To Kill A Mockingbird Harper Lee
To Kill A Mockingbird
Harper Lee
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat
segala sesuatu dari sudut pandangnya ... hingga kau menyusup ke balik
kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya."
Harper Lee dalam To Kill a Mockingbird
To Kill A Mockingbird
Harper Lee
Tentang Penulis
Harper Lee lahir di Monroeville, Alabama, pada tahun 1926 dan belajar di
sekolah negeri setempat dan University of Alabama. Sebelum mulai
menulis, perempuan ini bekerja di bagian pemesanan tiket sebuah
maskapai penerbangan internasional. Selain menulis, minat utamanya
adalah
golf, musik, kriminologi, serta mengumpulkan memoar pendeta-pendeta
abad ke-19. Dia tinggal di New York.
Buat Mr. Lee dan Alice dalam pertimbangan cinta dan kasih
"Pengacara, kukira, pernah jadi kanak-kanak." -Charles Lamb-
Satu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tatkala hampir berusia tiga belas tahun, tangan abangku, Jem, patah di
bagian siku. Setelah sembuh, dan ketakutan Jem bahwa dia tak akan
pernah bisa bermain football menghilang, dia jarang menyadari cederanya.
Lengan kirinya sedikit lebih pendek daripada yang kanan; saat berdiri atau
berjalan, punggung tangannya tegak lurus dengan badan, jempolnya
sejajar dengan paha. Dia sama sekali tak peduli, sepanjang bisa mengoper
dan menendang.
Setelah cukup banyak waktu berlalu sehingga kami bisa menengok ke masa
lalu, kami kadang mengobrolkan kejadian-kejadian yang mengarah pada
kecelakaan tersebut. Aku bersikeras bahwa keluarga Ewell-lah yang
memulai semuanya, tetapi Jem, yang lebih tua empat tahun dariku,
mengatakan bahwa rentetan masalah itu diawali jauh sebelumnya.
Menurutnya, awal yang sebenarnya terjadi pada musim panas ketika Dill
datang, saat Dill pertama kalinya memberi kami gagasan untuk memaksa
Boo Radley keluar.
Aku berkata, jika Jem ingin mengambil sudut pandang yang lebih luas,
masalahnya dimulai oleh Andrew Jackson. Andaikan Jenderal Jackson tidak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menggiring suku Indian Creek menjauhi hulu sungai, Simon Finch tak
akan pernah mendayung ke hulu
Sungai Alabama. Lalu, di mana kami sekarang berada jika Simon Finch
tidak melakukannya? Karena kami sudah terlalu besar untuk
membereskan perselisihan melalui adu tinju, kami berkonsultasi kepada
Atticus, ayah kami. Dia mengatakan bahwa kami berdua benar.
Sebagai orang Selatan, merupakan aib bagi sebagian anggota keluarga
kami bahwa tak ada nenek moyang kami yang berperan di pihak mana pun
dalam Pertempuran Hastings pertempuran menentukan di Hasting,
Inggris, pada 1066 antara Inggris dan Normandia. Yang kami miliki
hanyalah Simon Finch, apoteker pemasang jerat dari Cornwall yang
kesalehannya hanya bisa dikalahkan oleh kekikiran-nya. Di Inggris, Simon
kesal menyaksikan kaum Metodis diburu oleh saudara-saudara mereka
yang lebih liberal. Dan karena Simon menganggap dirinya penganut
Metodis, dia menempuh perjalanan mengarungi Samudra Atlantik menuju
Philadelphia, dari sana ke Jamaika, lalu ke Mobile, dan berakhir di Saint
Stephens. Dengan mempertahankan ajaran John Wesley yang melarang
terlalu banyak berkata-kata dalam jual-beli, Simon menghasilkan banyak
uang dari mengobati orang. Namun, dia merasa khawatir kalau-kalau
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tergoda melakukan hal-hal yang bukan untuk kebesaran Tuhan, seperti
memakai emas dan pakaian mewah. Jadi, setelah melupakan pandangan
panutannya tersebut tentang perbudakan, Simon membeli tiga orang
budak dan dengan bantuan mereka membangun kediaman di tepi Sungai
Alabama sekitar empat puluh mil di atas
Saint Stephens. Hanya sekali Simon kembali ke Saint Stephens untuk
mencari istri, dan bersamanya menurunkan anak cucu yang kebanyakan
perempuan. Simon hidup sampai usia tua dan mati dalam keadaan kaya.
Menurut kebiasaan, kaum lelaki dalam keluarga Finch menetap di rumah
yang dibangun Simon, Finch' s Landing, dan mencari nafkah dari
menanam kapas. Segalanya tersedia di tempat itu: sekalipun tampak
sederhana dibandingkan perkebunan-perkebunan mewah di sekitarnya,
Landing menghasilkan semua yang diperlukan untuk bertahan hidup
kecuali es, tepung gandum, dan pakaian, yang dipasok oleh kapal sungai
dari Mobile.
Simon mungkin akan memandang perseteruan antara Amerika Utara dan
Amerika Selatan dengan kemarahan tanpa daya, karena hal itu telah
melucuti semua hak milik keturunannya, kecuali tanah. Namun, tradisi
menetap di sana tetap tak berubah sampai jauh setelah pergantian abad ke-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
20 saat ayahku, Atticus Finch, berangkat ke Montgomery untuk belajar
ilmu hukum, dan adik laki-lakinya ke Boston untuk belajar ilmu
kedokteran. Saudari mereka, Alexandra, menjadi satu-satunya Finch yang
tetap tinggal di Landing: dia menikahi lelaki pendiam yang menghabiskan
sebagian besar waktunya berbaring di tempat tidur gantung di pinggir
sungai sambil menduga-duga apakah tangkai pancingnya telah berhasil
menangkap ikan.
Setelah ayahku lulus ujian pengacara, dia kembali ke Maycomb dan
memulai praktiknya. May-
comb, sekitar dua puluh mil di sebelah timur Finch's Landing, merupakan
ibu kota Maycomb County. Kantor Atticus di gedung pengadilan hanya
berisi gantungan topi, tempolong, papan dam, dan sebuah kitab Undang-
Undang Alabama yang tak bernoda. Dua klien pertamanya adalah
sepasang korban tiang gantungan terakhir di penjara Maycomb County.
Atticus sudah mendesak mereka agar menerima kebaikan negara dengan
mengaku Bersalah dalam pembunuhan tingkat dua, dan lolos dari ke-
matian. Namun, mereka berdua adalah anggota keluarga Haverford, nama
yang sepadan dengan dungu di Maycomb County. Mereka membunuh
seorang pandai besi terkemuka di Maycomb karena kesalahpahaman
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tentang kepemilikan seekor kuda, dengan sembrono melakukannya di
depan tiga orang saksi. Bersikeras bahwa "keparat itu layak dibunuh"
merupakan pembelaan yang cukup baik bagi siapa pun. Mereka ngotot
mengaku Tak Bersalah untuk pembunuhan tingkat satu. Jadi, tak banyak
yang dapat dilakukan Atticus bagi kliennya selain menghadiri eksekusi
mereka; peristiwa yang mungkin menjadi awal ketidaksukaan mendalam
ayahku pada praktik hukum pidana.
Selama lima tahun pertamanya di Maycomb, Atticus mempraktikkan
penghematan berlebihan. Beberapa tahun setelahnya, dia menanamkan
pendapatannya untuk pendidikan adiknya. John Hale Finch lebih muda
sepuluh tahun dari ayahku, dan memilih belajar ilmu kedokteran pada
masa kapas tak lagi berharga; namun, setelah menyekolahkan
Paman Jack, Atticus memperoleh penghasilan yang lumayan dari praktik
hukumnya. Dia menyukai Maycomb, dia lahir dan besar di sana; dia kenal
orang-orangnya, mereka kenal dia, dan karena Simon Finch yang
produktif, Atticus bersaudara dengan hampir semua keluarga di kota itu
melalui darah dan perkawinan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Maycomb adalah sebuah kota tua yang kelelahan saat pertama kali aku
mengenalnya. Saat musim hujan, jalanan berubah menjadi kubangan
lumpur merah; semak tumbuh di trotoar, gedung pengadilan melesak di
alun-alun. Dahulu, cuaca terasa lebih panas; anjing hitam menderita pada
siang musim panas; bagal kerempeng kepanasan yang menghela kereta
Hoover mengibas-ngibas lalat dalam bayangan pohon ek di alun-alun.
Kerah baju kaku kaum lelaki tampak lusuh pada pukul sembilan pagi.
Kaum wanita mandi sebelum tengah hari, setelah tidur siang pukul tiga,
dan saat senja tiba mereka menyerupai kue teh lembut yang berlapis
keringat dan bedak wangi.
Pada masa itu, aktivitas dijalankan dengan lambat. Orang-orang
melenggang melintasi alun-alun, menyeret kaki keluar-masuk toko-toko di
sekitarnya, santai dalam mengerjakan apa pun. Satu hari terasa lebih
panjang dari dua puluh empat jam. Tak ada ketergesaan, karena tak ada
tempat yang
dituju, tak ada yang bisa dibeli juga tak ada uang untuk membeli, dan tak
ada yang patut Dillhat di luar batas Maycomb County. Namun, pada masa
itu, sebagian orang dihinggapi keoptimisan samar-samar: penduduk
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Maycomb County baru memahami bahwa tak ada yang perlu ditakutkan
selain ketakutan itu sendiri.
Kami tinggal di jalan perumahan utama di kota Atticus, Jem, dan aku,
ditambah Calpurnia, koki kami. Aku dan Jem menganggap ayah kami
lumayan: dia bermain bersama kami, membaca untuk kami, serta
menghormati kami dengan tidak pernah mencampuri urusan kami.
Calpurnia beda lagi. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang; dia
menderita rabun jauh; matanya juling; tangannya selebar rangka tempat
tidur dan dua kali lebih keras. Dia selalu mengusirku keluar dapur,
bertanya mengapa aku tak bisa bersikap sebaik Jem padahal dia tahu
bahwa Jem lebih tua dariku, serta memanggilku pulang saat aku belum
ingin pulang. Perselisihan kami selalu hebat dan berat sebelah. Calpurnia
selalu menang, terutama karena Atticus selalu berpihak padanya. Dia telah
bersama kami semenjak Jem dilahirkan, dan sepanjang ingatanku aku
selalu merasakan penindasannya.
Ibu kami meninggal saat aku baru berumur dua tahun, jadi aku tak pernah
merasa kehilangan. Dia berasal dari keluarga Graham di Montgomery;
Atticus bertemu dengannya ketika dia dipilih sebagai anggota badan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
legislatif negara bagian untuk pertama kalinya. Atticus separuh baya saat
itu, ibu
kami lima belas tahun lebih muda. Jem dilahirkan pada tahun pertama
perkawinan mereka; empat tahun kemudian aku lahir, dan dua tahun
kemudian ibu kami meninggal karena serangan jantung mendadak. Kata
orang, penyakit keturunan. Aku tidak merindukannya, tetapi kupikir Jem
merasa kehilangan dirinya. Dia mengingatnya dengan sangat jelas,
terkadang, saat kami sedang bermain, dia menghela napas panjang, lalu
mendadak meninggalkanku dan bermain sendiri di belakang garasi. Saat
dia bertingkah seperti itu, aku tahu sebaiknya aku tidak mengganggunya.
Ketika aku hampir menginjak usia enam tahun dan Jem hampir sepuluh
tahun, batas jarak bermain musim panas kami (jarak panggil Calpurnia)
adalah rumah Mrs. Henry Lafayette Dubose dua rumah di sebelah utara
rumah kami, serta Radley Place, tiga rumah di sebelah selatan rumah kami.
Kami tak pernah tergoda untuk melanggarnya. Radley Place dihuni oleh
makhluk tak dikenal yang gambarannya saja cukup untuk membuat kami
menjaga kelakuan selama berhari-hari. Sementara itu, Mrs. Dubose benar-
benar menyeramkan.
Pada musim panas itulah, Dill memasuki kehidupan kami.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pagi-pagi sekali, ketika kami mulai bermain di pekarangan belakang, aku
dan Jem mendengar suara yang berasal dari petak sawi Miss Rachel Haver-
ford, tetangga sebelah rumah kami. Kami mendekati pagar kawat untuk
melihat kalau-kalau ada anak anjing anjing rat terrier Miss Rachel sedang
hamil
tua alih-alih kami menemukan seseorang sedang duduk, memandangi
kami. Ketika duduk, dia tampak tidak lebih tinggi daripada tanaman sawi.
Kami menatapnya hingga dia berbicara: "Hai."
"Hai juga," kata Jem ramah.
"Aku Charles Baker Harris," katanya. "Aku bisa membaca."
"Terus kenapa?" kataku.
"Barangkali saja kau ingin tahu. Kalau ada yang perlu dibaca, aku bisa
"Umurmu berapa tahun?" tanya Jem, "empat setengah?"
"Hampir tujuh."
"Yah, pantas," kata Jem, menudingkan jempolnya ke arahku. "Scout ini
sudah bisa baca sejak lahir, padahal sekolah juga belum. Untuk anak
hampir tujuh tahun, kelihatannya kau kecil sekali."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku kecil, tapi sudah tua," katanya. Jem menyibakkan rambutnya supaya
bisa melihat lebih baik. "Bagaimana kalau kau ke sini, Charles Baker
Harris?" katanya. "Ya Tuhan, nama macam apa itu?"
"Tapi tidak lebih lucu dari namamu, kan? Bibi Rachel bilang, namamu
Jeremy Atticus Finch."
Jem merengut. "Aku kan sudah besar, cocok pakai nama seperti itu,"
katanya. "Namamu lebih panjang dari badanmu. Taruhan, lebih panjang
satu kaki."
"Orang-orang memanggilku Dill," kata Dill, berkutat menyusup lewat
kolong pagar.
"Lebih gampang lewat atas daripada lewat bawah," kataku. "Asalmu dari
mana?"
Dill berasal dari Meridian, Mississippi, sedang melewatkan musim panas
bersama bibinya, Miss Rachel, dan akan melewatkan setiap musim panas di
Maycomb mulai sekarang. Keluarganya berasal dari Maycomb County.
Ibunya, yang bekerja untuk seorang fotografer di Meridian, memasukkan
foto Dill ke Lomba Anak Menawan dan memenangkan lima dolar. Dia
memberikannya kepada Dill, yang pergi ke bioskop dua puluh kali dengan
uang itu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Di sini tak ada pemutaran film, kecuali film tentang Yesus di gedung
pengadilan kadang-kadang," kata Jem. "Pernah nonton film yang bagus?"
Dill pernah menonton Dracula, suatu informasi baru yang menggerakkan
Jem untuk mulai memandangnya dengan rasa hormat. "Ceritakan pada
kami," katanya.
Dill makhluk ajaib. Dia mengenakan celana pendek linen biru yang
dikancingkan pada kemejanya, rambutnya seputih salju dan menempel ke
kepala seperti bulu bebek; dia setahun lebih tua dari-ku, tetapi aku
menjulang di sisinya. Selagi dia menceritakan kisah tua itu, mata birunya
meredup dan mencerah; tawanya mendadak dan riang; dia punya
kebiasaan menarik jambul di tengah keningnya.
Ketika Dill menghancurkan Dracula menjadi abu, dan Jem berkata filmnya
kedengarannya lebih seru daripada bukunya, aku bertanya kepada Dill, di
mana ayahnya, "Kau belum cerita apa-apa tentang dia."
"Aku tidak punya." "Sudah meninggal?" "Tidak
"Jadi kalau dia belum meninggal, kau pasti punya, kan?"
Pipi Dill merona dan Jem menyuruhku diam, tanda pasti bahwa
keberadaan Dill sudah diteliti dan dianggap bisa diterima. Semenjak itu,
hari-hari musim panas kami selalu berakhir dengan kepuasan. Kegiatan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang selalu membuat kami senang adalah: memperbaiki rumah pohon
kami yang terletak di antara dua pohon mindi raksasa di pekarangan
belakang, meributkan segala hal, memainkan seluruh drama yang diangkat
dari karya-karya Oliver Optic, Victor Appleton, dan Edgar Rice Burroughs.
Dalam hal ini, kami beruntung ada Dill. Dia memainkan peran yang
tadinya dipaksakan padaku kera dalam Tarzan, Mr. Crabtree dalam The
Rover Boys, Mr. Damon di Tom Swift. Demikianlah kami mengenal Dill
sebagai Merlin kecil, yang kepalanya disesaki rencana nyentrik, keinginan
aneh, dan khayalan ganjil.
Namun, pada akhir Agustus, repertoar kami sudah menjadi hambar akibat
pengulangan yang tak terhitung, dan pada saat itulah Dill memberi kami
gagasan untuk memaksa Boo Radley keluar.
Radley Place memesona Dill. Meskipun sudah ada peringatan dan
penjelasan dari kami, tempat itu menyedotnya seperti bulan menarik air,
tetapi dia hanya berani mendekatinya sebatas tiang lampu di tikungan,
jarak yang aman dari gerbang Radley. Di sanalah dia berdiri, memeluk
tiang besar, menatap
dan bertanya-tanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Radley Place menjorok ke tikungan tak jauh dari rumah kami. Kalau
berjalan ke selatan, kami akan berhadapan dengan berandanya; trotoar
membelok dan memanjang di sisi pekarangannya. Rumah itu rendah,
dulunya berwarna putih dengan beranda depan yang luas dan daun
jendela hijau, tetapi warna putihnya sudah lama menggelap menjadi
sewarna dengan pekarangan abu-abu batu di sekelilingnya. Genting yang
dikeroposi hujan menjuntai dari tepian serambi; pohon ek menghalangi
matahari. Sisa-sisa tiang pagar bagaikan orang mabuk menjaga halaman
depan halaman telantar yang tak terawat yang banyak ditumbuhi semak-
semak dan rumput liar.
Di dalam rumah itu, tinggal sesosok hantu jahat. Kata orang memang ada,
tetapi aku dan Jem belum pernah melihatnya. Kata orang, dia keluar pada
malam hari ketika bulan sedang tinggi, dan mengintip lewat jendela. Kalau
bunga azalea membeku dalam cuaca dingin yang singkat, itu gara-gara dia
mengembuskan napasnya pada bunga itu. Kejahatan kecil diam-diam
mana pun yang terjadi di Maycomb adalah ulahnya. Pernah kota kami
diteror oleh serangkaian kejadian malam yang mengerikan: ayam dan
hewan peliharaan ditemukan terpotong-potong; meskipun pelakunya
adalah Crazy Addie, yang akhirnya menenggelamkan diri di Pusaran
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Barker, orang masih memelototi Radley Place, enggan membuang
kecurigaan awal mereka. Orang Negro tak akan melewati Radley Place
malam-malam,
lebih baik melintas ke trotoar seberang dan bersiul sambil berjalan.
Pekarangan sekolah Maycomb berbatasan dengan sisi belakang tanah
Radley; dari kandang ayam Radley, pohon kacang pecan yang tinggi
menggugurkan buahnya ke pekarangan sekolah, tetapi kacang-kacang itu
bertebaran tak tersentuh oleh anak-anak. Kacang pecan Radley bisa
mematikan. Bola bisbol yang terpukul masuk ke halaman Radley berarti
hilang dan tak perlu dipertanyakan.
Keadaan menyedihkan rumah itu dimulai bertahun-tahun sebelum aku
dan Jem lahir. Keluarga Radley, yang disambut baik di mana pun di kota,
menutup diri; suatu kecenderungan yang tak ter-maafkan di Maycomb.
Mereka tidak ke gereja rekreasi utama Maycomb tetapi beribadat di rumah;
Mrs. Radley jarang, bahkan mungkin tak pernah, menyeberang jalan untuk
rehat kopi pagi hari bersama para tetangganya, dan pastinya tak pernah
bergabung dengan kelompok apa pun di gereja. Mr. Radley berjalan ke kota
pada pukul 11.30 setiap siang dan kembali cepat-cepat pada pukul 12.00,
kadang-kadang membawa kantong kertas cokelat yang oleh para tetangga
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
diduga berisi belanjaan keluarga. Aku tak pernah tahu bagaimana Mr.
Radley tua mencari nafkah kata Jem, dia "membeli kapas", istilah sopan
untuk menganggur tetapi Mr. Radley dan istrinya sudah tinggal di sana
bersama kedua putranya sepanjang ingatan siapa pun.
Daun pintu dan jendela rumah Radley tertutup pada hari Minggu, satu lagi
hal yang asing bagi
kebiasaan Maycomb: pintu hanya tertutup jika ada yang sakit atau cuaca
dingin. Di antara semua hari, hari Minggu adalah hari untuk acara
bertamu sore hari yang formal: perempuan mengenakan korset, lelaki
mengenakan jas, anak-anak mengenakan sepatu. Akan tetapi, menaiki
tangga depan Radley dan berseru, "Hai" pada Minggu sore adalah sesuatu
yang tak pernah dilakukan tetangga mereka. Rumah Radley tak punya
pintu kawat. Aku pernah bertanya kepada Atticus, apakah pintu itu pernah
ada; Atticus bilang ya, tetapi sebelum aku lahir.
Menurut omongan para tetangga, ketika putra bungsu Radley masih
belasan tahun, dia berkenalan dengan beberapa anggota keluarga
Cunningham dari Old Sarum suku besar dan membingungkan yang
tinggal di bagian utara county dan mereka pun membentuk semacam geng
di Maycomb. Tidak banyak yang mereka lakukan, tetapi cukup banyak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
untuk menjadi bahan omongan warga kota dan membuat mereka
mendapatkan peringatan secara terbuka dari tiga mimbar: mereka
nongkrong di tukang cukur; mereka naik bus ke Abbottsville pada hari
Minggu dan pergi ke bioskop; mereka menghadiri acara dansa di Dew-
Drop Inn & Fishing Camp, neraka judi di tepi sungai yang mengaliri
county; mereka bereksperimen dengan wiski ilegal. Tak ada warga
Maycomb yang cukup berani untuk memberi tahu Mr. Radley bahwa
putranya salah memilih teman bergaul.
Pada suatu malam, dalam lonjakan semangat tinggi yang berlebihan,
mereka kebut-kebutan di
alun-alun dengan mobil butut pinjaman, memberikan perlawanan saat
pendeta tua Maycomb, Mr. Conner, akan menahan mereka, dan mengunci
pria itu di toilet gedung pengadilan. Warga kota memutuskan bahwa
mereka harus mengambil tindakan; Mr. Conner berkata, dia tahu persis
siapa saja pelakunya, dan dia berjanji dan bertekad tak akan membiarkan
mereka lolos. Jadi, anak-anak itu diajukan ke pengadilan remaja dengan
tuntutan mengacau ketertiban, mengganggu ketenangan, menyerang dan
memukul, dan menggunakan bahasa kasar dan kotor di hadapan dan
dalam pendengaran seorang perempuan. Hakim bertanya kepada Mr.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Conner mengapa dia menyertakan tuntutan yang terakhir; Mr. Conner
berkata mereka menyumpah begitu lantang, sehingga dia yakin setiap
perempuan di Maycomb mendengar mereka. Sang hakim memutuskan
untuk mengirim anak-anak itu ke sekolah kejuruan negeri; kadang-
kadang, anak-anak dikirim ke tempat itu tanpa alasan selain memberi
mereka makanan dan rumah yang layak: tempat itu bukan penjara dan
bukan hal yang memalukan. Mr. Radley merasa sebaliknya. Jika hakim
membebaskan Arthur, Mr. Radley akan memastikan pemuda itu tak akan
membuat onar lagi. Karena tahu bahwa perkataan Mr. Radley bisa
dipegang, hakim dengan senang hati membebaskan Arthur.
