bingung. Meskipun hampir seluruh benda

miliknya habis terbakar dan halaman kesayangannya kacau-balau, dia

masih menaruh perhatian besar pada urusanku dan Jem.

Rupanya dia melihat kebingunganku. Katanya, "Satu-satunya yang

membuatku cemas tadi malam adalah bahaya dan kehebohan yang

diakibatkannya. Seluruh lingkungan ini bisa saja terbakar. Mr. Avery harus

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 149

istirahat di tempat tidur selama seminggu dia benar-benar terbakar. Dia

terlalu tua untuk melakukan hal-hal seperti itu dan aku sudah bilang

padanya. Kalau urusanku sudah beres dan kalau Stephanie Crawford

sedang lengah, aku akan segera membuatkan kue Lane untuk Mr. Avery. Si

Stephanie sudah tiga puluh tahun mengincar resepku, dan kalau dia pikir

resep itu akan kuberikan kepadanya hanya karena aku menginap di

rumahnya, dia harus berpikir lagi."

Kupikir jika Miss Maudie menyerah dan memberikan resep itu, Miss

Stephanie tetap saja tak akan bisa mengerjakannya. Miss Maudie pernah

menunjukkan resep itu padaku: di antaranya, resep itu membutuhkan

secangkir besar gula.

Hari masih siang. Udaranya sangat dingin dan cerah, dan kami mendengar

jam di gedung pengadilan berdentang, lalu menimbulkan serangkaian

bunyi bising sebelum menunjukkan waktu. Warna hidung Miss Maudie

belum pernah kulihat sebelumnya, dan aku menanyakannya.

"Aku sudah di luar sini sejak jam enam," katanya. "Mestinya sudah

membeku sekarang." Dia mengangkat tangan. Jaringan kecil yang keriput

malang melintang di telapaknya, cokelat karena tanah dan darah kering.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 150

"Tanganmu jadi rusak," kata Jem. "Mengapa tidak mencari orang Negro

saja?" Tak ada nada ingin menolong dalam suaranya ketika dia

menambahkan, "Atau aku dan Scout, kami bisa bantu."

Kata Miss Maudie, "Terima kasih, Nak, tetapi kau juga punya pekerjaan di

sana." Dia menunjuk halaman kami.

"Maksud Anda, Morfodit itu?" tanyaku. "Ah, itu bisa kami rapikan dengan

cepat."

Miss Maudie menatapku, bibirnya bergerak tanpa suara. Tiba-tiba dia

meletakkan tangannya di kepala dan berseru dengan semangat. Ketika

kami meninggalkannya, dia masih tergelak.

Kata Jem, dia tak tahu apa yang salah dengan Miss Maudie memang seperti

itulah Miss Maudie.

Sembilan

Hei, tarik kembali kata-katamu!" Perintah yang kuberikan kepada Cecil

Jacobs ini, adalah awal masa sulit bagiku dan Jem. Tanganku terkepal dan

aku siap mengayunkannya. Atticus pernah berjanji bahwa dia akan

memukulku kalau mendengar aku berkelahi lagi; aku sudah terlalu tua dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 151

terlalu besar untuk hal kekanak-kanakan seperti itu, dan lebih cepat aku

belajar menahan diri, keadaan akan lebih baik bagi semua orang. Aku

langsung melupakannya.

Cecil Jacobs membuatku lupa. Sehari sebelumnya, dia mengumumkan di

halaman sekolah bahwa ayah Scout Finch membela orang nigger. Aku

menyangkalnya, tetapi memberi tahu Jem.

"Apa maksudnya, berkata seperti itu?" tanyaku. "Bukan apa-apa," kata Jem.

"Tanya saja Atticus, dia akan memberitahumu."

"Apakah kau membela nigger, Atticus?" tanyaku padanya malam itu.

"Tentu saja iya. Jangan bilang nigger, Scout. Tidak sopan."

"Itu yang dibilang semua orang di sekolah." "Mulai saat ini, semua orang

kecuali satu" "Kalau kau tak mau aku berbicara seperti itu, kenapa aku

disuruh bersekolah?"

Ayahku memandangku lembut, rasa geli ter-

sirat di matanya. Meskipun kami sudah berkompromi, aksiku untuk

menghindari sekolah berlangsung dalam berbagai bentuk sejak mengecap

hari pertama sekolah: pada awal September aku menyampaikan berbagai

keluhan tentang pingsan, pusing, dan sakit perut. Aku bahkan membayar

lima sen pada anak lelaki kepala koki Miss Rachel, yang terjangkit

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 152

cacingan, supaya mengizinkanku menggosokkan kepalaku pada kepalanya.

Aku tidak tertular.

Tetapi, aku mencemaskan hal lain. "Apakah semua pengacara membela n-

orang Negro, Atticus?" "Tentu saja, Scout."

"Lalu, kenapa Cecil bilang kau membela nigger! Cara bicaranya seolah-olah

kau punya pabrik alkohol ilegal."

Atticus menghela napas. "Aku hanya membela seorang Negro namanya

Tom Robinson. Dia tinggal di permukiman kecil di seberang tempat

pembuangan sampah kota kita. Dia anggota gereja yang sama dengan

Calpurnia, dan Cal kenal baik dengan keluarganya. Katanya, mereka hidup

bersih. Scout, kau belum cukup besar untuk memahami beberapa hal,

tetapi warga kota berpendapat bahwa aku sebaiknya jangan berbuat

banyak untuk membela orang ini. Kasusnya memang unik baru akan

disidangkan musim panas nanti. John Taylor sudah cukup baik memberi

kami penundaan

"Kalau sebaiknya kau tidak membelanya, lalu kenapa kaubela?"

"Ada beberapa alasan," kata Atticus. "Alasan utamanya, kalau aku tidak

membelanya, aku tak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 153

akan bisa menegakkan kepalaku di kota ini, aku tak akan bisa mewakili

county ini dalam badan legislatif, aku bahkan tak bisa melarangmu atau

Jem melakukan sesuatu."

"Maksudmu, kalau kau tidak membela orang itu, aku dan Jem tak perlu

mematuhimu lagi?"

"Kira-kira begitu."

"Kenapa?"

"Karena aku tak bisa lagi meminta kalian me-matuhiku. Scout, karena

memang begitulah pekerjaannya, setiap pengacara sepanjang hidupnya

setidaknya mendapatkan satu kasus yang akan memengaruhinya secara

pribadi. Sepertinya, kasus inilah kasusku. Kau mungkin akan mendengar

omongan buruk tentang hal ini di sekolah, tetapi aku minta satu hal, kalau

kau mau: tegakkan kepalamu tinggi-tinggi dan tahan keinginanmu untuk

memukul. Apa pun yang dikatakan orang kepadamu, jangan dimasukkan

ke hati. Cobalah untuk melawan mereka dengan pemikiranmu ... sebaiknya

begitu, meskipun mereka akan terus melawan."

"Atticus, apakah kita akan menang?"

"Tidak, Sayang."

"Lalu, kenapa"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 154

"Hanya karena kita telah tertindas selama seratus tahun sebelum kita mulai

melawan, bukanlah alasan bagi kita untuk tidak berusaha menang."

"Bicaramu mirip Sepupu Ike Finch," kataku. Sepupu Ike Finch adalah satu-

satunya veteran Konfederasi yang masih hidup di Maycomb County.

Janggutnya menyerupai janggut Jenderal Hood, yang

sering dibanggakannya secara berlebihan. Paling sedikit sekali setahun,

Atticus, Jem, dan aku mengunjunginya dan aku harus mengecupnya.

Sungguh tidak menyenangkan. Aku dan Jem biasanya dengan sopan

mendengarkan percakapan Atticus dan Sepupu Ike yang mengulang-ulang

cerita tentang pengalaman perangnya. "Kuberi tahu ya, Atticus," Sepupu

Ike biasa berkata, "Kompromi Missou-rilah yang merugikan kita, tetapi

andai aku harus mengalaminya lagi, aku akan tetap menapakkan setiap

langkahku ke sana lalu kembali lagi seperti yang pernah kulakukan, lebih

dari itu, kita akan mengalahkan mereka kali ini ... nah, pada tahun 1864,

ketika Stonewall Jackson mampir maaf, aku salah anak-anak. Si Cahaya

Biru sudah di surga waktu itu, semoga Tuhan memberkati alis kudusnya ..."

"Kemarilah, Scout," kata Atticus. Aku merangkak ke dalam pangkuannya

dan meletakkan kepalaku di bawah dagunya. Dia memelukku dan

membuaiku lembut. "Kali ini berbeda," katanya. "Kali ini kita tidak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 155

melawan kaum Yankee, kita melawan teman-teman kita. Tapi ingat ini,

sepahit apa pun situasinya nanti, mereka masih teman kita dan tempat ini

tetap rumah kita."

Dengan mengingat perkataan Atticus, aku menghadapi Cecil Jacobs di

halaman sekolah keesokan harinya: "Hei, tarik kembali kata-katamu!"

"Coba saja paksa aku!" bentaknya. "Kata orang tuaku, ayahmu itu bikin

malu dan nigger itu seharusnya digantung di tangki air!"

Aku bersiap memukulnya, teringat perkataan

Atticus, lalu menurunkan kepalanku, dan pergi meninggalkannya.

Teriakan "Scout pengecut!" terngiang-ngiang di telingaku. Itulah pertama

kalinya aku meninggalkan perkelahian.

Entah mengapa, aku merasa, kalau aku berkelahi dengan Cecil, aku akan

mengecewakan Atticus. Atticus sangat jarang meminta aku dan Jem

melakukan sesuatu untuknya, jadi aku bisa menerima sebutan pengecut

demi dia. Aku merasa sangat mulia karena aku mengingat nasihatnya, dan

tetap merasa mulia selama tiga minggu. Lalu, Natal tiba dan bencana

menghantam.

Aku dan Jem menantikan Natal dengan perasaan campur aduk. Sisi

baiknya adalah pohon Natal dan Paman Jack Finch. Setiap Malam Natal,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 156

kami menjemput Paman Jack di Persimpangan Maycomb, dan dia

melewatkan seminggu bersama kami.

Sisi buruknya menyangkut raut wajah Bibi Alexandra dan Francis yang

kaku.

Kukira aku harus menyertakan Paman Jimmy, suami Bibi Alexandra, tetapi

dia tak pernah mengucapkan sepatah kata pun padaku sepanjang

hidupku, kecuali mengatakan "Turun dari pagar" satu kali; aku tak pernah

melihat alasan untuk memerhatikannya. Begitu pula Bibi Alexandra.

Dahulu sekali, saat mereka masih akrab, Bibi dan Paman Jimmy

menghasilkan seorang putra bernama Henry,

yang meninggalkan rumah secepat dia bisa, menikah, dan menghasilkan

Francis. Henry dan istrinya menitipkan Francis di rumah orangtuanya

setiap Natal, lalu mencari kesenangan sendiri.

Meskipun telah menghela napas sebanyak yang kami mampu, kami tak

bisa membujuk Atticus untuk mengizinkan kami melewatkan hari Natal di

rumah. Kami pergi ke Finch's Landing setiap Natal sepanjang ingatanku.

Keahlian memasak Bibi Alexandra adalah kompensasi atas pemaksaan

melewatkan hari raya agama bersama Francis Hancock. Dia setahun lebih

tua dariku, dan aku menghindarinya berdasarkan prinsip: dia menikmati

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 157

segala sesuatu yang tak kusukai, dan dia terang-terangan tidak menyukai

hobiku.

Bibi Alexandra adalah adik Atticus, tetapi ketika Jem bercerita tentang

persaudaraan dan bayi yang tertukar, aku menjadi yakin bahwa Bibi

Alexandra tertukar sejak lahir, bahwa kakek-nenekku mungkin

mendapatkan seorang Crawford, bukan seorang Finch. Seandainya aku

pernah mengkhayalkan gunung-gunung, yang tampaknya membuat para

pengacara dan hakim terobsesi, Bibi Alexandra mungkin bisa disamakan

dengan Gunung Everest: sepanjang hidupku, dia dingin dan dia ada.

Ketika Paman Jack melompat turun dari kereta pada hari Malam Natal,

kami harus menunggu portir menyerahkan dua paket panjang kepadanya.

Sejak dulu, aku dan Jem merasa lucu kalau melihat Paman Jack mencium

pipi Atticus; hanya mereka berdualah lelaki yang pernah kami lihat saling

mencium. Paman

Jack berjabatan tangan dengan Jem dan mengayunku ke atas, tetapi tidak

cukup tinggi: Paman Jack sekepala lebih pendek daripada Atticus; si bayi

dalam keluarga Finch, dia lebih muda daripada Bibi Alexandra. Dia dan

Bibi Alexandra berwajah mirip, tetapi kesan yang ditimbulkan wajahnya

lebih baik: kami tak pernah curiga pada hidung dan dagunya yang tajam.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 158

Dia salah seorang dari sedikit ilmuwan yang tak pernah membuatku takut,

mungkin karena dia tak pernah bersikap seperti dokter. Ketika dia

melakukan pemeriksaan kecil padaku dan Jem, misalnya mengeluarkan

serpih kayu di kaki, dia memberi tahu kami apa persisnya yang akan dia

lakukan, memberi kami perkiraan seberapa besar rasa sakit yang akan

timbul, dan menjelaskan kegunaan setiap alat yang dipakainya. Pada suatu

hari Natal, aku bersembunyi di pojok, mengusap-usap kakiku yang

kemasukan serpih kayu bengkok, tak mengizinkan siapa pun mendekatiku.

Ketika Paman Jack berhasil menangkapku, dia membuatku tertawa-tawa

dengan menceritakan lelucon tentang seorang pendeta yang begitu

membenci pergi ke gereja sehingga setiap hari dia berdiri di depan gerbang

gereja dengan mengenakan jubahnya, mengisap pipa rokok, dan

menyampaikan khotbah sepanjang lima menit kepada siapa pun yang

menginginkan penghiburan spiritual, yang kebetulan melewatinya. Aku

menyela agar Paman Jack memberi tahu kapan dia akan mengeluarkan

serpih itu, tetapi dia menunjukkan serpih berdarah yang telah dicabutnya

dengan pinset itu dan

berkata bahwa dia mencabutnya saat aku tertawa; itulah yang namanya

relativitas.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 159

"Apa isi paketnya?" tanyaku padanya, menunjuk parsel panjang tipis yang

diserahkan portir.

"Bukan urusanmu," katanya. Kata Jem, "Apa kabar Rose Aylmer?" Rose

Aylmer adalah kucing Paman Jack, betina berwarna kuning yang cantik.

Kata Paman Jack, dia adalah salah satu dari sedikit perempuan yang dia

bisa tahan berdekatan dalam waktu lama. Dia merogoh saku jaketnya dan

mengeluarkan beberapa lembar foto. Kami mengaguminya.

"Dia makin gemuk," kataku.

"Memang semestinya. Dia makan semua sisa-sisa jari dan kuping yang

kudapatkan dari rumah sakit."

"Ah, itu pasti kebohongan brengsek," kataku. "Maaf?"

Kata Atticus, "Tak usah dipedulikan, Jack. Dia sedang mengujimu. Kata Cal,

sudah seminggu ini dia fasih menyumpah-nyumpah."

Paman Jack mengangkat alis dan tak mengatakan apa-apa. Aku berbuat

begini berdasarkan suatu teori samar, selain adanya daya pikat dalam

sumpah serapah seperti itu, jika Atticus tahu bahwa aku mempelajari kata-

kata itu di sekolah, dia tak akan memaksaku bersekolah lagi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 160

Namun, pada acara makan malam itu, ketika aku meminta tolong padanya

untuk mengambilkan daging sialan, Paman Jack menudingku. "Temui aku

setelah ini, gadis muda," katanya.

Seusai makan malam, Paman Jack masuk ke ruang tamu dan duduk. Dia

menepuk pahanya agar aku duduk di pangkuannya. Aku menyukai bau

tubuhnya: aromanya seperti botol alkohol dan sesuatu yang manis

menyenangkan. Dia mengusap poniku dan memandangku. "Kau lebih

mirip Atticus daripada ibumu," katanya. "Kau juga sudah sedikit lebih

besar dari celanamu."

"Rasanya celanaku pas-pas saja."

"Kau suka mengucapkan kata-kata seperti sialan dan brengsek sekarang,

ya?" Kataku, sepertinya begitu.

"Yah, aku tak suka itu," kata Paman Jack, "kecuali ada yang memancing-

mancingmu untuk menggunakan kata-kata itu. Aku akan tinggal di sini

selama seminggu, dan aku tak ingin mendengar kata-kata seperti itu selagi

aku di sini. Scout, kau akan mendapat masalah kalau terus-terusan

mengucapkan kata-kata itu. Kau ingin tumbuh menjadi wanita terhormat,

kan?"

Aku bilang, tidak juga.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 161

"Pasti kau mau. Nah, ayo menghias pohon kita." Kami menghiasi pohon

sampai waktu tidur tiba, dan malam itu aku memimpikan dua paket

panjang untukku dan Jem. Keesokan paginya, aku dan Jem terjun

menyambarnya: hadiah itu dari Atticus, yang menyurati Paman Jack agar

membelikannya untuk kami, dan isinya memang apa yang kami minta.

"Jangan memainkannya di dalam rumah," kata Atticus, ketika Jem

membidik sebuah gambar di dinding.

"Kau harus mengajari mereka cara menembak," kata Paman Jack.

"Itu tugasmu," kata Atticus. "Aku lebih baik tidak ikut campur."

Atticus harus menggunakan suara ruang sidangnya untuk mengalihkan

kami dari pohon Natal. Dia tak mengizinkan kami membawa senapan

angin kami ke Landing (aku sudah mulai membayangkan menembak

Francis) dan berkata bahwa jika kami melakukan hal buruk sekali saja,

senapan itu akan disita selamanya.

Finch's Landing terdiri atas 366 anak tangga yang menuruni tebing dan

berujung di dermaga. Lebih hilir lagi, melewati tebing, terdapat sisa-sisa

kebun kapas tua, dahulu tempat orang-orang Negro yang bekerja untuk

keluarga Finch mengangkuti karung dan hasil panen, menurunkan

berblok-blok es, terigu dan gula, peralatan pertanian, dan pakaian-pakaian

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 162

wanita. Jalan dua arah merentang dari tepi sungai dan menghilang di

antara pepohonan gelap. Pada ujung jalan terdapat rumah putih berlantai

dua, dengan beranda yang mengitari kedua lantainya. Pada usia senja,

leluhur kami, Simon Finch, membangunnya untuk menyenangkan istrinya

yang suka menuntut; tetapi dengan adanya be-randa-beranda, rumah itu

tak lagi memiliki kemiripan dengan rumah biasa pada zaman itu.

Pengaturan di dalam rumah Finch menandakan ketulusan dan

kepercayaan mutlak Simon pada anak-anaknya.

Di lantai atas ada enam kamar tidur: empat untuk delapan anak

perempuan, satu untuk Wel-

come Finch, satu-satunya anak lelaki, dan satu untuk kerabat yang

bertamu. Cukup sederhana; tetapi kamar para gadis hanya dapat dicapai

dengan satu tangga, kamar Welcome dan kamar tamu hanya dengan

tangga yang lain. Tangga Para Gadis terletak di kamar orangtua mereka di

lantai dasar. Jadi, Simon selalu tahu pukul berapa putri-putrinya pulang

dan pergi pada malam hari.

Ada dapur yang terpisah dengan bagian rumah yang lain, yang menyatu

dengan rumah itu melalui jalan kayu yang sempit; di halaman belakang

terdapat lonceng berkarat yang tergantung di tiang, digunakan untuk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 163

memanggil pekerja ladang atau mengirim sinyal bahaya; di atap rumah itu

terdapat bagian datar yang disebut Widow's Walk Jalan Janda meskipun

tak ada janda yang pernah berjalan di situ dari situ, Simon mengawasi

mandornya, mengamati kapal sungai, dan mengintip kehidupan para

pemilik tanah di sekitarnya.

Rumah itu menyimpan legenda umum tentang kaum Yankee penduduk

Amerika Serikat bagian utara: seorang anggota keluarga perempuan Finch,

yang baru bertunangan, menyembunyikan barang-barang simpanan

untuk pernikahannya agar tak dijarah perampok setempat; dia terjepit di

pintu menuju Tangga Para Gadis, lalu disiram air dan akhirnya didorong

hingga lepas. Ketika kami tiba di Landing, Bibi Alexandra mencium Paman

Jack, Francis mencium Paman Jack, Paman Jimmy berjabatan tangan tanpa

berkata-kata dengan Paman Jack, aku dan Jem memberikan hadiah kepada

Francis, yang

juga memberi kami hadiah. Jem yang bertingkah sok tua mendekati para

orang dewasa, meninggalkanku mengobrol dengan sepupu kami. Francis

berusia delapan tahun dan rambutnya tersisir rapi.

"Dapat hadiah Natal apa?" tanyaku sopan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 164

"Apa yang kuminta," katanya. Francis meminta celana selutut, tas kulit

warna merah, lima kemeja, dan dasi kupu-kupu yang belum diikat.

"Bagus," aku berbohong. "Aku dan Jem mendapat senapan angin, dan Jem

mendapat satu set perlengkapan kimia"

"Mainan, ya?"

"Bukan, set betulan. Dia mau membuatkanku tinta tak terlihat, dan aku

akan menyurati Dill dengan tinta itu."

Francis bertanya buat apa aku berbuat begitu.

"Apa kau tak bisa membayangkan wajahnya waktu dia mendapat surat

dariku yang tak berisi apa-apa? Dia pasti penasaran."

Mengobrol dengan Francis memberiku perasaan tenggelam perlahan-lahan

ke dasar samudra. Dia anak paling membosankan yang pernah kutemui.

Karena tinggal di Mobile, dia tak dapat mengadu-kanku ke pihak

berwenang sekolah, tetapi dia berhasil menceritakan segala sesuatu yang

diketahuinya kepada Bibi Alexandra, yang kemudian menumpahkan

kecemasannya kepada Atticus, yang kemudian melupakannya atau

memarahiku, yang mana pun yang sedang ingin dilakukannya. Tetapi,

sekali-kalinya aku pernah mendengar Atticus berbicara tajam kepada

orang lain adalah ketika aku mende-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 165

ngarnya berkata, "Tenanglah, aku berusaha semampuku dengan mereka!"

Kalimat itu muncul karena aku suka mengenakan overall.

Bibi Alexandra sangat gemar membahas pakaianku. Katanya, aku tak

mungkin bisa menjadi wanita terhormat kalau aku selalu memakai celana:

ketika kubilang aku tak bisa melakukan apa-apa kalau memakai rok, dia

berkata, aku memang semestinya tidak melakukan hal-hal yang

mengharuskanku mengenakan celana. Bayangan Bibi Alexandra mengenai

kegiatanku mencakup bermain dengan masak-masakan dan mengenakan

kalung Add-A-Pearl yang dihadiahkannya ketika aku lahir; lebih dari itu,

aku semestinya menjadi cahaya mentari dalam kehidupan ayahku yang

sunyi. Aku mengatakan, orang bisa saja menjadi cahaya mentari sambil

bercelana, tetapi Bibi Alexandra berkata bahwa seseorang harus

berperilaku seperti berkas cahaya, bahwa aku dilahirkan baik-baik, tetapi

tumbuh semakin buruk setiap tahun. Dia menyakiti perasaanku dan

membuatku selalu sebal, tetapi ketika aku menanyakan hal ini kepada

Atticus, dia berkata bahwa sudah ada cukup banyak cahaya matahari

dalam keluarga kami dan aku boleh melanjutkan kegiatanku, dia tidak

berkeberatan denganku yang seperti ini.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 166

Pada makan malam Natal, aku duduk di meja kecil di ruang makan; Jem

dan Francis duduk bersama orang-orang dewasa di meja makan. Bibi

Alexandra terus mengisolasiku, lama setelah Jem dan Francis lolos untuk

duduk di meja besar. Aku sering

bertanya-tanya, memangnya menurutnya apa yang akan kulakukan,

bangkit dan melemparkan sesuatu? Aku kadang terpikir untuk bertanya

padanya, jika dia mengizinkanku duduk di meja besar bersama mereka

semua sekali saja, aku akan membuktikan bahwa aku bisa bersikap

beradab; bukankah setiap hari aku makan di rumah tanpa ada kecelakaan

besar? Waktu aku memohon Atticus untuk memanfaatkan pengaruhnya,

katanya dia tak punya pengaruh kami tamu, dan kami duduk menurut

petunjuk tuan rumah. Dia juga berkata bahwa Bibi Alexandra tak banyak

mengerti anak perempuan karena dia tak pernah punya.

Tetapi, masakannya sebanding dengan semuanya: tiga jenis masakan

daging, sayuran khas musim panas dari rak makanan, acar pir, dua jenis

kue, dan ambrosia merupakan makan malam Natal sederhana. Setelahnya,

orang-orang dewasa pindah ke ruang tamu dan duduk-duduk

kekenyangan. Jem berbaring di lantai, dan aku ke halaman belakang.

"Pakai jaketmu," kata Atticus lirih, jadi aku tak mendengarnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 167

Francis duduk di sampingku di tangga belakang. "Itu yang terbaik sampai

sekarang," kataku.

"Nenek pintar memasak," kata Francis. "Dia akan mengajariku."

"Anak lelaki tak boleh memasak." Aku cekikikan membayangkan Jem

mengenakan celemek.

"Kata Nenek, semua lelaki harus belajar memasak. Lelaki juga harus

berhati-hati menghadapi istri dan harus melayaninya kalau sedang sakit,"

kata

sepupuku.

"Aku tak ingin Dill melayaniku," kataku. "Aku lebih suka melayaninya."

"Dill?"

"Ya. Jangan bilang apa-apa dulu, tetapi kami akan menikah kalau kami

sudah cukup besar. Dia melamarku musim panas lalu."

Francis tertawa mengejek.

"Memangnya kenapa?" tanyaku. "Dia kan tak apa-apa."

"Maksudmu, si cebol yang kata Nenek menginap di rumah Miss Rachel

setiap musim panas?"

"Memang dia yang kumaksud."

"Aku tahu banyak tentang dia," kata Francis.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 168

"Memangnya dia kenapa?"

"Kata Nenek, dia tak punya rumah"

"Punya, dia tinggal di Meridian." "dia selalu berpindah-pindah dari

saudara ke saudara, dan Miss Rachel mendapat giliran menampungnya

setiap musim panas." "Francis, kau bohong!"

Francis menyeringai. "Kau memang kadang-kadang bodoh sekali, Jean

Louise. Rupanya kau tak tahu, ya?"

"Apa maksudmu?"

"Kalau Paman Atticus mengizinkanmu bermain dengan anjing liar, itu

urusannya, seperti kata Nenek, jadi bukan salahmu. Kurasa bukan salahmu

kalau Paman Atticus juga pencinta nigger, tetapi biar kuberi tahu, ini

benar-benar membuat malu seluruh keluarga"

"Francis, sialan, apa maksudmu?" "Ya, yang kubilang tadi. Kata Nenek,

sudah cukup buruk ayahmu membiarkanmu tumbuh liar, tetapi sekarang

ternyata dia jadi pencinta nigger, kami tak bisa lagi berjalan dengan tegak

di jalanan Maycomb. Dia menghancurkan keluarga kita, itulah yang

dilakukannya."

Francis berdiri dan berlari menyusuri jalan kayu ke dapur tua. Pada jarak

yang aman, dia berseru, "Ayahmu itu cuma pencinta nigger!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 169

"Bukan!" seruku. "Aku tak tahu maksudmu, tetapi hentikan sekarang

juga!"

Aku melompat turun dari tangga dan berlari menyusuri jalan kayu. Mudah

saja menangkap kerah Francis. Aku menyuruhnya agar cepat menarik

kembali kata-katanya.

Francis meronta lepas dan berlari masuk dapur. "Pencinta nigger!"

teriaknya.

Ketika mengintai mangsa, jangan terburu-buru. Jangan berkata apa-apa,

dan bisa dipastikan dia akan penasaran dan muncul. Francis muncul di

pintu dapur. "Kau masih marah, Jean Louise?" tanyanya dengan hati-hati.

"Aku tak bisa bilang apa-apa lagi," kataku.

Francis keluar ke jalan kayu. "Tarik kata-katamu, Francis?" Tetapi, aku

terlalu cepat bergerak. Francis melesat kembali ke dapur, jadi aku duduk di

tangga. Aku bisa menunggu dengan sabar. Mungkin aku sudah duduk di

situ selama lima menit ketika kudengar Bibi Alexandra berbicara, "Mana

Francis?"

"Dia di dapur."

"Dia tahu dia tidak boleh bermain di sana."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 170

Francis muncul di pintu dan berseru, "Nenek, dia memasukkanku ke sini

dan tak membolehkanku keluar!"

"Ada apa ini, Jean Louise?"

Aku memandang Bibi Alexandra, "Aku tidak memasukkan dia ke sana,

Bibi, aku tidak mengurungnya."

"Bohong," seru Francis, "dia tidak membolehkanku keluar!"

"Kalian bertengkar?"

"Jean Louise marah padaku, Nenek," seru Francis.

"Francis, keluar sini! Jean Louise, kalau kudengar sepatah kata lagi darimu,

akan kuadukan pada ayahmu. Apakah tadi aku mendengarmu

mengatakan sialan?"

"Tidak, Ma'am."

"Rasanya iya. Jangan sampai kudengar lagi."

Bibi Alexandra suka menguping di halaman belakang. Begitu dia tak

terlihat, Francis keluar dengan mengangkat dagu dan menyeringai.

"Jangan main-main denganku," katanya.

Dia melompat ke halaman dan menjaga jarak, menendangi rumput,

sesekali berbalik dan tersenyum kepadaku. Jem muncul di teras,

memandang kami, lalu pergi. Francis memanjat pohon akasia, turun,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 171

mengantongi tangannya, dan berjalan-jalan mengelilingi halaman. "Hah!"

katanya. Aku bertanya, dia pikir dia siapa, Paman Jack? Kata Francis, bu-

karikah aku disuruh duduk dan jangan mengganggunya?

"Aku kan tidak mengganggumu," kataku. Francis memandangku dengan

berhati-hati, menyimpulkan bahwa aku sudah cukup jinak, dan menyanyi

lirih, "Pencinta nigger..."

Kali ini buku jariku robek sampai ke tulang karena gigi depannya. Karena

tangan kiriku cedera, aku menyerang dengan tangan kanan, tetapi tak

lama. Paman Jack menahan tanganku ke badan dan berkata, "Jangan

bergerak!"

Bibi Alexandra mengobati Francis, menyeka air matanya dengan sapu

tangan, membelai rambutnya, menepuk-nepuk pipinya dengan lembut.

Atticus, Jem, dan Paman Jimmy segera menuju teras belakang begitu

Francis mulai menjerit-jerit. "Siapa yang memulai?" tanya Paman Jack. Aku

dan Francis saling menuding. "Nenek," tangisnya, "dia memanggilku

perempuan jalang dan menyerangku!"

"Benarkah itu, Scout?" kata Paman Jack. "Sepertinya iya." Ketika Paman

Jack memandangku, raut wajahnya seperti Bibi Alexandra. "Kau tahu, aku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 172

sudah bilang, aku akan menghukum dirimu kalau kau menggunakan kata-

kata seperti itu? Aku sudah bilang, kan?"

"Ya, Paman, tapi"

"Sekarang, kau akan kuhukum. Diam di situ." Aku sedang

mempertimbangkan apakah lebih baik berdiri di situ atau lari, dan aku

terlalu lambat

memutuskan: Aku berbalik untuk kabur, tetapi Paman Jack lebih cepat.

Tahu-tahu aku sudah berhadapan langsung dengan seekor semut kecil

yang berjuang mengangkut remah roti di rumput.

"Aku tak mau lagi bicara denganmu sepanjang hidupku! Aku benci kau

dan kuharap kaumati besok!" Pernyataanku ini tampaknya membuat

Paman Jack makin meradang. Aku berlari ke arah Atticus untuk mencari

perlindungan, tetapi dia berkata aku pantas dihukum dan sudah saatnya

kami pulang. Aku naik ke kursi belakang mobil tanpa mengucapkan

selamat tinggal kepada siapa pun, lalu setibanya di rumah aku berlari ke

kamarku dan membanting pintunya. Jem mencoba menghiburku, tetapi

aku tak ingin dihibur.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 173

Aku memeriksa luka-luka pada tubuhku; hanya ada tujuh atau delapan

bekas merah, dan aku sedang merenungkan relativitas ketika seseorang

mengetuk pintu. Kutanya siapa; Paman Jack menjawab. "Pergi!"

Paman Jack berkata, kalau aku berbicara seperti itu lagi, dia akan

menghukumku lagi, jadi aku diam. Ketika dia masuk ke kamar, aku

mundur ke pojok dan memunggunginya. "Scout," katanya, "kau masih

membenciku?"

"Tolong pergi saja, Sir."

"Wah, aku tak menyangka kau akan menya-lahkanku," katanya. "Aku

kecewa padamu kau pantas dihukum dan kau tahu itu."

"Aku tidak tahu."

"Sayang, kau tidak bisa seenaknya menyebut

orang"

"Paman tak adil," kataku, "Paman tak adil." Alis Paman Jack naik. "Tak

adil? Kenapa?"

"Kau baik sekali, Paman Jack, dan kukira aku akan tetap menyayangimu

setelah perbuatanmu ini, tetapi kau memang tidak terlalu paham anak-

anak." Paman Jack berkacak pinggang dan memandangku. "Dan kenapa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 174

aku tidak paham anak-anak, Miss Jean Louise? Perbuatanmu itu tidak

susah untuk dipahami. Perbuatan itu lancang, liar, dan kasar"

"Paman mau memberiku kesempatan untuk memberi tahu atau tidak? Aku

tak bermaksud tidak sopan padamu, aku cuma mencoba memberi tahu."

Paman Jack duduk di tempat tidur. Alisnya bertaut, dan dia

memandangku. "Baiklah," katanya.

Aku menghela napas panjang. "Yah pertama-tama, Paman tak pernah

meluangkan waktumu sejenak saja untuk memberiku kesempatan bercerita

dari sisiku Paman langsung saja menyerangku. Kalau aku dan Jem

bertengkar, Atticus tak pernah hanya mendengar cerita Jem, dia

mendengar ceritaku juga, dan kedua, Paman melarangku menggunakan

kata-kata seperti itu kecuali dipancing-pancing, dan Francis memancingku

untuk memukul kepalanya" Paman Jack menggaruk kepalanya. "Apa cerita

dari sisimu, Scout?"

"Francis menyebut Atticus sesuatu, dan aku tak rela mendengarnya."

"Francis menyebutnya apa?"

"Pencinta nigger. Aku tak yakin apa artinya, tetapi cara Francis

mengucapkannya kuberi tahu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 175

satu hal sekarang, Paman Jack, aku yakin aku bersumpah demi Tuhan, aku

tak bisa cuma duduk diam dan membiarkan dia berkata begitu tentang

Atticus." "Dia menyebut Atticus begitu?"

"Ya, Sir, dan banyak lagi. Katanya, Atticus bisa menghancurkan keluarga

besar kita dan dia membiarkan aku dan Jem tumbuh liar ..."

Dari wajah Paman Jack, kusangka aku akan dihukum lagi. Tapi ketika dia

berkata, "Akan kita lihat lagi masalahnya," aku tahu Francis yang akan

dihukum. "Aku akan ke sana lagi malam ini."

"Tolong, Paman, biarkan saja. Tolong."

"Aku tak ingin membiarkannya," katanya. "Alexandra harus tahu soal ini.

Memikirkan bahwa tunggu saja sampai aku menemui anak itu ..."

"Paman Jack, tolong berjanjilah satu hal padaku, kumohon, Paman. Janjilah

Paman tak akan mengatakan pada Atticus tentang ini. Dia dia pernah

memintaku untuk tidak membiarkan apa pun yang kudengar tentang dia

membuatku marah, dan aku lebih suka dia berpikir kami berkelahi tentang

hal lain. Tolong, janjilah ..."

"Tapi aku tak suka Francis dibiarkan berbuat begitu"

"Biarkan saja. Paman mau membalut tanganku? Masih berdarah sedikit."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 176

"Tentu mau, Manis. Tak ada tangan lain yang lebih membuatku senang

saat membalutnya. Kemarilah."

Paman Jack dengan sopan membungkuk untuk mempersilakanku ke

kamar mandi. Sementara dia

membersihkan dan membalut jemariku, dia menghiburku dengan kisah

tentang lelaki tua penderita rabun jauh yang lucu, yang memiliki seekor

kucing bernama Hodge, dan yang menghitung semua celah di trotoar kalau

pergi ke kota. "Nah, sudah," katanya. "Kau akan punya bekas luka yang

sangat tidak cantik di jari manismu."

"Terima kasih, Sir. Paman Jack?

"Ya, Nak?"

"Perempuan jalang itu apa?" Paman Jack malah menceritakan kisah

panjang lain tentang Perdana Menteri tua anggota badan legislatif yang

suka meniup bulu-bulu di udara dan mencoba menjaganya di udara ketika

di sekelilingnya semua orang telah kehilangan akal. Kurasa dia mencoba

menjawab pertanyaanku, tetapi penjelasannya sama sekali tak masuk akal.

Malam itu, ketika aku semestinya sudah tidur, aku turun ke ruang keluarga

untuk mengambil minum dan mendengar Atticus dan Paman Jack sedang

berbicara di ruang tamu:

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 177

"Aku tak akan menikah, Atticus."

"Mengapa?"

"Bisa-bisa aku punya anak." Kata Atticus, "Kau masih harus belajar banyak,

Jack."

"Aku tahu. Putrimu memberiku pelajaran pertama sore ini. Katanya, aku

tak banyak mengerti tentang anak-anak dan memberitahukan alasannya.

Dia benar juga. Atticus, dia memberitahuku bagaimana aku semestinya

memperlakukannya duh, aku

sangat menyesal telah memarahinya."

Atticus tergelak. "Dia pantas dimarahi, jadi jangan terlalu menyesal."

Dengan tegang, aku menunggu Paman Jack memberi tahu Atticus tentang

sisi ceritaku. Tetapi ternyata tidak. Dia hanya bergumam, "Kata-kata

makian yang digunakannya sungguh tak terbayang-kan. Tapi dia tak tahu

makna sebagian besar kata-kata yang diucapkannya dia bertanya wanita

jalang itu apa

"Apa kau memberitahunya?"

"Tidak, aku bercerita tentang Lord Melbourne."

"Jack! Kalau seorang anak bertanya sesuatu, jawablah, demi Tuhan. Jangan

berlebihan. Anak-anak adalah anak-anak, tetapi mereka tahu kalau kau

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 178

menghindar, mereka tahu lebih cepat daripada orang dewasa, dan

menghindar hanya akan membingungkan mereka. Tidak," renung ayahku,

"kau mendapatkan pengetahuan yang benar sore ini, tetapi dengan alasan

yang salah. Bahasa yang buruk adalah tahap yang dilalui semua anak, dan

akan berakhir dengan sendirinya, ketika mereka mengerti bahwa mereka

tak akan mendapat perhatian dengan cara itu. Sifat Scout yang gampang

marah tidak akan hilang. Dia harus belajar menjaga perilakunya dan harus

segera, dengan apa yang akan terjadi padanya beberapa bulan ke depan.

Tapi dia sudah lebih baik. Jem semakin dewasa dan Scout banyak

meneladaninya. Yang dia butuhkan hanyalah bantuan, sekali-sekali."

"Atticus, kau belum pernah memukulnya."

"Aku mengakui itu. Sejauh ini aku berhasil hanya dengan mengancamnya.

Jack, dia mematuhiku sebaik yang dia bisa. Kadang-kadang dia memang

bandel, tetapi dia mencoba."

"Itu bukan jawabannya," kata Paman Jack. "Tidak, jawabannya adalah dia

tahu aku tahu dia mencoba. Itulah yang membedakan. Yang

menggangguku adalah dia dan Jem akan harus menyerap hal-hal buruk

tak lama lagi. Aku tidak mengkhawatirkan Jem soal menjaga kelakuan,

tetapi Scout lebih suka menyerang seseorang daripada

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 179

menghadapinya kalau harga dirinya dipertaruhkan ..."

Aku menunggu Paman Jack melanggar janjinya. Dia tetap tidak

melakukannya.

"Atticus, akan seburuk apa keadaannya nanti? Kau belum sempat

membahasnya."

"Tak akan lebih buruk dari sekarang, Jack. Satu-satunya yang kita miliki

adalah perkataan seorang kulit hitam untuk melawan perkataan seorang

Ewell. Pada intinya, bukti menunjukkan, kau melakukannya, aku tidak

melakukannya. Kita tak mungkin mengharapkan Juri lebih memercayai

kata-kata Tom Robinson daripada kata-kata keluarga Ewell kau kenal

dengan mereka?"

Paman Jack berkata ya, dia ingat. Dia menggambarkan ciri-ciri keluarga itu

kepada Atticus, tetapi Atticus berkata, "Kau terlewat satu generasi. Tetapi,

generasi yang sekarang sama saja." "Jadi, apa yang akan kauperbuat?"

"Sebelum aku menyelesaikan kasus ini, aku

berniat sedikit mengguncang juri tetapi kupikir kita akan punya peluang

baik untuk naik banding. Aku benar-benar tak bisa menduga apa yang

akan terjadi pada tahap ini, Jack. Kau tahu, aku pernah berharap bisa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 180

melewatkan hidup tanpa kasus sejenis ini, tetapi John Taylor menunjukku

dan berkata, 'Kau akan menangani kasus ini.'"

"Tapi bukankah kau bisa menolaknya?"

"Benar. Tapi bagaimana aku bisa menghadapi anak-anakku, kalau aku

tidak melakukannya? Kau tahu apa yang akan terjadi, Jack, dan aku

berharap dan berdoa aku bisa membawa Jem dan Scout melewati semua ini

tanpa kepahitan, dan terutama, tanpa terjangkiti penyakit Maycomb.

Kenapa orang-orang yang pandai mudah naik pitam jika ada kejadian

yang melibatkan seorang Negro, adalah sesuatu yang tak akan pernah

kupahami ... aku hanya berharap, Jem dan Scout akan mencari jawaban

pada diriku, alih-alih mendengarkan warga kota. Kuharap mereka cukup

memercayaiku ... Jean Louise?"

Kulit kepalaku seperti terlompat. Aku menjulurkan kepalaku. "Sir?"

"Tidurlah."

Aku berlari ke kamarku dan tidur. Paman Jack adalah pangeran yang tidak

pernah mengecewa-kanku. Tetapi, aku tak pernah mengerti bagaimana

Atticus tahu aku sedang menguping, dan baru bertahun-tahun kemudian

aku menyadari bahwa dia ingin aku mendengar setiap kata yang

diucapkannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 181

Sepuluh

Atticus sudah uzur; usianya hampir lima puluh. Waktu aku dan Jem

bertanya mengapa dia begitu tua, katanya dia terlambat memulai, yang

kami kira memengaruhi kemampuan dan kejantanannya. Dia jauh lebih

tua daripada para orangtua teman sekolah kami, dan tak ada yang dapat

aku atau Jem katakan tentang dia ketika teman-teman kami berkata,

"Kalau ayah-ku..."

Jem gila football. Atticus tak pernah terlalu lelah untuk menemani berlatih,

tetapi kalau Jem ingin men-tackle dia, Atticus berkata, "Aku sudah terlalu

tua untuk itu, Nak."

Ayah kami tidak punya keistimewaan apa-apa. Dia bekerja di kantor,

bukan di toko. Atticus tidak mengendarai truk sampah untuk pemerintah

county, dia bukan sheriff, dia tidak berkebun, bekerja di bengkel, atau

melakukan apa pun yang bisa menimbulkan kekaguman orang.

Selain itu, dia berkacamata. Mata kirinya hampir buta, dan mata kiri yang

bermasalah adalah kutukan keluarga Finch. Kalau ingin melihat sesuatu

dengan lebih jelas, dia menoleh dan melihat dengan mata kanannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 182

Dia tak melakukan hal-hal yang dilakukan ayah

teman-teman sekolah kami: dia tak pernah berburu, dia tak pernah

bermain poker atau memancing atau minum alkohol atau merokok. Dia

duduk di rumah dan membaca.

Bagaimanapun, dengan sifat-sifat ini, ternyata dia tidak terus menjadi

seseorang yang tidak menonjol seperti yang kami inginkan: tahun itu,

seluruh sekolah membicarakan dirinya yang membela Tom Robinson, dan

tak satu pun memujinya. Setelah perkelahianku dengan Cecil Jacobs, aku

menetapkan kebijakan pengecut. Kabar yang tersebar adalah Scout Finch

tak mau berkelahi lagi karena ayahnya tak mengizinkan. Ini tidak

sepenuhnya benar: demi Atticus, aku tak akan berkelahi di depan umum,

tetapi keluarga adalah lahan pribadiku. Aku akan berkelahi mati-matian

dengan orang dalam lingkup sepupu jauh. Francis Hancock, misalnya, tahu

itu.

Ketika menghadiahi kami senapan angin, Atticus tak mau mengajari kami

cara menembak. Paman Jack yang mengajari kami dasar-dasarnya;

katanya, Atticus tidak tertarik pada senapan. Kata Atticus kepada Jem

suatu hari, "Aku lebih suka kau menembaki kaleng timah di halaman

belakang, tetapi aku tahu kau akan memburu burung. Kau boleh

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 183

menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, kalau bisa kena, tetapi

ingat, membunuh mockingbird sejenis murai bersuara merdu itu dosa."

Itulah sekali-kalinya aku pernah mendengar Atticus berkata tentang

sesuatu yang menyebabkan dosa, dan aku menanyakannya kepada Miss

Maudie.

"Ayahmu benar," katanya. "Mockingbird menyanyikan musik untuk kita

nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan

tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak

melakukan apa pun, kecuali menyanyi dengan tulus untuk kita. Karena

itulah, membunuh mockingbird itu dosa."

"Miss Maudie, lingkungan ini sudah tua, ya?"

"Sudah ada sebelum kota ini ada."

"Bukan, Ma'am, maksudku, orang-orang di jalan kita semuanya sudah tua.

Anak-anak yang tinggal di sekitar sini hanya aku dan Jem. Mrs. Dubose

hampir berumur seratus tahun dan Miss Rachel sudah tua, kau dan Atticus

juga."

"Lima puluh tahun belum terlalu tua," kata Miss Maudie pendek. "Aku

belum didorong-dorong pakai kursi roda, bukan? Ayahmu juga belum.

Tetapi aku harus katakan, Yang Kuasa cukup baik hati membakar

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 184

mausoleum tua milikku itu, aku sudah terlalu tua untuk merawatnya

mungkin kau benar, Jean Louise, lingkungan ini cukup mapan. Kau tidak

banyak bergaul dengan anak sebayamu, ya?"

"Hanya di sekolah."

"Maksudku, orang dewasa yang masih muda. Kau beruntung, Nak. Kau

dan Jem beruntung karena usia ayahmu. Andai ayahmu baru tiga puluh

tahun, hidupmu pasti berbeda."

"Tentu saja. Atticus tak bisa berbuat apa-apa

"Kau pasti terkejut kalau tahu," kata Miss

Maudie. "Dalam tubuhnya masih ada semangat yang membara."

"Apa yang bisa dia lakukan?

"Dia bisa membuat seseorang begitu terlindung sehingga orang lain tak

bisa mengganggunya."

"Yang benar saja ...."

"Eh, apa kau tidak tahu, dia adalah pemain checker terbaik di kota ini.

Waktu masih tinggal di Landing, Atticus Finch bisa mengalahkan siapa

pun di kedua sisi sungai."

"Ya Tuhan, Miss Maudie, aku dan Jem selalu mengalahkannya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 185

"Sudah waktunya kau tahu, itu karena dia sengaja mengalah. Tahukah kau,

dia bisa memainkan Jew's harp?"

Prestasi kecil Atticus ini malah membuatku semakin malu.

"Tapi kata Miss Maudie.

"Tapi apa, Miss Maudie?"

"Bukan apa-apa. Bukan apa-apa kusangka dengan semua itu kau akan

bangga padanya. Tak semua orang bisa memainkan Jew's harp. Nah,

jangan ganggu para tukang kayu yang sedang bekerja. Sebaiknya kau

pulang. Aku akan mengurus azaleaku dan tak bisa mengawasimu. Bisa-

bisa kau tertimpa papan."

Aku ke halaman belakang dan menemukan Jem sedang mencoba

menembak sebuah kaleng timah dengan gigih. Usaha yang tampak bodoh

karena banyak burung bluejay di sekitarnya. Aku kembali ke halaman

depan dan selama dua jam menyibukkan

diri mendirikan benteng rumit di sisi teras, yang terdiri atas roda, kerat

jeruk, keranjang cucian, kursi-kursi teras, dan bendera AS kecil hadiah dari

sekotak popcorn pemberian Jem.

Ketika pulang untuk makan malam, Atticus mendapatiku membungkuk,

membidik ke seberang jalan. "Kau sedang menembak apa?" "Pantat Miss

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 186

Maudie." Atticus berbalik dan melihat targetku yang besar sedang

membungkuk di atas semaknya. Dia mendorong topinya ke belakang

kepala dan menyeberangi jalan. "Maudie," panggilnya, "kupikir sebaiknya

aku memperingatkanmu. Kau terancam bahaya besar."

Miss Maudie menegakkan tubuh dan melihat ke arahku. Katanya, "Atticus,

kau iblis dari neraka." Ketika kembali, Atticus menyuruhku membongkar

benteng. "Jangan sampai aku memergokimu lagi sedang mengarahkan

senapan itu pada orang," katanya.

Andai saja ayahku memang iblis dari neraka. Aku mengajak Calpurnia

membicarakan topik itu. "Mr. Finch? Wah, banyak sekali yang bisa dia

lakukan."

"Apa misalnya?" tanyaku. Calpurnia menggaruk kepala. "Yah, aku tak tahu

juga," katanya.

Jem menegaskan prasangkaku atas ketidak mampuan Atticus ketika dia

bertanya kepadanya mengenai kemungkinan dia bergabung dengan

kelompok jemaat Metodis. Kata Atticus, lehernya bisa

patah kalau dia bergabung, dia sudah terlalu tua untuk hal-hal seperti itu.

Jemaat Metodis ingin melunasi pinjaman gerejanya, dan menantang jemaat

Baptis untuk bermain touch football. Sepertinya semua Ayah di kota kami

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 187

ikut bermain, kecuali Atticus. Jem sebenarnya tak mau menonton

pertandingan itu, tetapi karena dia tak mampu menolak football dalam

bentuk apa pun, dia pun berdiri murung di tepi lapangan bersamaku dan

Atticus, menonton ayah Cecil Jacobs membuat touchdown untuk regu

Baptis.

Pada suatu Sabtu, aku dan Jem memutuskan untuk menjelajah sambil

membawa senapan angin kami, kalau-kalau kami menemukan kelinci atau

tupai. Kami sudah berjalan sekitar lima ratus meter melewati Radley Place

ketika kulihat Jem memicingkan mata menatap sesuatu di ujung jalan. Dia

memutar kepalanya ke satu sisi dan melihat dari sudut matanya.

"Kau lihat apa?"

"Anjing tua di sana itu," katanya. "Itu Tim Johnson tua, kan?" "Ya."

Tim Johnson adalah anjing milik Mr. Harry Johnson yang mengemudikan

bus Mobile dan tinggal di tepi selatan kota. Tim adalah anjing pemburu

burung berwarna merah hati; binatang kesayangan Maycomb.

"Sedang apa dia?"

"Aku tak tahu, Scout. Sebaiknya kita pulang." "Yah, Jem, ini kan Februari."

"Aku tak peduli. Aku mau beri tahu Cal." Kami berlomba pulang dan

berlari ke dapur. "Cal," kata Jem, "ikutlah dengan kami ke trotoar sebentar."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 188

"Buat apa, Jem? Aku tidak bisa ikut ke trotoar setiap kali kau minta."

"Anjing tua di ujung jalan itu agak aneh." Calpurnia menghela napas. "Aku

tak bisa membalut kaki sembarang anjing. Ada perban di kamar mandi,

ambillah, kerjakan sendiri."

Jem menggeleng. "Dia sakit, Cal. Ada yang aneh."

"Memangnya apa yang dia lakukan, mau menangkap ekornya sendiri?"

"Tidak, dia seperti ini." Jem megap-megap seperti ikan koki,

membungkukkan bahu, dan menggeleparkan tubuh. "Dia seperti itu,

hanya sepertinya dia tak ingin berbuat begitu."

"Apakah kau sedang berbohong, Jem Finch?" nada suara Calpurnia

meninggi.

"Tidak, Cal, sumpah, aku tidak bohong." "Apa anjing itu berlari?"

"Tidak, dia hanya jalan biasa, lambat sekali, sampai hampir tak kelihatan.

Dia berjalan ke arah sini."

Calpurnia membasuh tangannya dan mengikuti Jem ke halaman. "Aku

tidak melihat ada anjing," katanya.

Dia mengikuti kami melewati Radley Place dan melihat ke arah yang

ditunjuk Jem. Tim Johnson tak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 189

lebih dari titik di kejauhan, tetapi sudah lebih dekat. Dia berjalan terseok-

seok, seolah-olah kaki kanannya lebih pendek daripada kaki kirinya. Dia

mengingatkanku akan mobil yang terperangkap di kolam pasir.

"Dia timpang," kata Jem. Calpurnia menatap, lalu mencengkeram bahu

kami, dan membawa kami berlari pulang. Dia menutup pintu kayu di

belakang kami, mengangkat telepon, dan berseru, "Sambungkan dengan

kantor Mr. Finch!"

"Mr. Finch!" teriaknya. "Ini Cal. Saya bersumpah demi Tuhan, ada anjing

gila di jalanan dia datang ke arah sini, ya Sir, dia Mr. Finch, saya berani

bersumpah Tim Johnson tua, ya Sir ... ya Sir ... ya"

Dia menutup telepon dan menggeleng ketika kami mencoba bertanya apa

yang dikatakan Atticus. Dia mengetuk-ngetuk kait telepon dan berkata,

"Miss Eula May tidak, Ma'am, saya sudah selesai bicara dengan Mr. Finch,

jangan disambungkan lagi dengar, Miss Eula May, bisakah Anda

menelepon Miss Rachel dan Miss Stephanie Crawford dan orang-orang

yang tinggal di jalan ini dan memberi tahu mereka ada anjing gila datang?

Tolong, Ma'am!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 190

Calpurnia mendengarkan. "Saya tahu sekarang Februari, Miss Eula May,

tetapi saya bisa mengenali anjing gila hanya dengan melihatnya. Tolong,

Ma' am, cepatlah!"

Calpurnia bertanya kepada Jem. "Apa keluarga Radley punya telepon?"

Jem mencari di buku telepon dan berkata

tidak. "Mereka toh tak akan keluar, Cal."

"Aku tak peduli, aku akan memberi tahu mereka."

Dia berlari ke teras depan, aku dan Jem di belakangnya. "Kalian tinggal di

dalam rumah!" serunya. Pesan Calpurnia telah diterima oleh para tetangga.

Setiap pintu yang bisa kami lihat tertutup rapat. Sosok Tim Johnson belum

terlihat. Kami menyaksikan Calpurnia berlari ke arah Radley Place,

mengangkat rok dan celemek di atas lutut. Dia menaiki pintu depan dan

menggedor pintu. Karena tak mendapat jawaban, dia berseru, "Mr. Nathan,

Mr. Arthur, ada anjing gila! Ada anjing gila!"

"Seharusnya dia memutar ke belakang," kataku. Jem menggeleng. "Tak ada

bedanya sekarang," katanya.

Sia-sia saja Calpurnia menggedor pintu. Tak ada yang memedulikan

peringatannya; sepertinya tak ada yang mendengarnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 191

Ketika Calpurnia berlari ke teras belakang, sebuah mobil Ford hitam masuk

ke garasi. Atticus dan Mr. Heck Tate keluar dari mobil itu.

Mr. Heck Tate adalah sheriff di Maycomb County. Tinggi badannya sama

dengan Atticus, tetapi tubuhnya lebih kurus. Pria berhidung panjang itu

mengenakan sepatu bot berlubang logam mengilap, celana berpipa

melebar, dan jaket penebang kayu. Di sabuknya terpasang sebaris peluru.

Dia membawa senapan berat. Ketika dia dan Atticus tiba di teras, Jem

membuka pintu.

"Tetaplah tinggal di dalam, Nak," kata Atticus.

"Di mana anjing itu, Cal?

"Mestinya sudah sampai di sini," kata Calpurnia, menunjuk ke jalan.

"Dia tidak berlari?" tanya Mr. Tate.

"Tidak, Sir, dia masih pada tahap menggelepar, Mr. Heck."

"Apakah sebaiknya kita kejar dia, Heck?" tanya Atticus.

"Sebaiknya kita tunggu, Mr. Finch. Anjing gila biasanya berjalan lurus,

tetapi tidak pasti juga. Dia mungkin saja mengikuti jalan yang berbelok

mudah-mudahan begitu, atau dia akan masuk ke halaman belakang

Radley. Kita tunggu saja sebentar."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 192

"Sepertinya anjing itu tidak akan masuk ke halaman Radley," kata Atticus.

"Dia pasti terhalang oleh pagar. Dia mungkin mengikuti jalan

Kusangka mulut anjing gila akan tampak berbuih, dia akan berlari,

melompat, dan menyambar leher, dan kusangka penyakit anjing gila hanya

muncul pada bulan Agustus. Andai Tim Johnson bertingkah seperti itu, aku

tentu tidak setakut ini.

Tak ada yang lebih mencekam daripada jalan yang sepi menanti.

Pepohonan diam, mockingbird tidak bernyanyi, tukang kayu yang bekerja

di rumah Miss Maudie tidak terlihat. Aku mendengar Mr. Tate mengendus,

lalu membersihkan hidungnya. Kulihat dia memindahkan senapannya ke

dalam siku. Kulihat wajah Miss Stephanie Crawford terbingkai dalam

jendela kaca di pintu depannya. Miss Maudie muncul dan berdiri di

sampingnya. Atticus meletakkan kakinya pada kursi dan menggosokkan

tangannya

perlahan di sisi paha.

"Itu dia," katanya lirih. Tim Johnson muncul, berjalan sempoyongan di tepi

dalam tikungan yang berdekatan dengan rumah Radley.

"Lihat dia," bisik Jem. "Kata Mr. Heck, jalannya lurus. Dia bahkan tak bisa

tetap berada dijalan." "Dia lebih mirip anjing sakit," kataku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 193

"Andai ada sesuatu di hadapannya, pasti dia akan langsung

menyerangnya."

Mr. Tate meletakkan tangan di kening dan mencondongkan tubuh ke

depan. "Anjing itu memang gila, Mr. Finch."

Tim Johnson maju selambat siput, tetapi dia tidak bermain atau

mengendus dedaunan: dia berjalan lurus menuju satu arah tertentu dan

sepertinya termotivasi oleh kekuatan tak terlihat yang mendorongnya

mendekati kami. Kami melihat dia gemetar seperti kuda mengusir lalat;

rahangnya membuka dan menutup; dia berjalan dengan oleng, tetapi

seolah-olah ditarik perlahan ke arah kami.

"Dia mencari tempat untuk mati," kata Jem. Mr. Tate berbalik. "Dia masih

jauh dari mati, Jem, dia belum mulai."

Tim Johnson tiba di jalan samping yang melintang di depan Radley Place,

dan sisa otaknya yang malang membuat dia berhenti dan tampak

menimbang-nimbang jalan mana yang akan dia ambil. Dia melangkah

beberapa kali dengan ragu dan berhenti di depan gerbang Radley; lalu dia

mencoba berbalik, tetapi tampak kesulitan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 194

Kata Atticus, "Dia sudah berada dalam jarak tembak, Heck. Sebaiknya

kautembak saja sekarang sebelum dia mengambil jalan samping entah

siapa yang berada di balik tikungan. Masuklah, Cal."

Calpurnia membuka pintu kawat, menguncinya, lalu membukanya kembali

dan memegang kaitnya. Dia mencoba merintangi aku dan Jem dengan

tubuhnya, tetapi kami bisa melihat keluar dari bawah lengannya.

"Tembak saja, Mr. Finch." Mr. Tate menyerahkan senapan kepada Atticus;

aku dan Jem hampir pingsan.

"Jangan buang waktu, Heck," kata Atticus. "Ayo."

"Mr. Finch, ini harus diselesaikan dengan sekali tembak."

Atticus menggeleng kuat-kuat, "Jangan berdiri saja, Heck! Dia tak akan

menunggu seharian"

"Demi Tuhan, Mr. Finch, lihat dia di mana! Kalau meleset, pelurunya akan

kena rumah Radley! Tem-bakanku tidak begitu bagus, kau tahu itu!"

"Aku sudah tiga puluh tahun tak pernah menembak"

Mr. Tate hampir melempar senapan itu kepada Atticus. "Aku akan merasa

lega kalau kau menembak sekarang," katanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 195

Samar-samar, aku dan Jem menyaksikan ayah kami mengambil senapan

dan melangkah ke tengah jalan. Dia berjalan cepat, tetapi aku melihatnya

seolah-olah sedang berjalan di dalam air: waktu merayap memualkan.

Ketika Atticus menaikkan kacamatanya, Calpurnia bergumam, "Tuhan,

bantulah dia," dan meletakkan tangannya di pipi.

Atticus menaikkan kacamatanya ke kening; kacamata itu tergelincir turun,

dan dia menjatuhkannya ke jalan. Dalam hening kudengar kacamata itu

berderak retak. Atticus menggosok mata dan dagunya; kami melihatnya

mengedip-ngedipkan matanya.

Di depan gerbang Radley, Tim Johnson telah membuat keputusan dengan

sisa otaknya. Dia akhirnya berbalik, mengikuti arah yang semula dia

tempuh, ke jalan kami. Dia maju dua langkah, lalu berhenti dan

mendongak. Kami melihat tubuhnya terpaku.

Dengan gerakan begitu cepat sehingga seolah-olah lolos dari pandangan

kami, tangan Atticus menarik kokang seraya mengangkat senapan itu ke

bahunya.

Senapan itu meletus. Tim Johnson melompat, terjatuh, dan ambruk ke

trotoar menjadi gundukan cokelat-putih. Dia tak tahu apa yang

mengenainya. Mr. Tate melompat turun dari teras dan berlari ke arah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 196

Radley Place. Dia berhenti di depan anjing itu, berjongkok, berbalik, dan

mengetukkan jari pada keningnya di atas mata kiri. "Tembakanmu meleset

sedikit ke kanan, Mr. Finch," serunya.

"Sejak dulu memang begitu," jawab Atticus. "Andai ada pilihan, aku lebih

suka pistol."

Dia membungkuk dan memungut kacamatanya, menggerus lensa yang

pecah itu menjadi bubuk

dengan tumitnya, menghampiri Mr. Tate, dan berdiri memandangi Tim

Johnson.

Pintu terbuka satu demi satu, dan lingkungan itu perlahan menjadi hidup.

Miss Maudie berjalan menuruni tangga bersama Miss Stephanie Crawford.

Jem terpaku. Aku mencubitnya supaya dia bergerak, tetapi ketika Atticus

melihat kami menghampiri, dia berseru, "Kalian di sana saja."

Ketika Mr. Tate dan Atticus kembali ke halaman, Mr. Tate tersenyum.

"Akan kuminta Zeebo mengambilnya," katanya. "Kau belum banyak

melupakannya, Mr. Finch. Kata orang, kemampuan seperti itu tak akan

pernah usang."

Atticus diam saja. "Atticus?" kata Jem. "Ya?"

"Tak apa-apa."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 197

"Aku melihatnya, One-Shot Finch Finch Sekali Tembak!"

Atticus memutar dan menghadap Miss Maudie. Mereka saling memandang

tanpa berkata apa-apa, dan Atticus masuk ke mobil sheriff. "Kemarilah,"

katanya kepada Jem. "Jangan mendekati anjing itu, mengerti? Jangan

dekati dia. Dia sama bahayanya, mati ataupun hidup."

"Ya, Sir," kata Jem. "Atticus"

"Apa, Nak?"

"Tidak apa-apa."

"Kau kenapa, Nak, tak bisa bicara?" kata Mr. Tate, menyeringai kepada Jem.

"Baru tahu ya, ayahmu"

"Diam, Heck," kata Atticus, "ayo, kita kembali ke kota."

Ketika mereka melaju pergi, aku dan Jem pergi ke tangga depan Miss

Stephanie. Kami duduk menantikan Zeebo datang mengendarai truk

sampah.

Jem duduk membisu dalam kebingungan, dan Miss Stephanie berkata, "Ck-

ck-ck, siapa sangka ada anjing gila di bulan Februari. Mungkin dia tidak

gila, hanya miring. Aku tak ingin melihat wajah Harry Johnson ketika dia

pulang dari Mobile dan mengetahui Atticus Finch menembak anjingnya.

Pasti anjing itu penuh kutu gara-gara pergi ke suatu tempat"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 198

Kata Miss Maudie, Miss Stephanie pasti berbeda omongannya andai Tim

Johnson masih ada di jalanan, andai dia tahu bahwa mereka akan

mengirim kepala anjing itu ke Montgomery.

Jem akhirnya bisa sedikit menyuarakan isi hatinya, "Kaulihat dia, Scout?

Kaulihat dia hanya berdiri? ... dan tahu-tahu tubuhnya rileks, kelihatannya

seolah senapan itu bagian dari dirinya ... dan dia melakukannya dengan

sangat cepat, seperti ... aku harus membidik selama sepuluh menit sebelum

aku bisa mengenai sesuatu ..."

Miss Maudie menyeringai jahil. "Nah, Miss Jean Louise," katanya, "masih

beranggapan ayahmu tak bisa apa-apa? Masih malu?"

"Tidak, Ma'am," kataku malu-malu.

"Aku lupa memberi tahu waktu itu bahwa selain memainkan Jew's harp,

Atticus Finch adalah penembak terjitu di Maycomb County pada masanya."

"Jitu ...," tiru Jem.

"Betul, Jem Finch. Kurasa omongan kalian akan berubah sekarang. Heran,

apa kalian tidak tahu kalau saat remaja dia dijuluki Ol' One-Shot? Waktu

masih tinggal di Landing, kalau dia menembak lima belas kali dan

mengenai empat belas burung merpati, dia akan mengeluh karena menyia-

nyiakan amunisi."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 199

"Dia tak pernah cerita apa-apa tentang itu," gumam Jem.

"Tak pernah cerita apa-apa, ya?" "Tidak, Ma'am."

"Kenapa dia tak pernah berburu lagi sekarang?" kataku.

"Mungkin aku bisa menjawab," kata Miss Maudie. "Seperti apa pun

ayahmu, yang pasti, dalam hatinya, dia beradab. Kejituan menembak

adalah karunia Tuhan, bakat oh, memang tetap harus berlatih untuk

menyempurnakannya, tetapi menembak itu berbeda dengan bermain piano

dan semacamnya. Kurasa dia mungkin menggantung senapan ketika dia

menyadari bahwa Tuhan telah memberinya keunggulan yang tak adil di

atas sebagian besar makhluk hidup. Kurasa dia memutuskan dia tak akan

menembak sampai terpaksa, dan hari ini dia terpaksa."

"Tampaknya dia akan bangga tentang ini," kataku.

"Orang yang berakal sehat tak pernah berbang-ga dengan bakatnya," kata

Miss Maudie.

Kami melihat Zeebo datang. Dia mengambil

garu dari belakang truk sampah dan dengan hati-hati mengangkut Tim

Johnson. Dia melempar anjing itu ke dalam truk, lalu menuangkan sesuatu

dari jerigen ke tanah tempat Tim jatuh. "Kalian jangan kemari beberapa

lama," katanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 200

Ketika kami tiba di rumah, aku berkata kepada Jem, kita akan punya bahan

pembicaraan di sekolah hari Senin nanti. Jem berpaling padaku.

"Jangan cerita apa-apa, Scout," katanya.

"Apa? Jelas aku akan cerita. Tidak semua ayah anak-anak di sekolah

penembak terjitu di Maycomb County."

Kata Jem, "Kupikir, kalau dia ingin kita tahu, dia pasti sudah cerita. Kalau

dia bangga akan hal ini, dia pasti sudah cerita."

"Mungkin dia hanya lupa," kataku.

"Tidak, Scout, ini sesuatu yang tak akan kamu mengerti. Atticus sudah

sangat tua, tetapi aku tak peduli kalau dia tak bisa apa-apa aku sama sekali

tak peduli kalau dia tak bisa melakukan apa pun."

Jem memungut batu dan melemparnya dengan riang ke garasi. Sambil

mengejarnya, dia berseru, "Atticus adalah lelaki terhormat, seperti aku!"

Sebelas

Sewaktu kami kecil, aku dan Jem membatasi kegiatan kami pada bagian

selatan lingkungan kami, tetapi ketika aku sudah lama duduk di kelas dua

dan rasa penasaran terhadap Boo Radley menjadi makin basi, daerah bisnis

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 201

Maycomb lebih memikat kami, membuat kami sering melewati jalan di

depan rumah Mrs. Henry Lafayette Dubose. Kami tak mungkin pergi ke

kota tanpa melewati rumahnya, kecuali mau memutar sejauh satu mil.

Pertemuan-pertemuan kecil dengan Mrs. Dubose sebelum ini membuatku

tak ingin bertemu lagi dengannya, tetapi, kata Jem, aku toh, harus tumbuh

dewasa juga suatu saat.