Anak-anak lain pergi ke sekolah kejuruan dan menerima pendidikan
menengah terbaik di negara bagian; salah satu dari mereka bahkan dapat
diterima di sekolah teknik terkemuka di Auburn. Pintu
rumah Radley tertutup pada hari biasa maupun hari Minggu, dan putra
Mr. Radley tak terlihat lagi selama lima belas tahun.
Namun, tibalah suatu hari, yang hampir terhapus dari ingatan Jem, ketika
Boo Radley terdengar dan terlihat oleh beberapa orang, tetapi bukan oleh
Jem. Kata Jem, Atticus tak pernah bicara banyak tentang keluarga Radley:
ketika Jem menanyainya, satu-satunya jawaban Atticus adalah: pikirkan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
urusanmu sendiri dan biarkan keluarga Radley memikirkan urusan
mereka sendiri, itu hak mereka; tetapi ketika peristiwa itu terjadi, kata Jem,
Atticus menggeleng dan berkata, "Mm, mm, mm."
Jadi, Jem mendapatkan sebagian besar informasi dari Miss Stephanie
Crawford, tetangga kami yang pemarah, yang mengaku tahu semua detail
tentang peristiwa itu. Menurut Miss Stephanie, Boo sedang duduk di ruang
tamu, menggunting beberapa artikel dari Maycomb Tribune untuk
ditempelkan dalam klipingnya. Ayahnya memasuki ruangan. Ketika Mr.
Radley lewat, Boo menghunjamkan gunting itu pada kaki orangtuanya itu,
mencabutnya, mengelap noda darah pada celananya, dan melanjutkan
kegiatannya.
Mrs. Radley berlari menjerit-jerit ke jalanan, mengatakan bahwa Arthur
sedang membantai mereka semua, tetapi ketika sheriff tiba, dia
menemukan Boo masih duduk di ruang tamu, mengguntingi Tribune.
Usianya tiga puluh tiga tahun saat itu.
Kata Miss Stephanie, Mr. Radley tua berkata, tak akan pernah ada anggota
Radley yang masuk
rumah sakit jiwa mana pun, ketika dia mendengar saran bahwa
melewatkan satu musim di Tuscaloosa mungkin bisa membantu Boo. Boo
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tidak gila, dia hanya kadang-kadang tidak bisa menjaga kelakuan. Boo
boleh dikurung, kata Mr. Radley mengalah, tetapi dia tetap bersikeras
bahwa Boo tidak boleh dituntut: dia bukan kriminal. Sheriff tak tega
memenjarakannya bersama orang Negro, jadi Boo dikurung di ruang
bawah tanah gedung pengadilan.
Perpindahan Boo dari ruang bawah tanah kembali ke rumah hanya samar-
samar diingat Jem. Kata Miss Stephanie Crawford, sebagian dewan kota
berkata kepada Mr. Radley bahwa jika dia tidak menerima Boo kembali,
Boo akan mati berlumut akibat udara yang lembap. Lagi pula, Boo tidak
bisa selamanya hidup dibiayai pemerintah.
Tak ada yang tahu bentuk intimidasi yang digunakan Mr. Radley agar Boo
tak keluar rumah, tetapi Jem menyimpulkan bahwa Radley merantainya ke
tempat tidur hampir sepanjang waktu. Atticus berkata tidak, bukan seperti
itu, ada cara-cara lain untuk menjauhkan seseorang dari orang lain.
Sesekali aku melihat Mrs. Radley membuka pintu depan, berjalan ke tepi
beranda, menyirami bunga kananya. Namun, setiap hari aku dan Jem
melihat Mr. Radley berjalan menuju dan kembali dari kota. Dia lelaki kurus
yang tampak tangguh dengan mata tak berwarna, begitu tak berwarna
sehingga tidak memantulkan cahaya. Tulang pipinya menonjol dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mulutnya lebar, dengan bibir atas tipis dan bibir bawah tebal. Kata Miss
Stephanie Crawford, dia
begitu lurus, sehingga dia hanya memandang sabda Tuhan sebagai satu-
satunya hukum, dan kami percaya karena postur Mr. Radley memang lurus
seperti tongkat.
Dia tak pernah berbicara kepada kami. Kalau dia lewat, kami menunduk
dan berkata, "Selamat pagi, Sir," dan dia menjawabnya dengan batuk. Putra
sulung Mr. Radley tinggal di Pensacola; dia pulang pada hari Natal, dan dia
adalah salah satu dari sedikit orang yang pernah kami lihat memasuki atau
meninggalkan tempat itu. Semenjak Mr. Radley membawa pulang Arthur,
kata orang, rumah itu mati.
Tetapi, tiba suatu hari ketika Atticus berkata bahwa dia akan menghukum
kami jika kami membuat keributan di halaman, lalu sebelum dia pergi, dia
meminta Calpurnia untuk menggantikannya menghukum kami jika
Calpurnia mendengar kami bersuara. Mr. Radley sedang sekarat.
Dia meninggal dengan perlahan-lahan. Kuda-kuda kayu merintangi jalan
dan batas-batas tanah Radley, bongkahan jerami diletakkan di trotoar, lalu
lintas dialihkan ke jalan belakang. Dr. Reynolds memarkirkan mobilnya di
depan rumah kami dan berjalan ke rumah Radley setiap kali dia dipanggil.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Selama berhari-hari, aku dan Jem berjingkat-jingkat di halaman. Akhirnya,
kuda-kuda disingkirkan, dan kami berdiri menonton dari beranda depan
ketika Mr. Radley melakukan perjalanan terakhirnya melewati rumah kami.
"Lelaki terkeji yang pernah ditiupkan napas oleh Tuhan telah meninggal,"
gumam Calpurnia, dan dia
meludah dengan syahdu ke halaman. Kami memandangnya kaget karena
Calpurnia jarang mengomentari cara hidup kaum kulit putih.
Para tetangga menyangka bahwa ketika Mr. Radley meninggal, Boo akan
keluar, tetapi sangkaan mereka keliru: kakak Boo kembali dari Pensacola
dan menggantikan Mr. Radley. Satu-satunya perbedaan antara dia dan
ayahnya adalah usia mereka. Kata Jem, Mr. Nathan Radley juga "membeli
kapas". Namun, Mr. Nathan mau berbicara kepada kami kalau kami
mengucapkan selamat pagi, dan kadang-kadang kami melihatnya datang
dari kota membawa majalah.
Semakin banyak kami bercerita kepada Dill tentang keluarga Radley,
semakin banyak dia ingin tahu, semakin lama dia berdiri memeluk tiang
lampu di tikungan, semakin banyak dia bertanya-tanya.
"Dia sedang apa ya, di dalam," Dill biasa bergumam. "Sepertinya dia baru
saja melongokkan kepala lewat pintu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kata Jem, "Dia suka keluar kok, kalau sedang gelap gulita. Miss Stephanie
Crawford bilang, dia pernah bangun tengah malam dan melihatnya
memandang tepat padanya dari jendela ... dan kepalanya seperti tengkorak
yang memandanginya. Memangnya kamu belum pernah bangun malam-
malam dan mendengarnya, Dill? Jalannya seperti ini" Jem menyeret
kakinya di atas kerikil. "Memangnya kenapa menurutmu Miss Rachel
mengunci pintu rapat-rapat di malam hari? Pagi-pagi aku sering melihat
jejaknya di halaman belakang dan suatu
malam aku mendengarnya menggaruk pintu kawat belakang, tetapi dia
sudah pergi waktu Atticus sampai di sana."
"Kira-kira seperti apa, ya tampangnya?" kata
Dill.
Jem memberikan gambaran masuk akal tentang Boo: tinggi badannya
enam setengah kaki, Dillhat dari jejaknya; dia memakan tupai dan kucing
yang bisa ditangkapnya mentah-mentah, karena itu tangannya selalu
bernoda darah kalau kau memakan hewan mentah-mentah, kau tak akan
pernah bisa mencuci bersih noda darahnya. Ada bekas luka panjang
bergerigi melintasi wajahnya; giginya yang tersisa kuning dan busuk;
matanya menonjol, dan air liurnya menetes hampir sepanjang waktu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ayo kita coba membuat dia keluar," kata Dill. "Aku ingin lihat seperti apa
dia."
Kata Jem, kalau Dill mau mati, dia tinggal pergi dan mengetuk pintu
depan.
Serbuan pertama kami terjadi hanya karena Dill mempertaruhkan buku
The Grey Ghost untuk dua buku Tom Swift milik Jem, bahwa Jem tak akan
berani melewati gerbang Radley. Seumur hidupnya, Jem tak pernah
menampik tantangan.
Jem memikirkannya selama tiga hari. Kukira dia lebih menghargai
kehormatan daripada kepalanya karena Dill dengan mudah membujuknya,
"Kau takut," kata Dill, pada hari pertama. "Tidak takut, cuma
mempertimbangkan," kata Jem. Hari berikutnya, Dill berkata, "Hanya
menaruh jempol kaki di halaman depan saja, kau takut." Jem bilang dia
tidak takut,
buktinya, dia telah melewati Radley Place setiap hari sekolah sepanjang
hidupnya.
"Selalu berlari," kataku. Tetapi, Dill berhasil menaklukkannya pada hari
ketiga, ketika dia berkata kepada Jem bahwa warga Meridian tentunya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tidak sepenakut penduduk Maycomb, bahwa dia belum pernah melihat
orang yang begitu penakut seperti orang-orang Maycomb.
Itu sudah cukup untuk membuat Jem melangkah ke tikungan, lalu berhenti
dan bersandar pada tiang lampu, mengamati gerbang yang terayun-ayun
pada engsel buatan sendiri.
"Kuharap kau tahu bahwa dia akan membunuh kita semua, Dill Harris,"
kata Jem, ketika kami mengejarnya. "Jangan salahkan aku waktu dia
mencongkel matamu. Kau yang memulai, ingat."
"Kau masih takut," gumam Dill sabar. Jem ingin Dill tahu pasti bahwa dia
tidak takut pada apa pun, "Cuma aku tak bisa memikirkan cara untuk
membuat dia keluar tanpa dia menangkap kita. " Selain itu, Jem juga harus
memikirkan keselamatan adik perempuannya.
Ketika Jem berkata begitu, aku tahu dia takut. Jem juga mengkhawatirkan
adiknya waktu aku menantangnya melompat dari atas rumah, "Kalau aku
mati, kamu bagaimana?" tanyanya. Lalu dia melompat, mendarat tanpa
cedera, dan rasa tanggung jawabnya menghilang sampai dia dihadapkan
pada Radley Place.
"Kau mau mundur dari tantangan?" tanya Dill. "Kalau iya, berarti "
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dill, hal-hal seperti ini harus dipikirkan," kata Jem. "Coba kupikir sebentar
... ini seperti membuat kura-kura keluar
"Bagaimana itu?" tanya Dill. "Nyalakan korek di bawahnya." Aku memberi
tahu Jem, kalau dia membakar rumah Radley, aku akan mengadukannya
kepada Atticus.
Dill bilang, menyalakan korek di bawah kura-kura itu perbuatan keji.
"Bukan keji, hanya untuk membujuknya toh kura-kuranya tidak benar-
benar dibakar," geram Jem.
"Dari mana kau tahu korek itu tidak akan melukainya?"
"Kura-kura tidak bisa merasa, bodoh," kata Jem.
"Memangnya kau pernah jadi kura-kura?"
"Ya ampun, Dill! Nah, biar kupikir dulu ... mungkin kita bisa
menggoyangnya
Jem berdiri berpikir begitu lama, sampai Dill mengalah sedikit, "Aku tak
akan bilang kau mundur dari tantangan, dan aku akan menukar The Grey
Ghost kalau kau ke sana dan menyentuh rumahnya." Wajah Jem mencerah.
"Menyentuh rumah, itu saja?" Dill mengangguk.
"Yakin, cuma itu? Aku tak mau nanti kau me-neriakiku buat melakukan
hal lain lagi begitu aku kembali."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Iya, itu saja," kata Dill. "Mungkin nanti dia keluar mengejarmu kalau dia
melihatmu di halaman, lalu Scout dan aku akan menyergapnya dan meme-
ganginya sampai kita bisa berkata padanya bahwa kita tak akan
menyakitinya."
Kami meninggalkan tikungan, menyeberangi jalan samping yang melintas
di depan rumah Radley dan berhenti di gerbang.
"Ayo," kata Dill. "Aku dan Scout akan menyusul."
"Iya, iya," kata Jem, "tak usah memburu-buru."
Dia berjalan ke pojok tanah Radley, lalu kembali lagi seolah-olah sedang
memutuskan cara terbaik untuk masuk mengerutkan kening dan
menggaruk kepala.
Lalu, aku mengejeknya.
Jem membuka gerbang dan berlari ke samping rumah, menepuk dengan
telapak tangannya dan berlari kembali melewati kami, tidak menunggu
untuk melihat apakah serangannya berhasil. Aku dan Dill mengikutinya
rapat. Setelah aman berada di beranda kami, terengah-engah dan
kehabisan napas, kami melihat ke belakang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Rumah tua itu masih sama, reyot dan sakit, tetapi seraya kami menatap
melewati jalan, kami merasa melihat daun jendela dalam bergerak. Klik.
Gerakan kecil, hampir tak terlihat, dan rumah itu kembali tidur.
Dua
Dill meninggalkan kami untuk kembali ke Meridian pada awal September.
Kami mengantarnya menaiki bus pukul 17.00, dan aku merana tanpanya
sampai aku teringat bahwa aku akan mulai bersekolah seminggu lagi.
Belum pernah aku menanti-nantikan sesuatu seperti itu dalam hidupku.
Aku menghabiskan berjam-jam waktuku selama musim dingin di rumah
pohon, memandangi pekarangan sekolah, memata-matai seabrek anak
melalui teleskop berkekuatan ganda pemberian Jem, mempelajari
permainan mereka, mengikuti jaket merah Jem menembus lingkaran
geliang-geliut permainan blind man's buff si "kucing" ditutup matanya,
sementara teman-temannya berusaha menyentuhnya tanpa tertangkap;
kalau ada yang tertangkap, si "kucing" menebak siapa orangnya diam-diam
berbagi kekalahan dan kemenangan kecil mereka. Aku ingin sekali
bergabung dengan mereka.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem menurunkan derajatnya untuk membawaku ke sekolah pada hari
pertama, tugas yang biasanya dilakukan orangtua, tetapi Atticus berkata
Jem akan dengan senang hati menunjukkan letak ruang kelasku. Aku
menduga ada uang yang terlibat dalam transaksi ini, karena sementara
kami berlari kecil mengitari tikungan melewati Radley Place, aku
mendengar gemerencing yang mencurigakan dalam saku
Jem. Ketika kami melambatkan langkah di tepi halaman sekolah, Jem
dengan cermat menjelaskan bahwa selama jam sekolah aku tak boleh
mengganggunya, aku tak boleh menemuinya untuk meminta melakonkan
satu bab dari Tarzan and the Ant Men, mempermalukannya dengan
menyebut-nyebut kehidupan pribadinya, atau menguntitnya pada jam
istirahat dan siang hari. Aku harus tetap di kelas satu dan dia tetap di kelas
lima. Pendeknya, aku tidak boleh berurusan dengannya.
"Maksudmu, kita tak boleh main bareng lagi? " tanyaku.
"Di rumah, ya, kita main seperti biasa," katanya, "tapi nanti juga kamu
pasti tahu sekolah itu beda."
Ternyata memang berbeda. Sebelum pagi pertama usai, Miss Caroline
Fisher, guru kami, menyeretku ke depan ruangan dan menepuk telapak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tanganku dengan penggaris, menyuruhku berdiri di sudut hingga tengah
hari.
Miss Caroline tak lebih dari dua puluh satu tahun. Rambutnya merah
terang, pipinya merah jambu, dan kukunya dicat merah. Dia juga
mengenakan sepatu hak tinggi dan rok bergaris merah-putih. Penampilan
dan wanginya seperti permen peppermint. Dia tinggal di seberang jalan,
satu rumah dari kami, di kamar depan lantai dua rumah Miss Maudie
Atkinson, dan ketika Miss Maudie memperkenalkan kami kepadanya, Jem
terbengong-bengong selama berhari-hari.
Miss Caroline menuliskan namanya di papan
tulis dan berkata, "Kalimat ini berbunyi: saya Miss Caroline Fisher. Saya
dari Alabama Utara, dari Winston County." Anak-anak sekelas bergumam
cemas, kalau-kalau dia terbukti memiliki sifat-sifat aneh khas penduduk
wilayah itu. (Ketika Alabama melepaskan diri dari Union pada 11 Januari
1861, Winston County melepaskan diri dari Alabama, dan setiap anak di
Maycomb County tahu itu.) Alabama Utara dipenuhi oleh Liquor Interests
organisasi penjual minuman keras, yang menentang amandemen UUD A.S.
tentang memberikan hak suara kepada kaum wanita, Big Mules politikus
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
pelaku dagang sapi di Alabama, perusahaan baja, pendukung Partai
Republik, profesor, dan orang-orang lain yang tak punya latar belakang.
Miss Caroline mengawali hari dengan membacakan kisah tentang kucing.
Kucing-kucing itu bercakap-cakap panjang lebar, mereka memakai baju-
baju indah, dan tinggal di rumah hangat di bawah kompor dapur. Pada
saat Bu Kucing menelepon toko obat untuk memesan seporsi tikus berlapis
cokelat, seluruh kelas menggeliat seperti seember cacing umpan. Miss
Caroline tampaknya tak menyadari bahwa anak kelas satu yang berkemeja
jins compang-camping dan mengenakan rok karung terigu itu, yang
sebagian besar sudah memotong kapas dan memberi makan babi sejak
mereka bisa berjalan, sudah kebal terhadap sastra imajinatif. Miss Caroline
sampai ke akhir cerita dan berkata, "Nah, ceritanya bagus, kan?"
Lalu, dia berjalan menuju papan tulis dan me-
nuliskan alfabet dalam huruf kapital yang kotak-kotak dan besar-besar,
berbalik menghadap kelas dan bertanya, "Ada yang tahu, ini apa?"
Semua tahu; kebanyakan murid di ruangan ini tinggal kelas tahun lalu.
Kuduga dia memilihku karena dia tahu namaku; selagi aku membacakan
alfabet, garis tipis muncul di antara alisnya, dan setelah menyuruhku
membacakan sebagian besar buku My First Reader dan kutipan pasar
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
saham dari surat kabar The Mobile Register, dia mendapati bahwa aku
melek huruf dan memandangku dengan rasa tak suka yang kentara. Miss
Caroline menyuruhku memberi tahu ayahku agar tak mengajariku lagi, itu
akan mengganggu caraku membaca.
"Mengajari saya?" kataku heran. "Dia tidak mengajari saya apa-apa, Miss
Caroline. Atticus tidak punya waktu untuk mengajari saya apa-apa,"
tambahku, ketika Miss Caroline tersenyum dan menggeleng. "Yah, malam-
malam dia sudah sangat kelelahan, biasanya dia cuma duduk saja di ruang
tamu dan membaca."
"Kalau bukan dia yang mengajarimu, lantas siapa?" tanya Miss Caroline
ramah. "Pasti ada. Kamu kan tidak dilahirkan langsung bisa membaca The
Mobile Register."
"Kata Jem, memang sebenarnya begitu. Dia pernah membaca buku yang
menyebutkan kalau saya ini anggota keluarga Bullfinch, bukan Finch. Kata
Jem, nama saya sebenarnya Jean Louise Bullfinch, jadi saya tertukar waktu
baru lahir dan saya
sebenarnya seorang"
Miss Caroline rupanya menyangka aku berbohong. "Kita tak boleh
berkhayal terlalu liar, Sayang," katanya. "Nah, beri tahu ayahmu supaya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tidak mengajarimu lagi. Belajar membaca itu lebih baik dilakukan dengan
otak segar. Beri tahu dia, Ibu akan mengambil alih sekarang dan mencoba
memperbaiki kerusakan" "Ma'am?"
"Ayahmu tak tahu cara mengajar. Kamu boleh duduk sekarang."
Aku menggumamkan maaf dan duduk merenungkan kesalahanku. Aku
tak pernah bermaksud belajar membaca, tetapi entah bagaimana aku tiba-
tiba sudah berkubang dalam artikel-artikel koran harian. Saat melewati
jam-jam panjang di gereja waktu itukah aku belajar? sepanjang ingatanku,
aku tak pernah tak bisa membaca himne. Sekarang, karena aku terpaksa
memikirkannya, membaca adalah sesuatu yang kukuasai dengan
sendirinya, seperti belajar memasang kancing belakang bajuku tanpa
melihat ke belakang, atau berhasil mengikat tali sepatu sendiri. Aku tak
bisa ingat kapan garis-garis di atas gerak jemari Atticus terpisah menjadi
kata-kata, tetapi dalam ingatanku, aku menatapnya semalaman, sambil
mendengarkan berita hari itu, Rancangan Undang-Undang yang Disahkan
menjadi Undang-Undang, buku harian Lorenzo Dow apa pun yang
kebetulan dibaca Atticus ketika aku meringkuk di pangkuannya setiap
malam. Sampai aku takut aku akan kehilangan kegiatan ini, aku baru
sadar
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kalau aku belum pernah gemar membaca. Bukankah orang tak pernah
gemar bernapas?
Aku tahu aku membuat Miss Caroline kesal. Jadi, aku diam saja dan
menatap ke luar jendela sampai waktu istirahat tiba, ketika Jem menarikku
dari sekumpulan anak kelas satu di halaman sekolah. Dia menanyakan
keadaanku. Aku menceritakannya.
"Andai tak harus di sini terus, aku akan pergi. Jem, perempuan
menyebalkan itu bilang Atticus mengajariku membaca dan dia harus
berhenti"
"Jangan khawatir, Scout," Jem menghiburku. "Kata guru kami, Miss
Caroline sedang memperkenalkan cara mengajar yang baru. Dia
mempelajarinya sewaktu kuliah. Nanti cara itu akan segera diterapkan ke
semua kelas. Kalau memakai cara itu, kau tak usah belajar banyak dari
buku maksudnya, kalau kau mau belajar tentang sapi, kau akan
memerahnya, ngerti?"
"Iya, Jem, tapi aku tak mau belajar tentang sapi, aku"
"Kau harus mau. Kau harus tahu tentang sapi, sapi kan bagian penting
kehidupan Maycomb County."
Aku harus puas hanya dengan mengejek Jem bahwa dia sudah gila.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku cuma mencoba memberi tahu tentang cara mengajar baru di kelas
satu, kepala batu. Namanya Sistem Desimal Dewey."
Karena belum pernah mempertanyakan apa pun yang dikatakan Jem, aku
tak punya alasan un-
tuk memulainya sekarang. Sistem Desimal Dewey mencakup, antara lain,
Miss Caroline melambaikan kartu-kartu yang bertuliskan "itu", "kucing",
"tikus", "orang", dan "kamu" kepada kami. Sepertinya kami tak diharapkan
berkomentar, dan seluruh kelas menerima pertunjukan standar ini dalam
keheningan. Karena merasa bosan, aku mulai menulis surat untuk Dill.
Miss Caroline memergokiku menulis dan menyuruhku memberi tahu
ayahku untuk berhenti mengajariku. "Lagi pula," katanya. "Anak kelas satu
tidak menulis huruf sambung, kita menulis huruf cetak. Kamu baru belajar
menulis bersambung di kelas tiga."
Ini semua salah Calpurnia. Hanya menulis yang membuatku tidak
merecokinya pada hari-hari hujan. Dia memberiku tugas menulis dengan
mencoretkan alfabet dengan tegas di atas sabak, lalu menyalin satu bab
dari Alkitab di bawahnya. Jika aku bisa meniru tulisannya dengan
memuaskan, dia mengha-diahiku dengan sandwich terbuka berisi mentega
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dan gula. Dalam cara mengajar Calpurnia, tak ada yang sentimental: aku
jarang menyenangkan dia dan dia jarang menghadiahiku.
"Yang harus pulang untuk makan siang, tolong acungkan tangan," kata
Miss Caroline, menyela ke-geramanku pada Calpurnia.
Anak-anak yang tinggal di kota mengacungkan tangan, dan dia memeriksa
kami sekilas.
"Yang membawa bekal makan siang, letakkan di atas meja."
Ember bekal bermunculan, menimbulkan pantu-
lan cahaya metalik yang menari-nari di langit-langit. Miss Caroline berjalan
di antara baris kursi, mengamati dan sesekali menyentuh bekal makan
siang anak-anak, mengangguk jika isinya memuaskan, sedikit
mengerutkan kening pada beberapa yang lain. Dia berhenti di meja Walter
Cunningham. "Punyamu mana?" tanyanya.
Dari wajahnya, semua anak kelas satu tahu bahwa Walter Cunningham
cacingan. Dari kakinya yang tak bersepatu, kami tahu bagaimana dia
terjangkit. Orang terjangkit penyakit cacingan kalau bertelanjang kaki di
halaman peternakan dan kubangan babi. Andai Walter punya sepatu,
tentu dia sudah memakainya pada hari pertama sekolah dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menyimpannya sampai pertengahan musim dingin. Meskipun begitu, dia
mengenakan kemeja bersih dan overall yang ditambal rapi.
"Kamu lupa membawa bekal pagi ini?" tanya Miss Caroline.
Walter menatap lurus ke depan. Aku melihat otot-otot bergerak di
rahangnya yang kurus.
"Kamu lupa menyiapkannya pagi ini?" tanya Miss Caroline. Rahang Walter
bergerak lagi.
"Ya, Ma'am," dia akhirnya menggumam. Miss Caroline kembali ke mejanya
dan membuka tasnya. "Ini 25 sen," katanya kepada Walter. "Makanlah di
kota hari ini. Kamu boleh mengembalikan uangnya besok."
Walter menggeleng. "Tidak, Ma'am, terima kasih, Ma'am," dia berkata
lambat-lambat, menyeret ucapannya.
Rasa tak sabar merayapi suara Miss Caroline, "Ini, Walter, ambillah
kemari." Walter menggeleng lagi.
Ketika Walter menggeleng ketiga kalinya, seseorang berbisik, "Ayo bilang
saja, Scout."
Aku berbalik dan melihat sebagian besar anak yang tinggal di kota dan
seluruh delegasi bus sekolah memandangku. Aku dan Miss Caroline sudah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bercakap dua kali, dan mereka memandangku dengan keyakinan lugu
bahwa "kedekatan" kami akan menghasilkan pengertian.
Aku bangkit dengan anggun demi Walter, "Ah Miss Caroline."
"Ada apa, Jean Louise?" "Miss Caroline, dia seorang Cunningham." Aku
duduk kembali. "Apa, Jean Louise?" Aku menyangka perkataanku sudah
cukup jelas. Bagi kami keadaannya cukup jelas: Walter Cunning ham telah
berbohong mentah-mentah. Dia bukannya lupa membawa bekal, dia
memang tak punya bekal. Hari ini dia tak punya bekal, besok atau lusa pun
dia tak akan punya. Mungkin seumur hidupnya dia belum pernah melihat
uang 75 sen dalam waktu yang bersamaan.
Aku mencoba lagi, "Walter berasal dari keluarga Cunningham, Miss
Caroline." "Maaf, Jean Louise?"
"Tidak perlu minta maaf, Ma'am, lama-lama Ibu akan kenal juga dengan
semua warga county. Keluarga Cunningham tidak pernah mengambil apa
pun
yang tidak akan bisa mereka kembalikan keranjang sumbangan gereja
ataupun kupon makanan. Mereka tidak pernah mengambil apa pun dari
siapa pun, mereka merasa tercukupi dengan apa yang mereka punya.
Mereka tidak punya banyak, tapi mereka mencukupkannya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pengetahuan istimewaku tentang kaum Cunningham salah satu
cabangnya, maksudku diperoleh dari kejadian musim dingin lalu. Ayah
Walter adalah salah satu klien Atticus. Setelah pada suatu malam
membicarakan sengketa warisan dalam suasana suram di ruang tamu
kami, sebelum Mr. Cunningham pergi, dia berkata, "Mr. Finch, saya tak
tahu kapan saya akan bisa membayar Anda."
"Itu tak perlu kaukhawatirkan, Walter," kata Atticus.
Ketika aku menanyakan arti warisan (entailment) kepada Jem, dan Jem
menjelaskannya sebagai ekor yang terjepit pada celah, aku bertanya kepada
Atticus apakah Mr. Cunningham akan pernah membayar kami.
"Tidak dalam bentuk uang," kata Atticus, "tetapi sebelum akhir tahun, aku
pasti sudah dibayar. Lihat saja."
Kami melihatnya. Pada suatu pagi, aku dan Jem menemukan tumpukan
kayu bakar di halaman belakang. Kemudian, sekarung kacang hickory
muncul di tangga belakang. Natal datang bersama se-kerat bunga smilax
dan holly. Pada musim semi, ketika kami menemukan sekarung lobak,
Atticus berkata bahwa pembayaran Mr. Cunningham sudah le-
bih dari cukup.
"Kenapa dia membayar dengan cara seperti itu?" tanyaku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Karena itu satu-satunya cara dia bisa membayar. Dia tak punya uang."
"Apakah kita miskin, Atticus?" Atticus mengangguk. "Sesungguhnya, iya."
Jem mengernyitkan hidung. "Apakah kita semiskin keluarga
Cunningham?"
"Tidak juga. Keluarga Cunningham itu orang kampung, petani, dan krisis
ekonomi berdampak paling parah pada mereka."
Kata Atticus, para profesional jatuh miskin karena para petani jatuh
miskin. Karena Maycomb County adalah wilayah pertanian, kebanyakan
penduduknya sulit mengumpulkan uang untuk membayar dokter, dokter
gigi, dan pengacara. Masalah warisan hanyalah salah satu kesulitan Mr.
Cunningham. Berhektar-hektar tanah yang tidak diwariskan digadaikan
seluruhnya, dan sedikit uang tunai yang didapatkan dipakai untuk
membayar bunga pinjaman. Jika dia mau menjaga mulut, Mr.
Cunningham bisa memperoleh pekerjaan di WPA (Works Project
Administration), tetapi tanahnya akan terbengkalai jika ditinggalkan dan
dia lebih rela menanggung lapar untuk mempertahankan tanahnya dan
memberi suara sesuka hatinya. Mr. Cunningham, kata Atticus, adalah
orang yang unik.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Karena keluarga Cunningham tak punya uang untuk membayar
pengacara, mereka membayar kami dengan apa yang mereka miliki.
"Apakah kau
tahu," kata Atticus, "bahwa Dr. Reynolds bekerja dengan cara yang sama?
Untuk beberapa orang, dia menetapkan harga sekarung kentang untuk
membantu persalinan. Miss Scout, coba dengarkan, akan kuberi tahu
warisan itu apa. Definisi Jem kadang-kadang hampir tepat."
Andai aku dapat menjelaskan hal ini kepada Miss Caroline, aku tentu tak
perlu repot dan Miss Caroline tak perlu merasa malu setelahnya, tetapi aku
tak mampu menjelaskan sebaik Atticus, jadi aku berkata, "Anda membuat
dia malu, Miss Caroline. Di rumah Walter tidak ada uang 25 sen untuk
mengembalikan uang Ibu, dan Ibu tidak perlu kayu bakar."
Miss Caroline berdiri terpaku, lalu menyambar kerahku dan menyeretku
kembali ke mejanya. "Jean Louise, kesabaranku untukmu pagi ini sudah
habis," katanya. "Kamu salah langkah terus, Sayang. Julur-kan tanganmu."
Kusangka dia akan meludahinya karena itulah satu-satunya alasan
menjulurkan tangan bagi siapa pun di Maycomb: metode kuno untuk
meresmikan perjanjian lisan. Sambil bertanya-tanya perjanjian apa yang
telah kami buat, aku menoleh ke teman-teman sekelas untuk mencari
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
jawaban, tetapi mereka balik memandangku dengan bingung. Miss
Caroline mengambil penggaris, memberiku enam kali tepukan lembut
dengan cepat, lalu menyuruhku berdiri di sudut. Badai tawa meledak
ketika akhirnya anak-anak menyadari bahwa Miss Caroline baru saja
menghukumku.
Ketika Miss Caroline mengancam seisi kelas dengan hukuman yang sama,
seluruh anak kelas satu meledak lagi, dan baru diam seketika saat Miss
Blount mendatangi kelas mereka. Miss Blount, warga asli Maycomb yang
belum mengetahui misteri Sistem Desimal, muncul di pintu sambil
berkacak pinggang dan mengumumkan, "Kalau aku mendengar suara lagi
dari ruangan ini, akan kubakar semua orang di dalamnya. Miss Caroline,
kelas enam tak bisa memusatkan perhatian pada piramida gara-gara
keributan seperti ini."
Persinggahanku di sudut hanya sebentar; diselamatkan bel, sehingga Miss
Caroline segera mengawasi anak-anak yang berbaris keluar untuk makan
siang. Karena aku yang terakhir keluar, kulihat dia melesak ke kursinya
dan membenamkan kepala pada lengannya. Andai saja sikapnya padaku
lebih ramah, tentu aku akan merasa kasihan. Dia cantik dan manis.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tiga
Menangkap Walter Cunningham di halaman sekolah membuatku sedikit
senang, tetapi ketika aku sedang menggosokkan hidungnya di tanah, Jem
mendekat dan menyuruhku berhenti. "Kau lebih besar dari dia," katanya.
"Dia hampir seumur denganmu," kataku. "Gara-gara dia, aku jadi salah
langkah."
"Lepaskan dia, Scout. Memangnya ada apa?" "Dia tidak bawa bekal,"
kataku, lalu menjelaskan keterlibatanku dalam urusan makanan Walter.
Walter sudah bangkit dan berdiri diam, mendengarkan aku dan Jem.
Kepalannya setengah disiapkan, seolah-olah menanti serangan dari kami
berdua. Aku menjejakkan kaki untuk mengusirnya, tetapi Jem
mengulurkan tangan dan mencegahku. Dia memandangi Walter dengan
gaya menduga-duga. "Ayahmu Mr. Walter Cunningham dari Old Sarum?"
tanyanya, dan Walter mengangguk.
Wajah Walter tampak seperti dia dibesarkan dengan makanan ikan:
matanya, sebiru mata Dill Harris, tampak merah dan berair. Wajahnya tak
berwarna, kecuali ujung hidungnya yang merah muda dan lembap. Dia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
memainkan tali overall-nya, dengan gugup memegang-megang kait
logamnya.
Jem tiba-tiba menyeringai padanya. "Walter,
makan siang di rumah kami yuk," katanya. "Kami senang kalau kau mau."
Wajah Walter berseri, lalu suram kembali.
Kata Jem, "Ayah kami berteman dengan ayahmu. Scout ini, dia memang
gila dia tidak akan mengajakmu berkelahi lagi."
"Jangan terlalu yakin dulu," kataku. Aku kesal pada Jem yang mengobral
janji atas namaku, tetapi menit-menit istirahat siang yang berharga terus
berdetak. "Iya, Walter, aku tak akan menyerangmu lagi. Kau suka kacang
mentega? Cal kami jago masak."
Walter berdiri di tempat, menggigit bibir. Aku dan Jem menyerah, dan
kami sudah dekat dengan Radley Place ketika Walter berseru, "Hei, aku
ikut!"
Ketika Walter berhasil mengejar kami, Jem mengajaknya mengobrol santai.
"Di sana ada hantu," katanya ramah, menunjuk rumah Radley. "Pernah
dengar tentang dia, Walter?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Rasanya pernah," kata Walter. "Aku hampir mati, waktu tahun pertama
aku sekolah dan makan kacang pecan itu kata orang, dia meracuninya dan
menaruhnya di dekat pagar sekolah."
Sepertinya Jem tidak terlalu takut lagi pada Boo Radley kalau ada aku dan
Walter di sampingnya. Malah, dia semakin sombong, "Aku malah pernah
masuk sampai ke rumahnya," katanya kepada Walter.
"Orang yang pernah masuk ke rumahnya mestinya sudah tidak lari
tunggang langgang lagi setiap kali lewat di situ," kataku pada awan di
langit.
"Siapa yang lari, Nona Centil?"
"Kau Jem, kalau tak ada teman." Pada saat kami sampai di tangga depan,
Walter sudah lupa bahwa dia seorang Cunningham. Jem berlari ke dapur
dan meminta Calpurnia menyiapkan piring tambahan karena kami
kedatangan tamu. Atticus menyapa Walter dan memulai diskusi tentang
panen yang tak bisa dipahami olehku maupun Jem.
"Saya tidak naik ke kelas dua, Mr. Finch, karena saya harus bolos setiap
musim semi dan membantu Papa memotong, tetapi sekarang ada satu lagi
di rumah yang sudah bisa membantu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Apakah dia kalian bayar dengan sekarung kentang?" tanyaku, tetapi
Atticus menggeleng padaku.
Selagi Walter menumpuk makanan di piringnya, dia dan Atticus
mengobrol seperti dua lelaki dewasa, membuatku dan Jem terheran-heran.
Atticus sedang mengomentari masalah-masalah pertanian ketika Walter
menyela untuk meminta sirop gula. Atticus memanggil Calpurnia, yang
kembali dengan membawa sebotol sirop. Dia berdiri menunggu Walter
selesai menuangkan sirop itu banyak-banyak pada sayur dan daging. Gelas
susu pun mungkin akan dituangi juga andaikan aku tak menanyakan, apa-
apaan yang dia lakukan itu.
Piring perak berkelentang ketika dia meletakkan botol dan dengan cepat
meletakkan tangan di pangkuan. Lalu, dia menunduk.
Atticus menggeleng lagi padaku. "Tapi makanannya sampai terendam sirop
begitu," aku protes.
"Semuanya dituangi" Pada saat itulah, Calpurnia mengajakku ke dapur.
Dia sangat marah, dan saat dia sangat marah, tata bahasanya kacau.
Ketika tenang, tata bahasanya sama baiknya dengan tata bahasa siapa pun
di Maycomb. Kata Atticus, pendidikan Calpurnia lebih tinggi daripada
sebagian besar orang kulit hitam.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Waktu dia memicingkan mata padaku, kerut-kerut kecil di sekitar matanya
bertambah dalam. "Ada orang yang cara makannya beda sama kita,"
bisiknya galak, "tapi kau tak boleh negur mereka di meja gara-gara mereka
beda. Anak itu tamumu, dan kalau dia mau makan taplak meja,
kaubiarkan saja, ngerti?"
"Dia bukan tamu, Cal, dia cuma seorang Cunningham"
"Tutup mulut. Siapa pun mereka, orang yang melangkahkan kakinya di
rumah ini adalah tamu. Jadi, jangan sampai aku pergoki kau
mengomentari kebiasaan mereka seolah kau lebih tinggi! Kalian mungkin
memang lebih baik dari keluarga Cunnig-ham, tapi kau tak ada artinya
kalau mempermalukan mereka seperti itu kalau kau tak bisa makan
dengan sopan di meja, duduk saja di sini dan makan di dapur!"
Calpurnia mendorongku ke ruang makan melalui pintu-ayun dengan
tepukan menyengat. Aku mengambil piringku dan menghabiskan
makananku di dapur, tetapi bersyukur karena tak perlu malu menghadapi
mereka lagi. Aku mengatakan kepada Cal-
purnia supaya dia menunggu, aku akan membalas: suatu hari nanti, saat
dia tak memerhatikan, aku akan menenggelamkan diri di Pusaran Baker,
dan dia akan menyesal. Lagi pula, tambahku, dia sudah membuatku kena
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
masalah hari ini: dia mengajariku menulis dan ini semua salahnya. "Jangan
rewel," katanya.
Jem dan Walter berjalan kembali ke sekolah di depanku: tinggal sebentar
untuk mengadukan kepada Atticus tentang kejahatan Calpurnia masih
sebanding dengan berlari sendirian melewati Radley Place. "Dia memang
lebih suka Jem daripada aku," aku menyimpulkan, dan menyarankan agar
Atticus tidak membuang waktu untuk mengusirnya.
"Pernahkah kau merenungkan bahwa Jem tidak membuat Cal cemas
sepertimu?" suara Atticus datar. "Aku tak berniat mengusirnya, sekarang
atau kapan pun. Kita tak bisa bertahan sehari pun tanpa Cal, pernahkah
kau memikirkan itu? Pikirkanlah betapa banyak yang dilakukan Cal
untukmu, dan patuhilah perkataannya, mengerti?"
Aku kembali ke sekolah dengan menyimpan kebencian terhadap Calpurnia
hingga suara pekikan tiba-tiba memecahkan dendamku. Aku mendongak
dan melihat Miss Caroline berdiri di tengah-tengah ruangan, kengerian
melanda wajahnya. Rupanya dia sudah cukup pulih dari kejadian pagi hari
dan menjalani profesinya dengan lebih tabah.
"Dia hidup!" jeritnya. Anak-anak lelaki bergegas membantunya. Ya Tuhan,
pikirku, dia takut tikus. Little Chuck Little,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang memiliki kesabaran fenomenal dengan semua makhluk hidup,
berkata, "Ke mana perginya makhluk itu, Miss Caroline? Beri tahu kami ke
mana perginya, cepat! D.C." dia berpaling ke anak di belakangnya "D.C,
tutup pintunya dan kita tangkap dia. Cepat, Ma'am, ke mana perginya?"
Miss Caroline menudingkan jarinya yang gemetaran tidak pada lantai atau
meja, tetapi pada seseorang bertubuh besar yang tak kukenal. Wajah Little
Chuck menjadi tenang dan dia berkata lembut. "Maksud Anda, dia? Iya,
Ma'am, dia memang hidup. Apakah dia membuat Anda takut?"
Miss Caroline berkata putus asa, "Aku sedang berjalan melewatinya waktu
makhluk itu merayap dari rambutnya ... tahu-tahu saja merayap dari
rambutnya"
Little Chuck menyeringai lebar. "Kutu tak perlu ditakuti, Ma'am. Anda
belum pernah lihat? Jangan takut, kembali saja ke meja Anda, lalu kita
belajar lagi."
Little Chuck Little adalah seorang lagi penduduk yang tidak tahu dari
mana dia akan memperoleh makanannya yang berikut, tetapi dia seorang
lelaki terhormat. Dia memegang sikut Miss Caroline dan membimbingnya
ke depan ruangan. "Tak usah khawatir, Ma'am," katanya. "Tak perlu takut
dengan kutu. Saya ambilkan air dingin, ya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pemilik kutu itu tak menunjukkan minat sedikit pun pada kehebohan yang
diakibatkannya. Dia menelusuri kulit kepala di atas keningnya,
menemukan kutu itu, dan menjepit makhluk itu di antara jempol
dan telunjuknya.
Miss Caroline mengamati proses itu dengan takjub dan ngeri. Little Chuck
membawakan air dalam gelas kertas, dan Miss Caroline meminumnya
dengan lega. Akhirnya, dia mendapatkan kembali suaranya, "Siapa
namamu, Nak?" tanyanya lembut.
Anak itu berkedip. "Siapa, saya?" Miss Caroline mengangguk.
"Burris E well."
Miss Caroline memeriksa buku absennya. "Di sini ada satu Ewell, tetapi tak
ada nama depannya ... bagaimana cara mengeja nama depanmu?"
"Saya tidak tahu. Kalau di rumah, saya dipanggil Burris."
"Nah, Burris," kata Miss Caroline, "Menurut Ibu, kamu boleh tidak
bersekolah untuk sisa siang ini. Ibu minta kamu pulang dan keramas."
Dari mejanya, Miss Caroline mengeluarkan sebuah buku tebal, membalik-
balikkan halamannya dan membaca sebentar. "Obat tradisional yang baik
untuk Burris, Ibu minta kamu pulang dan mencuci rambut dengan sabun
alkali. Kalau sudah, obati kulit kepalamu dengan kerosin."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Untuk apa, Ma'am?"
"Untuk membasmi eh, kutu. Soalnya, Burris, anak lain bisa tertular, dan
tentunya kamu tak mau itu terjadi, bukan?"
Anak itu berdiri. Manusia terdekil yang pernah kulihat. Lehernya abu-abu
tua, punggung tangannya berdaki, dan kukunya panjang dan hitam. Dia
memicingkan mata pada Miss Caroline dari daerah
bersih seukuran kepalan pada wajahnya. Mungkin tadi tak ada yang
memerhatikannya karena hampir sepanjang pagi, aku dan Miss Caroline
menghibur anak sekelas.
"Dan Burris," kata Miss Caroline, "tolong mandi dulu sebelum kamu
kembali besok."
Anak itu tertawa tak sopan. "Anda tak bisa mengusir saya, Ma'am. Saya
memang baru mau pergi saya sudah cukup lama di sini tahun ini."
Miss Caroline tampak bingung. "Apa maksudmu?"
Anak itu tidak menjawab. Dia mengeluarkan dengusan pendek dengan
nada menghina.