Mrs. Dubose tinggal sendirian, hanya ditemani seorang gadis Negro yang

selalu melayaninya, dua rumah di sebelah utara rumah kami. Tangga

depan rumahnya curam dan rumahnya terdiri dari dua bagian yang

disambungkan oleh sebuah ruang tamu. Dia sudah sangat tua; hampir

sepanjang hari dia tinggal di tempat tidur dan sisanya dihabiskan di kursi

roda. Menurut desas-desus, dia menyimpan sebuah pistol CSA,

tersembunyi di balik tumpukan tebal syal dan baju hangatnya.

Aku dan Jem membencinya. Kalau dia sedang

berada di teras ketika kami lewat, dia memelototi kami dengan pandangan

murka, melayangkan berbagai pertanyaan tentang perilaku kami dengan

bengis, dan memberi kami ramalan melankolis tentang seperti apa jadinya

kami setelah dewasa kelak, yaitu bukan siapa-siapa. Kami sudah lama

menyingkirkan gagasan melewati rumahnya dengan berjalan di seberang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 202

jalan; itu malah membuat dia melantangkan suara sehingga semua

tetangga bisa mendengar.

Tak ada yang bisa kami lakukan untuk menyenangkan hatinya. Jika aku

berkata seceria mungkin, "Hai, Mrs. Dubose," aku menerima jawaban,

"Apa-apaan kamu hai-hai padaku, anak jelek! Seharusnya kamu bilang,

selamat sore, Mrs. Dubose!"

Dia kejam. Suatu saat dia mendengar Jem menyebut ayah kami dengan

"Atticus", dan dia naik pitam. Selain menyebut kami bocah paling kurang

ajar dan tidak sopan yang melewati rumahnya, kami diberi tahu bahwa

sayang sekali ayah kami tidak menikah lagi setelah kematian ibu kami. Tak

akan pernah ada perempuan yang lebih baik daripada ibu kami, jadi tak

ada gunanya Atticus menunda-nunda, dan sungguh menyedihkan Atticus

Finch membiarkan anak-anaknya menjadi liar. Aku tidak ingat ibuku,

tetapi Jem ingat dia kadang bercerita tentangnya padaku kemarahannya

langsung meledak ketika Mrs. Dubose meneriakkan kata-kata ini.

Jem setelah menghadapi Boo Radley, anjing gila, dan berbagai hal

menyeramkan lainnya menyimpulkan bahwa berhenti di tangga depan

Miss

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 203

Rachel dan menunggu Atticus adalah tindakan pengecut. Dia menetapkan

bahwa kami harus berlari sampai tikungan kantor pos setiap sore untuk

menyambut Atticus saat dia pulang bekerja. Tak terhitung lagi berapa kali

Atticus mendapati Jem marah gara-gara sesuatu yang diucapkan Mrs.

Dubose ketika kami lewat.

"Tenanglah, Nak," Atticus biasa berkata. "Dia sudah tua dan sakit-sakitan.

Angkatlah kepalamu dan jadilah lelaki terhormat. Apa pun yang

dikatakannya kepadamu, tugasmu adalah tidak membiarkan dia

membuatmu marah."

Jem mengatakan, penyakit Mrs. Dubose tentu tidak parah, kalau bisa

berteriak-teriak seperti itu. Ketika kami bertiga mendekati rumahnya,

Atticus membuka topi lalu melambai dengan gagah kepadanya dan

berkata, "Selamat sore, Mrs. Dubose! Anda kelihatan seperti lukisan sore

ini."

Aku tak pernah mendengar Atticus menyebutkan jenis lukisan yang dia

maksud. Dia menceritakan tentang hal-hal yang terjadi di gedung

pengadilan, dan berkata bahwa dia berharap dengan sepenuh hati Mrs.

Dubose akan mengalami hari yang indah besok. Dia mengembalikan topi

ke kepala, mengangkatku ke bahunya tepat di hadapan Mrs. Dubose, dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 204

kami pulang dalam remang cahaya senja. Pada saat-saat beginilah aku

merasa bahwa ayahku, yang membenci senapan dan tak pernah ikut

perang, adalah lelaki paling berani yang pernah ada.

Pada sore setelah hari ulang tahun Jem yang kedua belas, dia merasa bahwa

uang hadiahnya

memberati saku sehingga kami berjalan ke kota lebih awal. Menurut Jem,

uangnya cukup untuk membeli lokomotif miniatur untuk dirinya dan

tongkat mayoret untukku.

Sudah lama aku menginginkan tongkat itu: dijual di V.J. Elmore,

berhiaskan payet dan perada, harganya tujuh belas sen. Waktu itu

ambisiku adalah tumbuh besar dan memutar tongkat bersama band SMA

Maycomb County. Setelah aku berhasil mengembangkan bakatku sampai

bisa melempar tongkat ke atas dan hampir menangkapnya ketika turun,

Calpurnia tak mengizinkanku masuk ke rumah setiap kali dia melihat

tanganku memegang tongkat. Aku merasa, aku dapat memperbaiki

keterampi-lanku dengan menggunakan tongkat mayoret sung-guhan, dan

menurutku Jem murah hati sekali mau membelikannya buatku.

Mrs. Dubose sedang duduk di teras ketika kami lewat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 205

"Kalian berdua mau ke mana siang hari begini?" serunya. "Kalian

membolos, ya? Akan kutelepon kepala sekolah dan kuadukan kalian!" Dia

mengendalikan roda kursi dan berbalik dengan sempurna.

"Ah, sekarang kan hari Sabtu, Mrs. Dubose," kata Jem.

"Tak ada bedanya kalaupun hari Sabtu," katanya tak jelas. "Aku ingin tahu,

apakah ayah kalian tahu kalian berada di mana?"

"Mrs. Dubose, kami sudah biasa pergi ke kota berdua sejak kami setinggi

ini." Kata Jem sambil menunjuk ke pahanya.

"Kalian jangan bohong padaku!" serunya. "Jeremy Finch, Maudie Atkinson

memberitahuku bahwa kau merusak tanaman scuppernong-nya pagi ini.

Dia akan memberi tahu ayahmu dan kau akan berharap dirimu tidak akan

pernah lagi melihat sinar matahari! Kalau minggu depan kamu belum

dikirim ke sekolah anak nakal, namaku bukan Dubose!"

Jem, yang belum pernah berada di dekat tanaman scuppernong Miss

Maudie sejak musim panas lalu, dan yang tahu bahwa Miss Maudie tak

akan memberi tahu Atticus kalaupun dia mendekati tanamannya, segera

saja menyangkal.

"Kamu jangan membantah!" teriak Mrs. Dubose. "Dan kamu" dia

menudingkan jarinya yang keriput padaku "buat apa kamu pakai overall

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 206

begitu? Kamu mestinya memakai rok dan kamisol, Nona Muda! Kalau tak

ada yang mengubah perilakumu, kamu akan tumbuh dan berakhir jadi

seorang pelayan seorang Finch menjadi pelayan di O.K. Cafe hah!"

Aku ketakutan. O.K. Cafe adalah kafe remang-remang di sisi utara alun-

alun. Aku menyambar tangan Jem, tetapi dia melepaskannya.

"Ayo, Scout," bisiknya. "Jangan pedulikan, angkat saja kepalamu dan

jadilah lelaki terhormat."

Tetapi, Mrs. Dubose mencegah kami, "Tak hanya seorang Finch menjadi

pelayan, tetapi satu lagi di gedung pengadilan membela nigger!"

Tubuh Jem membeku. Tembakan Mrs. Dubose tepat mengenai sasaran dan

perempuan tua itu menyadarinya.

"Iya, memang, mau jadi apa dunia ini kalau

seorang Finch pun berani menentang didikan orang tua? Akan kuberi

tahu!" Dia memasukkan jarinya ke mulut. Ketika dia menariknya keluar,

seuntai air liur panjang keperakan mengikutinya. "Ayahmu tak lebih baik

daripada nigger dan sampah yang dibelanya!"

Wajah Jem memerah. Aku menarik-narik lengan bajunya, dan pidato

kecaman tentang degenerasi moral keluarga Finch mengiringi kepergian

kami. Premis utamanya adalah bahwa setengah keluarga Finch memang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 207

sudah sakit jiwa, tetapi andai ibu kami masih hidup, kami tak akan jatuh ke

keadaan seperti ini.

Aku tak yakin bagian mana yang paling menjengkelkan Jem, tetapi aku

tersinggung dengan penilaian Mrs. Dubose tentang kesehatan mental

keluargaku. Aku sudah hampir terbiasa mendengar hinaan yang ditujukan

pada Atticus, tetapi ini pertama kalinya hinaan itu berasal dari orang

dewasa. Kecuali komentarnya tentang Atticus, kami sudah terbiasa dengan

serangan Mrs. Dubose. Tanda-tanda datangnya musim panas mulai terasa

di udara berdiri di bawah bayangan terasa sejuk, tetapi matahari terasa

hangat, yang berarti masa-masa indah akan tiba: tak ada sekolah dan Dill

akan datang.

Jem membeli lokomotifnya dan kami mampir di Elmore untuk membeli

tongkat mayoretku. Jem tidak menikmati acara belanja ini; dia menjejalkan

lokomotifnya ke saku dan berjalan pulang di sampingku tanpa berkata-

kata. Pada perjalanan pulang, aku hampir menabrak Mr. Link Deas, yang

berkata, "Hati-hati, Scout!" ketika aku gagal menangkap

tongkat, dan sewaktu kami menghampiri rumah Mrs. Dubose, tongkatku

sudah kotor karena jatuh ke tanah berkali-kali.

Dia tidak sedang berada di teras.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 208

Pada tahun-tahun berikutnya, aku terkadang bertanya-tanya apa tepatnya

yang membuat Jem melakukannya, apa yang membuatnya melanggar

ikatan "Jadilah lelaki terhormat, Nak" dan fase moralitas sadar diri yang

baru-baru ini dia masuki. Omong kosong tentang Atticus membela nigger

yang diterima Jem mungkin sama banyaknya dengan yang kuterima, dan

aku percaya bahwa dia bisa menahan amarahnya sifat alaminya memang

pendamai dan tidak gampang marah. Namun, pada saat itu, kupikir satu-

satunya penjelasan untuk tindakannya adalah bahwa dia mengalami

kegilaan sementara selama beberapa menit.

Perbuatan Jem adalah sesuatu yang mungkin kulakukan andaikan Atticus

tidak melarangku, yang kuasumsikan termasuk tidak bertengkar dengan

wanita tua yang mengesalkan. Kami baru saja tiba di gerbangnya, ketika

Jem merebut tongkatku dan berlari sambil mengayun-ayunkan tangannya

dengan liar, naik tangga ke halaman depan Mrs. Dubose, melupakan segala

yang dikatakan Atticus, melupakan bahwa Mrs. Dubose menyimpan pistol

di balik syalnya, melupakan bahwa andaipun tembakan Mrs. Dubose

meleset, tembakan pelayannya, Jessie, mungkin tidak meleset.

Dia baru tenang kembali setelah memotong kuncup-kuncup di setiap

semak kamelia Mrs. Du-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 209

bose, setelah tumpukan kuncup hijau dan daun berserakan di tanah. Dia

membengkokkan tongkatku dengan lututnya, mematahkannya jadi dua,

dan mencampakkannya.

Pada saat itu, aku sudah menjerit-jerit. Jem menjambak rambutku, berkata

bahwa dia tak peduli, perbuatan itu akan dilakukannya lagi kalau ada

kesempatan, dan jika aku tidak tutup mulut, dia akan mencabut setiap

rambut dari kepalaku. Aku tidak tutup mulut dan dia menendangku. Aku

kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembap. Jem menarikku dengan

kasar tetapi tampak menyesal. Tak ada yang bisa dikatakan.

Kami tidak menyambut Atticus pulang sore itu. Kami mengendap-endap di

dapur sampai Calpurnia mengusir kami. Entah bagaimana caranya,

Calpurnia sepertinya mengetahui semua kejadian sore itu. Dia memang

sumber penghiburan yang kurang memuaskan, tetapi dia memberi Jem

biskuit beroleskan mentega panas yang dirobek menjadi dua oleh Jem dan

dibagi denganku. Rasanya seperti kapas.

Kami ke ruang tamu. Aku mengambil majalah football, menemukan

gambar Dixie Howell, menunjukkannya kepada Jem dan berkata, "Dia

mirip kamu." Itulah ucapan paling baik hati untuknya yang terpikir olehku,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 210

tetapi tak membantu. Dia duduk di jendela, membungkuk di kursi goyang,

merengut, menunggu. Cahaya siang memudar.

Beberapa saat, yang terasa bagaikan dua abad geologis, kemudian, kami

mendengar sol sepatu Atticus menggesek tangga depan. Pintu kawat

menutup, ada jeda Atticus berada di dekat gantungan topi di ruang tamu

dan kami mendengarnya memanggil, "Jem!" Suaranya seperti angin musim

dingin.

Atticus menyalakan lampu langit-langit di ruang duduk dan mendapati

kami di sana, diam membeku. Dia membawa tongkatku di satu tangan;

rumbai kuningnya yang kotor terseret di karpet. Dia menjulurkan tangan

satunya; kuncup-kuncup kamelia gemuk berada di situ.

"Jem," katanya, "apa kau pelakunya?"

"Ya, Sir."

"Mengapa kaulakukan?"

Jem berkata perlahan, "Dia bilang, kau membela nigger dan sampah."

"Kau melakukan ini karena dia berkata begitu?" Bibir Jem bergerak, tetapi

"Ya, Sir" nya tak terdengar.

"Nak, aku tak meragukan bahwa kau merasa terganggu oleh ejekan teman-

temanmu tentang aku yang membela nigger, seperti yang kaukatakan,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 211

tetapi melakukan hal seperti ini kepada perempuan tua yang sakit-sakitan

sungguh tak termaafkan. Aku sangat menyarankan kau pergi ke rumah

Mrs. Dubose dan berbicara dengannya," kata Atticus. "Langsung pulang

setelannya." Jem tidak bergerak.

"Ayo," kataku. Aku mengikuti Jem keluar dari ruang duduk. "Kembali ke

sini," kata Atticus kepadaku. Aku kembali.

Atticus mengambil majalah Mobile Press dan duduk di kursi goyang yang

beberapa saat sebelumnya diduduki Jem. Aku sungguh tak mengerti

bagaimana dia bisa duduk tenang membaca surat kabar ketika putra satu-

satunya kemungkinan besar sedang dibunuh dengan senjata peninggalan

Tentara Konfederasi. Memang, Jem kadang membuatku jengkel sampai aku

ingin membunuhnya, tetapi kalau dipikir-pikir, hanya dialah yang

kupunyai. Atticus tampaknya tak menyadari ini, atau kalaupun menyadari,

dia tak peduli.

Saat itu aku membencinya, tetapi kalau kita sedang punya masalah, kita

mudah lelah: tak lama kemudian aku bersembunyi dalam pangkuannya

dan tangannya merangkulku.

"Kau sudah terlalu besar untuk dibuai," katanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 212

"Kau tak peduli apa yang terjadi padanya, Atticus," kataku. "Kau hanya

mengirimnya ke sana untuk ditembak padahal dia cuma membelamu."

Atticus mendorong kepalaku ke bawah dagunya. "Belum waktunya untuk

khawatir," katanya. "Aku tak pernah menyangka bahwa Jem akan

kehilangan kesabarannya karena hal ini kusangka aku akan lebih banyak

mendapat masalah darimu."

Kubilang, aku tak mengerti mengapa kami harus bersabar, tak ada teman

sekolah yang kukenal yang harus bersabar tentang apa pun.

"Scout," kata Atticus, "saat musim panas tiba nanti, kau harus bersabar

untuk hal-hal yang jauh lebih buruk ... aku tahu, ini tidak adil bagimu dan

Jem, tetapi kadang-kadang kita harus menerima ke-

adaan, dan cara kita membawa diri saat keadaan memburuk yah, yang bisa

kukatakan adalah, kalau kau dan Jem sudah besar, barangkali kau akan

melihat kembali kejadian ini dengan simpati dan mengerti bahwa aku

berusaha untuk tidak mengecewakan kalian. Kasus ini, kasus Tom

Robinson, menyangkut hakikat nurani manusia Scout, tak ada gunanya

aku pergi ke gereja dan beribadat kepada Tuhan kalau aku tidak mencoba

menolong dia."

"Atticus, sepertinya kau keliru ..."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 213

"Kenapa?"

"Yah, sepertinya sebagian besar orang merasa mereka benar dan kau salah

..."

"Mereka memang berhak berpikir begitu, dan mereka berhak untuk

dihormati pendapatnya," kata Atticus, "tetapi sebelum aku mampu hidup

bersama orang lain, aku harus hidup dengan diriku sendiri. Satu hal yang

tidak tunduk pada mayoritas adalah nurani seseorang."

Ketika Jem kembali, dia mendapatiku masih di pangkuan Atticus.

"Bagaimana, Nak?" tanya Atticus. Dia menurunkanku, dan aku mengamati

Jem diam-diam. Tampaknya dia masih utuh, tetapi raut wajahnya aneh.

Mungkin Mrs. Dubose memberinya satu dosis calomel.

"Aku sudah membersihkan halaman dan meminta maaf, tetapi sebenarnya

aku tidak menyesal, dan aku akan mengurus halamannya setiap Sabtu dan

mencoba menumbuhkannya lagi."

"Tak ada gunanya meminta maaf kalau kau tidak menyesal," kata Atticus.

"Jem, dia sudah tua

dan sakit-sakitan. Kau tak bisa menuntut pertanggung jawabannya untuk

perkataan dan perbuatannya. Tentu, aku lebih suka kalau dia berkata

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 214

begitu kepadaku daripada kepada kalian, tetapi kita tidak selalu

mendapatkan apa yang kita inginkan."

Jem terpaku menatap motif mawar di karpet. "Atticus," katanya, "dia ingin

aku membaca untuknya."

"Membaca untuknya?"

"Ya, Sir. Dia ingin aku datang setiap sore seusai sekolah dan pada hari

Sabtu untuk membaca keras-keras untuknya selama dua jam. Atticus,

apakah harus?"

"Tentu."

"Tetapi dia ingin aku melakukannya selama sebulan."

"Berarti kau akan melakukannya selama sebulan."

Jem meletakkan jempol kakinya pelan-pelan di tengah mawar dan

menekannya. Akhirnya dia berkata, "Atticus, kalau di trotoar aku tidak

keberatan, tetapi di dalam rumah gelap dan menyeramkan. Di langit-

langitnya ada bayangan dan yang lain ..."

Atticus tersenyum tegas. "Bukankah kau suka berkhayal? Pura-pura saja

kau berada di rumah Radley."

Senin sore keesokan harinya, aku dan Jem menaiki tangga depan yang

curam ke rumah Mrs.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 215

Dubose dan melangkah ke aulanya yang terbuka. Jem, yang dipersenjatai

Ivanhoe dan pengetahuannya yang luas, mengetuk pintu sebelah kiri.

"Mrs. Dubose?" panggilnya. Jessie membuka pintu kayu itu dan membuka

selot pintu kawat.

"Kamukah itu, Jem Finch?" tanyanya. "Kamu mengajak adikmu. Aku tak

tahu-"

"Suruh dua anak itu masuk, Jessie," kata Mrs. Dubose. Jessie membiarkan

kami masuk, lalu pergi ke dapur.

Bau menusuk menyeruak ketika kami melewati ambang pintu, bau yang

sering kudapati di rumah berdinding batu yang membusuk karena hujan,

yang didalamnya terdapat lampu minyak batu bara, gayung, dan seprai

murahan yang tidak dikanji. Bau seperti itu selalu membuatku takut,

waspada, siaga. Di pojok ruangan terdapat tempat tidur berwarna

perunggu dan Mrs. Dubose berbaring di atasnya. Aku bertanya-tanya

apakah tingkah Jem telah membuatnya terbaring di situ, dan sejenak aku

merasa kasihan padanya. Dia berbaring di bawah tumpukan selimut perca

dan hampir tampak ramah.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 216

Ada wastafel pualam di samping tempat tidurnya; di atasnya berdiri

sebuah gelas berisi sendok kecil, obat tetes telinga berwarna merah, sekotak

kapas penyerap, dan jam beker baja berkaki tiga.

"Jadi, kau membawa adikmu yang dekil itu, ya?" adalah sapaannya.

Jem berkata tenang, "Adik saya tidak dekil dan saya tidak takut pada

Anda," meskipun kulihat

lututnya gemetar.

Aku menyangka akan diomeli, tetapi dia hanya berkata, "Kamu boleh mulai

membaca, Jeremy."

Jem duduk di kursi beralas bambu dan membuka Ivanhoe. Aku mengambil

satu kursi lagi dan duduk di sampingnya.

"Lebih dekat," kata Mrs. Dubose. "Ke samping tempat tidur sini."

Kami memajukan kursi. Inilah jarak terdekatku dengannya, dan hal yang

paling ingin kulakukan adalah segera memundurkan kursi.

Mrs. Dubose buruk sekali. Wajahnya sewarna dengan sarung bantal kotor

dan sudut mulutnya berkilau oleh air liur, yang mengalir turun seperti

glasir pada kerut-kerut dalam di sekeliling dagunya. Bintik-bintik ketuaan

menodai wajahnya, dan matanya yang pucat memiliki pupil hitam yang

kecil. Tangannya dipenuhi tonjolan-tonjolan kecil dan kutikulanya tumbuh

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 217

melewati kuku. Bibir bawahnya menggantung dan bibir atasnya menonjol;

sesekali dia menarik bibir bawahnya ke bibir atasnya dan dagunya ikut

terbawa. Gerakan ini membuat air liurnya mengalir turun lebih cepat.

Aku tidak mau melihat lebih banyak dari yang terpaksa kulihat. Jem

membuka kembali Ivanhoe dan mulai membaca. Ketika menemukan kata

yang tidak dia pahami, Jem melompatinya, tetapi Mrs. Dubose

mengetahuinya dan menyuruhnya mengeja kata itu. Jem membaca

barangkali selama dua puluh menit, dan selama itu aku memandangi

kerangka perapian yang ternodai jelaga, ke luar jendela, ke

mana pun agar aku tak perlu melihat Mrs. Dubose. Selagi Jem membaca,

kuperhatikan koreksi Mrs. Dubose semakin sedikit dan jarang sehingga

Jem bahkan membaca suatu kalimat dengan sangat tidak jelas. Mrs.

Dubose tidak mendengarkan.

Aku menoleh ke tempat tidur. Sesuatu terjadi padanya. Dia berbaring

telentang, dengan selimut sampai ke dagu. Hanya kepala dan bahunya

yang tampak. Kepalanya bergerak kiri נkanan perlahan. Sesekali dia

membuka mulutnya lebar-lebar dan aku bisa melihat lidahnya

menggelombang samar. Untai air liur mengumpul di bibirnya; dia

mengisapnya, lalu membuka mulut lagi. Mulutnya bekerja terpisah dari

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 218

bagian tubuhnya yang lain, bergerak keluar dan masuk, seperti cangkang

kerang di air surut. Kadang-kadang bibirnya mengeluarkan suara, "Pt,"

seperti zat kental yang akan mendidih.

Aku menarik lengan baju Jem. Dia menoleh padaku, lalu pada tempat

tidur. Kepala Mrs. Dubose menoleh kepada kami, dan Jem berkata, "Mrs.

Dubose, Anda tidak apa-apa?" Mrs. Dubose tak menjawab.

Dering jam beker mengejutkan kami. Semenit kemudian, dengan saraf

masih bergelenyar, aku dan Jem sudah berada di trotoar, berjalan menuju

rumah. Kami tidak kabur. Jessie yang mengeluarkan kami: sebelum jam itu

berhenti berbunyi, dia sudah ada di kamar, mendorong aku dan Jem

keluar.

"Syuh," katanya, "kalian pulanglah."

Saat melewati pintu, Jem terlihat ragu.

"Sudah waktunya minum obat," kata Jessie. Ketika pintu berayun menutup

di belakang kami, kulihat Jessie berjalan cepat ke tempat tidur Mrs. Dubose.

Baru pukul 15.45 ketika kami sampai di rumah. Jadi, aku dan Jem

menendang-nendang bola football di halaman belakang sampai tiba

waktunya menyambut Atticus. Atticus membawakan dua pensil kuning

untukku dan majalah football untuk Jem, yang kuduga adalah hadiah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 219

terselubung untuk sesi hari pertama kami bersama Mrs. Dubose. Jem

menceritakan apa yang terjadi.

"Dia membuatmu takut?" tanya Atticus.

"Tidak, Sir," kata Jem, "tapi dia jahat. Mungkin dia ayan atau apa. Dia

sering meludah."

"Dia tidak melakukannya dengan sengaja. Kalau sedang sakit, kadang

orang tidak enak Dillhat."

"Dia membuatku takut," kataku. Atticus memandangku melalui

kacamatanya. "Kau tak perlu ikut dengan Jem, kan?"

Sore berikutnya di rumah Mrs. Dubose masih sama dengan yang pertama,

dan juga berikutnya, sampai akhirnya suatu pola terbentuk: segala sesuatu

dimulai dengan normal maksudku, Mrs. Dubose merecoki Jem beberapa

lama tentang topik kesukaannya, kamelianya, dan kecintaan ayah kami

pada nigger; dia semakin jarang bersuara, lalu diam. Jam beker berbunyi,

Jessie mengusir kami, dan sisa hari itu menjadi milik kami.

"Atticus," kataku suatu sore, "apa sebenarnya arti pencinta nigger?"

Wajah Atticus suram. "Ada yang memanggilmu begitu?"

"Tidak, Sir, Mrs. Dubose memanggilmu begitu. Setiap sore sebelum Jem

mulai membaca, dia melakukan pemanasan dengan memanggilmu begitu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 220

Francis memanggilku begitu Natal kemarin, itu pertama kali aku

mendengarnya."

"Karena itukah kau menyerangnya?" tanya Atticus.

"Ya, Sir ...."

"Lalu, mengapa kau menanyakan artinya?" Aku mencoba menjelaskan

kepada Atticus bahwa bukan perkataan Francis yang membuatku marah,

melainkan cara dia mengatakannya. "Seolah dia mengataiku cewek ingusan

atau sebangsanya."

"Scout," kata Atticus, "pencinta nigger hanyalah julukan yang tak ada

artinya sama seperti anak ingusan. Sulit dijelaskan orang yang bodoh dan

tak berharga menggunakan kata ini saat mereka merasa seseorang

mementingkan Negro di atas kepentingan mereka sendiri. Kata ini

ditujukan pada orang-orang seperti kita, ketika mereka ingin menamai kita

dengan istilah yang rendah dan buruk."

"Jadi, sebenarnya kau bukan pencinta nigger,

ya?"

"Justru iya. Aku sungguh-sungguh mencoba mencintai semua orang ... aku

kadang-kadang bingung Sayang, bukanlah hinaan kalau kita dipanggil

dengan sesuatu yang dianggap orang nama yang buruk. Jadi, jangan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 221

sampai Mrs. Dubose membuatmu sedih. Dia sendiri punya cukup

masalah."

Suatu sore sebulan kemudian, Jem sedang bersusah payah membaca Sir

Walter Scout, begitu Jem menyebutnya yang dimaksud oleh Jem adalah Sir

Walter Scott, sastrawan Skotlandia yang karyanya antara lain Ivanhoe dan

Rob Roy dan Mrs. Dubose mengoreksinya setiap kali, ketika seseorang

mengetuk pintu. "Masuk!" teriaknya.

Atticus memasuki ruangan. Dia menghampiri tempat tidur dan memegang

tangan Mrs. Dubose. "Aku pulang dari kantor dan tidak bertemu dengan

anak-anak," katanya. "Aku menduga mereka masih di sini."

Mrs. Dubose tersenyum padanya. Sungguh aku tak bisa mengerti

bagaimana dia bisa memaksa diri berbicara kepada Atticus, padahal dia

tampak sangat membencinya. "Kautahu sekarang jam berapa, Atticus?"

katanya. "Tepat jam lima lebih empat belas menit. Jam beker dipasang

untuk jam lima tiga puluh. Aku ingin kautahu itu."

Aku tiba-tiba menyadari bahwa setiap hari kami tinggal sedikit lebih lama

di rumah Mrs. Dubose, bahwa jam beker berbunyi beberapa menit lebih

lambat setiap hari, dan bahwa penyakit ayannya bisa saja kambuh sebelum

jam itu berbunyi. Hari ini hampir dua jam dia mengganggu Jem tanpa ada

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 222

tanda-tanda penyakit ayannya akan kambuh, dan aku merasa

terperangkap tanpa ada harapan untuk selamat. Jam beker adalah tanda

kebebasan kami; jika suatu hari ia tak berbunyi, apa yang harus kami

lakukan?

"Aku merasa hari membaca Jem sudah hampir

habis," kata Atticus.

"Hanya seminggu lagi, rasanya," kata Mrs. Dubose, "untuk memastikan Jem

bangkit. "Tapi"

Atticus mengangkat tangannya dan Jem terdiam. Dalam perjalanan

pulang, Jem berkata dia hanya wajib melakukannya selama sebulan dan

waktu sebulan itu sudah habis dan ini tidak adil.

"Hanya seminggu lagi, Nak," kata Atticus.

"Tidak," kata Jem.

"Ya," kata Atticus. Minggu berikutnya, kami kembali ke rumah Mrs.

Dubose. Jam beker sudah tak berbunyi lagi, tetapi Mrs. Dubose melepaskan

kami dengan, "Sudah cukup," begitu larut senja sehingga Atticus sudah

membaca koran di rumah ketika kami kembali. Meskipun penyakit

ayannya tidak pernah kambuh lagi, dalam hal-hal lain, dia adalah dirinya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 223

yang dulu: ketika Sir Walter Scott menguraikan panjang-lebar tentang

selokan dan istana, Mrs. Dubose menjadi bosan dan mengganggu kami.

"Jeremy Finch, sudah kubilang, kamu akan menyesal sudah merusak

kameliaku. Sekarang, kamu menyesal, kan?"

Jem bilang, dia menyesal sekali.

"Jangan sangka kamu bisa mematikan bunga Snow on the Mountain

milikku, ya? Hah, kata Jessie, bagian atasnya sudah tumbuh lagi. Lain kali

kamu tahu cara melakukannya dengan benar, kan? Kamu akan mencabut

sampai akarnya, kan?" Jem bilang, tentu saja.

"Jangan menggumam padaku, Nak! Angkat kepalamu dan katakan, ya,

Ma'am. Tapi kamu mungkin enggan mengangkat kepala, kalau ayahmu

seperti itu."

Jem pun menaikkan dagunya dan memandang Mrs. Dubose dengan wajah

tanpa kebencian. Setelah berminggu-minggu, dia telah melatih ekspresi

sopan dan berjarak yang bisa ditampilkan pada Mrs. Dubose untuk

menjawab ucapan-ucapannya yang paling membekukan darah.

Akhirnya, hari itu tiba. Ketika Mrs. Dubose berkata, "Sudah cukup," suatu

sore, dia menambahkan, "Dan hukumanmu sudah selesai. Selamat sore."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 224

Sudah selesai. Kami melompat-lompat di trotoar dengan kelegaan luar

biasa, meloncat-loncat dan melolong.

Musim semi itu menyenangkan: hari terasa lebih lama sehingga memberi

kami lebih banyak waktu untuk bermain. Benak Jem terutama dipenuhi

statistik penting setiap pemain football universitas di negeri ini. Setiap

malam, Atticus membacakan halaman olahraga surat kabar. Alabama bisa

masuk pertandingan Rose Bowl lagi tahun ini, jika dinilai dari calon

pemainnya, yang tak satu pun namanya bisa kami ucapkan. Atticus sedang

membacakan kolom Windy Seaton suatu sore ketika telepon berdering.

Dia mengangkatnya, lalu pergi ke gantungan topi di ruang tamu. "Aku

mau ke rumah Mrs. Dubose sebentar," katanya. "Aku tak akan lama."

Tetapi, Atticus pergi sampai jauh melewati waktu tidurku. Ketika pulang,

dia membawa kotak permen. Atticus duduk di ruang duduk dan

meletakkan kotak itu di lantai di samping kursinya. "Apa maunya?" tanya

Jem.

Kami sudah sebulan lebih tidak bertemu dengannya. Dia tidak pernah ada

di teras lagi ketika kami lewat.

"Dia meninggal, Nak," kata Atticus. "Dia meninggal beberapa menit yang

lalu." "Oh," kata Jem. "Bagus."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 225

"Memang bagus," kata Atticus. "Dia tidak menderita lagi. Dia sudah lama

sakit. Nak, tahukah kamu mengapa dia suka kejang-kejang seperti orang

berpenyakit ayan?" Jem menggeleng.

"Mrs. Dubose adalah pencandu morfin," kata Atticus. "Sudah bertahun-

tahun dia memakainya sebagai pereda rasa sakit. Dokter yang meresep-

kannya. Dia telah melewatkan sisa hidupnya dengan morfin dan meninggal

tanpa banyak rasa sakit, tetapi dia memang sinis"

"Sir?" kata Jem. Kata Atticus, "Tepat sebelum kau bertingkah dulu, dia

meneleponku untuk membuatkan surat wasiatnya. Dr. Reynold berkata dia

hanya punya beberapa bulan lagi. Urusan bisnisnya sudah diatur, tetapi

katanya, 'Masih ada satu hal yang belum diatur.'"

"Apa itu?" Jem bingung.

"Katanya, dia akan meninggalkan dunia ini tan-

pa berutang apa pun pada siapa pun. Jem, kalau seseorang sakit separah

dia, sebenarnya tak apa-apa memakan obat untuk meringankan rasa sakit,

tetapi baginya tidak. Katanya, dia berniat melepaskan diri dari morfin

sebelum meninggal, dan itulah yang dilakukannya."

Kata Jem, "Maksudmu, karena itukah dia kelihatan seperti orang sakit

ayan?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 226

"Benar. Selama kau membaca untuknya, aku ragu dia mendengar sepatah

kata pun. Seluruh pikiran dan tubuhnya berkonsentrasi pada jam beker.

Kalau dia tidak menghukummu, aku sendiri yang akan menyuruhmu

membaca untuknya. Mungkin itu dapat mengalihkan perhatiannya. Ada

alasan lain"

"Apakah saat meninggal dia bebas dari morfin?" tanya Jem.

"Sebebas udara gunung," kata Atticus. "Dia sadar sampai detik terakhir,

hampir. Sadar," dia tersenyum, "dan mengajak bertengkar. Dia masih tak

setuju dengan tindakanku dan berkata aku mungkin akan melewatkan sisa

hidupku menebusmu dari penjara. Dia meminta Jessie mengambilkan

kotak ini untukmu"

Atticus meraih dan memungut kotak permen itu. Dia menyerahkannya

kepada Jem.

Jem membukanya. Di dalam, dikelilingi gumpalan kapas lembap, adalah

kamelia putih, berlilin, sempurna. Setangkai Snow in the Mountain.

Mata Jem hampir melompat dari kepalanya. "Iblis neraka tua, iblis neraka

tua!" serunya, mencampakkannya. "Kenapa dia menggangguku terus?"

Secepat kilat Atticus berdiri di hadapannya. Jem membenamkan kepalanya

di kemeja Atticus. "Sst," katanya. "Kurasa itu caranya memberitahumu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 227

segalanya baik-baik saja sekarang, Jem, segalanya baik-baik saja. Kautahu,

dia perempuan terhormat yang hebat."

"Perempuan terhormat?" Jem mendongak. Wajahnya merah. "Setelah segala

hal yang dituduhkannya padamu, perempuan terhormat?"

"Ya. Dia memiliki pandangan pribadi tentang banyak hal, sangat berbeda

denganku, mungkin .... Nak, tadi aku berkata, kalau kau tidak kehilangan

kesabaran sehingga dia menghukummu, akulah yang akan menyuruhmu

membaca untuknya. Aku ingin kau melihat sesuatu dalam dirinya aku

ingin kau melihat keberanian sejati, alih-alih mendapat konsep bahwa

keberanian selalu identik dengan lelaki bersenapan. Keberanian adalah

saat kau tahu kau akan kalah sebelum memulai, tetapi kau tetap memulai

dan kau merampungkannya, apa pun yang terjadi. Kau jarang menang,

tetapi kadang-kadang kau bisa menang. Mrs. Dubose menang, seluruh 45

kg dirinya. Menurut pandangannya, dia meninggal tanpa berutang apa

pun dan pada siapa pun. Dia orang paling pemberani yang pernah

kukenal."

Jem memungut kotak permen itu dan melemparnya ke api. Dia mengambil

kamelianya, dan ketika aku berangkat tidur, kulihat dia sedang mengelus-

elus kelopaknya yang lebar. Atticus sedang membaca surat kabar.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 228

Dua Belas

Jem berusia dua belas tahun. Susah hidup dengannya; dia tidak konsisten

dan suasana hatinya sering berubah. Selera makannya mengerikan, dan

berkali-kali dia bilang agar aku tak mengganggunya, sampai aku

berkonsultasi kepada Atticus, "Mungkin dia cacingan?" Atticus bilang,

tidak, Jem sedang tumbuh. Aku harus bersabar dan sesedikit mungkin

mengganggunya.

Perubahan dalam diri Jem ini terjadi dalam beberapa minggu saja. Mrs.

Dubose belum juga tenang di makamnya saat itu Jem tampaknya cukup

berterima kasih karena aku menemaninya waktu dia membaca untuk Mrs.

Dubose. Agaknya, dalam semalam, Jem mendapatkan nilai-nilai hidup

yang asing dan mencoba memaksakannya padaku: beberapa kali dia malah

sampai mengatur-atur. Setelah bertengkar dan Jem membentak, "Sudah

waktunya kau jadi anak perempuan dan bersikap seperti anak

perempuan!" tangisku meledak dan aku mengadu kepada Calpurnia.

"Jangan terlalu memikirkan Mister Jem" dia memulai.

"Mister Jem?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 229

"Yah, dia menjadi Mister Jem sekarang."

"Dia belum setua itu," kataku. "Dia cuma perlu dipukuli, tapi aku tidak

cukup besar."

"Sayangku," kata Calpurnia, "aku tak bisa mencegah Mister Jem tumbuh

dewasa. Sekarang, dia akan sering menghabiskan waktunya sendirian,

mengerjakan apa pun yang biasa dikerjakan anak lelaki, jadi kau ke dapur

saja kalau merasa kesepian. Kita bisa melakukan banyak kegiatan di sini."

Awal musim panas itu memberi pertanda buruk: Jem boleh berbuat sesuka

hatinya; aku harus merasa puas bergaul dengan Calpurnia sampai Dill

datang. Dia tampaknya senang melihatku muncul di dapur, dan dengan

mengamatinya, aku mulai berpikir bahwa untuk bisa menjadi anak

perempuan membutuhkan keterampilan tertentu.

Namun, musim panas tiba dan Dill tidak datang. Aku menerima surat dan

foto darinya. Suratnya bercerita bahwa dia mempunyai ayah baru, yang

fotonya terlampir, dan dia harus tinggal di Meridian karena mereka

berencana membangun kapal untuk memancing. Ayahnya pengacara

seperti Atticus, hanya jauh lebih muda. Ayah baru Dill berwajah

menyenangkan. Aku lega karena Dill mendapatkan ayah baru, tetapi

hatiku hancur. Dill mengakhiri suratnya dengan berkata bahwa dia akan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 230

mencintaiku selamanya dan aku tidak perlu khawatir, karena dia akan

datang menjemputku dan menikahiku begitu dia mengumpulkan cukup

uang, jadi tolong suratnya dibalas.

Kenyataan bahwa aku memiliki tunangan abadi tidak bisa menggantikan

ketidakhadirannya: aku be-

lum pernah memikirkannya, tetapi musim panas adalah Dill merokok tali

di tepi kolam ikan, matanya menyala dengan rencana-rencana rumit untuk

membuat Boo Radley muncul; musim panas adalah kecepatan Dill

mencium pipiku ketika Jem tidak melihat, kerinduan yang kadang bisa

saling kami rasakan. Dengannya, hidup adalah rutin, tanpanya, hidup tak

tertahankan. Aku merana selama dua hari.

Seolah itu belum cukup, badan legislatif negara bagian berkumpul untuk

sidang darurat dan Atticus meninggalkan kami selama dua minggu.

Gubernur ingin membasmi tikus-tikus yang mengganggu jalan

pemerintahan; ada aksi damai di Birmingham; di kota-kota, antrean di

depan toko roti memanjang, sedangkan penduduk di pedesaan semakin

miskin. Tetapi, peristiwa-peristiwa ini jauh dari duniaku dan Jem.

Pada suatu pagi, kami terkejut melihat kartun di Montgomery Advertiser.

Di atas gambar itu, terdapat tulisan, "Finch dari Maycomb". Kartun itu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 231

menampilkan Atticus bertelanjang kaki dan bercelana pendek, terantai

pada meja: dia sedang tekun menulis pada buku catatan, sementara

beberapa gadis berpenampilan bodoh berseru kepadanya, "Yuhu!"

"Ini pujian," Jem menjelaskan. "Dia menghabiskan waktunya mengerjakan

hal-hal yang tidak akan beres kalau tidak dikerjakan."

"Hah?"

Selain memiliki sifat-sifat baru, Jem menampilkan gaya bijak yang

membuatku gila.

"Oh, Scout, misalnya mereorganisasi sistem

pajak di county dan sebangsanya. Hal-hal seperti itu tak ada artinya bagi

banyak orang." "Kau tahu dari mana?"

"Ah, kau jangan ganggu aku. Aku sedang baca koran."

Keinginan Jem terkabul. Aku pergi ke dapur. Sambil menguliti kacang

polong, Calpurnia mendadak berkata, "Bagaimana aku menyiapkan kalian

untuk pergi ke gereja Minggu besok?"

"Tidak perlu. Atticus meninggalkan kami uang sumbangan."

Mata Calpurnia menyipit dan aku tahu apa yang terlintas di pikirannya.

"Cal," kataku, "kautahu kami akan bersikap baik. Kami sudah bertahun-

tahun bersikap baik di gereja."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 232

Calpurnia rupanya mengingat suatu hari Minggu saat hujan lebat turun,

ketika kami ditinggalkan tanpa ayah dan tanpa guru. Anak-anak yang

ditinggal sendirian mengikat Eunice Ann Simpson ke kursi dan

menempatkannya di ruang perapian. Kami melupakannya dan naik ke

gereja untuk mendengarkan khotbah dengan tenang ketika terdengar

dentang memekakkan dari pipa radiator, yang terus berbunyi sampai ada

yang menyelidiki dan mengeluarkan Eunice Ann, yang berkata dia tak mau

bermain Shadrach tokoh dalam Alkitab, salah satu dari tiga tawanan yang

keluar dari tungku api tanpa terbakar lagi. Kata Eunice Enn, Jem Finch

meyakinkannya bahwa dia tak akan terbakar kalau cukup beriman, tetapi

di bawah memang panas.

"Lagi pula, Cal, ini bukan pertama kalinya At-

ticus meninggalkan kami," aku protes.

"Ya, tetapi biasanya dia memastikan gurumu akan hadir. Aku tak

mendengarnya kali ini mungkin dia lupa." Calpurnia menggaruk kepala.

Mendadak dia tersenyum. "Bagaimana kalau kau dan Mister Jem ikut ke

gereja bersamaku besok?" "Benarkah?"

"Mau, kan?" Calpurnia menyeringai. Jika Calpurnia pernah menggosok

badanku dengan keras saat memandikanku sebelumnya, itu tidak ada apa-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 233

apanya dibandingkan dengan pengawasannya pada kegiatan rutin Sabtu

malam itu. Dia menyuruhku menyabuni seluruh tubuhku dua kali,

mengambil air bersih dari bak untuk setiap bilasan; dia meletakkan

kepalaku di baskom dan mencucinya dengan sabun Octagon dan sabun

castile. Dia sudah bertahun-tahun memercayai Jem, tetapi malam itu dia

melanggar privasi Jem dan memancing bentakan, "Apa orang di rumah ini

tidak bisa mandi tanpa diintip seluruh keluarga?"

Keesokan paginya, dia bangun lebih pagi dari biasanya untuk "memeriksa

pakaian kami". Kalau menginap di rumah, Calpurnia tidur di tempat tidur

lipat di dapur; pagi itu tempat tidurnya tertutupi pakaian hari Minggu

kami. Dia telah memberikan kanji banyak-banyak pada bajuku, bentuknya

jadi seperti tenda kalau aku duduk. Dia menyuruhku mengenakan rok

dalam dan mengikatkan selendang merah muda erat-erat di pinggangku.

Dia menggosok sepatu kulitku dengan biskuit dingin sampai aku bisa

melihat bayangan wajahnya di sepatu itu.

"Seperti mau pergi ke Mardi Gras saja," kata Jem. "Buat apa semua ini, Cal?"

"Aku tak mau ada orang bilang bahwa aku tak becus mengurus anak-anak

asuhanku," gumamnya. "Mister Jem, kau sama sekali tak boleh

mengenakan dasi itu dengan kemeja itu. Warnanya hijau."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 234

"Memangnya kenapa?"

"Kemejanya biru. Apa kau tidak bisa membedakan?"

"Hihihi," aku melolong, "Jem buta warna."

Wajah Jem merah padam, tetapi Calpurnia berkata, "Kalian, hentikan.

Kalian akan pergi ke First Purchase sambil tersenyum."

Gereja Metodis Episkopal Afrika First Purchase terletak di wilayah Quarters,

di luar batas selatan kota, di seberang rel penggergajian tua. Bangunannya

berkerangka kuno dengan cat yang sudah mengelupas, satu-satunya gereja

di Maycomb yang memiliki menara dan lonceng, disebut First Purchase

karena dibiayai oleh pendapatan pertama para budak yang dibebaskan.

Orang Negro beribadat di sini setiap hari Minggu dan orang kulit putih

berjudi di sini pada hari lain.

Halaman gereja itu berupa tanah liat sekeras bata, demikian pula

pemakaman di sampingnya. Jika seseorang meninggal saat cuaca kering,

tubuhnya ditimbun bongkah es sampai hujan melunakkan tanah. Beberapa

makam di pemakaman ditandai dengan batu nisan yang sudah remuk;

nisan yang lebih baru dilapisi kaca yang berwarna cerah dan pecahan botol

Coca-Cola. Penangkal petir yang men-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 235

jaga beberapa makam menunjukkan jenazah yang beristirahat dengan

tidak tenang; sisa lilin yang habis terbakar berdiri di kepala makam anak-

anak. Pemakaman yang ceria.

Bau Negro bersih yang hangat dan pahit-manis menyambut kami ketika

kami memasuki halaman gereja. Gaya rambut Hearts of Love berpadu

dengan obat asafoetida, tembakau, parfum Hoyt's Cologne, tembakau

Brown's Mule, peppermint, dan talk melati.

Ketika mereka melihatku dan Jem bersama Calpurnia, kaum pria

melangkah mundur dan menanggalkan topi; kaum wanita menyilangkan

tangan di pinggang, gerakan yang biasa dilakukan pada hari kerja untuk

menunjukkan perhatian penuh hormat. Mereka memisah dan membuka

jalan kecil ke pintu gereja bagi kami. Calpurnia berjalan di antara aku dan

Jem, menanggapi sapaan para tetangganya yang berpakaian cerah.

"Apa-apaan ini, Miss Cal?" kata sebuah suara di belakang kami.

Tangan Calpurnia memegang bahu kami. Kami berhenti dan menoleh ke

belakang: di hadapan kami berdiri seorang perempuan Negro bertubuh

tinggi besar. Berat tubuhnya ditumpukan pada satu kaki; dia meletakkan

sikut kirinya di lekuk pinggulnya, menunjuk kami dengan telapak tangan

tertelentang. Kepalanya seperti peluru, matanya berbentuk kacang almond,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 236

hidungnya lurus, dan mulutnya seperti busur Indian. Tingginya sepertinya

tujuh kaki.

Aku merasa tangan Calpurnia menghunjam ba-

huku. "Kamu mau apa, Lula?" tanyanya, dalam nada yang belum pernah

kudengar dia gunakan. Dia berkata dengan tenang, penuh kebencian.

"Aku ingin tahu kenapa kamu membawa anak kulit putih ke gereja nigger."

"Mereka tamuku," kata Calpurnia. Lagi-lagi, aku merasa suaranya aneh: dia

berbicara seperti orang-orang itu.

"Ya, dan tentunya kamu juga tamu di rumah Finch pada hari biasa."

Gumaman menyebar di kerumunan. "Jangan rewel," bisik Calpurnia

kepadaku, tetapi bunga mawar di topinya bergetar marah.

Ketika Lula menapaki jalan ke arah kami, Calpurnia berkata, "Berhenti di

situ, nigger."

Lula berhenti, tetapi berkata, "Kamu tak ada urusan membawa anak kulit

putih kemari mereka punya gereja sendiri, kita punya sendiri. Ini gereja

kita, begitu bukan, Miss Cal?"

Calpurnia berkata, "Kita menyembah Tuhan yang sama, kan?"

Kata Jem, "Ayo kita pulang, Cal, mereka tak ingin kita di sini"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 237

Aku sepakat: mereka tak ingin kami di sini. Aku merasakan, bukan

melihat, bahwa kami dikepung. Mereka terasa semakin dekat dengan kami,

tetapi ketika aku memandang Calpurnia, di matanya tersirat rasa geli.

Ketika aku melihat ke jalan masuk lagi, Lula sudah pergi, digantikan

dengan kerumunan orang berkulit hitam.

Salah seorang memisahkan diri dari kerumu-

nan. Dia Zeebo, si pengumpul sampah. "Mister Jem," katanya, "kami senang

dikunjungi. Tak perlu memedulikan Lula, sikapnya menjengkelkan karena

Pendeta Sykes mengancam akan menghukumnya. Sejak dulu dia suka

membuat onar, pikirannya kacau dan sikapnya sombong kami senang

sekali kalian datang."

Dengan itu, Calpurnia mengajak kami ke pintu gereja, dan kami disapa

Pendeta Sykes, yang mengajak kami ke bangku depan.

Bagian dalam First Purchase tidak berlangit-langit dan tidak dicat. Di

sepanjang dinding tergantung lampu kerosin pada kerangka perunggu,

tidak menyala; bangku pinus dijadikan tempat duduk. Di belakang

mimbar yang terbuat dari kayu ek kasar, berkibar sehelai bendera sutra

merah muda pudar yang bertuliskan Tuhan Adalah Cinta. Bendera itu

adalah satu-satunya dekorasi gereja itu, kecuali sebuah cetakan rotogravur

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 238

The Light of the World karya Hunt. Tidak kelihatan tanda-tanda adanya

piano, organ, buku himne, panduan acara gereja pernak-pernik gereja yang

biasa kami lihat setiap hari Minggu. Cahaya dalam ruang gereja itu

remang-remang, rasa sejuk yang dihadirkan oleh kelembapan perlahan

buyar seiring dengan berkumpulnya jemaat. Pada setiap tempat duduk,

tersedia kipas karton murahan bergambarkan Taman Getse-mani

berwarna mencolok, pemberian Toko Perkakas Tyndal. (Kamu Tinggal

Sebut Pasti Kami Jual).

Calpurnia mengisyaratkan padaku dan Jem agar duduk di ujung baris dan

menempatkan dirinya di antara kami. Dia merogoh tasnya, mengeluarkan

sapu tangan, dan membuka ikatan di pojok sapu tangan itu, tempatnya

menyimpan uang logam. Dia memberi satu koin bernilai sepuluh sen

kepadaku dan satu koin lagi kepada Jem. "Kami punya sendiri," bisik Jem.

"Simpanlah," kata Calpurnia, "kalian tamuku." Wajah Jem sekilas

menunjukkan keraguan antara menjaga etika dan menyimpan uangnya

sendiri, tetapi kesopanan yang sudah menjadi sifat alaminya menang dan

dia mengantongi uangnya. Aku pun mengantongi punyaku tanpa ragu.

"Cal," bisikku, "mana buku himnenya?"

"Di sini tak ada," katanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 239

"Jadi, bagaimana?"

"Sst," katanya. Pendeta Sykes sedang berdiri di balik mimbar, menatap

jemaat hingga semua tenang. Tubuhnya yang pendek dan gempal terbalut

setelan jas hitam, dasi hitam, kemeja putih, dan jam rantai emas yang

berkilau dalam cahaya yang masuk dari jendela berglasir.

Katanya, "Saudara-saudaraku, kita sangat senang menerima tamu pagi ini.

Mister dan Miss Finch. Kalian kenal ayah mereka. Sebelum saya memulai,

akan saya bacakan beberapa pengumuman."

Pendeta Sykes membalik-balik kertas, mengambil salah satunya, dan

menunjukkannya ke depan. "Masyarakat Misionaris berkumpul di rumah

Saudari Annette Reeves hari Selasa besok. Bawa jahitan."

Dia membaca dari kertas lain. "Kalian tahu tentang kesulitan Saudara Tom

Robinson. Sejak masih kanak-kanak, dia sudah menjadi anggota

setia First Purchase. Sumbangan yang dikumpulkan hari ini dan tiga hari

Minggu berikutnya akan diberikan kepada Helen istrinya, untuk

membantunya di rumah."

Aku menonjok Jem. "Itu Tom yang Atticus ak" "Ss-t!"

Aku menoleh kepada Calpurnia tetapi dia langsung menyuruhku diam

sebelum aku membuka mulut. Setelah lebih mampu menguasai diri, aku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 240

memusatkan perhatian kepada Pendeta Sykes, yang tampaknya

menungguku terdiam. "Pengarah musik, silakan memimpin kita dalam

himne pertama," katanya.

Zeebo bangkit dari kursinya dan berjalan di lorong tengah, berhenti di

depan kami dan menghadap jemaat, membawa buku himne yang tampak

kumal. Dia membukanya dan berkata, "Kita akan menyanyikan nomor dua

tujuh tiga."

Aku tak tahan lagi. "Bagaimana kita menyanyi kalau tak ada buku lagu?"

Calpurnia tersenyum, "Sst, Sayang," bisiknya, "sebentar lagi kautahu."

Zeebo berdeham lalu membaca dengan suara bagai gelegar artileri dari

kejauhan:

"Ada tanah di seberang sungai."

Ajaibnya, dengan nada tepat, seratus suara menyanyikan kata-kata Zeebo.

Pada suku kata terakhir, yang ditahan dengan dengung parau, Zeebo

melanjutkan, "Yang selamanya kita sebut manis."

Musik kembali mengalun di sekitar kami; saat nada terakhir mengalun,

Zeebo menyambutnya de-

ngan baris berikut: "Dan kita hanya mencapai pantai itu dengan perintah

iman."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 241

Jemaat ragu, Zeebo mengulangi baris dengan hati-hati, dan baris itu pun

dinyanyikan. Pada bagian refrein, Zeebo menutup bukunya, tanda bagi

jemaat untuk melanjutkan tanpa bantuannya.

Pada nada-nada akhir "hari peringatan," Zeebo berkata, "Dalam keabadian

manis yang jauh itu, di seberang sungai yang berkilau."

Baris demi baris, suara mengikuti dalam harmoni sederhana hingga himne

berakhir dalam gumam melankolis.

Aku menoleh kepada Jem, yang sedang melirik kepada Zeebo. Aku juga

sulit percaya, tetapi kami berdua mendengarnya.

Pendeta Sykes lalu memohon kepada Tuhan untuk memberkati yang sakit

dan yang menderita, prosedur yang tak berbeda dengan kebiasaan gereja

kami, kecuali Pendeta Sykes mengarahkan perhatian Tuhan pada beberapa

kasus spesifik.

Khotbahnya langsung mengutuk dosa, pernyataan sederhana dari moto

pada dinding di belakangnya: dia memperingatkan jemaatnya tentang

kejahatan yang berasal dari minuman memabukkan, perjudian, dan wanita

asing. Para penyelundup alkohol menimbulkan cukup masalah di Quarters,

tetapi wanita lebih buruk lagi. Sekali lagi, seperti yang sering kujumpai di

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 242

gerejaku sendiri, aku dihadapkan pada doktrin Perempuan yang Ternoda,

yang sepertinya menguasai semua pendeta.

Aku dan Jem mendengar khotbah yang sama

Minggu demi Minggu, dengan satu pengecualian. Pendeta Sykes lebih

leluasa menggunakan mimbarnya untuk mengungkapkan pandangannya

tentang kekhilafan orang. Jim Hardy sudah lima hari Minggu absen dari

gereja dan dia tidak sakit; Constance Jackson harus menjaga perilakunya

dia hampir bertengkar dengan tetangganya; dia telah mendirikan satu-

satunya pagar kebencian dalam sejarah Quarters.

Pendeta Sykes menutup khotbahnya. Dia berdiri di samping meja di depan

mimbar dan meminta sumbangan pagi, kegiatan yang asing bagiku dan

Jem. Satu per satu jemaat maju dan menjatuhkan uang logam lima sen dan

sepuluh sen ke dalam kaleng kopi berlapis hitam. Aku dan Jem mengikuti

mereka, dan menerima ucapan "Terima kasih, terima kasih" lirih seiring

dengan berdentingnya uang kami.

Yang membuat kami heran, Pendeta Sykes mengosongkan kaleng ke atas

meja dan meraup koin dengan tangannya. Dia menegakkan tubuh dan

berkata, "Ini tidak cukup, kita harus punya sepuluh dolar."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 243

Berbagai protes seketika terdengar. "Kalian tahu tujuannya Helen tak bisa

meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja selagi Tom dipenjara. Kalau

semua orang memberi sepuluh sen lagi, akan cukup" Pendeta Sykes

melambaikan tangannya dan memanggil seseorang di bagian belakang

gereja. "Alec, tutup pintunya. Tak ada yang boleh pergi sampai kita punya

sepuluh dolar."

Calpurnia mengorek-ngorek tas tangannya dan

mengeluarkan dompet koin kulit yang kucel. "Tidak, Cal," bisik Jem ketika

dia mengulurkan sekeping uang logam dua puluh lima sen yang berkilap,

"kami bisa menyumbangkan uang kami. Berikan uangmu, Scout."

Gereja semakin pengap, dan terpikir olehku bahwa Pendeta Sykes berniat

membuat jemaatnya berkeringat sampai mereka mau mengeluarkan uang.

Kipas berdesir, kaki bergeser, pengunyah tembakau menderita.

Pendeta Sykes mengejutkanku dengan berbicara tegas, "Carlow Richardson,

aku belum melihatmu berjalan ke depan."

Seorang pria kurus bercelana khaki berjalan ke depan dan memasukkan

sekeping uang. Jemaat menggumamkan pujian.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 244

Pendeta Sykes lalu berkata, "Aku ingin kalian yang tak punya anak

berkorban dan memberi masing-masing sepuluh sen lagi. Lalu, jumlahnya

akan cukup."

Perlahan-lahan, dengan susah payah, sepuluh dolar terkumpulkan. Pintu

dibuka, dan tiupan angin hangat memulihkan kami. Zeebo memimpin lagu

On Jordan's Stormy Banks, dan ibadah hari itu selesai.

Aku ingin tinggal dan menjelajah, tetapi Calpurnia mendorongku

menyusuri lorong di depannya. Di pintu gereja, ketika dia berhenti untuk

mengobrol dengan Zeebo dan keluarganya, aku dan Jem mengobrol dengan

Pendeta Sykes. Aku ingin bertanya banyak, tetapi memutuskan untuk

menunggu dan meminta Calpurnia menjawab.

"Kami sungguh gembira kalian datang," kata Pendeta Sykes. "Ayahmu

adalah teman terbaik gereja ini."

Rasa ingin tahuku meledak, "Mengapa kalian mengumpulkan sumbangan

untuk istri Tom Robinson?"

"Kamu tidak dengar alasannya?" tanya Pendeta Sykes. "Helen punya tiga

anak kecil dan dia tak bisa bekerja"

"Kenapa anak-anaknya tak dibawa saja, Pendeta?" tanyaku. Sudah biasa

kaum Negro pekerja ladang yang punya anak menaruh anak-anaknya di

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 245

tempat teduh di mana saja sementara orangtuanya bekerja biasanya bayi-

bayi itu duduk di tempat teduh di antara dua lajur kapas. Bayi yang belum

bisa duduk diikat dengan gaya papoose Indian di punggung ibunya, atau

dibaringkan di kantong kapas sisa.

Pendeta Sykes ragu. "Sejujurnya, Miss Jean Louise, Helen kesulitan

mendapat kerja belakangan ini ... kalau sudah waktunya panen, kurasa Mr.

Link Deas mau menerimanya."

"Kenapa sulit, Pak Pendeta?" Sebelum dia menjawab, kurasakan tangan

Calpurnia di bahuku. Saat aku merasakan tekanan tangannya, aku

berkata, "Terima kasih telah membolehkan kami bergabung." Jem

meniruku, dan kami pun berjalan pulang.

"Cal, aku tahu Tom Robinson dipenjara karena dia berbuat buruk, tetapi

kenapa orang tak mau menerima Helen bekerja?" tanyaku.

Calpurnia, dengan baju voile biru tua dan topi silinder, berjalan di antara

aku dan Jem. "Karena perbuatan yang kata orang diperbuat Tom," katanya.

"Orang-orang tak ingin berurusan dengan keluarganya"

"Memangnya apa yang dia lakukan, Cal?" Calpurnia mendesah. "Mr. Bob

Ewell tua menuduh Tom memerkosa anak gadisnya, lalu polisi menahan

Tom, lalu memenjarakan"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 246

"Mr. Ewell?" Ingatanku tergugah. "Apakah dia sekeluarga dengan anak-

anak Ewell yang datang setiap hari pertama sekolah lalu pulang? Oh, kata

Atticus, mereka itu benar-benar sampah aku tak pernah mendengar

Atticus membicarakan orang seperti dia membicarakan keluarga Ewell.

Katanya" "Ya, mereka orangnya."

"Yah, kalau semua orang di Maycomb tahu orang-orang macam apa

keluarga Ewell itu, mereka mestinya dengan senang hati menerima Helen

bekerja ... memerkosa itu apa, Cal?"

"Itu harus kautanyakan sendiri pada Mr. Finch," katanya. "Dia bisa

menjelaskannya lebih baik dariku. Kalian lapar? Pak Pendeta lambat sekali

mengakhiri khotbah hari ini, biasanya dia tidak semembosankan itu."

"Dia mirip pendeta kami," kata Jem, "tetapi kenapa kalian menyanyikan

himne seperti itu?"

"Sebaris-sebaris?" tanyanya.

"Kalian menyebutnya begitu?"

"Ya, kami menyebutnya lining, sebaris-sebaris. Kami sudah melakukannya

sepanjang ingatanku."

Kata Jem, sepertinya mereka bisa menabung uang sumbangan selama

setahun dan membeli buku himne.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 247

Calpurnia tertawa. "Tak ada gunanya," katanya. "Mereka tidak bisa

membaca."

"Tidak bisa baca?" tanyaku. "Mereka semua?"

"Benar," Calpurnia mengangguk. "Semuanya, kecuali empat orang di First

Purchase yang bisa membaca ... aku salah satunya."

"Kamu sekolah di mana, Cal?" tanya Jem.

"Tidak di mana-mana. Coba kuingat, siapa yang mengajariku alfabet? Miss

Maudie Atkinson, Miss Buford tua"

"Kamu setua itu?"

"Lebih tua daripada Mr. Finch malah." Calpurnia menyeringai. "Tapi aku

tak tahu berapa tahun terpautnya. Kami pernah mencoba mengingat-ingat,

mencoba menghitung berapa umurku aku bisa mengingat hanya beberapa

tahun lebih banyak dari pada dia. Jadi, aku tak jauh lebih tua, dengan

mempertimbangkan bahwa ingatan lelaki tak sebaik ingatan perempuan."

"Ulang tahunmu kapan, Cal?"

"Aku merayakannya pada hari Natal saja, lebih mudah diingataku tak

punya hari ulang tahun betu-lan."

"Tapi, Cal," protes Jem, "wajahmu tidak setua Atticus."

"Orang kulit hitam tidak terlihat menua secepat itu," katanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 248

"Mungkin karena kalian tidak bisa baca. Cal,

kaukah yang mengajari Zeebo?"

"Ya, Mister Jem. Waktu dia masih kecil, sekolah pun belum ada. Tapi aku

membuatnya belajar."

Zeebo adalah putra tertua Calpurnia. Kalau dipikirkan, aku tentu tahu

bahwa Calpurnia sudah tua anak-anak Zeebo sudah cukup besar tetapi aku

belum pernah memikirkannya.

"Kau mengajarinya dengan buku pelajaran membaca, seperti kami?"

tanyaku.

"Tidak, aku menyuruhnya membaca satu halaman Alkitab setiap hari, dan

ada buku yang dipakai Miss Buford untuk mengajariku pasti kau tak tahu

dari mana aku mendapatkannya," katanya. Kami tidak tahu.

Calpurnia berkata, "Kakek Finch kalian yang memberikannya kepadaku."

"Kau pernah tinggal di Landing?" tanya Jem. "Kau belum pernah cerita."

"Memang iya, Mister Jem. Besar di sana, di antara Buford Place dan

Landin'. Setiap hari aku bekerja untuk keluarga Finch atau keluarga

Buford, dan aku pindah ke Maycomb waktu ayah dan ibumu menikah."

"Buku apa yang kau pakai Cal?" tanyaku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 249

"Commentaries dari Blackstone." Jem terkejut. "Maksudmu, kau mengajari

Zeebo dengan itu?"

"Tentu saja, Mister Jem," Calpurnia meletakkan jarinya di bibir dengan

malu-malu. "Cuma dua buku itu yang kupunya. Kata kakekmu, Mr.

Blackstone menulis Bahasa Inggris yang baik-"

"Itu sebabnya bicaramu tidak seperti mereka," kata Jem.

"Mereka siapa?"

"Mereka, orang kulit hitam, Cal, tetapi kau bicara seperti mereka waktu di

gereja

Aku tak pernah terpikir bahwa Calpurnia menjalani dua kehidupan yang

sederhana. Bayangan bahwa dia memiliki keberadaan yang terpisah dari

rumah tangga kami adalah hal baru, apalagi dia menguasai dua bahasa.

"Cal," tanyaku, "kenapa kau bicara bahasa nigger kepada kaummu kalau

kau tahu bahasa yang mereka pakai keliru?"

"Yah, pertama-tama, aku berkulit hitam"

"Tapi kan tidak berarti kau harus bicara seperti itu kalau kau tahu cara

yang benar," kata Jem.

Calpurnia memiringkan topinya dan menggaruk kepala, lalu menekan

topinya dengan hati-hati menutupi telinganya, "Aku tidak tahu juga,"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 250

katanya. "Misalkan kau dan Scout berbicara dengan bahasa orang kulit

hitam di rumah tak cocok, kan? Nah, andai aku bicara bahasa kaum kulit

putih di gereja, dan dengan tetanggaku? Mereka pasti berpikir aku

menyombongkan diri untuk mengalahkan keluarga Moses."

"Tapi, Cal, kau tahu yang lebih baik," kataku.

"Tidak selalu perlu menunjukkan semua yang kita ketahui. Itu bukan sikap

perempuan terhormat kedua, orang tak suka kalau ada orang lain yang

lebih tahu dari mereka. Itu membuat mereka sebal. Kita tak bisa mengubah

mereka dengan ber-bicara

secara benar, mereka harus mau belajar sendiri, dan kalau mereka tak mau

belajar, tak ada yang bisa kita lakukan kecuali tutup mulut atau berbicara

dengan bahasa mereka."

"Cal, apa kapan-kapan aku boleh menemuimu?"

Dia memandangku. "Menemuiku, Sayang? Kau bertemu denganku setiap

hari."

"Ke rumahmu," kataku. "Kapan-kapan seusai kerja? Atticus bisa

menjemputku."

"Kapan pun kau mau," katanya. "Kami dengan senang hati menerimamu."

Kami berada di trotoar di samping Radley Place.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 251

"Lihat di teras itu," kata Jem.

Aku menoleh ke Radley Place, menyangka akan melihat penghuni siluman

rumah itu sedang berjemur di ayunan. Ayunannya kosong.

"Maksudku, teras kita," kata Jem.

Aku melihat ke ujung jalan. Gagah, tegap, dan tegas, Bibi Alexandra sedang

duduk di kursi goyang, gayanya seolah-olah dia biasa duduk di sana setiap

hari dalam hidupnya.

Tiga Belas

Taruh tasku di kamar tidur depan, Calpurnia," adalah kalimat pertama

yang diucapkan Bibi Alexandra. "Jean Louise, jangan garuk-garuk kepala,"

adalah kalimat kedua yang diucapkannya.

Calpurnia mengangkat kopor berat Bibi dan membuka pintu. "Biar aku

saja," kata Jem, dan mengambilnya. Aku mendengar kopor berdebam di

lantai kamar tidur. Bunyi itu menimbulkan gema yang tertinggal.

"Bibi sedang berkunjung?" tanyaku. Kunjungan Bibi Alexandra dari

Landing, yang selalu bepergian dengan mewah, jarang terjadi. Dia memiliki

Buick kotak berwarna hijau cerah dan seorang sopir berkulit hitam,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 252

keduanya selalu berada dalam keadaan rapi tetapi tampak tak sehat, tetapi

hari ini keduanya tak terlihat.

"Ayahmu tidak memberi tahu?" tanyanya. Aku dan Jem mengeleng.

"Mungkin dia lupa. Dia belum pulang, ya?"

"Belum, Ma'am, biasanya dia baru pulang menjelang malam," kata Jem.

"Hmm, aku dan ayahmu memutuskan bahwa sudah waktunya aku tinggal

bersama kalian beberapa lama."

"Beberapa lama" di Maycomb bisa berarti apa pun, dari tiga hari sampai

tiga puluh tahun. Aku dan Jem bertukar pandang.