Salah satu anggota kelas yang lebih tua menjawabnya, "Dia anggota
keluarga Ewell, Ma'am," dan aku bertanya-tanya apakah penjelasan ini
akan gagal seperti upayaku tadi. Namun, Miss Caroline tampaknya mau
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mendengarkan. "Ada banyak di sekolah ini. Mereka datang pada hari
pertama setiap tahun, lalu pergi. Pengawas murid bisa memaksa mereka
hadir karena dia mengancam melapor kepada sheriff, tetapi dia sudah
putus asa mencoba membuat mereka tetap bersekolah. Menurutnya, dia
sudah menegakkan hukum dengan mencantumkan nama mereka di buku
absen dan menggiring mereka ke sini pada hari pertama. Ibu mesti
mencatat ketidakhadiran mereka selama sisa tahun
"Tapi, bagaimana orangtua mereka?" tanya Miss Caroline, dengan
kecemasan yang tulus.
"Tak punya Ibu," jawabnya, "dan Papa mereka suka bikin masalah."
Burris Ewell tersanjung dengan penjelasan itu. "Sudah tiga tahun datang ke
kelas satu pada hari pertama," dia menambahkan. "Kalau saya pintar
tahun ini, mestinya saya akan dinaikkan ke kelas dua
Miss Caroline berkata, "Silakan duduk kembali, Burris," dan begitu dia
mengucapkannya, aku tahu dia telah membuat kesalahan besar.
Pandangan meremehkan anak itu berubah menjadi amarah. "Coba saja,
Ma'am."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Little Chuck Little berdiri. "Biarkan dia pergi, Ma' am," katanya. "Dia jahat,
jahat dan kuat. Bisa-bisa dia malah bikin kacau, dan di sini banyak anak
kecil."
Dia termasuk anak yang bertubuh paling kecil, tetapi ketika Burris Ewell
berbalik menghadapnya, Little Chuck memasukkan tangan kanannya ke
saku. "Hati-hati, Burris," katanya. "Aku lebih suka membunuhmu daripada
melihatmu. Pulanglah."
Burris tampaknya takut pada anak yang tingginya hanya setengahnya itu,
dan Miss Caroline memanfaatkan keraguannya, "Burris, pulanglah. Kalau
tidak, Ibu akan memanggil kepala sekolah," katanya. "Ibu toh, tetap harus
melaporkan hal ini."
Anak itu mendengus dan melenggang malas ke
pintu.
Setelah mencapai jarak aman, dia berbalik dan berseru, "Laporkan saja,
tapi terkutuk kau! Belum pernah ada pelacur ingusan yang jadi guru
sekolah bisa memaksaku! Kau tak bisa menyuruhku pergi, Missus. Ingat
saja, kau tak mengusirku ke mana-mana!"
Dia menunggu sampai dia yakin Miss Caroline menangis, lalu berjalan ke
luar gedung.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dalam sekejap kami mengerumuni meja Miss Caroline, mencoba
menghiburnya dengan berbagai cara. Anak itu memang jahat sekali ...
benar-benar kejam ... Ibu tidak perlu mengajar orang-orang seperti itu ... itu
bukan kebiasaan Maycomb, Miss Caroline, bukan ... Ibu mau membacakan
cerita? Cerita kucing tadi pagi bagus sekali ....
Miss Caroline tersenyum, membersihkan hidungnya dan berkata, "Terima
kasih, Sayang," membubarkan kami, membuka buku dan memesona kelas
satu dengan narasi panjang mengenai kodok katak yang tinggal di aula.
Ketika aku melewati Radley Place keempat kalinya hari itu dua kali dengan
lari secepat mungkin kemuramanku semakin mendalam, menyamai rumah
itu. Jika sisa tahun ajaran ini akan sarat drama seperti hari pertama,
mungkin sedikit menyenangkan, tetapi kemungkinan menempuh sembilan
bulan dengan menahan keinginan membaca dan menulis membuatku
berpikir untuk kabur dari rumah.
Menjelang malam, sebagian besar rencana perjalananku sudah siap. Ketika
aku dan Jem adu lari di trotoar untuk menyambut Atticus saat pulang dari
kantor, aku tidak memberi banyak perlawanan. Ini kebiasaan kami,
menyambut Atticus begitu kami melihatnya mengitari tikungan kantor pos
di kejauhan. Atticus tampaknya sudah melupakan kesalahanku tadi siang;
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dia bertanya ini itu tentang sekolah. Aku hanya memberikan jawaban-
jawaban pen-
dek satu suku kata dan dia tidak mendesakku.
Mungkin Calpurnia merasakan bahwa hariku suram: dia membiarkanku
menungguinya memasak makan malam. "Pejamkan mata dan buka
mulutmu, aku punya kejutan," katanya.
Dia jarang membuat roti jagung, katanya dia tak pernah punya waktu,
tetapi karena aku dan Jem bersekolah, hari ini beban kerjanya jadi lebih
ringan. Dia tahu aku suka sekali roti jagung.
"Aku rindu padamu hari ini," katanya. "Rumah ini sepi sekali, sampai-
sampai sekitar jam dua aku harus menyalakan radio."
"Kenapa? Aku dan Jem kan tak pernah di rumah kecuali kalau hujan."
"Aku tahu," katanya, "tapi salah satu dari kalian selalu datang kalau
kupanggil. Aku heran, berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk
memanggilmu dalam sehari. Yah," katanya, bangkit dari kursi dapur,
"cukup waktu untuk membuat roti jagung, kurasa. Keluarlah dulu, aku
mau menghidangkan makan malam."
Calpurnia membungkuk dan menciumku. Aku keluar, bertanya-tanya apa
yang terjadi padanya. Dia ingin berbaikan denganku, pasti itu sebabnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sejak dulu dia terlalu keras dan sering jengkel padaku, dan hari ini,
akhirnya dia menyadari kekeliruannya. Dia menyesal dan terlalu keras
kepala untuk mengatakannya. Aku lelah akibat kenakalan-kenakalan yang
kulakukan hari itu.
Setelah makan malam, Atticus duduk memegang koran dan memanggil,
"Scout, siap membaca?"
Rupanya Tuhan memberiku beban lebih berat daripada yang bisa
kutanggung, jadi aku pergi ke teras depan. Atticus mengikutiku. "Ada apa,
Scout?"
Kubilang kepada Atticus, aku merasa tidak enak badan, dan kurasa aku
tak akan bersekolah lagi kalau dia tak berkeberatan.
Atticus duduk di ayunan dan menumpangkan kaki. Jarinya mengeluyur ke
saku kemeja tempatnya menyimpan jam; katanya, dia hanya bisa berpikir
dengan cara itu. Dia menunggu dalam kesunyian yang menyenangkan,
dan aku mencoba memperkuat kedudukanku, "Kau tidak pernah sekolah,
Atticus, dan kau baik-baik saja, jadi aku juga mau di rumah saja. Kau bisa
mengajariku seperti Kakek mengajarimu dan Paman Jack."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tidak, aku tak bisa," kata Atticus. "Aku harus mencari nafkah. Lagi pula,
aku bisa dipenjara kalau menahanmu di rumah malam ini kau minum
magnesia dan besok kau sekolah."
"Aku tak apa-apa kok, benar."
"Sudah kuduga. Nah, ada apa sebenarnya?"
Sedikit demi sedikit kuceritakan padanya nasibku yang malang hari ini.
"dan katanya, caramu mengajar keliru, jadi kita tak boleh membaca
bersama lagi, kapan pun. Tolong jangan menyuruhku ke sana lagi, aku
mohon, Sir."
Atticus berdiri dan berjalan ke tepi teras. Ketika selesai menekuri rumpun
anggur wistaria, dia berjalan kembali kepadaku.
"Pertama-tama," katanya, "kalau kau bisa
mempelajari satu keterampilan sederhana, Scout, kau bisa bergaul lebih
baik dengan berbagai jenis orang. Kau baru bisa memahami seseorang
kalau kau sudah memandang suatu situasi dari sudut pandangnya" "Sir?"
"kalau kau sudah memasuki kulitnya dan berjalan-jalan di dalamnya."
Kata Atticus, aku belajar banyak hal hari ini, dan Miss Caroline juga belajar
beberapa hal. Dia belajar untuk tidak pernah memberi sesuatu kepada
seorang Cunningham, misalnya, tetapi andai aku dan Walter tadi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menempatkan diri kami dalam posisinya, kami akan memahami bahwa
kekeliruan itu tidak dia sengaja. Kami tak bisa menuntutnya mengetahui
semua kebiasaan Maycomb dalam sehari, dan kami tak bisa menuntut
tanggung jawabnya kalau dia tidak tahu.
"Enak saja," kataku. "Aku juga tak tahu kalau aku tak boleh membaca
untuknya, tapi dia menuntut tanggung jawabku dengar Atticus, aku tak
harus bersekolah." Aku meledak dengan pikiran mendadak. "Burris Ewell,
ingat? Dia cuma bersekolah pada hari pertama. Pengawas murid
menganggap dia sudah menegakkan hukum dengan mencantumkan
namanya pada daftar absen"
"Kau tak bisa begitu, Scout," kata Atticus. "Kadang-kadang, dalam kasus
tertentu, lebih baik kita sedikit membengkokkan hukum. Dalam kasusmu,
hukum tetap kaku. Jadi, kau harus bersekolah."
"Aku tak mengerti kenapa aku harus sekolah
kalau dia tidak."
"Dengarlah." Atticus berkata, keluarga Ewell sudah menjadi aib bagi
Maycomb selama bergenerasi-generasi. Sepanjang ingatannya, tak ada satu
pun anggota keluarga itu yang pernah bekerja dengan benar. Dia berkata
bahwa pada suatu Natal nanti, kalau dia membuang pohon Natal, dia akan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengajakku dan menunjukkan di mana dan bagaimana mereka hidup.
Mereka manusia, tetapi hidup seperti binatang. "Mereka boleh bersekolah
kapan pun mereka mau, kalau mereka menunjukkan gejala terlemah
bahwa mereka ingin menuntut ilmu," kata Atticus. "Ada cara-cara untuk
memaksa mereka bersekolah dengan kekerasan, tetapi konyol kalau kita
memaksakan orang seperti keluarga Ewell ke lingkungan baru"
"Kalau aku tak ke sekolah besok, kau akan memaksaku."
"Mari kita simpulkan begini," kata Atticus datar. "Kau, Miss Scout Finch,
adalah orang biasa. Kau harus menaati hukum." Dia berkata, keluarga
Ewell adalah masyarakat eksklusif yang beranggotakan orang-orang Ewell.
Dalam situasi tertentu, orang biasa dengan bijak membiarkan mereka
memperoleh hak tertentu dengan cara sederhana, yaitu membutakan mata
pada beberapa kegiatan Ewell. Mereka tak perlu bersekolah, misalnya.
Contoh lain, Mr. Bob Ewell, ayah Burris, diizinkan berburu dan menjerat di
luar musim.
"Atticus, itu kan keliru," kataku. Di Maycomb County, berburu di luar
musim adalah kejahatan
ringan menurut hukum, kejahatan besar di mata penduduk.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Memang melanggar hukum," kata ayahku, "dan jelas keliru, tetapi kalau
seseorang menghabiskan uang santunan untuk membeli wiski hijau, anak-
anaknya akan menangis kelaparan. Sepengetahuan-ku, tak ada pemilik
tanah di sekitar ini yang membenci anak-anak itu karena memakan hewan
yang ditangkap ayah mereka."
"Mr. Ewell tak boleh begitu"
"Memang tidak boleh, tetapi dia tak akan mengubah kebiasaannya. Apakah
kau akan melampiaskan ketidaksukaanmu pada anak-anaknya?"
"Tidak, Sir," gumamku, dan berusaha sekali lagi mempertahankan
pendapatku, "tapi kalau aku terus bersekolah, kita tak boleh membaca
bersama lagi
"Hal ini sangat mengganggumu, ya?" "Ya, Sir."
Waktu Atticus memandangku, kulihat ekspresi wajahnya yang selalu
membuatku menduga ada sesuatu. "Kautahu artinya kompromi?"
tanyanya. "Membengkokkan hukum?"
"Bukan, kesepakatan yang dicapai dengan sama-sama mengalah. Caranya
begini," katanya. "Kalau kau mengalah dan mengakui bahwa bersekolah itu
perlu, kita akan terus membaca setiap malam seperti biasa. Setuju?"
"Setuju, Sir!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kita anggap kesepakatan ini sah, tanpa formalitas yang biasa," kata
Atticus, ketika dia melihatku
bersiap-siap meludah.
Saat aku membuka pintu kawat, Atticus berkata, "Omong-omong, Scout,
sebaiknya kau tidak usah bilang apa-apa di sekolah tentang kesepakatan
kita."
"Kenapa tidak?"
"Aku khawatir kegiatan kita akan disambut dengan kecaman keras dari
lembaga pendidikan yang lebih berwenang."
Aku dan Jem sudah terbiasa dengan diksi ayah kami yang lebih cocok
diterapkan pada surat wasiat, dan kami bebas menyela Atticus kapan pun
untuk memintanya menjelaskan kata-kata itu kalau ucapannya tak kami
mengerti.
"Apa, Sir?"
Aku tak pernah bersekolah, katanya, Tetapi aku punya firasat bahwa jika
kau memberi tahu Miss Caroline bahwa kita membaca setiap malam, dia
akan memburuku, dan aku tak ingin dia memburu aku."
Atticus menghabiskan waktunya denganku malam itu, dengan serius
membaca kolom-kolom teks tentang lelaki yang duduk di tiang bendera
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tanpa alasan yang jelas, yang memberi alasan cukup bagi Jem untuk
melewatkan Sabtu berikutnya di rumah pohon. Jem duduk sejak usai
sarapan sampai matahari terbenam dan bisa-bisa bermalam di sana andai
Atticus tidak memutus jalur perbekalannya. Hampir sepanjang hari aku
memanjat naik turun, menjadi kurirnya, menyediakan bacaan, makanan
dan minuman, dan sedang membawakan selimut
untuknya, ketika Atticus berkata bahwa kalau aku tidak mengacuhkannya,
Jem akan turun. Att.
Empat
Hari-hari sekolah selanjutnya tidak lebih baik daripada yang pertama.
Sungguh, hari-hari sekolah merupakan Proyek tanpa akhir yang perlahan
berevolusi menjadi Unit, yang membuat Pemerintah Alabama membuang-
buang bermil-mil kertas karton dan krayon lilin dalam niat baik tetapi sia-
sia untuk mengajariku Dinamika Kelompok. Yang disebut Jem sebagai
Sistem Desimal Dewey sudah diterapkan di seluruh sekolah pada akhir
tahun pertamaku, jadi aku tak sempat membandingkannya dengan teknik
mengajar yang lain. Aku hanya bisa melihat ke sekelilingku: Atticus dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
pamanku, yang bersekolah di rumah, tahu segalanya setidaknya kalau yang
satu tidak tahu, yang lain pasti tahu. Lebih jauh lagi, mau tak mau aku
menyadari bahwa ayahku yang sudah bertahun-tahun berbakti menjadi
anggota badan legislatif negara bagian, setiap kali terpilih tanpa ada yang
menentang, tak tahu apa-apa soal penyesuaian-penyesuaian yang dianggap
perlu oleh para guruku untuk mengembangkan sifat Kewarganegaraan
yang Baik. Jem, yang dididik dengan sistem setengah Desimal setengah
hukuman strap, tampaknya dapat bekerja secara efektif sendirian maupun
berkelompok, tetapi Jem bukan contoh yang baik. Tak ada sistem tutorial
buatan manusia yang dapat mencegahnya membaca. Sedangkan aku, aku
tak tahu apa-apa kecuali yang kupahami dari majalah Time dan bacaan
apa pun yang ada di rumah. Tetapi, seraya aku merayap seperti siput di
ban berjalan sistem sekolah Maycomb County, diam-diam aku merasa
bahwa aku tak memperoleh sesuatu yang semestinya kudapatkan. Apa itu,
aku tak tahu, tetapi aku tak percaya kebosanan selama dua belas tahun
tanpa jeda adalah hal yang diinginkan pemerintah untukku.
Sementara tahun bergulir, karena aku keluar sekolah tiga puluh menit
sebelum Jem, yang harus tinggal sampai pukul tiga, aku berlari melewati
Radley Place secepat mungkin, tanpa berhenti sampai mencapai serambi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
rumah kami yang aman. Suatu sore, ketika aku berlari melewati rumah itu,
sesuatu menarik perhatianku, sedemikian menariknya sehingga aku
menghela napas panjang, menoleh ke belakang lambat-lambat, dan
kembali.
Dua pohon ek tumbuh di batas tanah Radley; akar pohon itu menjulur ke
trotoar dan membuatnya bergelombang. Ada sesuatu pada salah satu
pohon itu yang menarik perhatianku.
Sehelai kertas timah menempel dalam sebuah ceruk tepat di atas mataku,
mengedipkan pantulan matahari senja padaku. Aku berjinjit, buru-buru
melihat sekeliling lagi, meraih ke lubang itu, dan menarik dua potong
permen karet yang tak ada bungkus luarnya.
Insting pertamaku adalah cepat-cepat memasukkannya ke mulut, tetapi
aku segera teringat
akan tempatku berada saat itu. Aku berlari ke rumah, dan memeriksa harta
curianku di serambi. Permen karet itu tampaknya baru. Kuendus, dan
ternyata baunya biasa. Kujilat dan kutunggu beberapa lama. Ketika aku
tidak mati, aku segera menjejal-kannya ke mulut: Wrigley's Double-Mint.
Waktu Jem pulang, dia bertanya dari mana aku mendapat permen itu.
Kubilang, aku menemukannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jangan asal makan barang yang kautemukan, Scout."
"Aku tidak memungutnya dari tanah, tapi dari pohon."
Jem menggeram.
"Benar kok," kataku. "Permennya menempel di pohon itu, yang kita lewati
kalau pulang sekolah."
"Ludahkan sekarang juga!" Kuludahkan permennya. Rasanya toh sudah
memudar. "Sudah kukunyah sepanjang sore ini, dan aku belum mati, sakit
pun tidak."
Jem mengentakkan kaki. "Memangnya kau tak tahu, pohon-pohon di sana
itu tak boleh kausentuh sekalipun? Kau bisa mati!"
"Lho, kau kan pernah menyentuh rumahnya!"
"Itu beda! Cepat kumur sekarang juga, ngerti!"
"Aku tak mau, nanti rasanya tak lagi menempel di lidahku."
"Kalau kau tak mau, aku adukan pada Calpurnia!"
Daripada mengambil risiko bertengkar dengan Calpurnia, aku menuruti
perintah Jem. Entah mengapa, tahun pertamaku bersekolah telah mencip-
takan perubahan besar dalam hubunganku dengan Calpurnia: sikap
Calpurnia yang bagaikan tiran, tak adil, dan suka turut campur kini telah
memudar menjadi sekadar gerutuan mengecam biasa. Aku sendiri,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kadang-kadang aku berusaha setengah mati agar tidak membuat dia
gusar.
"Aku tidak memungutnya dari tanah, tapi dari pohon."
Jem menggeram.
"Benar kok," kataku. "Permennya menempel di pohon itu, yang kita lewati
kalau pulang sekolah."
"Ludahkan sekarang juga!" Kuludahkan permennya. Rasanya toh sudah
memudar. "Sudah kukunyah sepanjang sore ini, dan aku belum mati, sakit
pun tidak."
Jem mengentakkan kaki. "Memangnya kau tak tahu, pohon-pohon di sana
itu tak boleh kausentuh sekalipun? Kau bisa mati!"
"Lho, kau kan pernah menyentuh rumahnya!"
"Itu beda! Cepat kumur sekarang juga, ngerti!"
"Aku tak mau, nanti rasanya tak lagi menempel di lidahku."
"Kalau kau tak mau, aku adukan pada Calpurnia!"
Daripada mengambil risiko bertengkar dengan Calpurnia, aku menuruti
perintah Jem. Entah mengapa, tahun pertamaku bersekolah telah mencip-
takan perubahan besar dalam hubunganku dengan Calpurnia: sikap
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Calpurnia yang bagaikan tiran, tak adil, dan suka turut campur kini telah
memudar menjadi sekadar gerutuan mengecam biasa. Aku
sendiri, kadang-kadang aku berusaha setengah mati agar tidak membuat
dia gusar.
Musim panas sebentar lagi tiba; aku dan Jem menantikannya dengan tak
sabar. Musim panas adalah musim terbaik bagi kami: kami bisa tidur di
dipan di teras belakang yang ditutupi layar kawat, atau mencoba tidur di
rumah pohon; musim panas berarti segala macam makanan lezat; musim
panas adalah seribu warna dalam pemandangan terik; tetapi, yang
terutama, musim panas adalah Dill.
Sekolah selesai lebih pagi pada hari terakhir sebelum liburan, dan aku dan
Jem berjalan pulang bersama. "Mungkin Dill akan pulang besok," kataku.
"Mungkin lusa," kata Jem. "Di Mis'sippi sekolah bubar sehari lebih lambat."
Saat kami sampai dekat pohon ek di depan Radley Place, aku mengulurkan
jari guna menunjuk untuk keseratus kalinya ceruk tempat aku menemukan
permen karet, mencoba membuat Jem percaya bahwa aku menemukannya
di situ, dan mendapati diriku menunjuk sekali lagi pada secarik kertas
timah. "Kelihatan, Scout! Aku lihat-"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem memandang berkeliling, menggapai, dan dengan hati-hati sekali
mengantongi sebuah paket kecil berkilat. Kami berlari pulang, dan di
serambi kami memandangi sebuah kotak kecil yang berbung-kus
potongan-potongan kertas timah yang dikumpulkan dari pembungkus
permen karet. Bentuknya seperti kotak cincin pernikahan, beledu ungu
dengan kait kecil. Jem membuka kait kecil itu. Di dalamnya bertumpuk dua
keping uang satu sen yang
sudah digosok dan dipoles. Jem memeriksanya.
"Kepala Indian," katanya. "1906 dan Scout, salah satunya 1900. Ini tua
sekali."
"1900," aku mengulangnya. "Eh"
"Diam dulu, aku sedang berpikir."
"Jem, menurutmu, tempat persembunyian itu ada yang punya?"
"Tidak mungkin, tak banyak orang melewati tempat itu selain kita, kecuali
tempat itu dimiliki orang dewasa"
"Tak ada orang dewasa yang punya tempat persembunyian. Sebaiknya kita
simpan saja, setuju, Jem?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku tak tahu kita harus bagaimana, Scout. Mau kita kembalikan ke siapa?
Aku tahu persis tak ada orang yang lewat situ Cecil pulang lewat jalan
belakang, mengitari kota.
Cecil Jacobs, yang tinggal di ujung jalan kami, di sebelah kantor pos,
berjalan sejauh total satu mil setiap hari-sekolah untuk menghindari Radley
Place dan Mrs. Henry Lafayette Dubose tua. Mrs. Dubose tinggal dua
rumah dari kami; para tetangga telah sepakat bahwa Mrs. Dubose adalah
perempuan tua terjahat yang pernah hidup. Jem tak akan mau melewati
rumahnya tanpa ditemani Atticus.
"Menurutmu, kita harus bagaimana, Jem?" Suatu barang menjadi milik
penemunya, kecuali kepemilikan dapat dibuktikan. Sesekali memetik
kamelia, mengambil seciprat susu panas dari sapi Miss Maudie Atkinson
pada siang hari musim panas, memetik sendiri anggur scuppernong milik
orang lain
adalah bagian dari budaya etis kami, tetapi urusan uang lain lagi.
"Begini saja," kata Jem. "Kita simpan sampai sekolah mulai lagi, lalu keliling
dan bertanya pada semua orang apakah uang ini miliknya. Milik anak bus,
mungkin dia terlalu senang karena sekolah akan libur dan melupakannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Uang ini ada yang punya, aku tahu itu. Lihat kan, uangnya dipoles? Uang
ini dirawat dengan baik."
"Iya, tapi untuk apa orang itu juga menyimpan permen karet di situ?
Permen karet kan tidak awet."
"Aku tak tahu, Scout. Tapi barang ini penting bagi seseorang ...."
"Maksudmu, Jem ...."
"Yah, kepala Indian uang ini asalnya dari bangsa Indian, mengandung sihir
yang kuat, bisa membuat kita beruntung. Maksudnya, bukan seperti
mendapat ayam goreng saat kita tak mengharapkannya, tetapi hal-hal
seperti umur panjang, kesehatan, dan lulus tes enam minggu ... ini sangat
berharga bagi seseorang. Akan kusimpan di petiku."
Sebelum Jem masuk ke kamarnya, dia memandangi Radley Place lagi, lama
sekali. Agaknya dia sedang berpikir lagi.
Dua hari kemudian, Dill tiba dengan penuh keagungan: dia naik kereta
sendirian dari Meridian ke Persimpangan Maycomb (nama basa-basi
Persimpangan Maycomb terletak di Abbott County) dan di sana dia
dijemput Miss Rachel dengan taksi satu-satunya di Maycomb; dia makan
malam di restoran, dia melihat orang kembar siam turun dari kereta di
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Bay St Louise, dan tetap mempertahankan ceritanya meskipun sudah
diancam. Dia sudah membuang celana pendek jelek warna biru yang
dikancingkan pada kemejanya, dan mengenakan celana pendek betulan
yang bersabuk; dia sedikit lebih gemuk, meskipun tidak lebih tinggi, dan
bercerita bahwa dia sudah bertemu ayahnya. Ayah Dill lebih tinggi
daripada ayah kami, janggutnya hitam (runcing), dan dia presiden L & N
Railroad.
"Aku sempat membantu masinisnya," kata Dill sambil menguap.
"Di kuping babi barangkali, Dill. Ssst," kata Jem. "Kita mau main apa hari
ini?"
"Tom dan Sam dan Dick," kata Dill. "Ayo kita ke halaman depan." Dill ingin
memerankan Anak-Anak Rover karena ada tiga peran yang terhormat.
Rupanya dia bosan menjadi pemeran pembantu.
"Aku bosan itu," kataku. Aku bosan memerankan Tom Rover, yang tiba-tiba
kehilangan ingatan di tengah-tengah film dan menghilang dalam skenario
hingga bagian akhir, ketika dia ditemukan di Alaska.
"Karang saja cerita lain, Jem," kataku. "Aku bosan mengarang cerita." Hari-
hari pertama kebebasan kami, dan kami bosan. Aku bertanya-tanya apa
yang akan terjadi pada musim panas ini.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami telah berjalan ke halaman depan, tempat Dill berdiri memandangi
wajah suram Radley Place di ujung jalan. "Aku mencium kematian,"
katanya. "Betul, aku sungguh-sungguh," katanya, saat aku me-
nyuruh dia tutup mulut.
"Maksudmu, kau bisa mencium bau orang yang akan mati?"
"Tidak, maksudku, aku dapat mencium seseorang dan tahu kalau dia akan
mati. Ada nyonya tua yang mengajariku caranya." Dill mencondongkan
tubuh ke depan dan mengendusku. "Jean Louise Finch, kau akan mati tiga
hari lagi."
"Dill, kalau kau tidak diam, kupukul sampai kakimu bengkok. Aku serius"
"Kalian, diamlah," Jem menggeram, "tingkahmu seperti kamu percaya Uap
Panas saja."
"Tingkahmu seperti kamu tidak percaya," kataku.
"Uap Panas itu apa?" tanya Dill.
"Kau belum pernah menyusuri jalan sepi saat malam dan melewati tempat
panas?" Jem bertanya kepada Dill. "Uap Panas adalah orang yang tak bisa
masuk surga, cuma luntang-lantung di jalanan sepi dan kalau kau berjalan
menembusnya, kau akan mati dan menjadi Uap Panas juga, dan kau
gentayangan malam-malam, mengisap napas orang"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Gimana caranya supaya kita tak menembus Uap Panas?"
"Tidak bisa," kata Jem. "Kadang-kadang, Uap Panas merentang selebar
jalan, tapi kalau kau terpaksa menembusnya, ucapkan 'Malaikat terang,
hidup dalam kematian; turunlah dari jalan, jangan isap napasku.' Itu akan
mencegah Uap Panas membungkusmu"
"Jangan percaya sedikit pun, Dill," kataku. "Kata
Calpurnia, itu cuma omongan nigger."
Jem merengut padaku dengan jengkel, tetapi berkata, "Jadi, kita mau
memainkan sesuatu atau tidak?"
"Kita menggelinding pakai ban saja," saranku.
Jem menghela napas. "Kau kan tahu aku sudah terlalu besar."
"Kau kan bisa mendorong."
Aku berlari ke halaman belakang dan menarik ban mobil tua dari bawah
rumah. Aku mendorongnya sampai ke halaman depan. "Aku yang
pertama," kataku.
Kata Dill, mestinya dia yang pertama karena dia baru datang.
Jem menengahi, memberi giliran pertama untukku dan waktu tambahan
untuk Dill, dan aku melipat tubuh di dalam ban.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Setelah semuanya berlalu, aku baru menyadari bahwa Jem tersinggung
karena aku mendebatnya soal Uap Panas, dan bahwa dia dengan sabar
menunggu kesempatan untuk membalas. Dia membalasku dengan
mendorong ban menuruni trotoar dengan seluruh kekuatan yang
dimilikinya. Tanah, langit, dan rumah-rumah meleleh menjadi palet warna
liar, telingaku berdenyut, napasku sesak. Aku tak bisa mengeluarkan
tangan untuk berhenti karena terjepit di antara dada dan lutut. Aku hanya
bisa berharap bahwa Jem mengejar ban yang berisi badanku, atau aku
dihentikan oleh gundukan di trotoar. Kudengar dia di belakangku,
mengejar dan berteriak.
Ban itu menabrak kerikil, tergelincir melintasi jalan, menabrak rintangan
dan melontarkan aku bagai sumbat gabus ke sisi jalan. Pusing dan mual,
aku berbaring di semen dan menggelengkan kepalaku kuat-kuat untuk
mengusir dengungan dalam telingaku, dan mendengar suara Jem, "Scout,
menyingkir dari situ, cepat!"
Aku mengangkat kepalaku dan menatap tangga Radley Place di depanku.
Tubuhku rasanya membeku.
"Ayo Scout, jangan berbaring saja di situ!" teriak Jem. "Bisa bangun tidak?"
Aku berdiri, gemetar, terpaku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ambil bannya!" seru Jem. "Bawa ke sini! Kamu bisa mikir tidak, sih?"
Ketika aku mampu bergerak, aku berlari kembali ke arah mereka secepat
lutut gemetarku dapat membawaku.
"Kenapa tidak dibawa?" Jem membentak.
"Kenapa bukan kau saja yang ambil?" jeritku.
Jem terdiam.
"Sana, ambil! Tak jauh dari gerbang, kok. Kau kan pernah menyentuh
rumahnya, ingat?"
Jem memandangku marah, tak bisa menolak, berlari di trotoar, beringsut di
gerbang, lalu secepat mungkin berlari masuk, dan mengambil ban itu.
"Lihat, kan?" Jem mendelik penuh kemenangan. "Ini tidak susah. Sumpah,
Scout, kadang-kadang tingkahmu mirip anak perempuan, bikin malu
saja!"
Ada hal lain yang terjadi saat itu yang tak diketahuinya, tetapi aku
memutuskan untuk tidak
memberi tahu.
Calpurnia muncul di pintu depan dan berteriak, "Waktunya minum limun!
Ayo masuk anak-anak, hindari terik matahari sebelum kalian semua
terpanggang hidup-hidup!" Limun di tengah pagi adalah ritual musim
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
panas. Calpurnia meletakkan satu poci limun dan tiga gelas di teras, lalu
melanjutkan pekerjaannya. Dimusuhi Jem tidak terlalu membuatku cemas.
Limun akan memulihkan suasana hatinya.
Jem menenggak gelasnya yang kedua dan menepuk dadanya. "Aku tahu
yang akan kita mainkan," dia mengumumkan. "Sesuatu yang baru, sesuatu
yang berbeda."
"Apa?" tanya Dill.
"Boo Radley." Kadang-kadang, kepala Jem transparan: dia mengarang
permainan itu untuk membuatku mengerti bahwa dia tidak takut pada
Radley dalam bentuk apa pun, untuk memperbandingkan
kepahlawanannya yang berani dengan kepengecutanku.
"Boo Radley? Bagaimana caranya?" tanya Dill. Kata Jem, "Scout, kamu jadi
Mrs. Radley"
"Enak saja. Kurasa tidak"
"Kenapa?" kata Dill. "Masih takut?" "Dia bisa keluar malam-malam selagi
kita semua tidur kataku.
Jem mendesis. "Scout, bagaimana dia bisa tahu apa yang kita lakukan? Lagi
pula, menurutku dia sudah tak ada. Dia sudah mati bertahun lalu dan
keluarganya menjejalkan mayatnya ke cerobong asap."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kata Dill, "Jem, kita saja yang main, Scout boleh nonton kalau dia takut."
Aku cukup yakin Boo Radley masih ada di rumah itu, tetapi tak bisa
membuktikannya dan merasa sebaiknya aku menutup mulut atau aku
akan dituduh percaya pada Uap Panas, fenomena yang tidak kupercayai
pada siang hari.
Jem membagi-bagi peran kami: aku jadi Mrs. Radley, dan yang harus
kulakukan hanyalah keluar dan menyapu teras. Dill jadi Mr. Radley tua:
dia mondar-mandir di trotoar dan batuk-batuk ketika Jem berbicara
kepadanya. Jem, tentu saja, jadi Boo: dia masuk ke kolong tangga depan
dan sesekali memekik dan melolong.
Seiring berjalannya musim panas, permainan kami pun berkembang. Kami
memoles dan menyempurnakannya, menambah dialog dan plot hingga
kami menciptakan sandiwara kecil yang kami ubah-ubah setiap hari.
Dill adalah tokoh jahat yang terjahat: dia dapat memainkan peran apa pun
yang diberikan kepadanya. Kalau perannya orang yang jangkung, dia bisa
terlihat jangkung. Dia bahkan tampil sangat menawan dalam perannya
yang terburuk; seorang Gothic. Dengan enggan, aku memainkan beragam
karakter wanita yang ada dalam skenario. Aku tak pernah merasa
sandiwara ini semenyenangkan Tarzan, dan aku bermain pada musim
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
panas itu dengan cemas meskipun Jem meyakinkanku bahwa Boo Radley
sudah mati dan tak ada yang akan menangkapku, karena ada dia dan
Calpurnia di siang hari
dan ada Atticus di rumah malam harinya. Jem sudah jadi pahlawan sejak
lahir. Sandiwara kecil yang kami mainkan melankolis, dirangkai dari
serpih-serpih gosip dan legenda setempat: Mrs. Radley dulunya cantik
sampai dia menikah dengan Mr. Radley dan kehilangan semua uangnya.
Dia juga kehilangan hampir seluruh giginya, rambutnya, dan telunjuk
kanannya (fakta ini masukan dari Dill Boo menggigitnya putus pada suatu
malam ketika tak berhasil menemukan kucing atau tupai untuk dimakan);
dia duduk di ruang tamu dan menangis hampir sepanjang waktu,
sementara Boo perlahan-lahan memahat habis semua perabot di rumah.
Lain waktu, kami bertiga berperan sebagai anak-anak anggota geng yang
terjerat hukum; sekali-sekali aku menjadi hakim pengadilan remaja; Dill
menggelandang Jem dan menjejalkannya di kolong tangga, menyodok-
nyodoknya dengan sapu. Jika diperlukan, Jem berperan sebagai sheriff,
berbagai macam orang kota, dan Miss Stephanie Crawford, yang berbicara
tentang keluarga Radley lebih banyak daripada siapa pun di Maycomb.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kalau tiba waktunya untuk memerankan adegan penting yang melibatkan
Boo, Jem menyelinap masuk ke rumah, mencuri gunting dari laci mesin
jahit ketika Calpurnia memunggunginya, lalu duduk di ayunan dan
mengguntingi koran. Dill melewatinya, batuk-batuk ke arah Jem, dan Jem
pura-pura melompat ke paha Dill. Dari tempatku berdiri, kelihatannya
seperti sungguhan.
Kalau Mr. Nathan Radley kebetulan melewati kami dalam perjalanan
hariannya ke kota, kami berdiri diam tak bergerak sampai dia tak
kelihatan, lalu bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan pada kami andai
dia curiga. Kegiatan kami berhenti jika ada tetangga yang muncul, dan
suatu kali aku melihat Miss Maudie Atkinson menatap kami dari seberang
jalan, gunting tanamannya berhenti bergerak.
Pada suatu hari, kami begitu sibuk memerankan Bab XXV, Buku II, dari
One Man's Family, sehingga kami tak menyadari bahwa Atticus berdiri di
trotoar menonton kami, mengetuk-ngetukkan gulungan majalah pada
lututnya. Posisi matahari menunjukkan pukul dua belas siang.
"Kalian sedang main apa?" tanyanya. "Bukan apa-apa," kata Jem.
Penyangkalan Jem menandakan bagiku bahwa permainan kami bersifat
rahasia, jadi aku diam.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Lalu, apa yang kaulakukan dengan gunting itu? Kenapa kau merobek
koran itu? Kalau itu koran hari ini, akan kukuliti badanmu." "Bukan."
"Bukan apa?" kata Atticus. "Bukan, Sir."
"Berikan gunting itu padaku," kata Atticus. "Gunting bukan mainan.
Apakah ini barangkali ada hubungannya dengan keluarga Radley?"
"Tidak, Sir," kata Jem dengan muka memerah.
"Kuharap tidak," katanya pendek, lalu masuk ke rumah.
"Jem ..."
"Diam! Dia ada di ruang tamu, dia bisa mendengar kita dari sana."
Setelah aman di halaman, Dill bertanya kepada Jem, apakah kami masih
bisa bermain.
"Aku tak tahu. Atticus tidak bilang bahwa kita tak boleh"
"Jem," kataku. "Menurutku, Atticus sebenarnya tahu."
"Tidak mungkin. Kalau dia tahu, dia pasti bilang."
Aku tak terlalu yakin, tetapi Jem bilang tingkahku seperti anak perempuan,
bahwa anak perempuan suka berkhayal, dan karena itu orang-orang
membenci mereka, dan kalau aku mulai bertingkah seperti itu, sekalian saja
aku pergi dan mencari anak perempuan untuk diajak main.
"Ya sudah, kau teruskan saja," kataku. "Nanti kau akan tahu sendiri."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kedatangan Atticus adalah alasan kedua aku ingin berhenti memerankan
sandiwara itu. Alasan pertama terjadi pada hari aku terguling memasuki
halaman depan Radley. Di antara segala gelengan kepala, rasa mual yang
kutahan, dan teriakan Jem, aku mendengar suara lain, begitu rendah
sehingga aku tak bisa mendengarnya dari trotoar. Seseorang di dalam
rumah sedang tertawa.
Lima
Gerutuanku akhirnya memengaruhi Jem juga, seperti yang sudah
kuperkirakan, dan aku lega karena kami mengurangi permainan itu untuk
beberapa lama. Namun, dia masih bersikeras bahwa Atticus tak pernah
melarang kami, karenanya kami boleh bermain; dan andaikan Atticus
pernah melarang kami, Jem sudah memikirkan cara menyiasatinya: dia
akan mengubah nama-nama tokohnya, maka kami tak bisa dituduh
memainkan apa pun.
Dill menyetujui rencana ini sepenuh hati. Dill sudah mulai menyebalkan,
mengekori Jem terus. Di awal musim panas, dia pernah memintaku untuk
menikahinya, lalu dia langsung lupa. Dia mengikutiku, menandaiku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sebagai miliknya, berkata aku satu-satunya gadis yang akan dicintainya,
lalu meng-abaikanku. Kupukuli dia dua kali tetapi percuma, dia malah
semakin dekat dengan Jem. Mereka melewatkan hari-hari bersama di
rumah pohon, bersiasat dan bersekongkol, memanggilku hanya kalau
mereka memerlukan pihak ketiga. Namun, aku menjauhkan diri dari
persekongkolan gila-gilaan mereka beberapa lama, dan karena sakit hati
disebut anak perempuan, aku melewatkan hampir semua petang yang
tersisa pada musim panas itu duduk bersama Miss
Maudie Atkinson di serambinya.
Aku dan Jem selalu bebas bermain di halaman Miss Maudie asalkan tidak
mengganggu rumpun azaleanya, tetapi hubungan kami dengannya tidak
bisa didefinisikan dengan jelas. Sampai Jem dan Dill menyisihkanku dari
rencana mereka, dia hanyalah satu di antara banyak perempuan di
lingkungan kami, tetapi keberadaannya relatif tidak membahayakan.
Perjanjian tidak terucap kami dengan Miss Maudie adalah kami boleh
bermain di halamannya, memakan anggur scuppernong-nya asal tidak
memanjat tanaman merambatnya, dan menjelajahi pekarangan
belakangnya yang luas; persyaratan yang begitu murah hati sehingga kami
jarang berbicara dengannya. Kami sangat berhati-hati menjaga
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
keseimbangan hubungan kami yang rapuh, tetapi perilaku Jem dan Dill
memaksaku mempererat hubungan dengan Miss Maudie.
Miss Maudie membenci rumahnya: waktu yang dia lewatkan dalam rumah
itu adalah waktu yang tersia-sia. Dia seorang janda, wanita bunglon yang
bekerja di kebun bunganya dengan mengenakan topi jerami tua dan overall
pria, tetapi, setelah mandi pada pukul lima, dia muncul di teras dan
menguasai jalanan dengan kejelitaan berwibawa.
Dia mencintai segala sesuatu ciptaan Tuhan yang tumbuh di muka bumi,
bahkan rumput liar. Kecuali satu. Jika dia menemukan sehelai rumput teki
di halamannya, suasana akan berubah ibarat Pertempuran Kedua di Marne
pertempuran saat Perang
Dunia I, 15-18 Juli 1918, di dekat Sungai Marne pecah lagi: dia menyambar
rumput itu dengan mangkuk timah dan menyemprotnya dari bawah
dengan pembasmi hama, yang katanya sangat kuat dan bisa membunuh
kami semua jika kami tidak berdiri jauh-jauh.
"Kenapa tidak dicabut saja?" tanyaku, setelah menyaksikan perjuangan
panjang melawan sehelai rumput yang tak sampai tujuh senti tingginya.
"Dicabut, Nak, dicabut?" Dia mengambil tunas yang lunglai dan menjepit
batangnya yang mungil. Benih-benih mikroskopis mengalir keluar. "Nah,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
satu batang rumput teki ini bisa menghancurkan seluruh halaman. Lihat
sini. Kalau musim gugur tiba, benih ini mengering dan ditiup angin ke
seluruh Maycomb County!" Ekspresi wajah Miss Maudie menunjukkan
bahwa peristiwa penyebaran benih rumput teki itu bisa disamakan dengan
penyebaran wabah penyakit dalam Perjanjian Lama.
Bahasa yang digunakan Miss Maudie termasuk renyah untuk ukuran
penduduk Maycomb County. Dia memanggil kami dengan nama, dan
ketika menyeringai, dia memperlihatkan dua taring palsunya yang terbuat
dari emas. Ketika aku mengaguminya dan berharap memilikinya juga
suatu saat kelak, dia berkata, "Lihat sini." Dengan decakan lidah, dia
menyodorkan gigi palsunya, suatu tindakan intim yang mengikat
persahabatan kami.
Kebaikan Miss Maudie menyebar kepada Jem dan Dill, bilamana mereka
beristirahat sejenak dari proyek mereka: kami menuai keuntungan dari
bakat
yang selama ini disembunyikan Miss Maudie dari kami. Kue buatannya
adalah kue terlezat di seluruh lingkungan kami. Setelah membuka
rahasianya kepada kami, setiap kali membuat kue, dia membuat satu kue
berukuran besar dan tiga yang berukuran kecil, lalu dia akan memanggil
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dari seberang jalan, "Jem Finch, Scout Finch, Charles Baker Harris,
kemarilah!" Kecepatan kami datang selalu mendatangkan ganjaran.
Pada musim panas, senja hari berlangsung lama dan damai. Aku dan Miss
Maudie sering duduk diam di serambinya, mengamati langit berubah dari
kuning menjadi merah muda saat matahari terbenam, mengamati burung
walet terbang rendah di atas lingkungan kami dan menghilang di balik
atap gedung sekolah.
"Miss Maudie," kataku suatu senja, "menurutmu, apakah Boo Radley masih
hidup?"
"Namanya Arthur dan dia masih hidup," katanya. Dia bergoyang perlahan
di kursi besar dari kayu ek. "Kamu bisa mencium wangi mimosaku? Sore ini
aromanya seperti napas malaikat."
"Bisa, Ma'am. Tapi, Anda tahu dari mana?"
"Tahu apa, Nak?"
"Bahwa B Mr. Arthur masih hidup?"
"Pertanyaanmu sungguh mengerikan. Tapi, ya, topik ini memang
mengerikan. Aku tahu dia masih hidup, Jean Louise, karena dia belum
terlihat digotong keluar."
"Mungkin saja dia mati dan dijejalkan ke cerobong asap."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dari mana kau mendapat pikiran seperti itu?" "Kata Jem, menurutnya,
itulah yang mereka lakukan."
"Sssss. Setiap hari dia makin mirip Jack Finch."
Miss Maudie sudah mengenal Paman Jack Finch, adik Atticus, sejak masih
kanak-kanak. Usia mereka hampir sebaya dan mereka tumbuh bersama di
Finch's Landing. Miss Maudie adalah putri dari pemilik tanah tetangga, Dr.