"Jem sudah besar sekarang, kamu juga," katanya kepadaku. "Kami

memutuskan bahwa hal terbaik untukmu adalah memiliki perempuan lain

yang bisa dijadikan teladan. Tak akan lama lagi, Jean Louise, kamu akan

tertarik pada pakaian dan laki-laki"

Aku bisa saja melontarkan beberapa tanggapan: Cal juga perempuan,

masih lama lagi sebelum aku tertarik pada laki-laki, aku tak akan pernah

tertarik pada pakaian ... tetapi aku tetap diam.

"Paman Jimmy bagaimana?" tanya Jem. "Dia mau tinggal di sini juga?"

"Oh tidak, dia tetap di Landing. Dia akan mengurus tempat itu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 253

Begitu aku berkata, "Apa Bibi tak akan rindu padanya?" aku menyadari

bahwa pertanyaan itu tidak cocok. Baik Paman Jimmy ada ataupun tidak,

tidak jauh berbeda karena dia tak pernah berkata apa-apa. Bibi Alexandra

mengabaikan pertanyaanku.

Aku tak bisa memikirkan hal lain untuk diucapkan padanya. Malah, aku

tak pernah bisa memikirkan bahan obrolan dengannya, dan aku duduk

mengingat percakapan masa lalu yang menyakitkan di antara kami: Apa

kabar, Jean Louise? Baik, terima kasih, Ma'am, apa kabar? Sangat baik,

terima kasih; apa kegiatanmu sekarang? Tidak ada. Kamu tak punya

kegiatan apa-apa? Tidak, Ma'am. Tapi, tentu kamu punya teman, kan? Ya,

Ma'am. Nah, apa ke-

giatan kalian? Tidak ada.

Jelas Bibi menganggapku sangat membosankan karena aku pernah

mendengarnya menyebutku lambat saat berbicara dengan Atticus.

Ada cerita di balik semua itu, tetapi saat itu aku malas mengoreknya.

Sekarang hari Minggu, dan Bibi Alexandra mudah marah pada Hari

Tuhan. Kupikir karena korset Minggunya. Bibi tidak gemuk, tetapi gempal,

dan dia memilih pakaian tertutup yang mengangkat dadanya tinggi-tinggi,

menggencet pinggangnya, menonjolkan pantatnya, dan berhasil

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 254

mengesankan bahwa Bibi Alexandra pernah memiliki bentuk tubuh seperti

jam pasir. Dari sudut mana pun, dia terlihat tangguh.

Sisa sore itu berlalu dalam kemuraman mengambang yang terasa ketika

kerabat berkunjung, tetapi langsung buyar ketika kami mendengar suara

mobil memasuki garasi. Itu Atticus, pulang dari Montgomery. Jem,

melupakan wibawanya, berlari bersamaku untuk menyambutnya. Jem

merebut tas dan kopernya, aku melompat ke dalam pelukannya,

merasakan kecupan sekilasnya yang kering dan berkata, "Kau bawakan

buku untukku? Kau tahu Bibi di sini?"

Atticus menjawab kedua pertanyaan itu dengan ya. "Bagaimana

pendapatmu kalau dia tinggal bersama kita?"

Aku berbohong dengan mengatakan, aku akan suka sekali, tetapi seseorang

harus berbohong dalam keadaan tertentu dan harus selalu berbohong

kalau tak bisa berbuat lain.

"Kami merasa sudah saatnya kalian membutuhkan yah, masalahnya begini,

Scout," kata Atticus. "Bibimu membantuku dan juga membantu kalian. Aku

tak bisa tinggal di sini seharian bersama kalian, dan musim panas ini akan

sangat panas."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 255

"Ya, Sir," kataku, tak memahami satu pun perkataannya. Namun, aku

mendapat firasat bahwa kemunculan Bibi Alexandra di rumah ini lebih

disebabkan oleh kemauannya sendiri daripada kemauan Atticus. Bibi

punya cara sendiri untuk mencanangkan Apa Yang Terbaik Bagi Keluarga

Kita, dan kukira kedatangannya untuk tinggal bersama kami termasuk ke

dalam kategori tersebut.

Maycomb menerimanya dengan baik. Miss Maudie Atkinson membuat kue

Lane yang mengandung begitu banyak rum sehingga aku jadi sedikit

mabuk; Miss Stephanie Crawford mengobrol lama dengan Bibi Alexandra,

sebagian besar dari obrolan itu diisi oleh Miss Stephanie yang menggeleng-

gelengkan kepala dan berkata "Ya, ya, ya." Miss Rachel yang tinggal di

sebelah mengundang Bibi untuk minum kopi pada sore hari, dan Mr.

Nathan Radley sampai-sampai masuk ke halaman depan dan berkata dia

senang bertemu Bibi Alexandra.

Ketika Bibi Alexandra sudah mapan bersama kami dan hidup berjalan

sebagaimana biasanya, rasanya seolah-olah Bibi Alexandra memang sejak

dulu tinggal bersama kami. Penganan yang dibuatnya untuk Masyarakat

Misionaris menambah reputasinya sebagai nyonya rumah (dia tidak

mengizinkan Calpurnia membuat penganan yang diperlukan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 256

untuk mengganjal perut anggota komunitas itu saat mendengarkan

laporan panjang tentang kegiatan mereka); dia bergabung dan menjadi

Sekretaris Klub Amanuensis Maycomb. Bagi semua pihak yang hadir dan

berpartisipasi dalam kehidupan county, Bibi Alexandra adalah salah satu

orang terakhir dari kaumnya: dia memiliki perahu-sungai, tata krama

sekolah internat; menjunjung tinggi nilai moral apa pun yang

mendatanginya; dia merupakan seseorang yang istimewa di mata mereka;

dia biang gosip yang tak tersembuhkan. Ketika Bibi Alexandra bersekolah,

sifat meragukan diri tidak ada dalam buku teks mana pun, jadi dia tidak

tahu makna kata itu. Dia tak pernah bosan, dan diberi kesempatan sedikit

saja, dia akan mengerahkan kekuasaannya: dia akan mengatur, menasihati,

mewaspadai, dan memperingatkan.

Dia tak pernah melepaskan kesempatan untuk menunjukkan kelemahan

keluarga lain untuk menunjukkan keunggulan keluarga kami, sebuah

kebiasaan yang dianggap lucu oleh Jem, bukan dibencinya, "Bibi lebih baik

menjaga cara bicaranya dia menyinggung sebagian besar orang di

Maycomb dan mereka masih saudara dengan kita."

Bibi Alexandra, saat menggarisbawahi hikmah peristiwa bunuh diri Sam

Merriweather muda, berkata bahwa kejadian itu disebabkan oleh sifat

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 257

turunan yang mengerikan dalam keluarga tersebut. Jika seorang gadis

enam belas tahun cekikikan dalam paduan suara, Bibi akan berkata, "Itu

menunjukkan bahwa semua perempuan keluarga Penfield berkepala

kosong." Agaknya, semua orang di Maycomb

memiliki Sifat Turunan: Bakat Mabuk, Bakat Berjudi, Bakat Jahat, Bakat

Aneh.

Pernah, ketika Bibi meyakinkan kami bahwa kecenderungan Miss

Stephanie Crawford mencampuri urusan orang lain itu sifat keturunan,

Atticus berkata, "Dik, kalau kita renungkan sejenak, generasi kita adalah

generasi pertama dalam keluarga Finch yang tidak menikah dengan

sepupunya. Apakah kau mau bilang, keluarga Finch memiliki Bakat Inses?"

Bibi Alexandra mengatakan tidak, itulah yang menyebabkan kami memiliki

tangan dan kaki yang kecil.

Aku tak pernah bisa memahami pemikiran Bibi soal keturunan. Entah di

mana, aku mendapat kesan bahwa Orang Baik-Baik adalah orang yang

melakukan yang terbaik dengan pengetahuan yang mereka miliki, tetapi

Bibi Alexandra berpendapat, yang diungkapkan secara tidak langsung,

bahwa semakin lama sebuah keluarga mendiami satu petak tanah, semakin

baik keluarga itu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 258

"Itu berarti keluarga Ewell adalah orang baik-baik," kata Jem. Keluarga

besar Burris Ewell dan saudara-saudaranya sudah tiga generasi tinggal di

petak tanah yang sama di belakang tempat pembuangan sampah

Maycomb, dan hidup dari uang santunan county.

Namun, teori Bibi Alexandra ada benarnya juga. Maycomb adalah kota

yang sudah tua, letaknya dua puluh mil sebelah timur Finch's Landing,

termasuk pedalaman untuk ukuran kota setua itu.

Tetapi, Maycomb bisa saja terletak lebih dekat dengan sungai, kalau bukan

gara-gara kebodohan seseorang bernama Sinkfield, yang menurut sejarah

mengelola penginapan di persimpangan dua jalan tikus, satu-satunya kedai

di wilayah itu. Sinkfield, bukan patriot, menyediakan dan memasok

amunisi untuk kaum Indian dan kaum pendatang, tanpa tahu atau peduli

apakah dia bagian dari Wilayah Alabama atau Indian suku Creek, asalkan

bisnisnya bagus. Bisnisnya telah sukses ketika Gubernur William Wyatt

Bibb, dengan niat mempromosikan ketenteraman county yang baru

tercipta, mengirimkan seregu penyurvei untuk menemukan titik pusat

county dan mendirikan ibu kota pemerintahan di situ. Para penyurvei ini,

tamu Sinkfield, memberi tahu si tuan rumah bahwa dia berada dalam

perbatasan teritorial Maycomb County, dan menunjukkan tempat yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 259

memungkinkan untuk membangun ibu kota county. Andai Sinkfield tidak

bertindak berani untuk menyelamatkan bisnisnya, Maycomb mungkin

akan didirikan di tengah Rawa-Rawa Winston, tempat yang sama sekali tak

menarik. Alih-alih, Maycomb tumbuh dan membentang dari pusatnya,

Kedai Sinkfield, karena pada suatu malam, Sinkfield membuat tamu-

tamunya mabuk dan rabun, lalu memengaruhi mereka untuk

mengeluarkan peta dan gambarnya, memotong sedikit di sini, menambah

sedikit di sana, dan menyesuaikan pusat county agar memenuhi

persyaratan yang diinginkannya. Dia mengusir mereka keesokan harinya,

dipersenjatai peta dan lima quart rum dalam tas pelana masing-masing

dua dan

satu untuk diberikan pada Gubernur.

Karena alasan utama keberadaannya adalah untuk pemerintahan,

Maycomb selalu bersih dan tertata, tidak seperti sebagian besar Kota

Alabama yang seukurannya. Pada mulanya, gedung-gedung-nya kukuh,

gedung pengadilannya mengagumkan, jalannya sangat lebar. Jumlah kaum

profesional yang bekerja di Maycomb cukup tinggi: orang datang ke sana

untuk mencabut gigi, memperbaiki gerobak, mencurahkan isi hatinya,

menabung, menyelamatkan jiwa, mengobati keledai. Tetapi, kebijakan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 260

tindakan Sinkfield masih dipertanyakan. Dia menempatkan kota muda itu

terlalu jauh dari satu-satunya jalur transportasi umum pada masa itu

perahu sungai dan diperlukan dua hari untuk pergi dari ujung utara

county ke Maycomb untuk berbelanja barang-barang toko. Akibatnya,

ukuran kota itu tak berubah selama seratus tahun, sebuah pulau dalam

anyaman lautan ladang kapas dan hutan produksi.

Meskipun keberadaan Maycomb tak diacuhkan dalam Perang Saudara,

kekuasaan Rekonstruksi dan kehancuran ekonomi memaksa kota itu

tumbuh. Tumbuh ke dalam. Begitu jarang orang baru berdiam di sana,

keluarga-keluarga yang sama menikah dengan keluarga-keluarga yang

sama sehingga semua warganya tampak agak-agak mirip. Kadang-kadang,

seseorang akan kembali dari Montgomery atau Mobile bersama orang luar,

tetapi hasil pernikahan itu hanya menimbulkan riak dalam arus tenang

kemiripan keluarga. Keadaannya kurang-lebih sama saat aku kanak-kanak.

Memang ada sistem kasta di Maycomb, tetapi menurut pikiranku cara

kerjanya begini: warga tua, generasi yang sudah bertahun-tahun hidup

berdampingan, sudah bisa saling menebak: mereka sudah terbiasa dengan

sikap, nuansa karakter, bahkan gerakan, karena telah diulang dalam setiap

generasi dan dipoles oleh waktu. Jadi, peribahasa Tak Ada Crawford yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 261

Mengurus Urusannya Sendiri, Satu dari Tiga Merriwater Mengerikan,

Kebenaran Tidak Bisa Ditemukan dalam Keluarga Delafields, Semua Orang

Buford Berjalan Seperti Itu, menjadi petunjuk dalam kehidupan sehari-hari;

jangan pernah menerima cek dari seorang Delafield tanpa menelepon

diam-diam ke bank. Bahu Miss Maudie Atkinson bungkuk karena dia

seorang Buford; jika Mrs. Grace

Merriweather menghirup gin dari botol Lydia E. Pinkham, itu tidak aneh

ibunya melakukan hal yang sama.

Bibi Alexandra cocok dengan dunia Maycomb bagaikan sarung tangan

yang pas benar di tangan, tetapi tidak dengan duniaku dan Jem. Aku

begitu sering terheran-heran memikirkan bagaimana mungkin dia

bersaudara dengan Atticus dan Paman Jack, sampai-sampai aku

membayangkan kisah-kisah tentang orang tertukar dan akar beracun yang

pernah Jem kisahkan pada masa lalu.

Ini adalah spekulasi asal-asalan yang kubuat selama bulan pertama

kunjungannya, karena dia jarang berbicara kepada Jem atau aku, dan kami

hanya bertemu dengannya pada waktu makan dan malam-malam sebelum

kami tidur. Waktu itu musim

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 262

panas dan kami sering bermain di luar. Tentu, pada beberapa sore hari

ketika aku berlari masuk untuk minum, aku mendapati ruang tamu

dikuasai para perempuan terhormat Maycomb, menghirup minuman,

berbisik, mengipas-ngipas dengan kipas indah, dan aku pun dipanggil,

"Jean Louise, mengobrollah bersama ibu-ibu ini."

Ketika aku muncul di ambang pintu, Bibi tampak seperti menyesali

permintaannya; biasanya tubuhku bernoda lumpur atau tertutupi pasir.

"Mengobrollah dengan Sepupu Lily-mu," katanya suatu sore, ketika dia

memerangkapku di ruang tamu.

"Siapa?" kataku.

"Sepupu Lily Brooke-mu," kata Bibi Alexandra.

"Dia sepupu kita? Aku baru tahu." Bibi Alexandra berhasil

menyunggingkan senyuman lembut yang mampu menyampaikan

permintaan maaf kepada Sepupu Lily sekaligus teguran tegas kepadaku.

Ketika Sepupu Lily Brooke pergi, aku tahu aku akan dimarahi.

Sungguh menyedihkan bahwa ayahku lupa memberitahuku tentang

Keluarga Finch, atau menanamkan rasa bangga dalam diri anak-anaknya.

Bibi Alexandra memanggil Jem, yang duduk curiga di sofa di sampingku.

Dia meninggalkan ruangan dan kembali dengan membawa buku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 263

bersampul ungu dengan judul Meditations of Joshua S. St Clair yang ditulis

dengan warna emas.

"Sepupumu menulis buku ini," kata Bibi Alexandra. "Dia tokoh yang

indah."

Jem memeriksa buku kecil ini. "Ini Sepupu Joshua yang lama dipenjara?"

Bibi Alexandra berkata, "Kamu tahu dari mana?"

"Kata Atticus, dia menjadi gila saat belajar di Universitas. Katanya, dia

mencoba menembak presiden. Kata Atticus, Sepupu Joshua mengaku

sebagai petugas pemeriksa gorong-gorong yang sedang mencoba

menembak dengan pistol flintlock tua, tetapi pistol itu meledak di

tangannya. Kata Atticus, keluarga besar kita harus mengeluarkan uang

lima ratus dolar untuk melepaskannya dari masalah itu"

Bibi Alexandra berdiri kaku seperti bangau. "Cukup," katanya. "Nanti kita

bicarakan lagi hal ini." Sebelum waktu tidur tiba, aku berada di kamar Jem,

mencoba meminjam buku, ketika Atticus mengetuk dan masuk. Dia duduk

di tempat tidur Jem, memandang kami dengan serius, lalu menyeringai.

"Eh er," katanya. Sebelum mengawali ceramahnya, dia berdeham, dan

kupikir pastilah dia mulai menua, tetapi tampangnya sama saja. "Aku tak

tahu cara mengatakan ini," dia memulai.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 264

"Ya, katakan saja," kata Jem. "Kami melakukan sesuatu?"

Ayah kami benar-benar gelisah. "Tidak, aku hanya ingin menjelaskan

kepada kalian bahwa Bibi Alexandra-mu memintaku .... Nak, kau tahu

bahwa kau seorang Finch, bukan?"

"Setahuku begitu." Jem mendelik. Suaranya meninggi tak terkendali,

"Atticus, ada apa?"

Atticus menumpangkan kaki dan menyilangkan

tangannya. "Aku sedang mencoba menjelaskan fakta kehidupan."

Rasa kesal Jem meningkat. "Aku tahu soal itu," katanya.

Atticus tiba-tiba menjadi serius. Dalam suara pengacaranya, tanpa

mengubah nada, dia berkata, "Bibimu memintaku untuk mencoba

menekankan padamu dan Jean Louise bahwa kalian bukanlah manusia

rata-rata, bahwa kalian adalah hasil didikan terhormat beberapa generasi"

Atticus berhenti, menatapku yang sedang mencari-cari serangga yang

bersembunyi di sela-sela kakiku.

"Didikan terhormat," lanjutnya, ketika aku sudah menemukannya dan

menggaruk bekas gigitannya, "dan bahwa kau harus berusaha menjaga

nama keluargamu" Atticus gigih menasihati kami meskipun kami tidak

memerhatikannya, "Dia memintaku memberi tahu kalian bahwa kalian

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 265

harus mencoba bersikap seperti lelaki dan perempuan terhormat

sebagaimana semestinya. Dia ingin membicarakan tentang keluarga kita

dengan kalian dan apa arti keluarga kita bagi Maycomb County selama ini,

supaya kalian punya gambaran tentang siapa diri kalian, supaya kalian

tergerak untuk bersikap sesuai dengan itu," dia menyimpulkannya.

Tertegun, aku dan Jem bertukar pandang, lalu menatap Atticus, yang

tampak sibuk memegang-megang kerahnya. Kami tidak mengatakan apa-

apa padanya.

Aku mengambil sisir dari meja Jem dan menggesekkan geriginya pada tepi

meja.

"Jangan ribut," kata Atticus. Kegalakannya menyengatku. Aku mengangkat

sisir itu dan membantingnya. Entah mengapa, aku mulai menangis, dan

aku tak bisa berhenti. Orang ini bukan ayahku. Ayahku tak pernah

berpikiran seperti itu. Ayahku tak pernah berbicara seperti itu. Bibi

Alexandra menyuruhnya, entah bagaimana caranya. Melalui air mataku,

kulihat Jem merasakan hal yang sama denganku, dia menolehkan

kepalanya ke satu sisi.

Tak ada tempat yang bisa kutuju, tetapi aku berbalik dan berhadapan

langsung dengan rompi Atticus. Kubenamkan kepalaku di dadanya dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 266

aku mendengarkan suara-suara samar dalam tubuhnya dari balik kain

biru muda itu: detak jamnya, geme-resik kemejanya yang terkanji, desir

lembut napasnya.

"Perutmu keruyukan," kataku. "Aku tahu," katanya. "Sebaiknya kau minum

soda." "Baiklah."

"Atticus, apa soal bersikap dan macam-macam yang lain itu akan membuat

situasi berubah? Maksudku, apakah kau?"

Kurasakan tangannya di belakang kepalaku. "Kau tak usah

mengkhawatirkan apa-apa," katanya. "Ini bukan waktunya untuk

khawatir."

Saat mendengar kalimat itu, aku tahu dia telah kembali kepada kami.

Darah dalam kakiku mulai mengalir kembali, dan aku mendongak. "Kau

benar-benar ingin kami melakukan semua itu? Aku tak bisa

mengingat segala sesuatu yang mesti dilakukan keluarga Finch ...."

"Aku tak ingin kau mengingatnya. Lupakan

saja."

Dia berjalan ke pintu dan keluar dari kamar Jem, menutup pintunya. Dia

hampir membantingnya, tetapi menahannya pada saat terakhir dan

menutupnya perlahan. Selagi aku dan Jem menatap, pintu itu membuka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 267

lagi dan Atticus melongokkan kepalanya. Alisnya terangkat, kacamatanya

melorot. "Aku jadi makin mirip dengan Sepupu Joshua, ya? Menurut

kalian, apakah nantinya aku akan membuang lima ratus dolar dari

tabungan keluarga kita?"

Aku tahu yang sedang dia coba lakukan, tetapi Atticus hanya seorang

lelaki. Seorang perempuan diperlukan untuk melakukan pekerjaan seperti

itu.

Empat Belas

Meskipun tidak lagi mendengar berbagai hal tentang keluarga Finch dari

Bibi Alexandra, kami mendengar banyak hal dari warga kota. Setiap Sabtu-

dipersenjatai dengan koin lima sen, ketika Jem mengizinkanku

mengikutinya (sekarang dia benar-benar alergi dengan kehadiranku kalau

kami di tempat umum), kami berkelit menembus kerumunan orang yang

berkeringat di trotoar dan kadang mendengar "Itu anak-anaknya" atau

"Mereka anggota keluarga Finch". Saat berbalik untuk menghadapi pencela

kami, kami hanya akan melihat dua orang petani yang sedang memeriksa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 268

kantong enema di jendela Toko Mayco. Atau dua wanita desa bertubuh

gempal yang mengenakan topi jerami dan duduk di gerobak Hoover.

"Mereka akan dibiarkan berkeliaran dan memerkosa seluruh penduduk

desa kalau kita bergantung pada pemimpin county ini," adalah salah satu

komentar asal-asalan yang kami dapatkan dari seorang pria kurus ketika

dia berpapasan dengan kami. Aku langsung ingat bahwa aku harus

menanyakan sesuatu kepada Atticus.

"Memerkosa itu apa?" tanyaku malam itu. Atticus menatapku dari balik

korannya. Dia se-

dang duduk di kursinya yang terletak di samping jendela. Seiring

bertambahnya usia kami, aku dan Jem menganggap bahwa kami sudah

cukup murah hati telah memberikan Atticus waktu tiga puluh menit untuk

menyendiri setelah makan malam.

Dia menghela napas dan berkata bahwa memerkosa adalah pelecehan

badaniah terhadap seorang perempuan dengan pemaksaan dan tanpa

persetujuan.

"Yah, kalau artinya cuma itu, kenapa Calpurnia tak bisa menjelaskan ketika

aku menanyakan artinya pada dia?"

Atticus tampak merenung. "Kau bilang apa tadi?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 269

"Aku bertanya pada Calpurnia sepulang dari gereja tempo hari apa artinya,

dan dia bilang aku harus bertanya padamu tetapi aku lupa, jadi sekarang

aku menanyakannya."

Atticus melipat korannya dan meletakkannya di pangkuan. "Coba ulangi,"

katanya.

Aku menceritakan padanya secara terperinci tentang perjalanan kami ke

gereja bersama Calpurnia. Atticus tampak menikmatinya, tetapi Bibi

Alexandra, yang sedang duduk di pojok sambil menjahit tanpa bersuara,

meletakkan sulamannya dan menatap kami.

"Kalian pergi ke gereja Calpurnia hari Minggu

itu?"

Kata Jem, "Ya, Ma'am, dia mengajak kami." Aku teringat akan sesuatu. "Ya,

Ma'am, dan dia berjanji aku boleh mampir ke rumahnya suatu

sore. Atticus, aku mau pergi Minggu depan, kalau boleh, ya? Kata

Calpurnia, dia mau menjemputku kalau kau sudah pergi."

"Tidak boleh." Bibi Alexandra yang mengucapkannya. Aku menoleh,

terkejut, lalu kembali menatap Atticus, cukup cepat untuk menyaksikan

lirikan kilatnya ke arah Bibi Alexandra, tetapi sudah terlambat. Aku

menukas, "Aku tidak bicara pada Bibi!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 270

Untuk seorang pria berbadan besar, Atticus dapat bangkit dari kursi lebih

cepat daripada siapa pun yang kukenal. Dia berdiri. "Minta maaf pada

bibimu," katanya.

"Aku tidak bertanya padanya, aku bertanya padamu"

Atticus menoleh dan menekanku pada dinding dengan matanya yang

dalam. Suaranya terdengar mengerikan, "Minta maaf dulu pada Bibi."

"Aku minta maaf, Bibi," gumamku.

"Nah," katanya. "Supaya jelas: kaupatuhi perkataan Calpurnia, kaupatuhi

perkataanku, dan selama bibimu ada di rumah ini, kau juga harus

mematuhi perkataannya. Mengerti?"

Aku mengerti, merenung sejenak, dan menyimpulkan bahwa satu-satunya

cara aku bisa melarikan diri dengan mempertahankan sedikit harga diriku

adalah pergi ke kamar mandi, dan diam di sana cukup lama agar mereka

berpikir aku harus buang air. Saat kembali ke ruangan itu, aku berlama-

lama tinggal di ruang tamu untuk mendengarkan diskusi sengit yang

sedang berlangsung di ruang duduk.

Melalui pintu, aku melihat Jem duduk di sofa dengan majalah football

menutupi wajahnya. Kepalanya bergerak-gerak seolah-olah halaman

majalahnya berisi siaran langsung pertandingan tenis.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 271

"... kau harus melakukan sesuatu tentang dia," kata Bibi. "Kau sudah

membiarkan ini berlangsung terlalu lama, Atticus, terlalu lama."

"Aku tak melihat apa salahnya mengizinkan dia ke sana. Cal akan

menjaganya di sana, seperti dia menjaganya di sini."

Siapa "dia" yang sedang mereka bicarakan? Hatiku melesak: aku. Aku

merasa seperti berada dalam penjara berdinding kapas merah muda

berkanji, dan untuk kedua kalinya dalam hidupku, aku

mempertimbangkan untuk kabur. Secepatnya.

"Atticus, tak apa-apa berhati lunak, kau orang yang lunak, tetapi kau

punya putri yang harus dipikirkan. Putri yang sedang tumbuh."

"Itu yang sedang kupikirkan."

"Dan jangan mencoba menghindar. Kau harus menghadapinya cepat atau

lambat, dan tak ada salahnya kalau malam ini. Kita sudah tak butuh dia

lagi sekarang."

Atticus berkata dengan datar, "Alexandra, Calpurnia tak akan

meninggalkan rumah ini sampai dia sendiri yang menginginkannya. Kau

mungkin berpikir lain, tetapi aku tak mungkin bisa bertahan selama ini

tanpa dia. Dia anggota setia keluarga ini dan kau harus menerima keadaan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 272

ini sebagaimana adanya. Lagi pula, Dik, aku tak mau kau membanting

tulang untuk kami tak ada alasan untuk mela-

kukan itu. Kita masih membutuhkan Cal seperti biasanya."

"Tetapi, Atticus"

"Lagi pula, aku merasa tidak ada sedikit pun yang salah pada anak-anak

karena Cal yang membesarkan mereka. Malah, dalam beberapa hal, dia

bersikap keras pada mereka, lebih dari layaknya seorang ibu ... dia tak

pernah membiarkan mereka lolos kalau mereka memang bersalah, dia tak

pernah memanjakan mereka seperti kebanyakan pengasuh berkulit hitam.

Dia mencoba membesarkan mereka sesuai dengan pengetahuannya, dan

pengetahuan Cal cukup baik dan satu hal lagi, anak-anak mencintainya."

Aku bernapas lagi. Bukan aku, hanya Calpurnia yang mereka bicarakan.

Kondisiku pulih, aku memasuki ruang keluarga. Atticus sudah kembali

terkubur di balik korannya dan Bibi Alexandra menyibukkan diri dengan

sulamannya. Tung, tung, tung, jarumnya menembus lingkaran penahan

kain. Dia berhenti dan menarik kainnya lebih tegang: tung-tung-tung. Jelas

terlihat bahwa dia sangat kesal.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 273

Jem bangkit dan berjalan melintasi karpet. Dia mengisyaratkanku untuk

mengikutinya. Dia menuntunku ke kamarnya dan menutup pintu.

Wajahnya serius.

"Mereka bertengkar, Scout." Aku dan Jem sering bertengkar akhir-akhir ini,

tetapi aku belum pernah mendengar atau melihat siapa pun bertengkar

dengan Atticus. Itu bukan pemandangan yang menyenangkan.

"Scout, cobalah untuk tidak membuat Bibi marah, mengerti?"

Komentar Atticus masih membuat jengkel sehingga aku tak menangkap

nada memohon dalam pertanyaan Jem. Amarahku naik lagi. "Kau mau

menyuruh-nyuruh aku?"

"Bukan, masalahnya Atticus sedang banyak pikiran sekarang, kita tak perlu

menambah kekhawatirannya."

"Apa misalnya?" Atticus tidak kelihatan punya sesuatu yang khusus dalam

benaknya.

"Kasus Tom Robinson yang mencemaskannya setengah mati"

Menurutku, Atticus tidak khawatir tentang apa pun. Lagi pula, kasus itu

tak pernah mengganggu kami kecuali sekali seminggu dan itu pun tidak

lama.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 274

"Itu karena kau tak bisa menyimpan sesuatu dalam pikiranmu dalam

waktu yang lama," kata Jem. "Orang dewasa berbeda, kami"

Sikap pongahnya yang membuatku gila akhir-akhir ini jadi tak

tertahankan. Dia tak mau melakukan apa-apa, kecuali membaca dan

menyendiri. Tapi, semua yang dibacanya diceritakan kepadaku,

perbedaannya: dulu, karena menurutnya aku akan suka; sekarang, untuk

memberiku panduan dan pelajaran.

"Ya Tuhan, Jem! Kau pikir siapa dirimu?"

"Aku serius, Scout, kalau kau membuat Bibi kesal, aku aku akan memukul

pantatmu."

Ucapannya itu membuatku naik pitam. "Dasar morfodit, kubunuh kau!"

Karena dia sedang duduk di

tempat tidur, dengan mudah aku menjambak rambut depannya dan

mendaratkan tinju di mulutnya. Dia menamparku dan aku mencoba

meninjunya dengan tangan kiriku, tetapi tonjokan di perutku membuatku

terjengkang di lantai. Pukulan itu hampir membuatku sulit bernapas,

tetapi tak jadi soal karena aku tahu dia membalas, dia masih membalasku.

Kami masih setara.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 275

"Sekarang, sudah tidak bisa sombong lagi, kan!" teriakku, menyerbu lagi.

Dia masih di tempat tidur dan kuda-kudaku kurang sempurna. Jadi,

kuhempaskan diriku padanya sekeras mungkin, memukul, menjambak,

mencubit, mencakar. Adu tinju itu dengan cepat berubah menjadi

perkelahian. Kami masih bergulat ketika Atticus memisahkan kami.

"Cukup," katanya. "Kalian berdua tidur sekarang."

"Cuh!" kataku kepada Jem. Dia disuruh tidur pada waktu tidurku.

"Siapa yang memulai?" tanya Atticus dengan letih.

"Jem. Dia memerintah-merintah aku. Aku tak perlu menuruti dia, kan?"

Atticus tersenyum. "Kita selesaikan begini saja: kau menuruti Jem kalau dia

bisa memaksamu. Adil?"

Bibi Alexandra ada di sana tetapi tidak berkata apa-apa, dan ketika dia

kembali ke ruang tamu bersama Atticus, kami mendengarnya berkata, "...

baru salah satu yang ingin kusampaikan padamu," frasa yang kembali

mempersatukan aku dan Jem.

Kamar kami terhubung; sewaktu aku menutup pintu penghubungnya, Jem

berkata, "Malam, Scout." "Malam," gumamku seraya melintasi kamar untuk

menyalakan lampu. Ketika melewati tempat tidur, aku menginjak sesuatu

yang hangat, kenyal, dan cukup mulus. Tidak terlalu mirip karet keras, dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 276

aku punya firasat bahwa benda itu hidup. Aku juga mendengarnya

bergerak.

Aku menyalakan lampu dan melihat lantai di samping tempat tidur. Apa

pun yang kuinjak tadi sudah tak ada. Aku mengetuk pintu Jem. "Apa,"

katanya.

"Ular permukaannya seperti apa?"

"Agak kasar. Dingin. Berdebu. Kenapa?"

"Sepertinya ada seekor ular di kolong tempat tidurku. Tolong lihat ke sana."

"Kau bercanda?" Jem membuka pintu. Dia mengenakan celana piama. Aku

melihat, dengan rasa puas, bahwa bekas tinjuku masih terlihat di

mulutnya. Ketika dia melihat bahwa aku bersungguh-sungguh dengan

perkataanku, dia berkata, "Kalau kau mengira aku akan meletakkan

wajahku di lantai untuk mencari ular, kau pasti punya gagasan lain.

Tunggu sebentar."

Dia pergi ke dapur dan mengambil sapu. "Sebaiknya kau naik ke tempat

tidur," katanya.

"Menurutmu, apa benar ular?" tanyaku. Ini peristiwa langka. Rumah-

rumah kami tak punya ruang bawah tanah; dibangun pada blok-blok batu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 277

beberapa kaki di atas tanah, dan masuknya reptil bukannya tak pernah

terjadi, tetapi tidak lazim. Dalih Miss

Rachel Haverford untuk minum segelas wiski tanpa es setiap pagi adalah

bahwa dia belum sembuh dari rasa takutnya ketika menemukan seekor

ular derik melingkar di lemari pakaian di kamar tidurnya, di atas

cuciannya, ketika dia hendak menggantungkan baju santainya.

Jem mengulurkan sapu ke kolong tempat tidur. Aku melihat ke kaki tempat

tidur untuk berjaga kalau-kalau ularnya keluar. Tak ada. Jem menyapu

lebih dalam.

"Ular bisa mendengus?"

"Itu bukan ular," kata Jem. "Itu orang."

Akhirnya, sesuatu yang berwarna cokelat dekil melesat dari kolong tempat

tidur. Jem mengangkat sapu dan memukul, meleset seinci dari kepala Dill

yang tiba-tiba muncul.

"Tuhan yang Mahakuasa." Ucap Jem khusyuk.

Kami menyaksikan tubuh Dill muncul sedikit demi sedikit. Tempatnya

sempit. Dia berdiri dan melonggarkan bahunya, memutar pergelangan

kakinya, menggosok tengkuknya. Setelah aliran darahnya kembali lancar,

dia berkata, "Hei."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 278

Jem menyebut Tuhan lagi. Aku tak mampu berkata-kata.

"Aku lapar sekali," kata Dill. "Ada makanan?"

Seperti dalam mimpi, aku ke dapur. Aku membawakannya susu dan

setengah loyang roti jagung yang tersisa dari makan malam. Dill

melahapnya, mengunyah dengan gigi depan, seperti kebiasaannya.

Akhirnya, aku bisa kembali bersuara. "Bagai-

mana kau bisa sampai di sini?"

Ceritanya sungguh ruwet. Segar kembali karena kenyang, Dill

menceritakan kisah berikut: setelah dirantai dan ditinggalkan sekarat di

ruang bawah tanah (rumah-rumah di Meridian punya ruang bawah tanah)

oleh ayah barunya yang tak menyukainya dan diam-diam bertahan hidup

dengan kacang polong mentah dari petani lewat yang mendengar seruan

minta tolong (orang baik ini menyelipkan seikat kacang setangkai demi

setangkai melalui ventilasi), Dill berupaya membebaskan diri dengan

menarik-narik rantai dari dinding. Dengan tangan masih terbelenggu, dia

berjalan tanpa arah sejauh dua mil dari Meridian, tempat dia menemukan

pertunjukan hewan kecil-kecilan dan di sana dia mencari uang dengan

memandikan unta. Dia mengikuti rombongan pertunjukan ini ke seluruh

Mississippi hingga kepekaan akan arahnya yang tanpa cacat menyatakan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 279

dia berada di Abbott County, Alabama, di seberang sungai dari Maycomb.

Dia berjalan menuju ke rumah kami.

"Bagaimana kau bisa sampai di sini?" tanya Jem. Dia mengambil tiga belas

dolar dari tas ibunya, naik kereta pukul 09.00 dari Meridian dan turun di

Simpang Maycomb. Dia berjalan sejauh sepuluh atau sebelas dari empat

belas mil jarak ke Maycomb, berjalan mengarungi semak karena dia

khawatir kalau-kalau pihak berwajib sedang mencarinya, dan menumpang

sepanjang sisa perjalanannya dengan bergelantung di belakang gerobak

kapas. Dia sudah dua jam bersembunyi di bawah tempat

tidur, menurutnya; dia mendengar kami di ruang makan, dan denting

garpu pada piring hampir membuatnya gila. Dia menyangka aku dan Jem

tak akan pernah tidur; dia mempertimbangkan untuk keluar dan

membantuku memukul Jem, karena Jem sudah jauh lebih tinggi, tetapi dia

tahu Mr. Finch akan segera melerai, jadi pikirnya lebih baik dia tetap di

tempatnya. Dia lelah, sangat kotor, dan betah.

"Mereka pasti tak tahu kau di sini," kata Jem. "Kami pasti tahu kalau

mereka mencarimu

"Sepertinya mereka masih mencari-cari di semua bioskop di Meridian." Dill

menyeringai.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 280

"Kau harus memberi tahu ibumu ke mana kau pergi," kata Jem. "Kau harus

memberi tahu ibumu kau ada di sini ....."

Mata Dill melirik sekilas kepada Jem, dan Jem memandangi lantai. Lalu, dia

bangkit dan melanggar aturan yang tersisa dari masa kecil kami. Dia

keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. "Atticus," suaranya terdengar

jauh, "bisa ke sini sebentar, Sir?"

Di balik kotoran yang dibasahi oleh keringat, wajah Dill memucat. Aku

merasa mual. Atticus berada di ambang pintu.

Dia masuk ke kamar dan berdiri sambil mengantongi tangan, memandangi

Dill.

Akhirnya, aku bisa bersuara, "Tak apa-apa, Dill. Kalau dia ingin kau tahu

sesuatu, dia akan mengatakannya."

Dill menoleh padaku. "Maksudku, tak apa-apa," kataku. "Kau tahu dia tak

akan memarahimu, kau tahu kau tidak perlu takut pada Atticus."

"Aku tidak takut..." gumam Dill.

"Hanya lapar, pasti." Suara Atticus seperti biasa datar dan menyenangkan.

"Scout, kita bisa memberi lebih baik daripada seloyang roti jagung, bukan?

Berilah dia makan dan saat aku kembali, kita lihat apa yang bisa kita

lakukan."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 281

"Mr. Finch, jangan bilang Bibi Rachel, jangan paksa aku kembali, tolong,

Sir! Aku akan kabur lagi!"

"Wah, Nak," kata Atticus. "Tak ada yang menyuruhmu ke mana-mana,

kecuali segera tidur. Aku hanya akan mampir untuk memberi tahu Miss

Rachel kau ada di sini dan bertanya apakah kau boleh menginap di sini kau

mau, kan? Dan demi Tuhan kembalikan sebagian tanah county di

tubuhmu ke tempatnya, pengikisan tanah yang ada sudah cukup buruk."

Dill menatap sosok ayahku yang segera keluar dari kamar.

"Dia bercanda," kataku. "Maksudnya, kau disuruh mandi. Benar kan,

sudah kubilang, dia tak akan memarahimu."

Jem berdiri di pojok kamar, tampak seperti pengkhianat. "Dill, aku harus

beri tahu dia," katanya. "Kau tak bisa kabur sejauh tiga ratus mil tanpa

diketahui ibumu."

Kami meninggalkannya tanpa berkata-kata.

Dill makan, dan makan, dan makan. Dia belum makan sejak malam

sebelumnya. Dia menghabiskan uangnya untuk membeli tiket, naik kereta

seperti yang sudah sering dilakukannya, mengobrol tenang dengan

konduktor, yang sudah mengenali Dill, te-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 282

tapi dia tak berani menggunakan peraturan tentang anak-anak yang

bepergian sendirian: kalau anak kehilangan uang, konduktor akan

meminjamkan untuk makan malam dan ayahmu akan membayarnya di

ujung perjalanan.

Dill melahap makanan sisa dan sedang meraih sekaleng daging dan

kacang di lemari makanan, ke tika "Do-oo Ye-sus" Miss Rachel terdengar di

ruang tamu. Dill gemetar seperti kelinci.

Dengan tegar dia menerima Tunggu Sampai Kau Kupulangkan,

Orangtuamu Sangat Mencemas-kanmu, cukup tenang ketika mendengar

Itu Gara-Gara Kau Keturunan Harris, tersenyum saat mendengar Kau

Boleh Menginap Semalam, dan membalas pelukan yang akhirnya diberikan

kepadanya.

Atticus menaikkan kacamata dan mengusap wajah.

"Ayahmu lelah," kata Bibi Alexandra, kata-kata pertamanya setelah rasanya

dia diam selama berjam-jam. Sedari tadi dia ada, tetapi tak bisa berkata-

kata, kukira. "Kalian tidurlah sekarang."

Kami meninggalkan mereka di ruang makan, Atticus masih memijit

wajahnya. "Dari perkosaan ke huru-hara sampai anak kabur," kami

mendengar dia tergelak. "Apa lagi yang akan terjadi dalam dua jam ini?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 283

Karena tampaknya keadaan sudah beres, Dill dan aku memutuskan untuk

bersikap baik kepada Jem. Lagi pula, Dill harus tidur bersamanya, jadi

sekalian saja kami berbicara padanya.

Aku mengenakan piama, membaca beberapa

lama, dan mendapati diriku tiba-tiba tak mampu membuka mata. Dill dan

Jem tak bersuara; ketika aku mematikan lampu-bacaku, tak ada garis

cahaya di bawah pintu ke kamar Jem.

Aku pasti tidur lama sekali, karena ketika seseorang mengguncangkan

tubuhku, ruangan remang dengan cahaya bulan terbenam. "Minggir,

Scout."

"Dia merasa itu tugasnya," gumamku. "Jangan marah padanya."

Dill masuk ke tempat tidur di sampingku. "Aku tidak marah, kok," katanya.

"Aku cuma ingin tidur bersamamu. Kau belum tidur?"

Saat ini sudah bangun. Dengan malas aku bertanya, "Kenapa kau kabur?"

Tak ada jawaban. "Aku bilang, kenapa kau kabur? Dia memang jahat

seperti katamu?" "Tidak ...."

"Bukannya kalian mau membuat perahu seperti yang kau tulis di

suratmu?"

"Dia cuma bilang saja begitu. Kami tak pernah membuat perahu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 284

Aku menumpukan tubuhku pada sikut, menghadap siluet Dill. "Itu bukan

alasan untuk kabur. Mereka sering tidak melakukan apa yang mereka

bilang akan mereka lakukan

"Bukan itu, dia mereka hanya tak tertarik padaku."

Ini alasan kabur teraneh yang pernah kudengar. "Kok bisa?"

"Yah, mereka selalu pergi keluar, dan bahkan

kalau mereka di rumah, mereka menyendiri di kamar." "Memangnya apa

yang mereka lakukan di kamar?"

"Tidak ada, cuma duduk dan membaca tapi mereka tidak mau aku

bersama mereka."

Aku mendorong bantal ke kepala ranjang dan duduk. "Kau tahu? Aku

berencana kabur malam ini karena kelakuan mereka semua. Kadang aku

tidak mau mereka selalu merecoki, Dill"

Dill mengembuskan napas sabar, setengah helaan.

"selamat malam, Atticus pergi seharian dan kadang sampai malam dan

pergi ke badan legislatur dan aku tak tahu apa lagi kau pasti tak mau

mereka selalu ada. Dill, kau tidak bisa melakukan apa-apa kalau mereka

ada."

"Bukan itu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 285

Selagi Dill menjelaskan, kudapati diriku bertanya-tanya akan seperti apa

hidup ini andai Jem berbeda, bahkan berbeda dari dirinya yang sekarang;

apa yang akan kulakukan andai Atticus merasa tidak memerlukan

kehadiran, pertolongan, dan nasihatku. Dia tak bisa melewatkan hari

tanpaku. Bahkan, Calpurnia pun membutuhkan aku. Mereka

memerlukanku.

"Dill, yang kau ceritakan salah orangtuamu tak mungkin bisa hidup

tanpamu. Mereka mungkin hanya mengabaikanmu. Lebih baik begini saja"

Suara Dill terdengar tenang dalam kegelapan, "Masalahnya, yang ingin

kukatakan adalah mereka memang lebih baik hidup tanpaku, aku tak bisa

memberi mereka bantuan apa pun. Mereka tidak

jahat. Mereka membelikan apa pun yang kuinginkan, tetapi sekarang-

kamu sudah punya nah mainlah. Kau punya sekamar barang. Aku belikan

kamu buku itu jadi bacalah." Dill mencoba memperdalam suaranya. "Kau

bukan anak laki-laki. Anak laki-laki mestinya keluar rumah dan bermain

bisbol dengan anak-anak lain, tidak diam di rumah mencemaskan orang

tuanya."

Suara Dill kembali seperti biasa, "Oh, mereka tidak jahat. Mereka mencium

dan memelukku untuk mengucapkan selamat malam dan selamat pagi dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 286

selamat tinggal dan bilang mereka mencintaiku Scout, kita cari bayi, yuk."

"Di mana?"

Dill mendengar ada orang yang punya perahu dan selalu mendayungnya

menuju pulau berkabut tempat dia menyimpan semua bayi; kami bisa

memesan satu

"Itu bohong. Kata Bibi, Tuhan menjatuhkan bayi lewat cerobong asap.

Setidaknya, rasanya, itu yang dia bilang." Sekali itu, diksi Bibi tidak terlalu

jelas.

"Eh, bukan begitu. Kau dapat bayi kalau kau punya pasangan. Tetapi, lelaki

ini juga ada dia punya banyak bayi yang menunggu untuk dibangunkan,

dia meniupkan napas ke dalam tubuh mereka

Dill memulai lagi. Hal-hal indah melayang di sekitar kepalanya yang penuh

mimpi. Dia dapat membaca dua buku sementara aku baru satu, tetapi dia

lebih menyukai keajaiban cerita karangannya sen-

diri. Dia dapat menambah dan mengurang lebih cepat dari kilat, tetapi dia

lebih suka dunia senjanya sendiri, dunia tempat bayi-bayi tidur, menunggu

dipetik seperti bakung pagi. Dia perlahan-lahan bicara sampai tertidur,

membawaku bersamanya, tetapi dalam keheningan pulau berkabutnya,

muncul citra kabur sebuah rumah kelabu suram yang berpintu cokelat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 287

"Dill?"

"Mm?"

"Menurutmu, kenapa Boo Radley tak pernah kabur?"

Dill menghela napas panjang dan berbalik membelakangiku.

"Mungkin dia tak punya tempat yang dituju kalau kabur

Lima Belas

Setelah banyak menelepon, banyak memohon atas nama terdakwa, dan

sepucuk surat pemberian maaf yang panjang dari ibunya, diputuskan

bahwa Dill boleh tinggal. Kami menikmati bersama sepekan yang damai.

Setelah itu, rasanya tak ada apa-apa lagi. Sebuah mimpi buruk mendatangi

kami.

Mimpi itu dimulai suatu malam seusai makan. Dill sedang bertamu; Bibi

Alexandra duduk di kursinya di pojok, Atticus di kursinya di dekat jendela;

aku dan Jem di lantai, membaca. Pekan itu tenang: Aku mematuhi Bibi; Jem

sudah terlalu besar untuk bermain di rumah pohon, tetapi dia mau

membantu aku dan Dill membuat tangga tali baru untuk rumah itu; Dill

mendapatkan rencana sempurna untuk memaksa Boo Radley keluar tanpa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 288

perlu biaya (letakkan sebaris permen lemon dari pintu belakang ke

halaman depan, pasti dia akan mengikutinya, seperti semut). Seseorang

mengetuk pintu depan, Jem membukanya, dan memberi tahu bahwa

tamunya adalah Mr. Heck Tate.

"Ajak dia masuk, Nak," kata Atticus. "Sudah. Ada beberapa orang di

halaman, mereka ingin kau keluar."

Di Maycomb, lelaki dewasa hanya berdiri di ha-

laman depan saat bertamu untuk dua alasan: ke-matian dan politik. Aku

bertanya-tanya, siapa yang meninggal. Aku dan Jem pergi ke pintu depan,

tetapi Atticus berseru, "Ayo masuk lagi ke rumah."

Jem menyalakan lampu ruang duduk dan menempelkan hidungnya ke

kawat jendela. Bibi Alexandra memprotes. "Cuma sebentar, Bibi. Ayo kita

lihat siapa mereka," katanya.

Aku dan Dill melihat melalui jendela lain. Sekerumunan lelaki berdiri

mengitari Atticus. Mereka semua tampak berbicara bersamaan.

"... memindahkan dia ke penjara county besok." Mr. Tate sedang berkata,

"Aku tak mau cari masalah, tetapi aku tak bisa menjamin tak akan ada ..."

"Jangan konyol, Heck," kata Atticus. "Ini Maycomb."

"... aku hanya bilang, aku agak cemas."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 289

"Heck, kita sudah memperoleh satu penundaan untuk kasus ini. Itu cukup

untuk memastikan tak ada yang perlu dibuat cemas. Sekarang hari Sabtu,"

kata Atticus. "Sidang mungkin hari Senin. Kau bisa menampungnya

semalam, kan? Kurasa tak ada warga Maycomb yang tak suka bahwa aku

punya klien, di masa-masa sulit begini."

Gumaman lega berhenti ketika Mr. Link Deas berkata, "Tak ada orang di

sekitar sini yang mau macam-macam, yang kucemaskan adalah warga Old

Sarum ... kau tidak bisa meminta apa itu, Heck?"

"Perubahan tempat," kata Mr. Tate. "Tapi, yah, sekarang sudah tak ada

gunanya."

Atticus mengatakan sesuatu yang tak bisa

kudengar. Aku menoleh kepada Jem, yang melambaikan tangan agar aku

diam.

"lagi pula," kata Atticus, "kau tidak takut pada mereka, kan?"

"... tahu seperti apa mereka kalau sedang mabuk."

"Mereka biasanya tidak minum-minum pada hari Minggu, hampir

sepanjang hari mereka ke gereja ..." kata Atticus.

"Tapi ini peristiwa khusus seseorang berkata.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 290

Mereka bergumam dan mendengung sampai Bibi berkata, jika Jem tidak

menyalakan lampu ruang keluarga, dia akan mempermalukan keluarga

kami. Jem tidak mendengar.

"tak mengerti mengapa kau harus bersinggungan dengan kasus itu," Mr.

Link Deas sedang berkata. "Berbuat begini hanya mendatangkan kerugian,

Atticus. Maksudku, kau bisa kehilangan semuanya."

"Kau benar-benar berpendapat begitu?" Pertanyaan ini berbahaya. "Kau

benar-benar merasa ingin bergabung bersama mereka, Scout?" Bibi

Alexandra berdiri di belakangku. Bam, bam, bam, dan buahku di papan

dam pun tersapu bersih. "Kau benar-benar ingin keluar, Nak? Bacalah ini."

Jem pun berjuang semalaman membaca pidato-pidato Henry W. Grady.

"Link, klienku bisa dihukum mati, tetapi dia baru akan dihukum setelah

kebenaran diungkapkan," Atticus berkata dengan tenang. "Dan kau tahu

apa

kebenaran itu."

Kembali terdengar gumaman di antara kerumunan itu, semakin

mengancam ketika Atticus kembali ke tangga terbawah tangga depan dan

para lelaki itu semakin mengepung.

Tiba-tiba Jem berteriak, "Atticus, telepon berdering!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 291

Para lelaki tersentak dan menyebar; mereka adalah orang-orang yang kami

temui setiap hari: pedagang, petani kota; Dr. Reylonds juga ada; juga Mr.

Avery.

"Angkatlah, Nak," seru Atticus. Mereka serentak tertawa melihat kekikukan

Jem. Ketika Atticus menyalakan lampu langit-langit ruang duduk,

didapatinya Jem di jendela, pucat pasi, dengan bekas kawat yang sangat

kentara pada hidungnya.

"Kenapa pula kalian semua duduk bergelap-gelapan?" tanyanya.

Jem menyaksikannya memungut koran sore dan kembali duduk di kursi.

Aku kadang berpikir Atticus menenggelamkan setiap krisis hidupnya di

balik Mobile Register, Birmingham News, dan Montgomery Advertiser.

"Mereka memburumu, ya?" Jem menghampirinya. "Mereka ingin

memojokkanmu, ya?"

Atticus menurunkan koran dan memandang Jem. "Apa yang baru kau

baca?" tanyanya. Lalu, dia berkata lembut, "Tidak, Nak, mereka teman-

teman kita."

"Apa mereka bukan geng?" Jem menatap Atti-

cus melalui sudut matanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 292

Atticus mencoba menahan senyum, tetapi tak berhasil. "Tidak, di Maycomb

tak ada kelompok yang suka bikin kacau dan omong kosong semacam itu.

Aku tak pernah mendengar ada geng di Maycomb."

"Ku Klux pernah memburu orang-orang Katolik."

"Aku juga belum pernah mendengar ada orang Katolik di Maycomb," kata

Atticus, "kau salah mengerti dengan peristiwa lain. Dulu sekali, sekitar 1920,

memang ada Klan, tetapi lebih berupa organisasi politik saja. Lagi pula,

mereka tak bisa menemukan siapa pun untuk ditakut-takuti. Mereka

pernah mondar-mandir di depan Mr. Sam Levy suatu malam, tetapi Sam

hanya berdiri di terasnya dan mengatakan tentang uniknya jalan hidup ini;

dialah yang menjual seprai yang mereka buat sebagai jubah dan topeng.

Karena Sam membuat mereka malu, mereka pun pergi."

Keluarga Levy memenuhi semua kriteria menjadi Orang Baik-Baik: mereka

melakukan yang terbaik dengan pengetahuan yang mereka punyai, dan

sudah lima generasi dari keluarga mereka tinggal di petak tanah yang sama

di Maycomb.

"Ku Klux Klan sudah lenyap," kata Atticus. "Tak akan kembali lagi."

Aku berjalan pulang bersama Dill dan kembali tepat untuk mendengar

Atticus berkata kepada Bibi, "... setuju saja dengan keperempuanan Selatan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 293

seperti orang lain, tetapi bukan untuk melestarikan fiksi sopan dengan

mengorbankan nyawa manusia," ucapan yang membuatku curiga mereka

baru ber-

tengkar lagi.

Aku mencari Jem dan menemukannya di kamarnya, di tempat tidur,

berpikir serius. "Mereka bertengkar lagi?" tanyaku.

"Bisa jadi. Bibi terus merecokinya tentang Tom Robinson. Dia hampir

berkata bahwa Atticus mempermalukan keluarga. Scout ... aku takut."

"Takut apa?"

"Takut karena Atticus. Kalau-kalau ada yang menyakitinya." Jem lebih suka

bersikap misterius; pertanyaan-pertanyaanku hanya ditanggapi dengan,

pergilah dan jangan ganggu aku.

Besoknya adalah hari Minggu. Dalam jeda antara Sekolah Minggu dan

Ritual Gereja ketika jemaat meluruskan kaki, kulihat Atticus berdiri di

halaman dengan kerumunan lelaki lain. Mr. Heck Tate hadir, dan aku

bertanya-tanya apakah dia sudah bertobat. Dia tak pernah ke gereja. Mr.

Underwood pun hadir. Mr. Underwood tak menyukai organisasi apa pun

kecuali Maycomb Tribune; dia adalah pemilik tunggal, editor, dan

pencetaknya. Hari-harinya dilewatkan di mesin linotipe, dan dia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 294

menyegarkan diri sesekali dari poci anggur ceri yang selalu menemaninya.

Dia jarang mengumpulkan berita; orang-oranglah yang membawakan

berita kepadanya. Katanya, dia menyusun setiap edisi Maycomb Tribune di

kepalanya dan menuliskannya pada linotipe. Ini bisa dipercaya. Pasti ada

sesuatu yang istimewa sehingga bisa memancing Mr. Underwood keluar.

Aku mencegat Atticus yang melewati pintu masuk, dan dia berkata bahwa

Tom Robinson sudah

dipindahkan ke penjara Maycomb. Dia juga berkata, lebih kepada dirinya

sendiri daripada kepadaku, bahwa andai saja Tom Robinson ditahan di situ

sejak awal, tak akan ada keributan. Aku menyaksikannya duduk di baris

ketiga dari depan, dan mendengar dia bernyanyi menggemuruh, "Lebih

Dekat Kepadamu, Tuhan," beberapa nada di belakang kami semua. Dia tak

pernah duduk bersama Bibi, Jem, dan aku. Dia senang sendirian di gereja.

Kedamaian semu yang menyelimuti kami pada hari Minggu menjadi lebih

menjengkelkan dengan kehadiran Bibi Alexandra. Atticus langsung pergi

ke kanTomya setelah makan siang; saat kami kadang-kadang

menjenguknya, kami akan mendapatinya duduk di kursi putar, membaca.

Bibi Alexandra menyiapkan diri untuk tidur siang selama dua jam dan

mengancam kami kalau ribut di halaman, para tetangga sedang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 295

beristirahat, katanya. Jem yang sudah beranjak tua lebih senang di

kamarnya dengan setumpuk majalah football. Jadi, aku dan Dill

melewatkan setiap hari Minggu merayap di Deer's Pasture Padang Rusa.

Menembak dilarang pada hari Minggu. Jadi, aku dan Dill menendang-

nendang bola football milik Jem di hamparan rumput beberapa lama,

tetapi dengan cepat kami merasa bosan. Dill bertanya apakah aku ingin

mengganggu Boo Radley. Kataku, tidak baik mengganggunya, dan aku

melewatkan sisa sore itu bercerita kepada Dill tentang peristiwa musim

dingin lalu. Dia sangat terkesan.

Kami berpisah pada waktu makan malam, dan

setelah makan, aku dan Jem mulai tenggelam dalam kegiatan rutin malam

hari, ketika Atticus melakukan sesuatu yang menarik perhatian kami: dia

masuk ke ruang duduk sambil membawa kabel listrik tambahan yang

panjang. Di ujungnya terdapat bola lampu.

"Aku mau keluar dulu," katanya. "Kalian pasti sudah tidur kalau aku

kembali, jadi kuucapkan selamat malam sekarang."

Sembari berkata, dia memakai topi dan keluar lewat pintu belakang. "Dia

membawa mobil," kata Jem.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 296

Ayah kami memiliki beberapa sifat unik: salah satunya, dia tak pernah

makan makanan penutup; yang lain, dia senang berjalan kaki. Sejauh yang

kuingat, selalu ada Chevrolet dalam kondisi bagus di garasi, dan Atticus

menggunakannya untuk bepergian sejauh bermil-mil dalam rangka

perjalanan bisnis, tetapi di Maycomb dia berjalan kaki ke dan dari

kanTomya empat kali sehari, total menempuh sekitar dua mil. Katanya,

satu-satunya olahraganya adalah berjalan. Di Maycomb, jika orang berjalan

tanpa tujuan pasti di benaknya, bolehlah diyakini bahwa benaknya tak

mampu memiliki tujuan pasti.

Kemudian, aku mengucapkan selamat malam kepada Bibi Alexandra dan

Jem, dan sudah lama membaca buku ketika kudengar Jem ribut-ribut di

kamarnya. Suaranya saat beritual menjelang tidur sudah begitu akrab

bagiku sehingga aku mengetuk pintunya, "Kenapa kau tidak tidur?"

"Aku mau ke kota sebentar." Dia sedang mengganti celana.

"Kenapa? Ini hampir jam sepuluh, Jem." Dia tahu, tetapi tetap mau pergi.

"Kalau begitu, aku ikut. Walau kau bilang tidak boleh, aku tetap ikut,

jelas?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 297

Rupanya Jem beranggapan bahwa dia harus berkelahi denganku untuk

menahanku di rumah, dan kukira dia berpikir bahwa perkelahian akan

membuat Bibi marah, jadi dia menyerah dengan enggan.

Aku berpakaian dengan cepat. Kami menunggu sampai lampu Bibi padam,

dan kami menuruni tangga belakang diam-diam. Tak ada bulan malam ini.

"Dill pasti ingin ikut," bisikku.

"Ya sudah, ajak saja," kata Jem geram. Kami melompati dinding garasi,

melintasi halaman samping Miss Rachel, dan mendekati jendela Dill. Jem

menyiulkan kicau burung puyuh. Wajah Dill muncul di jendela,

menghilang, dan lima menit kemudian membuka kunci jendela kawat dan

merangkak keluar. Dasar sudah berpengalaman, dia baru berbicara setelah

kami di trotoar. "Ada apa?"

"Rasa ingin tahu Jem lagi kambuh," penyakit yang menurut Calpurnia

menjangkiti semua anak lelaki pada usianya.

"Aku hanya punya firasat," kata Jem, "hanya firasat."

Kami melewati rumah Mrs. Dubose, kosong dan terbengkalai, kamelianya

tumbuh di antara ilalang dan alang-alang. Ada delapan rumah lagi sampai

ke tikungan kantor pos.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 298

Sisi selatan alun-alun sepi. Semak raksasa memenuhi setiap pojok, dan di

antaranya pagar besi

berkilau di bawah lampu jalan. Sebuah lampu memancarkan cahaya di

toilet umum, tetapi selain itu, sisi gedung pengadilan itu gelap. Blok-blok

lebih besar yang diisi berbagai toko mengelilingi blok gedung pengadilan;

cahaya remang menyala dari dalam.

Saat memulai praktik hukumnya, kantor Atticus terletak di gedung

pengadilan. Tetapi, setelah beberapa tahun, dia pindah ke kantor yang

lebih tenang di gedung Bank Maycomb. Ketika kami mengitari tikungan

alun-alun, kami melihat mobil Atticus diparkir di depan bank. "Dia ada di

dalam," kata Jem.

Tetapi, ternyata tidak. KanTomya terletak di ujung lorong panjang. Di

ujung lorong, mestinya kami melihat tulisan Atticus Finch, Pengacara

dalam huruf kecil formal, berlatar cahaya dari balik pintunya. Ruangan itu

gelap.

Jem mengintip lewat pintu bank untuk memastikan. Dia memutar gagang

pintu. Pintunya terkunci. "Ayo kita ke ujung jalan. Mungkin dia

mengunjungi Mr. Underwood."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 299

Mr. Underwood tak hanya memimpin kantor Maycomb Tribune, dia juga

tinggal di sana. Maksudnya, di atas kantor. Dia meliput berita pengadilan

dan penjara hanya dengan menonton dari jendela lantai atasnya. Gedung

kantor itu terletak di pojok barat laut alun-alun, dan untuk ke sana, kami

harus melewati penjara.

Penjara Maycomb adalah gedung county yang paling tua dan paling jelek.

Kata Atticus, bentuknya seperti sesuatu yang didesain Sepupu Joshua St

Clair. Gedung itu jelas merupakan impian seseorang. Karena sangat tidak

serasi dengan kota yang memiliki toko-toko berwajah persegi dan rumah-

rumah beratap curam, penjara Maycomb menjadi miniatur lelucon Gothic

selebar satu sel dan setinggi dua sel, lengkap dengan benteng pertahanan

kecil dengan permukaan bergerigi dan fondasi batu yang tinggi. Kesan

gedung khayalannya bertambah dengan tembok depan yang terbuat dari

batu bata merah dan jeruji baja tebal pada jendela gerejanya. Bangunan itu

tidak berdiri di bukit sepi, melainkan diapit Toko Peralatan Tyndal dan

kantor Maycomb Tribune. Penjara ini adalah satu-satunya bahan obrolan

Maycomb. Pembencinya berkata gedung itu seperti kakus Victorian;

pendukungnya berkata, gedung itu memberi kesan yang mantap dan patut

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 300

dihormati, dan tak ada orang asing yang akan curiga bahwa isinya penuh

dengan orang nigger.

Ketika menyusuri trotoar, kami melihat satu-satunya lampu yang menyala

di kejauhan. "Aneh," kata Jem, "di luar penjara tak ada lampu." "Sepertinya

di atas pintu," kata Dill.

Kabel perpanjangan menjuntai di antara jeruji jendela lantai dua dan

menuruni sisi gedung. Diterangi cahaya dari satu-satunya bola lampu itu,

Atticus sedang duduk bersandar ke pintu depan. Dia duduk di salah satu

kursi kanTomya, dan dia sedang membaca, tak menyadari serangga malam

yang menari-nari di atas kepala.

Aku hendak berlari, tetapi Jem mencegahku. "Jangan ke sana," katanya,

"dia mungkin tak suka.

Dia tak apa-apa, ayo kita pulang. Aku hanya ingin melihat dia ada di

mana."

Kami mengambil jalan pintas melintasi alun-alun ketika empat mobil

berdebu masuk dari jalan raya Meridian, berbaris lambat. Mereka

mengitari alun-alun, melewati gedung bank, dan berhenti di depan

penjara.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 301

Tak ada yang keluar. Kami melihat Atticus mengangkat kepala dari

korannya. Dia menurunkan koran itu, melipatnya lambat-lambat,

menjatuhkannya ke pangkuan, dan mendorong topinya ke belakang

kepala. Dia tampaknya telah menduga mereka akan datang.

"Ayo," bisik Jem. Kami berlari melintasi alun-alun, menyeberangi jalan,

sampai tiba di bawah naungan pintu Jitney Jungle. Jem mengintip dari

balik toko itu. "Kita bisa lebih dekat," katanya. Kami berlari ke pintu Toko

Peralatan Tyndal cukup dekat, tapi tersembunyi.

Sendiri-sendiri atau berdua-dua, beberapa orang lelaki keluar dari mobil.

Bayangan mewujud menjadi sosok-sosok saat cahaya menerangi mereka

yang bergerak ke arah pintu penjara. Atticus tetap di tempatnya. Para lelaki

itu menyembunyikannya dari pandangan.

"Dia di dalam, Mr. Finch?" kata seseorang. "Ya," kami mendengar Atticus

menjawab, "dan sedang tidur. Jangan dibangunkan."

Untuk mematuhi ayahku, terjadilah sesuatu yang belakangan kuanggap

sebagai aspek Jenaka yang menyebalkan dalam situasi yang tidak lucu:

para lelaki itu berbicara hampir berbisik.

"Kamu tahu apa yang kami inginkan," seseorang yang lain berkata.

"Minggir dari pintu itu, Mr. Finch."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 302

"Silakan kalian berbalik dan pulang lagi, Walter," kata Atticus ramah.

"Heck Tate ada di sekitar sini."

"Tidak," kata lelaki lain. "Kelompok Heck jauh di dalam hutan, mereka tak

akan keluar sampai pagi."

"Oh ya? Kenapa bisa begitu?"

"Mereka ditelepon karena seseorang mendengar bunyi tembakan,"

jawabnya. "Apa itu tak terpikir olehmu, Mr. Finch?"

"Terpikir, tetapi tadinya tidak percaya. Nah," suara ayahku masih sama,

"situasinya jadi berubah, ya?"

"Jelas," kata suara yang berat. Pemiliknya hanya berupa bayangan.

"Kamu benar-benar berpendapat begitu?"

Ini kali kedua aku mendengar Atticus melontarkan pertanyaan itu dalam

dua hari, dan ini berarti seseorang akan diserang. Ini terlalu bagus untuk

dilewatkan. Aku memisahkan diri dari Jem dan berlari secepat mungkin

mendekati Atticus.

Jem memekik dan mencoba menangkapku, tetapi aku sudah lebih dulu dari

dia dan Dill. Aku menyeruak melalui tubuh-tubuh yang gelap dan bau dan

masuk ke lingkaran cahaya. "Hai, Atticus?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 303

Kusangka dia akan terkejut, tetapi wajahnya mematikan keceriaanku.

Kilasan rasa takut meredup dalam matanya, tetapi muncul kembali ketika

Dill dan Jem masuk ke dalam cahaya.

Bau wiski basi dan kandang babi terasa menusuk hidung, dan ketika

memandang ke sekeliling, aku menemukan bahwa mereka semua adalah

orang asing. Mereka bukan orang-orang yang kulihat sebelumnya. Rasa

malu yang panas menjalari tubuhku: aku telah melompat penuh

kemenangan ke dalam lingkaran orang yang belum pernah kutemui.

Atticus bangkit dari kursinya, tetapi dia bergerak lambat, seperti orang tua.

Dia meletakkan korannya sangat hati-hati, berlama-lama menyesuaikan

lipatannya dengan jari. Jemari itu sedikit gemetar.

"Pulanglah, Jem," katanya. "Bawa Scout dan Dill pulang."

Kami terbiasa langsung mematuhi perintah Atticus, meskipun tak selalu

dengan senang hati, tetapi dari cara berdirinya, Jem sepertinya tidak

berniat bergerak.

"Kubilang, pulang."

Jem menggeleng. Ketika kepalan Atticus naik ke pinggang, kepalan Jem pun

begitu, dan ketika mereka saling menentang, aku dapat melihat sedikit

persamaan di antara mereka: mata dan rambut cokelat lembut Jem,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 304

wajahnya yang oval dan telinga yang mungil adalah warisan ibu kami,

dihadapkan dengan rambut hitam Atticus yang beruban dan garis

wajahnya yang persegi, tetapi entah bagaimana, keduanya mirip. Sikap

mereka yang saling menentang membuat mereka mirip. "Nak, aku bilang,

pulang."

Jem menggeleng.