Frank Buford. Meskipun profesi Dr. Buford adalah dokter, obsesinya
adalah segala sesuatu yang tumbuh di tanah; karena itulah dia tetap
miskin. Paman Jack Finch membatasi minatnya bercocok tanam pada pot
jendela di Nashville dan tetap kaya. Kami bertemu Paman Jack setiap Natal,
dan setiap Natal dia berteriak ke rumah sebelah agar Miss Maudie mau
menikahinya. Miss Maudie pun balas berteriak, "Berteriaklah lebih keras
lagi, Jack Finch, biar orang-orang di kantor pos bisa mendengarnya, aku
tidak bisa mendengarmu!" Aku dan Jem merasa ini cara yang aneh untuk
melamar seorang wanita, tetapi Paman Jack memang agak aneh. Dia
berkata bahwa dia sedang mencoba membuat Miss Maudie kesal, bahwa
dia sudah empat puluh tahun mencoba tanpa hasil, bahwa dia orang
terakhir di dunia yang dipertimbangkan Miss Maudie untuk dinikahi
tetapi orang pertama yang terpikir untuk digoda, dan pertahanan terbaik
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
untuk menghadapinya adalah serangan yang bersemangat, yang semuanya
kami pahami dengan jelas.
"Arthur Radley cuma sering tinggal di dalam rumah, itu saja," kata Miss
Maudie. "Kau juga ting-
gal di rumah kan, kalau kau tidak ingin keluar?"
"Iya, Ma'am, tetapi aku pasti ingin keluar. Mengapa dia tidak?"
Mata Miss Maudie menyipit. "Kau kan sudah tahu ceritanya, sama seperti
aku."
"Tapi aku belum pernah dengar kenapanya. Belum pernah ada yang
memberitahuku kenapa."
Miss Maudie memasang gigi palsunya. "Kau tahu, Mr. Radley tua adalah
penganut Baptis pembasuh kaki Baptis misionaris pedesaan yang
menafsirkan Alkitab secara harfiah."
"Miss Maudie, kau juga penganut paham itu, kan?"
"Cangkangku tidak sekeras itu, Nak. Aku hanya seorang Baptis."
"Bukannya kalian percaya soal membasuh kaki?"
"Memang. Tapi di rumah, di bak mandi."
"Tapi kami tak bisa mengikuti komuni bersama kalian"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Rupanya karena memutuskan bahwa lebih mudah mendefinisikan
pembaptisan primitif daripada komuni tertutup, Miss Maudie berkata,
"Pembasuh kaki meyakini bahwa apa pun yang menimbulkan rasa nikmat
adalah dosa. Tahu tidak, pada suatu Sabtu beberapa anggota mereka
keluar dari hutan dan melewati tempat ini lalu berkata padaku bahwa aku
dan bunga-bungaku akan masuk neraka?" "Bungamu juga?"
"Ya, Nak. Bungaku juga akan terbakar bersamaku. Menurut mereka, aku
terlalu sering melewatkan waktu di alam ciptaan Tuhan dan terlalu jarang
tinggal di rumah membaca Alkitab."
Keyakinanku pada Injil mimbar berkurang saat membayangkan Miss
Maudie direbus selamanya di berbagai neraka Protestan. Memang,
lidahnya tajam, dan dia tidak berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk
beramal, seperti Miss Stephanie Crawford. Tetapi, sementara tak ada satu
pun orang yang berakal sehat akan percaya pada Miss Stephanie, aku dan
Jem menaruh kepercayaan besar kepada Miss Maudie. Dia tak pernah
mengadukan kami, tak pernah bermain kucing-kucingan dengan kami, dia
sama sekali tidak tertarik pada kehidupan pribadi kami. Dia teman kami.
Bagaimana seorang makhluk yang begitu bijak bisa terancam siksaan
abadi, aku tak bisa mengerti.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Itu tak benar, Miss Maudie. Anda adalah wanita terbaik yang kukenal."
Miss Maudie menyeringai. "Terima kasih, Nak. Masalahnya, kaum
pembasuh kaki menganggap perempuan sama dengan dosa. Mereka
memahami Alkitab secara harfiah."
"Apakah karena itu Mr. Arthur tinggal di rumah, untuk menjauhi
perempuan?"
"Aku tak tahu."
"Aku juga. Rasanya, kalau Mr. Arthur ingin masuk surga, mestinya paling
sedikit dia keluar ke teras. Atticus bilang, Tuhan mencintai manusia seperti
manusia mencintai dirinya sendiri"
Miss Maudie berhenti bergoyang, dan nada suaranya meninggi. "Kau
terlalu muda untuk memahami," katanya, "tetapi kadang-kadang, Alkitab
di ta-
ngan seseorang lebih buruk daripada botol wiski di tangan eh, ayahmu."
Aku kaget. "Atticus tak pernah minum wiski," kataku. "Seumur-umur dia
tak pernah minum setetes pun eh, pernah. Katanya, dia pernah minum
sedikit dan dia tidak suka."
Miss Maudie tertawa. "Aku tidak sedang membicarakan ayahmu," katanya.
"Maksudku, andai Atticus Finch minum sampai mabuk, dia tak akan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sebodoh beberapa orang dalam kondisi terbaik mereka. Selalu ada saja jenis
orang yang yang terlalu sibuk memikirkan akhirat sehingga tak pernah
belajar hidup di dunia ini. Lihatlah ke ujung jalan dan kau bisa melihat
hasilnya."
"Miss Maudie, apakah menurutmu benar, semua hal yang mereka bilang
tentang B Mr. Arthur?"
"Hal-hal apa?" Aku menceritakannya.
"Tiga perempat dari cerita-cerita itu berasal dari orang kulit hitam dan
seperempatnya dari Stephanie Crawford," kata Miss Maudie tegas.
"Stephanie Crawford bahkan pernah bercerita padaku bahwa dia pernah
terbangun tengah malam dan melihat Arthur mengintipnya lewat jendela.
Kubilang, lalu apa yang kaulakukan, Stephanie, bergeser di tempat tidur
dan menyediakan tempat untuknya? Itu membungkamnya beberapa
lama."
Aku yakin memang begitu. Suara Miss Maudie sudah cukup untuk
membungkam siapa pun.
"Tidak, Nak," katanya, "rumah itu dirundung duka. Aku ingat Arthur
Radley sewaktu masih kecil.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dia selalu berbicara dengan sopan padaku, apa pun perbuatan yang kata
orang dia lakukan. Bicara sesopan yang dia mampu."
"Miss Maudie, menurutmu, apakah dia gila?" Miss Maudie menggeleng.
"Andai dia belum gila, mestinya dia sudah jadi gila sekarang. Apa yang
terjadi pada orang lain, kita tak pernah benar-benar tahu. Apa yang terjadi
di dalam rumah di balik pintu tertutup, rahasia apa"
"Atticus tak pernah melakukan apa pun padaku dan Jem di dalam rumah
yang tak dilakukannya di halaman," kataku, merasa wajib membela orang-
tuaku.
"Ya Tuhan, Nak, aku sedang mengurai benang, memikirkan ayahmu pun
tidak, tetapi omong-omong tentang dia, aku berani berkata begini: Atticus
Finch adalah orang yang sama di dalam rumah dan dijalan umum. Kau
mau kubekali poundcake hangat untuk dibawa pulang?"
Aku mau sekali.
Keesokan paginya, saat aku terbangun, kutemukan Jem dan Dill di
halaman belakang, asyik mengobrol. Waktu aku bergabung, seperti biasa,
mereka mengusirku.
"Tidak mau. Halaman ini punyaku juga, bukan cuma punyamu, Jem Finch.
Aku punya hak yang sama untuk bermain di sini sepertimu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dill dan Jem berdiskusi sejenak, "Kalau kau mau ikut, kau harus menurut,"
Dill memperingatkan.
"Ha-ah," kataku, "siapa yang tiba-tiba jadi pongah?"
"Kalau kau tidak bilang kau mau menurut, kami tak akan memberitahumu
apa-apa," lanjut Dill.
"Tingkahmu seperti kau bertambah tinggi sepuluh inci tadi malam!
Baiklah, apa?"
Jem berkata dengan tenang, "Kami akan mengirim surat untuk Boo
Radley."
"Bagaimana caranya?" aku berjuang menekan ketakutan yang otomatis
muncul dalam diriku. Miss Maudie tak akan merasa apa-apa bicara soal
seperti ini dia sudah tua dan aman di serambinya. Bagi kami, ini masalah
lain.
Jem akan memasang surat itu pada ujung tongkat pancing dan
menyelipkannya menembus daun jendela. Kalau ada yang datang, Dill
akan membunyikan lonceng.
Dill mengacungkan tangan kanannya. Dia memegang sebuah lonceng
makan perak milik ibuku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku akan mengitari rumah ke samping," kata Jem. "Kemarin kami
mengamati dari seberang jalan, dan ada daun jendela yang lepas.
Menurutku, setidaknya mungkin aku bisa menempelkan surat itu di kosen
jendela."
"Jem"
"Sekarang kau sudah ikut, tidak boleh mundur, kau harus ikut, Nona
Centil!"
"Iya, iya, tapi aku tak mau lihat. Jem, ada yang" "Harus lihat, kau harus
mengawasi bagian belakang rumah itu dan Dill akan mengawasi bagian
depan rumah dan jalanan, dan kalau ada yang datang, dia akan
membunyikan lonceng. Jelas?"
"Ya sudah. Memangnya kau mau menulis apa?"
Kata Dill, "Dengan sangat sopan, kami memintanya keluar sesekali dan
menceritakan apa yang dilakukannya di dalam kami bilang, kami tak akan
menyakitinya dan akan membelikannya es krim."
"Kalian gila apa? Bisa-bisa kita dibunuh!" Kata Dill, "Ini gagasanku.
Kupikir, kalau dia keluar dan duduk sebentar bersama kita, perasaannya
akan lebih enak."
"Dari mana kau tahu perasaannya sedang tak enak?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Yah, bagaimana perasaanmu kalau kau sudah seratus tahun terkurung
tanpa makan apa pun kecuali kucing? Pasti janggutnya sudah sepanjang
ini"
"Seperti janggut ayahmu?"
"Ayahku tak punya janggut, dia" Dill berhenti, seolah-olah mencoba
mengingat.
"Ha, kena kau," kataku. "Dulu kau bilang, waktu kau turun dari kereta,
ayahmu punya janggut hitam"
"Asal tahu saja, musim panas lalu janggutnya dia cukur habis! Benar, dan
aku punya surat yang bisa membuktikan dia juga mengirim dua dolar!"
"Teruskan saja kurasa dia bahkan mengirimmu seragam polisi berkuda.
Tapi dia tak pernah munculkan? Bohong saja terus, Nak"
Dill Harris bisa berbohong habis-habisan. Antara lain, dia pernah
menumpang pesawat pos tujuh belas kali, sudah pernah ke Nova Scotia,
pernah melihat gajah, dan kakeknya adalah Brigadir Jenderal Joe Wheeler
yang mewariskan pedangnya kepada Dill.
"Kalian diamlah," kata Jem. Dia berlari ke ko-
long rumah dan keluar membawa tongkat bambu kuning. "Kira-kira ini
cukup panjang tidak, ya, untuk menjangkau dari trotoar?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Orang yang cukup berani mendekati dan menyentuh rumah mestinya tak
perlu pakai tongkat pancing," kataku. "Kenapa tidak kamu dobrak saja
pintu depannya?"
"Ini be da," kata Jem, "aku harus bilang berapa kali?"
Dill mengambil sehelai kertas dari saku dan memberikannya kepada Jem.
Kami bertiga berjalan dengan hati-hati ke rumah tua itu. Dill menunggu di
tiang lampu di pojok halaman depan, sedangkan aku dan Jem menyusuri
trotoar yang sejajar dengan sisi rumah. Aku berjalan lebih jauh daripada
Jem dan berdiri di tempat yang memungkinkan untuk melihat melewati
tikungan.
"Kosong," kataku. "Aku tak melihat siapa-siapa."
Jem menoleh kepada Dill, yang mengangguk.
Jem memasang surat pada ujung tongkat pancing, menjulurkan tongkat
melintasi halaman dan mendorongnya ke arah jendela yang sudah
dipilihnya. Tongkat itu terlalu pendek beberapa inci. Jem membungkuk
sejauh mungkin. Aku mengamati dia menyodok-nyodok begitu lama,
akhirnya kutinggalkan posku dan menghampirinya.
"Suratnya tak mau lepas dari tongkat," gerutunya, "kalaupun bisa
dilepaskan, surat ini tak mau menempel. Kembalilah ke jalan, Scout."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku kembali dan mengamati tikungan jalan yang kosong. Sesekali aku
menoleh kembali kepada
Jem, yang dengan sabar mencoba meletakkan surat itu di kosen jendela.
Surat itu berkali-kali melayang ke tanah dan Jem menusuknya lagi, sampai-
sampai aku berpikir bahwa andai Boo Radley akhirnya menerimanya, dia
tak akan bisa membacanya. Aku sedang memandangi jalan ketika lonceng
makan berbunyi.
Dengan bahu terangkat, aku memutar, bersiap-siap menghadapi Boo
Radley dan taringnya yang berdarah-darah; alih-alih kulihat Dill
membunyikan lonceng sekuat tenaga di depan wajah Atticus.
Jem kelihatan kacau sekali, sehingga aku tak tega mengatakan, aku bilang
apa. Dia menyeret kakinya, menyeret tongkat di belakangnya pada trotoar.
Kata Atticus, "Hentikan bunyi lonceng itu." Dill berhenti membunyikan
lonceng itu; dalam keheningan yang menyusul, aku ingin sekali dia mulai
membunyikannya lagi. Atticus mendorong topinya ke belakang kepala dan
meletakkan tangannya di pinggang. "Jem," katanya, "kau sedang apa?"
"Tidak ada apa-apa, Sir." "Aku tak mau dengar itu. Ceritakan." "Aku hanya
kami hanya mencoba memberikan sesuatu kepada Mr. Radley."
"Kau sedang mencoba memberikan apa kepadanya?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Hanya surat." "Coba kulihat." Jem menyodorkan secarik kertas kotor.
Atticus
mengambilnya dan mencoba membacanya. "Mengapa kau ingin Mr. Radley
keluar?"
Kata Dill, "Barangkali dia senang kalau bertemu dengan kami ..." dan
berhenti ketika Atticus menoleh padanya.
"Nak," katanya kepada Jem. "Aku akan mengatakan sesuatu padamu dan
hanya sekali: jangan menyiksa lelaki itu lagi. Ini juga berlaku untuk kalian
berdua."
Apa pun yang dilakukan Mr. Radley adalah urusannya. Kalau dia ingin
keluar, dia akan keluar. Kalau dia ingin tinggal di dalam rumahnya sendiri,
dia berhak tinggal di dalam tanpa diusik oleh anak-anak yang ingin tahu,
yang merupakan istilah untuk menyebut anak-anak seperti kami. Apakah
kami suka kalau Atticus masuk begitu saja tanpa mengetuk, saat kami
sedang di kamar malam-malam? Kami sebenarnya melakukan hal yang
sama kepada Mr. Radley. Perbuatan Mr. Radley mungkin tampak aneh
bagi kita, tetapi tidak aneh baginya. Lagi pula, pernahkah kami terpikir
bahwa cara yang sopan untuk berkomunikasi dengan orang lain adalah
melalui pintu depan, bukannya jendela samping? Terakhir, kami harus
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menjauhi rumah itu sampai kami diundang ke sana, kami tak boleh
melanjutkan sandiwara konyol yang dia lihat kami mainkan atau mengejek
siapa pun dijalan ini atau di kota ini.
"Kami tidak mengejek dia, kami tidak menertawakan dia," kata Jem, "kami
hanya"
"Jadi itu yang kaulakukan waktu itu, ya?"
"Mengejeknya?"
"Bukan," kata Atticus, "mempertontonkan sejarah hidupnya untuk
menghibur para tetangga."
Jem tampak sedikit marah. "Aku tak pernah bilang kami melakukan itu,
aku tidak bilang begitu!"
Atticus menyeringai. "Kau baru saja bilang," katanya. "Hentikan omong
kosong ini sekarang juga, kalian semua."
Jem melongo.
"Kau ingin jadi pengacara, bukan?" Bibir ayahku tampak aneh, seolah-olah
dia mencoba mengendalikan bibirnya untuk menunjukkan ketegasan.
Jem memutuskan tak ada gunanya berdalih, dan terdiam. Ketika Atticus
masuk ke rumah untuk mengambil berkas yang terlupa dibawa ke kantor
pagi itu, Jem akhirnya sadar bahwa dia tertipu oleh muslihat pengacara
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang paling kuno. Dia menunggu dengan jarak yang cukup terhormat dari
tangga depan, menyaksikan Atticus meninggalkan rumah dan berjalan ke
arah kota. Saat Atticus sudah tak dapat mendengar kami, Jem berteriak,
"Tadinya kupikir aku ingin jadi pengacara, tapi sekarang aku tidak yakin
lagi!"
Enam
Boleh," kata ayah kami, ketika Jem meminta izin untuk berkunjung dan
duduk-duduk di tepi kolam ikan Miss Rachel bersama Dill, karena ini
malam terakhirnya di Maycomb. "Sampaikan selamat jalanku untuknya,
dan sampai ketemu lagi musim panas tahun depan."
Kami melompati dinding rendah yang memisahkan halaman Miss Rachel
dengan jalan masuk rumah kami. Jem menyiulkan kicau burung puyuh
dan Dill menyahut dalam kegelapan.
"Jangan mengembuskan sedikit napas pun," kata Jem. "Lihat ke sana."
Dia menunjuk ke timur. Bulan raksasa sedang naik di balik pohon kacang
pecan Miss Maudie. "Bulannya jadi kelihatan lebih panas," katanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Malam ini ada salibnya tidak?" tanya Dill tanpa mendongak. Dia sedang
membuat rokok mainan dari koran dan tali.
"Tidak, hanya ada perempuan yang biasa. Jangan dinyalakan, Dill, nanti
seluruh bagian kota ini bau."
Ada bayangan perempuan di bulan di Maycomb. Dia duduk di depan meja
rias sambil menyisir rambut.
"Kami nanti pasti merindukanmu, Teman," kata-
ku. "Mungkin sebaiknya kita mengamati Mr. Avery?"
Mr. Avery tinggal di seberang jalan rumah Mrs. Henry Lafayette Dubose.
Selain menyumbang receh di piring sumbangan setiap Minggu, Mr. Avery
duduk di beranda hingga pukul sembilan setiap malam dan bersin-bersin.
Pada suatu sore, kami mendapat hak istimewa untuk menyaksikan
pertunjukannya, yang sepertinya merupakan pertunjukan terakhirnya,
karena dia tak pernah lagi melakukannya selama kami mengamatinya. Aku
dan Jem sedang meninggalkan tangga depan Miss Rachel pada suatu
malam, ketika Dill menghentikan kami, "Golly, lihat ke sana!" Dia
menunjuk ke seberang jalan. Mula-mula kami tak melihat apa-apa selain
beranda yang tertutupi tanaman kudzu, tetapi setelah mengamati lebih
dekat kami bisa melihat air melengkung turun dari dedaunan dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menciprat pada lingkaran kuning lampu jalan, sekitar tiga meter dari
sumbernya ke tanah; begitu yang terlihat oleh kami. Kata Jem, Mr. Avery
salah perhitungan, kata Dill, dia tentu minum segalon sehari, lalu terjadilah
adu hebat untuk menentukan jarak relatif dan keahlian masing-masing,
yang hanya membuatku merasa tersisih lagi, karena aku tak punya bakat
dalam bidang ini.
Dill menggeliat, menguap, lalu berkata dengan terlalu santai, "Aku tahu,
ayo kita jalan-jalan."
Menurutku, suaranya terdengar mencurigakan. "Tak ada orang di
Maycomb yang jalan-jalan tanpa tujuan. Mau ke mana kita, Dill?"
Dill menganggukkan kepalanya ke arah selatan.
Kata Jem, "Oke." Waktu aku protes, dia ber-
kata dengan manis, "Kau tak harus ikut, Angel May."
"Kau tak harus pergi. Ingat" Jem bukan orang yang suka mengingat-ingat
kegagalan masa lalu: agaknya, satu-satunya pesan yang dia terima dari
Atticus adalah pengetahuan tentang pemeriksaan silang. "Scout, kita tak
akan melakukan apa-apa, kita hanya akan ke lampu jalan, lalu kembali."
Kami berjalan dalam sunyi di trotoar, mendengarkan ayunan-ayunan
beranda berkeriat-keriut menahan beban lingkungan kami, mendengarkan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
gumam-malam lembut dari orang-orang dewasa di jalan kami. Sesekali
kami mendengar Miss Stephanie Crawford tertawa.
"Jadi?" kata Dill.
"Oke," kata Jem. "Kau pulang duluan saja, Scout."
"Kau mau apa?" Dill dan Jem hanya ingin mengintip lewat jendela yang
daunnya terlepas untuk mengetahui apakah mereka bisa melihat Boo
Radley, dan kalau aku tidak ingin ikut dengan mereka, aku boleh langsung
pulang dan menutup mulut besarku, itu saja.
"Tapi kenapa juga kalian harus menunggu sampai malam ini?"
Karena tak ada yang dapat melihat mereka malam ini, karena Atticus akan
begitu tenggelam dalam buku sehingga tak akan mendengar walaupun
hari kiamat telah datang, karena jika Boo Radley membunuh mereka,
mereka hanya kehilangan sekolah bukan kehilangan liburan, dan karena
lebih mu-
dah melihat ke dalam rumah yang gelap dalam kegelapan daripada di
siang hari, aku mengerti tidak? "Jem, tolong" "Scout, kuberi tahu untuk
terakhir kalinya, tutup mulut atau pulang memang benar, makin lama kau
makin mirip anak perempuan!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Karena itu, aku tak punya pilihan kecuali bergabung. Kami berpikir lebih
baik masuk lewat kolong pagar-kawat tinggi di belakang tanah Radley,
lebih kecil kemungkinan kami akan terlihat. Pagar itu mengelilingi taman
besar dan bilik kakus sempit yang terbuat dari kayu.
Jem mengangkat kawat paling bawah dan mengisyaratkan agar Dill masuk
melalui kolong itu. Aku mengikuti, dan mengangkat kawat untuk Jem.
Baginya, kolong itu agak sempit. "Jangan bersuara," bisiknya. "Apa pun
yang kaulakukan, jangan menginjak petak sawi, bunyinya bisa
membangunkan orang mati."
Sambil mengingat ini, aku mungkin hanya melangkah satu kali dalam satu
menit. Aku bergerak lebih cepat ketika melihat Jem jauh di depan
memanggil dalam sinar bulan. Kami tiba di gerbang yang memisahkan
kebun dari halaman belakang. Jem menyentuhnya. Gerbang itu mendecit.
"Ludahi saja," bisik Dill.
"Kamu bikin kita terperangkap, Jem," gerutuku. "Tak akan gampang keluar
dari sini."
"Sst. Ludahi, Scout." Kami meludah sampai mulut kami kering, dan Jem
membuka gerbang perlahan, mengangkat-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
nya ke samping dan menyandarkannya pada pagar. Kami memasuki
halaman belakang.
Bagian belakang rumah Radley lebih tidak menarik daripada bagian
depannya: ada dua pintu dan dua jendela gelap di antara kedua pintu itu.