"Akan kukirim dia pulang," kata seorang lelaki tegap, mencengkeram kerah

Jem dengan kasar. Dia menarik Jem sampai-sampai kakinya hampir tidak

menyentuh tanah.

"Jangan sentuh dia!" Langsung kutendang lelaki itu. Karena aku

bertelanjang kaki, aku kaget melihat dia jatuh terjengkang benar-benar

kesakitan. Aku berniat menendang tulang keringnya, tetapi mengarah

terlalu tinggi.

"Cukup, Scout." Atticus meletakkan tangannya pada bahuku. "Jangan

menendang orang. Tidak" katanya, ketika aku ingin meminta dukungan.

"Tak boleh ada orang yang memperlakukan Jem seperti itu," kataku.

"Baiklah, Mr. Finch, suruh mereka pergi," geram seseorang. "Kaupunya

waktu lima belas detik untuk menyuruh mereka pergi."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 305

Di tengah-tengah perkumpulan aneh ini, Atticus berdiri, mencoba

membuat Jem mematuhinya. "Aku tidak mau pergi," adalah jawabannya

yang kukuh untuk ancaman, permintaan Atticus, dan akhirnya, "Tolong,

Jem, bawa mereka pulang."

Aku sudah mulai bosan mendengarnya, tetapi merasa Jem punya alasan

sendiri untuk berbuat begitu, kalau mengingat apa yang akan terjadi jika

Atticus berhasil menyuruhnya pulang. Aku memandangi kerumunan di

sekeliling kami. Malam itu malam musim panas, tetapi sebagian besar dari

mereka mengenakan overall dan kemeja denim yang dikancingkan hingga

kerah. Kupikir mereka mungkin terbiasa merasa kedinginan karena lengan

baju mereka

tidak digulung, melainkan dikancingkan pada perge-langan. Sebagian

memakai topi yang ditarik hingga menutupi telinga. Wajah-wajah mereka

tampak garang, dengan mata mengantuk, seolah-olah mereka tidak

terbiasa terjaga hingga larut malam. Aku mencari lagi wajah yang kukenal,

dan di tengah kerumunan itu, aku menemukan satu.

"Hai, Mr. Cunningham." Lelaki itu sepertinya tak mendengar sapaanku.

"Hai, Mr. Cunningham. Bagaimana kabar masalah warisan itu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 306

Urusan hukum Mr. Walter Cunningham kuketahui dengan baik; Atticus

pernah menjelaskannya panjang lebar. Lelaki bertubuh besar itu

mengedipkan mata dan mengaitkan jempolnya pada tali overall. Dia

tampak tak nyaman; dia berdeham dan berpaling. Sapaanku yang ramah

gagal total.

Mr. Cunningham tidak memakai topi, dan setengah kening atasnya

tampak pucat dibandingkan dengan wajahnya yang terbakar matahari,

yang membuatku yakin dia biasanya mengenakan topi. Dia menggeser

kakinya yang terbungkus sepatu kerja berat.

"Anda tidak ingat saya, Mr. Cunningham? Saya Jean Louise Finch. Anda

pernah membawakan kami kacang hickory, ingat?" Aku mulai merasakan

kesia-siaan, seperti yang dirasakan seseorang ketika dilupakan oleh seorang

kenalan.

"Saya satu sekolah dengan Walter," aku memulai lagi. "Dia kan anak Anda?

Iya kan, Sir?"

Mr. Cunningham tergerak untuk mengangguk

sedikit. Rupanya dia mengenaliku juga.

"Dia sekelas dengan saya," kataku, "dan prestasinya bagus. Dia anak baik,"

tambahku, "baik sekali. Kami pernah mengajaknya pulang makan siang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 307

Mungkin dia pernah cerita tentang saya, saya pernah memukulinya, tetapi

dia baik sekali setelahnya. Titip salam buatnya, ya?"

Atticus pernah berkata, mengobrolkan hal-hal yang diminati orang yang

kita ajak bicara, bukan tentang apa yang kita minati, adalah hal yang

sopan. Mr. Cunningham tidak memperlihatkan minat pada anaknya. Jadi,

aku mencoba mengajaknya bicara tentang kasus warisannya sekali lagi

sebagai upaya terakhir untuk membuatnya nyaman.

"Sengketa warisan memang bikin pusing," aku menasihatinya, ketika aku

perlahan menyadari fakta bahwa aku berbicara kepada semua orang di

situ. Mereka semua memandangiku, sebagian mulut mereka setengah

terbuka. Atticus sudah berhenti membujuk Jem: mereka sedang berdiri

bersama di samping Dill, menatapku seolah-olah aku membuat mereka

kagum. Bahkan, mulut Atticus setengah terbuka, suatu sikap yang pernah

disebutnya tak beradab. Kami beradu pandang dan dia menutup

mulutnya.

"Nah, Atticus, aku baru berkata pada Mr. Cunningham bahwa sengketa

warisan memang bikin pusing, tetapi bukankah menurutmu sebaiknya dia

tidak khawatir, kadang-kadang menyelesaikan kasus warisan butuh waktu

lama ... bahwa kalian akan menghadapinya bersama Aku perlahan kehabi-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 308

san kata-kata, sambil bertanya-tanya kebodohan apa yang sudah

kulakukan. Masalah warisan rasanya cukup bagus untuk bahan obrolan

ruang duduk.

Aku mulai merasakan keringat berkumpul di tepi rambut; aku bisa

menghadapi apa pun, kecuali ditonton oleh banyak orang. Mereka begitu

khidmat. "Ada apa?" tanyaku.

Atticus tidak mengatakan apa-apa. Aku menoleh dan mendongak melihat

Mr. Cunningham, yang sama-sama terpana. Lalu, dia melakukan hal yang

aneh. Dia berjongkok dan memegang kedua bahuku."

"Akan kusampaikan salammu, gadis kecil," katanya.

Lalu, dia berdiri dan melambaikan tangannya yang besar. "Ayo pergi,"

serunya. "Kita pergi, teman-teman."

Seperti datangnya, sendirian atau berdua-dua, mereka masuk kembali ke

mobil mereka yang bobrok. Pintu dibanting, mesin terbatuk, dan mereka

pun pergi.

Aku berpaling kepada Atticus, tetapi Atticus sudah menghampiri penjara

dan sedang menempelkan wajahnya ke dinding. Aku menghampirinya dan

menarik lengan bajunya. "Kita bisa pulang sekarang?" Dia mengangguk,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 309

mengeluarkan saputangan, mengusap wajahnya sekali, dan membersihkan

hidungnya kuat-kuat. "Mr. Finch?"

Suara serak yang lirih datang dari kegelapan di atas, "Mereka sudah pergi?"

Atticus melangkah mundur dan memandang ke

atas. "Sudah," katanya. "Tidurlah, Tom. Mereka tak akan mengganggumu

lagi."

Dari arah yang lain, sebuah bunyi lain membelah kegelapan malam. "Jelas

tidak akan. Sedari tadi aku melindungimu, Atticus."

Mr. Underwood dan moncong senapan berlaras gandanya melongok dari

jendela di atas kantor Maycomb Tribune.

Saat itu sudah jauh melewati waktu tidurku dan aku mulai merasa lelah.

Tampaknya Atticus dan Mr. Underwood akan mengobrol selama sisa

malam; Mr. Underwood dari jendelanya dan Atticus dari jalan. Akhirnya

Atticus kembali, mematikan lampu di atas pintu penjara, dan mengambil

kursinya.

"Boleh kubawakan, Mr. Finch?" tanya Dill. Sejak tadi dia diam saja.

"Wah, terima kasih, Nak."

Aku dan Dill melangkah bersama di belakang Atticus dan Jem menuju

kantor Atticus. Dill direpotkan dengan kursi dan langkahnya lebih lambat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 310

Atticus dan Jem jauh di depan kami, dan aku berasumsi bahwa Atticus

sedang memarahinya karena Jem tak mau pulang, tetapi aku keliru. Ketika

mereka melewati lampu jalan, Atticus menjulurkan tangan dan

membenamkan tangannya ke rambut Jem, salah satu gerakan yang

mencerminkan kasih sayangnya.

Enam Belas

Jem mendengarku. Dia melongokkan kepala lewat pintu penghubung.

Selagi dia menghampiri tempat tidurku, lampu Atticus menyala. Kami tak

bergerak sampai lampu itu mati; kami mendengarnya membalikkan tubuh,

dan kami menunggu sampai dia tak bergerak lagi.

Jem mengajakku ke kamarnya dan menyuruhku berbaring di ranjangnya.

"Cobalah tidur," katanya. "Semuanya akan berakhir setelah besok,

mungkin."

Sebelumnya kami masuk diam-diam supaya tidak membangunkan Bibi.

Atticus mematikan mesin mobil di jalan masuk dan meluncur mobilnya ke

garasi; kami masuk lewat pintu belakang dan terus ke kamar tanpa

berkata-kata. Aku sangat lelah dan sudah setengah tertidur ketika ingatan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 311

akan Atticus dengan tenang melipat koran dan mendorong topi ke

belakang berubah menjadi Atticus berdiri di tengah jalan yang kosong dan

mencekam, menaikkan kacamatanya. Pemahaman sepenuhnya mengenai

peristiwa malam itu menghantamku dan aku mulai menangis. Jem sangat

baik hati saat itu: sekali ini dia tidak mengingatkan bahwa orang yang

hampir sembilan tahun tidak pernah lagi menangis.

Pagi itu semua orang tidak terlalu berselera

makan, kecuali Jem: dia makan tiga butir telur. Atticus terpana mengagumi

Jem; Bibi Alexandra menghirup kopi dan memancarkan gelombang

ketidaksetujuan. Anak-anak yang menyelinap keluar pada malam hari

adalah aib bagi keluarga. Kata Atticus, dia benar-benar senang karena para

aibnya muncul, tetapi Bibi berkata, "Omong kosong. Mr. Underwood ada di

kanTomya sepanjang peristiwa itu."

"Eh, Braxton itu aneh juga," kata Atticus. "Dia membenci orang Negro,

malah tak mau dekat-dekat."

Warga setempat memandang Mr. Underwood sebagai pria pendek yang

kasar dan tidak beragama. Ayahnya menamainya Braxton Bragg

berdasarkan selera humor yang aneh, nama yang harus ditanggung Mr.

Underwood sebisa mungkin. Kata Atticus, orang yang dinamai

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 312

berdasarkan nama jenderal-jenderal Konfederasi lambat laun akan menjadi

pemabuk.

Calpurnia sedang menuangkan kopi lagi untuk Bibi Alexandra, dan dia

menggeleng padaku yang memasang wajah memohon dan memesona. "Kau

masih terlalu kecil," katanya. "Akan kuberi tahu kalau sudah besar." Kopi

bisa membantu perutku, sanggahku "Baiklah," katanya, dan mengambil

cangkir dari lemari. Dia menuangkan sesendok kopi ke dalamnya dan

mengisinya penuh-penuh dengan susu. Aku mengucapkan terima kasih

padanya dengan meleletkan lidahku pada cangkir itu, dan mendongak

untuk melihat kerutan kening Bibi yang akan segera memperingatkan aku.

Tetapi, dia sedang mengerut-

kan keningnya kepada Atticus.

Dia menunggu sampai Calpurnia masuk kembali ke dapur, lalu berkata,

"Jangan berbicara seperti itu di depan mereka."

"Berbicara seperti apa di depan siapa?" tanyanya.

"Seperti tadi di depan Calpurnia. Kaubilang, Braxton Underwood

membenci orang Negro' langsung di hadapannya."

"Ah, aku yakin Cal sudah tahu. Semua orang di Maycomb juga tahu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 313

Akhir-akhir ini, aku mulai melihat perubahan kecil dalam diri ayahku,

yang muncul ketika dia berbicara dengan Bibi Alexandra. Dia selalu

mempertahankan pendapatnya dengan tenang, tidak pernah

menunjukkan kekesalan secara blak-blakan. Ada sedikit kekakuan dalam

suaranya ketika dia berkata, "Apa pun yang layak diucapkan di meja ini,

berarti layak diucapkan di depan Calpurnia. Dia tahu apa arti dirinya bagi

keluarga ini."

"Menurutku, ini bukan kebiasaan yang baik, Atticus. Hal seperti ini

membuat mereka melunjak. Kau tahu mereka suka berbicara sendiri.

Segala sesuatu yang terjadi di kota ini sudah sampai ke Quarters sebelum

matahari terbenam."

Ayahku meletakkan pisaunya. "Aku tak tahu ada hukum yang menyatakan

mereka tak boleh berbicara. Mungkin kalau bukan gara-gara kita yang

memberi mereka seabrek bahan pembicaraan, mereka akan diam. Kenapa

kopinya tidak diminum, Scout?"

Aku sedang memainkannya dengan sendok. "Kusangka Mr. Cunningham

teman kita. Kau pernah bilang begitu padaku."

"Dia masih teman kita."

"Tapi tadi malam dia ingin menyakitimu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 314

Atticus meletakkan sendok di samping pisaunya dan mendorong piringnya

ke samping. "Pada dasarnya Mr. Cunningham orang baik," katanya, "dia

hanya punya titik buta, sama seperti kita semua."

Jem angkat bicara. "Jangan disebut titik buta. Dia ingin membunuhmu tadi

malam waktu dia baru tiba."

"Dia mungkin menyakitiku sedikit," Atticus mengaku, "tetapi, Nak, kau

akan lebih memahami manusia kalau kau sudah lebih besar. Sebuah

kawanan selalu terdiri dari manusia, bagaimanapun situasinya. Mr.

Cunningham adalah bagian dari kawanan tadi malam, tetapi dia masih

manusia. Setiap kawanan di setiap kota kecil di Selatan selalu terdiri dari

orang-orang yang kita kenal mereka tak punya kesan yang baik, ya?

"Memang tidak," kata Jem.

"Jadi, diperlukan seorang anak berusia delapan tahun untuk menyadarkan

mereka, bukan?" kata Atticus. "Itu membuktikan satu hal bahwa kawanan

hewan buas bisa dihentikan karena mereka masih manusia. Hmm,

mungkin kita perlu satuan polisi anak-anak ... tadi malam kalian membuat

Walter Cunningham sejenak berada dalam posisiku. Itu sudah cukup."

Yah, kuharap Jem akan lebih memahami manu-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 315

sia kalau sudah lebih besar; aku tak akan pernah paham. "Lihat saja nanti,

hari pertama Walter kembali ke sekolah, akan menjadi hari terakhirnya,"

tegasku.

"Kau tidak boleh menyentuh dia," kata Atticus datar. "Aku tak mau kalian

berdua menyimpan ganjalan karena kejadian ini, apa pun yang terjadi."

"Kaulihat sendiri, kan," kata Bibi Alexandra, "apa akibat dari hal seperti ini.

Jangan bilang aku belum pernah memberi tahu."

Atticus berkata, dia tak akan pernah bilang begitu, lalu mendorong

kursinya dan bangkit. "Aku ada pekerjaan, jadi permisi. Jem, aku tidak mau

kau dan Scout pergi ke kota hari ini, ya."

Ketika Atticus berangkat, Dill melompat-lompat dari ruang tamu ke ruang

makan. "Beritanya sudah tersebar ke seluruh kota pagi ini," dia

mengumumkan, "tentang kita melawan seratus orang dengan tangan

kosong

Bibi Alexandra menatapnya sampai dia terdiam. "Bukan seratus orang,"

kata Bibi, "dan tak ada yang melawan siapa-siapa. Itu cuma sekawanan

Cunningham, mabuk dan mengacau."

"Ah, Bibi, Dill kan bicaranya memang begitu," kata Jem. Dia

mengisyaratkan agar kami mengikutinya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 316

"Jangan keluar dari halaman hari ini," katanya, ketika kami berjalan ke

teras depan.

Rasanya seperti hari Sabtu. Warga dari sisi selatan county melewati rumah

kami dalam arus yang santai tetapi terus mengalir.

Mr. Dolphus Raymond terguncang-guncang di atas kudanya. "Heran, kok

dia bisa tetap di pelana, ya," gumam Jem. "Bagaimana dia bisa mabuk-

mabukan sebelum jam delapan pagi?"

Gerobak yang dipenuhi perempuan berderak-derak melewati kami. Mereka

mengenakan topi bonnet dan pakaian berlengan panjang. Seorang lelaki

berjanggut dan bertopi wol mengemudikan gerobak. "Itu orang-orang

Mennonit," kata Jem kepada Dill. "Mereka tak punya kancing." Mereka

tinggal jauh di dalam hutan, melakukan sebagian besar jual-beli di

seberang sungai, dan jarang ke Maycomb. Dill tertarik. "Mereka semua

bermata biru," Jem menjelaskan, "dan lelakinya tak boleh bercukur setelah

menikah. Istri mereka suka digelitik dengan janggut."

Mr. X Billups lewat mengendarai bagal dan melambai kepada kami. "Dia

lucu," kata Jem. "Namanya memang X, bukan inisialnya. Dia pernah datang

ke pengadilan suatu kali dan petugas menanyakan namanya. Dia bilang, X

Billups. Juru tulis memintanya mengejanya dan dia bilang, X. Memintanya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 317

lagi dan dia berkata X. Mereka bolak-balik begitu sampai dia menulis X

pada selembar kertas dan mengangkatnya agar semua orang bisa melihat.

Mereka bertanya dari mana dia memperoleh nama itu, dan katanya,

begitulah orangtuanya mendaftarkan namanya ketika dia lahir."

Selagi penduduk county melewati kami, Jem menceritakan pada Dill sejarah

dan sikap umum para tokoh yang lebih terkemuka: Mr. Tensaw Jones

memberi suara untuk para politisi pendukung hukum

Prohibisi masa dalam sejarah AS, antara tahun 1920-1933, ketika hukum

melarang pembuatan, penyebaran, dan penjualan minuman beralkohol;

Miss Emily Davis diam-diam mengisap tembakau; Mr. Byron Waller bisa

bermain biola; Mr. Jake Slade memiliki set gigi ketiga di mulutnya.

Segerobak warga yang berwajah keras muncul. Ketika mereka menunjuk ke

halaman Miss Maudie Atkinson yang tampak menyala dengan bunga-

bunga musim panas, Miss Maudie sendiri muncul ke teras. Ada yang unik

tentang Miss Maudie meskipun dia berdiri terlalu jauh dari kami di

terasnya sehingga kami tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi

kami selalu bisa menduga suasana hatinya lewat caranya berdiri. Sekarang,

dia sedang berdiri sambil berkacak pinggang, bahunya membungkuk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 318

sedikit, kepalanya miring, kacamatanya berkilau memantulkan cahaya

matahari. Kami tahu dia sedang menyeringai sangat jail.

Si kusir gerobak melambatkan bagalnya dan seorang wanita bersuara

melengking berseru, "Dia yang datang dalam kesombongan akan pergi

dalam kegelapan!"

Miss Maudie menjawab, "Hati yang riang menjadikan wajah yang ceria!"

Aku menduga para pembasuh kaki itu berpikir bahwa sang Iblis sedang

mengutip Alkitab untuk tujuannya sendiri karena sang Kusir segera

mempercepat laju bagalnya. Mengapa mereka tidak menyukai halaman

Miss Maudie adalah misteri. Yang semakin membuatku penasaran adalah,

untuk sese-

orang yang melewatkan seluruh siang harinya di luar rumah, penguasaan

Miss Maudie atas isi Alkitab sungguh mencengangkan.

"Anda akan ke pengadilan pagi ini?" tanya Jem. Kami berjalan

mendekatinya.

"Tidak," katanya. "Aku tak ada urusan di pengadilan pagi ini."

"Anda tidak ingin menonton?" tanya Dill.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 319

"Tidak. Menyeramkan, menonton seorang iblis malang diaDill untuk

memperjuangkan nyawanya. Lihat orang-orang itu, seperti kamival

Romawi saja."

"Mereka harus mengaDillnya di depan umum, Miss Maudie," kataku.

"Tidak benar kalau tidak di depan umum."

"Aku tahu itu," katanya. "Hanya karena itu pengadilan umum, bukan

berarti aku wajib hadir, kan?"

Miss Stephanie Crawford mampir. Dia mengenakan topi dan sarung

tangan. "Ck-ck-ck," katanya. "Lihat orang-orang ini bisa-bisa orang berpikir

William Jennings Bryan akan menyampaikan pidato."

"Dan kau mau ke mana, Stephanie?" tanya Miss Maudie.

"Ke Jitney Jungle." Miss Maudie mengatakan, dia belum pernah melihat

Miss Stephanie seumur hidupnya mengenakan topi untuk pergi ke Jitney

Jungle.

"Yah," kata Miss Stephanie, "kupikir aku akan mampir sebentar ke gedung

pengadilan, untuk melihat apa yang dilakukan Atticus."

"Hati-hati saja, bisa-bisa nanti dia memanggilmu menjadi saksi."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 320

Kami meminta Miss Maudie menjelaskan: katanya, Miss Stephanie

tampaknya tahu begitu banyak tentang kasus itu, lebih baik sekalian saja

dipanggil untuk bersaksi.

Kami bertahan sampai tengah hari, ketika Atticus pulang untuk makan

dan menceritakan bahwa mereka melewatkan sepanjang pagi untuk

memilih juri. Setelah makan, kami menjemput Dill dan berangkat ke kota.

Acaranya sungguh meriah. Karena tak ada lagi tempat yang tersisa di

pagar penambatan umum, keledai dan gerobak diparkir di bawah setiap

pohon yang berdiri. Halaman gedung pengadilan dipenuhi dengan warga

yang berpesta piknik di atas hamparan koran, menelan biskuit dan sirop

dengan susu hangat dari poci. Beberapa orang menggerogoti ayam dingin

dan potongan daging goreng dingin. Yang lebih berada melarutkan

makanan dengan Coca-Cola dalam gelas bel. Anak-anak kecil dengan

wajah berminyak bermain cambuk-cambukan di antara kerumunan, dan

bayi-bayi makan siang dengan menyusu di dada ibu mereka.

Di ujung halaman itu, orang-orang Negro duduk tanpa bersuara dalam

paparan sinar matahari, memakan sarden, biskuit, dan Nehi Cola yang

bercita rasa lebih kuat. Mr. Dolphus Raymond duduk bersama mereka.

"Jem," kata Dill, "dia minum dari kantong."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 321

Mr. Dolphus Raymond memang sepertinya melakukan itu: ada dua sedotan

kuning dari mulutnya ke kedalaman kantong kertas cokelat.

"Belum pernah kulihat orang berbuat begitu,' gumam Dill. "Bagaimana

supaya isinya tidak keluar?"

Jem tertawa. "Di dalamnya ada botol Coca-Cola berisi wiski. Dia berbuat

begitu supaya tidak merisaukan kaum wanita. Lihat saja sendiri nanti, dia

akan menghirup minuman itu sepanjang sore, lalu dia akan keluar

sebentar dan mengisinya lagi."

"Mengapa dia duduk bersama orang kulit hitam?"

"Selalu begitu. Dia lebih suka mereka daripada kita, kukira. Dia tinggal

sendirian, jauh di dekat perbatasan county. Istrinya berkulit hitam dan

anaknya blasteran. Nanti kutunjukkan anaknya kalau bertemu."

"Dia tidak kelihatan seperti sampah," kata Dill.

"Memang bukan, dia memiliki satu sisi tepi sungai di sana, dan dia juga

berasal dari keluarga yang sudah tua."

"Lalu, mengapa dia berbuat seperti itu?"

"Memang begitu orangnya," kata Jem. "Katanya, dia tak pernah pulih dari

kejadian pada pesta pernikahannya. Dia semestinya menikah dengan salah

seorang wanita Spencer, rasanya. Mereka akan mengadakan pesta besar,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 322

tetapi gagal setelah ge-ladi resik, pengantin perempuan naik ke lantai dua

dan menembak kepalanya sendiri. Senapan. Dia menarik picunya dengan

jari kaki."

"Apa ada yang tahu penyebabnya?"

"Tidak," kata Jem, "tak ada yang tahu persis mengapa, kecuali Mr. Dolphus.

Katanya, karena calon istrinya tahu tentang perempuan kulit hitam ke-

kasihnya. Mr. Dolphus menyangka bisa tetap berhubungan dengan

perempuan itu sekaligus menikah juga. Sejak saat itu, dia jadi pemabuk.

Tapi, tahu tidak, dia baik sekali pada anak-anak itu"

"Jem," tanyaku, "anak blasteran itu apa?"

"Setengah kulit putih, setengah kulit hitam. Kau sudah pernah lihat, Scout.

Kau tahu kan yang berambut merah keriting yang mengantar barang ke

toko kelontong. Dia setengah kulit putih. Mereka menyedihkan sekali."

"Menyedihkan bagaimana?"

"Mereka tidak masuk ke golongan mana pun. Orang kulit berwarna tak

mau menerima mereka karena mereka setengah putih; orang kulit putih

tak mau menerima mereka karena mereka berwarna, jadi mereka di

tengah-tengah, tidak masuk ke mana-mana. Nah, tetapi Mr. Dolphus, kata

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 323

orang, dia mengirim dua dia antara anaknya ke utara. Penduduk utara tak

berkeberatan dengan anak blasteran. Nah, itu dia salah satunya."

Seorang anak lelaki kecil memegang tangan seorang perempuan Negro

berjalan ke arah kami. Dia tampak sepenuhnya Negro bagiku: kulitnya

sangat cokelat dengan hidup pesek dan gigi indah. Kadang, dia melompat-

lompat riang, tetapi perempuan Negro itu menyentakkan tangannya untuk

menghentikannya.

Jem menunggu sampai mereka melewati kami. "Itu salah satu yang kecil,"

katanya.

"Bagaimana bisa tahu?" tanya Dill. "Kupikir dia kulit hitam biasa."

"Kadang memang tidak bisa, kecuali kau kenal siapa mereka. Tetapi dia

jelas-jelas setengah Raymond."

"Tapi, tahu dari mana?" tanyaku.

"Sudah kubilang, Scout, kau akan tahu dengan melihat mereka."

"Kalau begitu, dari mana kau tahu kita bukan Negro?"

"Kata Paman Jack Finch, kita tidak benar-benar tahu. Katanya, sejauh yang

bisa dia telusuri dari leluhur keluarga Finch, kita bukan Negro, tetapi cuma

dari pengetahuannya. Kita bisa saja berasal dari Etiopia semasa Perjanjian

Lama."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 324

"Yah, kalau kita berasal dari Afrika semasa Perjanjian Lama, itu sudah lama

sekali, tidak ada pengaruhnya lagi."

"Aku juga berpikir begitu," kata Jem, "tetapi di sekitar ini, begitu kita punya

setetes darah Negro, itu berarti kita sepenunya kulit hitam. Hei, lihat"

Ada isyarat tak terlihat yang membuat para penyantap makan siang di

blok itu bangkit dan membuang sisa-sisa koran, selotip, dan kertas

pembungkus. Anak-anak menyongsong ibu mereka, bayi-bayi digendong di

pinggul, sementara para lelaki dengan topi bernoda keringat

mengumpulkan keluarga mereka dan menggiringnya melewati pintu

pengadilan. Di ujung halaman, orang-orang Negro dan Mr. Dolphus

Raymond berdiri dan menepuk-nepuk celana mereka. Hanya sedikit

perempuan dan anak-anak di antara mereka, yang sepertinya

membuyarkan suasana liburan. Mereka menunggu de-

ngan sabar di pintu, di belakang keluarga berkulit putih.

"Ayo kita masuk," kata Dill.

"Jangan, sebaiknya kita tunggu sampai mereka masuk, Atticus mungkin

tidak suka kalau dia melihat kita," kata Jem.

Gedung pengadilan Maycomb County samar-samar mengingatkan orang

pada Arlington karena satu aspek: tiang beton yang menyokong atap

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 325

selatan terlalu besar untuk bebannya yang ringan. Hanya tiang-tiang itu

yang tersisa ketika gedung aslinya terbakar pada 1865. Gedung baru

dibangun mengitari tiang itu. Atau lebih tepat, dibangun meskipun ada

tiang itu. Kecuali teras selatan, gedung pengadilan Maycomb County

bergaya Victorian awal, menyajikan pemandangan yang tidak

mengecewakan jika Dillhat dari utara. Namun, dari sisi yang berkebalikan,

tiang-tiang bulat bergaya Yunani bertabrakan dengan menara jam besar

dari abad kesembilan yang menampung pengukur waktu berkarat dan tak

bisa diandalkan, pemandangan yang menunjukkan tekad warga untuk

mempertahankan setiap pernik fisik masa lalu.

Untuk mencapai ruang pengadilan di lantai dua, kami harus melewati

beberapa relung county yang tidak tersentuh sinar matahari: penilai pajak,

pengumpul pajak, juru tulis county, pengacara county, juru tulis keliling,

hakim waris, semuanya berkantor dalam kerangkeng-kerangkeng yang

sejuk dan temaram, yang berbau seperti buku catatan busuk bercampur

semen tua yang lembap dan urine

basi. Lampu perlu dinyalakan pada siang hari; selalu ada selapis debu pada

papan lantai yang kasar. Penghuni kantor-kantor ini adalah makhluk yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 326

cocok dengan lingkungannya: lelaki-lelaki pendek berwajah kelabu yang

tampaknya lama tak tersentuh matahari atau angin.

Kami tahu ada banyak orang, tetapi kami tak menyangka seabrek orang

berjejalan di aula lantai satu. Aku terpisah dari Jem dan Dill, tetapi terus

berjalan ke dinding dekat tangga, tahu Jem akan menjemputku pada

akhirnya. Kudapati diriku di tengah-tengah Klub Pemalas, dan berupaya

supaya tak mengganggu mereka. Klub Pemalas adalah sekelompok orang

tua berkemeja putih, bercelana khaki dengan tali selempang, yang

melewatkan hidup mereka tanpa melakukan apa-apa dan melewatkan hari

tua melakukan hal yang sama di bangku pinus di bawah pohon ek di alun-

alun. Menurut Atticus, mereka adalah kritikus yang awas tentang urusan

gedung pengadilan; mereka menguasai hukum sebaik Hakim Agung

sebagai akibat dari pengamatan selama tahun-tahun yang panjang.

Biasanya hanya mereka yang menjadi penonton di pengadilan, dan hari ini

mereka tampak jengkel dengan gangguan bagi rutinitas mereka yang

nyaman. Ketika berbicara, suara mereka terdengar seperti orang penting

tetapi santai. Percakapannya membahas ayahku.

"... pikirnya dia tahu apa yang dia lakukan," kata seorang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 327

"Ah, aku tak sepakat," kata yang lain. "Atticus Finch adalah pembaca yang

serius, pembaca yang

sangat serius."

"Dia memang membaca, cuma itu yang dia lakukan," Klub itu terkekeh.

"Aku beri tahu sekarang Bill," orang ketiga berkata, "kau tahu pengadilan

menunjuk dia untuk membela nigger ini."

"Iya, tetapi Atticus ingin membela dia. Itu yang aku tak suka."

Ini berita baru, berita yang memberikan pandangan berbeda tentang

situasi ini: Atticus wajib melakukannya, mau tidak mau. Kupikir aneh juga

dia tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini kepada kami kami bisa

memanfaatkannya berkali-kali saat membelanya dan membela kami. Dia

wajib, karena itulah dia melakukannya, berarti lebih sedikit perkelahian

dan lebih sedikit pertengkaran. Akan tetapi, apakah itu menjelaskan sikap

warga kota? Pengadilan menunjuk Atticus untuk membelanya. Atticus

ingin membelanya. Itu yang mereka tidak sukai. Membingungkan.

Orang-orang Negro, setelah menunggu orang kulit putih naik, mulai

masuk. "Eh, eh, tunggu dulu," kata seorang anggota klub, mengacungkan

tongkat berjalannya. "Jangan naik dulu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 328

Anggota Klub mulai naik dengan sendi kaku dan berpapasan dengan Dill

dan Jem yang turun mencariku. Mereka berkelit melewati dan Jem berseru,

"Scout, ayo, sudah tak ada kursi lagi. Kita harus berdiri."

"Lihat ke sana," katanya jengkel, ketika orang-orang berkulit hitam naik ke

atas. Orang-orang tua

di hadapan mereka akan mengambil sebagian besar ruang berdiri. Kami

tak beruntung dan semuanya salahku, kata Jem. Kami berdiri dengan

merana di dekat dinding.

"Kalian tidak bisa masuk?" Pendeta Sykes memandang kami, membawa

topi hitam.

"Hai, Pak Pendeta," kata Jem. "Tidak, Scout mengacaukan kami."

"Coba kita lihat apa yang bisa kita lakukan." Pendeta Sykes beringsut-

ingsut ke atas. Beberapa saat kemudian, dia kembali. "Di bawah sudah tak

ada tempat duduk. Kalian tidak apa-apa kalau naik ke balkon bersamaku?"

"Mau," kata Jem. Dengan sukacita, kami berlari mendahului Pendeta Sykes

ke lantai atas ruang pengadilan. Di sana, kami menaiki tangga beratap dan

menunggu di pintu. Pendeta Sykes datang terengah-engah di belakang

kami, dan mengarahkan kami dengan lembut menembus orang kulit hitam

di balkon. Empat orang Negro bangkit dan memberi kami kursi terdepan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 329

Balkon Kulit Hitam terletak pada tiga dinding ruang pengadilan, bagai

beranda lantai dua, dan dari situ kami bisa melihat semuanya.

Juri duduk di sebelah kiri, di bawah jendela-jendela panjang. Sosok-sosok

mereka yang terbakar matahari dan jangkung menunjukkan bahwa

mereka semua sepertinya petani, tetapi ini wajar: warga kota jarang

menjadi juri, mereka biasanya gagal atau diizinkan tidak ikut. Satu atau

dua juri

samar-samar tampak seperti Cunningham yang berpakaian bagus. Pada

tahap ini, mereka duduk tegak dan waspada.

Jaksa wilayah dan seorang lelaki lain duduk semeja, sementara Atticus dan

Tom Robinson duduk di meja yang lain, mereka membelakangi kami. Buku

cokelat dan beberapa sabak kuning terlihat di meja jaksa wilayah; meja

Atticus kosong.

Di dalam pagar yang memisahkan penonton dari sidang pengadilan, saksi

duduk di kursi beralas kulit. Mereka membelakangi kami.

Hakim Taylor duduk di meja hakim, mirip hiu tua yang mengantuk,

sementara ikan pengikutnya menulis dengan cepat di depannya. Hakim

Taylor mirip dengan sebagian besar hakim yang pernah kulihat: ramah,

berambut putih, berwajah kemerahan, dia lelaki yang memimpin

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 330

pengadilan dengan infor-malitas yang menggelisahkan dia kadang

menumpangkan kaki ke meja, dia sering membersihkan kuku dengan

pisau saku. Dalam pengadilan tak resmi yang panjang, terutama setelah

makan, dia memberi kesan sedang terkantuk-kantuk. Ketika seorang

pengacara pernah dengan sengaja mendorong setumpuk buku ke lantai

dalam sebuah upaya putus asa untuk membangunkannya, Hakim Taylor

bergumam tanpa membuka mata, "Mr. Whitley, kalau melakukan itu lagi,

kudenda kau seratus dolar."

Dia orang yang menguasai hukum, dan meskipun tampak menganggap

santai pekerjaannya, sebenarnya dia tahu persis tentang kasus yang

diajukan ke hadapannya. Hanya sekali Hakim Taylor

tampak diam terpaku di pengadilan terbuka, dan keluarga Cunningham

menghentikannya. Old Sarum, tanah mereka, didiami oleh dua keluarga

yang terpisah sejak awal, tetapi sayangnya memiliki nama yang sama.

Keluarga Cunningham menikahi keluarga Coningham sampai-sampai

pengejaan namanya bersifat akademis saja hingga seorang Cunningham

menyengketakan seorang Coningham untuk akta tanah dan dibawa ke

meja hukum. Selama kontroversi ini, Jeems Cunningham bersaksi bahwa

ibunya mengeja namanya Cunningham pada akta dan dokumen lain,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 331

tetapi sebenarnya wanita itu seorang Coningham yang tidak mahir

mengeja, jarang membaca, dan biasa melamun ketika duduk malam-

malam di beranda depan rumahnya. Setelah sembilan jam mendengarkan

keeksentrikan para penghuni Old Sarum, Hakim Taylor mengeluarkan

kasus itu dari pengadilan. Ketika ditanya atas dasar apa, Hakim Taylor

berkata, "Konspirasi," dan menyatakan dia berharap kepada Tuhan bahwa

para penuntut merasa puas setelah setiap pihak dapat mengungkapkan

keinginannya di depan umum. Mereka memang puas. Memang hanya itu

yang mereka inginkan sejak awal.

Hakim Taylor memiliki satu kebiasaan menarik. Dia mengizinkan orang

merokok di ruang pengadilannya, tetapi dia sendiri tidak merokok: kadang,

jika beruntung, seseorang bisa menontonnya meletakkan sebatang cerutu

kering yang panjang ke mulutnya, dan mengunyahnya perlahan-lahan.

Sedikit demi sedikit, cerutu yang tidak dinyalakan itu

menghilang, dan muncul lagi beberapa jam kemudian sebagai adonan licin,

esensinya terekstraksi dan bercampur dengan getah pencernaan Hakim

Taylor. Aku pernah bertanya kepada Atticus, bagaimana Mrs. Taylor bisa

tahan berciuman dengannya, tetapi kata Atticus mereka tidak sering

berciuman.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 332

Kursi saksi terletak di sebelah kanan Hakim Taylor, dan ketika kami duduk,

Mr. Heck Tate sudah duduk di sana.

Tujuh Belas

"Jem," kataku, "yang duduk di sana itu keluarga Ewell?"

"Sst," kata Jem, "Mr. Heck Tate sedang bersaksi."

Mr. Tate berpakaian rapi untuk acara ini. Dia mengenakan setelan bisnis

biasa, yang membuatnya mirip-mirip dengan lelaki lain: tak ada lagi sepatu

bot tinggi, jaket penebang kayu, dan ikat pinggang bertatah peluru. Sejak

saat itu, dia tak lagi membuatku takut. Dia duduk menyondongkan diri di

kursi saksi, tangannya menangkup di antara lutut, menyimak jaksa

wilayah.

Pengacaranya, Mr. Gilmer, tidak terlalu kami kenal. Dia berasal dari

Abbottsville; kami melihatnya hanya saat pengadilan berlangsung, dan itu

jarang, karena pengadilan tidak menarik bagiku dan Jem. Lelaki yang

mulai botak dan berwajah mulus itu mungkin berusia 40 hingga 60an

tahun. Meskipun membelakangi, kami tahu pada salah satu matanya

terdapat suatu kekurangan yang dimanfaatkannya: dia kelihatan seperti

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 333

sedang memandangi seseorang, padahal sebenarnya tidak, jadi dia

menyulitkan juri dan saksi. Juri, menyangka mereka diamati lekat-lekat,

diperhatikan dengan saksama; demikian

pula para saksi, mereka menyangka hal yang sama.

"... dengan kata-kata Anda sendiri, Mr. Tate," kata Mr. Gilmer.

"Ya," kata Mr. Tate, menyentuh kacamatanya dan berbicara ke lututnya,

"saya dipanggil"

"Bisakah Anda berbicara kepada juri, Mr. Tate? Terima kasih. Siapa yang

memanggil Anda?"

Mr. Tate berkata, "Saya dijemput Bob oleh Mr. Bob Ewell di sana, pada

suatu malam"

"Malam kapan, Sir?"

Mr. Tate berkata. "Malam tanggal 21 November. Saya sedang bersiap-siap

meninggalkan kantor untuk pulang ketika B Mr. Ewell masuk, sangat

gelisah, dan memintaku cepat ke rumahnya, seorang nigger memerkosa

putrinya."

"Anda ke sana?" "Tentu. Masuk ke mobil dan ke sana secepat mungkin."

"Dan apa yang Anda temukan?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 334

"Menemukan gadis itu berbaring di lantai di tengah-tengah ruang depan,

yang di sebelah kanan kalau dari depan. Dia dipukuli cukup parah, tetapi

saya mengangkatnya berdiri dan membasuh wajahnya dengan air dari

ember di pojok ruangan dan mengatakan padanya bahwa dia baik-baik

saja. Saya bertanya siapa yang menyakitinya dan dia menjawab, Tom

Robinson"

Hakim Taylor, yang sedari tadi memerhatikan kukunya, mengangkat

kepala seolah-olah menduga akan ada keberatan, tetapi Atticus diam.

"bertanya apakah Tom yang memukulinya, dia

mengiyakan. Saya tanya apakah Tom menodainya, dan dia mengiyakan.

Jadi, saya pergi ke rumah Robinson dan membawanya kembali. Dia

mengidentifikasi Tom sebagai pelaku, jadi saya menahan Tom. Itulah yang

terjadi."

"Terima kasih," kata Mr. Gilmer. Hakim Taylor b erkata, "Ada pertanyaan,

Atticus?"

"Ada," jawab ayahku. Dia sedang duduk di belakang mejanya; kursinya

miring ke satu sisi, kakinya bersilang dan satu lengannya bersandar pada

bagian belakang kursi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 335

"Anda memanggil dokter, Sheriff? Apakah ada yang memanggil dokter?"

tanya Atticus.

"Tidak, Sir," kata Mr. Tate.

"Tidak memanggil dokter?"

"Tidak, Sir," ulang Mr. Tate.

"Kenapa tidak?" Ada ketajaman dalam suara Atticus.

"Ya, saya bisa ungkapkan mengapa saya tidak menelepon. Memang tidak

perlu, Mr. Finch. Cederanya sangat parah. Pasti terjadi sesuatu, sudah

jelas."

"Tetapi Anda tidak memanggil dokter? Selagi Anda di sana, adakah orang

yang menyuruh orang lain memanggil, menjemput, atau membawa gadis

itu ke dokter?"

"Tidak, Sir"

Hakim Taylor menyela. "Dia sudah menjawab pertanyaannya tiga kali,

Atticus. Dia tidak memanggil dokter."

Atticus berkata, "Saya hanya ingin memastikan, Pak Hakim," dan si hakim

tersenyum.

Tangan Jem, yang sedang mencengkeram pagar balkon makin erat. Tiba-

tiba dia menarik napas. Menoleh ke bawah, aku tak melihat penyebabnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 336

Aku jadi bertanya-tanya apakah Jem hanya bertingkah. Dill menonton

dengan tenang, begitu pula Pendeta Sykes di sampingnya. "Ada apa?"

bisikku, dan mendapat jawaban singkat, "sst!"

"Sheriff," Atticus berkata, "menurut Anda, cederanya parah. Separah apa?'

"Yah"

"Ceritakan saja cederanya, Heck."

"Yah, dia dipukuli di kepala. Sudah ada memar yang muncul di lengannya,

dan itu terjadi sekitar tiga puluh menit sebelum"

"Dari mana Anda tahu?" Mr. Tate menyeringai. "Maaf, itu menurut mereka.

Kembali lagi, badannya sudah lebam-lebam waktu saya sampai, dan

matanya akan membiru."

"Mata yang mana?" Mr. Tate mengedip dan menyisir rambutnya dengan

tangan. "Coba saya ingat-ingat," katanya lirih, lalu memandang Atticus

seolah-olah dia menganggap pertanyaan itu kekanak-kanakan.

"Anda tidak ingat?" tanya Atticus. Mr. Tate menunjuk ke sosok tak terlihat

yang berada sepuluh senti di hadapannya dan berkata, "Yang kiri."

"Tunggu, Sheriff," kata Atticus. "Bagian kiri yang menghadapmu, atau

bagian kirimu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 337

Mr. Tate berkata, "Oh, iya, itu berarti bagian kanan dia. Mata kanan dia,

Mr. Finch. Saya ingat sekarang, wajahnya cedera pada bagian itu

Mr. Tate berkedip lagi, seolah-olah sesuatu tiba-tiba tampak jelas baginya.

Lalu, dia memutar kepala dan menoleh kepada Tom Robinson. Seolah-olah

karena insting, Tom Robinson mengangkat kepala.

Sesuatu juga menjadi jelas bagi Atticus, dan hal itu membuatnya berdiri.

"Sheriff, tolong ulangi perkataan Anda tadi."

"Mata kanannya, tadi saya bilang."

"Bukan...." Atticus berjalan ke meja notulis pengadilan dan membungkuk

pada tangan yang menulis secepat kilat. Tangan itu berhenti, membalik

notes catatan itu, dan si notulis pengadilan berkata, '"Mr. Finch. Saya ingat

sekarang, wajahnya cedera pada bagian itu.'"

Atticus memandang Mr. Tate. "Sisi yang mana, Heck?"

"Sisi kanan, Mr. Finch, tetapi memarnya lebih banyak Anda ingin

mendengar tentang itu?"

Atticus tampaknya sedang mempertimbangkan untuk mengajukan

pertanyaan lain, tetapi mengurungkannya dan berkata, "Ya, di bagian

mana lagi cederanya?" selagi Mr. Tate menjawab, Atticus berbalik dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 338

menatap Tom Robinson, seolah-olah berkata ini adalah sesuatu yang tak

mereka sang-ka-sangka.

"... lengannya memar, dan dia menunjukkan lehernya kepadaku. Jelas ada

tanda jari pada ke-

rongkongannya"

"Di sekeliling lehernya? Di tengkuknya?"

"Menurut saya, sampai sekeliling lehernya, Mr. Finch."

"Menurut Anda begitu?"

"Ya, Sir, lehernya kecil, siapa saja bisa memegangnya dengan"

"Tolong jawab pertanyaan saya dengan ya atau tidak, Sheriff," kata Atticus

datar, dan Mr. Tate terdiam.

Atticus duduk dan mengangguk kepada jaksa wilayah, yang menggeleng

kepada hakim, yang mengangguk kepada Mr. Tate, yang berdiri kaku dan

turun dari kursi saksi.

Di bawah kami, kepala berputar, kaki bergeser di lantai, bayi dipindahkan

ke bahu, dan beberapa orang anak berlari keluar ruang pengadilan. Orang-

orang Negro di belakang kami berbisik-bisik lirih; Dill sedang bertanya

kepada Pendeta Sykes apa makna semua itu, tetapi Pendeta Sykes berkata

dia tidak tahu. Sejauh ini, semuanya benar-benar membosankan: tak ada

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 339

yang membentak, tak ada pertengkaran di antara pengacara pihak yang

berlawanan, tak ada drama; kekecewaan besar bagi para hadirin,

tampaknya. Atticus mengajukan pertanyaan dengan ramah, seolah-olah

sedang menangani kasus persengketaan akta. Dengan kemampuannya

yang tak terbatas untuk menenangkan lautan bergolak, dia dapat

membuat kasus pemerkosaan sekering khotbah. Lenyaplah kengerian

dalam benakku tentang wiski basi dan bau peternakan,

tentang lelaki garang bermata mengantuk, tentang suara serak yang

memanggil dalam keheningan malam, "Mr. Finch? Mereka sudah pergi?"

Mimpi buruk kami sudah lenyap bersama cahaya matahari, segala sesuatu

akan beres.

Semua penonton sama santainya dengan Hakim Taylor, kecuali Jem.

Mulutnya melengkung menjadi setengah seringai penuh makna, matanya

bersinar gembira, dan dia mengatakan sesuatu tentang bukti pendukung,

yang membuatku yakin bahwa dia sedang pamer.

"... Robert E. Lee Ewell!" Menyahut suara kerani yang menggelegar, seorang

lelaki kecil yang bersikap seperti ayam jago bangkit dan berjalan ke kursi

saksi, tengkuknya memerah ketika mendengar namanya disebut. Ketika dia

berbalik untuk bersumpah, kami melihat bahwa wajahnya berwarna

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 340

semerah lehernya. Kami juga melihat bahwa namanya tidak mencerminkan

sosoknya. Rambut yang baru dikeramas berdiri dari keningnya; hidungnya

kurus, runcing, dan berkilau; dia tak punya daguؤagunya seperti menjadi

bagian lehernya yang bergelambir.

"tolonglah saya Tuhan," dia berkokok. Setiap kota seukuran Maycomb

memiliki keluarga seperti Ewell. Fluktuasi ekonomi tak pernah mengubah

status mereka orang-orang seperti anggota keluarga Ewell selalu disantuni

pemerintah, baik dalam kemakmuran maupun dalam krisis. Tak ada

petugas sekolah yang dapat menyuruh anak-anaknya yang banyak itu

bersekolah; tak ada pe-

tugas kesehatan umum yang dapat membebaskan mereka dari cacat

bawaan, cacingan, dan penyakit yang berasal dari lingkungan kotor.

Keluarga Ewell dari Maycomb tinggal di belakang tempat pembuangan

sampah kota di rumah yang dulunya kabin orang Negro. Dinding kayu

kabin dilapisi dengan lembaran besi kasar, atapnya ber-genting tatanan

kaleng timah yang dipalu supaya rata. Dillhat sekilas, semua orang akan

tahu bentuk asli kabin itu: persegi, dengan empat kamar kecil yang

menghadap ke ruang tengah yang beranta-kan, berdiri canggung di atas

empat gundukan batu gamping yang tak beraturan. Jendelanya hanyalah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 341

lubang pada dinding, yang pada musim panas ditutupi dengan secarik

kain katun tipis berminyak untuk mencegah masuknya berbagai hama

pemakan sampah Maycomb.

Hama-hama itu hanya mendapat sedikit makanan karena setiap hari

keluarga Ewell memulung sampah habis-habisan, dan buah pekerjaan

mereka (sisa sampah yang tidak dimakan) membuat petak tanah di sekitar

kabin itu seperti rumah bermain seorang anak gila: pagarnya adalah

potongan ranting, sapu, dan gagang perkakas, di beberapa bagian, kepala

palu berkarat, kepala garu yang bergigi miring, pacul, kapak, dan sabit,

mencuat di tengah jalinan kawat berduri. Halaman di dalam pagar itu

kotor dan dipenuhi sisa-sisa mobil Ford Model-T, kursi dokter gigi

buangan, peti es kuno, dan berbagai pernak-pernik: sepatu tua, radio meja

usang, pigura, stoples, dan di bawahnya ayam-ayam kurus

berwarna Jingga mematuk-matuk penuh harap.

Namun, salah satu pojok halamannya mengherankan Maycomb. Berbaris

di dekat pagar adalah enam ember sampah dari enamel retak, ditumbuhi

bunga geranium merah cerah, dirawat dengan penuh kelembutan bagaikan

bunga milik Miss Maudie Atkinson, andaikan Miss Maudie mau

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 342

mengizinkan geranium tumbuh di halamannya. Kata orang, bunga-bunga

ini milik Mayella Ewell.

Tak ada yang tahu pasti ada seberapa banyak anak di tempat itu. Ada yang

bilang enam, ada yang bilang sembilan; selalu ada beberapa anak berwajah

kotor yang melongok di jendela saat seseorang lewat. Tak ada yang lewat di

situ kecuali pada hari Natal, yaitu ketika gereja-gereja mengirimkan

keranjang bantuan, dan ketika walikota Maycomb meminta kami untuk

membantu pengangkut sampah dengan membuang pohon dan sampah

kami sendiri.

Pada hari Natal yang lalu, Atticus mengajak kami ke sana untuk mematuhi

permintaan walikota. Jalan tanah terentang dari jalan raya, melewati

tempat pembuangan itu, hingga ke permukiman Negro sekitar lima ratus

meter lebih jauh dari kabin keluarga Ewell. Untuk kembali ke jalan raya,

mobil harus mundur atau terus sampai ke ujung jalan baru memutar;

kebanyakan orang memutar di halaman depan rumah-rumah orang Negro.

Dalam senja Desember yang membeku, kabin mereka tampak rapi dan

apik, dengan asap biru muda naik dari cerobong dan pintu berpendar

merah dari api di dalam. Aroma

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 343

lezat menggantung di udara: ayam, daging asap yang digoreng kering

seperti udara senja. Aku dan Jem mengendus bau masakan tupai, tetapi

perlu orang pedesaan tua seperti Atticus untuk membedakan possum dan

kelinci, aroma-aroma yang hilang ketika kami kembali melaju melewati

kediaman Ewell.

Yang dimiliki lelaki kecil di kursi saksi itu yang membuatnya lebih baik

daripada para tetangga terdekatnya adalah, jika digosok dengan sabun

alkali dalam air sangat panas, kulitnya berwarna putih.

"Mr. Robert Ewell?" tanya Mr. Gilmer.

"Itu namaku, Kapten," kata sang saksi. Punggung Mr. Gilmer menjadi

sedikit lebih kaku, dan aku merasa kasihan padanya. Mungkin aku

sebaiknya menjelaskan sesuatu sekarang. Aku mendengar bahwa anak

pengacara, setelah melihat orangtua mereka di pengadilan pada saat terjadi

perdebatan sengit, sering mendapat kesan yang salah: mereka berpikir

bahwa pengacara lawan adalah musuh pribadi orangtuanya, mereka

menderita, dan terkejut melihat orangtua mereka sering keluar

bergandengan tangan dengan para penyiksa mereka pada waktu istirahat.

Ini tidak berlaku bagiku dan Jem. Kami tidak pernah mendapat trauma

karena menonton ayah kami menang ataupun kalah. Maafkan aku karena

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 344

tak bisa menyajikan drama apa pun dalam hal ini; kalau aku mau

melakukannya, tentu itu tidak benar. Namun, kami bisa tahu kapan

sebuah debat menjadi lebih dijiwai emosi daripada bersifat profesional,

tetapi kami mendapatkan ke-

mampuan ini dari menonton pengacara-pengacara selain ayah kami.

Seumur hidup aku tak pernah mendengar Atticus melantangkan suaranya,

kecuali untuk saksi yang tuli. Mr. Gilmer sedang melaksanakan tugasnya,

demikian pula Atticus. Lagi pula, Mr. Ewell adalah saksi untuk Mr. Gilmer,

dan tidak masuk akal kalau dia bersikap tidak sopan padanya.

"Apakah Anda ayah Mayella Ewell?" adalah pertanyaan berikutnya.

"Yah, kalaupun bukan saya, saya tak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang,

ibunya sudah mati," adalah jawabannya.

Hakim Taylor terusik. Dia berputar perlahan di kursi putarnya dan

memandang dengan lembut pada saksi. "Apakah Anda ayah Mayella

Ewell?" tanyanya, dengan cara yang membungkam derai tawa di bawah

kami.

"Ya, Sir," Mr. Ewell berkata malas. Hakim Taylor melanjutkan dengan nada

ramah, "Ini pertama kali Anda di pengadilan? Saya tak ingat pernah

melihat Anda di sini." Ketika saksi mengangguk, dia melanjutkan, "Baiklah,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 345

kita luruskan perkaranya sekarang. Tak boleh ada lagi spekulasi tidak

senonoh tentang topik apa pun dari siapa pun dalam ruang pengadilan ini

selama saya duduk di sini. Anda mengerti?"

Mr. Ewell mengangguk, tetapi menurutku dia tak mengerti. Hakim Taylor

menghela napas dan berkata, "Baik, Mr. Gilmer?"

"Terima kasih, Sir. Mr. Ewell, bisakah Anda menceritakan dengan kata-kata

Anda sendiri apa

yang terjadi pada malam tanggal 21 November?"

Jem menyeringai dan mendorong rambutnya ke belakang. Dalam kata-kata

Anda sendiri adalah ciri khas Mr. Gilmer. Kami sering bertanya-tanya,

memangnya Mr. Gilmer takut saksinya menggunakan kata-kata siapa?

"Ya, pada malam tanggal 21 November, saya pulang dari hutan dengan

setumpuk kayu bakar dan ketika sampai di pagar, saya mendengar Mayella

menjerit di dalam rumah seperti babi tertusuk"

Di sini Hakim Taylor mendelik tajam kepada saksi dan rupanya

memutuskan tidak ada maksud buruk dalam spekulasi saksi, karena sesaat

kemudian Hakim Taylor diam, mengantuk.

"Kapan itu, Mr. Ewell?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 346

"Tepat sebelum matahari terbenam. Yah, seperti yang saya bilang, Mayella

sedang menjerit cukup kuat untuk mengalahkan Yesus" satu delikan lagi

dari kursi hakim membuat Mr. Ewell terdiam.

"Benar begitu? Dia sedang menjerit?" kata Mr. Gilmer.

Mr. Ewell memandang kepada hakim bingung. "Ya, teriakan Mayella

berisik sekali jadi saya tinggalkan kayu itu dan berlari secepat mungkin

tetapi menabrak pagar, dan ketika saya bisa melepaskan diri, saya berlari

ke jendela dan melihat" wajah Mr. Ewell memerah. Dia berdiri dan

menuding Tom Robinson, "saya melihat nigger hitam itu memerkosa

Mayella-ku!"

Ruang pengadilan Hakim Taylor biasanya begitu tenang, sehingga dia

jarang sekali menggunakan

palunya, tetapi sekarang dia mengetukkan palunya selama lima menit

penuh. Atticus berdiri di hadapan meja hakim dan mengatakan sesuatu

kepadanya, Mr. Heck Tate sebagai petugas keamanan tertinggi di county

berdiri di tengah lorong menenangkan ruang pengadilan yang penuh

sesak. Di belakang kami, terdengar erangan marah dari orang-orang kulit

hitam.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 347

Pendeta Sykes mencondongkan tubuh di depan aku dan Dill, menarik sikut

Jem. "Mr. Jem," katanya, "sebaiknya kau membawa Miss Jean Louise pulang.

Mr. Jem, kaudengar?"

Jem menoleh. "Scout, pulanglah. Dill, kau dan Scout pulang."

"Kau harus memaksaku dulu," kataku, mengingat nasihat Atticus yang

memberi berkah.

Jem merengut marah padaku, lalu berkata kepada Pendeta Sykes, "Saya

rasa tidak apa-apa, Pendeta, dia tidak paham."

Aku sungguh tersinggung. "Aku mengerti, aku bisa mengerti apa pun yang

kau mengerti."

"Ah, diamlah. Dia tak mengerti, Pendeta, umurnya belum sembilan tahun."

Mata hitam Pendeta Sykes menatap kami dengan cemas. "Mr. Finch tahu

kalian di sini? Yang terjadi di sini tidak pantas untuk Miss Jean Louise

ataupun kalian."

Jem menggeleng. "Atticus tidak bisa melihat kami dari jarak sejauh ini. Tak

apa-apa, Pendeta."

Aku tahu Jem akan menang karena aku tahu tak ada satu pun yang bisa

membuatnya pergi se-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 348

karang. Aku dan Dill aman, untuk beberapa lama: Atticus bisa saja melihat

kami dari tempatnya, kalau dia berusaha melihat.

Sementara Hakim Taylor memukulkan palunya, Mr. Ewell duduk puas di

kursi saksi, menonton hasil karyanya. Dengan satu frasa, dia telah

mengubah para pelaku tamasya yang gembira menjadi kerumunan yang

merajuk, tegang, dan saling berkasak-kusuk, yang perlahan-lahan

terhipnotis oleh ketukan palu yang semakin melemah sampai satu-satunya

suara dalam ruang pengadilan adalah ting-ting-ting samar: seolah-olah

sang hakim mengetuk meja dengan pensil.

Kembali menguasai ruang pengadilan, Hakim Taylor bersandar pada kursi.

Mendadak dia tampak lelah; usianya terlihat, dan aku berpikir tentang

perkataan Atticus dia dan Mrs. Talyor jarang berciuman usianya pasti

hampir tujuh puluh tahun.

"Ada permintaan," kata Hakim Taylor, "bahwa ruang pengadilan ini

dikosongkan dari penonton, atau setidaknya wanita dan anak-anak,

permintaan yang sementara ini ditolak. Orang biasanya melihat apa yang

mereka cari, dan mendengar apa yang mereka simak, dan mereka berhak

membiarkan anak-anaknya mendengar, tetapi aku bisa menjamin satu hal:

kalian akan menerima apa yang kalian lihat dan dengar tanpa bersuara

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 349

atau kalian harus meninggalkan ruang pengadilan ini, tetapi kalian baru

meninggalkan ruang ini setelah kalian semua menghadapku dengan

tuntutan penghinaan terhadap pengadilan. Mr. Ewell, Anda akan menjaga

kesaksian

Anda dalam batasan penggunaan bahasa Inggris Kristiani, jika itu

mungkin. Lanjutkan, Mr. Gilmer."

Mr. Ewell mengingatkan aku pada orang bisu-tuli. Aku yakin dia tak

pernah mendengar perkataan Hakim Taylor yang ditujukan kepadanya

mulutnya berjuang diam-diam dengan perkataan itu tetapi pengaruhnya

tampak pada wajahnya. Kepuas-an memudar, digantikan dengan kekeras

kepalaan berlebihan yang sama sekali tidak menipu Hakim Taylor: selama

Mr. Ewell duduk di kursi saksi, sang hakim mengawasinya, seolah-olah

menantangnya untuk bertindak keliru.

Mr. Gilmer dan Atticus bertukar pandang. Atticus duduk lagi, menyangga

pipinya dengan kepalan dan kami tak bisa melihat wajahnya. Mr. Gilmer

tampak agak putus asa. Pertanyaan dari Hakim Taylor membuatnya lebih

santai, "Mr. Ewell, apakah Anda melihat terdakwa berhubungan seksual

dengan putri Anda?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 350

"Ya, saya lihat." Para penonton diam, tetapi terdakwa mengatakan sesuatu.

Atticus berbisik kepadanya, dan Tom Robinson diam.

"Anda berkata, Anda di jendela?" tanya Mr. Gilmer.

"Ya, Sir."

"Seberapa tinggi dari tanah?" "Sekitar semeter."

"Anda dapat melihat ruangan di dalam dengan jelas?"

"Ya, Sir."

"Seperti apa ruangannya?" "Berantakan, seperti baru ada yang berkelahi."

"Apa yang Anda lakukan ketika melihat terdakwa?"

"Saya berlari mengitari rumah untuk masuk, tetapi dia keluar lewat pintu

depan lebih dahulu. Tapi saya lihat siapa orangnya. Perhatian saya tersita

untuk Mayella, jadi tidak saya kejar. Saya berlari memasuki rumah, dan dia

hanya berbaring di lantai, menjerit-jerit"

"Lalu, apa yang Anda lakukan?"

"Yah, saya lari mencari Tate secepat mungkin. Saya tahu orangnya, tinggal

di sana, di sarang nigger, melewati rumahnya setiap hari. Pak Hakim, saya

sudah lima belas tahun meminta pemerintah county untuk membersihkan

sarang di sana, berbahaya tinggal di dekat mereka, selain menurunkan

nilai tanah saya"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 351

"Terima kasih, Mr. Ewell," kata Mr. Gilmer buru-buru.

Si saksi tergesa turun dari kursi dan menabrak Atticus, yang telah berdiri

untuk memeriksanya. Hakim Taylor mengizinkan hadirin tertawa.

"Tunggu sebentar, Sir," kata Atticus ramah. "Bolehkah saya menanyakan

satu atau dua pertanyaan?"

Mr. Ewell kembali ke kursi saksi, mencari posisi yang nyaman, dan

memandang Atticus dengan curiga dan sombong, ekspresi yang umum

ditunjukkan oleh saksi Maycomb County ketika ditanyai oleh pengacara

lawan.

"Mr. Ewell," Atticus memulai, "orang banyak berlari-lari malam itu. Coba

kita lihat, Anda berkata, Anda berlari ke dalam rumah, Anda berlari ke

jendela, Anda berlari masuk, Anda berlari ke Mayella, Anda berlari mencari

Mr. Tate. Apakah Anda, selama berlari-lari ini, berlari mencari dokter?"

"Tidak perlu. Saya sudah lihat apa yang terjadi."

"Tetapi ada satu hal yang tidak saya pahami," kata Atticus. "Apakah Anda

tidak mencemaskan kondisi Mayella?"

"Jelas saya cemas," kata Mr. Ewell. "Saya melihat siapa pelakunya."

"Tidak, maksudku kondisi fisiknya. Apakah menurut Anda sifat cederanya

memerlukan perhatian medis secepatnya?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 352

"Apa?"

"Apakah menurut Anda, dia sebaiknya diperiksa dokter, secepatnya?"

Saksi berkata itu tidak terpikirkan olehnya, dia tak pernah memanggil

dokter untuk anak-anaknya sepanjang hidupnya, dan kalau dia memanggil

dokter, biayanya sampai lima dolar. "Cuma itu?" tanyanya.

"Belum," kata Atticus santai. "Mr. Ewell, Anda mendengar kesaksian sheriff,

bukan?" "Maksudnya?"

"Anda berada di ruang pengadilan ketika Mr. Heck Tate sedang bersaksi,

bukan? Anda mendengar semua perkataannya, bukan?"

Mr. Ewell mempertimbangkan masalah itu hati-hati, dan tampaknya

memutuskan bahwa pertanya-

an itu aman untuk dijawab. "Ya," katanya.

"Apakah Anda setuju dengan penggambaran Mr. Tate tentang luka-luka

Mayella?"

"Maksudnya?" Atticus menoleh kepada Mr. Gilmer dan tersenyum. Mr.

Ewell tampak bertekad untuk tidak memberi perhatian pada pihak

pembela.

"Mr. Tate bersaksi bahwa mata kanan Mayella memar, dan dia dipukuli di

sekeliling"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 353

"Oh ya," kata saksi. "Saya setuju dengan semua yang dikatakan Tate."

"Benar?" tanya Atticus ringan. "Saya hanya ingin memastikan." Dia

menghampiri notulis pengadilan, mengatakan sesuatu, dan si notulis

menghibur kami beberapa menit dengan membacakan kesaksian Mr. Tate

seperti membaca kutipan pasar bursa, "mata yang mana yang kiri oh iya itu

berarti bagian kanan dia mata kanan dia Mr. Finch saya ingat sekarang dia

cedera." Dia membalik halaman. "Pada wajah bagian situ Sheriff tolong

ulangi perkataan Anda tadi mata kanannya tadi saya bilang"

"Terima kasih, Bert," kata Atticus. "Anda sudah mendengarnya lagi, Mr.

Ewell. Anda ingin menambahkan sesuatu? Anda setuju dengan Sheriff?"

"Saya setuju dengan Tate. Mata Mayella menghitam dan dia dipukuli cukup

parah."

Lelaki kecil itu tampaknya sudah lupa bahwa sesaat sebelumnya dia

dipermalukan hakim. Jelas sekali dia menganggap Atticus lawan yang

enteng. Wajahnya kembali memerah; dadanya membusung,

dan sekali lagi dia seperti ayam jago kecil berwarna merah. Kupikir dia

akan membengkak sampai kemejanya robek saat mendengar pertanyaan

Atticus berikutnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 354

"Mr. Ewell, Anda bisa membaca dan menulis?" Mr. Gilmer menyela.

"Keberatan," katanya. "Tak bisa melihat apa hubungan antara kemelekan

huruf saksi dan kasus ini, tidak relevan dan tidak penting."

Hakim Taylor hendak berbicara, tetapi Atticus berkata, "Pak Hakim, jika

Anda mengizinkan pertanyaan ini dan satu pertanyaan lagi, Anda akan

melihat hubungannya."

"Baiklah, mari kita lihat," kata Hakim Taylor, "tetapi pastikan kami

melihatnya. Keberatan ditolak." Mr. Gilmer tampak sama penasaran seperti

kami semua, tentang apa pentingnya status pendidikan Mr. Ewell bagi

kasus ini.

"Akan saya ulangi pertanyaannya," kata Atticus. "Anda bisa membaca dan

menulis?"

"Saya jelas bisa."

"Bisakah Anda menuliskan nama Anda dan menunjukkannya kepada

kami?"

"Saya jelas bisa. Memangnya bagaimana lagi saya menandatangani cek

santunan kami?"

Mr. Ewell sedang mengambil hati para warga. Bisik-bisik dan tawa di

bawah kami mungkin berkaitan dengan betapa menggelikannya dia.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 355

Aku menjadi gelisah. Atticus tampaknya tahu apa yang sedang

dilakukannya tetapi aku merasa dia berburu kodok tanpa lampu. Jangan,

jangan,

jangan pernah, saat pemeriksaan ulang, bertanya pada saksi sesuatu yang

kau belum tahu jawabannya, adalah dalil yang kuserap bersama makanan

bayiku. Kalau bertanya juga, kau akan sering memperoleh jawaban yang

tak diinginkan, jawaban yang bisa menghancurkan kasusmu.

Atticus merogoh saku-dalam jaketnya. Dia mengeluarkan amplop, lalu

merogoh saku jaket dan mencabut penanya. Dia berjalan lebih santai, dan

berputar supaya dapat Dillhat langsung oleh juri. Dia membuka tutup pena

dan meletakkannya perlahan-lahan pada mejanya. Dia mengguncang pena

itu sedikit, lalu menyerahkannya bersama amplop kepada saksi. "Bisakah

Anda menuliskan nama Anda untuk kami?" tanyanya. "Yang jelas, supaya

juri dapat melihat Anda melakukannya."

Mr. Ewell menulis pada belakang amplop dan mendongak dengan tenang

untuk melihat Hakim Taylor yang menatapnya seolah-olah dia adalah

bunga gardenia wangi yang mekar di kursi saksi juga untuk melihat Mr.

Gilmer setengah duduk, setengah berdiri di mejanya. Juri sedang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 356

mengamatinya, seorang lelaki mencondongkan tubuh ke depan dengan

tangan memegang pagar.

"Apanya yang menarik?" tanyanya.

"Anda kidal, Mr. Ewell," kata Hakim Taylor. Mr. Ewell berputar marah

kepada hakim dan berkata dia tidak melihat apa kaitan kekidalannya

dengan kasus ini bahwa dia adalah orang yang taat pada Kristus dan

Atticus Finch sedang memanfaatkannya. Pengacara licik seperti Atticus

Finch selalu

memanfaatkannya dengan cara licik. Dia sudah menceritakan apa yang

terjadi, dia bisa mengulanginya berkali-kali yang kemudian dilakukannya.

Tak ada pertanyaan Atticus setelah itu yang bisa menggoyahkan ceritanya,

bahwa dia melihat melalui jendela, lalu mengusir nigger itu, lalu lari ke

sheriff. Atticus akhirnya melepasnya.

Mr. Gilmer menanyakan satu pertanyaan lagi. "Tentang menulis dengan

tangan kiri, apakah Anda bisa menggundakan kedua tangan Anda, Mr.

Ewell?"

"Jelas tidak, saya bisa menggunakan satu tangan sebaik tangan yang lain.

Dua tangan sama baiknya," tambahnya, mendelik pada meja terdakwa. Jem

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 357

tampak tertawa diam. Dia memukul pagar balkon perlahan dan berbisik,

"Kena dia!"

Aku tak merasa demikian; bagiku, sepertinya Atticus sedang mencoba

menunjukkan bahwa bisa saja Mr. Ewell yang memukuli Mayella. Sampai

sebegitu aku masih bisa mengikuti. Jika lebam hitam terdapat di mata

kanan Mayella, dan dia dipukuli kebanyakan pada sisi kanan, itu

cenderung menunjukkan bahwa orang kidal yang melakukannya. Sherlock

Holmes dan Jem Finch akan setuju. Akan tetapi, bisa saja Tom Robinson

juga kidal. Seperti Mr. Heck Tate, aku membayangkan seseorang

menghadapku, melakukan pantomim mental sebentar, dan menyimpulkan

bahwa dia bisa saja memegangnya dengan tangan kanan dan

memukulinya dengan tangan kiri. Aku memandang Tom. Dia

membelakangi kami, tetapi aku dapat melihat bahunya yang lebar dan

lehernya yang tebal. Dia dapat

dengan mudah melakukannya. Menurutku, Jem sudah menghitung ayam

sebelum telurnya menetas.

Delapan Belas

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 358

Namun, seseorang menggemuruh lagi. "Mayella Violet Ewell !"

Seorang gadis berjalan ke kursi saksi. Ketika dia mengangkat tangan dan

bersumpah bahwa bukti yang diberikannya adalah kebenaran, seluruh

kebenaran, dan hanya kebenaran, semoga Tuhan menolongnya, dia tampak

rapuh. Tetapi ketika dia duduk menghadap kami di kursi saksi, dia

menjadi dirinya yang sesungguhnya, seorang gadis bertubuh gempal yang

terbiasa melakukan pekerjaan berat.

Di Maycomb County, mudah membedakan seseorang yang mandi secara

teratur dengan seseorang yang hanya membasuh tubuhnya setahun sekali:

Mr. Ewell tampak terbakar; seolah-olah berendam semalaman telah

melenyapkan perlindungan lapisan tanah sehingga kulitnya menjadi

sensitif terhadap cuaca. Mayella tampaknya mencoba menjaga kebersihan

tubuhnya, dan aku teringat akan barisan bunga geranium merah di

halaman kabin keluarga Ewell.

Mr. Gilmer meminta Mayella memberi tahu juri dengan kata-katanya

sendiri apa yang terjadi pada malam tanggal 21 November tahun lalu,

hanya dengan kata-katanya sendiri, tolong.

Mayella duduk diam.

"Di mana Anda sore itu?" Mr. Gilmer memulai dengan sabar.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 359

"Di teras."

"Di teras yang mana?"

"Hanya ada satu, teras depan."

"Anda sedang apa di teras?"

"Tidak sedang apa-apa." Hakim Taylor berkata, "Ceritakan saja apa yang

terjadi. Anda bisa, kan?"

Mayella menatapnya dan tangisnya meledak. Dia menutup mulutnya

dengan tangan dan tersedu. Hakim Taylor membiarkannya menangis

sejenak, lalu berkata, "Sudah, cukup. Jangan takut pada siapa pun di sini,

asalkan Anda berkata jujur. Semua ini asing bagi Anda, saya tahu, tetapi

Anda tak perlu malu dan tak perlu takut. Anda takut apa?"

Mayella mengatakan sesuatu di balik tangannya. "Apa?" tanya hakim.

"Dia," sedunya, menunjuk Atticus.

"Mr. Finch?"

Dia mengangguk kuat-kuat, sambil berkata, "Saya tak ingin dia melakukan

pada saya apa yang dilakukannya pada Papa, mencoba membuatnya

mengaku kidal ...."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 360

Hakim Taylor menggaruk rambutnya yang putih tebal. Jelas dia belum

pernah berhadapan dengan masalah seperti ini. "Berapa usia Anda?"

tanyanya. "Sembilan belas setengah," kata Mayella.

Hakim Taylor berdeham dan mencoba, meski tak berhasil, berbicara

dengan nada menenangkan.

"Mr. Finch tak berniat menakuti Anda," geramnya, "dan kalaupun iya, ada

saya yang bisa menghentikannya. Itu salah satu gunanya saya duduk di

sini. Nah, Anda sudah besar, jadi duduklah dengan tegak dan

ceritakanأeritakan apa yang terjadi pada Anda. Anda bisa melakukannya,

bukan?"

Aku berbisik kepada Jem, "Apakah dia waras?" Jem memicingkan mata

melihat kursi saksi. "Aku tak tahu," katanya. "Dia cukup pintar untuk

membuat hakim merasa kasihan padanya, tetapi dia bisa saja ah, entahlah."

Sesudah kembali tenang, Mayella melirik kepada Atticus, ketakutan sekali

lagi, dan berkata kepada Mr. Gilmer, "Begini, Sir, saya sedang di teras dan

dia datang, dan, nah, ada lemari tua di halaman yang dibawa Papa untuk

dipotong jadi kayu bakar Papa menyuruh saya mengerjakannya selagi dia

pergi ke hutan, tetapi saya tidak merasa cukup kuat waktu itu, jadi dia

mampir"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 361

"'Dia' siapa?" Mayella menunjuk Tom Robinson. "Saya harus meminta Anda

lebih spesifik," kata Mr. Gilmer. "Notulis tak bisa menuliskan gerakan

dengan baik."

"Orang itu," katanya. "Robinson."

"Lalu, apa yang terjadi?"

"Saya bilang, 'Kemarilah, nigger, dan potonglah lemari ini untukku, aku

ada lima sen untukmu.' Dia bisa melakukannya dengan mudah. Jadi, dia

masuk ke halaman dan saya masuk ke rumah untuk mengambilkan uang

dan saya berbalik dan tahu-tahu dia ada di hadapan saya. Rupanya, dia

menyergap saya

dari belakang. Dia mencekik saya, memaki saya, dan berkata kotor saya

melawan dan berteriak, tetapi dia mencekik saya. Dia memukul saya terus-

terusan"

Mr. Gilmer menunggu sampai Mayella menenangkan diri: dia telah

memilin saputangannya menjadi tali yang berkeringat: ketika dia

membukanya untuk menyeka wajahnya, saputangan itu sudah menjadi

kain kusut, hasil dari tangannya yang panas. Dia menunggu Mr. Gilmer

bertanya lagi, dan ketika Mr. Gilmer tidak bertanya, dia berkata, " dan dia

membanting saya ke lantai dan mencekik saya dan menodai saya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 362

"Anda berteriak?" tanya Mr. Gilmer. "Anda berteriak dan melawan?"

"Rasanya ya, berteriak sekuat tenaga, menendang dan berteriak sekeras

mungkin."

"Lalu, apa yang terjadi?"

"Saya tak terlalu ingat, tapi kemudian ayah saya sudah di ruangan, berdiri

di dekat saya dan berteriak 'Siapa pelakunya, siapa pelakunya?' lalu saya

pingsan dan kemudian Mr. Tate menarik saya dari lantai dan memapah

saya ke ember air."

Rupanya, kesaksian ini telah memberi Mayella rasa percaya diri, tetapi

tidak seperti ayahnya yang lancang: dia melakukannya dengan berhati-

hati, seperti kucing yang sedang mengamati keadaan sambil mengayun-

ayunkan ekornya.

"Anda berkata, Anda melawannya sekuat tenaga? Dengan menggigit dan

mencakar?" tanya Mr. Gilmer.

"Jelas," Mayella meniru ayahnya. "Anda yakin dia memerkosa Anda?"

Wajah Mayella menekuk, dan aku takut dia akan menangis lagi. Alih-alih,

dia berkata, "Dia mengerjakan apa yang dia inginkan."

Mr. Gilmer mengingatkan penonton pada hari yang panas dengan

menyeka kepalanya dengan tangan. "Cukup untuk saat ini," katanya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 363

ramah, "tetapi tetaplah di kursi. Saya rasa Mr. Finch yang jahat akan

menanyakan beberapa hal."

"Negara dilarang membuat saksi berburuk sangka pada pengacara

terdakwa," gumam Hakim Taylor kaku, "setidaknya tidak saat ini."

Atticus bangkit sambil menyeringai, tetapi alih-alih berjalan ke kursi saksi,

dia membuka jas dan mengaitkan jempol pada rompi, lalu berjalan

perlahan melintasi ruangan ke jendela. Dia memandang keluar, tetapi

tampaknya tidak terlalu tertarik dengan apa yang Dillhatnya, lalu berbalik

dan berjalan ke kursi saksi. Dari pengalaman selama bertahun-tahun yang

panjang, aku tahu dia sedang mencoba memutuskan sesuatu.

"Miss Mayella," katanya sambil tersenyum, "saya akan mencoba supaya

tidak menakutimu sejenak, belum. Kita berkenalan saja dulu. Berapa usia

Anda?"

"Saya bilang, sembilan belas, saya sudah bilang pada Pak Hakim di situ."

Mayella menggerakkan kepalanya ke meja hakim dengan kesal.

"Memang sudah bilang, memang sudah. Anda harus bersabar dengan saya,

Miss Mayella, saya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 364

sudah mulai tua dan tak bisa mengingat seperti dulu. Saya mungkin

menanyakan hal-hal yang sudah Anda katakan tadi, tetapi Anda tetap

akan menjawab, kan? Bagus."

Aku tak dapat melihat apa pun dalam raut wajah Mayella yang dapat

membuat Atticus merasa yakin bahwa dia akan mendapatkan kerja sama

sepenuh hati dari saksinya. Mayella sedang memandanginya dengan

marah.

"Saya tak mau menjawab kalau kau terus mengejek," katanya.

"Ma'am?" tanya Atticus, bingung.

"Kalau kau mengejek saya terus."

Hakim Taylor berkata, "Mr. Finch tidak mengejek Anda. Anda ini kenapa?"

Mayella memandangi Atticus dari bawah kelopak matanya yang setengah

tertutup, tetapi dia berkata kepada hakim, "Kalau dia terus memanggilku

Miss Mayella. Saya tak harus menerima ejekannya, saya menjadi saksi

bukan untuk itu."

Atticus melanjutkan perjalanannya ke jendela dan membiarkan Hakim

Taylor menangani hal ini. Hakim Taylor bukan sosok yang mengundang

rasa kasihan, tetapi aku merasa kasihan padanya ketika dia mencoba

menjelaskan. "Cara bicara Mr. Finch memang begitu," katanya kepada

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 365

Mayella. "Kami sudah bertahun-tahun bekerja sama di pengadilan, dan Mr.

Finch selalu sopan kepada semua orang. Dia tidak mencoba mengejekmu,

dia mencoba bersikap sopan. Caranya memang begitu."

Hakim bersandar lagi. "Atticus, mari kita lan-

jutkan, dan tolong dicatat bahwa saksi tidak diejek, bertentangan dengan

pandangannya."

Aku bertanya-tanya apakah pernah ada orang yang memanggil Mayella

dengan sebutan "Miss" atau "Miss Mayella" seumur hidupnya; mungkin tak

pernah sehingga dia tersinggung oleh kesopanan biasa ini. Seperti apakah

kehidupannya? Aku segera tahu.

"Anda berkata, Anda sembilan belas tahun," Atticus melanjutkan. "Anda

berapa bersaudara?" Dia berjalan dari jendela kembali ke kursi saksi.

"Tujuh," katanya, dan aku bertanya-tanya apakah mereka semua mirip

dengan spesimen yang pernah kulihat pada hari pertama aku mulai

bersekolah.

"Anda anak sulung? Anak tertua?"

"Ya."

"Sudah berapa lama ibu Anda wafat?"

"Tak tahu sudah lama."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 366

"Anda pernah bersekolah?"

"Membaca dan menulis sebaik Papa di sana." Suara Mayella mirip dengan

Mr. Jingle dalam buku yang sedang kubaca.

"Berapa lama Anda bersekolah?"

"Dua tahun tiga tahun tak tahu." Perlahan tetapi pasti, aku mulai melihat

pola pertanyaan Atticus: dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak dianggap

Mr. Gilmer cukup tak relevan atau tak berarti untuk mengajukan

keberatan, Atticus diam-diam melukiskan kehidupan rumah tangga Ewell

bagi juri. Juri mengetahui hal-hal berikut: cek santunan mereka jauh dari

cukup untuk memberi

makan seluruh keluarga, dan ada kecurigaan kuat bahwa Papa

menghabiskannya untuk minum-minum dia kadang-kadang pergi ke rawa

berhari-hari dan pulang dalam keadaan sakit; cuaca jarang cukup dingin

untuk memerlukan sepatu tetapi kalau cuacanya dingin, mereka bisa

membuat sepatu bagus dari robekan ban tua; seluruh keluarga mengambil

air dengan ember dari sungai yang mengalir di satu sisi tempat

pembuangan sampah mereka menjaga daerah sekitar sungai itu agar bebas

dari sampah dan menjadi tanggung jawab masing-masing untuk menjaga

kebersihan tubuh: kalau ingin mandi, airnya harus diambil sendiri; anak-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 367

anak yang lebih kecil sering terserang flu dan penyakit kulit; ada seorang

wanita yang kadang berkunjung dan menanyakan kepada Mayella

mengapa dia tidak bersekolah dia menuliskan jawabannya; karena dua

anggota keluarga sudah bisa membaca dan menulis, sisanya tak perlu lagi

belajar Papa memerlukan mereka di rumah.

"Miss Mayella," kata Atticus, memotong penjelasannya, "gadis sembilan

belas tahun seperti Anda pasti punya teman. Siapa teman-teman Anda?"

Saksi mengerutkan kening, seolah-olah bingung. "Teman?"

"Ya, apakah Anda tidak kenal dengan orang lain yang sebaya, lebih tua

atau lebih muda? Lelaki dan perempuan? Teman biasa?"

Permusuhan yang ditunjukkan Mayella, yang sudah mereda menjadi

kenetralan yang dilakukan dengan enggan, berkobar lagi. "Kau

mengejekku la-

gi, Mr. Finch?"

Atticus menganggap pertanyaan Mayella menjawab pertanyaannya.

"Anda mencintai ayah Anda, Miss Mayella?" adalah yang berikut.

"Mencintainya, maksudmu apa?"

"Maksud saya, apakah dia baik pada Anda, apakah kalian berdua akrab?"

"Dia baik-baik saja, kecuali saat"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 368

"Kecuali kapan?" Mayella menoleh kepada ayahnya, yang duduk dengan

kursi bersandar di pagar. Dia duduk tegak dan menunggunya menjawab.

"Kecuali tak pernah," katanya. "Kataku, dia baik-baik saja."

Mr. Ewell bersandar lagi.

"Kecuali saat dia mabuk?" tanya Atticus, begitu lembut sehingga Mayella

mengangguk.

"Apakah dia pernah memburu Anda?"

"Maksudmu?"

"Kalau dia sedang marah, dia pernah memukul Anda?

Mayella memandang sekeliling, kepada notulis pengadilan, kepada hakim.

"Jawab pertanyaannya, Miss Mayella," kata Hakim Taylor.

"Ayah saya tak pernah menyentuh rambut saya seumur hidup saya," dia

menyatakan dengan tegas. "Dia tak pernah menyentuh saya."

Kacamata Atticus melorot sedikit, dan dia menaikkannya lagi. "Kita sudah

mengobrol enak, Miss Mayella, dan sekarang saya kira lebih baik kita

membahas kasus ini. Anda berkata, Anda meminta Tom Robinson datang

memotong apa tadi?"

"Lemari, lemari yang banyak lacinya di satu sisi." "Apakah Anda kenal baik

dengan Tom Robinson?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 369

"Maksudmu?"

"Maksud saya, apakah Anda tahu siapa dia, di mana tinggalnya?

Mayella mengangguk. "Saya tahu dia siapa, dia melewati rumah saya setiap

hari."

"Apakah ini pertama kalinya Anda memintanya masuk ke dalam pagar?"

Mayella sedikit tersentak oleh pertanyaan itu. Atticus sedang berziarah

kembali ke luar jendela, seperti yang sudah dilakukannya: dia bertanya,

lalu melihat keluar, menunggu jawaban. Dia tak melihat Mayella tersentak,

tetapi sepertinya dia tahu Mayella bergerak. Dia berpaling dan mengangkat

alis. "Apakah" dia memulai lagi. "Ya, pertama kali."

"Anda belum pernah mengundangnya masuk ke halaman sebelum ini?"

Mayella sudah siap sekarang. "Tidak, jelas tidak."

"Satu kali 'tidak' sudah cukup," kata Atticus tenang. "Anda belum pernah

memintanya bekerja sambilan untuk Anda sebelumnya?"

"Mungkin pernah," Mayella mengaku. "Ada beberapa orang nigger di

sekitar situ."

"Anda ingat kapan kejadiannya?"

"Tidak."

"Baiklah, sekarang ke peristiwanya. Anda ber-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 370

kata, Tom Robinson berada di belakang Anda di ruangan, ketika Anda

berbalik, benar?" "Ya."

"Anda berkata, dia 'mencekik, memaki, dan berkata kotor!' benar?" "Betul."

Tahu-tahu ingatan Atticus menjadi lebih teliti. "Anda berkata, 'dia

menangkap saya dan mencekik saya dan menodai saya!' benar?" "Itu yang

saya bilang." "Anda ingat dia memukuli wajah Anda?" Saksi ragu.

"Sepertinya Anda cukup yakin bahwa dia mencekik Anda. Waktu itu Anda

melawan, ingat? Anda 'menendang dan berteriak sekeras mungkin!'

Apakah Anda ingat dia memukuli wajah Anda?"

Mayella diam. Dia tampaknya mencoba memperjelas sesuatu bagi dirinya.

Kuduga sejenak dia melakukan seperti siasat Mr. Heck Tate dan aku,

berpura-pura ada orang di hadapan kami. Dia melirik Mr. Gilmer.

"Ini pertanyaan mudah, Miss Mayella, jadi akan saya coba lagi. Apakah

Anda ingat dia memukuli wajah Anda?" Keramahan menghilang dari

suara Atticus; dia berbicara dengan suara profesional yang datar dan

berjarak. "Apakah Anda ingat dia memukuli wajah Anda?"

"Tidak, saya tidak ingat apakah dia memukulku. Maksudku, iya saya ingat,

dia memukulku."

"Apakah kalimat Anda yang terakhir itu jawaban Anda?

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 371

"Hah? Ya, dia memukul saya hanya tidak ingat, saya benar-benar tidak

ingat ... kejadiannya cepat sekali."

Hakim Taylor memandang tegas kepada Mayella. "Jangan menangis, gadis

kecil" dia memulai, tetapi Atticus berkata, "Biarlah dia menangis kalau

mau, Pak Hakim. Kita punya banyak waktu."

Mayella terisak dengan murka dan memandang Atticus. "Saya akan

menjawab pertanyaan apa pun darimu menyuruh saya ke sini untuk

mengejek saya, ya? Saya akan menjawab pertanyaan apa pun dari" "Bagus,"

kata Atticus. "Hanya ada beberapa lagi. Miss Mayella, supaya tidak

membosankan, Anda bersaksi bahwa terdakwa memukul Anda,

mencengkeram leher Anda, mencekik Anda, dan menodai Anda. Saya ingin

Anda yakin Anda mengenali orang yang tepat. Bisakah Anda

mengidentifikasi lelaki yang memerkosa Anda?"

"Bisa, itu orangnya di situ."

Atticus berpaling kepada terdakwa. "Tom, berdirilah, supaya Miss Mayella

bisa melihatmu baik-baik. Inikah orangnya, Miss Mayella?"

Bahu Tom Robinson yang berotot bergerak di bawah kemejanya yang tipis.

Dia bangkit dan berdiri dengan tangan kanan pada punggung kursi. Dia

tampak tak seimbang, aneh, tetapi bukan karena caranya berdiri. Lengan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 372

kirinya tiga puluh senti lebih pendek daripada lengan kanannya, dan

terkulai mati di sisinya. Pada ujungnya terdapat tangan kecil yang

mengerut, dan dari sejauh balkon pun aku tahu bahwa tangan itu lumpuh.

"Scout," Jem mendesah. "Scout, lihat! Pak Pendeta, dia lumpuh!"

Pendeta Sykes mencondongkan tubuh di depanku dan berbisik kepada Jem.

"Tangannya tersangkut di mesin kapas, tersangkut di mesin kapas Mr.

Dolphus Raymond sewaktu masih kecil ... hampir mati kehabisan darah ...

menarik semua ototnya lepas dari tulangnya"

Atticus berkata, "Inikah lelaki yang memerkosa Anda?"

"Tepat sekali." Pertanyaan Atticus berikutnya hanya satu kata.

"Bagaimana?"

Mayella naik pitam. "Saya tak tahu bagaimana caranya, tetapi dia yang

melakukannya sudah kubilang, kejadiannya cepat sekali saya"

"Mari kita telusuri dengan tenang" kata Atticus, tetapi Mr. Gilmer menyela

dengan keberatan: Atticus bukan sedang menanyakan sesuatu yang tidak

relevan atau tidak penting, tetapi sedang mengintimidasi saksi.

Hakim Taylor tertawa lepas. "Oh, duduklah, Horace, dia sama sekali tidak

sedang melakukannya. Yang ada, saksinya yang menakuti Atticus."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 373

Hakim Taylor adalah satu-satunya orang di ruang pengadilan yang

tertawa. Bahkan bayi-bayi pun diam, dan aku mendadak bertanya-tanya

apakah mereka kehabisan napas di dada ibu mereka.

"Nah," kata Atticus, "Miss Mayella, Anda bersaksi bahwa terdakwa

mencekik Anda dan memukuli Anda Anda tidak berkata bahwa dia

menyelinap di

belakang Anda dan memukul Anda hingga pingsan, tetapi Anda berbalik

dan dia ada" Atticus kembali ke meja, dan dia menekankan kata-katanya

dengan mengetukkan buku jarinya pada kursi." apakah Anda ingin

mempertimbangkan kembali kesaksian Anda?"

"Kau ingin saya menceritakan sesuatu yang tidak terjadi?"

"Tidak, Ma'am, saya ingin Anda menceritakan sesuatu yang terjadi. Sekali

lagi ceritakan, tolong, apa yang terjadi?"

"Saya sudah bilang apa yang terjadi."

"Anda bersaksi bahwa Anda berputar dan dia ada. Lalu, dia mencekik

Anda?"

"Ya."

"Lalu, dia melepaskan leher Anda dan memukul Anda?"

"Sudah saya bilang, iya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 374

"Dia mememarkan mata kiri Anda dengan kepalan kanannya."

"Saya menghindar dan kepalan-kepalannya menyerempet, itu yang terjadi.

Saya menghindar dan kepalannya menyerempet." Mayella akhirnya melihat

arah pertanyaan Atticus.

"Anda tiba-tiba menjadi jelas tentang hal ini. Sejenak yang lalu, Anda tak

bisa mengingat dengan baik, ya?"

"Saya bilang, dia memukul saya."

"Baiklah. Dia mencekik Anda, memukul Anda, lalu memerkosa Anda,

benar?"

"Jelas benar."

"Anda gadis yang kuat, apa yang Anda lakukan

selama itu terjadi, hanya menerima saja?"

"Sudah saya bilang, saya berteriak dan menendang dan melawan"

Atticus melepaskan kacamata, mengarahkan mata kanannya kepada saksi,

dan menghujaninya dengan pertanyaan. Hakim Taylor berkata, "Satu per

satu pertanyaannya, Atticus. Beri saksi kesempatan menjawab."

"Baiklah, mengapa Anda tidak lari?"

"Saya mencoba ...."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 375

"Mencoba? Apa yang mencegah Anda?" "Saya dia membanting saya. Itu

yang dilakukan, dia membanting saya dan naik ke atas saya." "Anda

berteriak selama ini?" "Jelas."

"Lalu, mengapa anak-anak yang lain tidak mendengar Anda? Di mana

mereka? Di tempat pembuangan sampah?"

Tak ada jawaban.

"Di mana mereka?"

"Mengapa teriakan Anda tidak membuat mereka datang berlarian? Tempat

pembuangan sampah lebih dekat daripada hutan, bukan?" Tak ada

jawaban. "Atau Anda baru berteriak setelah Anda melihat ayah Anda di

jendela? Anda baru terpikir untuk berteriak saat itu, bukan?" Tak ada

jawaban. "Apakah Anda berteriak pertama pada ayah Anda, alih-alih pada

Tom Robinson? Begitukah?" Tak ada jawaban.

"Siapa yang memukuli Anda? Tom Robinson atau ayah Anda?" Tak ada

jawaban.

"Apa yang Dillhat ayah Anda di jendela, kejahatan pemerkosaan, atau

pembelaan terbaik untuk kejadian itu? Mengapa Anda tidak

mengungkapkan semua orang di ruang pengadilan. Entah bagaimana,

Atticus telah mengenainya dengan telak, aku tak paham, tetapi dia tak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 376

senang melakukan hal tersebut. Dia duduk dengan kepala menunduk, dan

aku belum pernah melihat seseorang mendelik kepada orang lain dengan

kebencian yang diperlihatkan Mayella ketika dia meninggalkan kursi saksi

dan berjalan melewati meja Atticus.

Ketika Mr. Gilmer memberi tahu Hakim Taylor bahwa negara sudah selesai,

Hakim Taylor berkata, " Sudah waktunya kita semua beristirahat. Kita akan

bertemu sepuluh menit lagi."

Atticus dan Mr. Gilmer bertemu di depan meja hakim dan berbisik, lalu

mereka meninggalkan ruang pengadilan melalui pintu di belakang kursi

saksi, yang merupakan pertanda bagi kami semua untuk meluruskan kaki.

Aku mendapati bahwa sedari tadi aku duduk di tepi bangku panjang, dan

sekarang sedikit mati rasa. Jem bangkit dan menguap, Dill juga, dan

Pendeta Sykes mengusap wajahnya dengan topi. Suhunya paling sedikit

sembilan puluh derajat, katanya.

Mr. Braxton Underwood, yang sedari tadi duduk diam di kursi yang

dicadangkan untuk Media, menyerap kesaksian itu dengan otaknya yang

mirip

spons, membiarkan matanya yang getir mengembara ke balkon Kulit

Hitam, dan beradu pandang denganku. Dia mendengus dan berpaling.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 377

"Jem," kataku, "Mr. Underwood melihat kita." "Tak apa-apa. Dia tak akan

bilang pada Atticus, dia hanya akan menyebutkannya di halaman sosial

Tribune." Jem kembali berbicara dengan Dill, menjelaskan, kukira, bagian-

bagian terbaik dari pengadilan ini padanya, tetapi aku bertanya-tanya apa

saja hal itu. Tak ada debat berkepanjangan antara Atticus dan Mr. Gilmer

dalam hal apa pun; Mr. Gilmer tampaknya agak enggan melakukan

pekerjaannya; saksi dituntun seperti kerbau dicocok hidung, dan tidak

banyak keberatan yang dilontarkan. Namun, Atticus pernah memberi tahu

kami bahwa dalam sidang pengadilan Hakim Taylor, pengacara mana pun

yang merupakan penafsir kaku atas bukti biasanya menerima instruksi

dari meja hakim dengan kaku. Dia menjelaskannya padaku; Hakim Taylor

mungkin kelihatan malas dan bekerja sambil tidur, tetapi dia jarang

membatalkan putusannya, dan itulah yang penting. Kata Atticus, Hakim

Taylor adalah hakim yang baik.

Pada saat ini, Hakim Taylor kembali dan menaiki kursi putarnya. Dia

mengambil sebatang cerutu dari saku jaket dan memeriksanya dengan

saksama. Aku menonjok Dill. Setelah lulus pemeriksaan sang hakim, cerutu

itu digigit dengan ganas. "Kami kadang ke sini untuk menonton dia," aku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 378

menjelaskan. "Ini akan berlangsung selama sisa sore ini. Lihat saja." Tak

menyadari penelitian publik dari atas, Ha-

kirn Taylor membuang ujungnya yang putus dengan meludahkannya

dengan piawai dari bibirnya dan berkata "Fluk!" Dia mengenai tempat

meludah dengan begitu jitu; kami bisa mendengar ujung cerutu itu

mencemplung. "Pasti dia jago melempar bola kertas," gumam Dill.

Biasanya, waktu jeda berarti eksodus besar-besaran, tetapi hari ini orang

tidak bergerak. Bahkan para Pemalas, yang gagal mempermalukan orang

lebih muda agar memberikan tempat duduk, tetap berdiri di sepanjang

dinding. Kukira Mr. Heck Tate mencadangkan toilet county untuk petugas

pengadilan.

Atticus dan Mr. Gilmer kembali, dan Hakim Taylor melirik jamnya. "Sudah

hampir jam empat," katanya, sesuatu yang menarik, karena jam gedung

pengadilan tentu sudah berbunyi setidaknya dua kali. Aku tak

mendengarnya atau merasakan getarannya.

"Bisakah kita coba menyelesaikannya sore ini?" tanya Hakim Taylor.

"Bagaimana, Atticus?" "Saya rasa, bisa," kata Atticus. "Anda punya berapa

saksi?" "Satu."

"Ya panggillah."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 379

Sembilan Belas

Thomas Robinson meraih ke samping, meletakkan jemarinya di bawah

lengan kiri, dan mengangkatnya. Dia menaruh lengannya ke atas Alkitab

dan tangan kirinya yang mirip karet mencoba menyentuh sampul hitam

itu. Seraya mengangkat tangan kanannya, tangannya yang tak berfungsi

tergelincir dari Alkitab dan menimpa meja kerani. Dia mencoba lagi ketika

Hakim Taylor menggeram, "Cukup, Tom." Tom bersumpah lalu naik ke

kursi saksi. Atticus segera mendorongnya untuk bercerita kepada kami:

Tom berusia dua puluh lima tahun; dia sudah menikah dan memiliki tiga

anak; dia pernah berurusan dengan hukum, dia pernah menerima

hukuman tiga puluh hari karena tindak kekerasan.

"Tindak kekerasan, ya," kata Atticus. "Perilaku macam apa yang Anda

lakukan?"

"Berkelahi dengan orang lain, dia mencoba menikam saya."

"Dia berhasil?"

"Ya, Sir, sedikit, tetapi tidak cukup untuk menyakiti saya. Anda tahu, saya"

Tom menggerakkan bahu kirinya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 380

"Ya," kata Atticus. "Kalian berdua terbukti ber-

salah?"

"Ya, Sir, saya harus menjalani hukuman karena tak bisa membayar denda.

Orang yang itu membayar denda."

Dill mencondongkan tubuh di depanku dan bertanya kepada Jem, apa

yang sedang dilakukan Atticus. Kata Jem, Atticus sedang menunjukkan

kepada juri bahwa Tom tidak menyembunyikan rahasia.

"Apakah Anda kenal dengan Mayella Violet Ewell?" tanya Atticus.

"Ya, Sir, saya harus melewati rumahnya untuk pergi dan pulang dari

ladang setiap hari."

"Ladang milik siapa?"

"Saya memetik untuk Mr. Link Deas." "Apakah Anda memetik kapas pada

bulan November?"

"Tidak, Sir, saya bekerja di halaman rumahnya pada musim gugur dan

musim dingin. Saya bekerja cukup teratur untuknya sepanjang tahun, dia

punya banyak pohon pecan dan lainnya."

"Anda berkata, Anda harus melewati tempat Ewell untuk pergi dan pulang

bekerja. Apakah ada jalan lain yang bisa ditempuh?"

"Tidak, Sir, sepanjang yang saya tahu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 381

"Tom, apakah Mayella pernah berbicara denganmu?"

"Ya pernah, Sir, saya menganggukkan topi kalau lewat, dan suatu hari dia

meminta saya masuk pagar untuk memotong-motong lemari untuknya."

"Kapan dia memintamu memotongi lemari?"

"Mr. Finch, itu sudah lama, musim semi lalu.

Saya ingat karena waktu itu musim panen dan saya membawa cangkul,

tetapi dia bilang dia punya kapak. Dia meminjamkan kapak itu dan saya

memotong-motong lemari itu untuknya. Katanya, 'Kukira, aku harus

memberimu lima sen, ya?' dan saya bilang, 'Tak usah, Ma'am, tak perlu

membayar.' Lalu, saya pulang. Mr. Finch, itu terjadi musim semi lalu, lebih

dari setahun yang lalu."

"Apakah Anda pernah ke sana lagi?"

"Ya, Sir."

"Kapan?"

"Yah, saya sering ke sana." Hakim Taylor secara naluriah meraih palunya,

tetapi membiarkan tangannya tergolek. Gumaman di bawah kami mereda

tanpa bantuannya.

"Dalam situasi apa?"

"Maaf, Sir?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 382

"Mengapa Anda sering memasuki pagar?" Kerutan di kening Tom

Robinson mengendur. "Dia memanggil saya masuk, Sir. Sepertinya setiap

kali saya lewat di situ, dia punya sesuatu untuk saya kerjakan memotong

kayu bakar, membawakan air untuknya. Dia menyiram bunga merah itu

setiap hari"

"Apakah Anda dibayar untuk jasa Anda?"

"Tidak, Sir, tidak setelah dia menawarkan lima sen pertama kali. Saya

senang melakukannya, Mr. Ewell sepertinya tidak membantu dia sama

sekali, begitu pula adik-adiknya, dan saya tahu dia tak punya uang untuk

diberikan."

"Di mana anak-anak yang lain?"

"Mereka selalu ada, di segala tempat. Sebagian dari mereka suka

menunggui saya bekerja, sebagian lagi menonton dari jendela."

"Apakah Miss Mayella mengobrol dengan Anda?"

"Ya, Sir, dia mengobrol dengan saya." Selagi Tom Robinson memberikan

kesaksiannya, aku menyadari bahwa Mayella Ewell tentulah orang yang

paling kesepian sedunia. Dia bahkan lebih kesepian daripada Boo Radley,

yang belum pernah keluar rumah selama dua puluh lima tahun. Ketika

Atticus bertanya apakah dia punya teman, dia seperti tak tahu apa yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 383

dimaksud, lalu dia menyangka dia sedang diejek. Dia sama

menyedihkannya, kupikir, dengan anak blasteran yang disebut Jem: orang

kulit putih tak mau berurusan dengannya karena dia tinggal bersama babi;

orang Negro tak mau berurusan dengannya karena dia berkulit putih.

Mayella tak bisa hidup seperti Mr. Dolphus Raymond, yang lebih suka

berteman dengan orang Negro, karena dia tidak memiliki tanah di tepi

sungai dan dia tidak berasal dari keluarga tua yang baik-baik. Tak ada

yang berkata, "Memang begitu cara hidup mereka," tentang keluarga Ewell.

Penduduk Maycomb memberi mereka keranjang Natal, uang santunan,

dan tamparan. Tom Robinson mungkin satu-satunya orang yang pernah

berbuat baik padanya. Tetapi Mayella bilang Tom menodainya, dan ketika

dia berdiri, dia memandangnya seolah-olah Tom adalah kotoran yang

menempel kakinya.

"Apakah Anda pernah," Atticus menyela renu-nganku, "pada suatu ketika,

memasuki tanah Ewell

apakah Anda pernah menginjakkan kaki di tanah Ewell tanpa undangan

lisan dari salah seorang anggota keluarga?"

"Tidak, Sir, Mr. Finch, tak pernah. Saya tak akan melakukannya, Sir."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 384

Kadang-kadang, Atticus berkata bahwa salah satu cara untuk

membedakan seorang saksi berbohong atau berkata jujur adalah dengan

mendengar daripada memerhatikan: aku menerapkan caranya Tom

menyangkalnya tiga kali dalam satu napas, tetapi tidak tergesa-gesa, tidak

ada nada ratapan dalam suaranya, dan kudapati diriku memercayainya,

meskipun dia terlalu banyak menyangkal. Dia tampaknya seorang Negro

terhormat, dan seorang Negro terhormat tak akan pernah memasuki

halaman seseorang seenaknya.

"Tom, apa yang terjadi pada Anda pada malam tanggal 21 November tahun

lalu?"

Di bawah kami, penonton menarik napas bersama-sama dan

mencondongkan tubuh ke depan. Di belakang kami, orang-orang Negro

melakukan hal yang sama.

Tom adalah seorang Negro yang berkulit hitam beledu, tidak mengilap,

tetapi seperti beledu hitam lembut. Warna putih matanya bersinar pada

wajahnya, dan ketika dia berbicara, kami melihat giginya sekilas-sekilas.

Andaikan dia tidak cacat, lelaki itu tentu berpenampilan menawan.

"Mr. Finch," katanya, "saya sedang pulang seperti biasa sore itu, dan waktu

saya melewati tempat Ewell, Miss Mayella sedang di teras, seperti

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 385

yang dikatakannya. Suasananya sepi sekali, dan saya tak tahu kenapa. Saya

sedang mencari tahu kenapa, sambil lewat, ketika dia meminta saya masuk

dan membantunya sebentar. Ya, saya masuk pagar dan melihat ke

sekeliling, mencari kayu bakar untuk dipotong, tetapi saya tak lihat apa-

apa, dan katanya, 'Tidak, aku ada pekerjaan untukmu di dalam rumah.

Pintu tua itu sudah lepas engselnya dan musim gugur sebentar lagi tiba.'

Kata saya, 'Ada obeng, Miss Mayella?' Dia berkata dia punya. Ya, saya

menaiki tangga dan dia mengisyaratkan agar saya masuk, dan saya masuk

ke ruang depan dan memandangi pintu. Kataku, Miss Mayella, pintu ini

sepertinya bagus. Lalu, dia menutup pintunya di wajahku. Mr. Finch, saya

sedang bertanya-tanya mengapa suasana sepi sekali dan saya menyadari

bahwa tak ada satu anak pun di tempat itu, tidak satu pun, dan kataku,

Miss Mayella, di mana anak-anak?"

Kulit beledu hitam Tom tampak mengilap, dan dia menyapukan tangan ke

wajahnya.

"Kata saya, anak-anak di mana?" lanjutnya, "dan katanya dia tertawa

sedikit katanya mereka semua pergi ke kota untuk membeli es krim.

Katanya, "Perlu setahun penuh untuk menabung tujuh keping koin lima

sen tetapi aku berhasil. Mereka semua sedang ke kota."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 386

Tom tampak tidak nyaman, tetapi bukan akibat kelembapan udara. "Lalu,

apa yang Anda katakan kemudian, Tom?" tanya Atticus.

"Saya berkata, seingat saya, wah, Miss Mayella,

sungguh pintar Anda memperlakukan mereka. Dan dia berkata,

'Menurutmu begitu?' saya merasa dia tidak memahami apa yang saya

pikirkan maksudku pintar dia menabung seperti itu, dan dia baik sekali

mentraktir mereka."

"Saya mengerti, Tom, Lanjutkan," kata Atticus.

"Saya bilang, saya sebaiknya pergi, saya tak bisa berbuat apa-apa untuknya,

dan dia berkata, bisa kok, dan saya bertanya apa, dan dia berkata naik saja

ke kursi di sana dan turunkan kotak itu dari atas lemari."

"Bukan lemari yang sama dengan yang Anda potong?" tanya Atticus.

Saksi tersenyum. "Tidak, Sir, yang lain. Hampir setinggi ruangan. Jadi, saya

melakukan yang disuruhnya, dan saya baru menjangkau ketika tahu-tahu

dia menyambar kakiku, menyambar kakiku, Mr. Finch. Dia membuat saya

takut sekali sehingga saya melompat turun sampai kursi terguling itu satu-

satunya perabot yang berantakan di ruangan itu, Mr. Finch, ketika aku

meninggalkannya. Saya bersumpah demi Tuhan."

"Apa yang terjadi setelah Anda membuat kursi terguling?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 387

Tom Robinson diam seribu basa. Dia melirik ke Atticus, lalu ke juri, lalu ke

Mr. Underwood yang duduk di seberang ruangan.

"Tom, Anda sudah bersumpah untuk mengungkapkan kebenaran. Bisa

diceritakan?"

Tom mengusap mulutnya dengan gugup. "Apa yang terjadi setelah itu?"

"Jawab pertanyaannya," kata Hakim Taylor. Sepertiga cerutunya sudah

lenyap.

"Mr. Finch, saya turun dari kursi itu dan berbalik dan dia menerkamku."

"Menerkam Anda? Dengan kasar?"

"Tidak Sir, dia memelukku. Dia memeluk pinggang saya."

Kali ini palu Hakim Taylor berdentam keras, dan saat itu terjadi, lampu di

langit-langit menyala di ruang pengadilan. Kegelapan belum datang, tetapi

matahari sore sudah meninggalkan jendela. Hakim Taylor segera

menertibkan suasana. "Lalu, apa yang dia lakukan?"

Saksi menelan ludah dengan susah payah. "Dia naik dan mencium pipi

saya. Katanya, dia belum pernah mencium lelaki dewasa dan baginya

mencium nigger pun tak ada bedanya. Katanya, apa yang dilakukan

papanya padanya tidak masuk hitungan. Katanya, 'Balas ciumanku,

nigger.' Kataku, 'Miss Mayella, biarkan saya keluar' dan mencoba lari, tetapi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 388

dia membelakangi pintu dan aku harus mendorongnya. Saya tak ingin

menyakitinya, Mr. Finch, dan saya berkata, 'biarkan saya lewat,' tetapi

waktu saya mengatakan itu, Mr. Ewell di sana berteriak lewat jendela."

"Apa yang dikatakannya?"

Tom Robinson menelan ludah lagi, dan matanya melebar. "Sesuatu yang

tak pantas dikatakan tak pantas didengar anak-anak di sini"

"Apa yang dikatakannya, Tom? Anda harus bercerita pada juri apa yang

dikatakannya."

Tom Robinson memejamkan matanya rapat-rapat. "Katanya, 'Dasar

pelacur, kubunuh kau.'" "Lalu, apa yang terjadi?"

"Mr. Finch, saya kabur secepat mungkin, saya tak tahu apa yang terjadi."

"Tom, apakah Anda memerkosa Mayella Ewell?" "Tidak, Sir."

"Apakah Anda menyakitinya dengan cara apa

pun?"

"Tidak, Sir."

"Apakah Anda menolak cumbuannya?"

"Mr. Finch, saya mencoba. Saya mencoba sebisa mungkin tanpa

menyakitinya. Saya tak ingin menyakitinya, saya tak ingin mendorongnya

atau apa pun."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 389

Tahu-tahu terpikir olehku bahwa dengan caranya sendiri, tata krama Tom

Robinson sama baiknya dengan Atticus. Sampai ayahku menjelaskan

kepadaku setelah itu, aku tidak mengerti kepelikan masalah Tom: dia tak

mungkin berani memukul seorang perempuan berkulit putih dalam

keadaan apa pun dan berharap bisa berumur panjang, jadi dia mengambil

kesempatan pertama untuk kabur yang bisa disimpulkan orang lain

sebagai tanda pasti orang yang bersalah.

"Tom, kembali lagi ke Mr. Ewell," kata Atticus. "Apakah dia mengatakan

sesuatu pada Anda?"

"Tidak ada, Sir. Mungkin saja dia mengatakan sesuatu, tetapi saya tidak

lagi ada di sana"

"Cukup," sela Atticus tajam. "Apa yang Anda dengar, siapa yang dia ajak

bicara?"

"Mr. Finch, dia berbicara dan memandang Miss Mayella."

"Lalu, Anda lari?"

"Itulah yang saya lakukan, Sir."

"Kenapa Anda lari?"

"Saya takut, Sir."

"Mengapa Anda takut?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 390

"Mr. Finch, kalau Anda seorang nigger seperti-ku, Anda pasti takut juga."

Atticus duduk. Mr. Gilmer sedang berjalan ke kursi saksi, tetapi sebelum

sampai, Mr. Link Deas bangkit dari deretan penonton dan mengumumkan:

"Aku hanya ingin kalian semua tahu satu hal sekarang juga. Bahwa anak

itu sudah bekerja padaku selama delapan tahun dan aku tak pernah

mendapat setitik pun masalah darinya. Tidak setitik pun."

"Diam!" Hakim Taylor terjaga penuh dan menggeram. Wajahnya

bersemburat merah muda. Ajaibnya, ucapannya tidak terganggu oleh

cerutunya. "Link Deas," bentaknya, "kalau Anda ingin mengatakan sesuatu,

Anda bisa mengatakannya di bawah sumpah dan pada saat yang tepat,

tetapi sampai saat itu, Anda keluar dari ruangan ini, dengar? Keluar dari

ruangan ini, Sir, dengar? Celaka kalau saya harus mendengar ulang

catatan kasus ini lagi!"

Hakim Taylor menatap tajam kepada Atticus, seolah-olah menantangnya

untuk berbicara, tetapi Atticus menundukkan kepala dan tertawa sendiri.

Aku teringat sesuatu yang pernah dikatakannya tentang komentar resmi

Hakim Taylor yang kadang

melebihi tugasnya, tetapi hanya sedikit pengacara yang mau menyikapinya.

Aku menoleh kepada Jem, tetapi Jem menggeleng. "Toh, yang bangkit dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 391

berbicara bukan salah seorang anggota juri," katanya. "Kalau keadaannya

begitu, kurasa baru berbeda. Mr. Link hanya mengganggu ketertiban atau

sebangsanya."

Hakim Taylor menyuruh notulis menghapus segala sesuatu yang sudah

dituliskan setelah "Mr. Finch, kalau Anda seorang nigger sepertiku, Anda

pasti takut juga!" dan menyuruh juri mengabaikan gangguan tadi. Dia

memandang dengan curiga ke deretan tengah bangku penonton dan

menunggu, kukira, untuk Mr. Link Deas benar-benar keluar. Lalu dia

berkata, "Silakan, Mr. Gilmer."

"Anda pernah dihukum tiga puluh hari karena mengganggu ketertiban

umum, Robinson?" tanya Mr. Gilmer.

"Ya, Sir."

"Seperti apa penampilan nigger itu ketika Anda selesai menghajarnya?"

"Dia mengalahkan saya, Mr. Gilmer."

"Ya, tetapi Anda terbukti bersalah, bukan?" Atticus mengangkat kepalanya.

"Hanya tuntutan ringan, dan sudah ada di catatan, Pak Hakim." Kurasa

dia kedengaran lelah.

"Biarkan saksi menjawab," kata Hakim Taylor, sama lelahnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 392

"Ya, Sir, tiga puluh hari." Aku tahu bahwa Mr. Gilmer akan dengan tulus

berkata kepada juri bahwa orang yang terbukti ber-

salah mengganggu ketertiban umum akan dengan mudah tega menodai

Mayella Ewell, itulah satu-satunya alasan yang diperlukannya. Alasan

seperti itu bisa membantu.

"Robinson, Anda pandai memotong lemari dan kayu bakar dengan satu

tangan, bukan?"

"Benar, Sir."

"Cukup kuat untuk mencekik perempuan dan membantingnya ke lantai?"

"Saya tak pernah melakukannya, Sir."

"Tapi Anda cukup kuat untuk melakukannya?"

"Saya kira ya, Sir."

"Anda sudah lama mengincarnya, bukankah begitu, Boy?"

"Tidak, Sir, saya tak pernah memandangnya."

"Jadi, Anda baik sekali mengerjakan semua pekerjaan memotong dan

menimba buatnya, begitu kan, Boy?"

"Saya hanya mencoba membantunya, Sir." "Baik hati sekali Anda, Anda

punya pekerjaan di rumah setelah pekerjaan rutin Anda, bukan?" "Ya, Sir."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 393

"Mengapa Anda tidak mengerjakan yang itu alih-alih membantu Mayella

Ewell?"

"Saya mengerjakan keduanya, Sir." "Anda tentu sibuk sekali. Mengapa?"

"Mengapa apa, Sir?" "Mengapa Anda bersemangat sekali mengerjakan

pekerjaan perempuan itu?"

Tom Robinson ragu, mencari jawaban. "Kelihatannya tak seorang pun

membantu dia, seperti

saya bilang"

"Dengan Mr. Ewell dan tujuh anak di tempat itu. Boy?"

"Yah, saya bilang, kelihatannya mereka tak pernah membantunya"

"Anda memotong kayu bakar untuknya, dan Anda mengerjakannya murni

dari kebaikan hatimu, Boy?"

"Mencoba membantunya, saya bilang." Mr. Gilmer tersenyum suram

kepada juri. "Anda orang yang baik sekali, rupanya melakukan semua ini

tidak untuk satu sen pun?"

"Ya, Sir. Saya kasihan sekali padanya, dia tampaknya bekerja lebih keras

daripada yang lain"

"Anda merasa kasihan pada dia, Anda merasa kasihan padanya?" Mr.

Gilmer tampaknya siap terbang ke langit-langit.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 394

Saksi menyadari kekeliruannya dan bergerak gelisah di kursi. Tetapi,

kerusakan sudah terjadi. Di bawah kami, tak ada yang menyukai jawaban

Tom Robinson. Mr. Gilmer berhenti cukup lama agar perkataan itu

tertanam.

"Nah, Anda melewati rumah itu seperti biasa, tanggal dua puluh satu

November yang lalu," katanya, "dan dia meminta Anda masuk dan

membelah lemari?"

"Tidak, Sir."

"Anda menyangkal bahwa Anda melewati rumahnya?"

"Tidak, Sir dia bilang dia punya pekerjaan untuk saya di dalam rumah"

"Menurutnya, dia memintamu membelah lemari, benar?"

"Tidak, Sir, tidak benar."

"Lalu, maksudmu, dia berbohong, Boy?" Atticus berdiri, tetapi Tom

Robinson tidak memerlukannya. "Saya tidak mengatakan dia berbohong,

Mr. Gilmer, saya bilang dia salah ingat."

Sepuluh pertanyaan berikutnya, sementara Mr. Gilmer mengulang versi

kejadian Mayella, saksi tetap bersikeras bahwa Mayella keliru.

"Bukankah Mr. Ewell mengusirmu dari tempat itu, Boy?"

"Tidak, Sir, rasanya tidak."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 395

"Rasanya, maksudmu bagaimana?"

"Maksudku, saya tidak tinggal cukup lama hingga dia mengusir saya."

"Anda sangat jujur tentang hal ini, mengapa Anda kabur secepat itu?"

"Saya bilang, saya takut, Sir."

"Kalau nuranimu bersih, mengapa Anda takut?"

"Seperti yang saya bilang sebelumnya, nigger mana pun tidak akan aman

berada dalam situasi bermasalah seperti itu."

"Tetapi, Anda kan tidak berada dalam situasi bermasalah Anda bersaksi

bahwa Anda menolak Miss Ewell. Apakah Anda takut bahwa dia akan

menyakiti Anda, sehingga Anda lari, makhluk berbadan besar seperti

Anda?"

"Tidak, Sir, saya takut akan dibawa ke pengadilan seperti sekarang."

"Takut ditangkap, takut harus mempertanggung

jawabkan perbuatanmu?"

"Tidak, Sir, takut harus mempertanggung jawabkan sesuatu yang tidak

saya perbuat."

"Anda menghinaku, Boy?"

"Tidak, Sir, saya tidak bermaksud demikian." Hanya sampai di sini aku

mendengar pemeriksaan Mr. Gilmer, karena Jem menyuruhku mengajak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 396

Dill keluar. Entah mengapa, Dill mulai menangis dan tak bisa berhenti;

mulanya tanpa suara, lalu isakannya terdengar oleh beberapa orang di

balkon. Kata Jem, jika aku tidak pergi bersamanya, dia akan memaksaku,

dan Pendeta Sykes berkata aku sebaiknya pergi, jadi aku pergi. Dill

tampaknya baik-baik saja hari itu, tak ada yang salah, tetapi rupanya dia

belum pulih sepenuhnya akibat kabur dari rumah.

"Kamu merasa tak enak?" tanyaku, ketika kami sampai di dasar tangga.

Dill mencoba menenangkan diri selagi kami menuruni tangga selatan. Mr.

Link Deas berdiri sendirian di tangga teratas. "Ada yang terjadi, Scout?"

tanyanya ketika kami lewat. "Tidak, Sir," jawabku sambil menoleh. "Dill ini,

dia sakit."

"Ayo kita keluar, berteduh di bawah pohon," kataku. "Sepertinya kamu

kepanasan." Kami memilih pohon ek terbesar dan duduk di bawahnya.

"Dia, yang membuatku tak tahan," katanya.

"Siapa, Tom?"

"Mr. Gilmer tua itu memperlakukannya seperti itu, berbicara jahat begitu

padanya"

"Dill, itu tugasnya. Nah, kalau tidak ada jaksa penuntutnya, kita tidak akan

membutuhkan pe-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 397

ngacara pembela, kukira."

Dill mengembuskan napas dengan sabar. "Aku tahu semua itu, Scout. Cara

dia berbicara yang membuatku mual, benar-benar mual."

"Dia memang semestinya bersikap seperti itu, Dill, dia sedang memeriksa"

"Dia tidak seperti itu ketika"

"Dill, mereka kan saksi dari pihaknya." "Tapi Mr. Finch tidak bersikap

seperti itu kepada Mayella dan Ewell ketika dia memeriksa mereka. Cara

lelaki itu selalu memanggilnya 'boy' dan menyeringai padanya, dan

menoleh ke juri setiap kali dia menjawab"

"Dill, dia kan memang cuma seorang Negro."

"Aku tak peduli sedikit pun. Yang begini ini tidak benar, pokoknya tidak

boleh memperlakukan mereka seperti itu. Tak ada orang yang berhak

berbicara seperti itu pokoknya membuatku mual."

"Itu cuma gaya Mr. Gilmer, Dill, dia memperlakukan semua saksi seperti

itu. Kau belum pernah melihatnya benar-benar galak. Wah, sewaktu bagiku

hari ini Mr. Gilmer seperti mencoba setengah hati. Mereka semua

memperlakukan saksi seperti itu, sebagian besar pengacara, maksudku."

"Mr. Finch tidak begitu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 398

"Dia bukan contoh yang bagus, Dill, dia" Aku mencoba mencari dalam

ingatanku, mencari frasa tajam khas Miss Maudie Atkinson. Aku

mendapatkannya, "Dia tetap sama, baik di ruang pengadilan maupun

dijalan umum."

"Bukan itu maksudku," kata Dill.

"Aku tahu maksudmu, Nak," kata sebuah suara di belakang kami. Kami

menyangka suara itu berasal dari batang pohon, tetapi ternyata dari Mr.

Dolphus Raymond. Dia melongok dari balik batang kepada kami. "Kamu

bukan terlalu sensitif, hal-hal seperti itu memang membuatmu mual, kan?"

Dua Puluh

Kemarilah, Nak, aku punya sesuatu yang bisa menenangkan perutmu."

Karena Mr. Dolphus Raymond dikenal sebagai lelaki jahat, aku menerima

ajakannya dengan enggan, tetapi aku mengikuti Dill. Entah mengapa, aku

merasa Atticus tidak akan suka jika kami ramah kepada Mr. Raymond, dan

aku tahu Bibi Alexandra pasti tak suka.

"Ini," katanya, menawari Dill kantong kertas dengan sedotan mencuat.

"Minumlah banyak-banyak, pasti perutmu sembuh."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 399

Dill menghisap dari sedotan, tersenyum, lalu menyedot lebih banyak.

"Hihi," kata Mr. Raymond, jelas merasa senang telah merusak seorang

anak.

"Dill, hati-hati," aku memperingatkan. Dill melepaskan sedotan dan

menyeringai. "Scout, isinya cuma Coca-Cola kok."

Mr. Raymond duduk bersandar pada batang pohon. Tadinya dia berbaring

di rumput. "Kalian tak akan cerita-cerita tentang hal ini, kan? Reputasiku

bisa hancur kalau kalian bilang-bilang."

"Maksud Anda, yang Anda minum dari kantong itu cuma Coca-Cola?

Cuma Coca-Cola biasa?"

"Ya, Nak," Mr. Raymond mengangguk. Aku suka baunya: campuran kulit,

kuda, dan benih kapas. Dia mengenakan satu-satunya sepatu bot berkuda

khas Inggris yang pernah kulihat. "Cuma itu yang ku minum, biasanya."

"Jadi, Anda hanya pura-pura sedang setengah? Maaf, Sir," aku sempat

menahan. "Saya tidak bermaksud"

Mr. Raymond terkekeh, sama sekali tak tersinggung, dan aku mencoba

menyusun pertanyaan yang bijak, "Kenapa Anda bertingkah seperti ini?"

"Apoh, ya, maksudmu, mengapa aku berpura-pura? Sederhana sekali,"

katanya. "Sebagian orang tidak suka dengan cara hidupku. Nah, aku bisa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 400

bilang, persetan dengan mereka, aku tak peduli mereka suka atau tidak.

Dengan begini, aku bilang, aku tak peduli kalau mereka tidak suka tetapi

aku tidak bilang persetan dengan mereka, mengerti?" Aku dan Dill berkata,

"Tidak, Sir."

"Aku mencoba memberi mereka alasan, begitulah. Orang akan merasa lebih

baik jika mereka punya alasan. Kalau aku datang ke kota, dan itu jarang,

aku berjalan oleng sedikit dan minum dari kantong ini, dan orang bisa

bilang Dolphus Raymond dikuasai wiski itu sebabnya dia tak mau berubah.

Dia tak mampu, itu sebabnya dia hidup seperti itu."

"Itu tidak jujur, Mr. Raymond. Membuat dirimu terlihat lebih buruk

daripada yang sudah"

"Tidak jujur memang, tetapi sangat membantu mereka. Diam-diam, Miss

Finch, aku tak banyak minum, tetapi kamu tahu mereka tak akan pernah

memahami, bahwa aku hidup seperti ini karena beginilah aku ingin hidup."

Aku merasa, aku semestinya tidak berada di sini, mendengarkan ucapan

lelaki pendosa ini, yang punya anak blasteran dan tidak peduli siapa yang

tahu, tetapi dia mengasyikkan. Aku belum pernah bertemu orang yang

dengan sengaja menipu untuk menjelekkan diri sendiri. Tetapi, mengapa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 401

dia memercayakan rahasia terdalamnya kepada kami? Aku menanyakan

alasannya.

"Karena kalian anak-anak dan kalian bisa mengerti," katanya, "dan karena

aku mendengar dia"

Dia menggerakkan kepalanya ke arah Dill, "Kehidupan belum meredam

nalurinya. Andai dia sedikit lebih tua, dia tak akan mual dan menangis.

Mungkin situasi ini akan dipandangnya keliru, misalnya, tetapi dia tak

akan menangis, kalau dia sudah lebih tua beberapa tahun."

"Menangisi apa, Mr. Raymond?" Kejantanan Dill mulai muncul kembali.

"Menangisi penderitaan yang diakibatkan oleh seseorang kepada orang lain

bahkan tanpa berpikir. Menangisi penderitaan yang diakibatkan orang

kulit putih kepada orang kulit hitam, tanpa berpikir bahwa orang kulit

hitam adalah manusia juga."

"Kata Atticus, menipu orang berkulit hitam itu sepuluh kali lipat lebih

buruk daripada menipu orang kulit putih," gumamku. "Katanya, itu hal

terburuk yang bisa dilakukan."

Mr. Raymond berkata, "Aku tidak berpikir Miss Jean Louise, kamu tidak

tahu bahwa ayahmu bukan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 402

orang biasa, akan perlu beberapa tahun agar itu kaupahami benar kamu

belum cukup melihat dunia. Kamu bahkan belum melihat kota ini

seluruhnya, tetapi yang perlu kaulakukan hanyalah masuk kembali ke

gedung pengadilan itu."

Yang mengingatkanku bahwa kami melewatkan hampir seluruh

pemeriksaan-silang Mr. Gilmer. Aku memandang matahari, yang jatuh

dengan cepat di balik atap toko di sisi barat alun-alun. Di antara dua api,

aku tak bisa memutuskan ke mana aku ingin melompat masuk: Mr.

Raymond atau Pengadilan Keliling Yuridis kelima. "Ayo, Dill," kataku.

"Kamu sudah baikan?"

"Ya. Senang berkenalan dengan Anda, Mr. Raymond, dan terima kasih

minumnya, sangat membantu."

Kami berlomba kembali ke gedung pengadilan, menapaki anak-anak

tangga, menaiki dua jenjang tangga dalam satu langkah, dan beringsut di

sepanjang pagar balkon. Pendeta Sykes menjaga tempat duduk kami agar

tidak diduduki orang.

Ruang pengadilan sepi, dan aku kembali bertanya-tanya, di mana bayi-bayi

itu sekarang. Cerutu Hakim Taylor tinggal menyerupai titik cokelat di

tengah bibirnya; Mr. Gilmer sedang menulis di salah satu notes kuning di

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 403

mejanya, mencoba mengalahkan notulis pengadilan, yang tangannya

bergerak-gerak cepat. "Wah," gumamku, "kita terlewat."

Atticus sudah menyampaikan setengah pidatonya kepada juri. Rupanya,

dia telah mengambil beberapa lembar kertas dari tasnya yang terletak di

samping kursinya karena sekarang kertas itu ada di mejanya. Tom

Robinson sedang memain-mainkan kertas itu.

"... tak adanya bukti pendukung, pria ini didakwa dengan ancaman

hukuman mati dan sekarang diaDill mempertaruhkan nyawanya

Aku menonjok lengan Jem. "Sudah berapa

lama?"

"Dia baru membahas buktinya," bisik Jem, "dan kita akan menang, Scout.

Aku tidak lihat alasan kita tak bakal menang. Dia sudah berpidato lima

menit. Dia membuatnya sejelas dan semudahnya, seperti yang kujelaskan

padamu. Kau juga pasti bisa mengerti."

"Apakah Mr. Gilmer?"

"Sst. Tak ada yang baru, semua biasa saja. Diamlah."

Kami melihat ke bawah lagi. Atticus berbicara santai, tanpa emosi, seperti

kalau sedang mendiktekan surat. Perlahan dia berjalan bolak-balik di

depan juri, dan para juri tampak memerhatikan: mereka menegakkan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 404

kepala dan mengikuti langkah Atticus dengan saksama. Kukira karena

suara Atticus tidak menggelegar.

Atticus berhenti, lalu dia melakukan sesuatu yang tak lazim dia lakukan.

Dia membuka jam dan rantainya lalu meletakkannya di meja, berkata,

"Dengan seizin pengadilan"

Hakim Taylor mengangguk, lalu Atticus melakukan sesuatu yang tak

pernah kulihat dilakukannya sebelum maupun sesudahnya, di muka

umum atau

pun di rumah: dia membuka kancing rompinya, membuka kancing kerah,

melonggarkan dasi, dan melepaskan jasnya. Dia tak pernah melonggarkan

selembar pakaian pun hingga dia mengganti baju untuk tidur, dan bagi

Jem dan aku, ini sama saja dengan dia berdiri di hadapan kami telanjang

bulat. Kami bertukar tatapan ngeri.

Atticus memasukkan tangannya ke saku, dan ketika kembali menghadapi

juri, kulihat kancing kerah emasnya dan ujung pena dan pensilnya berkelip

dalam cahaya.

"Tuan-Tuan," katanya. Aku dan Jem lagi-lagi bertukar pandang: Atticus

bisa saja berkata, "Scout." Suaranya tidak lagi datar, tidak lagi berjarak, dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 405

dia berbicara kepada juri seolah-olah mereka orang yang dijumpainya di

tikungan kantor pos.

"Tuan-Tuan," dia berkata, "penjelasan saya singkat saja, tetapi saya ingin

menggunakan waktu saya yang tersisa bersama Anda untuk mengingatkan

bahwa kasus ini bukan kasus yang sulit, tidak memerlukan penelusuran

fakta rumit secara saksama, tetapi hanya memerlukan keyakinan Anda

yang tak bisa disangkal tentang bersalah-tidaknya terdakwa. Pertama-

tama, kasus ini semestinya tidak dibawa ke ruang sidang. Kasus ini

sesederhana hitam dan putih.

"Negara tidak memberikan secuil pun bukti medis yang menyatakan bahwa

kejahatan yang didakwakan pada Tom Robinson benar-benar terjadi. Alih-

alih, negara bersandar pada kesaksian dua saksi yang buktinya tak hanya

dipertanyakan secara

serius dalam pemeriksaan-silang, tetapi juga disangkal bulat-bulat oleh

terdakwa. Terdakwa tidak bersalah, tetapi ada seseorang di ruang

pengadilan ini yang bersalah.

"Dalam hati, saya merasa kasihan pada saksi utama negara, tetapi rasa

kasihan saya tidak mencakup tindakannya yang membahayakan hidup

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 406

seseorang, yang dilakukan perempuan itu untuk menyingkirkan rasa

bersalahnya sendiri.

"Saya sebut rasa bersalah, Tuan-Tuan, karena rasa bersalahlah yang

memotivasinya. Dia tidak melakukan kejahatan, dia hanya melanggar

norma masyarakat kita yang kaku dan mengakar, norma yang begitu keras

sehingga siapa pun yang melanggarnya akan dilecehkan di tengah-tengah

kita karena tak layak diajak hidup bersama. Dia adalah korban kebodohan

dan kemelaratan yang kejam, tetapi saya tak bisa mengasihaninya: dia

berkulit putih. Dia tahu benar betapa besar pelanggaran yang

dilakukannya, tetapi karena keinginannya lebih kuat daripada norma yang

dilanggarnya, dia tetap melanggarnya. Dia melanggar, dan reaksi

selanjutnya adalah sesuatu yang pernah kita semua lakukan pada satu atau

lain waktu. Dia melakukan sesuatu yang pernah dilakukan setiap anak dia

mencoba menyingkirkan bukti pelanggarannya. Tetapi, dalam kasus ini,

dia bukanlah anak yang menyembunyikan barang selundupan: dia

menyerang korbannya dia merasa perlu menyingkirkannya jauh-jauh Tom

Robinson harus dienyahkan dari hadapannya, dari dunia ini. Dia harus

memusnahkan bukti pelanggarannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 407

"Apakah bukti pelanggarannya? Tom Robinson, seorang manusia. Dia

harus menyingkirkan Tom Robinson dari hadapannya. Tom Robinson akan

mengingatkannya setiap hari tentang perbuatannya. Apa yang

dilakukannya? Dia menggoda seorang Negro.

"Dia seorang berkulit putih, dan dia menggoda seorang Negro. Dia

melakukan sesuatu tak terba-yangkan dalam masyarakat kita: dia

mencium seorang berkulit hitam. Bukan seorang kakek tua, tetapi seorang

lelaki Negro yang muda dan kuat. Norma tidak berarti apa-apa baginya

ketika dia melanggarnya, tetapi menimpanya setelah itu.

"Ayahnya melihatnya, dan terdakwa sudah bersaksi tentang komentar sang

ayah. Apa yang dilakukan ayahnya? Kita tidak tahu, tetapi ada bukti tidak

langsung yang menunjukkan bahwa Mayella Ewell dipukuli dengan bengis

oleh seseorang yang kidal. Kita tahu sebagian perbuatan Mr. Ewell: dia

melakukan apa yang akan dilakukan lelaki berkulit putih yang terhormat,

gigih, dan takut pada Tuhan dalam situasi itu dia menandatangani surat

gugatan, tak diragukan lagi ditandatangani dengan tangan kiri, dan Tom

Robinson sekarang duduk di hadapan Anda, setelah diambil sumpah

dengan satu-satunya tangan yang dapat digunakannya tangan kanannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 408

"Demikianlah seorang Negro yang pendiam, terhormat, rendah hati, dan

dengan kekurang ajaran yang tak termaafkan merasa 'kasihan' kepada

seorang perempuan berkulit putih, harus bersaksi melawan dua orang

berkulit putih. Saya tak perlu

mengingatkan Anda tentang penampilan dan perilaku mereka di kursi

saksi Anda melihatnya sendiri. Para saksi negara, kecuali Sheriff Maycomb

County, telah hadir di hadapan Anda, Tuan-Tuan, di pengadilan ini,

dengan keyakinan sinis bahwa kesaksian mereka tak akan diragukan, yakin

bahwa Anda, Tuan-Tuan, akan ikut bersama mereka dengan asumsi

asumsi jahat bahwa semua orang Negro berbohong, bahwa semua orang

Negro adalah makhluk yang pada dasarnya tidak bermoral, bahwa semua

lelaki Negro berbahaya jika berada di dekat perempuan kita, asumsi yang

hanya dimiliki oleh otak sekaliber mereka.

"Yang kita ketahui, Tuan-Tuan, adalah bahwa asumsi tersebut adalah

kebohongan sehitam kulit Tom Robinson, kebohongan yang tak perlu saya

tekankan pada Anda. Anda tahu kebenarannya, dan kebenarannya adalah

begini: sebagian orang Negro berbohong, sebagian orang Negro tak

bermoral, sebagian orang Negro berbahaya bagi perempuan yang berkulit

hitam maupun putih. Tetapi, kebenaran ini berlaku bagi seluruh umat

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 409

manusia dan tidak khusus pada satu ras saja. Tak ada orang di ruang

pengadilan ini yang belum pernah berbohong, yang belum pernah berbuat

amoral, dan tak ada lelaki hidup yang tak pernah memandang seorang

perempuan dengan hasrat."