Alih-alih pilar, kayu kasar menyokong salah satu ujung atap. Kompor
Franklin tua teronggok di sudut teras; di atasnya, cermin gantungan-topi
menangkap cahaya bulan dan bersinar mengerikan.
"Aduh," kata Jem lirih, mengangkat kakinya.
"Kenapa?"
"Ayam," desahnya. Kemungkinan kami harus menghindari makhluk yang
tak terlihat dari segala arah dipertegas ketika Dill yang berada di depan
kami berbisik mengeja T-u-h-a-n. Kami merayap ke samping rumah,
mengitarinya sampai ke jendela yang salah satu engselnya terlepas.
Kosennya beberapa inci lebih tinggi daripada Jem.
"Kubantu kau naik," bisiknya kepada Dill. "Tapi tunggu." Jem memegang
pergelangan tangan kirinya dan pergelangan tangan kananku, aku
memegang pergelangan tangan kiriku dan pergelangan tangan Jem, kami
berjongkok, dan Dill duduk di pelana yang kami buat. Kami
mengangkatnya dan dia menggapai kosen jendela.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Cepat," bisik Jem, "kami tak bisa menahanmu lama-lama."
Dill menonjok bahuku, dan kami menurunkannya ke tanah.
"Apa yang bisa kaulihat?"
"Tidak ada. Tirai. Tapi ada cahaya kecil sekali di dalam sana."
"Ayo kita pergi," Jem mendesah. "Ayo memutar lagi. Sst," dia
memperingatkanku sewaktu aku hendak protes.
"Ayo kita coba jendela belakang."
"Dill, jangan," kataku. Dill berhenti dan membiarkan Jem mendahului.
Waktu Jem meletakkan kakinya pada anak tangga terbawah, tangganya
berdecit. Dia berdiri diam, lalu memindahkan berat badannya secara
bertahap. Tangga itu tak berbunyi. Jem melompati dua anak tangga,
meletakkan kakinya di teras, mengangkat tubuhnya ke situ, dan berayun
cukup lama. Dia memperoleh kembali keseimbangannya dan berlutut. Jem
merangkak ke jendela, mengangkat kepalanya, dan mengintip ke dalam.
Lalu, kulihat bayangan itu. Bayangan lelaki bertopi. Mula-mula kusangka
bayangan pohon, tetapi tak ada angin bertiup, dan batang pohon tak
pernah berjalan. Teras belakang bermandikan cahaya bulan, dan bayangan
itu, tampak begitu nyata, melintasi teras ke arah Jem.
Kemudian, Dill melihatnya. Dia menempelkan tangannya ke wajahnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ketika bayangan itu melintasi Jem, Jem melihatnya. Dia menaruh
lengannya di atas kepala dan tubuhnya menjadi kaku.
Bayangan itu berhenti sekitar satu kaki setelah melewati Jem. Tangannya
bergerak ke samping, kembali lagi, lalu diam. Lalu, dia berbalik dan
kembali
melewati Jem, berjalan melintasi teras, dan menghilang di sisi rumah,
secepat kedatangannya.
Jem melompat dari teras dan berlari ke arah kami. Dia menghempaskan
gerbang hingga terbuka, menuntun Dill dan aku melewatinya, dan
menggiring kami di antara dua petak sawi. Setelah melewati setengah
barisan sawi, aku tersandung; saat itulah bunyi tembakan meledak
membelah lingkungan kami.
Dill dan Jem menukik di sampingku. Napas Jem tersendat-sendat, "Pagar di
dekat halaman sekolah! cepat, Scout!"
Jem menahan kawat terbawah; aku dan Dill berguling lewat dan sudah
setengah jalan menuju naungan satu-satunya pohon di halaman sekolah
saat kami menyadari bahwa Jem tidak ada bersama kami.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami berlari kembali dan menemukannya bergulat di pagar, berusaha
melepaskan celana panjangnya untuk melepaskan diri. Dia berlari ke
pohon ek hanya mengenakan celana pendek.
Setelah merasa aman berlindung di balik pohon, kami tidak bisa
merasakan apa-apa, tetapi benak Jem berpacu, "Kita harus pulang, orang-
orang akan mencari kita."
Kami berlari melintasi halaman sekolah, merangkak di kolong pagar dan
menuju ke arah Deer's Pasture di belakang rumah kami, memanjat pagar
belakang rumah, dan sudah berada di tangga belakang, ketika Jem
membolehkan kami berhenti untuk beristirahat.
Setelah kembali bernapas normal, kami bertiga ber-
jalan sebiasa mungkin menuju halaman depan. Kami memandang ke ujung
jalan dan melihat tetangga berkerumun di gerbang depan Radley.
"Sebaiknya kita ke sana," kata Jem. "Mereka pasti merasa aneh kalau kita
tak muncul."
Mr. Nathan Radley sedang berdiri di balik gerbang, menimang senapan
patah. Atticus berdiri di samping Miss Maudie dan Miss Stephanie
Crawford. Miss Rachel dan Mr. Avery berdiri di dekat mereka. Tak ada yang
melihat kami mendekat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami menyelip di sebelah Miss Maudie, yang melihat ke sekeliling. "Kalian
ke mana saja, tidak dengar keributan ini?"
"Ada apa?" tanya Jem.
"Mr. Radley menembak seorang Negro yang menyelinap di kebun sawinya."
"Oh. Apakah tembakannya kena?"
"Tidak," kata Miss Stephanie. "Dia menembak ke udara. Tapi dia berhasil
membuatnya ketakutan sampai pucat. Katanya, jika ada yang melihat
nigger berkulit putih, itulah orangnya. Katanya, dia punya satu peluru lagi
yang menunggu suara berikutnya yang terdengar di kebun itu, dan kali
berikutnya dia tak akan menembak ke atas, baik itu anjing, nigger, atau
Jem Finch!."
"Ma'am?" tanya Jem. Atticus berbicara. "Mana celanamu, Nak?"
"Celana, Sir?"
"Iya, celana." Tak ada gunanya. Jem mengenakan celana pendek di depan
Tuhan dan semua orang. Aku
menghela napas. "Ah Mr. Finch?"
Dari silaunya cahaya lampu jalan, kulihat Dill menyusun dusta: matanya
melebar, wajah montoknya yang bagaikan malaikat semakin membulat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ada apa, Dill?" tanya Atticus. "Ah saya memenangkannya dari dia,"
katanya samar.
"Memenangkannya? Bagaimana caranya?"
Tangan Dill menggapai belakang kepalanya. Dia membawanya ke depan
dan melintasi keningnya. "Kami bermain kartu strip poker di dekat kolam
ikan sana," katanya.
Aku dan Jem menjadi tenang. Para tetangga tampak puas: tubuh mereka
tampaknya menjadi kaku. Tapi strip poker itu apa?
Kami tak sempat mencari tahu; Miss Rachel meledak seperti sirene
pemadam kebakaran kota, "Do-o-o Yee-sus, Dill Harris! Berjudi di tepi
kolam ikanku! Akan ku-strippoker kamu, Nak!"
Atticus menyelamatkan Dill dari pembantaian seketika, "Sebentar, Miss
Rachel," katanya. "Saya belum pernah mendengar mereka melakukan itu.
Kalian semua bermain kartu?"
Jem mengulur umpan Dill dengan mata tertutup, "Tidak, Sir, hanya dengan
korek api."
Aku mengagumi kakakku. Korek api memang berbahaya, tetapi kartu
berakibat fatal.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jem, Scout," kata Atticus. "Aku tak mau lagi mendengar poker dalam
bentuk apa pun. Mampirlah di rumah Dill dan ambil celanamu, Jem.
Bereskan
urusan ini di antara kalian sendiri."
"Jangan khawatir, Dill," kata Jem saat kami berlari di trotoar, "Miss Rachel
tak akan menghukummu. Atticus akan membujuknya. Pikiranmu cepat,
Teman. Dengar ... kamu dengar?"
Kami berhenti, dan mendengar suara Atticus, "... tidak parah ... mereka
semua mengalaminya, Miss Rachel ...."
Dill terhibur, tetapi aku dan Jem tidak. Masalahnya, Jem pasti akan diminta
untuk menunjukkan celananya besok pagi.
"Pakai punyaku saja," kata Dill, ketika mereka tiba di tangga Miss Rachel.
Kata Jem, celananya tak akan muat, tetapi terima kasih. Kami mengucap
salam, dan Dill masuk ke rumah. Rupanya dia teringat bahwa dia sudah
bertunangan denganku karena dia berlari lagi keluar dan dengan cepat
menciumku di depan Jem. "Kalian harus kirim surat, ya?" dia menangis
tersedu-sedu mengantar kepergian kami.
Andaikan celana Jem menempel pada tubuhnya dengan aman, tetap saja
kami tak akan bisa tidur lelap. Setiap suara-malam yang berasal dari teras
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
belakang terdengar tiga kali lebih keras; setiap suara langkah kaki pada
jalan berkerikil adalah Boo Radley yang ingin membalas dendam, setiap
orang Negro yang lewat sambil tertawa dalam kegelapan
malam adalah Boo Radley yang keluar dari rumah dan mencari kami;
serangga menabrak pintu kawat adalah jemari gila Boo Radley yang
mengurai kawat hingga hancur; pohon-pohon mindi mengganas,
membayang, hidup. Aku berada dalam keadaan antara tidur dan terjaga
sampai aku mendengar Jem berbisik.
"Sudah tidur, Tiga-Mata Kecil?"
"Kamu gila apa?"
"Sst. Lampu kamar Atticus sudah mati." Dalam cahaya bulan yang
memudar, kulihat Jem mengayunkan kaki ke lantai.
"Aku mau mengambil celanaku," katanya. Aku bangkit tegak seketika.
"Jangan. Aku tak akan membiarkanmu."
Dia bersusah payah mengenakan kemeja. "Aku harus mengambilnya."
"Kalau kaupergi, akan kubangunkan Atticus." "Kalau kaubangunkan, akan
kubunuh kau." Aku menarik dia duduk di sampingku di dipan. Aku
mencoba mengajaknya berpikir logis. "Mr. Nathan akan menemukannya
pagi-pagi, Jem. Dia tahu kau kehilangan celana. Kalau dia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menunjukkannya kepada Atticus, dia akan marah besar, tetapi cuma itu.
Tidur lagi saja."
"Itu aku juga tahu," kata Jem. "Karena itu, aku mau ambil."
Aku mulai merasa mual. Kembali ke tempat itu sendirianaku ingat yang
dikatakan Miss Stephanie: Mr. Nathan punya satu peluru lagi yang
menanti suara berikut yang dia dengar, baik itu Negro, anjing ...
Jem lebih tahu daripada aku.
Aku putus asa, "Dengar, semua ini tak sebanding, Jem. Dipukul memang
sakit, tapi takkan lama. Nanti kepalamu kena tembak, Jem. Tolong ..."
Dia menghela napas sabar. "Aku begini, Scout," gumamnya, "Atticus belum
pernah memukulku sepanjang ingatanku. Aku ingin tetap begitu."
Ini berita baru. Rasanya Attuics mengancam kami dua hari sekali.
"Maksudmu, dia tak pernah memergokimu melakukan apa pun?"
"Mungkin begitu, tapi aku cuma ingin keadaan tetap seperti itu, Scout.
Mestinya kita tak berbuat seperti malam ini."
Pada saat itulah, kurasa, aku dan Jem mulai mengambil jalan yang
berbeda. Memang kadang-kadang aku tak memahaminya, tetapi
keherananku biasanya hanya bertahan beberapa saat. Tapi saat ini aku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
benar-benar tak bisa memahaminya. "Tolong," aku memohon, "apa kau tak
bisa berpikir sebentar sendirian ke tempat itu"
"Diam!"
"Toh tak akan sampai dia tak mau bicara lagi pa-damu ... akan
kubangunkan dia, Jem, sumpah, aku"
Jem mencengkeram kerah piamaku dan menariknya erat. "Kalau begitu,
aku ikut" aku tercekik.
"Jangan, kau hanya bikin ribut."
Tak ada gunanya. Aku membuka pintu belakang dan menahannya,
sementara dia turun merayapi tangga. Saat itu tentu sudah pukul 02.00.
Bulan sedang terbenam dan bayangan bersilangan sedang
memudar menjadi ketiadaan yang kabur. Ujung belakang kemeja putih
Jem timbul-tenggelam seperti hantu kecil yang menari-nari untuk
melarikan diri menghindari pagi yang akan segera tiba. Semilir samar
bertiup dan mendinginkan keringat yang menuruni tubuhku.
Dia mengambil jalan belakang, melalui Deer's Pasture, melintasi halaman
sekolah, dan memutar ke pagar, pikirku setidaknya ke sanalah dia menuju.
Akan memakan waktu lebih lama, jadi belum waktunya khawatir. Aku
menunggu sampai tiba waktunya untuk khawatir dan mencoba mendengar
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bunyi senapan Mr. Radley. Lalu kupikir, kudengar pagar belakang berdecit.
Hanya harapan kosong.
Lalu, kudengar Atticus terbatuk. Aku menahan napas. Kadang, kalau kami
melakukan perjalanan tengah malam ke kamar mandi, kami
menemukannya sedang membaca. Katanya, dia sering terbangun malam-
malam, memeriksa kami, dan membaca sampai tertidur. Aku menunggu
lampunya menyala, memicingkan mata untuk melihat cahayanya
memasuki ruang tamu. Lampu tetap padam, dan aku bernapas lagi.
Makhluk-makhluk malam sudah tidur, tetapi pohon mindi ranum
memukul atap ketika angin bertiup, dan kegelapan terasa sepi dengan
gonggong anjing dari kejauhan.
Dia pun datang, kembali kepadaku. Kemeja putihnya menyembul dari
pagar belakang dan perlahan membesar. Dia menaiki tangga belakang,
mengunci pintu di belakangnya, dan duduk di dipannya. Tanpa
berkata-kata, dia memperlihatkan celananya. Dia berbaring, dan beberapa
lama kudengar dipannya gemetar. Tak lama kemudian, dia diam. Aku tak
mendengarnya bergerak lagi.
Tujuh
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem tetap murung dan tidak banyak bicara selama seminggu. Seperti saran
Atticus, aku mencoba menempatkan diriku dalam posisi Jem dan
menyelami perasaannya: andai aku pergi sendirian ke Radley Place pukul
dua dini hari, pemakamanku tentu diadakan keesokan sorenya. Jadi,
kubiarkan Jem menyendiri dan mencoba untuk tidak mengganggunya.
Sekolah dimulai. Kelas dua sama buruknya dengan kelas satu, hanya lebih
parah mereka masih menggunakan metode flashcard kepada murid dan
para murid masih tak diperbolehkan membaca atau menulis. Kemajuan
Miss Caroline di ruang sebelah dapat diukur dengan seringnya tawa
terdengar; anak-anak yang tahun sebelumnya tinggal kelas bertugas
membantu menjaga ketertiban. Satu-satunya hal yang menyenangkan di
kelas dua adalah tahun ini aku harus bersekolah sama lamanya dengan
Jem, dan biasanya kami berjalan pulang bersama pada pukul 15.00.
Pada suatu sore, ketika kami sedang menyeberangi halaman sekolah
menuju rumah, Jem tiba-tiba berkata, "Ada yang belum kuceritakan."
Karena ini adalah kalimat sempurna pertama
yang keluar dari mulutnya dalam beberapa hari ini, aku mengoreknya,
"Tentang apa?" "Tentang malam itu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kau tak pernah bilang apa-apa tentang malam itu," kataku.
Jem mengabaikanku seolah-olah kata-kata yang kuucapkan adalah
nyamuk yang mengganggunya. Dia diam sejenak, lalu berkata, "Waktu aku
kembali mengambil celanaku celana itu terbelit waktu aku
menanggalkannya, jadi tak bisa kulepaskan. Waktu aku kembali" Jem
menghela napas dalam. "Waktu aku kembali, celananya terlipat di pagar ...
seolah sudah disiapkan untukku."
"Di ...."
"Dan satu lagi" suara Jem datar. "Akan kutunjukkan di rumah. Celananya
sudah dijahit. Tidak seperti dijahit perempuan, lebih mirip kalau aku
mencoba menjahit sendiri. Jahitannya miring-miring. Hampir seperti"
"ada yang tahu kau akan kembali mengambilnya."
Jem gemetar. "Seperti ada yang membaca pikiranku ... seperti ada yang tahu
apa yang akan kulakukan. Tak ada orang yang bisa tahu apa yang akan
kulakukan kecuali dia kenal aku, kan, Scout?"
Pertanyaan Jem lebih terdengar seperti permohonan. Aku meyakinkannya,
"Tak ada orang yang bisa tahu apa yang akan kaulakukan kecuali tinggal
serumah denganmu, dan aku pun kadang tak tahu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami berjalan melewati pohon kami. Di dalam ceruknya terdapat segulung
benang abu-abu.
"Jangan diambil, Jem," kataku. "Ini tempat rahasia orang lain."
"Sepertinya tidak, Scout."
"Pasti iya. Seseorang seperti Walter Cunningham pergi ke sini setiap
istirahat dan menyembunyikan barangnya lalu kita lewat dan mencurinya.
Dengar, kita tinggalkan saja dulu dan kita tunggu dua hari. Kalau belum
hilang, baru kita ambil, ya?"
"Oke, mungkin kamu benar," kata Jem. "Pasti kepunyaan anak kecil
menyembunyikan barangnya dari orang yang lebih besar. Kau tahu, hanya
pada hari sekolah kita menemukan sesuatu di situ."
"Memang benar," kataku, "tetapi kita kan tak pernah lewat sini saat musim
panas."
Kami pulang. Keesokan paginya, gulungan benang itu masih ada di
tempatnya. Ketika pada hari ketiga masih tetap ada, Jem mengantonginya.
Sejak saat itu, kami menganggap segala sesuatu yang kami temukan dalam
ceruk itu milik kami.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kelas dua terasa membosankan, tetapi Jem meyakinkanku bahwa jika aku
semakin besar, sekolah akan semakin menyenangkan, bahwa dia juga
merasa begitu ketika mulai bersekolah, dan baru di kelas enam aku akan
mempelajari sesuatu yang bermanfaat. Kelas enam tampaknya
menyenangkan baginya sejak awal: dia mempelajari Fase Mesir yang
singkat dan membingungkanku dia sering men-
coba berjalan seperti orang Mesir, menjulurkan satu tangan di depan dan
satu di belakang, meletakkan satu kaki di belakang kaki yang lain. Katanya,
orang Mesir memang berjalan seperti itu; kataku, kalau memang benar
begitu, aku tak bisa mengerti bagaimana caranya mereka bekerja dengan
posisi itu, tetapi Jem bilang mereka mencapai lebih banyak daripada bangsa
Amerika, mereka menciptakan kertas toilet dan pengawetan mayat; Jem
bertanya akan di mana kita sekarang berada kalau orang Mesir tidak
menemukan segala hal itu? Atticus menyuruhku menghilangkan semua
kata sifat yang digunakan Jem, jadi aku akan memperoleh faktanya.
Tak ada musim di Alabama Selatan yang bisa didefinisikan dengan jelas;
musim panas berangsur menjadi musim gugur, dan musim gugur kadang
tak pernah diikuti musim dingin, melainkan langsung memasuki musim
semi yang hanya berlangsung dalam hitungan hari, lalu meleleh menjadi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
musim panas lagi. Musim gugur saat itu berlangsung lama sekali;
udaranya tidak terlalu dingin sehingga kami cukup mengenakan jaket tipis.
Aku dan Jem sedang berlari dalam rute kami yang biasa pada suatu sore di
bulan Oktober yang sejuk ketika ceruk itu sekali lagi menghentikan kami.
Kali ini di dalamnya terdapat sesuatu berwarna putih.
Jem mempersilakanku mengambilnya: aku me-
mungut dua patung kecil yang dipahat dari sabun. Satu berbentuk anak
lelaki dan satu lagi mengenakan rok yang tidak rapi.
Sebelum aku ingat bahwa tak ada barang yang membawa sial, aku
memekik dan membantingnya.
Jem mengambilnya. "Kamu kenapa sih?" bentaknya. Dia menggosok
patung itu hingga bersih dari debu merah yang menempel. "Ini bagus,"
katanya. "Aku belum pernah lihat yang sebagus ini."
Dia memperlihatkannya kepadaku. Patung itu berupa miniatur dua anak
yang hampir sempurna. Si anak lelaki mengenakan celana pendek, dan
sejumput rambut dari sabun terjatuh ke alisnya. Aku mendongak melihat
Jem. Ujung rambut cokelat lurusnya jatuh ke kening dari belahan
rambutnya. Aku belum pernah memerhatikan hal ini sebelumnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem memandangi boneka perempuan itu lalu menatapku. Boneka
perempuan itu berponi. Aku juga.
"Ini kita," katanya.
"Menurutmu siapa yang membuatnya?" "Apa ada orang yang kita kenal di
sekitar ini yang suka memahat?" tanyanya. "Mr. Avery."
"Mr. Avery hanya bisa begitu-begitu saja. Maksudku, yang bisa mengukir."
Mr. Avery rata-rata menghabiskan sepotong kayu bakar per minggu; dia
memahatnya sampai menjadi tusuk gigi, lalu mengunyahnya.
"Bisa saja pacar Miss Stephanie Crawford tua,"
kataku.
"Dia memang bisa mengukir, tetapi tinggalnya jauh di desa. Lagi pula,
kapan dia pernah memerhatikan kita?"
"Mungkin saat duduk-duduk di beranda dia memerhatikan kita, bukan
memerhatikan Miss Stephanie. Andai aku jadi dia, itu yang kulakukan."
Jem menatapku begitu lama sehingga aku menanyakan ada apa, tetapi dia
hanya menjawab, Tak ada apa-apa, Scout. Waktu kami sampai di rumah,
Jem memasukkan boneka itu ke petinya.
Tidak sampai dua minggu kemudian, kami menemukan sepaket utuh
permen karet, yang langsung kami nikmati. Fakta bahwa segala sesuatu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang berasal dari Radley Place itu beracun sudah menghilang dari ingatan
Jem.
Minggu berikutnya, di ceruk yang sama terdapat sebuah medali bernoda.
Jem menunjukkannya kepada Atticus, yang mengatakan bahwa medali itu
adalah hadiah lomba mengeja, bahwa sebelum kami lahir, sekolah-sekolah
di Maycomb County mengadakan lomba mengeja dan menghadiahkan
medali bagi para pemenangnya. Kata Atticus, tentu seseorang kehilangan
medali ini, dan dia menanyakan apakah kami sudah bertanya ke orang-
orang sekitar. Jem menendang kakiku ketika aku mencoba menceritakan di
mana kami menemukannya. Jem bertanya kepada Atticus apakah dia ingat
siapa saja yang pernah memenangi medali, dan Atticus bilang tidak.
Hadiah terbesar kami muncul empat hari ke-
mudian. Sebuah jam saku yang sudah tak berfungsi, dengan pisau
aluminium yang terangkai di rantainya.