Atticus berhenti dan mengeluarkan sapu tangan. Lalu, dia melepaskan

kacamata dan mengusapnya, dan kami melihat tindakan "pertama" lain:

kami belum pernah melihatnya berkeringat dia ter-

masuk orang yang wajahnya tak pernah berkeringat, tetapi wajahnya

sekarang cokelat berkilap.

"Satu hal lagi, Tuan-Tuan, sebelum saya selesai. Thomas Jefferson pernah

berkata bahwa semua manusia diciptakan sederajat, frasa yang disukai

kaum Yankee dan golongan wanita cabang Eksekutif di Washington untuk

diteriakkan kepada kita. Ada kecenderungan beberapa orang pada tahun

1935 ini untuk menggunakan frasa ini di luar konteks, untuk memenuhi

semua kondisi. Contoh yang paling konyol yang terpikir oleh saya adalah

bahwa orang yang memimpin sekolah negeri menyamakan derajat orang

yang bodoh dan malas sejajar dengan yang rajin karena semua manusia

diciptakan sederajat, para pendidik akan berkata dengan serius, anak-anak

yang tinggal kelas menderita rasa rendah diri yang parah. Kita tahu semua

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 410

manusia tidak diciptakan sederajat dalam arti yang ingin diyakini oleh

sebagian orang sebagian orang lebih pintar dari yang lain, ada yang

memiliki lebih banyak kesempatan karena dilahirkan dengan itu, ada yang

berpenghasilan lebih dari yang lain, sebagian perempuan membuat kue

lebih enak daripada yang lain ada yang dilahirkan dengan bakat jauh di

luar cakupan normal sebagian besar manusia.

"Tetapi, ada satu hal di negara ini yang menunjukkan bahwa semua

manusia diciptakan sederajat ada satu lembaga kemanusiaan yang

membuat seorang pengemis sederajat dengan seorang Rockefeller, seorang

bebal sederajat dengan seorang Einstein, dan seorang tak berpendidikan

sederajat de-

ngan rektor universitas mana pun. Lembaga itu, Tuan-Tuan, adalah

pengadilan. Baik itu Mahkamah Agung Amerika Serikat atau pengadilan

negeri paling rendah di tanah ini, atau pengadilan terhormat tempat Anda

mengabdi ini. Pengadilan kita memiliki kecacatan, sebagaimana lembaga

manusia mana pun, tetapi di negara ini, pengadilan kita merupakan

penyetara besar, dan dalam pengadilan kita, semua manusia diciptakan

sederajat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 411

"Saya bukan seorang idealis yang meyakini dengan teguh integritas

pengadilan dan sistem juri kita ini bukan ideal bagi saya, ini kenyataan

yang hidup dan terjadi. Tuan-Tuan, pengadilan tidak lebih baik daripada

setiap orang di antara kalian yang duduk di hadapan saya dalam dewan

juri ini. Sebuah pengadilan hanya sebaik jurinya, dan juri hanya sebaik

orang-orang yang menyusunnya. Saya yakin bahwa Tuan-Tuan akan

menelaah tanpa perasaan bukti yang telah kalian dengar, mencapai

keputusan, dan mengembalikan terdakwa kepada keluarganya. Demi nama

Tuhan, tunaikanlah tugas Anda."

Suara Atticus merendah, dan ketika dia berbalik dari juri, dia mengatakan

sesuatu yang tak tertangkap olehku. Dia mengatakannya lebih kepada diri

sendiri daripada kepada pengadilan. Aku menonjok lengan Jem. "Apa

katanya?"

'"Demi nama Tuhan, percayalah padanya.Rasanya itu yang dia bilang."

Dill tiba-tiba menjulurkan tangan di depanku dan menggamit Jem. "Lihat

di situ!"

Kami mengikuti jarinya dengan hati tenggelam. Calpurnia sedang berjalan

di lorong tengah, berjalan tepat menuju Atticus.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 412

Dua Puluh Satu

Dia berhenti malu-malu di pagar dan menunggu untuk mendapat

perhatian Hakim Taylor. Dia mengenakan celemek baru dan membawa

amplop.

Hakim Taylor melihatnya dan berkata, "Calpurnia, ya?"

"Ya, Sir," katanya. "Bolehkah saya memberikan surat ini kepada Mr. Finch,

Sir? Ini tak ada kaitannya dengan pengadilan."

Hakim Taylor mengangguk dan Atticus mengambil amplop itu dari

Calpurnia. Dia membukanya, membaca isinya, dan berkata, "Pak Hakim,

saya surat ini dari adik saya. Katanya, anak-anak saya menghilang, belum

muncul sejak siang hari.

"Saya tahu di mana mereka, Atticus." Mr. Underwood angkat suara.

"Mereka tepat di atas sana di balkon kulit berwarna sudah di sana sejak

jam satu delapan belas tepat."

Ayah kami berpaling dan melihat ke atas. "Jem, turun dari situ," serunya.

Lalu, dia mengatakan sesuatu kepada Hakim yang tak kami dengar. Kami

memanjat melewati Pendeta Sykes dan berjalan menuju tangga.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 413

Atticus dan Calpurnia menghampiri kami di lantai bawah. Calpurnia

tampak gusar, tetapi Atticus

tampak lelah.

Jem meloncat-loncat bersemangat. "Kita menang, kan?"

"Aku tak tahu," kata Atticus singkat. "Kalian ada di sini sepanjang sore?

Pulanglah bersama Calpurnia dan makan malam lalu diam di rumah."

"Yaah, Atticus, izinkan kami kembali," pinta Jem. "Tolong bolehkan kami

mendengar vonisnya, kumohon, Sir."

"Juri mungkin saja keluar dan kembali ke sini dalam sekejap, kita tak tahu"

tetapi kami bisa melihat Atticus melunak. "Baiklah, kalian sudah dengar

semua, jadi sekalian saja mendengar sisanya. Bagaimana kalau begini,

kalian boleh kembali kalau sudah makan malam makan perlahan-lahan ya,

kalian tak akan terlewat hal-hal penting dan jika juri belum kembali, kalian

boleh menunggu bersama kami. Tetapi, kukira pengadilan sudah selesai

sebelum kalian kembali."

"Menurutmu, mereka akan membebaskannya secepat itu?" tanya Jem.

Atticus membuka mulut untuk menjawab, tetapi menutupnya lagi dan

meninggalkan kami.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 414

Aku berdoa semoga Pendeta Sykes akan menjaga tempat duduk kami,

tetapi berhenti berdoa ketika aku teringat bahwa orang berbondong-

bondong bangkit dan pergi ketika juri keluar malam ini, mereka akan

memenuhi toko, kafe O.K., dan hotel, itu kalau mereka tidak membawa

makanan sendiri.

Calpurnia menggiring kami pulang, "menguliti satu per satu hidup-hidup,

bayangkan, kalian anak-

anak mendengar semua itu! Mister Jem, mestinya kau tahu, adikmu tidak

boleh dibawa ke pengadilan itu. Miss Alexandra pasti bisa pingsan kalau

tahu! Tidak pantas anak-anak mendengar

Lampu jalan menyala dan kami melihat raut marah Calpurnia ketika kami

lewat di bawahnya. "Mister Jem, kusangka kau sudah mulai punya otak

bayangkan, dia adikmu! Bayangkan, Sir! kau semestinya malu memangnya

kau tidak berpikir?"

Aku merasa terbius. Begitu banyak hal terjadi demikian cepat sehingga aku

merasa perlu bertahun-tahun untuk memahaminya, dan sekarang

Calpurnia memarahi Jem kesayangannya keajaiban baru apa yang akan

terjadi petang ini?

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 415

Jem tertawa, "Kau tidak ingin dengar, Cal?" "Tutup mulut, Sir! Ketika kau

semestinya menunduk malu, kau malah tertawa" Calpurnia

membangkitkan serangkaian ancaman berkarat yang membuat Jem sedikit

menyesal, dan Calpurnia melayang ke tangga depan dengan komentar

klasiknya, "Kalau Mr. Finch tak bisa mengajarimu, aku yang melakukannya

masuk ke rumah, Sir!"

Jem masuk sambil menyeringai, dan Calpurnia mengangguk memberi izin

tanpa kata untuk mengundang Dill makan malam. "Kalian telepon Miss

Rachel sekarang juga dan beri tahu dia kamu ada di mana," kata

Calpurnia. "Dia kebingungan mencarimu hati-hati saja, bisa-bisa dia akan

mengirimmu kembali ke Meridian pagi-pagi sekali."

Bibi Alexandra menemui kami dan hampir pingsan ketika Calpurnia

memberi tahu di mana kami

tadi. Kurasa dia sakit hati ketika kami memberitahunya bahwa Atticus

mengizinkan kami kembali, karena dia diam saja saat makan. Dia hanya

membolak-balik makanan di piringnya, dan memandanginya dengan sedih

sementara Calpurnia melayani Jem, Dill, dan aku dengan menyimpan

dendam. Calpurnia menuangkan susu, menghidangkan salad kentang dan

ham, menggumam, "semestinya kalian malu," dalam berbagai derajat

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 416

intensitas. "Nah, kalian makan pelan-pelan," adalah perintahnya yang

terakhir.

Pendeta Sykes menjaga tempat duduk kami. Kami kaget mengetahui bahwa

kami pergi hampir sejam, dan sama kagetnya menemukan ruang

pengadilan tepat seperti yang kami tinggalkan, dengan sedikit perubahan:

kotak juri kosong, terdakwa tak ada; Hakim Taylor juga tak ada, tetapi dia

muncul lagi saat kami duduk.

"Nyaris tak ada yang bergerak," kata Jem.

"Mereka bergerak sedikit waktu juri keluar," kata Pendeta Sykes. "Para

lelaki di bawah mengambil makan malam untuk para wanita, dan mereka

menyuapi bayi mereka."

"Sudah berapa lama mereka keluar?" tanya Jem.

"Sekitar tiga puluh menit. Mr. Finch dan Mr. Gilmer berbicara lagi, lalu

Hakim Taylor memberi petunjuk bagi juri."

"Bagaimana dia?" tanya Jem.

"Apa? Oh, dia baik. Aku tak ada keluhan sedikit pun dia sangat bersikap

adil. Dia kira-kira berkata, kalau kamu percaya yang ini, kamu harus

memutus-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 417

kan begini, tetapi kalau kamu memercayai yang itu, kamu harus

memutuskan begitu. Kukira dia agak condong ke pihak kita" Pendeta Sykes

menggaruk kepalanya.

Jem tersenyum. "Semestinya dia tidak condong, Pak Pendeta, tetapi jangan

khawatir, kita sudah menang," katanya bijak. "Tak bisa melihat bagaimana

juri bisa memvonis bersalah berdasarkan apa yang kita dengar"

"Nah, jangan terlalu yakin, Mr. Jem, saya belum pernah melihat juri

memenangkan orang kulit hitam dari orang kulit putih Tetapi, Jem

membantah Pendeta Sykes, dan kami terpaksa mendengarkan telaah

panjang tentang bukti, dengan pikiran Jem tentang hukum mengenai

perkosaan: namanya bukan perkosaan jika perempuan membolehkan,

tetapi dia harus berusia delapan belas di Alabama, maksudnya dan umur

Mayella sembilan belas. Rupanya kau harus menendang dan menjerit,

harus dikalahkan dan dipukul, lebih baik lagi dibuat pingsan. Kalau

usiamu di bawah delapan belas, kau tak perlu melakukan semua ini.

"Mr. Jem," Pendeta Sykes berkeberatan, "ini bukan hal yang sopan untuk

didengar seorang gadis kecil ...."

"Ah, dia tidak tahu yang kita bicarakan," kata Jem. "Scout, ini terlalu

dewasa untukmu, kan?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 418

"Jelas tidak, aku tahu setiap kata yang kau katakan." Mungkin aku terlalu

meyakinkan karena Jem berhenti dan tak membahas topik itu lagi.

"Jam berapa sekarang, Pendeta?" tanyanya.

"Hampir delapan."

Aku menatap ke bawah dan melihat Atticus berjalan-jalan sambil

mengantongi tangan: dia menjelajah dari jendela ke jendela, lalu berjalan di

samping pagar di kotak juri. Dia melihat ke dalamnya, mengawasi Hakim

Taylor di takhtanya, lalu kembali ke tempat awalnya. Kami beradu pandang

dan aku melambai kepadanya. Dia membalas salutku dengan anggukan,

lalu melanjutkan turnya.

Mr. Gilmer sedang berdiri di jendela, berbicara dengan Mr. Underwood.

Bert, notulis pengadilan, sedang merokok tanpa henti: dia duduk sambil

menumpangkan kaki di meja.

Tetapi dari seluruh petugas pengadilan yang hadir, hanya Atticus, Mr.

Gilmer, Hakim Taylor yang tertidur lelap, dan Bert yang tingkahnya

tampak normal. Aku belum pernah melihat sebuah ruang pengadilan yang

disesaki manusia tetapi begitu sunyi. Kadang, ada bayi yang menangis

rewel, dan anak-anak bergegas keluar, tetapi orang dewasa duduk seolah-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 419

olah sedang berada dalam gereja. Di balkon, orang-orang Negro duduk dan

berdiri di sekitar kami dengan kesabaran seperti dalam kitab suci.

Jam tua gedung pengadilan menderita tegangan awal sebelum

menyuarakan waktu, delapan kali 'dong' yang memekakkan telinga dan

menggetarkan tulang kami.

Ketika jam berdentang sebelas kali, aku sudah tak bisa lagi merasakan:

lelah melawan kantuk, aku membiarkan diriku tidur sebentar bersandar

pada lengan dan bahu Pendeta Sykes yang nyaman. Aku

tersentak bangun dan berupaya sungguh-sungguh untuk tetap terjaga

dengan melihat ke bawah dan berkonsentrasi pada kepala-kepala di bawah:

ada 14 yang botak, 14 kepala lelaki yang bisa disebut berambut merah, 40

kepala dengan rambut antara cokelat dan hitam, dan aku ingat sesuatu

yang pernah dijelaskan Jem ketika dia senang akan hal-hal yang

berhubungan dengan paranormal sebentar: dia bilang, jika cukup banyak

orang sestadion penuh, mungkin berkonsentrasi pada satu hal, seperti

membakar pohon di hutan, pohon itu akan terbakar sendiri. Aku

menimbang-nimbang gagasan meminta semua orang di bawah

berkonsentrasi untuk membebaskan Tom Robinson, tetapi berpikir jika

mereka selelah aku, tentu tak akan berhasil.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 420

Dill terlelap, kepalanya bersandar pada bahu Jem, dan Jem diam.

"Lama juga, ya?" tanyaku kepadanya.

"Iya, Scout," katanya gembira. "Dari caramu mengucapkannya, sepertinya

cuma lima menit."

Jem mengangkat alis. "Ada hal-hal yang kamu tak mengerti," katanya, dan

aku terlalu lelah untuk mendebat.

Tetapi rupanya aku cukup terjaga, atau aku tak akan menerima kesan yang

merayap masuk. Rasanya, agak mirip dengan perasaan yang kurasakan

musim dingin lalu, dan aku pun gemetar, meskipun malam itu panas.

Perasaan itu tumbuh sampai atmosfer dalam ruang pengadilan sama persis

dengan pagi yang dingin pada bulan Februari, ketika moc-

kingbird tak berkicau, dan para tukang kayu berhenti memalu di rumah

baru Miss Maudie, dan setiap pintu para tetangga ditutup rapat-rapat

seperti pintu di Radley Place. Jalan yang kosong, terbengkalai, menanti, dan

ruang pengadilan penuh sesak. Malam musim panas yang lengas tidak ada

bedanya dengan pagi musim dingin. Mr. Heck Tate, yang sudah memasuki

ruang pengadilan dan berbicara dengan Atticus, bisa saja mengenakan

sepatu lars tinggi dan jaket penebang kayu. Atticus sudah menghentikan

perjalanan sunyinya dan meletakkan kakinya pada pijakan di bawah kursi;

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 421

sambil mendengarkan perkataan Mr. Tate, dia menggerakkan tangannya

perlahan naik-turun pahanya. Aku hampir merasa Mr. Tate akan berkata

kapan saja, "Tembak dia, Mr. Finch

Tetapi Mr. Tate berkata, "Pengadilan ini dimohon tertib," dengan suara

yang menggemakan wewenang, dan kepala-kepala di bawah kami

tersentak. Mr. Tate meninggalkan ruangan dan kembali bersama Tom

Robinson. Dia mengarahkan Tom ke tempatnya di samping Atticus, dan

berdiri di situ. Hakim Taylor menyiagakan diri dengan mendadak dan

duduk tegak, memandang ke kotak juri yang kosong.

Yang terjadi setelah itu bagaikan mimpi: dalam mimpi aku melihat juri

kembali, bergerak seperti perenang bawah air, dan suara Hakim Taylor

terdengar dari jauh, dan lirih. Aku melihat sesuatu yang hanya mungkin

Dillhat, atau mungkin ditunggu, oleh seorang anak pengacara, dan seperti

menonton

Atticus melangkah ke jalan, mengangkat senapan ke bahunya lalu menarik

picu, tetapi selama itu mengetahui bahwa senapannya kosong.

Juri tak pernah melihat ke terdakwa yang telah divonisnya, dan ketika juri

ini masuk, tak satu pun melihat kepada Tom Robinson. Ketua juri

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 422

menyerahkan secarik kertas kepada Mr. Tate, yang menyerahkannya

kepada kerani, yang menyerahkannya kepada hakim ....

Aku memejamkan mata. Hakim Taylor membacakan putusan juri:

"Bersalah ... bersalah ... bersalah ... bersalah Aku melirik Jem: tangannya

tampak putih karena mencengkeram pagar balkon dengan erat, dan

bahunya tersentak seolah-olah setiap kata "bersalah" adalah tusukan yang

baru dihunjamkan di antara bahunya.

Hakim Taylor mengatakan sesuatu. Palunya berada dalam genggaman,

tetapi dia tidak menggunakannya. Samar-samar aku melihat Atticus

mendorong kertas-kertas dari meja ke tasnya. Dia menutupnya,

menghampiri notulis pengadilan dan mengatakan sesuatu, mengangguk

kepada Mr. Gilmer, lalu menghampiri Tom Robinson dan membisikkan

sesuatu padanya. Atticus meletakkan tangannya pada bahu Tom sambil

berbisik. Atticus mengambil jaketnya dari sandaran kursinya dan

menyampirkan-nya di bahu. Lalu, dia meninggalkan ruang pengadilan,

tidak melalui pintu keluar yang biasa. Dia pasti ingin pulang lewat jalan

pintas karena dia berjalan cepat melalui lorong tengah ke arah pintu keluar

selatan. Aku mengikuti puncak kepalanya semen-

tara dia berjalan ke pintu. Dia tidak melihat ke atas.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 423

Seseorang menggamitku, tetapi aku enggan mengalihkan mataku dari

orang-orang di bawah kami, dan dari pemandangan langkah sendirian

Atticus di lorong.

"Miss Jean Louise?"

Aku menoleh. Mereka berdiri. Di sekitar kami dan di balkon di dinding

seberang, orang-orang Negro berdiri. Suara Pendeta Sykes sejauh suara

Hakim Taylor,

"Miss Jean Louise, berdirilah. Ayahmu sedang lewat."

Dua Puluh Dua

Giliran Jem yang menangis. Wajahnya ternodai air mata marah ketika kami

berjalan menembus kerumunan yang ceria. "Ini tidak benar," dia

bergumam sepanjang jalan menuju pojok alun-alun tempat kami

menemukan Atticus menunggu. Atticus sedang berdiri di bawah lampu

jalan, tampak seolah-olah tak ada hal penting yang baru terjadi: rompinya

terkancing, kerah dan dasinya terpasang rapi, rantai-jamnya berkilat, dia

kembali menjadi dirinya yang tanpa emosi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 424

"Ini tidak benar, Atticus," kata Jem. "Tidak, Nak, ini tidak benar." Kami

berjalan pulang.

Bibi Alexandra masih terjaga, menunggu. Dia mengenakan baju santai,

dan aku berani sumpah dia mengenakan korset di bawahnya. "Aku turut

menyesal, Kak," gumamnya. Karena belum pernah mendengarnya

memanggil Atticus "kakak" sebelumnya, aku mencuri pandang pada Jem,

tetapi dia tidak mendengar. Dia mendongak menatap Atticus, lalu

menunduk menatap lantai, dan aku bertanya-tanya apakah dia berpikir

bahwa Atticus bertanggung jawab untuk vonis bersalah Tom Robinson.

"Dia tak-apa-apa?" tanya Bibi, menunjuk pada

Jem.

"Sebentar lagi tak apa-apa," kata Atticus. "Sedikit terlalu keras baginya."

Ayah kami menghela napas. "Aku mau tidur," katanya. "Kalau aku tidak

terjaga pagi-pagi, jangan bangunkan aku."

"Kurasa tidak bijak sejak awal membiarkan mereka"

"Ini rumah mereka, Dik," kata Atticus. "Kitalah yang menciptakan situasi

ini bagi mereka, selayaknya mereka belajar menanganinya."

"Tetapi, mereka tak perlu pergi ke gedung pengadilan dan melibatkan diri

di dalamnya"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 425

"Gedung pengadilan itu sama Maycomb County-nya seperti acara minum

teh misionaris."

"Atticus" Bibi Alexandra menatapnya dengan gundah. "Kau orang terakhir

yang kusangka akan menyesali soal ini."

"Aku tidak menyesal, hanya lelah. Aku mau tidur."

"Atticus" kata Jem suram. Dia berbalik di ambang pintu. "Apa, Nak?"

"Bagaimana mereka bisa melakukannya, mengapa mereka tega?"

"Aku tak tahu, tetapi mereka melakukannya. Mereka pernah

melakukannya dan mereka melakukannya malam ini dan mereka akan

melakukannya lagi, dan ketika mereka melakukannya sepertinya hanya

anak-anak yang meratap. Selamat malam."

Tetapi, keadaan selalu lebih baik pada pagi hari. Atticus bangun pagi sekali

seperti biasa dan

sudah berada di ruang duduk di balik Mobile Register ketika kami masuk.

Wajah pagi Jem melontarkan pertanyaan yang ingin diutarakan bibir

ngantuknya.

"Belum saatnya untuk cemas," Atticus meyakinkannya, ketika kami ke

ruang makan. "Kita belum selesai. Akan ada naik banding, kau bisa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 426

mengandalkan itu. Demi Tuhan, Cal, apa semua ini?" Dia menatap piring

sarapannya.

Calpurnia berkata, "Ayah Tom Robinson mengirim ayam ini untukmu pagi

ini. Aku memasaknya."

"Sampaikan kepadanya, aku bangga menerimanya pasti mereka tidak

sarapan ayam di Gedung Putih. Ini apa?"

"Rolade," kata Calpurnia. "Estelle di hotel yang mengirim."

Atticus mendongak padanya, bingung, dan dia berkata, "Sebaiknya Anda

kemari dan lihat apa yang ada di dapur, Mr. Finch."

Kami mengikuti Atticus. Meja dapur penuh dengan makanan yang cukup

banyak untuk mengubur keluarga kami: bongkahan daging asin, tomat,

kacang, bahkan scuppernong. Atticus menyeringai ketika dia menemukan

sebotol acar buku kaki babi. "Kira-kira Bibimu akan mengizinkanku

memakan benda ini di ruang makan?"

Kata Calpurnia, "Semua ini ada di sekeliling tangga belakang waktu saya

sampai di sini pagi ini. Mereka menghargai apa yang Anda lakukan, Mr.

Finch. Mereka tidak berlebihan, kan?"

Mata Atticus berlinang. Dia terdiam sejenak. "Sampaikan pada mereka, aku

sangat berterima ka-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 427

sih," katanya. "Katakan pada mereka, jangan pernah melakukan ini lagi.

Sekarang adalah masa sulit

Dia meninggalkan dapur, masuk ke ruang makan dan pamit kepada Bibi

Alexandra, mengenakan topi, dan pergi ke kota.

Kami mendengar langkah Dill di ruang tamu, jadi Calpurnia

meninggalkan sarapan Atticus yang belum dimakan di meja. Di antara

gigitan kelincinya, Dill menceritakan reaksi Miss Rachel mengenai tadi

malam, yaitu: jika seseorang seperti Atticus Finch mau membenturkan

kepalanya pada dinding batu, biarkan saja, itu kepalanya sendiri.

"Mestinya kubalas," Dill menggeram, menggerogoti kaki ayam, "tetapi dia

sepertinya tidak bisa kubalas tadi pagi. Katanya, dia terjaga setengah

malam bertanya-tanya di mana aku, dan dia ingin menyuruh sheriff

mencariku, tetapi dia ada di pengadilan."

"Dill, kau tak boleh lagi pergi tanpa pamit," kata Jem. "Itu malah membuat

dia tambah marah."

Dill menghela napas sabar. "Aku sudah memberi tahu sampai wajahku biru

ke mana aku pergi dia hanya terlalu banyak melihat ular di lemari. Pastilah

dia minum setengah liter lebih untuk sarapan setiap pagi aku tahu dia

minum dua gelas penuh. Pernah lihat."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 428

"Jangan berbicara seperti itu, Dill," kata Bibi Alexandra. "Tidak pantas anak

kecil begitu. Itu sinis."

"Saya bukan sinis, Miss Alexandra. Mengata-

kan kebenaran bukan sinis, kan?"

"Cara mengungkapkannya yang sinis." Mata Jem berkilat padanya, tetapi

dia berkata kepada Dill, "Ayo kita pergi. Bawa saja makanannya." Ketika

kami ke teras depan, Miss Stephanie Crawford sedang sibuk bercerita

kepada Miss Maudie Atkinson dan Mr. Avery. Mereka menoleh kepada

kami dan terus berbicara. Jem menggerung. Aku ingin sekali punya senjata.

"Aku benci Dillhat orang dewasa," kata Dill. "Membuatku merasa baru

berbuat salah."

Miss Maudie berseru memanggil Jem Finch ke

sana.

Jem mengerang dan melompat dari ayunan. "Kami temani," kata Dill.

Hidung Miss Stephanie bergetar penasaran. Dia ingin tahu siapa saja yang

mengizinkan kami ke pengadilan dia tidak melihat kami, tetapi sudah

tersebar ke seluruh kota pagi ini bahwa kami ada di balkon Kulit Hitam.

Apakah Atticus menaruh kami di sana untuk semacam? Bukankah itu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 429

dekat sekali dengan semua? Apakah Scout memahami semua? Tidakkah

kami marah melihat ayah kami kalah?

"Hus, Stephanie." Cara bicara Miss Maudie sungguh maut. "Aku tak punya

waktu sepagian untuk dilewatkan di teras Jem Finch, aku memanggilmu

untuk mengetahui apakah kau dan rekan-rekanmu mau makan kue. Aku

bangun jam lima untuk membuatnya, jadi kau sebaiknya bilang iya.

Permisi, Stephanie. Selamat pagi, Mr. Avery."

Di meja dapur Miss Maudie ada satu kue besar

dan dua kue kecil. Mestinya ada tiga kue kecil. Tidak biasanya Miss Maudie

melupakan Dill, dan rupanya rasa penasaran kami terlihat dari sikap kami.

Tetapi, kami mengerti ketika dia memotong kue besar dan memberikan

irisannya untuk Jem.

Ketika kami makan, kami merasa inilah cara Miss Maudie menyampaikan

bahwa berkaitan dengan dirinya, tak ada yang berubah. Dia duduk diam di

kursi dapur, mengamati kami.

Tiba-tiba dia berkata, "Jangan cemas, Jem. Keadaan tak pernah seburuk

kelihatannya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 430

Di dalam rumah, ketika Miss Maudie ingin mengatakan sesuatu yang

panjang, dia melebarkan jarinya pada lutut dan membenarkan letak gigi

palsunya. Dia melakukan ini, dan kami menunggu.

"Aku hanya ingin mengatakan bahwa ada orang-orang di dunia ini yang

dilahirkan untuk melakukan tugas tak menyenangkan bagi kita. Ayahmu

adalah salah satunya."

"Yah," kata Jem. "Begitulah." "Jangan bilang yah begitulah padaku, Nak,"

jawab Miss Maudie, mengenali nada pasrah dalam suara Jem, "kau belum

cukup tua untuk menghargai perkataanku."

Jem menatap kuenya yang baru dimakan setengah. "Seperti ulat dalam

kepompong, keadaan ini," katanya. "Seperti sesuatu yang tertidur, di-

bungkus dalam tempat yang hangat. Dulu kusangka orang-orang

Maycomb adalah yang terbaik di dunia, setidaknya seperti itulah

kelihatannya."

"Kita orang paling aman di dunia," kata Miss

Maudie. "Kita begitu jarang dituntut untuk bersikap Kristiani, tetapi ketika

kita dituntut, kita punya orang-orang seperti Atticus untuk

melakukannya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 431

Jem menyeringai sedih. "Andai orang lain di county ini berpikir begitu

juga."

"Kau akan terkejut kalau tahu banyak di antara kita yang berpikiran

begitu."

"Siapa?" suara Jem meninggi. "Siapa di kota ini yang melakukan satu hal

untuk menolong Tom Robinson, siapa?"

"Teman-teman kulit hitamnya, pertama, dan orang-orang seperti kita.

Orang seperti Hakim Taylor. Orang seperti Mr. Heck Tate. Coba berhenti

makan dan mulailah berpikir, Jem. Pernahkah terpikir olehmu bahwa

Hakim Taylor menunjuk Atticus untuk membela anak itu bukan karena

kebetulan semata? Bahwa Hakim Taylor punya alasan sendiri untuk

menunjuknya?"

Ini pemikiran baru. Pengacara pembela yang ditunjuk oleh pengadilan

biasanya adalah Maxwell Green, pengacara terbaru Maycomb, yang

memerlukan pengalaman. Maxwell Green yang mestinya mendapatkan

kasus Tom Robinson.

"Pikirkan itu," kata Miss Maudie. "Itu bukan kebetulan. Aku sedang duduk

di teras sana tadi malam, menunggu. Aku menunggu dan menunggu

untuk melihat kalian datang lewat trotoar, dan ketika aku menunggu, aku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 432

berpikir, Atticus Finch tak akan menang, tak mungkin menang, tetapi dia

satu-satunya orang di sekitar sini yang bisa membuat juri berdiskusi begitu

lama dalam kasus seperti

itu. Dan aku berpikir sendiri, baiklah, kita membuat satu langkah hanya

langkah kecil seorang bayi, tetapi tetap saja satu langkah."

"Bicara memang gampang tak bisakah hakim dan pengacara Kristen

mengimbangi juri kafir?" gumam Jem. "Kalau aku sudah dewasa"

"Itu sesuatu yang harus kaubicarakan pada ayahmu," kata Miss Maudie.

Kami menuruni tangga baru Miss Maudie yang mentereng ke dalam

cahaya matahari dan mendapati Mr. Avery dan Miss Stephanie Crawford

masih mengobrol. Mereka sudah pindah di trotoar dan kini berdiri di

depan rumah Miss Stephanie. Miss Rachel sedang berjalan menghampiri

mereka.

"Kurasa aku mau jadi badut kalau sudah besar," kata Dill.

Aku dan Jem langsung berhenti berjalan.

"Ya, benar, badut," katanya. "Tak ada satu pun di dunia ini yang bisa

kulakukan pada orang lain kecuali tertawa. Jadi, aku mau ikut sirkus dan

tertawa sampai puas."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 433

"Kau terbalik, Dill," kata Jem. "Badut itu sedih, orang-orang yang

menertawakan mereka."

"Yah, aku akan menjadi badut jenis baru. Aku akan berdiri di tengah

lingkaran dan menertawakan orang. Lihat saja ke sana," dia menuding.

"Setiap orang itu semestinya menunggangi sapu. Bibi Rachel sudah

melakukannya."

Miss Stephanie dan Miss Rachel melambai-lambai liar kepada kami,

dengan cara yang membenarkan pengamatan Dill.

"Sial," Jem mendesah. "Kurasa tidak baik kalau tidak menemui mereka."

Ada yang salah. Wajah Mr. Avery merah karena bersin-bersin dan dia

hampir meniup kami dari trotoar ketika kami datang. Miss Stephanie

gemetar bersemangat, dan Miss Rachel menangkap bahu Dill. "Kau masuk

ke halaman belakang dan tinggal di sana," katanya. "Ada bahaya datang."

"Ada apa?" tanyaku.

"Kau belum dengar? Sudah menyebar ke kota-" Pada saat itu, Bibi

Alexandra datang ke pintu dan memanggil kami, tetapi dia terlambat. Miss

Stephanie dengan senang hati memberi tahu kami: pagi tadi Mr. Bob Ewell

mengadang Atticus di tikungan kantor pos, meludahi mukanya, dan

berkata akan membalasnya meskipun perlu seumur hidup.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 434

Dua Puluh Tiga

Andai saja Bob Ewell tidak mengunyah tembakau," hanya itu yang

dikatakan Atticus.

Namun, menurut Miss Stephanie Crawford, Atticus sedang keluar dari

kantor pos ketika Mr. Ewell menghampirinya, memakinya, meludahinya,

dan mengancam akan membunuhnya. Miss Stephanie yang, sejauh ini telah

memberi tahu kami untuk kedua kalinya bahwa dia ada di sana dan

melihat semuanya, lewat sepulang dari Jitney Jungle berkata bahwa Atticus

tidak berkedip, hanya mengeluarkan saputangan dan mengusap wajahnya

dan berdiri membiarkan Mr. Ewell memakinya dengan sebutan yang tak

bisa diulanginya meskipun disiksa kuda liar. Mr. Ewell adalah veteran

entah perang yang mana; itu, ditambah reaksi damai Atticus, mungkin

mendorongnya bertanya, "Terlalu sombong untuk berkelahi, keparat

pencinta-nigger?" kata Miss Stephanie, Atticus berkata, "Tidak, sudah

terlalu tua," memasukkan tangan ke saku dan melanjutkan berjalan. Kata

Miss Stephanie, kita harus memuji Atticus Finch, dia tak berperasaan sekali

kadang-kadang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 435

Aku dan Jem tidak merasa berita itu menghibur. "Eh, tapi," kataku, "dia

pernah jadi penembak

terjitu di county. Dia bisa"

"Kau tahu dia tak akan membawa pistol, Scout. Punya pun tidak" kata Jem.

"Kau tahu dia bahkan tidak membawa pistol waktu di penjara malam itu.

Dia bilang, punya pistol adalah undangan bagi orang lain untuk

menembakmu."

"Ini beda," kataku. "Kita bisa memintanya meminjam."

Kami mengusulkan hal itu padanya dan dia berkata, "Omong kosong."

Dill berpendapat bahwa permohonan yang menyentuh hati Atticus

mungkin berhasil: lagi pula, kami akan kelaparan jika Mr. Ewell

membunuhnya, selain dibesarkan semata-mata oleh Bibi Alexandra, dan

kami semua tahu hal pertama yang akan dilakukan Bibi Alexandra

sebelum Atticus dikubur adalah memecat Calpurnia. Kata Jem, upaya kami

akan berhasil kalau aku menangis dan mengamuk karena aku masih kecil

dan anak perempuan. Itu juga tidak berhasil.

Tetapi, ketika melihat kami luntang-lantung di sekitar lingkungan kami,

tidak mau makan, tidak berminat pada kegiatan kami yang biasa, Atticus

menyadari betapa kami sangat ketakutan. Dia menggoda Jem dengan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 436

majalah football baru suatu malam; ketika dia melihat Jem membalik-balik

halaman dan melemparnya ke samping, dia berkata, "Apa yang

mengganggu pikiranmu, Nak?"

Jem langsung mengatakannya, "Mr. Ewell." "Apa yang terjadi?"

"Tidak ada. Kami merasa takut untukmu dan

menurut kami, kau mesti melakukan sesuatu tentang hal ini."

Atticus tersenyum getir. "Melakukan apa? Membuatkan perintah-

berdamai?"

"Kalau seseorang bilang dia akan membunuhmu, sepertinya dia sungguh-

sungguh."

"Dia sungguh-sungguh sewaktu mengucapkannya," kata Atticus. "Jem, coba

bayangkan berada pada posisi Bob Ewell sebentar. Aku menghancurkan

serpih terakhir kredibilitasnya pada pengadilan itu, kalau memang

sebelumnya dia masih punya. Dia harus membalas; orang seperti dia selalu

begitu. Jadi, jika meludahi wajahku dan mengancamku bisa

menyelamatkan Mayella Ewell dari pemukulan lagi, itu sesuatu yang

kuterima dengan senang hati. Dia harus melampiaskannya pada seseorang,

dan aku lebih suka dia melampiaskannya padaku daripada anak-anaknya.

Kau mengerti?" Jem mengangguk.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 437

Bibi Alexandra memasuki ruangan ketika Atticus sedang berkata, "Kita tak

perlu takut pada Bob Ewell, dia sudah melampiaskannya pagi ini."

"Aku tak akan terlalu yakin soal itu, Atticus," katanya. "Orang seperti dia

akan melakukan apa pun untuk membalas dendam. Kau tahu mereka

seperti apa."

"Apa yang bisa dilakukan Ewell padaku, Dik?"

"Melakukan sesuatu dengan diam-diam," kata Bibi Alexandra. "Kau boleh

yakin itu."

"Tak ada orang yang punya kesempatan untuk bertingkah dengan diam-

diam di Maycomb," jawab

Atticus.

Setelah itu, kami tidak takut lagi. Musim panas mulai berakhir, dan kami

memanfaatkannya. Atticus meyakinkan kami bahwa tak ada yang akan

terjadi pada Tom Robinson sampai pengadilan yang lebih tinggi menelaah

kasusnya, dan bahwa Tom punya kesempatan bagus untuk dibebaskan,

atau setidaknya kembali mendapat pengadilan. Dia berada di Penjara

Enfield di Chester County, tujuh puluh mil dari sini. Aku bertanya kepada

Atticus apakah istri dan anak-anak Tom dibolehkan menjenguknya, tetapi

Atticus bilang tidak.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 438

"Kalau dia kalah banding," tanyaku suatu malam, "apa yang akan terjadi

padanya?"

"Dia akan dihukum mati," kata Atticus, "kecuali Gubernur memberikan

grasi. Belum waktunya cemas, Scout. Kita punya kesempatan bagus."

Jem tergolek di sofa sambil membaca Popular Mechanics. Dia mengangkat

kepala. "Ini tidak benar. Dia tidak membunuh siapa-siapa meskipun dia

bersalah. Dia tidak mengambil nyawa orang lain."

"Kau tahu perkosaan adalah pelanggaran yang bisa dijatuhi hukuman mati

di Alabama," kata Atticus.

"Ya, Sir, tetapi juri tidak perlu memberinya hukuman mati kalau mereka

mau, beri saja dia dua puluh tahun."

"Begitu, ya," kata Atticus. "Tom Robinson berkulit hitam, Jem. Tak ada juri

di bagian dunia ini akan berkata, 'Menurut kami, Anda bersalah, tapi tidak

sungguh-sungguh bersalah,' untuk tuntutan

seperti itu. Vonisnya harus tidak bersalah atau bersalah."

Jem menggeleng. "Aku tahu ini tidak benar, tetapi aku tak bisa mengerti

apa yang salah mungkin perkosaan jangan jadi pelanggaran yang diancam

hukuman mati

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 439

Atticus menjatuhkan korannya di samping kursi. Dia berkata, dia tak

punya keberatan sama sekali tentang hukum perkosaan, sama sekali tidak,

tetapi dia sangat cemas ketika negara meminta dan juri memberikan

hukuman mati berdasarkan bukti tak langsung. Dia melirikku, melihat aku

mendengar, dan memperjelasnya. "maksudku, sebelum seseorang dihukum

mati untuk pembunuhan, misalnya, harus ada satu atau dua saksi mata.

Seseorang harus bisa berkata, 'Ya, aku hadir dan melihatnya menembak.'"

"Tetapi banyak orang yang tewas di tiang gantungan digantung

berdasarkan bukti tak langsung," kata Jem.

"Aku tahu, dan sebagian besar mungkin pantas menerimanya tetapi tanpa

saksi mata, selalu ada keraguan, kadang-kadang hanya bayangan

keraguan. Dalam hukum terdapat istilah 'bisa disangkal', tetapi menurutku

seorang terdakwa berhak mendapat bayangan keraguan. Selalu ada

kemungkinan, semustahil apa pun, bahwa dia tak bersalah."

"Semua kembali pada juri, kalau begitu. Juri mestinya disingkirkan saja."

Jem bersikeras.

Atticus berusaha keras untuk tidak tersenyum, tetapi dia gagal. "Kau keras

sekali kepada kami,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 440

Nak. Kurasa mungkin ada jalan yang lebih baik. Mengubah hukum.

Mengubahnya supaya hanya hakim yang punya kekuasaan menetapkan

hukuman dalam kasus dengan ancaman hukuman mati."

"Jadi, pergi saja ke Montgomery dan ubah hukumnya."

"Kau akan terkejut kalau melihat bagaimana sulitnya. Aku tak akan hidup

cukup lama hingga hukum berubah, dan jika kau masih hidup saat

melihatnya, kau pasti sudah tua."

Ini tidak cukup bagi Jem. "Tidak, Sir, juri seharusnya disingkirkan saja. Dia

sejak awal tidak bersalah dan mereka bilang dia bersalah."

"Andai kau menjadi anggota dewan juri itu, Nak, dan sebelas anak lain

sepertimu, Tom tentu sudah bebas," kata Atticus. "Sejauh ini tak ada hal

dalam hidupmu yang mengganggu proses nalarmu. Juri yang mengaDill

Tom terdiri dari dua belas lelaki yang rasional dalam kehidupan sehari-

hari, tetapi kau melihat ada sesuatu yang di antara diri mereka dan nalar.

Kau melihat hal yang sama pada malam itu di depan penjara. Ketika

kawanan itu pergi, mereka tidak pergi sebagai orang yang rasional, mereka

pergi karena kita ada di sana. Ada sesuatu di dunia kita yang membuat

orang kehilangan akal mereka tak bisa adil meskipun sudah berusaha.

Dalam pengadilan kita, ketika kesaksian orang kulit putih dipertentangkan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 441

dengan kesaksian orang kulit hitam, orang kulit putih selalu menang. Ini

buruk, tetapi inilah fakta kehidupan."

"Tidak berarti itu benar," kata Jem tanpa emosi.

Dia memukulkan kepalannya perlahan pada lutut. "Orang tak boleh

menjatuhkan vonis bersalah pada seseorang berdasarkan bukti seperti itu

tidak boleh."

"Kamu tak bisa, tetapi mereka bisa dan mereka baru saja melakukannya.

Semakin bertambah usiamu, semakin banyak hal seperti ini kaulihat. Satu-

satunya tempat di mana seseorang semestinya mendapatkan keadilan

adalah dalam ruang pengadilan, baik kulitnya berwarna apa pun dalam

pelangi, tetapi kebencian biasanya terbawa ke dalam petak juri. Semakin

kau dewasa, kau akan melihat orang kulit putih menipu orang kulit hitam

setiap hari dalam hidupmu, tetapi kau akan kuberi tahu sesuatu dan

jangan sampai kau melupakannya kapan pun seorang kulit putih

melakukan itu kepada orang kulit hitam, siapa pun dia, sekaya apa pun

dia, atau sebaik apa pun keluarga asalnya, orang kulit putih itu sampah."

Atticus berbicara begitu tenang sehingga kata terakhirnya menggebrak

telinga kami. Aku mendongak, dan melihat wajahnya berkobar. "Tak ada

yang lebih memuakkan bagiku daripada orang kulit putih bermutu rendah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 442

yang memanfaatkan keluguan seorang Negro. Jangan membodohi diri

sendiri semua ini menumpuk dan suatu hari nanti kita akan menerima

balasannya. Kuharap tidak dalam masa kalian."

Jem menggaruk kepala. Mendadak matanya melebar. "Atticus," katanya,

"mengapa orang-orang seperti kita dan Miss Maudie tidak pernah menjadi

anggota juri? Kita tak pernah melihat siapa pun dari

Maycomb menjadi juri mereka semua berasal dari hutan."

Atticus bersandar pada kursi goyangnya. Entah mengapa, dia tampak

bangga kepada Jem. "Aku bertanya-tanya kapan itu akan terpikir olehmu,"

katanya. "Ada banyak alasan. Pertama-tama, Miss Maudie tak bisa menjadi

juri karena dia perempuan" "Maksudmu, perempuan di Alabama tak bisa?"

aku marah.

"Benar. Kukira ini untuk melindungi perempuan kita yang rapuh dari

kasus kotor seperti kasus Tom. Lagi pula," Atticus menyeringai, "aku ragu

apakah kita pernah bisa merampungkan pengadilan suatu kasus kaum

perempuan akan terus menyela untuk bertanya."

Aku dan Jem tertawa. Miss Maudie sebagai juri akan mengesankan.

Kubayangkan Mrs. Dubose tua dalam kursi rodanya "Hentikan

ketukanmu, John Taylor, aku ingin menanyakan sesuatu pada orang ini."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 443

Mungkin leluhur kami adalah orang-orang bijak. Atticus berkata, "Dengan

orang-orang seperti kita itulah sumbangsih kita. Kita biasanya

mendapatkan juri yang layak kita dapatkan. Warga Maycomb yang gemuk

tidak tertarik, sejak awal. Kedua, mereka takut. Lalu, mereka,"

"Takut, kenapa?" tanya Jem.

"Yah, bagaimana jika misalkan, Mr. Link Deas harus memutuskan jumlah

denda yang diberikan kepada, misalnya, Miss Maudie, kalau Miss Rachel

menabraknya dengan mobil. Link tak akan suka kehilangan langganan

dari kedua orang itu di tokonya,

bukan? Jadi, dia bilang kepada Hakim Taylor dia tak bisa menjadi juri

karena tak ada orang yang bisa menjaga toko selagi dia pergi. Jadi, Hakim

Taylor mengizinkannya tidak menjadi juri. Kadang, dia mengizinkannya

dengan marah."

"Apa yang membuatnya berpikir, mereka akan berhenti berdagang

dengannya?" tanyaku.

Jem berkata, "Miss Rachel bisa begitu, Miss Maudie tak akan. Tetapi,

pengambilan suara juri itu rahasia, Atticus."

Ayah kami terkekeh. "Perjalananmu masih panjang, Nak. Pengambilan

suara juri semestinya rahasia. Menjadi juri memaksa seseorang menetapkan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 444

pikiran dan menyatakan pendapatnya mengenai sesuatu. Orang tak suka

berbuat itu. Kadang-kadang, itu tidak menyenangkan."

"Juri Tom jelas menetapkan pikiran dengan terburu-buru," gerutu Jem.

Jari Atticus memegang saku-jamnya. "Tidak, mereka tidak terburu-buru,"

katanya, lebih pada dirinya daripada kepada kami. "Itu satu hal yang

membuatku berpikir, baiklah, ini mungkin bayangan permulaan. Juri

memerlukan beberapa jam. Hasilnya mungkin vonis yang tak terelakkan,

tetapi biasanya mereka hanya perlu beberapa menit. Kali ini" dia berhenti

dan memandang kami. "Kau mungkin ingin tahu bahwa ada satu orang

yang perlu dibujuk habis-habisan mulanya dia mau memberikan vonis

sama sekali tak bersalah." "Siapa?" Jem terkejut.

Mata Atticus berkelip. "Aku tidak boleh me-

ngungkapkannya, tetapi kubilang begini. Dia adalah salah satu teman Old

Sarum-mu ..."

"Salah seorang Cunningham?" seru Jem. "Salah satu aku tak mengenali

siapa pun ... kau bercanda." Dia menatap Atticus lewat sudut matanya.

"Salah satu kerabatnya. Menurut firasat, aku tidak mencoretnya. Hanya

menurut firasat. Bisa saja aku mencoret namanya, tetapi tidak."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 445

"Demi Musa," kata Jem khidmat. "Sesaat mereka mencoba membunuhnya

dan sesaat kemudian mereka mencoba membebaskannya ... aku tak akan

memahami orang-orang itu seumur hidupku."

Kata Atticus, kita hanya perlu mengenal mereka. Katanya, keluarga

Cunningham tidak pernah mengambil apa pun dari siapa pun sejak

mereka bermigrasi ke Dunia Baru. Katanya, satu hal lagi tentang mereka

adalah, begitu kau mendapatkan rasa hormat mereka, mereka akan

mendukungmu sepenuhnya. Atticus berkata, dia punya firasat, tak lebih

dari kecurigaan, bahwa mereka meninggalkan penjara malam itu dengan

rasa hormat yang besar bagi keluarga Finch. Waktu itu juga, katanya, perlu

petir dan Cunningham lain untuk membuat salah satu dari mereka

berubah pikiran. "Kalau kita punya dua di antara mereka di sana, mungkin

juri tak akan mencapai suara bulat."

Jem berkata lambat-lambat, "Maksudmu, kau benar-benar menjadikan

seseorang yang ingin membunuhmu malam sebelumnya sebagai anggota

juri? Bagaimana kau mengambil risiko itu Atticus, bagaimana bisa?"

"Kalau dianalisis, risikonya kecil. Tak ada bedanya antara satu orang yang

akan memberikan vonis bersalah dan orang lain yang juga akan

memberikan vonis bersalah, bukan? Ada perbedaan kecil terdapat antara

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 446

orang yang akan memberikan vonis bersalah dan orang yang agak

terganggu pikirannya, bukan? Dia satu-satunya ketakpastian dalam

seluruh daftar juri."

"Dia apanya Walter Cunningham?" tanyaku. Atticus bangkit, menggeliat,

dan menguap. Sekarang waktu tidur kami memang belum tiba, tetapi kami

tahu dia ingin kesempatan membaca korannya. Dia mengambilnya,

melipatnya, dan menepuk kepalaku. "Coba kuingat," dia menggumam

pada dirinya. "Dapat. Dia sepupu gandanya Walter Cunningham."

"Apa maksudnya?"

"Sepasang perempuan bersaudara menikah dengan sepasang laki-laki

bersaudara. Hanya itu yang kubilang kalian pikirkan sendiri."

Aku menyiksa diriku dan memutuskan bahwa jika aku menikahi Jem dan

Dill punya adik perempuan yang juga dinikahinya sendiri, anak-anak kami

akan menjadi sepupu ganda. "Astaga, Jem," kataku, ketika Atticus sudah

pergi, "mereka orang aneh. Bibi mendengarnya?"

Bibi Alexandra sedang merajut permadani dan tidak melihat kami, tetapi

dia mendengar. Dia duduk di kursinya di samping keranjang jahitan,

permadani terbentang di pangkuannya. Mengapa perempuan merajut

karpet wol pada malam-malam yang sepa-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 447

nas air mendidih tak pernah jelas bagiku. "Aku dengar," katanya.

Aku ingat kejadian lama yang mendatangkan bencana ketika aku bergegas

membela putra Walter Cunningham. Sekarang, aku senang telah

melakukannya. "Begitu sekolah dimulai, aku akan mengajak Water makan

di sini," aku berencana, lupa dengan niat pribadiku untuk memukulinya

begitu bertemu lagi dengannya. "Dia juga bisa main ke sini setelah sekolah.

Atticus bisa mengantarnya kembali ke Old Sarum. Mungkin dia bisa

menginap di sini kadang-kadang, ya Jem?"

"Kita lihat nanti," kata Bibi Alexandra, pernyataan yang kalau keluar

darinya selalu berupa ancaman, bukan janji. Kaget, aku berpaling

kepadanya. "Kenapa tidak, Bi? Mereka orang baik-baik."

Dia memandangku melalui bagian atas kacamata menjahit. "Jean Louise, di

benakku tak ada keraguan bahwa mereka orang baik-baik. Tetapi, mereka

bukan orang seperti kita."

Kata Jem, "Maksudnya, mereka berisik, Scout." "Berisik bagaimana?"

"Ee, norak. Mereka suka bermain biola dan hal-hal seperti itu."

"Aku juga suka"

"Jangan konyol, Jean Louise," kata Bibi Alexandra. "Masalahnya, kamu bisa

menggosok Walter Cunningham sampai berkilap, kamu bisa memakaikan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 448

sepatu dan kemeja baru, tetapi dia tak akan pernah menjadi seperti Jem.

Lagi pula, ada keturunan mabuk dalam keluarga itu selebar satu mil.

Perempuan

Finch tidak tertarik pada orang semacam itu."

"Bibi," kata Jem, "dia belum sembilan tahun."

"Lebih baik dia belajar dari sekarang." Bibi Alexandra sudah memutuskan.

Aku teringat jelas ketika terakhir kali dia menegaskan pendapatnya. Aku

tak pernah tahu alasannya. Waktu itu perhatianku terserap dengan

rencana mengunjungi rumah Calpurnia aku ingin tahu, tertarik; aku ingin

menjadi "tamu" nya, melihat cara hidupnya, siapa teman-temannya. Sama

saja mustahilnya dengan melihat sisi lain bulan. Kali ini taktiknya berbeda,

tetapi tujuan Bibi Alexandra sama. Mungkin untuk inilah dia tinggal

bersama kami untuk membantu kami memilih teman. Aku akan bertahan

selama mungkin, "Kalau mereka orang baik-baik, lalu kenapa aku tidak

boleh berbaik-baik dengan Walter?"

"Aku tidak bilang jangan baik-baik padanya. Kamu harus ramah dan

sopan padanya, kamu harus sopan kepada siapa pun, Sayang. Tetapi, kamu

tak perlu mengajaknya ke rumah."

"Bagaimana kalau dia saudara kita, Bibi?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 449

"Kenyataannya, dia bukan saudara kita, tetapi andaipun ya, jawabanku

tetap sama."

"Bibi," Jem berbicara, "kata Atticus, kita boleh memilih teman, tetapi jelas

tak bisa memilih keluarga dan itulah keluarga mereka, baik kita mau

mengakuinya atau tidak, dan kita akan kelihatan konyol sekali kalau tak

mau mengakui."

"Lagi-lagi ayahmu," kata Bibi Alexandra, "Dan aku masih akan

mengatakan bahwa Jean Louise tidak akan mengundang Walter

Cunningham ke rumah

ini. Andai dia sepupu ganda orangtuamu pun, dia tetap tak akan diterima

di rumah ini kecuali dia datang menemui Atticus untuk urusan bisnis. Nah,

titik."

Bibi telah menyimpulkan "Jelas Tidak", tetapi kali ini dia mau memberi

alasannya, "Tetapi, aku ingin bermain dengan Walter, Bibi, kenapa tidak

boleh."

Dia melepaskan kacamatanya dan menatapku. "Akan kuberi tahu

alasannya," katanya. "Karena dia itu sampah, karena itu kamu tak boleh

bermain dengannya. Aku tak membolehkanmu dekat-dekat dengan dia,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 450

meniru kebiasaannya, dan belajar entah apa lagi. Sekarang saja kamu

sudah cukup jadi masalah bagi ayahmu."

Aku tak tahu apa yang akan kulakukan, tetapi Jem mencegahku. Dia

menangkap bahuku, melingkarkan tangannya pada tubuhku, dan

memapahku yang menangis marah ke kamarnya. Atticus mendengar kami

dan melongokkan kepalanya lewat pintu. "Baik-baik saja, Sir," kata Jem

parau, "tidak ada apa-apa." Atticus pergi.

"Kunyahlah, Scout." Jem merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah

permen Tootsie Roll. Perlu waktu beberapa menit untuk menjadikan

permen itu menjadi gumpalan yang enak dalam rahangku.

Jem sedang mengatur ulang benda-benda di atas lemarinya. Rambut

bagian belakangnya ran-cung ke atas dan bagian depannya tersisir ke

bawah, dan aku bertanya-tanya apakah rambut itu akan pernah kelihatan

seperti rambut lelaki dewasa

mungkin kalau dia mencukurnya habis dan menumbuhkannya lagi,

rambutnya akan tumbuh rapi. Alisnya semakin tebal, dan kulihat

tubuhnya terlihat lebih ramping. Dia semakin tinggi.

Ketika dia berpaling, dia sepertinya menyangka aku akan menangis lagi,

karena dia berkata, "Kutunjukkan sesuatu kalau kau janji tidak bilang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 451

siapa-siapa." Aku ingin tahu. Dia membuka kancing kemeja, menyeringai

malu. "Apa?"

"Kamu tak bisa lihat?'

"Tidak."

"Ini bulu."

"Di mana?"

"Di situ. Di situ itu." Dia sudah menghiburku jadi kukatakan bulu itu

bagus, tetapi aku tidak melihat apa-apa. "Bagus sekali, Jem."

"Di ketiakku juga," katanya. "Aku mau mencoba ikut tim football tahun

depan. Scout, jangan biarkan Bibi membuatmu marah."

Rasanya baru kemarin dia memberitahuku supaya tidak membuat Bibi

marah.

"Kau kan tahu dia tidak terbiasa dengan anak perempuan," kata Jem,

"setidaknya dengan anak perempuan sepertimu. Dia mencoba membuatmu

menjadi perempuan baik-baik. Memangnya kau tak bisa belajar menyulam

atau sebangsanya?"

"Enak saja. Dia tidak suka padaku, itu intinya, dan aku tak peduli. Dia

menyebut Walter Cunningham sampah, itu yang membuatku marah, Jem,

bu-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 452

kan tentang aku jadi masalah buat Atticus. Kami sudah pernah

meluruskan itu, aku tanya pada Atticus apakah dia menganggapku

masalah dan katanya tidak juga, paling juga masalah yang selalu bisa

dibereskannya, dan aku tidak usah cemas sedikit pun bahwa aku

mengganggunya. Nah, soal Walter anak itu bukan sampah, Jem. Dia bukan

seperti keluarga Ewell."

Jem menendang sepatunya lepas dan mengayunkan kakinya ke tempat

tidur. Dia bersandar pada bantal dan menyalakan lampu baca. "Kau tahu

sesuatu, Scout? Aku sudah mengerti sekarang. Aku banyak memikirkannya

akhir-akhir ini dan aku mengerti sekarang. Ada empat jenis manusia di

dunia. Ada jenis biasa seperti kita dan para tetangga, ada jenis seperti

Cunningham di hutan, jenis seperti Ewell di tempat pembuangan sampah,

dan orang Negro."

"Bagaimana dengan orang Cina, dan orang Ca-jun di Baldwin County

sana?"

"Maksudku di Maycomb County. Masalahnya adalah, jenis manusia seperti

kita tidak suka Cun-nigham, Cunningham tidak suka Ewell, dan Ewell

benci dan memandang rendah orang berkulit hitam."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 453

Aku bilang, kalau memang begitu, mengapa juri Tom, yang berisi orang

seperti Cunningham, tidak membebaskan Tom untuk membuat Ewell

marah?

Jem mengabaikan pertanyaanku yang dianggapnya kekanak-kanakkan.

"Kau tahu," katanya, "Aku pernah melihat Atticus mengetukkan kaki ketika

mendengar musik biola

di radio, dan dia menyukai kaldu lebih daripada orang lain yang pernah

kulihat"

"Berarti itu membuat kita sama dengan Cunningham," kataku. "Aku tak

mengerti mengapa Bibi"

"Sebentar, aku belum selesai memang kita sama, tetapi kita tetap beda,

entah bagaimana. Atticus pernah bilang, alasan Bibi begitu menonjolkan

keluarga adalah karena yang kita miliki hanyalah latar belakang,

sedangkan keluarga kita tak punya kekayaan sama sekali."

"Entahlah Jem, aku tak tahu Atticus pernah bilang padaku bahwa sebagian

besar urusan Keluarga Tua ini konyol karena keluarga semua orang di sini

sama tuanya dengan keluarga orang lain. Aku tanya, apakah itu termasuk

orang kulit hitam dan Orang Inggris, dan dia bilang ya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 454

"Latar belakang bukan berarti Keluarga Tua," kata Jem. "Kurasa itu berarti

seberapa lama keluargamu bisa membaca dan menulis. Scout, aku sudah

mempelajarinya matang-matang dan itu satu-satunya alasan yang terpikir

olehku. Suatu saat ketika keluarga Finch masih di Mesir, salah satu dari

mereka mungkin belajar hieroglif dan dia mengajari anaknya," Jem tertawa.

"Bayangkan Bibi bangga karena buyutnya bisa menulis dan membaca

perempuan memilih hal-hal lucu untuk dibanggakan."

"Yah, aku senang kakek buyut kita bisa baca-tulis, sebab kalau tidak, siapa

yang mengajar Atticus dan saudara-saudaranya, dan kalau Atticus tidak

bisa membaca, kau dan aku pasti bermasalah. Rasanya bukan itu yang

namanya latar belakang,

Jem."

"Jadi, bagaimana kau menjelaskan mengapa keluarga Cunningham

berbeda dengan kita? Mr. Walter hampir tak bisa menuliskan namanya,

aku pernah lihat. Kita hanya sudah mahir menulis dan membaca lebih

lama daripada mereka."

"Tidak, semua orang harus belajar, tak ada yang lahir sudah tahu

membaca. Walter itu sebenarnya pintar, dia hanya kadang-kadang tidak

naik kelas karena dia harus membolos dan membantu ayahnya. Tak ada

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 455

yang salah padanya. Tidak, Jem, kukira hanya ada satu jenis manusia.

Manusia."

Jem berbalik dan meninju bantalnya. Waktu dia kembali tenang, mendung

menggantung di wajahnya. Mood-nya mulai turun dan aku jadi waspada.

Alis-nya bertaut; bibirnya membentuk garis tipis. Dia membisu sejenak.

"Pikirku juga begitu," akhirnya dia berkata, "ketika aku seusiamu. Kalau

hanya ada satu jenis manusia, mengapa mereka tidak bisa rukun? Kalau

mereka semua sama, mengapa mereka merepotkan diri untuk saling

membenci? Scout, kurasa aku mulai mengerti sesuatu. Kurasa aku mulai

mengerti mengapa Boo Radley tinggal tertutup di rumah selama ini ... ka-

re-na dia ingin tinggal di dalam."

Dua Puluh Empat

Calpurnia mengenakan celemeknya yang paling kaku. Dia membawa

senampan kue charlotte,

mundur ke pintu ayun dan mendorong perlahan. Aku mengagumi betapa

luwes dan anggunnya dia menangani makanan lezat yang berat itu. Begitu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 456

pula Bibi Alexandra, kukira, karena dia membolehkan Calpurnia melayani

hari ini.

Kami sudah berada di ujung bulan Agustus, mendekati ambang September.

Dill akan berangkat ke Meridian besok; hari ini dia pergi bersama Jem ke

Pusaran Barker. Jem takjub bercampur marah saat mendapati tak ada

seorang pun yang pernah mau berepot-repot mengajari Dill berenang,

keterampilan yang dianggap Jem sepenting berjalan. Mereka melewatkan

dua sore di sungai; karena mereka bilang akan berenang telanjang dan aku

tak boleh ikut jadi aku membagi saat-saat sepiku di antara Calpurnia dan

Miss Maudie.

Hari ini Bibi Alexandr dan kalangan misionarisnya sedang bertengkar

hebat di setiap sudut rumah. Dari dapur, aku mendengar Mrs. Grace

Merri-weather memberi laporan di ruang duduk tentang kehidupan

kumuh suku Mrunas, setidaknya begitu-

lah kedengarannya. Mereka menempatkan kaum perempuan di gubuk

ketika waktunya tiba, apa pun artinya itu; mereka tak memiliki nilai

kekeluargaan aku tahu itu membuat bibi stres mereka mengharuskan

anak-anak menjalani ujian yang mengerikan ketika mereka berusia tiga

belas tahun; mereka merangkak bersama penyakit puru dan ulat buah,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 457

mereka mengunyah dan meludahkan kulit pohon ke belanga umum lalu

mabuk-mabukan dengan meminumnya.

Segera setelah itu, wanita-wanita terhormat itu berhenti mengobrol untuk

menikmati penganan.

Aku tak tahu sebaiknya aku masuk ke ruang makan atau tetap di luar. Bibi

Alexandra menyuruhku bergabung dengan mereka saat menikmati

penganan; tidak perlu menghadiri bagian bisnis pertemuan, katanya aku

pasti bosan. Aku mengenakan baju Hari Minggu merah muda, sepatu, dan

rok dalam, dan berpikir bahwa jika aku menumpahkan sesuatu, Calpurnia

harus mencuci bajuku lagi untuk besok. Ini hari yang sibuk untuknya. Aku

memutuskan untuk tidak masuk.

"Boleh kubantu, Cal?" tanyaku, ingin menolong. Calpurnia berhenti di

ambang pintu. "Diamlah seperti tikus di pojok itu," katanya, "dan kau boleh

membantuku mengisi nampan kalau aku kembali."

Dengung lembut suara perempuan mengeras ketika dia membuka pintu,

"Wah, Alexandra, aku belum pernah melihat kue charlotte seperti itu ...

bagus sekali ... aku tak bisa membuat kulitnya seperti ini, tak pernah bisa ...

siapa yang menyangka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 458

tart dewberry kecil ... Calpurnia? ... siapa sangka ... ada yang sudah cerita

bahwa istri pendeta ... tidak, eh iya, dan yang satu lagi belum berjalan ..."

Keributan itu menyurut, dan aku tahu mereka semua sudah dilayani.

Calpurnia kembali dan meletakkan poci perak berat ibuku pada nampan.

"Poci kopi ini benda langka," gumamnya, "sudah tak dibuat lagi sekarang

ini."

"Boleh aku membawanya masuk?" "Asal kau berhati-hati dan tidak

menjatuhkannya. Letakkan di ujung meja dekat Miss Alexandra. Di sana

dekat cangkir dan yang lain. Dia yang akan menuangkan."

Aku mencoba mendorong pintu dengan pantat seperti yang dilakukan

Calpurnia, tetapi pintunya tidak bergerak. Dengan menyeringai, Calpurnia

membukakannya untukku. "Hati-hati, ya, berat. Jangan Dillhat, biar tidak

tumpah."

Perjalananku berhasil: Bibi Alexandra tersenyum cerah. "Tinggallah

bersama kami, Jean Louise," katanya. Ini bagian dari kampanyenya untuk

mengajariku menjadi perempuan terhormat.

Sudah lumrah bahwa setiap nyonya rumah kalangan tersebut mengundang

tetangganya untuk menikmati penganan, baik mereka penganut Baptis

atau Presbiterian, yang menjelaskan kehadiran Miss Rachel (tidak mabuk),

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 459

Miss Maudie, dan Miss Stephanie Crawford. Agak gugup, aku duduk di

sebelah Miss Maudie dan bertanya-tanya mengapa kaum perempuan

mengenakan topi hanya untuk pergi ke rumah seberang. Sekelompok

perempuan selalu

memberiku ketakutan samar dan hasrat kuat untuk berada di tempat lain,

tetapi perasaan ini adalah yang disebut Bibi Alexandra sebagai "manja".

Perempuan-perempuan ini tidak tampak kepanasan dalam balutan kain

tipis bercorak pastel: sebagian besar berbedak tebal tetapi tidak memakai

pemerah pipi; satu-satunya lipstik yang dikenakan di ruangan adalah

Tangee Natural. Cutex Natural berkilauan di kuku jari, tetapi perempuan-

perempuan yang lebih muda mengenakan Rose. Mereka menguarkan

aroma wangi seperti surga. Aku duduk diam, setelah menaklukkan

tanganku dengan cara memegang lengan kursi erat-erat, dan menunggu

seseorang berbicara padaku.

Gigi palsu emas Miss Maudie berkelip. "Pakai-anmu bagus sekali, Miss Jean

Louise," katanya. "Di mana celanamu hari ini?" "Di bawah baju saya."

Aku tidak berniat melucu, tetapi mereka tertawa. Pipiku memanas ketika

aku menyadari kesalahanku, tetapi Miss Maudie memandangku dengan

serius. Dia tak pernah menertawakanku kecuali aku memang melucu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 460

Dalam keheningan tiba-tiba yang mengikuti, Miss Stephanie Crawford

berseru dari seberang ruangan, "Cita-citamu apa, Jean Louise? Pengacara?"

"Tidak, Ma'am, saya belum memikirkannya ..." jawabku, bersyukur bahwa

Miss Stephanie cukup baik hati untuk mengubah topik. Segera aku mulai

memilih pekerjaan yang kuinginkan. Perawat? Penerbang? "Ng

"Wah, kusangka kamu ingin menjadi pengacara, kamu sudah mulai

menghadiri pengadilan."

Mereka tertawa lagi. "Stephanie itu kocak," kata seseorang. Miss Stephanie

tersemangati untuk meneruskan topik itu, "Kamu tak ingin menjadi

pengacara?"

Tangan Miss Maudie menyentuh tanganku dan aku menjawab ringan,

"Tidak, Ma'am, saya ingin jadi wanita terhormat saja."

Miss Stephanie memandangku curiga, memutuskan aku tidak berniat

kurang ajar, dan memuaskan diri dengan, "Hm, kamu tak akan berhasil

sampai kamu mulai lebih sering mengenakan rok."

Tangan Miss Maudie menggenggam tanganku erat, dan aku tak berkata

apa-apa. Kehangatannya sudah cukup.

Mrs. Grace Merriweather duduk di sebelah kiriku, dan aku merasa akan

sopan kalau berbicara dengannya. Mr. Merriweather, seorang Metodis taat

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 461

yang berada di bawah tekanan, rupanya tak melihat adanya kesan pribadi

dalam menyanyikan, "Anugrah (grace) yang menakjubkan, betapa indah

kedengarannya, yang menyelamatkan sampah sepertiku ..." Namun,

menurut pendapat umum Maycomb, Mrs. Merriweather telah

menyembuhkannya dari kebiasaan mabuk-mabukan dan menjadikannya

warga yang cukup berguna. Karenanya, pastilah Mrs. Merriweather adalah

perempuan paling taat di Maycomb. Aku mencari topik yang menarik

baginya. "Apa yang kalian pelajari sore ini?" tanyaku.

"Oh, Nak, suku Mrunas yang malang," katanya,

dan langsung diam. Perlu sedikit pertanyaan lanjutan.

Mata cokelat besar Mrs. Merriweather selalu berlinang air mata ketika dia

memikirkan kaum tertindas. "Tinggal di rimba tanpa siapa-siapa kecuali J.

Grimes Everett," katanya. "Tak ada orang berkulit putih yang mau

mendekati mereka kecuali J. Grimes Everett yang suci."

Mrs. Merriweather memainkan suaranya seperti organ: setiap kata yang

diucapkannya menerima ketukan penuh: "Kemiskinan ... kegelapan ...

imora-litas tak ada yang tahu selain J. Grimes Everett. Kamu tahu, ketika

gereja menunjukku untuk melakukan perjalanan ke tanah perkemahan itu,

J. Grimes Everett berkata padaku"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 462

"Dia ada di sana, Ma'am? Saya sangka"

"Pulang berlibur. J. Grimes Everett berkata padaku, katanya 'Mrs.

Merriweather kamu tak punya bayangan, tak punya bayangan, apa yang

kita lawan di sana.' Itu yang dikatakannya kepadaku."

"Ya, Ma'am."

"Kukatakan padanya, 'Mr. Everett,' kataku, 'kaum perempuan di Gereja

Episcopal Metodis Maycomb Alabama Bagian Selatan mendukung Anda

seratus persen.' Itu yang kukatakan kepadanya. Dan kamu tahu, pada saat

itu dan di situ juga aku bersumpah dalam hatiku. Aku berkata pada diri

sendiri, kalau aku pulang, aku akan memberi ceramah tentang suku

Mrunas dan membawa pesan J. Grimes Everett kepada Maycomb, dan

itulah yang kulakukan."

"Ya, Ma'am." Ketika Mrs. Merriweather menggeleng, ikal hitamnya

bergoyang. "Jean Louise," katanya, "kamu gadis beruntung. Kamu tinggal di

rumah Kristiani bersama orang Kristen dan di kota Kristen. Di sana di

tanah J. Grimes Everette, tak ada apa-apa kecuali dosa dan kekumuhan."

"Ya, Ma'am."

"Dosa dan kekumuhan apa tadi Gertrude?" Mrs. Merriweather

mengalihkan perhatiannya kepada perempuan yang duduk di sampingnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 463

"Oh, itu. Aku selalu bilang, maafkan dan lupakan, maafkan dan lupakan.

Yang harus dilakukan gereja adalah membantunya menjalani hidup

Kristiani bagi anak-anak itu sejak sekarang. Mestinya ada di antara kaum

lelaki yang ke sana dan memberi tahu pendeta itu untuk

menyemangatinya."

"Maaf, Mrs. Merriweather," aku menyela, "kalian membicarakan Mayella

Ewell?"

"May? Bukan, Nak. Istri orang kulit gelap itu. Istri Tom, Tom"

"Robinson, Ma'am." Mrs. Merriweather berpalin kembali ke tetangganya.

"Ada satu hal yang benar-benar kuyakini, Gertrude," dia melanjutkan,

"tetapi, ada orang yang tak melihatnya dengan caraku. Kalau kita memberi

tahu mereka bahwa kita memaafkan mereka, bahwa kita sudah

melupakannya, maka seluruh hal ini akan berlalu."

"Ah Mrs. Merriweather," aku menyela sekali lagi, "apa yang akan berlalu?"

Sekali lagi dia berpaling kepadaku. Mrs. Merriweather termasuk orang

dewasa tanpa anak yang merasa perlu memakai nada suara yang berbeda

saat berbicara dengan anak-anak. "Tak ada apa-apa, Jean Louise," katanya,

dengan perlahan dan agung, "para tukang masak dan pekerja ladang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 464

hanya merasa tidak puas, tetapi mereka sudah tenang sekarang mereka

menggerutu sepanjang hari setelah pengadilan itu."

Mrs. Merriweather berpaling kepada Mrs. Farrow, "Gertrude, kubilang tak

ada yang lebih memecah perhatian daripada orang kulit hitam yang

merajuk. Mulut mereka turun sampai ke sini. Mengacaukan harimu kalau

ada yang melakukannya di dapurmu. Kau tahu apa yang kukatakan

kepada So-phy-ku, Gertrude? Kataku, 'Sophy,' kataku, 'kamu benar-benar

tidak bersikap Kristiani hari ini. Yesus Kristus tak pernah menggerutu dan

mengeluh.' Dan tahu tidak, itu bermanfaat baginya. Dia mengangkat

pandangannya dari lantai dan berkata, "Tidak, Mrs. Merriweather, Yesus

tak pernah menggerutu.' Kuberi tahu ya, Gertrude, jangan pernah kau

melepaskan kesempatan bersaksi untuk Tuhan."

Aku teringat organ kecil kuno di gereja di Finch's Landing. Waktu aku

masih kecil sekali, dan aku bersikap baik seharian, Atticus mengizinkanku

memompa puputannya sementara dia memainkan lagu dengan satu jari.

Nada terakhir akan tetap terdengar selama masih ada udara yang

menahannya. Mrs. Merriweather sudah kehabisan udara, kukira, dan

sedang memulihkan pasokannya ketika Mrs.

Farrow menyiapkan dirinya untuk bicara.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 465

Mrs. Farrow adalah wanita yang berperawakan mengagumkan dengan

mata pucat dan kaki kecil. Rambutnya baru dikeriting sehingga

menampakkan ikal-ikal kecil ketat kelabu. Dia adalah perempuan kedua

paling taat di Maycomb. Dia memiliki kebiasaan aneh mengawali segala

sesuatu yang dikatakannya dengan suara mendesis lirih.

"Sss Grace," ujarnya, "itu mirip dengan yang kubilang kepada Saudara

Hutson tempo hari. 'Sss Saudara Hutson,' kataku, 'sepertinya kita

bertempur di pihak yang akan kalah, kita akan kalah.' Kataku, 'Sss tak ada

bedanya bagi mereka sedikit pun. Kita bisa mendidik mereka sampai

jengkel, kita bisa mencoba sampai roboh mengkristenkan mereka, tetapi tak

ada perempuan yang aman dalam tempat tidurnya akhir-akhir ini.' Dia

berkata padaku, "Mrs. Farrow, aku tak tahu akan jadi apa masyarakat kita

di sini.' Sss Aku bilang padanya, memang demikian kenyataannya."

Mrs. Merriweather mengangguk dengan bijak. Suaranya membubung di

atas denting cangkir kopi dan suara kecapan lembut dari para perempuan

yang sedang mengunyah hidangan lezat. "Gertrude," katanya, "aku bilang,

yah, ada juga orang yang baik tapi tersesat di kota ini. Baik, tapi tersesat.

Orang-orang di kota ini yang menyangka mereka berbuat benar, kataku.

Nah, jangan sampai keluar dari mulutku siapa orangnya, tetapi sebagian

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 466

orang di kota ini menyangka mereka berbuat baik baru-baru ini, padahal

yang mereka lakukan hanya-

lah menggemparkan kota. Hanya itu yang mereka lakukan. Mungkin

kelihatan seperti tindakan yang benar pada saat itu, aku tak tahu pasti, aku

tidak memahami bidang itu, tetapi kemuraman ... ketidakpuasan ... kuberi

tahu saja, kalau Sophy-ku mempertahankan sikapnya sehari lagi, aku pasti

memecatnya. Tak pernah terpikir dalam otaknya itu bahwa satu-satunya

alasan aku mempekerjakannya adalah karena sekarang ini masa depresi

dan dia memerlukan upahnya yang sedolar seperempat setiap minggu."

"Makanannya bukan tongkat yang digelontor-kan, bukan?"

Miss Maudie yang bicara. Dua garis kencang muncul di sudut mulutnya.

Sedari tadi dia duduk diam di sampingku, cangkir kopinya seimbang di

atas satu lutut. Aku sudah lama ketinggalan jalinan percakapan, ketika

mereka berhenti membicarakan istri Tom Robinson, dan menyibukkan diri

memikirkan Finch's Landing dan sungai. Pemahaman Bibi Alexandra

terbalik: bagian bisnis pertemuan itu membekukan darah, jam sosialnya

mengerikan.

"Maudie, aku yakin aku tak tahu apa maksudmu," kata Mrs. Merriweather.

"Aku yakin kamu tahu," kata Miss Maudie pendek.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 467

Dia tak berkata apa-apa lagi. Kalau Miss Maudie marah, kata-katanya

ketus dan sedingin es. Sesuatu telah membuatnya sangat marah, dan mata

kelabunya sedingin suaranya. Mrs. Merriweather memerah, melirik

kepadaku, dan membuang muka.

Aku tidak bisa melihat Mrs. Farrow.

Bibi Alexandra bangkit dari meja dan segera mengedarkan penganan,

dengan rapi menarik Mrs. Merriweather dan Mrs. Gates dalam percakapan

cepat. Ketika dia sudah membuat mereka asyik mengobrol dengan Mrs.

Perkins, Bibi Alexandra melangkah mundur. Dia memberi Miss Maudie

pandangan terima kasih, dan aku terheran-heran tentang dunia wanita.

Miss Maudie dan Bibi Alexandra tak pernah benar-benar dekat, dan

sekarang Bibi mengucapkan terima kasih diam-diam kepada Miss Maudie

untuk sesuatu. Untuk apa, aku tak tahu. Aku cukup puas mengetahui

bahwa bisa saja Bibi Alexandra diserang cukup hebat sehingga dia

berterima kasih untuk bantuan yang diterimanya. Tak ragu lagi, aku harus

segera memasuki dunia ini, di mana pada permukaannya perempuan-

perempuan wangi berayun perlahan, mengipas gemulai, dan meminum air

dingin.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 468

Tetapi, aku lebih betah di dunia ayahku. Orang-orang seperti Mr. Heck Tate

tidak memerangkap dengan pertanyaan lugu untuk mengejek; bahkan Jem

tidak sangat kritis kecuali kita mengatakan sesuatu yang bodoh. Kaum

perempuan tampaknya hidup dengan sedikit menyimpan rasa takut pada

kaum lelaki, tampak enggan untuk menyetujui mereka sepenuh hati.

Tetapi, aku menyukai kaum lelaki. Ada sesuatu pada diri mereka, sebanyak

apa pun mereka menyumpah dan minum dan berjudi dan mengunyah

tembakau; seberapa pun tak menyenangkannya mereka, ada sesuatu

tentang mereka yang kusukai secara naluriah ... mereka tidak "Mu-

nafik, Mrs. Perkins, munafik sejak lahir," Mrs. Merriweather berkata.

"Setidaknya kita tak menanggung dosa itu di sini. Orang di utara

membebaskan budak, tetapi tidak pernah terlihat mereka duduk semeja

dengan para bekas budak. Setidaknya kita tak menipu dan berkata pada

para budak, ya kalian sama baiknya dengan kami tetapi jangan dekat-

dekat. Di selatan sini kita hanya berkata, kalian hidup dengan cara kalian

dan kami hidup dengan cara kami. Kurasa perempuan itu, Mrs. Roosevelt,

sudah kehilangan akal benar-benar kehilangan akal, datang ke

Birmingham dan mencoba duduk bersama mereka. Andaikan aku

Walikota Birmingham, aku tentu" Yah, kami berdua bukan Walikota

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 469

Birmingham, tetapi aku ingin menjadi Gubernur Alabama kelak: aku akan

membebaskan Tom Robinson begitu cepat sehingga Masyarakat Misionaris

tak akan punya waktu untuk mengatur napas. Calpurnia sedang berbicara

dengan tukang masak Miss Rachel tempo hari tentang betapa sulitnya Tom

menerima keadaan dan dia tidak berhenti berbicara sewaktu aku masuk ke

dapur. Katanya, tak ada yang bisa dilakukan Atticus untuk membuat

penjara lebih mudah untuknya, bahwa hal terakhir yang dikatakannya

kepada Atticus sebelum mereka membawanya ke penjara adalah, "Selamat

tinggal, Mr. Finch, tak ada yang bisa Anda lakukan sekarang, jadi tak ada

gunanya mencoba." Kata Calpurnia, Atticus memberi tahunya, bahwa pada

hari mereka membawa Tom ke penjara, Tom sudah putus asa. Kata

Calpurnia, Atticus mencoba menjelaskan keadaan pada Tom,

dan bahwa dia harus benar-benar berusaha tidak kehilangan harapan

karena Atticus benar-benar mencoba membebaskannya. Tukang masak

Miss Rachel bertanya kepada Calpurnia mengapa Atticus tidak bilang saja

ya kamu akan bebas, dan berhenti di situ sepertinya itu akan menghibur

Tom. Calpurnia berkata, "Karena kau tidak tahu hukum. Hal pertama yang

kaupelajari kalau berada dalam keluarga hukum adalah bahwa tak ada

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 470

jawaban pasti untuk apa pun. Mr. Finch tak bisa berkata begitu kalau dia

tidak yakin keadaannya memang begitu."

Pintu depan membanting dan kudengar langkah Atticus di ruang tamu.

Secara otomatis aku bertanya-tanya pukul berapa sekarang. Belum

waktunya dia pulang, dan pada hari-hari Masyarakat Misionaris

berkumpul, dia biasa berada di kota hingga hari gelap.

Dia berhenti di ambang pintu. Topinya di tangan, dan wajahnya pucat.

"Permisi, Ibu-ibu," katanya. "Silakan dilanjutkan pertemuannya, jangan

sampai saya mengganggu. Alexandra, bisakah kau ikut denganku ke dapur

sebentar? Aku ingin meminjam Calpurnia beberapa lama."

Dia tidak melewati ruang makan, tetapi kembali ke ruang tamu dan masuk

ke dapur dari pintu belakang. Aku dan Bibi Alexandra menemuinya. Pintu

ruang makan terbuka lagi dan Miss Maudie bergabung dengan kami.

Calpurnia sudah setengah bangkit dari kursinya.

"Cal," kata Atticus, "Aku ingin kau ikut bersa-

maku ke rumah Helen Robinson"

"Ada masalah apa?" tanya Bibi Alexandra, waspada melihat wajah ayahku.

"Tom meninggal." Bibi Alexandra meletakkan tangan ke mulutnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 471

"Dia ditembak," kata Atticus. "Dia hendak kabur. Sewaktu jadwal olahraga.

Kata mereka, dia tiba-tiba berlari lintang pukang ke pagar dan mulai

memanjatnya. Tepat di depan mereka"

"Apakah mereka tidak mencoba mencegahnya? Tidakkah mereka memberi

peringatan?" suara Bibi Alexandra gemetar.

"Ya, penjaga berteriak agar dia berhenti. Mereka menembakkan beberapa

kali ke udara, lalu mereka pun menembaknya. Mereka mengenainya tepat

ketika dia melewati pagar. Kata mereka, andai dia punya dua tangan yang

normal, dia sudah berhasil, gerakannya demikian cepat. Tujuh belas lubang

peluru di tubuhnya. Mereka tidak perlu menembaknya sebanyak itu. Cal,

aku ingin kau ikut bersamaku dan bantu aku memberi tahu Helen."

"Ya, Sir," gumamnya, menggerapai celemeknya. Miss Maudie menghampiri

Calpurnia dan melepaskan ikatannya.

"Ini harus jadi yang terakhir, Atticus," kata Bibi Alexandra.

"Tergantung caramu melihatnya," kata Atticus. "Apa artinya seorang Negro,

kurang-lebih, di antara dua ratus narapidana? Dia bukan Tom bagi

mereka, dia narapidana yang hendak kabur."

Atticus bersandar pada lemari es, menaikkan kacamata, dan menggosok

mata. "Kita punya kesempatan baik," katanya. "Aku menceritakan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 472

pikiranku, tetapi aku tak bisa dengan jujur mengatakan bahwa kita

memiliki lebih dari kesempatan baik. Kukira Tom sudah lelah menghadapi

kesempatan yang diberikan orang kulit putih dan lebih suka mengambil

kesempatan sendiri. Siap, Cal?"

"Siap, Mr. Finch."

"Kalau begitu, ayo." Bibi Alexandra duduk di kursi Calpurnia dan

membenamkan wajah dalam tangan. Dia duduk diam, begitu diam hingga

aku khawatir dia jatuh pingsan. Kudengar Miss Maudie bernapas seolah-

olah dia baru menaiki tangga, dan di ruang makan para wanita mengobrol

dengan gembira.

Kusangka Bibi Alexandra sedang menangis, tetapi ketika dia melepaskan

tangan dari wajahnya, dia tidak menangis. Dia tampak lelah. Dia berbicara,

dan suaranya datar.

"Aku tak bisa bilang aku menyetujui segala yang dilakukannya, Maudie,

tetapi dia kakakku, dan aku hanya ingin tahu kapan ini akan berakhir."

Suaranya meninggi, "Ini mengoyak dirinya. Dia tidak banyak

menunjukkannya, tetapi ini mengoyak-ngoyak-nya. Aku pernah melihatnya

ketika apa lagi yang mereka inginkan darinya, Maudie, apa lagi?"

"Apa yang diinginkan siapa, Alexandra? Miss Maudie bertanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 473

"Maksudku warga kota ini. Mereka mau saja membiarkan dia melakukan

apa yang mereka terlalu

takut untuk lakukan sendiri mereka takut rugi. Mereka mau saja

membiarkan dia merusak kesehatannya untuk melakukan apa yang

mereka takut lakukan, mereka"

"Jangan keras-keras, nanti terdengar," kata Miss Maudie. "Pernahkah kau

memikirkannya begini, Alexandra? Baik Maycomb tahu atau tidak, kami

memberikan penghargaan tertinggi yang bisa kami berikan kepada

seseorang. Kami percaya dia akan bertindak benar. Sesederhana itu."

"Siapa?" Bibi Alexandra tak pernah tahu bahwa sikapnya mirip dengan

keponakannya yang berusia dua belas tahun.

"Segelintir orang di kota ini yang berkata bahwa keadilan tidak ditandai

dengan Hanya Untuk Kulit Putih; segelintir orang yang berkata bahwa

pengadilan yang adil adalah untuk semua, bukan untuk kita saja; segelintir

orang yang punya cukup kerendahan hati untuk berpikir, ketika mereka

melihat seorang Negro, aku hadir hanya berkat kebaikan Tuhan."

Ketegasan lama Miss Maudie kembali, "Segelintir orang di kota ini yang

punya latar belakang, itulah mereka."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 474

Andai aku lebih memerhatikan, aku sudah punya sekeping informasi lagi

untuk menambah definisi Jem tentang latar belakang, tetapi kudapati

diriku gemetar dan tidak bisa berhenti. Aku sudah pernah melihat Penjara

Enfield, dan Atticus pernah menunjukkan lapangan olahraganya

kepadaku. Ukurannya sebesar lapangan football.

"Jangan gemetar," perintah Miss Maudie, dan

aku berhenti. "Bangun, Alexandra, kita sudah cukup lama meninggalkan

mereka."

Bibi Alexandra bangkit dan merapikan beberapa kerutan rusuk korset

pada pinggulnya. Dia mengambil saputangan dari ikat pinggang dan

menyeka hidungnya. Dia merapikan rambut dan berkata, "Apakah

kelihatan?"

"Tidak sedikit pun," kata Miss Maudie. "Kau sudah tenang, Jean Louise?"

"Ya, Ma'am."

"Mari kita bergabung dengan mereka," katanya suram.

Suara mereka seketika terdengar ketika Miss Maudie membuka pintu ke

ruang makan. Bibi Alexandra di depanku, dan aku melihat kepalanya

mendongak ketika dia melewati pintu.

"Oh, Mrs. Perkins," katanya, "Anda perlu kopi lagi. Biar kuambilkan."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 475

"Calpurnia sedang ada urusan sebentar, Grace," kata Miss Maudie. "Coba

kuberikan beberapa potong lagi tart dewberry ini. Kamu dengar apa yang

dilakukan sepupuku tempo hari, yang suka memancing itu?

Demikianlah mereka melanjutkan acara itu, menyusuri barisan wanita

tertawa, mengitari ruang makan, mengisi cangkir kopi, menawarkan kue,

seolah-olah satu-satunya yang harus disesali adalah musibah rumah

tangga sementara karena kehilangan Calpurnia.

Senandung lembut dimulai lagi: "Ya, tentu saja, Mrs. Perkins, J. Grimes

Everett itu santo mar-

tir, dia ... perlu menikah jadi mereka kabur ... ke salon setiap Sabtu sore ...

begitu matahari terbenam. Dia tidur bersama ... ayam, sekerat penuh ayam

sakit, kata Fred itulah yang memulai, kata Fred ..."

Bibi Alexandra memandang ke seberang ruangan padaku dan tersenyum.

Dia memandang nampan kue di meja dan mengangguk padanya. Dengan

hati-hati, kuangkat nampan itu dan melihat diriku berjalan ke Mrs.

Merriweather. Dengan tata krama terbaik di depan tamu, aku bertanya

apakah dia mau sepotong. Lagi pula, jika Bibi bisa menjadi wanita

terhormat pada saat seperti ini, aku juga bisa.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 476

Dua Puluh Lima

Jangan lakukan itu, Scout. Letakkan di tangga belakang." "Jem, kau sudah

gila apa?" "Kubilang, taruh di tangga belakang." Sambil menghela napas,

aku meraup makhluk kecil itu, meletakkannya di titian terbawah, dan

kembali ke tempat tidurku. September sudah tiba, tetapi tak ada jejak cuaca

dingin yang datang bersamanya, dan kami masih tidur di teras belakang

yang berkawat. Kunang-kunang masih sering terlihat, serangga malam dan

serangga bersayap yang menabrak kawat sepanjang musim panas belum

pergi ke tempat mereka bersembunyi ketika musim gugur tiba.

Tadi seekor luing menemukan jalan masuk ke rumah: aku menduga,

pengacau kecil ini merayap naik tangga, dan melewati kolong pintu. Aku

sedang meletakkan bukuku di lantai samping tempat tidurku ketika

melihatnya. Makhluk ini tidak lebih dari seinci panjangnya, dan ketika

disentuh, dia menggulung diri menjadi bola abu-abu yang erat.

Aku berbaring menelungkup, menjulurkan tangan ke bawah, dan

menyodoknya. Ia bergelung.

Lalu, karena merasa aman, barangkali, ia perlahan meluruskan tubuhnya.

Ia berjalan beberapa inci dengan seratus kakinya dan aku menyentuhnya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 477

lagi. Ia bergelung lagi. Merasa mengantuk, aku memutuskan

menghabisinya. Tanganku tadi hendak melumatnya ketika Jem berbicara.

Jem merengut. Barangkali ini bagian dari tahapan yang sedang dijalaninya,

dan aku berharap dia cepat-cepat melewati tahap itu. Dia memang tak

pernah jahat pada hewan, tetapi aku tak pernah tahu kebaikannya meliputi

dunia serangga juga.

"Kenapa aku tidak boleh melumatkannya?" tanyaku.

"Karena mereka tidak mengganggumu," jawab Jem dalam kegelapan. Dia

telah mematikan lampu bacanya.

"Rupanya kau sekarang sedang pada tahap anti membunuh lalat dan

nyamuk," kataku. "Beri tahu aku kalau kau sudah berubah pikiran. Tapi

kuberi tahu satu hal, aku tak mau cuma duduk-duduk dan membiarkan

tungau menggigitku."

"Ah, diamlah," jawabnya mengantuk. Jem yang makin lama makin seperti

perempuan setiap hari, bukan aku. Merasa nyaman, aku berbaring

telentang dan menunggu tertidur, dan sementara menunggu aku

memikirkan Dill. Dia telah meninggalkan kami pada tanggal satu bulan ini

dengan keyakinan teguh bahwa dia akan kembali begitu sekolah bubar

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 478

menurutnya, orangtuanya sudah mengerti bahwa dia senang melewatkan

musim panas di Maycomb. Miss Rachel mengajak kami naik

taksi ke Maycomb Junction, dan Dill melambai kepada kami dari jendela

kereta api sampai dia tak terlihat. Tetapi, dia tetap dekat di hatiku; aku

merindukannya. Dua hari terakhir saat dia bersama kami, Jem

mengajarinya berenang. Aku tak bisa tidur mengingat apa yang dikatakan

Dill kepadaku.

Pusaran Barker berada di ujung jalan tanah yang merupakan cabang dari

jalan raya Meridian, sekitar satu mil dari kota. Untuk menuju ke sana, cara

yang mudah adalah dengan menumpang dari jalan raya pada gerobak

kapas atau pada pengendara mobil yang lewat. Jalan ke sungai itu pendek

dan mudah dilalui, tetapi memikirkan berjalan pulang sampai ke rumah

pada waktu senja, ketika lalu lintas sepi, bisa melelahkan, dan para

perenang berhati-hati agar tidak tinggal hingga terlalu larut di sana.

Menurut Dill, dia dan Jem baru tiba ke jalan raya ketika melihat Atticus

mengemudi ke arah mereka. Dia sepertinya tak melihat mereka, jadi

mereka berdua melambai. Atticus akhirnya melambat; ketika mereka

mengejarnya dia berkata, "Sebaiknya kalian mencari tumpangan pulang.

Aku belum akan pulang sekarang." Calpurnia berada di kursi di belakang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 479

Jem protes, lalu memohon, dan Atticus berkata, "Baiklah, kalian boleh ikut

asalkan kalian tetap tinggal di mobil."

Dalam perjalanan ke rumah Tom Robinson, Atticus memberi tahu mereka

apa yang terjadi.

Mereka belok dari jalan raya, melaju lambat

melewati tempat pembuangan sampah dan melewati rumah Ewell,

menyusuri jalan sempit ke kabin-kabin Negro. Kata Dill, sekumpulan anak

kulit hitam sedang bermain kelereng di halaman depan Tom. Atticus

memarkir mobil dan keluar. Calpurnia mengikutinya melalui gerbang

depan.

Dill mendengarnya bertanya kepada salah seorang anak, "Di mana ibumu,

Sam?" dan mendengar Sam berkata, "Dia di rumah Sis Stevens, Mr. Finch.

Mau kupanggilkan?"

Kata Dill, Atticus tampak ragu-ragu, lalu berkata ya, dan Sam berlari-lari

pergi. "Bermainlah lagi, anak-anak," kata Atticus kepada mereka.

Seorang gadis kecil menghampiri pintu kabin dan berdiri memandangi

Atticus. Kata Dill, rambutnya seperti gumpalan ekor kuda yang kecil dan

kaku, setiap helainya berujung pita cerah. Dia tersenyum lebar dan berjalan

mendekati ayah kami, tetapi dia terlalu kecil untuk menuruni tangga. Kata

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 480

Dill, Atticus menghampirinya, mencopot topinya, dan menawarkan jarinya.

Anak itu menyambarnya dan dia menolongnya menuruni tangga. Lalu, dia

menyerahkan gadis itu ke Calpurnia.

Sam berlari-lari kecil di belakang ibunya ketika mereka muncul. Kata Dill,

Helen berkata, "Sore, Mr. Finch, silakan duduk." Tetapi, dia tidak

mengatakan apa-apa lagi. Atticus juga tidak berkata-kata.

"Scout," kata Dill, "dia langsung roboh ke tanah. Langsung roboh ke tanah,

bagai ada raksasa berkaki besar lewat dan menginjaknya. Langsung brek"

kaki gemuk Dill menghantam tanah. "Seperti

kalau kau menginjak semut."

Kata Dill, Calpurnia dan Atticus memberdirikan Helen dan setengah

menggendong, setengah membimbingnya ke kabin. Mereka lama tinggal di

dalam dan Atticus keluar sendirian. Ketika mereka mengemudi kembali

melewati tempat pembuangan sampah, sebagian anggota keluarga Ewell

berteriak-teriak kepada mereka, tetapi Dill tidak menangkap kata-katanya.

Maycomb tertarik pada berita kematian Tom selama mungkin dua hari;

dua hari cukup untuk tersebarnya informasi itu ke seluruh county. "Kamu

sudah dengar tentang? ... Belum? Katanya, larinya cepat sekali,

mengalahkan kilat Bagi Maycomb, kematian Tom itu sesuai dengan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 481

perkiraan. Tipikal seorang negro untuk lari sesegera mungkin. Tipikal

mentalitas negro yang tak punya rencana, tak memikirkan masa depan,

hanya lari tunggang langgang pada kesempatan pertama yang Dillhatnya.

Lucunya, Atticus Finch mungkin bisa membebaskannya tetapi apa dia mau

menunggu? Tidak. Kamu tahu mereka seperti apa. Mudah datang, mudah

pergi. Jelas kan, bahwa Robinson sudah menikah, mereka bilang dia bersih,

ke gereja dan sebagainya, tetapi pada dasarnya, kedoknya sangat mudah

terbuka. Sifat nigger selalu muncul dalam diri mereka.

Ditambahi beberapa detail lagi, memungkinkan setiap pendengar

mengulangi versinya ke orang lain, lalu tak ada lagi yang dibicarakan

sampai Maycomb Tribune muncul hari Kamis berikutnya. Ada obituari

singkat dalam Berita Kulit Hitam, tetapi

juga ada editorial.

Mr. B.B. Underwood sedang getir-getirnya, dan dia tak peduli siapa yang

membatalkan iklan dan langganan. (Tetapi, cara main Maycomb tidak

seperti itu: Mr. Underwood bisa berteriak sampai berkeringat dan menulis

apa pun yang dia mau, dia masih mendapatkan iklan dan langganan. Jika

dia ingin memperbodoh diri di korannya, itu urusannya.) Mr. Underwood

tidak membicarakan timpangnya keadilan, dia menulis supaya anak-anak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 482

bisa mengerti. Mr. Underwood hanya menyimpulkan bahwa membunuh

orang cacat itu dosa, baik mereka sedang berdiri, duduk, atau melarikan

diri. Dia mengumpamakan kematian Tom sebagai pembantaian tanpa arti

atas burung penyanyi oleh pemburu dan anak-anak, dan Maycomb

berpikir dia mencoba menulis editorial yang cukup puitis untuk dicetak

ulang dalam Montgomery Advertiser.

Bagaimana bisa begini, aku bertanya-tanya, saat aku membaca editorial

Mr. Underwood. Pembunuhan tanpa artiTom telah diproses sesuai dengan

hukum yang berlaku hingga hari kematiannya; dia telah diaDill secara

terbuka dan divonis oleh dua belas orang lelaki yang baik dan benar;

ayahku telah memperjuangkannya habis-habisan. Lalu, maksud Mr.

Underwood menjadi jelas: Atticus telah menggunakan setiap alat yang

tersedia bagi orang merdeka untuk menyelamatkan Tom Robinson, tetapi

di pengadilan tersembunyi dalam hati manusia, Atticus tak punya kasus.

Tom adalah orang mati begitu Mayella Ewell membuka mulutnya dan men-

jerit.

Nama Ewell memberiku perasaan mual. Maycomb segera mendengar

pandangan Mr. Ewell tentang kematian Tom dan meneruskannya melalui

saluran utama gosip, yaitu Miss Stephanie Crawford. Miss Stephanie

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 483

memberi tahu Bibi Alexandra di depan Jem ("Ah, dia cukup besar untuk

mendengar,") bahwa Mr. Ewell berkata satu sudah tumbang dan masih ada

dua lagi. Kata Jem padaku, jangan takut, Mr. Ewell cuma omong besar. Jem

juga berkata padaku bahwa kalau aku sampai membocorkannya kepada

Atticus, jika dalam cara apa pun aku memberi tahu Atticus bahwa aku

tahu, Jem tak akan pernah bicara denganku lagi.

Dua Puluh Enam

Sekolah dimulai, demikian pula perjalanan harian kami melewati Radley

Place. Jem kelas tujuh dan bersekolah ke SMP, di belakang gedung SD; aku

sekarang kelas tiga, dan rutinitas kami sudah begitu berbeda sehingga aku

hanya berjalan ke sekolah bersama Jem pada pagi hari dan bertemu pada

saat makan. Dia mencoba masuk tim football, tetapi terlalu langsing dan

terlalu muda untuk melakukan apa-apa kecuali membawakan ember air

untuk seluruh tim. Dia melakukannya dengan bersemangat; hampir setiap

sore dia pulang setelah hari gelap.

Radley Place sudah tidak lagi membuatku takut, tetapi rumah itu tetap

suram, tetap tampak dingin di bawah pohon eknya yang besar-besar, dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 484

tetap tak menarik. Mr. Nathan Radley masih terlihat pada hari cerah,

berjalan pulang pergi ke kota; kami tahu Boo ada di dalam, untuk alasan

yang sama belum ada yang melihatnya digotong keluar. Kadang-kadang,

ketika melewati tempat tua itu, aku merasa sedih karena pernah

berpartisipasi dalam sesuatu yang pasti menyiksa Arthur Radley petapa

bernalar mana yang ingin anak-anak mengintip lewat jen-

dela, mengantarkan sapaan dengan ujung tongkat pancing, berjalan-jalan

di kebun sawi di tengah malam?

Tetapi, aku juga ingat. Dua keping koin kepala Indian, permen karet,

boneka sabun, medali berkarat, jam-rantai rusak. Jem rupanya

menyimpannya di suatu tempat. Aku berhenti dan melihat pada pohon itu

suatu sore: batangnya membengkak di sekitar tambalan semennya.

Tambalan itu sendiri sudah menguning.

Kami sudah beberapa kali hampir melihatnya, nilai yang cukup baik bagi

siapa pun.

Namun, aku masih mencarinya setiap kali aku lewat. Mungkin suatu hari

aku akan melihatnya. Aku membayangkan akan seperti apa ketika itu

terjadi; dia hanya duduk di ayunan ketika aku lewat. "Halo, Mr. Arthur,"

aku akan berkata, seolah-olah aku mengatakannya setiap sore sepanjang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 485

hidupku. "Sore, Jean Louise," dia akan berkata, seolah-olah dia

mengatakannya setiap sore sepanjang hidupku, "cuaca yang indah,

bukan?" "Ya, Sir, benar indah," aku pun menjawab, lalu terus berjalan.

Itu hanya khayalan. Kami tak akan pernah melihatnya. Mungkin dia

memang keluar saat bulan terbenam dan mengamati Miss Stephanie

Crawford. Aku lebih suka memilih orang lain untuk diamati, tetapi itu

urusannya. Dia tak akan mengamati kami.

"Kau tidak akan memulainya lagi, kan?" kata Atticus suatu malam, ketika

aku mengungkapkan hasrat liar untuk melihat Boo Radley sebelum aku

mati. "Kalau ya, kukatakan sekarang: hentikan. Aku su-

dah terlalu tua untuk menghalaumu dari tanah Radley. Lagi pula,

berbahaya. Kau bisa tertembak. Kau tahu Mr. Nathan menembak setiap

bayangan yang Dillhatnya, bahkan bayangan yang meninggalkan jejak

kaki telanjang berukuran empat. Kau beruntung tak terbunuh."

Aku langsung terdiam. Pada saat yang sama, aku takjub pada Atticus. Ini

pertama kalinya dia memberi tahu bahwa dia tahu lebih banyak daripada

yang kami sangka. Dan peristiwa itu terjadi bertahun-tahun yang lalu.

Tidak, baru musim panas yang lalu tidak, musim panas sebelum itu ...

waktu membuatku bingung. Aku harus ingat untuk bertanya kepada Jem.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 486

Begitu banyak hal terjadi pada kami, Boo Radley adalah hal terakhir yang

kami takuti. Kata Atticus, dia cukup yakin tak akan terjadi apa-apa lagi,

bahwa keadaan akhirnya akan mereda, dan setelah cukup waktu berlalu,

orang akan lupa bahwa kehadiran Tom Robinson pernah menarik

perhatian mereka.

Mungkin Atticus benar, tetapi peristiwa musim panas itu menyelimuti kami

seperti asap dalam ruang tertutup. Orang dewasa di Maycomb tak pernah

membahas kasus itu dengan aku dan Jem; sepertinya mereka

membahasnya dengan anak-anak mereka, dan sepertinya mereka

menunjukkan sikap bahwa kami berdua tidak bisa memilih orangtua kami.

Akibatnya, anak-anak mereka harus baik kepada kami meskipun ada

Atticus. Anak-anak tak mungkin memikirkan hal seperti ini sendiri:

seandai-

nya teman sekelas kami dibiarkan, aku dan Jem mungkin masing-masing

sudah beberapa kali berkelahi dengan singkat dan memuaskan, dan

mengakhiri masalah itu selamanya. Dengan cara seperti ini, kami terpaksa

mengangkat kepala dan menjadi lelaki dan perempuan terhormat. Boleh

dibilang, masa ini mirip dengan masa Mrs. Henry Lafayette Dubose, tanpa

teriakan-teriakannya. Namun, ada satu hal aneh yang aku tak pernah

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 487

mengerti: meskipun ada kekurangan Atticus sebagai orangtua, masyarakat

tetap puas memilih dia kembali sebagai anggota badan legislatif negara

bagian tahun itu, seperti biasa, tanpa oposisi. Aku menyimpulkan bahwa

orang memang aneh. Aku menarik diri dari mereka, dan tak pernah

memikirkan mereka sampai aku terpaksa.

Keterpaksaan itu datang pada suatu hari di sekolah. Seminggu sekali, kami

mengikuti mata pelajaran Peristiwa Terkini. Setiap anak diwajibkan

memotong satu berita dari koran, menyerap isinya, dan

mengungkapkannya di kelas. Praktik ini katanya bermanfaat untuk

menanggulangi berbagai kejahatan: berdiri di depan teman-temannya

mendorong terbentuknya postur yang baik dan mengajarkan sikap tenang

kepada anak; mempelajari peristiwa terkini memperkuat ingatannya;

tampil sendiri-sendiri membuatnya lebih-lebih ingin kembali ke Kelompok.

Gagasan yang agung, tetapi seperti biasa, di Maycomb, gagasan ini tidak

terlalu berhasil. Pertama, hanya sedikit anak desa yang memiliki koran, jadi

beban Peristiwa Terkini ditanggung anak-anak yang tinggal di kota; hal ini

semakin menambah

keyakinan anak-anak anggota bus jemputan bahwa anak-anak kotalah

yang selalu memperoleh perhatian. Anak-anak desa yang punya koran,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 488

biasanya membawa artikel dari Grit Paper, koran kacangan di mata Miss

Gates, guru kami. Mengapa dia mengerutkan kening ketika seorang anak

membaca dari Grit Paper, aku tak pernah tahu, tetapi entah bagaimana

koran ini dikaitkan dengan kesukaan bermain biola, memakan biskuit

bersirop saat makan siang, penganut Pantekosta, menyanyi Sweetly Sings

the Donkey dan melafalkannya dengan 'dunkey' semua hal yang harus

diredam oleh para guru yang digaji oleh negara.

Meskipun demikian, tak banyak siswa yang mengerti Peristiwa Terkini itu

apa. Little Chuck Little, meskipun pengetahuannya tentang sapi dan

kebiasaan mereka telah berumur seratus tahun, sudah setengah jalan

membacakan cerita Paman Nat-chell, kartun maskot sebuah produk

pupuk, ketika Miss Gates menghentikannya, "Charles, itu bukan peristiwa

terkini. Itu iklan."

Tetapi, Cecil Jacobs tahu apa itu Peristiwa Terkini. Ketika gilirannya tiba,

dia maju ke depan dan memulai, "Si Tua Hitler"

"Adolf Hitler, Cecil," kata Miss Gates. "Orang tak boleh memulai kalimat

dengan menyebut seseorang Si Tua."

"Ya, Ma'am," katanya. "Adolf Hitler Tua sudah lama melindas"

"Menindas, Cecil ..."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 489

"Tidak, Miss Gates, di sini bunyinya yah, po-

koknya Adolf Hitler tua menyusahkan orang Yahudi dan dia memasukkan

mereka ke penjara dan dia merampas semua milik mereka dan dia tidak

mengizinkan mereka keluar negara dan dia membersihkan semua otak

udang dan"

"Membersihkan otak udang?"

"Ya, Miss Gates, sepertinya mereka tidak cukup pandai untuk mandi

sendiri, sepertinya seorang idiot tak bisa menjaga kebersihan tubuhnya.

Yah, pokoknya, Hitler memulai program untuk menggaruk orang setengah

Yahudi juga dan dia ingin mendaftar mereka kalau-kalau mereka ingin

mempersulitnya dan saya pikir ini hal yang buruk dan selesailah peristiwa

terkini saya."

"Bagus sekali, Cecil," kata Miss Gates. Mengembuskan napas, Cecil kembali

ke kursinya.

Satu tangan diacungkan di belakang ruangan. "Bagaimana dia melakukan

hal itu?"

"Siapa melakukan apa?"tanya Miss Gates sabar.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 490

"Maksud saya, bagaimana Hitler bisa memasukkan banyak orang ke

kurungan seperti itu, mestinya pemerintah mencegahnya," kata si pemilik

tangan.

"Hitlerlah pemerintahnya," kata Miss Gates, dan, menyambar kesempatan

untuk mendinamiskan pendidikan, dia berjalan ke papan tulis. Dia

menuliskan DEMOKRASI dalam huruf besar. "Demokrasi," katanya. "Ada

yang tahu definisinya?"

"Kita," seseorang berkata. Aku mengacung, mengingat slogan kampanye

kuno yang pernah diceritakan Atticus kepadaku. "Menurutmu, apa artinya,

Jean Louise?"

'"Hak yang sama untuk semua, hak istimewa tidak untuk seorang pun!'"

aku mengutip.

"Bagus sekali, Jean Louise, bagus sekali," Miss Gates tersenyum. Di depan

DEMOKRASI, dia menulis KITA ADALAH NEGARA. "Nah, Anak-anak,

ucapkan semuanya: 'Kita adalah negara demokrasi.'"

Kami mengucapkannya. Lalu, Miss Gates berkata, "Itulah bedanya Amerika

dan Jerman. Kita negara demokrasi dan Jerman negara diktator.

Kediktatoran," katanya. "Di sini kita percaya, kita tidak boleh menindas

siapa pun. Penindasan berasal dari orang-orang yang berprasangka buruk.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 491

Prasangka," dia mengucapkan dengan hati-hati. "Tak ada orang yang lebih

baik di dunia ini daripada kaum Yahudi, dan mengapa Hitler tidak

berpikir begitu adalah misteri bagiku."

Sebuah jiwa yang ingin tahu di tengah ruangan berkata, "Mengapa mereka

tidak menyukai orang Yahudi, menurut Anda, Miss Gates?"

"Aku tak tahu, Henry. Orang Yahudi berkiprah di setiap masyarakat yang

mereka tinggali, dan terutama, mereka sangat religius. Hitler mencoba

menyingkirkan agama, jadi mungkin dia tidak menyukai mereka karena

alasan itu."

Cecil angkat bicara. "Saya tak tahu pasti," katanya, "mereka mestinya

menukar uang atau semacam itu, tapi itu bukan alasan untuk menindas

mereka. Mereka berkulit putih, kan?"

Miss Gates berkata, "Kalau kau sudah SMA, Cecil, kau akan mempelajari

bahwa kaum Yahudi sudah ditindas sejak awal sejarah, bahkan diusir dari

negara mereka sendiri. Itu salah satu kisah paling buruk dalam sejarah.

Waktunya aritmetika, anak-anak."

Karena aku tak pernah suka aritmetika, aku melewatkan jam itu melihat

keluar jendela. Sekalinya aku melihat Atticus merengut adalah ketika Elmer

Davis, seorang wartawan dan penyiar radio CBS, memberi kami berita

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 492

terakhir tentang Hitler. Atticus akan mematikan radio dan berkata, "Hmp!"

Aku pernah bertanya mengapa dia tak suka kepada Hitler dan Atticus

berkata, "Karena dia orang gila."

Ini tak cukup, pikirku, ketika kelas berlanjut dengan belajar tambah-

tambahan. Satu orang gila dan jutaan orang Jerman. Menurut pikiranku,

semestinya mereka menyekap Hitler dalam penjara alih-alih

membiarkannya menyekap mereka. Ada hal lain yang mengganjal aku

akan bertanya kepada ayahku tentang itu.

Aku bertanya, dan katanya dia tak mungkin menjawab pertanyaanku

karena dia tak tahu jawabannya.

"Tetapi membenci Hitler itu boleh?" "Tidak boleh," katanya. "Kita tidak

boleh membenci siapa pun."

"Atticus," kataku, "ada sesuatu yang tak kumengerti. Menurut Miss Gates

kejadian ini mengerikan, Hitler bertindak seperti itu. Wajahnya sampai

memerah karenanya"

"Aku tak heran."

"Tapi"

"Ya?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 493

"Tak apa-apa, Sir." Aku pergi, tak yakin aku bisa menjelaskan kepada

Atticus apa yang ada di benakku, tak yakin aku bisa menjabarkan sesuatu

yang hanya berupa perasaan. Mungkin Jem bisa memberikan jawaban. Jem

mengerti urusan sekolah lebih daripada Atticus.

Jem lelah karena seharian membawa air. Ada setidaknya dua belas kulit

pisang di lantai di samping tempat tidurnya, mengitari botol susu kosong.

"Kenapa kau makan begitu banyak?" tanyaku.

"Kata Pelatih, kalau beratku naik dua belas kilo dua tahun lagi, aku boleh

bermain," katanya. "Ini cara tercepat."

"Kalau kau tidak memuntahkan semuanya. Jem, " kataku, "aku ingin

menanyakan sesuatu."

"Silakan." Dia meletakkan buku dan meluruskan kakinya.

"Miss Gates perempuan yang baik, bukan?" "Tentu saja," kata Jem. "Aku

suka dia waktu aku di kelasnya."

"Dia sangat membenci Hitler "Apa salahnya?"

"Hmm dia berbicara hari ini tentang betapa buruknya Hitler

memperlakukan orang Yahudi seperti itu. Jem, menindas siapa pun itu

salah, kan? Maksudku, bahkan memiliki pikiran jahat pada siapa pun,

begitu, kan?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 494

"Jelas salah, Scout. Memangnya kenapa?"

"Yah, waktu keluar dari gedung pengadilan malam itu, Miss Gates sedang

dia menuruni tangga di depan kita, kau mungkin tidak melihatnya dia se-

dang berbicara dengan Miss Stephanie Crawford. Aku mendengar dia

berkata bahwa sudah waktunya mereka diberi pelajaran, mereka sudah

melunjak, dan hal berikutnya yang mereka pikir bisa mereka lakukan

adalah menikahi kita. Jem, bagaimana orang bisa membenci Hitler

demikian sangat, lalu berbalik dan bersikap buruk pada orang-orang yang

justru ada di kotanya sendiri?"

Tiba-tiba kemarahan Jem meledak. Dia melompat turun dari tempat tidur,

menangkap kerahku dan mengguncangku. "Aku tak pernah ingin

mendengar tentang gedung pengadilan itu lagi, selamanya, selamanya,

mengerti? Mengerti? Jangan pernah ucapkan satu kata lagi padaku

tentang itu lagi, mengerti? Pergi!"

Aku terlalu terkejut untuk menangis. Aku beringsut dari kamar Jem dan

menutup pintu perlahan, kalau-kalau suara yang tak diinginkan

membuatnya marah lagi. Merasa tiba-tiba kelelahan, aku menginginkan

Atticus. Dia sedang di ruang duduk, dan aku menghampirinya dan

mencoba naik ke pangkuannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 495

Atticus tersenyum. "Kau sudah terlalu besar sekarang, aku hanya bisa

memeluk sebagian." Dia memelukku erat. "Scout," katanya lembut, "jangan

biarkan Jem membuatmu sedih. Dia sedang menghadapi masa sulit akhir-

akhir ini. Aku mendengar kalian berbicara."

Kata Atticus, Jem sedang mencoba bersungguh-sungguh melupakan

sesuatu, tetapi sebenarnya yang dilakukannya hanyalah menyisihkan

masa-

lah tersebut beberapa lama sampai sudah cukup waktu berlalu. Lalu, dia

akan mampu memikirkan dan memahaminya. Ketika dia mampu

memikirkannya, Jem akan kembali menjadi dirinya.

Dua Puluh Tujuh

Keadaan memang mereda, kira-kira, seperti yang diramalkan Atticus. Pada

pertengahan Oktober, hanya dua hal kecil yang di luar kebiasaan terjadi

pada dua warga Maycomb. Tidak, ada tiga hal, dan tidak langsung

berkaitan dengan kami keluarga Finchtetapi boleh juga dibilang berkaitan.

Hal pertama adalah Mr. Bob Ewell memperoleh dan kehilangan pekerjaan

dalam waktu beberapa hari dan hal itu mungkin membuatnya unik dalam

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 496

sejarah 1930-an: dia satu-satunya orang yang pernah kudengar dipecat dari

WPA, proyek padat karya pemerintah, karena malas. Kukira kepopuleran

singkatnya menimbulkan keproduktifan yang lebih singkat, tetapi

pekerjaannya hanya berlangsung selama masa kejayaannya: Mr. Ewell

mendapati dirinya dilupakan seperti Tom Robinson. Setelah itu, dia muncul

lagi setiap minggu di dinas sosial untuk mengambil cek santunan, dan

menerimanya tanpa terima kasih, di tengah gerutuan tak jelas bahwa para

bajingan yang merasa memerintah kota ini tidak mengizinkan orang jujur

mencari nafkah. Ruth Jones, petugas sosial, mengatakan bahwa Mr. Ewell

terang-terangan menuduh Atticus merebut peker-

jaannya. Miss Ruth cukup risau sampai-sampai dia berjalan ke kantor

Atticus dan menceritakan hal itu. Kata Atticus, Miss Ruth tak perlu cemas,

karena jika Bob Ewell ingin membahas persoalan Atticus "merebut"

pekerjaannya, Bob sudah tahu jalan ke kanTomya.

Hal kedua terjadi pada Hakim Taylor. Hakim Taylor tidak ke gereja pada

Minggu malam; Mrs. Taylor yang hadir. Hakim Taylor menikmati waktu

Minggu malam sendirian di rumahnya yang besar, dan pada waktu

kebaktian dia bersembunyi di ruang kerjanya membaca tulisan Bob Taylor

(bukan saudara, tetapi sang hakim tentu bangga andai bisa mengaku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 497

saudara). Pada suatu Minggu malam, tenggelam dalam metafora berbuah

dan diksi berbunga, perhatian Hakim Taylor terenggut dari lembar kertas

oleh suara garukan yang mengganggu. "Sst," katanya kepada Ann Taylor,

anjing kampungnya yang gemuk. Lalu, dia menyadari dia berbicara pada

ruangan kosong; suara menggaruk berasal dari belakang rumah. Hakim

Taylor menuju teras belakang untuk mengeluarkan Ann dan menemukan

pintu kawatnya berayun terbuka. Bayangan di pojok rumah beradu

pandang dengannya, dan hanya itulah yang bisa Dillhatnya dari

pengunjungnya. Mrs. Taylor pulang dari gereja menemukan suaminya di

kursinya, tenggelam dalam tulisan Bob Taylor, dengan senapan di

pangkuan.

Hal ketiga terjadi pada Helen Robinson, janda Tom. Kalau Mr. Ewell

dilupakan seperti Tom Robinson, Tom Robinson dilupakan seperti Boo

Radley.

Tetapi, Tom tidak dilupakan oleh majikannya, Mr. Link Deas. Mr. Link

Deas menciptakan pekerjaan untuk Helen. Dia sebenarnya tak

memerlukannya, tetapi menurutnya, dia benar-benar merasa tak enak

dengan apa yang terjadi. Aku tak pernah tahu siapa yang mengurus anak-

anak Helen ketika dia pergi. Calpurnia berkata, keadaan ini sulit bagi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 498

Helen, karena dia harus berjalan hampir satu mil dari jalan yang biasa

untuk menghindari keluarga Ewell, yang, menurut Helen, "melemparinya"

ketika dia pertama kali mencoba menggunakan jalan umum. Mr. Link Deas

akhirnya mendapat kesan bahwa Helen datang bekerja setiap pagi dari

arah yang salah, dan mengorek alasannya dari Helen. "Biarkan saja, Mr.

Link, tolong, Sir," mohon Helen. "Enak saja," kata Mr. Link. Dia

menyuruhnya mampir di tokonya sore itu sebelum pergi. Dia mampir, dan

Mr. Link menutup toko, memakai topi, dan mengantar Helen pulang. Dia

mengantarnya lewat jalan umum, melewati rumah Ewell. Ketika berjalan

pulang, Mr. Link berhenti di gerbang gila itu.

"Ewell?" panggilnya. "Oi, Ewell!" Jendela-jendela, biasanya penuh anak-

anak, kosong.

"Aku tahu setiap anggota keluargamu sedang berbaring di lantai! Sekarang

dengar, Bob Ewell: kalau aku mendengar sepatah lagi dari pekerjaku Helen

tentang dia yang tak bisa lewat jalan ini, akan kupastikan kau dipenjara

sebelum matahari terbenam!" Mr. Link meludah di tanah dan berjalan

pulang. Helen berangkat kerja keesokan paginya dan

menggunakan jalan umum. Tak ada yang melemparinya, tetapi ketika dia

sudah beberapa meter melewati rumah Ewell, dia menoleh dan melihat Mr.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 499

Ewell berjalan di belakangnya. Dia berbalik dan terus berjalan, dan Mr.

Ewell menjaga jarak yang sama di belakangnya hingga dia sampai ke

rumah Mr. Link Deas. Sepanjang jalan ke rumah itu, kata Helen, dia

mendengar suara lirih di belakangnya melantunkan kata-kata kotor.

Merasa benar-benar ketakutan, dia menelepon Mr. Link di tokonya, yang

tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ketika Mr. Link keluar dari tokonya, dia

melihat Mr. Ewell bersandar di pagar. Kata Mr. Ewell, "Link Deas, jangan

pandang aku seakan aku ini sampah. Aku tidak meloncati"

"Hal pertama yang bisa kaulakukan, Ewell, adalah enyah jauh-jauh dari

tanahku. Kamu bersandar di pagarku dan aku tak punya uang untuk

membayar cat baru. Hal kedua yang bisa kaulakukan adalah jauh-jauh dari

tukang masakku atau aku akan menuntutmu karena menyerang"

"Aku tak menyentuhnya, Link Deas, dan tak sudi mendekati nigger mana

pun!"

"Kamu tak perlu menyentuhnya, yang perlu kau lakukan hanyalah

membuatnya ketakutan, dan jika tuntutan penyerangan tak cukup untuk

memenjara-kanmu beberapa lama, akan kutuntut kau dengan Hukum

Perempuan*. Jadi, menyingkirlah! Kalau menurutmu aku tidak sungguh-

sungguh, coba saja ganggu dia lagi!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 500

Mr. Ewell rupanya menganggap Mr. Link Deas bersungguh-sungguh

karena Helen tak pernah lagi

melaporkan adanya masalah.

"Aku tak suka ini, Atticus, aku tak suka sama sekali," adalah penilaian Bibi

Alexandra mengenai peristiwa-peristiwa ini. "Lelaki itu tampaknya masih

menyimpan dendam pada semua orang yang berkaitan dengan kasus itu.

Aku tahu bagaimana orang macam dia membalas dendam, tetapi aku tak

mengerti mengapa dia harus mendendam bukankah keinginannya

terpenuhi di pengadilan?"

"Kurasa aku mengerti," kata Atticus. "Mungkin karena dia tahu dalam

hatinya bahwa sangat sedikit orang di Maycomb yang benar-benar

memercayai dongengnya dan Mayella. Dia menyangka dia akan menjadi

pahlawan, tetapi yang dia dapatkan setelah bersusah payah adalah ...

adalah, oke, kami memvonis Negro ini, tetapi kembalilah ke tempat

pembuangan sampahmu. Dia sudah berurusan dengan semua orang

sekarang, jadi semestinya dia puas. Dia akan tenang kembali ketika cuaca

berubah."

"Tetapi, mengapa dia mencoba merampok rumah John Taylor? Dia jelas tak

tahu John ada di rumah, kalau tidak, dia tak akan mencobanya. Lampu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 501

yang dinyalakan John pada Minggu malam hanyalah di teras depan dan di

ruang kerjanya di belakang...."

"Belum tentu Bob Ewell yang memotong kawat itu, kita tak tahu siapa

pelakunya," kata Atticus. "Tetapi, aku bisa menebak alasannya. Aku

memang

* Dari Hukum Pidana Alabama, Jil. III, 1907, yang menyatakan bahwa orang

yang mendekati rumah orang lain dan menggunakan bahasa kasar di

depan kaum perempuan, boleh didenda dan dipenjara.

membuktikan dia berbohong, tetapi John membuatnya kelihatan seperti

orang tolol. Sepanjang Ewell di kursi itu, aku tidak berani memandang John

dan tidak tertawa. John memandang Ewell seolah-olah dia ayam berkaki

tiga atau telur segiempat. Jangan pernah bilang hakim tidak mencoba

membuat juri berprasangka," Atticus terkekeh.

Pada akhir Oktober, kami telah terbiasa dengan keseharian antara sekolah,

bermain, belajar. Jem tampaknya sudah menyingkirkan dari benaknya apa

pun yang ingin dia lupakan, dan teman-teman sekelas kami untungnya

mengizinkan kami melupakan kenyentrikan ayah kami. Cecil Jacobs suatu

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 502

kali bertanya kepadaku apakah Atticus seorang Radikal. Waktu aku

bertanya kepada Atticus, Atticus begitu geli sehingga aku agak kesal, tetapi

katanya dia tidak menertawakan aku. Katanya, "Bilang pada Cecil, aku ini

seradikal Cotton Tom Heflin."

Bibi Alexandra mengalami kemajuan pesat. Miss Maudie sepertinya

membungkam seluruh Masyarakat Misionaris dengan sekali pukul karena

Bibi menguasai kawanan itu lagi. Kue-kuenya menjadi semakin lezat. Aku

belajar lebih banyak tentang kehidupan sosial suku Mrunas yang malang

dari mendengarkan Mrs. Merriweather: rasa kekeluargaan mereka begitu

kecil sehingga seluruh suku itu adalah satu keluarga besar. Seorang anak

memiliki ayah sebanyak jumlah lelaki di komunitas ini, dan ibu sebanyak

jumlah perempuan. J. Grimes Everett mencoba sekuat tenaga mengubah

keadaan ini, dan karena itu, dia sangat membutuhkan doa kami.

Maycomb kembali menjadi dirinya sendiri. Tepat sama seperti tahun lalu

dan tahun sebelum itu, hanya dengan dua perubahan kecil. Pertama, para

warga sudah menghilangkan dari jendela toko dan mobil mereka stiker

yang berbunyi NRA KAMI IKUT BERPARTISIPASI. Aku bertanya kepada

Atticus mengapa, dan katanya karena National Recovery Act sudah mati.

Aku bertanya siapa yang membunuhnya: dia bilang sembilan orang tua.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 503

Perubahan kedua di Maycomb sejak tahun lalu bukanlah hal yang penting

secara nasional. Sampai saat itu, Halloween di Maycomb merupakan acara

yang sangat tidak terorganisasi. Setiap anak melakukan apa yang ingin

dilakukannya, dengan bantuan anak-anak lain kalau ada yang perlu

dipindahkan, seperti meletakkan kereta ringan di atas istal persewaan.

Tetapi, para orangtua menganggap situasi sudah terlalu jauh tahun lalu,

ketika kedamaian Miss Tutti dan Miss Frutti hancur.

Miss Tutti dan Frutti Barber adalah dua perawan tua bersaudara yang

tinggal bersama di satu-satunya rumah di Maycomb yang memiliki ruang

bawah tanah. Desas-desus mengatakan bahwa Barber bersaudara adalah

anggota Partai Republik karena bermigrasi dari Clanton, Alabama, pada

1911. Cara hidup mereka asing bagi kami, dan mengapa mereka ingin

memiliki ruang bawah tanah, tak ada yang tahu, tetapi mereka ingin

punya, dan mereka menggalinya, dan mereka melewatkan sisa hidup

mereka mengusir sekian generasi anak-anak dari situ.

Miss Tutti dan Frutti (nama asli mereka adalah

Sarah dan Frances), selain cara hidup Yankee mereka, adalah dua orang

tunarungu. Miss Tutti menyangkalnya dan hidup dalam dunia sunyi, tetapi

Miss Frutti, tak ingin terlewat apa pun, menggunakan terompet telinga

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 504

yang begitu besar sehingga Jem menyatakan itu adalah loudspeaker dari

salah satu iklan gramofon merk Victrola yang dibintangi seekor anjing.

Dengan mengingat fakta-fakta ini dan Halloween yang akan segera tiba,

beberapa anak nakal menunggu sampai Barber Bersaudara terlelap,

menyelinap ke dalam ruang duduk mereka (tak ada rumah selain rumah

keluarga Radley yang pintunya dikunci pada malam hari), diam-diam

mengeluarkan setiap perabot di dalamnya, dan menyembunyikannya di

ruang bawah tanah. Aku menyangkal bahwa aku berpartisipasi dalam hal

seperti itu.

"Aku mendengar mereka!" adalah seruan yang membangunkan para

tetangga Barber Bersaudara pada keesokan subuhnya. "Mendengar mereka

mengemudikan truk ke depan pintu! Menggereduk seperti kuda. Mereka

sudah di New Orleans sekarang!"

Miss Tutti yakin para penjaja keliling bulu binatang yang melewati kota

dua hari lalu adalah perampok perabot mereka. "Gelap mereka," katanya.

"Orang Suriah."

Mr. Heck Tate dipanggil. Dia menyurvei daerah itu dan berkata dia

menduga ini pekerjaan penduduk setempat. Miss Frutti berkata dia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 505

mengenal suara Maycomb di mana pun, dan tak ada suara Maycomb di

ruang duduk itu tadi malam mereka berkeliaran di

seluruh rumahnya. Sekurangnya anjing pelacak harus dikerahkan untuk

menemukan perabot mereka. Miss Tutti bersikeras. Jadi, Mr. Tate terpaksa

pergi sejauh sepuluh mil, mengumpulkan anjing berburu, dan menyuruh

mereka melacak.

Mr. Tate melepaskan anjing-anjing itu di tangga depan rumah Barber

Bersaudara, tetapi yang mereka lakukan hanyalah berlari mengitari rumah

ke belakang dan melolong di pintu ruang bawah tanah. Ketika Mr. Tate

melepaskan mereka tiga kali, dia akhirnya berhasil menebak yang terjadi.

Pada siang hari itu, tak ada anak bertelanjang kaki terlihat di Maycomb,

dan tak ada yang melepaskan sepatunya sampai anjing-anjing itu

dikembalikan.

Jadi, kaum perempuan Maycomb mengatakan keadaan akan berubah

tahun ini. Auditorium sekolah menengah akan dibuka, akan ada acara

sandiwara untuk orang dewasa; menggigit apel, menarik gulali,

menyematkan ekor pada keledai untuk anak-anak. Juga, akan ada hadiah

25 sen untuk kostum Halloween terbaik, yang dibuat oleh yang

mengenakan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 506

Aku dan Jem sama-sama mengerang. Bukannya kita pernah berbuat

macam-macam, tetapi ini soal prinsip. Toh Jem menganggap dirinya sudah

terlalu tua untuk Halloween; dia berkata dia tak mau dekat-dekat gedung

SMP di acara seperti itu. Biar saja, pikirku, Atticus bisa mengantarku.

Namun, aku segera tahu bahwa jasaku diperlukan di panggung petang itu.

Mrs. Merriweather telah menciptakan sandiwara asli berjudul Maycomb

County: Ad Astra Per Aspera (Menuju Bintang Mele-

wati Kesukaran), dan aku disuruh menjadi daging ham. Menurutnya, akan

manis sekali kalau ada anak-anak berkostum untuk mewakili hasil tani

county: Cecil Jacos akan dibuatkan kostum sapi; Agnes Boone akan menjadi

kacang kara yang cantik, seorang anak lain menjadi kacang, dan begitu

seterusnya sampai imajinasi Mrs. Merriweather dan persediaan anak-anak

terpakai semua.

Tugas kami satu-satunya, sepanjang yang ku-peroleh dari dua kali latihan,

adalah masuk dari sebelah kiri panggung sementara Mrs. Merriweather

(tak hanya pengarang, tetapi juga narator) memperkenalkan kami. Ketika

dia berseru, "Babi", itu isyarat bagiku. Lalu, paduan suara akan bernyanyi,

"Maycomb County, Maycomb County, kami akan setia padamu," sebagai

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 507

penutupnya, dan Mrs. Merriweather akan menaiki panggung membawa

bendera negara bagian.

Kostumku bukan masalah besar. Mrs. Crenshaw, penjahit setempat,

memiliki imajinasi sebanyak Mrs. Merriweather. Mrs. Crenshaw mengambil

kawat ayam dan membengkokkannya untuk membentuk ham asap. Dia

melapiskan kain cokelat, dan mengecatnya agar mirip dengan aslinya. Aku

bisa menyusup dari bawah dan orang akan menurunkan benda itu ke

kepalaku. Hampir sampai ke lutut. Mrs. Crenshaw dengan baik hati

membuatkan dua lubang intip untukku. Pekerjaannya bagus; kata Jem.

Aku kelihatan persis seperti ham berkaki. Namun, ada beberapa hal yang

tidak nyaman: di dalam panas dan sempit: kalau hidungku gatal, aku tak

bisa

menggaruk, dan begitu masuk, aku tak bisa keluar sendiri.

Ketika Halloween tiba, aku mengira bahwa seluruh keluarga akan hadir

untuk menontonku beraksi, tetapi aku kecewa. Atticus berkata sediplomatis

mungkin bahwa dia benar-benar merasa tak akan tahan menghadiri

sandiwara malam ini, dia lelah sekali. Dia sudah seminggu di Montgomery

dan baru pulang sore tadi. Dia pikir Jem akan mengantarku kalau aku

memintanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 508

Kata Bibi Alexandra, dia harus segera tidur, dia sudah mendekorasi

panggung sepanjang sore dan merasa kelelahan dia berhenti di tengah-

tengah kalimat. Dia menutup mulutnya, lalu membukanya untuk

mengatakan sesuatu, tetapi tak ada kata yang muncul.

"Ada apa, Bibi?" tanyaku.

"Oh, tidak, tidak ada apa-apa," katanya, "aku teringat akan sesuatu." Dia

menyingkirkan pikiran yang membuatnya gelisah itu, dan menyarankan

supaya aku memberi pertunjukan pendahuluan kepada keluarga kami di

ruang duduk. Jadi, Jem menyusupkan aku ke dalam kostum, berdiri di

pintu ruang duduk, berseru "Babi," persis seperti yang dilakukan Mrs.

Merriweather, dan aku berjalan masuk. Atticus dan Bibi Alexandra senang

sekali.

Aku mengulang peranku bagi Calpurnia di dapur dan dia berkata aku

mengagumkan. Aku ingin menyeberang jalan untuk menunjukkan kepada

Miss Maudie, tetapi kata Jem, dia mungkin akan menghadiri sandiwara itu.

Setelah itu, tidak penting apakah mereka hadir atau tidak. Kata Jem, dia

akan mengantarku. Demikianlah dimulai perjalanan kami yang

terpanjang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 509

Dua Puluh Delapan

Cuaca hangat, tidak biasanya untuk hari terakhir bulan Oktober. Kami

bahkan tidak perlu mengenakan jaket. Angin bertiup semakin kencang,

dan menurut Jem, hujan akan turun sebelum kami sampai di rumah. Bulan

tak terlihat.

Lampu jalan di tikungan menciptakan bayangan tajam pada rumah

Radley. Kudengar Jem tertawa perlahan. "Pasti tak ada yang mengganggu

mereka malam ini," katanya. Jem membawakan kostum ham-ku dengan

canggung karena sulit dipegang. Menurutku dia bersikap sangat kesatria

dengan melakukan itu.

"Tempat itu memang menyeramkan, ya, kan?" kataku. "Boo memang tidak

mau menyakiti orang, tetapi aku lega kamu ikut."

"Kau tahu, Atticus tak akan membolehkanmu pergi ke gedung sekolah

sendirian," kata Jem.

"Aku tak tahu kenapa tidak boleh, kan cuma satu tikungan dan

menyeberang halaman."

"Halaman itu panjang sekali untuk Dillntasi anak perempuan malam-

malam," goda Jem. "Kamu tak takut hantu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 510

Kami tertawa. Hantu, Uap Panas, mantra, tan-

da rahasia, semuanya sudah menghilang bersama tahun-tahun yang kami

lewati seperti kabut bersama matahari terbit. "Mantra apa waktu itu," kata

Jem, "Malaikat terang, hidup dalam mati; menyingkir dari jalan, jangan

sedot napasku."

"Sudah, sudah," kataku. Kami berada di depan Radley Place.

Kata Jem, "Boo sepertinya tidak di rumah. Dengar."

Jauh di atas kami, dalam kegelapan, mockingbird yang penyendiri

mengumandangkan repertoarnya, sama sekali tak sadar siapa pemilik

pohon yang dihinggapinya, menukik dari pekik kii-kii burung bunga

matahari, ke kuakan biuejay yang pemarah, hingga lantunan sedih burung

Poor Will, pur wil, pur wil.

Kami membelok di tikungan dan aku tersandung akar yang tumbuh di

trotoar. Jem mencoba menolongku, tetapi yang dilakukannya hanyalah

menjatuhkan kostumku ke tanah. Tetapi aku tidak jatuh, dan kami segera

melanjutkan perjalanan.

Kami membelok dari jalan dan memasuki halaman sekolah. Gelap gulita.

"Dari mana kautahu kita di mana, Jem?" tanyaku, ketika kami sudah

berjalan beberapa langkah.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 511

"Aku tahu kita berada di bawah pohon ek besar karena kita melewati

tempat sejuk. Hati-hati ya, jangan jatuh lagi."

Kami berjalan perlahan, berhati-hati, dan meraba-raba supaya tidak

menabrak pohon. Pohon itu adalah satu-satunya pohon ek yang sudah tua;

dua

orang anak tidak akan bisa memeluknya dan bersentuhan tangan.

Letaknya jauh dari guru, mata-mata mereka, dan tetangga yang usil: dekat

tanah Radley, tetapi keluarga Radley tidak usil. Petak kecil tanah di bawah

cabang-cabangnya menjadi padat akibat terlalu sering digunakan untuk

perkelahian dan permainan dadu diam-diam.

Lampu di auditorium sekolah berpijar dari kejauhan, tetapi hanya

membutakan kami, tak membantu. "Jangan melihat ke depan, Scout," kata

Jem. "Lihat ke tanah, kamu tak akan jatuh."

"Semestinya kau bawa lampu senter, Jem." "Aku tak tahu bakal segelap ini.

Tadi tidak kelihatan akan segelap ini. Mendung sekali, itu sebabnya. Tapi

belum akan hujan kok." Seseorang menyergap kami.

"Tuhan Mahakuasa!" seru Jem. Lingkaran cahaya tiba-tiba muncul di wajah

kami, dan Cecil Jacobs melompat kegirangan dari baliknya. "Haaa, kena!"

pekiknya. "Sudah kuduga kalian akan lewat sini!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 512

"Apa yang kaulakukan jauh-jauh di sini sendirian? Kamu tidak takut Boo

Radley?"

Cecil diantar mobil dengan aman ke auditorium oleh orangtuanya, tidak

melihat kami di sana, lalu berjalan sejauh ini karena dia tahu pasti kami

akan datang. Tetapi, dia menyangka Mr. Finch akan menemani.

"Ah, cuma di balik tikungan saja kok," kata Jem. "Siapa yang takut

mengitari tikungan?" Tapi, kami harus mengakui bahwa Cecil cukup hebat.

Dia

berhasil mengagetkan kami, dan dia bisa menyombongkannya di seluruh

gedung sekolah, itu haknya.

"Eh," kataku, "bukannya kau jadi sapi malam ini? Mana kostummu?"

"Di belakang panggung," katanya. "Kata Mrs. Merriweather, sandiwaranya

masih lama akan tampil. Kau bisa menaruh kostummu di belakang

panggung di sebelah punyaku, Scout, dan kita bisa pergi bersama yang

lain."

Ini gagasan yang bagus, pikir Jem. Dia juga senang karena aku dan Cecil

bisa bersama-sama. Dengan cara ini, Jem bisa bebas berkumpul dengan

orang-orang seusianya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 513

Ketika kami sampai di auditorium, seluruh kota hadir kecuali Atticus dan

kaum wanita yang lelah mendekorasi, dan orang-orang terbuang dan

tersekap. Sepertinya sebagian besar penduduk county hadir: aula disesaki

orang desa yang telah berdandan rapi. Gedung SMP memiliki aula yang

luas di lantai satu; orang-orang berkerumun di kios-kios yang dipasang di

setiap sisi.

"Oh, Jem, aku lupa bawa uang," aku mengeluh ketika melihat kios-kios itu.

"Atticus tidak lupa," kata Jem. "Ini tiga puluh sen, kau bisa melakukan

enam hal. Sampai ketemu."

"Oke," kataku, cukup puas dengan tiga puluh sen dan Cecil. Aku pergi

bersama Cecil ke depan auditorium, melalui pintu samping, dan langsung

menuju belakang panggung. Aku menyingkirkan kostum ham dan buru-

buru menghampiri Mrs. Merri-

weather yang sedang berdiri di mimbar di depan baris kursi pertama,

dengan antusias membuat perubahan dadakan dalam skenario.

"Kau punya uang berapa?" tanya Cecil. Cecil juga punya tiga puluh sen,

membuat kedudukan kami seimbang. Kami membelanjakan sepeser

pertama di Rumah Horor, yang sama sekali tidak menakutkan; kami

memasuki ruang kelas tujuh yang didekorasi dengan warna hitam dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 514

disambut oleh ghoul, sementara yang tinggal di situ disuruh menyentuh

beberapa benda yang katanya merupakan organ tubuh manusia. "Ini

matanya," kami diberi tahu ketika kami menyentuh dua butir anggur

kupas di piring. "Ini jantungnya," yang baunya seperti hati mentah. "Ini

jeroan," dan tangan kami dihunjamkan ke dalam sepiring spageti dingin.

Aku dan Cecil mengunjungi beberapa kios. Kami masing-masing membeli

sekantong gula-gula buatan Bu Hakim Taylor. Aku ingin ikut menggigit

apel, tetapi kata Cecil tidak higienis. Ibunya berkata dia bisa tertular dari

kepala semua orang yang mencelup di baskom yang sama. "Di kota ini tak

ada penyakit yang bisa ditularkan," aku protes. Tetapi kata Cecil, menurut

ibunya, tidak higienis memakan setelah orang lain. Aku belakangan

menanyakan hal ini kepada Bibi Alexandra, dan katanya orang yang

berpandangan demikian biasanya climbers, orang yang berusaha masuk ke

kelompok sosial di atasnya.

Kami hendak membeli segumpal gulali ketika utusan Mrs. Merriweather

muncul dan menyuruh kami ke belakang panggung, sudah waktunya

bersiap-

siap. Auditorium mulai terisi orang. Band Sekolah Menengah Maycomb

County sudah berkumpul di bawah panggung; lampu di lantai panggung

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 515

sudah menyala dan tirai beledu merah beriak dan berombak menutupi

kekacauan di belakangnya.

Di belakang panggung, aku dan Cecil menemukan lorong sempit itu

disesaki orang: warga desa bertopi tiga-sudut buatan sendiri, topi

Konfederasi, topi Perang Spanyol-Amerika, dan helm Perang Dunia. Anak-

anak yang memakai kostum berbagai hasil tani berdesakan di sekitar satu

jendela kecil.

"Kostumku tergencet orang," lolongku kecewa. Mrs. Merriweather berlari

menghampiriku, membetulkan bentuk kawat ayam, dan mendorongku

masuk.

"Kau tidak apa-apa di dalam, Scout?" tanya Cecil. "Suaramu kedengaran

jauh, seperti di balik bukit saja."

"Suaramu juga tak lebih dekat," kataku. Band memainkan lagu

kebangsaan, dan kami mendengar hadirin bangkit. Lalu, drum berbunyi.

Mrs. Merriweather, berdiri di balik mimbar di samping band, berkata,

"Maycomb County: Ad Astra Per As-pera." Bunyi drum menggelegar lagi.

"Itu artinya," kata Mrs. Merriweather, menerjemahkan untuk warga desa,

"dari lumpur menuju bintang." Dia menambahkan, yang menurutku tidak

diperlukan, "Sebuah sandiwara."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 516

"Mungkin mereka tak tahu kalau dia tidak memberi tahu," bisik Cecil, yang

segera dibungkam dengan 'sst'.

"Seluruh kota tahu," desahku.

"Tetapi orang desa juga datang," kata Cecil.

"Yang di belakang, diam," perintah sebuah suara, dan kami diam.

Drum menggelegar mengikuti setiap kalimat yang diucapkan Mrs.

Merriweather. Dia melantun dengan sedih tentang Maycomb County yang

berumur lebih tua daripada negara bagian, yang merupakan bagian dari

Wilayah Mississippi dan Alabama, bahwa orang berkulit putih pertama

yang menginjakkan kaki di hutan yang masih perawan adalah kakek buyut

lima generasi Hakim Waris, yang tak pernah terdengar lagi kabarnya. Lalu,

datanglah Kolonel Maycomb yang pemberani, yang namanya dijadikan

nama county ini.

Andrew Jackson menunjuknya menjadi penguasa, dan rasa percaya diri

yang keliru dan minimnya pengetahuan arah Kolonel Maycomb membawa

musibah bagi semua yang mengikutinya dalam Peperangan Indian Creek.

Kolonel Maycomb berusaha keras dalam upayanya membuat wilayah

tersebut aman bagi demokrasi, tetapi operasi pertamanya juga merupakan

yang terakhir. Perintahnya, disampaikan kepadanya oleh utusan Indian

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 517

yang ramah, adalah bergerak ke selatan. Setelah berkonsultasi dengan

sebatang pohon untuk menentukan dari lumutnya arah mana ke selatan,

dan tak menerima saran dari bawahannya yang mencoba mengoreksinya,

Kolonel Maycomb memulai perjalanan yang bertujuan mengusir musuh

dan menyesatkan pasukannya begitu jauh ke barat laut dalam hutan

perawan sehingga mereka akhirnya diselamatkan oleh

pendatang yang pindah ke pedalaman.

Mrs. Merriweather memberikan gambaran selama tiga puluh menit tentang

petualangan Kolonel Maycomb. Aku menemukan bahwa jika aku menekuk

lutut, aku bisa menyusupkannya ke dalam kostumku dan kurang-lebih

duduk. Aku duduk, mendengarkan Mrs. Merriweather yang membosankan

bersama dentum drum dan segera tertidur lelap.

Kata orang, Mrs. Merriweather menuangkan seluruh semangatnya ke

dalam penutupan sehingga dia bersenandung, "Baabii", dengan rasa

percaya diri yang ditimbulkan oleh pohon pinus dan kacang kara yang

masuk sesuai dengan aba-aba. Dia menunggu beberapa detik, lalu

memanggil, "Baabii?" ketika tak ada yang muncul, dia membentak, "Babi!"

Rupanya aku mendengar suaranya dalam tidurku atau band yang

memainkan Dixie membangunkanku, tetapi saat Mrs. Merriweather

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 518

dengan penuh kemenangan menaiki panggung bersama bendera negara

bagianlah aku memilih untuk masuk. Memilih sebetulnya kurang tepat:

kupikir aku sebaiknya menyusul mereka.

Kata orang, Hakim Taylor keluar ke belakang auditorium dan berdiri di

situ menepuk lututnya begitu keras sehingga Mrs. Taylor membawakannya

segelas air dan sebutir pil.

Mrs. Merriweather tampaknya mencetak sukses, semua orang bersorak-

sorai, tetapi dia menangkapku di belakang panggung dan berkata padaku

aku menghancurkan pertunjukannya. Dia membuatku merasa sangat

tidak enak, tetapi ketika

Jem datang menjemputku, dia bersikap simpatik. Katanya, dia tidak bisa

melihat kostumku dengan baik dari tempatnya duduk. Bagaimana dia bisa

tahu aku me-rasa sedih di balik kostumku, aku tidak tahu, tetapi katanya

pertunjukanku bagus, aku hanya masuk sedikit terlambat, itu saja. Jem

sudah hampir sebaik Atticus dalam membuatku merasa lebih nyaman

ketika situasi memburuk. Hampir bahkan Jem tak bisa membuatku

menembus kerumunan dan dia rela menunggu di belakang panggung

bersamaku sampai penonton pergi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 519

"Kau mau melepaskannya, Scout?" tanyanya. "Tidak, mau kupakai terus,"

kataku. Aku bisa menyembunyikan rasa maluku di dalamnya.

"Kalian mau diantar pulang?" seseorang bertanya.

"Tidak, Sir, terima kasih," kudengar Jem berkata. "Cuma jalan sebentar

saja."

"Hati-hati ada hantu," suara itu berkata. "Lebih baik, beri tahu saja hantu

itu agar berhati-hati pada Scout."

"Sudah tak banyak orang yang tinggal," kata Jem kepadaku. "Ayo."

Kami melintasi auditorium menuju aula, lalu menuruni tangga. Masih

gelap gulita. Mobil yang tersisa diparkir di sisi lain gedung, dan lampunya

tidak banyak membantu. "Kalau sebagian berjalan ke arah kita, kita bisa

melihat lebih jelas," kata Jem. "Sini, Scout, biar kupegang lutut babimu. Kau

bisa kehilangan keseimbangan."

"Aku bisa lihat kok."

"Iya, tapi kau bisa hilang keseimbangan." Aku merasakan sedikit tekanan

pada kepalaku, dan aku berasumsi Jem memegang ujung ham sebelah situ.

"Sudah dipegang?"

"Iya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 520

Kami mulai melintasi halaman sekolah yang gelap gulita, memicing untuk

melihat kaki kami. "Jem," kataku, "aku melupakan sepatuku, ketinggalan di

belakang panggung."

"Ayo kita ambil." Tetapi ketika kami berbalik, lampu auditorium padam.

"Kau bisa mengambilnya besok," katanya.

"Tapi besok hari Minggu," aku memprotes ketika Jem membalikkan

badanku ke arah rumah.

"Kau bisa meminta penjaga sekolah membukakan pintu ... Scout?"

"Hm?"

"Tidak apa-apa." Jem sudah lama tidak begitu. Aku bertanya-tanya apa

yang sedang dipikirkannya. Dia akan memberitahuku kalau dia mau,

mungkin kalau sudah sampai di rumah. Aku merasa jemarinya menekan

puncak kostumku, terlalu keras, rasanya. Aku menggeleng. "Jem, kau tak

perlu"

"Diam sebentar, Scout," katanya, mencubitku. Kami berjalan dalam

keheningan. "Ini sudah bukan sebentar," kataku. "Apa yang kaupikirkan?"

Aku berpaling untuk memandangnya, tetapi siluetnya hampir tak terlihat.

"Rasanya aku mendengar sesuatu, katanya. "Berhenti sebentar."

Kami berhenti. "Kau dengar?" tanyanya. "Tidak."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 521

Kami baru berjalan lima langkah ketika dia memberhentikanku lagi.

"Jem, kau mau menakut-nakutiku? Aku sudah besar"

"Diam," katanya, dan aku tahu dia tidak bercanda.

Malam sunyi. Aku bisa dengan mudah mendengar napasnya keluar di

sampingku. Sesekali angin sepoi-sepoi bertiup dan dengan tiba-tiba

menerpa kaki telanjangku, tetapi itu hanyalah sisa dari malam yang

katanya akan berangin. Ini adalah kesunyian sebelum badai petir. Kami

memasang telinga.

"Aku baru saja mendengar suara anjing tua," kataku.

"Bukan itu," jawab Jem. "Kedengaran kalau kita berjalan, tetapi kalau kita

berhenti, tidak kedengaran lagi."

"Kau mendengar kostumku bergesekan. Ah, cuma Halloween yang

membuatmu

Aku mengatakannya lebih untuk meyakinkan diriku daripada Jem, tetapi

benar saja, ketika kami mulai berjalan, aku mendengar yang

dibicarakannya tadi. Bukan kostumku.

"Mungkin Cecil," kata Jem sekarang. "Dia tak akan berhasil menakuti kita

lagi. Jangan biarkan dia menyangka kita buru-buru."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 522

Kami melambat. Aku bertanya bagaimana Cecil bisa mengikuti kami dalam

kegelapan, menurutku dia

akan menabrak kami dari belakang.

"Aku bisa melihatmu, Scout," kata Jem. "Oh, ya? Aku tak bisa melihatmu."

"Garis lemakmu kelihatan. Mrs. Crenshaw mengecatnya dengan cat berkilat

yang bercahaya saat disinari lampu panggung. Aku bisa melihatmu dengan

baik, dan kukira Cecil bisa melihatmu cukup baik untuk menjaga jarak."

Aku akan menunjukkan kepada Cecil bahwa kami tahu dia ada di belakang

kami dan kami sudah siap untuknya. "Cecil Jacobs induk ayam baasaah!"

aku mendadak berteriak, berbalik.

Kami berhenti. Tak ada jawaban selain "baasaah" memantul di dinding

gedung sekolah di kejauhan.

"Coba aku," kata Jem. "Heei!" Heii-heii-heii, jawab dinding gedung sekolah.

Tidak biasanya Cecil bertahan begitu lama; sekali dia bercanda, dia suka

mengulang-ulang. Mestinya dia sudah menyergap kami. Jem

mengisyaratkan padaku untuk berhenti lagi.

Dia berkata lirih, "Scout, kau bisa melepas kostummu?"

"Rasanya bisa, tetapi aku tak pakai baju yang cukup tebal di bawahnya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 523

"Aku membawakan baju gantimu." "Aku tak bisa memakainya dalam

gelap." "Oke," katanya, "tak usah." "Jem, kau takut?"

"Tidak. Sepertinya kita sudah hampir sampai ke pohon. Beberapa meter

dari situ, kita sudah

sampai ke jalan. Kita bisa melihat lampu jalan." Jem berbicara dengan suara

yang tak bernada, datar, tenang. Aku bertanya-tanya berapa lama dia

mencoba membiarkan candaan Cecil berlangsung.

"Menurutmu, apa sebaiknya kita bernyanyi, Jem?"

"Tidak. Diam saja, Scout."

Kami tidak mempercepat langkah. Jem tahu, sama seperti aku, bahwa sulit

berjalan cepat tanpa terantuk tunggul, tersandung batu, dan masalah-

masalah lainnya, dan aku berkaki ayam. Mungkin yang kami dengar

hanyalah suara angin berdesau di pepohonan. Tetapi, tak ada angin dan

tak ada pohon selain kayu ek besar.

Teman kami perlahan menyeret kakinya, seakan-akan memakai sepatu

yang berat. Siapa pun dia pasti memakai celana panjang katun yang tebal;

yang kukira desauan pepohonan adalah desir lembut katun menggesek

katun, wess, wess, mengiringi setiap langkahnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 524

Aku merasa pasir yang kuinjak dengan telapak kakiku semakin dingin dan

aku tahu kami sudah mendekati pohon ek besar. Jem menekan kepalaku.

Kami berhenti dan memasang telinga.

Bunyi seretan kaki itu tidak berhenti bersama kami kali ini. Desiran celana

itu terdengar perlahan dan terus-menerus. Lalu, berhenti. Dia berlari,

berlari ke arah kami, bukan dengan langkah anak-anak.

"Lari, Scout! Lari! Lari!" teriak Jem.

Aku mengambil satu langkah besar, dan

menemukan tubuhku oleng: tanganku tak bisa digerakkan, dan, dalam

gelap, aku tak bisa menjaga keseimbangan.

"Jem, Jem, tolong, Jem!"

Sesuatu menggencet kawat ayam di sekelilingku. Logam merobek logam

dan aku jatuh ke tanah dan berguling sejauh mungkin, menggelepar untuk

melepaskan diri dari penjara kawatku. Dari suatu tempat di dekatku

terdengar bunyi hantaman dan tendangan, bunyi sepatu dan daging

menggaruk tanah dan akar. Seseorang berguling menabrakku dan aku

merasakan Jem. Dia bangkit seperti kilat dan menarikku bersamanya,

tetapi meskipun kepala dan bahuku bebas, aku begitu kusut sehingga kami

tak sampai jauh.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 525

Kami sudah hampir sampai ke jalan ketika kurasakan tangan Jem terlepas

dari tanganku, merasakannya tersentak mundur ke tanah. Perkelahian

lagi, lalu terdengar sesuatu berderak dan Jem menjerit.

Aku berlari ke arah jeritan Jem dan tenggelam dalam perut lelaki yang

gemuk. Pemiliknya berkata, "Eek ..!" dan mencoba menangkap lenganku,

tetapi tanganku tergencet erat. Perutnya empuk tetapi tangannya seperti

baja. Dia perlahan menggencetku hingga aku kesulitan bernapas. Aku tak

bisa bergerak. Tiba-tiba dia tersentak mundur dan terlempar ke tanah,

hampir membawaku bersamanya. Kupikir, Jem sudah bangun.

Otak seseorang bekerja sangat lambat kadang-kadang. Terpaku, aku

berdiri diam. Suara

perkelahian mereda; napas seseorang tersentak dan malam kembali hening.

Hening, kecuali seorang lelaki yang bernapas berat, bernapas berat dan

goyah. Kupikir dia ke pohon dan bersandar di situ. Dia batuk parah, batuk

yang menyerupai isakan dan mengguncang tulang. "Jem?"

Tak ada jawaban kecuali napas lelaki itu yang terdengar berat. "Jem?"

Jem tak menjawab.

Lelaki itu mulai bergerak, seolah-olah mencari sesuatu. Aku mendengarnya

mengerang dan menyeret sesuatu yang berat. Aku perlahan menyadari

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 526

bahwa sekarang ada empat orang di bawah pohon. "Atticus ...T' Lelaki itu

sedang berjalan dengan berat dan goyah ke arah jalan.

Aku melangkah ke tanah yang tadinya kupikir ditempati pria itu dan

meraba-raba tanah dengan panik, menjulurkan kaki. Sekarang, aku

menyentuh seseorang. "Jem?"

Jari kakiku menyentuh celana, ikat pinggang, kancing, sesuatu yang tak

bisa kukenali, kerah, dan wajah. Berewok tajam pada wajahnya

memberitahuku wajah itu bukan Jem. Aku mengendus bau wiski basi.

Aku berjalan ke arah yang kupikir menuju jalan. Aku tidak yakin, karena

aku sudah terlalu banyak berguling begitu. Tetapi, aku menemukannya

dan melihat ke lampu jalan. Seseorang sedang melewatinya. Seorang lelaki

berjalan dengan langkah tertatih-tatih karena sedang membawa beban

yang sepertinya terlalu berat baginya. Dia mengitari tikungan. Dia

membawa Jem. Lengan Jem menjuntai liar di depannya.

Saat aku sampai di tikungan, lelaki itu sedang melintasi halaman depan.

Cahaya dari pintu depan membingkai Atticus sejenak; dia berlari menuruni

tangga, dan, bersama-sama, dia dan lelaki itu membawa Jem masuk.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 527

Aku berada di pintu depan ketika mereka memasuki ruang tamu. Bibi

Alexandra berlari menghampiriku. "Telepon Dr. Reynolds!" Suara Atticus

terdengar tajam dari kamar Jem. "Di mana Scout?"

"Di sini," seru Bibi Alexandra, menarikku bersamanya ke telepon. Dia

menarikku dengan cemas. "Aku tak apa-apa, Bibi," kataku, "sebaiknya

telepon dulu."

Dia menarik penerima dari kait dan berkata, "Eula May, ke Dr. Reynolds,

cepat!"

"Agnes, ayahmu di rumah? Oh Tuhan, di mana dia? Tolong beri tahu

untuk kemari secepat mungkin. Tolong, ini penting!"

Bibi Alexandra tak perlu lagi memperkenalkan diri; seluruh penduduk

Maycomb sudah saling mengenal suara.

Atticus keluar dari kamar Jem. Begitu Bibi Alexandra memutuskan

hubungan, Atticus mengambil gagang darinya. Dia mengguncang kait dan

berkata, "Eula May, tolong sambungkan ke sheriff."

"Heck? Atticus Finch. Ada yang menyerang anak-anakku. Jem cedera.

Antara di sini dan gedung sekolah. Aku tak bisa meninggalkan putraku.

Tolong cepatlah ke sana, dan lihat apakah orangnya masih di sana. Aku

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 528

ragu kau akan menemukannya, tetapi aku ingin melihatnya kalau kau

menemukannya. Aku harus pergi. Terima kasih, Heck."

"Atticus, apa Jem mati?"

"Tidak, Scout. Jaga dia, Dik," serunya, sambil ke ruang tamu.

Tangan Bibi Alexandra gemetar ketika melepaskan kain dan kawat penyok

dari sekelilingku. "Kau tak apa-apa, Sayang?" tanyanya berulang-ulang

sambil membebaskan aku.

Lega rasanya keluar dari kostum. Lenganku mulai kesemutan, dan

warnanya merah dengan tanda segi enam kecil. Aku menggosoknya dan

rasanya lebih baik.

"Bibi, apakah Jem mati?"

"Tidak, tidak, Sayang, dia pingsan. Kita tak tahu seberapa parah cederanya

sampai Dr. Reynolds kemari. Jean Louise, apa yang terjadi?"

"Aku tak tahu." Bibi tidak menanyaiku lagi. Dia membawakan baju ganti

untukku, dan andai terpikir olehku saat itu, aku tak akan pernah

membiarkan dia melupakannya: dalam pikiran kacau, Bibi

membawakanku sepotong overall. "Pakai ini, Sayang," katanya, memberiku

pakaian yang paling dibencinya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 529

Dia bergegas menuju kamar Jem, lalu menghampiriku di ruang tamu. Dia

menepukku perlahan,

lalu kembali ke kamar Jem.

Sebuah mobil berhenti di depan rumah. Aku mengenal langkah Dr.

Reynolds hampir sebaik langkah ayahku. Dia membantu persalinan Jem

dan aku, membimbing kami melewati setiap penyakit masa kanak-kanak

yang diketahui manusia, termasuk ketika Jem terjatuh dari rumah pohon,

dan persahabatan kami tak pernah berubah. Dr. Reynolds berkata jika

kami sering bisulan, mungkin kami tidak akan bersahabat, tetapi kami

meragukan hal itu.

Dia memasuki pintu dan berkata, "Ya Tuhan." Dia berjalan menghampiriku

dan berkata, "Kau masih berdiri," dan mengubah arahnya. Dia mengenal

setiap ruangan rumah ini. Dia juga tahu kalau kondisiku buruk, Jem juga.

Setelah sepuluh menit yang rasanya seabad, Dr. Reynolds kembali. "Apakah

Jem mati?" tanyaku.

"Jauh dari itu," katanya, berjongkok di hadapanku. "Kepalanya benjol,

seperti kepalamu, dan tangannya patah. Scout, lihat ke sana tidak jangan

putar kepalamu, gerakkan matamu. Sekarang, lihat ke sana. Patahnya

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 530

parah, sejauh yang bisa kuperiksa sekarang, patahnya di sikut. Sepertinya

seseorang mencoba memiting sikutnya hingga lepas ... sekarang lihat aku."

"Jadi, dia tidak mati?"

"Tidaak!" Dr. Reynold berdiri. "Kita tak bisa berbuat banyak malam ini,"

katanya, "kecuali membuatnya senyaman mungkin. Kita harus merontgen

lengannya sepertinya dia harus terus meluruskan lengannya beberapa

lama. Tapi jangan khawatir, dia

akan sembuh. Anak-anak seusianya mudah pulih.

Sambil berbicara, Dr. Reynolds memandangiku dengan tajam, perlahan

meraba benjol yang muncul di keningku. "Kau tak merasa ada yang patah

di tubuhmu, kan?"

Canda kecil Dr. Reynolds membuatku tersenyum. "Jadi, menurut Dokter

dia tidak mati, begitu?"

Dia memakai topinya. "Tentu saja, aku bisa salah, tetapi menurutku dia

sangat hidup. Menunjukkan semua gejalanya. Lihatlah sendiri, dan kalau

aku kembali, kita mengobrol dan memutuskan."

Dr. Reynolds melangkah cepat seperti orang muda. Berbeda dengan Mr.

Heck Tate. Sepatu botnya yang berat membuat teras menderita dan dia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 531

membuka pintu dengan canggung, tetapi dia mengatakan hal yang sama

seperti Dr. Reynolds ketika dia masuk. "Kau tak apa-apa, Scout?" tanyanya.

"Ya, Sir, saya mau masuk melihat Jem. Atticus dan yang lain ada di dalam."

"Aku ikut," kata Mr. Tate. Bibi Alexandra sudah menyampirkan handuk

pada lampu baca Jem, dan kamarnya menjadi remang-remang. Jem

terbaring telentang. Ada luka yang tampak parah di sisi wajahnya. Lengan

kirinya terkulai menjauh dari tubuhnya; sikutnya sedikit bengkok, tetapi ke

arah yang salah. Jem mengernyit.

"Jem ...?"

Atticus berbicara. "Dia tak bisa mendengarmu Scout, dia pingsan. Dia

mulai sadar, tetapi Dr. Reynolds membuatnya tak sadar lagi."

"Ya, Sir." Aku mundur. Kamar Jem besar dan persegi. Bibi Alexandra

duduk di kursi goyang di samping perapian. Lelaki yang membawa Jem

masuk berdiri di pojok, bersandar pada dinding. Dia orang desa yang tak

kukenal. Mungkin dia menghadiri pertunjukan, dan sedang berada di

sekitar situ ketika kejadian. Pasti dia mendengar jeritan kami dan bergegas

datang.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 532

Atticus berdiri di samping tempat tidur Jem. Mr. Heck Tate berdiri di

ambang pintu. Topinya berada di tangannya, dan lampu senter menonjol

dari saku celananya. Dia mengenakan pakaian kerja.

"Masuk, Heck," kata Atticus. "Kau menemukan sesuatu? Aku tak bisa

membayangkan orang yang cukup rendah melakukan hal seperti ini, tetapi

kuharap kau menemukannya."

Mr. Tate mendengus. Dia menoleh tajam pada lelaki di pojok, mengangguk

kepadanya, lalu melihat ke sekeliling ruangan pada Jem, pada Bibi

Alexandra, lalu pada Atticus.

"Duduk, Mr. Finch," katanya ramah. Atticus berkata, "Mari kita semua

duduk. Duduk di situ saja, Heck. Aku akan ambil satu lagi kursi dari ruang

duduk."

Mr. Tate duduk di kursi Jem, dia menunggu sampai Atticus kembali dan

duduk juga. Aku bertanya-tanya mengapa Atticus tidak membawakan

kursi untuk lelaki di pojok, tetapi Atticus jauh lebih mengenal cara-cara

orang desa daripada aku. Sebagian klien desanya memarkir kuda

bertelinga pan-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 533

jang mereka di bawah pohon mindi di halaman belakang, dan Atticus

sering mengadakan pertemuan di tangga belakang. Yang ini mungkin lebih

merasa nyaman di tempatnya.

"Mr. Finch," kata Mr. Tate, "akan kuceritakan apa yang kutemukan. Aku

menemukan baju anak perempuan ada di mobilku. Itu bajumu, Scout?"

"Ya, Sir, kalau warnanya merah muda dan berkerut," kataku. Mr. Tate

bersikap seolah-olah dia berada di kursi saksi. Dia suka bercerita dengan

caranya sendiri, tidak terganggu oleh negara atau pembela, dan terkadang

butuh waktu lama.

"Aku menemukan secarik kain berwarna lumpur yang berbentuk aneh"

"Itu kostumku, Mr. Tate."

Mr. Tate mengusap kedua pahanya. Dia menggosok lengan kirinya dan

mengamati hiasan perapian Jem, lalu dia tampak tertarik pada perapian.

Jarinya menyentuh hidungnya yang panjang.

"Ada apa, Heck?" tanya Atticus.

Mr. Tate memegang lehernya dan menggosoknya. "Bob Ewell sekarang

tergeletak di tanah di bawah pohon di sana dengan pisau dapur tertusuk di

antara tulang iganya. Dia tewas, Mr. Finch."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 534

Dua Puluh Sembilan

Bibi Alexandra berdiri dan mendekati perapian. Mr. Tate bangkit, tetapi

Bibi menolak dibantu. Untuk sekali itu dalam hidupnya, naluri sopan

santun Atticus tidak berfungsi. Dia tetap duduk di tempatnya.

Entah bagaimana, aku ak bisa memikirkan apa pun selain ucapan Bob

Ewell bahwa dia akan menghabisi Atticus walaupun harus menunggu

seumur hidup. Mr. Ewell hampir menghabisinya, dan itulah hal terakhir

yang dilakukannya.

"Kau yakin?" tanya Atticus muram.

"Sudah pasti dia mati," jawab Mr. Tate. "Benar-benar mati. Dia tak akan

menyakiti anak-anak ini lagi."

"Bukan itu maksudku." Atticus bicara seperti mengigau. Usianya mulai

terlihat, tanda adanya pergolakan batin: garis dagunya yang kaku sedikit

menggelambir, kerutan mulai terbentuk di bawah telinganya, rambutnya

yang hitam legam mulai ditumbuhi petak abu-abu di bagian pelipisnya.

"Bagaimana kalau kita ke ruang keluarga?" Bibi Alexandra akhirnya

berkata.

"Kalau Anda tak berkeberatan," ujar Mr. Tate,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 535

"saya lebih suka kita di sini jika tidak mengganggu Jem. Aku ingin melihat

cederanya sementara Scout ... menceritakan kejadiannya."

"Tak apa-apa kan kalau saya pergi?" tanya Bibi. "Saya tak diperlukan di

sini. Aku ada di kamarku kalau kau memerlukan, Atticus." Bibi Alexandra

berjalan ke pintu, tetapi kemudian berhenti dan berbalik. "Atticus, tadi aku

mendapat firasat tentang malam ini aku ini salahku," dia mulai berbicara.

"Mestinya aku"

Mr. Tate mengangkat tangannya. "Silakan saja, Miss Alexandra, saya tahu

Anda terguncang karena kejadian ini. Dan tak usah menyiksa dirimu

tentang ini kalau kita selalu menurutkan perasaan, kita akan serupa kucing

yang mengejar ekornya. Miss Scout, coba ceritakan apa yang terjadi, selagi

masih segar dalam ingatanmu. Bisa, kan? Apakah kau melihat dia

membuntuti kalian?"

Aku mendekati Atticus dan merasakan tangannya merangkulku. Aku

membenamkan wajahku ke pangkuannya. "Kami mulai berjalan pulang.

Aku bilang, Jem, aku kelupaan sepatu. Begitu kami mau kembali

mengambil, lampu dipadamkan. Kata Jem, aku bisa mengambilnya besok

"Scout, berbicaralah lebih keras supaya Mr. Tate bisa mendengarmu," ujar

Atticus. Aku merayap ke pangkuannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 536

"Lalu, Jem menyuruhku diam sebentar. Kusangka dia sedang memikirkan

sesuatu dia selalu menyuruhku diam biar bisa berpikir lalu dia bilang dia

mendengar suara. Kami menyangka itu Cecil."

"Cecil?"

"Cecil Jacobs. Dia menakut-nakuti kami malam ini, dan kami pikir dia

mencoba lagi. Dia memakai kain. Ada hadiah 25 sen buat kostum terbaik,

aku tak tahu siapa yang memenangkannya"

"Kau di mana saat menyangka itu Cecil?"

"Tak jauh dari gedung sekolah. Aku meneriak kan sesuatu padanya"

"Kau berteriak, apa?"

"Cecil Jacobs induk ayam gendut, rasanya. Kami tak mendengar apa-apa

lalu Jem berteriak halo atau apa, cukup keras untuk membangunkan orang

mati"

"Sebentar, Scout," kata Mr. Tate. "Mr. Finch, kau mendengar mereka?"

Atticus berkata dia tidak mendengar. Dia menghidupkan radio. Bibi

Alexandra juga menghidupkan radionya di kamar. Dia ingat karena Bibi

menyuruhnya mengecilkan suara radio supaya dia bisa mendengar

acaranya. Atticus tersenyum. "Aku selalu menghidupkan radio terlalu

kencang."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 537

"Mungkin tetangga ada yang mendengar...," ujar Mr. Tate.

"Aku ragu, Heck. Sebagian besar sedang mendengar radio atau tidur sore

seperti ayam. Maudie Atkinson mungkin masih terjaga, tetapi aku

meragukannya."

"Lanjutkan, Scout," ujar Mr. Tate.

"Lalu, setelah Jem berteriak, kami berjalan lagi. Mr. Tate, aku terkurung

dalam kostum tapi aku juga bisa mendengar suaranya saat itu. Langkah

kaki,

maksudku. Berjalan saat kami berjalan, berhenti saat kami berhenti. Kata

Jem, dia bisa melihatku karena Mrs. Crenshaw menambahkan sejenis cat

berpendar pada kostumku. Aku jadi daging asap." "Maksudmu?" tanya Mr.

Tate, terkejut. Atticus menjelaskan peranku kepada Mr. Tate, sekaligus

bentuk pakaianku. "Mestinya kaulihat dia waktu dia sampai," ujarnya,

"kostumnya hancur jadi bubur."

Mr. Tate menggaruk dagu. "Tadinya aku heran, apa yang menyebabkan

tanda itu padanya. Lengan bajunya penuh lubang-lubang kecil. Ada satu

dua bekas tusukan kecil di lengannya yang sesuai dengan lubang-lubang

tersebut. Aku ingin melihat benda itu, Sir, kalau boleh."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 538

Atticus mengambilkan sisa-sisa kostumku. Mr. Tate membaliknya dan

melengkungkannya agar bisa membayangkan bentuk aslinya. "Benda ini

mungkin menyelamatkan hidupnya," katanya. "Lihat."

Dia menunjuk dengan telunjuknya yang panjang. Sebuah garis bersih

bersinar pada kawat yang kusam. "Bob Ewell tidak main-main," gumam

Mr. Tate.

"Dia kehilangan akal sehatnya," ujar Atticus.

"Aku tak perlu mendebatmu, Mr. Finch bukan gila, luar biasa jahat.

Bajingan hina yang kebanyakan minum sehingga cukup berani membunuh

anak-anak. Dia tak akan pernah menghadapimu secara terang-terangan."

Atticus menggeleng. "Aku tak bisa membayangkan ada orang yang tega"

"Mr. Finch, ada jenis manusia yang harus ditembak dahulu sebelum disapa.

Begitu pun, mereka masih tak sebanding dengan peluru yang digunakan

untuk menembak. Ewell adalah satunya."

Atticus berkata, "Kusangk dia sudah melampiaskan semuanya pada waktu

dia mengancamku. Kalau belum pun, kusangka dia akan memburuku."

"Dia cukup punya nyali untuk menyusahkan seorang wanita kulit hitam

yang miskin, dia cukup punya nyali untuk mengganggu Hakim Taylor saat

dia pikir rumahnya kosong, apa kau pikir dia akan menghadapimu secara

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 539

terang-terangan?" Mr. Tate menghela napas. "Sebaiknya kita lanjutkan.

Scout, kau mendengar dia di belakangmu"

"Ya, Sir. Waktu kami sampai di bawah pohon"

"Bagaimana kautahu bahwa kau berada di bawah pohon, di sana kilat pun

tak kelihatan."

"Saya bertelanjang kaki, dan kata Jem tanah selalu lebih dingin di bawah

pohon."

"Kita harus menjadikan putramu deputi, lanjutkan."

"Lalu, tiba-tiba ada yang menangkapku dan menghancurkan kostumku ...

rasanya aku membungkuk ke tanah ... kedengaran perkelahian di bawah

pohon seperti ... mereka kedengaran menghantam pohon. Jem

menemukanku dan langsung menarikku ke arah jalan. Seperti Mr. Ewell

mungkin menariknya hingga terjatuh. Mereka kembali berkelahi lalu ada

suara aneh Jem menjerit ..." Aku berhenti. Itu bunyi yang muncul dari

tangan Jem.

"Pokoknya, Jem menjerit dan aku tak mende-

ngar lagi suaranya, lalu Mr. Ewell mencoba meremasku sampai mati,

kukira ... lalu seseorang menarik Mr. Ewell sampai roboh. Sepertinya Jem

sudah bangun, kukira. Cuma itu yang kutahu ..."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 540

"Lalu?" Mr. Tate menatap tajam ke arahku.

"Ada yang terhuyung-huyung dan terengah-engah dan terbatuk-batuk

seperti mau mati. Awalnya kusangka itu Jem, tetapi kedengarannya tidak

seperti dia, jadi aku terus mencari Jem di tanah. Kusangka Atticus keluar

membantu kami dan kelelahan"

"Jadi, siapa dia?"

"Nah, itu orangnya, Mr. Tate, dia bisa memberitahumu namanya."

Sambil bicara, aku sudah mengangkat tangan untuk menunjuk lelaki di

sudut, tetapi segera menurunkannya lagi agar tidak ditegur Atticus karena

menunjuk orang. Menunjuk orang itu tidak sopan.

Dia masih bersandar di dinding. Dia telah bersandar di dinding sejak aku

masuk ke kamar ini, tangannya bersidekap di depan dada. Saat aku

menunjuk, dia menurunkan tangannya dan menekan telapak tangannya

ke dinding. Tangannya putih, putih pucat yang tak pernah kena matahari,

demikian putih sehingga terlihat berkilau dengan latar belakang krem

kusam dinding kamar Jem yang diterangi cahaya temaram.

Aku menatap dari tangannya ke celana khaki-nya yang dikotori pasir;

pandanganku merayap dari perawakannya yang kurus ke kemeja

denimnya yang robek. Wajahnya seputih tangannya, kecuali

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 541

bayangan pada dagunya yang menonjol. Pipinya cekung; mulutnya lebar;

ada lekukan dangkal di pelipisnya, dan mata kelabunya demikian tak

berwarna sehingga aku mengira dia buta. Rambutnya lepek dan tipis,

nyaris seperti bulu di atas kepalanya.

Ketika aku menudingnya, telapak tangannya bergerak sedikit,

meninggalkan noda keringat berminyak pada dinding, dan dia mengaitkan

jempolnya pada ikat pinggangnya. Tubuhnya terguncang bersama kejang

kecil yang aneh, seolah-olah dia mendengar kuku menggaruk papan, tetapi

saat aku memandangnya dengan takjub, ketegangan perlahan mengendur

dari wajahnya. Bibirnya membuka menjadi senyuman malu-malu, dan

sosok tetangga kami mengabur bersama air mataku yang tiba-tiba

mengalir.

"Hai, Boo," kataku.

Tiga Puluh

Mr. Arthur, Sayang," kata Atticus, dengan lembut mengoreksiku. "Jean

Louise, ini Mr. Arthur Radley. Aku yakin dia sudah mengenalmu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 542

Jika Atticus bisa memperkenalkanku kepada Boo Radley secara santai pada

saat seperti ini ya, memang begitulah Atticus.

Boo tentu melihatku spontan berlari ke ranjang yang ditiduri Jem karena

senyum malu-malu yang sama juga merambat di wajahnya. Dibakar rasa

malu, aku menutupinya dengan cara menyelimuti Jem. "Eh, jangan sentuh

dia," Atticus berkata. Mr. Heck Tate menatap Boo dengan penuh perhatian

melalui kacamatanya yang berbingkai tanduk. Saat dia akan berbicara, Dr.

Reynold masuk ke dalam kamar.

"Semuanya keluar," katanya, begitu dia melewati pintu, "Malam, Arthur,

tidak melihatmu waktu aku tadi kemari."

Suara Dr. Reynold terdengar seriang langkahnya, seakan-akan dia

mengucapkannya setiap malam selama hidupnya, suatu hal yang lebih

mengejutkanku dibandingkan berada seruangan dengan Boo Radley. Tentu

saja ... Boo Radley pun kadang-kadang jatuh sakit, pikirku. Namun

sebaliknya, aku

juga tak yakin.

Dr. Reynolds membawa bungkusan besar yang terbalut kertas koran. Dia

meletakkannya di atas meja Jem lalu melepas mantelnya. "Sekarang, sudah

puas bahwa dia masih hidup? Biar kuceritakan bagaimana aku tahu. Saat

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 543

aku mencoba memeriksanya, dia menendangku. Harus ditenangkan

dengan baik sebelum aku bisa menyentuhnya. Jadi, pergilah," katanya

padaku.

"Ngg ..." kata Atticus, melirik Boo. "Heck, mari ke teras depan. Di sana

banyak kursi, dan udara masih cukup hangat."

Aku sempat bertanya-tanya mengapa Atticus mengajak kami ke teras

depan, bukannya ke ruang keluarga, baru kemudian aku mengerti. Cahaya

di ruang keluarga sangat terang.

Kami beriringan keluar, pertama Mr. Tate Atticus menunggu di pintu agar

dia keluar lebih dahulu. Lalu, dia berubah pikiran dan menyusul Mr. Tate.

Orang mempunyai kebiasaan untuk bertindak seperti hari-hari biasa pada

saat yang paling aneh sekalipun. Aku juga bukan pengecualian, "Mari, Mr.

Arthur," kudengar aku bicara, "Anda tak mengenal rumah ini. Saya antar

ke teras, Sir."

Dia menatap ke arahku dan mengangguk.

Aku menuntunnya melalui ruang tamu dan melewati ruang keluarga.

"Silakan duduk, Mr. Arthur. Kursi goyang ini enak dan nyaman."

Khayalan kecilku tentang dia hidup lagi: dia duduk di terasnya ... cuacanya

indah ya, Mr. Arthur?

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 544

Ya, cuacanya indah. Merasa sedikit tidak nyata, aku menempatkannya di

kursi yang terjauh dari Atticus dan Mr. Tate. Tempat itu tertimpa bayangan

kelam. Boo akan merasa lebih nyaman dalam kegelapan.

Atticus duduk di ayunan, dan Mr. Tate di kursi sebelahnya. Cahaya dari

ruang keluarga menerangi mereka. Aku duduk di samping Boo.

"Jadi, Heck," Atticus bicara, "Kukira yang harus dilakukan Ya Tuhan, Aku

kehilangan ingatanku ..." Atticus menaikkan kacamatanya dan menekan

jari-jarinya ke mata. "Jem belum tiga belas tahun ... tidak, dia sudah tiga

belas aku tak ingat. Bagaimanapun, kasusnya akan diajukan ke pengadilan

negeri "

"Kasus apa, Mr. Finch?" Mr. Tate meluruskan kakinya dan mencondongkan

tubuhnya ke depan.

"Tentu saja ini jelas-jelas pembelaan diri, tetapi aku tetap harus ke kantor

dan mencari"

"Mr. Finch, kau mengira Jem yang membunuh Bob Ewell? Kau mengira

seperti itu?"

"Kaudengar cerita Scout tadi, itu tak diragukan lagi. Katanya, Jem berdiri

dan menariknya dari Scout entah bagaimana mungkin pisau Ewell sampai

ke tangannya dalam kegelapan ... kita akan tahu besok."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 545

"Mr. Finch, tahan dulu," ujar Mr. Tate. "Jem tak pernah menikam Bob

Ewell."

Atticus diam sesaat. Dia menatap Mr. Tate seakan dia menghargai yang

diucapkannya. Namun, Atticus menggeleng.

"Heck, kau sangat baik dan aku tahu kau mela-

kukannya atas dorongan hatimu yang baik, tetapi jangan memulai hal

seperti itu."

Mr. Tate berdiri dan berjalan ke ujung teras. Dia meludah ke semak-semak,

lalu memasukkan tangannya ke saku celana dan menghadap Atticus.

"Seperti apa?" tanyanya.

"Maaf kalau aku bicara keras, Heck," Atticus berkata datar, "tapi tak akan

ada yang menutup-nutupi kejadian ini. Aku tak mau hidup seperti itu."

"Tak ada yang menutup-nutupi, Mr. Finch." Suara Mr. Tate lirih, tetapi

sepatu botnya tertanam kukuh di lantai teras seakan-akan tumbuh di sana.

Pertandingan aneh yang tidak kumengerti sedang terjadi antara ayahku

dan sheriff.

Sekarang, giliran Atticus yang berdiri dan berjalan ke ujung teras. Dia

menggumam, "Hmm," dan meludah ke pekarangan. Dia memasukkan

tangannya ke saku dan menatap Mr. Tate.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 546

"Heck, kau belum mengatakannya, tetapi aku tahu yang kaupikirkan.

Terima kasih untuk itu. Jean Louise" Dia berpaling padaku. "Katamu, Jem

yang menarik Mr. Ewell darimu?"

"Ya, Sir, sepertinya begitu ... Aku"

"Kaudengar kan, Heck? Aku berterima kasih dari lubuk hatiku, tetapi aku

tak ingin putraku memulai hidupnya dengan hal seperti ini

menghantuinya. Cara terbaik untuk menjernihkan masalah adalah dengan

membeberkan semuanya. Biar saja warga county datang dan membawa roti

isi. Aku tak ingin dia tumbuh dikelilingi kasak-kusuk, aku tak ingin ada

yang berkata, 'Jem Finch ... ayahnya keluar uang

banyak untuk membebaskannya.' Lebih cepat kita menyelesaikan ini akan

lebih baik."

"Mr. Finch," ujar Mr. Tate tanpa emosi, "Bob Ewell jatuh menimpa pisaunya.

Dia membunuh dirinya sendiri."

Atticus berjalan ke sudut serambi. Dia menatap anggur wisteria yang

menjalar. Dengan cara mereka sendiri, kukira, keduanya sama keras

kepalanya. Aku bertanya-tanya siapa yang akan menyerah terlebih dahulu.

Kekeraskepalaan Atticus tak pernah terdengar dan jarang terlihat, tetapi

dalam beberapa hal dia sama kakunya seperti Cunningham. Meskipun Mr.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 547

Tate tidak berpendidikan dan apa adanya, mereka berdua sama keras

kepalanya.

"Heck," Atticus membalikkan badan. "Jika hal ini ditutup-tutupi, bagi Jem

ini akan menjadi pengingkaran nyata terhadap caraku membesarkannya.

Terkadang aku merasa gagal total sebagai orang-tua, tapi hanya aku yang

mereka punyai. Sebelum Jem melihat siapa pun, dia melihatku lebih

dahulu, dan aku mencoba menjalani hidup supaya bisa balas menatapnya

... jika aku bersekongkol untuk hal seperti ini, terus terang aku tak akan

mampu menatap matanya, dan bila itu terjadi aku tahu aku akan

kehilangan dia. Aku tak ingin kehilangan dia dan Scout karena hanya

mereka yang kupunya."

"Mr. Finch." Mr. Tate masih terpaku ke lantai papan. "Bob Ewell menimpa

pisaunya. Aku bisa membuktikannya."

Atticus berputar. Tangannya makin masuk ke saku. "Heck, tak bisakah kau

melihat hal ini dari

sudut pandangku? Kau juga punya anak, tetapi aku lebih tua darimu. Saat

anak-anakku dewasa, aku tentu sudah tua, kalau memang masih hidup,

tapi saat ini aku jika mereka tak memercayaiku, mereka tak akan

memercayai siapa pun. Jem dan Scout tahu apa yang terjadi. Jika mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 548

mendengarku di kota menyampaikan kejadian yang berbeda Heck, aku tak

akan memiliki mereka lagi. Aku tak bisa hidup dengan satu cara di kota

dan cara lain di rumah."

Mr. Tate mengetuk-ngetukkan tumitnya dan berkata dengan sabar, "Dia

membanting Jem, tersandung akar pohon dan lihat, aku bisa

menunjukkannya padamu."

Mr. Tate merogoh ke saku celananya dan mengeluarkan sebilah pisau lipat

otomatis. Saat dia melakukan hal tersebut, Dr. Reynolds tiba di pintu.

"Kepar almarhum ada di bawah pohon itu, Dok, tepat di dalam pekarangan

sekolah. Punya senter? Ambil yang ini saja."

"Aku bisa memindahkan mobilku ke situ dan menghidupkan lampunya,"

kata Dr. Reynolds, tetapi dia menerima senter Mr. Tate. "Jem tak apa-apa.

Dia tak akan terbangun malam ini, kuharap, jadi jangan khawatir. Itu

pisau yang membunuhnya, Heck?"

"Bukan, Sir, masih di badannya. Sepertinya pisau dapur, kalau melihat

gagangnya. Ken seharusnya sudah di sana dengan mobil jenazah, Dok.

Selamat malam."

Mr. Tate menekan tombol pada pisaunya. "Se-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 549

perti ini," katanya. Dia memegang pisau dan pura-pura tersandung; saat

dia terhuyung ke depan, tangan kirinya turun ke depan tubuhnya. "Lihat?

Menusuk dirinya sendiri melewati bagian lunak di sela-sela rusuknya. Berat

tubuhnya menghunjamkan pisaunya semakin dalam."

Mr. Tate memasukkan mata pisau dan mengembalikannya ke saku. "Scout

baru delapan tahun," ujarnya. "Dia demikian ketakutan sehingga tak tahu

pasti yang terjadi."

"Kaubisa terkejut kalau tahu," ujar Atticus masam.

"Aku tidak bilang dia mengarang-ngarang, aku bilang dia demikian

ketakutan sehingga tak tahu pasti yang terjadi. Di sana gelap gulita,

sehitam tinta. Hanya orang yang sangat terbiasa dengan kegelapan bisa

menjadi saksi ..."

"Aku tak bisa menerimanya," Atticus berkata perlahan.

"Persetan, aku bukan berpikir mengenai Jem!" Sepatu bot Mr. Tate

mengentak papan lantai demikian keras sehingga lampu di kamar tidur

Miss Maudie menyala. Lampu Miss Stephanie Crawford menyala. Atticus

dan Mr. Tate memandang ke seberang jalan, lalu saling menatap. Mereka

menunggu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 550

Saat Mr. Tate berbicara lagi suaranya hampir tak terdengar. "Mr. Finch,

aku tak suka bertengkar denganmu saat kau seperti ini. Malam ini kau

dilanda ketegangan yang tak seharusnya dialami manusia. Mengapa kau

belum terkapar di tempat tidur

aku tak tahu, tetapi aku tahu untuk saat ini kau tak bisa menyimpulkan

dengan benar, dan kita harus menyelesaikan ini malam ini juga karena

besok akan terlambat. Dada Bob Ewell tertusuk pisau dapur."

Mr. Tate menambahkan bahwa Atticus tak bisa berdiri dan bersikeras

bahwa bocah seukuran Jem dengan tangan cedera masih punya tenaga

untuk merobohkan dan membunuh orang dewasa dalam gelap gulita.

"Heck" kata Atticus tiba-tiba, "pisau lipat yang kau ayun tadi. Kau dapat

dari mana?"

"Aku mengambilnya dari orang mabuk," Mr. Tate menjawab dingin.

Aku mencoba mengingat-ingat. Mr. Ewel di atasku ... lalu dia roboh ... tentu

Jem sudah bangun. Setidaknya kusangka begitu ....

"Heck?"

"Kataku, kuambil dari orang mabuk di kota malam ini. Ewell mungkin

menemukan pisau dapur itu di sembarang kotak sampah. Diasah sambil

menunggu ... menunggu waktunya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 551

Atticus berjalan ke ayunan lalu duduk. Kedua tangannya terjuntai lunglai

di antara lutut. Dia menatap lantai. Dia juga bergerak dengan kelambanan

yang sama seperti malam itu di depan penjara, ketika dia lambat-lambat

melipat surat kabar dan melemparkannya ke kursi.

Mr. Tate perlahan berjalan mengitari teras. "Ini bukan keputusanmu, Mr.

Finch, semuanya bagianku. Ini keputusan dan tanggung jawabku. Sekali

ini, kalau kau tak bisa melihat persoalan ini dengan

caraku, tak banyak yang bisa kaulakukan. Jika kau coba-coba, aku akan

menuduhmu berbohong. Putramu tak pernah menikam Bob Ewell," dia

berkata perlahan, "dekat pun tidak dan sekarang kautahu itu. Yang

diinginkannya hanya agar dia dan adiknya sampai ke rumah dengan

selamat."

Mr. Tate berhenti berjalan. Dia berhenti di depan Atticus, dan

membelakangi kami. "Aku bukan orang baik, Sir, tetapi aku Sheriff

Maycomb County. Sudah tinggal di sini seumur hidupku dan umurku

hampir empat puluh tiga tahun. Aku tahu semua yang terjadi di sini sejak

sebelum aku lahir. Ada bocah kulit hitam mati tanpa alasan, dan orang

yang bertanggung jawab sekarang sudah mati. Biarkan kali ini yang mati

saling mengubur, Mr. Finch. Biarkan yang mati saling mengubur."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 552

Mr. Tate berjalan ke ayunan dan mengambil topinya yang terletak di

samping Atticus. Dia merapikan rambutnya ke belakang dan mengenakan

topinya.

"Aku belum pernah mendengar bahwa berusaha mencegah kejahatan

merupakan pelanggaran hukum, dan itulah yang dilakukannya, tapi

mungkin menurutmu tugasku adalah memberi tahu seluruh kota tentang

hal ini dan tidak menutupinya. Tahu apa yang akan terjadi berikutnya?

Semua wanita di Maycomb termasuk istriku akan mengetuk pintunya

sambi membawa kue angel food. Menurut pemikiranku, Mr. Finch,

menyeret seorang pemalu yang telah berjasa besar padamu dan seluruh

kota ke bawah lampu sorot menurutku, itu dosa. Itu dosa

dan aku tak mau dibebani hal itu. Jika orangnya orang lain, mungkin akan

berbeda. Tapi tidak untuk yang satu ini, Mr. Finch."

Mr. Tate berusaha menggali lubang di lantai dengan ujung sepatu botnya.

Dia menarik hidungnya, kemudian memijat-mijat lengan kirinya. "Aku

mungkin bukan siapa-siapa, Mr. Finch, tetapi aku tetap Sheriff Maycomb

County dan Bob Ewell jatuh menimpa pisaunya. Selamat malam."

Mr. Tate mengentakkan kakinya di teras lalu berjalan melintasi halaman

depan. Dia membanting pintu mobilnya lalu melaju pergi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 553

Atticus lama duduk tepekur. Akhirnya, dia mengangkat kepala. "Scout,"

katanya, "Mr. Ewell jatuh menimpa pisaunya. Bisakah kau mengerti?"

Kelihatannya Atticus perlu dihibur. Aku berlari mendekat dan memeluk

serta menciumnya sekuat tenaga. "Ya, aku mengerti," aku meyakinkannya.

"Mr. Tate benar."

Atticus melepaskan diri dan menatapku, "Apa maksudmu?"

"Ya, itu sama saja dengan menembak mockingbird, ya, kan?"

Atticus mencium kepalaku dan membelainya. Ketika dia bangkit dan

berjalan melintas teras ke dalam bayangan, langkah mudanya telah

kembali. Sebelum dia masuk ke rumah, dia berhenti di depan Boo Radley.

"Terima kasih atas nama anak-anakku, Arthur," katanya.

Tiga Puluh Satu

Saat Boo Radley berdiri dengan canggung, cahaya dari jendela ruang

keluarga berkilauan di keningnya. Semua gerakan yang dibuatnya terlihat

tidak pasti, seolah-olah dia tak yakin tangan dan kakinya bisa bersentuhan

dengan benda-benda yang disentuhnya. Batuknya berkepanjangan

menakutkan, begitu mengguncang sehingga dia duduk kembali.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 554

Tangannya meraih ke dalam saku celananya, lalu menarik selembar

saputangan. Dia batuk ke saputangan, lalu mengelap keningnya.

Karena sudah begitu terbiasa dengan ketidak hadirannya, bagiku luar

biasa bahwa dia duduk di sampingku selama ini, hadir. Dia tak

mengeluarkan suara sama sekali.

Sekali lagi, dia berdiri. Dia berpaling padaku dan menunjuk ke pintu depan

dengan dagunya.

"Kau ingin mengucapkan selamat tidur pada Jem, ya Mr. Arthur? Mari

masuk."

Aku mengantarnya ke ruangan. Bibi Alexandra duduk di sebelah ranjang

Jem. "Silakan masuk, Arthur," katanya. "Dia masih tertidur. Dr. Reynold

memberinya obat penenang yang keras. Jean Louise, ayahmu masih di

ruang keluarga?"

"Ya, Ma'am, rasanya begitu."

"Aku mau bicara dengannya sebentar. Dr. Reynold meninggalkan beberapa

..." suaranya terdengar menjauh.

Boo telah masuk hingga ke pojok kamar. Dia berdiri dengan dagu

terangkat, menatap Jem dari kejauhan. Kupegang tangannya, yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 555

hangatnya mengejutkan untuk tangan seputih itu. Kutarik sedikit, dan dia

membiarkanku menuntunnya ke ranjang Jem.

Dr. Reynold menata sesuatu yang mirip kemah di atas lengan Jem, supaya

tidak tertimpa sesuatu, kukira, dan Boo menunduk memandanginya.

Perasaan ingin tahu yang malu-malu muncul di wajahnya, seakan-akan dia

belum pernah melihat anak laki-laki. Mulutnya sedikit terbuka, dan dia

menatap Jem dari kepala sampai kaki. Tangan Boo bergerak ke atas, tetapi

diturunkannya lagi ke sisi tubuhnya.

"Anda boleh membelainya, Mr. Arthur, dia sedang tidur. Kalau dia bangun,

Anda tak bisa, dia tak akan membolehkan ..." aku tanpa sengaja

menjelaskan, "Silakan."

Tangan Boo mengapung di atas kepala Jem. "Silakan, Sir, dia sedang tidur."

Tangannya turun perlahan ke rambut Jem.

Aku mulai mengerti bahasa tubuhnya. Tangannya semakin erat di

tanganku dan dia mengisyaratkan bahwa dia ingin pergi.

Aku mengantarnya ke teras depan, lalu langkah gelisahnya berhenti. Dia

masih menggandeng tanganku dan tak menunjukkan tanda-tanda akan

melepaskanku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 556

"Kaubisa mengantarku pulang?" Dia hampir berbisik, dengan suara kanak-

kanak yang takut akan gelap.

Aku meletakkan kaki di anak tangga teratas dan berhenti. Aku bisa

menuntunnya dalam rumahku, tetapi tak boleh menuntunnya pulang.

"Mr. Arthur, bengkokkan tanganmu, ya benar seperti itu."

Aku menyelipkan tanganku di lekuk tangannya. Dia harus sedikit menekuk

lututnya untuk menyesuaikan dengan tinggiku, tetapi kalau Miss Stephanie

Crawford melihat dari jendela lantai atas, dia akan melihat Arthur Radley

mengawalku sepanjang trotoar, sebagaimana layaknya seorang lelaki

terhormat.

Kami sampai di lampu jalan di tikungan, dan aku bertanya-tanya sudah

berapa kali Dill berdiri di sana memeluk tiang besar, menatap, menunggu,

berharap. Aku bertanya-tanya, berapa kalikah Jem dan aku menyusuri

jalan ini, tetapi aku memasuki gerbang depan Radley untuk kedua kalinya

dalam hidupku. Boo dan aku menaiki tangga ke teras. Jari-jarinya

menemukan gagang pintu. Dengan lembut dilepaskannya tanganku,

membuka pintu, masuk ke dalam, lalu menutup pintu. Aku tak pernah

melihatnya lagi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 557

Tetangga biasa mengantar makanan jika ada yang meninggal, bunga jika

ada yang sakit, serta hal-hal kecil lainnya. Boo adalah tetangga kami. Dia

memberi kami dua boneka sabun, jam rantai yang

rusak, sepasang uang logam keberuntungan, dan nyawa kami. Namun,

tetangga selalu membalas pemberian. Kami tak pernah balas meletakkan

sesuatu yang kami ambil dari pohon itu: kami tak pernah memberinya apa-

apa, dan itu membuatku sedih.

Aku berbalik untuk pulang. Lampu-lampu jalan berkelap-kelip sepanjang

jalan ke kota. Aku belum pernah melihat lingkungan kami dari sudut ini.

Di situ rumah Miss Maudie, Miss Stephanie dan rumah kami. Aku bisa

melihat ayunan teras rumah Miss Rachel setelah kami terlihat jelas. Aku

bahkan bisa melihat rumah Mrs. Dubose.

Aku melihat ke belakangku. Di sebelah kiri pintu cokelat itu terdapat

sebuah jendela tinggi ber-kerai. Aku berjalan ke situ, berdiri di depannya,

lalu berbalik. Pada siang hari, kupikir, dia bisa melihat sampai ke tikungan

kantor pos.

Siang hari ... dalam benakku, malam memudar. Saat itu siang hari dan

lingkungan ini terlihat sibuk. Miss Stephanie Crawford menyeberangi jalan

untuk menyampaikan berita terakhir kepada Miss Rachel. Miss Maudie

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 558

membungkuk di atas bunga azaleanya. Saat itu musim panas, dan dua

anak berlari-lari di trotoar menuju seorang lelaki yang berjalan mendekat

di kejauhan. Lelaki itu melambai, anak-anak itu adu cepat

menghampirinya.

Masih musim panas, anak-anak itu datang mendekat. Seorang anak laki-

laki tertatih-tatih di trotoar sambil menyeret galah pancing di belakangnya.

Seorang pria menunggu sambil berkacak pinggang. Musim panas, anak-

anak itu bermain di hala-

man depan bersama teman mereka, mempertunjukkan drama singkat aneh

yang mereka ciptakan sendiri.

Musim gugur, anak-anaknya berkelahi di trotoar depan rumah Mrs.

Dubose. Anak laki-laki itu membantu adiknya berdiri, lalu mereka berjalan

pulang. Musim gugur, anak-anak itu berlari-lari kecil ke sana kemari di

sekitar tikungan, suka duka hari itu terlihat di wajah mereka. Mereka

berhenti di sebuah pohon ek, senang, bingung, khawatir.

Musim dingin, anak-anak itu menggigil di gerbang depan, hanya terlihat

siluet dengan latar rumah yang berkobar. Musim dingin, seorang lelaki

melangkah ke jalan, menjatuhkan kacamatanya, dan menembak seekor

anjing.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 559

Musim panas, dia melihat anak-anak itu patah hati. Musim semi lagi, anak-

anak Boo membutuhkannya.

Atticus benar. Dia pernah berkata, kau tak akan pernah mengenal

seseorang sampai kau berada dalam posisinya dan mencoba menjalani

hidupnya. Hanya berdiri di serambi Radley pun cukup.

Cahaya lampu jalan terlihat kabur karena rintik hujan yang jatuh.

Sepanjang perjalanan pulang, aku merasa sangat tua, tetapi saat

memandang ke ujung hidungku, aku bisa melihat tetesan kecil-kecil yang

berkabut, tetapi menjulingkan mata membuatku pusing jadi aku berhenti.

Sepanjang perjalanan pulang, aku memikirkan cerita yang sungguh hebat

yang akan kukatakan kepada Jem keesokan harinya. Dia akan sangat

marah karena tak sempat me-

ngalaminya, dia tak akan bicara padaku selama berhari-hari. Sepanjang

perjalanan pulang, aku berpikir Jem dan aku akan terus tumbuh, tetapi tak

banyak yang tersisa untuk dipelajari selain, mungkin, aljabar.

Aku berlari menaiki tangga dan masuk ke rumah. Bibi Alexandra sudah

tidur, sementara kamar Atticus sudah gelap. Aku ingin melihat apakah Jem

sudah siuman. Atticus ternyata berada di kamar Jem, duduk di samping

tempat tidurnya. Dia sedang membaca buku.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 560

"Jem sudah bangun belum?"

"Tidur lelap. Dia tak akan terbangun sampai pagi."

"Oh. Kau mau menemaninya terus?"

"Paling satu atau dua jam. Tidurlah Scout, harimu melelahkan."

"Ah, aku akan tinggal sebentar."

"Terserah kau," kata Atticus. Saat itu mungkin sudah lewat tengah malam,

dan aku heran dia membolehkan dengan ramah. Namun, dia lebih pintar

dariku: begitu duduk, aku langsung merasa mengantuk.

"Apa yang kaubaca?" tanyaku. Atticus membalik bukunya. "Punya Jem,

judulnya The Grey Ghost."

Aku tiba-tiba terjaga. "Kenapa baca yang itu?"

"Sayang, aku tak tahu. Asal ambil. Satu dari sedikit yang belum pernah

kubaca," dia menjawab apa adanya.

"Tolong baca keras-keras, Atticus. Ceritanya sangat menakutkan."

"Tidak," katanya, "Kau sudah cukup ketakutan beberapa waktu ini. Yang

ini terlalu

"Atticus, aku tadi tidak takut." Dia mengangkat alisnya dan aku langsung

menyanggah, "Paling tidak sampai aku bercerita pada Mr. Tate. Jem tidak

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 561

takut. Aku menanyakannya waktu itu, dan dia bilang tidak. Lagi pula,

tidak ada yang benar-benar menakutkan selain yang ada di buku."

Atticus membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi menutupnya

lagi. Dia menarik jempolnya dari bagian tengah buku lalu kembali

membuka halaman pertama. Aku bergeser dan menumpukan kepalaku di

lututnya. "Hmm, katanya. "The Grey Ghost, oleh Seckatary Hawkins, Bab

Satu ..."

Aku berusaha terus terjaga, tetapi hujan begitu lembut dan ruangan begitu

hangat dan suaranya begitu dalam dan lututnya begitu nyaman sehingga

aku tertidur.

Beberapa saat kemudian, rasanya, sepatunya dengan lembut menggamit

rusukku. Dia membantuku berdiri serta mengantarku ke kamarku. "Aku

dengar semua kata-katamu, kok," gumamku, "... sama sekali tidak tidur,

ceritanya tentang kapal, Three Fingered Fred serta Stoner's Boy

Dia melepas kancing overall-ku, menyandar-kanku ke badannya, lalu

menarik bajuku hingga lepas. Dia menegakkanku dengan satu tangan lalu

dengan tangan yang lainnya menjangkau piama.

"Ya, dan semuanya berpikir bahwa Stoner's Boy yang mengacak-acak

tempat pertemuan mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 562

dan mencipratkan tinta ke mana-mana dan ..."

Dia membimbingku ke ranjang dan menduduk-kanku. Mengangkat

kakiku, lalu menyelimutiku.

"Dan mereka memburunya tetapi tak pernah menangkapnya karena

mereka tak tahu seperti apa rupanya, lalu Atticus, ketika akhirnya mereka

melihatnya, ternyata dia tak pernah melakukan hal-hal tersebut ... Atticus,

dia benar-benar baik

Tangannya mengangkat daguku, menarik selimut hingga ke leherku, lalu

menyisipkan tepinya ke bawah badanku.

"Begitulah sebagian besar manusia, Scout, ketika kau mengerti mereka."

Dia mematikan lampu dan kembali ke kamar Jem. Dia akan berada di sana

semalaman, dan dia akan berada di sana saat Jem terbangun esok pagi.

TAMAT

Edit & Convert: inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

of 0
Share:
Related

Document

Report This Content

Copyright infringement

If you are the copyright owner of this document or someone authorized to act on a copyright owner’s behalf, please use the DMCA form to report infringement.

Report an issue