"Menurutmu, apa ini emas putih, Jem?"
"Aku tak tahu. Biar kutunjukkan pada Atticus." Kata Atticus, mungkin
harganya sepuluh dolar, pisau, rantai dan seluruhnya, andai masih baru.
"Apa kau mendapatkan benda ini karena bertukar dengan teman
sekolahmu?" tanyanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Oh, tidak, Sir!" Jem mengeluarkan jam kakeknya yang dibolehkan Atticus
dibawa seminggu sekali jika Jem berhati-hati. Pada hari-hari dia membawa
jam itu, Jem seolah-olah berjalan di atas telur. "Atticus, kalau boleh, aku
mau yang ini saja. Mungkin bisa kuperbaiki."
Setelah jam kakeknya tidak lagi baru, dan membawanya menjadi tugas
sehari yang membebani, Jem tak lagi merasa perlu melihat jam setiap lima
menit.
Jem berusaha sebisa mungkin memperbaiki jam itu, hanya satu pegas dan
dua bagian kecil yang tersisa, tetapi jam itu belum berfungsi juga. "Ohh,"
desahnya, "tak akan bisa jalan. Scout?" "Hah?"
"Menurutmu, apa kita perlu menulis surat pada siapa pun yang
meninggalkan barang-barang ini untuk kita?"
"Boleh juga, Jem, kita bisa sekalian mengucapkan terima kasih ada apa?"
Jem memegangi telinganya, menggelengkan kepala. "Aku tak mengerti,
pokoknya tak mengerti aku tak tahu kenapa, Scout Dia memandang ke
ruang tamu. "Kupikir sebaiknya kita memberi tahu Atticus ah, tidak,
sebaiknya tidak."
"Kalau begitu, aku saja yang bilang untukmu."
"Jangan, jangan, Scout. Scout?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"A-pa?"
Dia sepertinya ingin memberi tahu aku tentang sesuatu sepanjang sore ini;
wajahnya tiba-tiba berseri-seri dan dia mencondongkan tubuh padaku, lalu
tiba-tiba dia berubah pikiran. Saat ini juga begitu. "Tak ada apa-apa."
"Nih, ayo kita tulis surat saja." Aku menyodorkan kertas dan pensil ke
bawah hidungnya.
"Oke. Bapak yang budiman ..."
"Tahu dari mana orang itu laki-laki? Pasti Miss Maudie orangnya aku
sudah lama yakin."
"Ahh, Miss Maudie tak bisa mengunyah permen karet" Jem menyeringai.
"Kau tahu, kadang bicaranya manis juga. Aku pernah menawarkan permen
karet tapi dia menolak, dia bilang, permen karet menempel di langit-langit
mulutnya dan membuatnya sulit bicara," kata Jem hati-hati. "Manis kan
kedengarannya?"
Ya, dia memang kadang-kadang mengucapkan hal-hal manis. Tapi
sepertinya dia tak mungkin punya jam rantai.
"Bapak yang budiman," kata Jem. "Kami menghargai apa ah, tidak, kami
menghargai semua yang Bapak letakkan di dalam pohon untuk kami.
Salam hormat, Jeremy Atticus Finch."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dia tak akan tahu siapa dirimu kalau kau memakai nama seperti itu, Jem."
Jem mencoret namanya dan menulis, "Jem Finch." Aku menulis, "Jean
Louise Finch (Scout)," di bawahnya. Jem memasukkan surat itu ke dalam
amplop.
Keesokan harinya, dalam perjalanan ke sekolah, dia berlari mendahuluiku
dan berhenti di pohon. Jem mendapatiku berada di hadapannya ketika dia
mendongak, dan kulihat wajahnya memucat. "Scout!"
Aku segera menghampirinya.
Seseorang telah menutup ceruk kami dengan semen.
"Jangan menangis, Scout ... jangan menangis, jangan khawatir" dia
menggumam padaku sepanjang perjalanan ke sekolah.
Saat pulang makan malam, Jem segera melahap makanannya, lari ke teras,
dan berdiri di tangga. Aku mengikutinya. "Belum lewat," katanya.
Keesokan harinya, Jem berjaga lagi dan mendapatkan keinginannya.
"Halo, Mr. Nathan," katanya.
"Pagi, Jem, Scout," kata Mr. Radley sambil lewat.
"Mr. Radley," kata Jem. Mr. Radley berbalik.
"Mr. Radley, ah apakah Anda yang menutup ceruk pada pohon di sana itu
dengan semen?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ya," katanya. "Aku yang menutupnya."
"Kenapa, Sir?"
"Pohon itu sekarat. Kalau sakit, lubang-lubangnya harus diisi semen.
Mestinya kamu tahu itu,
Jem."
Jem tidak mengatakan apa-apa lagi tentang hal itu sampai menjelang
malam. Ketika melewati pohon kami, dia menepuk bagian yang ditutup
semen sambil merenung, dan terus tenggelam dalam pikir-annya.
Tampaknya suasana hatinya sedang buruk, jadi aku menjaga jarak.
Seperti biasa, sore itu kami menyambut Atticus saat dia pulang kerja.
Ketika kami sampai di tangga, Jem berkata, "Atticus, lihatlah ke sana ke
pohon itu, tolong, Sir." "Pohon apa, Nak?"
"Yang di pojok tanah Radley dekat sekolah." "Ada apa?"
"Apa benar pohon itu sedang sekarat?"
"Sepertinya tidak, Nak, menurutku tidak. Lihat daunnya, semuanya hijau
dan rimbun, tak ada gerombolan cokelat di mana pun"
"Sakit pun tidak?"
"Pohon itu sesehat dirimu, Jem. Kenapa?" "Kata Mr. Nathan Radley, pohon
itu sedang sekarat."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mungkin saja iya. Aku yakin Mr. Radley lebih mengenal pohon miliknya
daripada kita."
Atticus meninggalkan kami di teras. Jem bersandar pada pilar,
menggosokkan bahunya.
"Punggungmu gatal, Jem?" tanyaku sesopan mungkin. Dia tak menjawab.
"Ayo masuk, Jem," kataku.
"Nanti saja."
Dia berdiri di situ hingga malam tiba, dan aku
menunggunya. Ketika kami masuk ke rumah, kulihat dia habis menangis;
wajahnya seperti orang yang habis menangis, tetapi kupikir, aneh juga aku
tak mendengarnya.
Delapan
Untuk alasan-alasan yang tak bisa dipahami oleh peramal-peramal paling
berpengalaman di Maycomb County, musim gugur pada tahun itu berubah
menjadi musim dingin. Selama dua minggu, kami merasakan cuaca
terdingin sejak 1885, kata Atticus. Kata Mr. Avery, pada Prasasti Rosetta
tertulis bahwa jika anak-anak tidak mematuhi orang-tuanya, mengisap
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
rokok, dan terus bertengkar, musim akan berubah: aku dan Jem dibebani
rasa bersalah karena turut menyumbang penyebab terjadinya
penyimpangan alam, yang menimbulkan ketidak bahagiaan bagi para
tetangga kami dan ketidanya-manan bagi diri kami sendiri.
Mrs. Radley tua meninggal pada musim dingin itu, tetapi kematiannya
hampir tidak menimbulkan pengaruh para tetangga jarang melihatnya,
kecuali saat dia menyiram bunga kananya. Aku dan Jem memutuskan
bahwa Boo akhirnya membunuhnya, tetapi ketika Atticus kembali dari
rumah Radley, katanya Mrs. Radley meninggal karena penyakit; hal ini
membuat kami kecewa.
"Ayo tanyakan," bisik Jem.
"Kau saja yang tanya, kau kan lebih tua."
"Justru itu, mestinya kau yang tanya."
"Atticus," kataku, "apa Mr. Arthur ada di situ?"
Atticus memandangku dengan tegas melalui korannya, "Tidak."
Jem mencegahku bertanya lebih lanjut. Katanya, Atticus masih sensitif soal
hubungan kami dan keluarga Radley, dan mendesaknya bukanlah
tindakan bijak. Jem merasa bahwa Atticus menganggap kegiatan yang kami
lakukan pada malam musim panas lalu tidak hanya sekadar strip poker.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem tak punya dasar yang jelas untuk membuktikan perasaannya, katanya
ini hanya sekadar firasat.
Keesokan paginya aku bangun, melihat keluar jendela, dan hampir mati
ketakutan. Jeritanku mendatangkan Atticus yang sedang berada di kamar
mandi, baru setengah bercukur.
"Dunia mau kiamat, Atticus! Lakukan sesuatu!" Aku menyeretnya ke
jendela dan menunjuk.
"Dunia tidak kiamat," katanya. "Itu hujan salju."
Jem bertanya kepada Atticus apakah hujannya akan berlangsung lama. Jem
juga belum pernah melihat salju, tetapi tahu apa sebenarnya salju itu. Kata
Atticus, dia tak tahu lebih banyak tentang salju daripada Jem. "Tapi,
kurasa, kalau saljunya berair seperti itu, hujan salju ini lama-lama menjadi
hujan biasa."
Telepon berdering dan Atticus meninggalkan sarapannya untuk menjawab.
"Tadi itu Eula May," katanya ketika kembali. "Aku mengutip ucapannya
'Karena belum pernah turun salju di Maycomb County sejak 1885, hari ini
sekolah Dillburkan.'"
Eula May adalah operator telepon yang paling
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
populer di Maycomb. Dia dipercayai untuk menyampaikan pengumuman
pada masyarakat, undangan pernikahan, menyalakan sirene kebakaran,
dan memberikan petunjuk pertolongan pertama jika Dr. Reynolds sedang
pergi.
Ketika akhirnya Atticus berhasil menenangkan kami dan menyuruh kami
memusatkan perhatian pada sarapan kami daripada keluar jendela, Jem
bertanya, "Bagaimana caranya membuat boneka salju?"
"Aku tak tahu sama sekali," kata Atticus. "Aku tak ingin mengecewakan
kalian, tetapi aku ragu saljunya akan cukup lengket untuk dijadikan bola
salju sekalipun."
Calpurnia masuk dan mengumumkan bahwa menurutnya salju di luar
cukup lengket. Ketika kami berlari ke halaman belakang, tanah telah
tertutupi lapisan tipis salju basah.
"Kita tak boleh berjalan-jalan di atasnya," kata Jem. "Lihat, setiap
langkahmu membuang salju sia-sia."
Aku menoleh untuk mengamati jejak kakiku pada salju yang lunak. Kata
Jem, kalau kami menunggu sampai salju turun lebih banyak, kami bisa
mengumpulkannya untuk membuat boneka salju. Aku menjulurkan lidah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dan menangkap sekeping besar salju. Lidahku rasanya terbakar. "Jem,
saljunya panas!"
"Bukan, tapi saking dinginnya, jadi terasa membakar. Jangan dimakan,
Scout, kamu menyia-nyia-kannya. Biarkan saljunya turun."
"Tapi aku ingin jalan-jalan di situ."
"Aku tahu! Kita ke rumah Miss Maudie saja." Jem melompat-lompat
melintasi halaman depan. Aku mengikuti jejaknya. Waktu kami berada di
trotoar depan rumah Miss Maudie, Mr. Avery meng-adang kami. Wajahnya
merah muda dan perutnya yang buncit tertekan oleh sabuknya.
"Lihat kan hasil perbuata kalian?" katanya. "Sejak peristiwa Appomattox,
belum pernah turun salju di Maycomb. Gara-gara anak nakal seperti
kalian, musim jadi berubah."
Aku bertanya-tanya apakah Mr. Avery tahu, betapa pada musim panas lalu
kami mengintai dengan penuh harap agar dia mengulangi
pertunjukannya, dan aku berpikir, kalau hujan salju ini ganjaran untuk
kenakalan kami, berbuat dosa sepertinya boleh juga. Aku tak bertanya-
tanya dari mana statistika meteorologis Mr. Avery berasal: datangnya
langsung dari Prasasti Rosetta.
"Jem Finch, hei, Jem Finch!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Miss Maudie memanggilmu, Jem."
"Kalian tetaplah berdiri di tengah halaman. Di dekat teras ada tanaman
thrift yang terkubur salju. Jangan diinjak!"
"Ya, Ma'am!" seru Jem. "Bukankah cuacanya indah, Miss Maudie?"
"Indah apanya! Kalau malam ini udara membeku, azaleaku akan hancur!"
Sunhat topi dengan pinggir lebar untuk menutupi kepala dan leher dari
sengatan sinar matahari usang Miss Maudie berkilau dengan kristal salju.
Dia sedang membungkuk, membungkus semak-semak
kecil dengan karung goni. Jem bertanya untuk apa dia berbuat begitu.
"Supaya tanaman ini tetap hangat," katanya.
"Bagaimana bunga tetap hangat? Bunga kan tak punya darah."
"Aku tak bisa menjawab pertanyaan itu, Jem Finch. Yang kutahu hanyalah
bahwa kalau malam ini udara membeku, tanaman ini akan membeku, jadi
aku harus membungkusnya. Jelas?"
"Ya, Ma'am. Miss Maudie?"
"Apa, Nak?"
"Bolehkah aku dan Scout meminjam sebagian saljumu?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Demi surga, ambil saja semua! Ada keranjang persik tua di kolong rumah,
angkut saja dengan itu." Mata Miss Maudie menyipit. "Jem Finch, hendak
kamu apakan saljuku?"
"Lihat saja nanti," kata Jem, dan kami memindahkan salju sebanyak
mungkin dari halaman Miss Maudie ke halaman kami dalam sebuah
operasi yang basah dan berlumpur.
"Kita mau membuat apa, Jem?" tanyaku.
"Lihat saja nanti," katanya. "Sekarang, ambil keranjangnya dan angkut ke
sini semua salju yang bisa kaukumpulkan dari halaman belakang. Jangan
lupa jalan di atas jejak yang sudah ada ya," dia memperingatkan.
"Apa kita mau bikin boneka salju bayi, Jem?"
"Bukan, boneka salju betulan. Kita harus bekerja keras."
Jem berlari ke halaman belakang, mengambil
cangkul kebun, dan mulai menggali dengan cepat di belakang tumpukan
kayu, menimbun cacing-cacing yang ditemukannya di satu sisi. Dia masuk
ke rumah, kembali dengan membawa keranjang cucian, mengisinya
dengan tanah, lalu membawanya ke halaman depan.
Ketika kami sudah punya lima keranjang tanah dan dua keranjang salju,
Jem berkata bahwa kami sudah siap untuk memulai.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tapi kan semua ini kelihatannya acak-acakan?" tanyaku.
"Sekarang kelihatannya acak-acakan, tapi nanti tidak," katanya.
Jem meraup tanah, menepuk-nepuknya hingga menjadi sebuah gundukan,
lalu menambahkan se-raup tanah lagi, dan seraup lagi sampai dia
mendapatkan sebentuk tubuh.
"Jem, aku belum pernah dengar ada boneka salju nigger," kataku.
"Dia tak akan lama berwarna hitam," dengusnya. Jem memungut beberapa
ranting pohon persik dari halaman belakang, menjalinnya, dan membeng-
kokkannya menjadi tulang lalu melapisinya dengan tanah.
"Mirip Miss Stephanie Crawford yang sedang berkacak pinggang," kataku.
"Gendut di tengah dan lengannya kecil kurus."
"Kubuat lebih besar." Jem menyiramkan air pada boneka lumpur dan
menambahkan tanah. Dia memandanginya sambil berpikir sejenak, lalu
membentuk perut besar di bawah garis pinggang boneka.
Jem menoleh padaku, matanya berbinar-binar, "Mr. Avery bentuknya agak
mirip boneka salju, kan?"
Jem meraup salju dan mulai melapisi boneka itu. Dia hanya mengizinkan
aku melapisi bagian belakang, mengerjakan sendiri bagian yang bisa
Dillhat umum. Perlahan-lahan, Mr. Avery menjadi putih.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dengan menggunakan potongan kayu untuk mata, hidung, mulut, dan
kancing baju, Jem berhasil membuat Mr. Avery tampak murka. Setangkai
kayu bakar melengkapi bonekanya. Jem melangkah ke belakang dan
mengamati ciptaannya.
"Bagus sekali, Jem," kataku. "Dia kelihatannya hampir-hampir bisa bicara."
"Iya, ya?" katanya malu-malu.
Karena kami tak sabar menunggu Atticus pulang untuk makan malam,
kami meneleponnya dan berkata bahwa kami punya kejutan besar
untuknya. Dia tampak terkejut ketika melihat sebagian besar halaman
belakang berpindah ke halaman depan, tetapi dia memuji pekerjaan kami.
"Tadi aku tak tahu bagaimana kau akan melakukannya," katanya kepada
Jem, "tetapi mulai sekarang, aku tak akan pernah mengkhawatirkan kau
akan jadi seperti apa kelak, Nak, kau selalu punya ide."
Telinga Jem memerah karena pujian Atticus, tetapi dia mendongak tajam
ketika Dillhatnya Atticus melangkah mundur. Atticus memicingkan mata
pada boneka salju itu beberapa saat. Dia menyeringai, lalu tertawa. "Nak,
aku tak tahu kelak kau akan jadi apa insinyur, pengacara, atau pelukis
potret. Kau hampir bisa dituduh melakukan penghinaan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
terhadap seseorang di halaman depan kita. Kita harus menyamarkan
teman kita ini."
Atticus menyarankan Jem mengurangi sedikit bagian depan ciptaannya itu,
menukar kayu bakar dengan sapu, dan memakaikan celemek.
Jem menjelaskan bahwa kalau saran Atticus itu dijalankan, boneka saljunya
akan berlumpur dan tak akan jadi boneka salju lagi.
"Aku tak peduli apa yang akan kaulakukan, asalkan kau berbuat sesuatu,"
kata Atticus. "Kau tak boleh membuat karikatur para tetangga begitu saja."
"Ini bukan karaktertur," kata Jem. "Cuma mirip saja."
"Mr. Avery mungkin tak akan berpikir gitu." "Aku tahu!" kata Jem. Dia
berlari menyeberang jalan, menghilang ke halaman belakang Miss Maudie,
dan kembali dengan penuh kemenangan. Dia memasang sunhat Miss
Maudie pada kepala boneka salju itu dan menjejalkan gunting tanaman
pada sikutnya. Kata Atticus, itu cukup.
Miss Maudie membuka pintu depannya dan keluar ke teras. Dia
memandang kami dari seberang. Mendadak dia menyeringai. "Jem Finch,"
panggilnya. "Kau anak nakal, kembalikan topiku, Nak!"
Jem memandang Atticus, yang menggeleng. "Dia cuma cerewet," katanya.
"Dia sangat terkesan dengan prestasimu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus berjalan ke trotoar Miss Maudie, lalu mengobrol asyik sambil
melambai-lambaikan tangan. Satu-satunya frasa yang terdengar olehku
adalah
"... mendirikan morfodit bagus di halaman! Atticus, kau tak akan bisa
membesarkan mereka dengan baik!"
Sorenya, hujan salju reda, suhu menukik turun, dan saat malam tiba,
ramalan terburuk Mr. Avery pun terwujud: Calpurnia menyalakan setiap
perapian di dalam rumah, tetapi kami masih saja kedinginan. Saat Atticus
pulang malam itu, dia berkata bahwa kami harus siap-siap menderita, dan
bertanya kepada Calpurnia apakah dia mau tinggal bersama kami malam
itu. Calpurnia memandang langit-langit tinggi dan jendela-jendela panjang
di rumah kami lalu berkata bahwa sepertinya dia akan merasa lebih hangat
di rumahnya. Atticus mengantarkannya pulang dengan mobil.
Sebelum aku tidur, Atticus menambahkan batu bara dalam perapian di
kamarku. Katanya, termometer menunjukkan angka enam belas, bahwa ini
malam terdingin sepanjang ingatannya, dan bahwa boneka salju kami di
luar padat membeku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Rasanya baru beberapa menit, ketika seseorang membangunkanku dengan
mengguncang tubuhku. Baju hangat Atticus diselimutkan ke badanku.
"Sudah pagi lagi?" "Sayang, bangun."
Atticus menyodorkan mantel mandi dan jaketku. "Kenakan mantelmu
dulu," katanya.
Jem berdiri di samping Atticus, tampak bingung dan kusut. Dia
mencengkeram bagian leher jaketnya dan memasukkan tangan lainnya ke
saku. Dia tampak aneh, sepertinya tiba-tiba badannya jadi ke-
gemukan.
"Cepat, Sayang," kata Atticus. "Ini sepatu dan kaus kakimu."
Dengan bingung, aku mengenakannya. "Apa sekarang sudah pagi?"
"Belum, baru jam satu lewat. Cepatlah." Akhirnya, kusadari bahwa suatu
hal buruk telah terjadi. "Ada apa?"
Pada saat itu, Atticus sudah tak perlu memberitahuku lagi. Seperti burung
yang tahu kapan hujan akan turun, aku pun tahu jika suatu masalah telah
terjadi di lingkungan kami. Suara selembut kain taffeta dan bunyi berisik
yang teredam menjalanku dengan kengerian tanpa daya. "Rumah siapa?"
"Rumah Miss Maudie, Sayang," kata Atticus lembut.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Di pintu depan, kami melihat api menyeruak dari jendela ruang makan
Miss Maudie. Seolah-olah menegaskan apa yang kami lihat, sirene
kebakaran meraung, dengan nada meninggi lantang, menjerit.
"Rumah itu terbakar habis, ya?" Jem merintih.
"Sepertinya begitu," kata Atticus. "Sekarang dengarlah, kalian berdua.
Pergilah ke depan Radley Place dan berdiri di sana. Jangan menghalangi
jalan, mengerti? Kalian bisa melihat ke arah mana angin bertiup?"
"Oh," kata Jem. "Atticus, apa kita harus mulai memindahkan perabot
keluar?"
"Belum, Nak. Turuti kataku. Larilah ke sana. Jaga Scout, ya. Jangan sampai
dia lepas dari per-
hatianmu."
Atticus mendorong kami agar berjalan ke arah gerbang depan Radley.
Kami berdiri menyaksikan jalanan terisi orang dan mobil, sementara api
melahap rumah Miss Maudie tanpa suara. "Kenapa mereka tak cepat-cepat,
kenapa mereka tak bergegas gumam Jem.
Kami melihat alasannya. Truk kebakaran yang sudah tua, rusak karena
cuaca dingin, sedang didorong dari kota oleh sekelompok orang. Ketika
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
selang disambungkan ke pipa air, selang itu meletus dan air menyemprot
ke atas, mengalir ke trotoar. "Ohh Tuhan, Jem ..."
Jem merangkulku, "Sst, Scout," katanya. "Belum waktunya kita khawatir.
Akan kuberi tahu kalau sudah waktunya."
Para lelaki Maycomb, berpakaian seadanya, mengangkuti perabot dari
rumah Miss Maudie ke halaman di seberang jalan. Aku melihat Atticus
mengangkut kursi goyang kayu ek yang berat milik Miss Maudie, dan
berpikir betapa baiknya dia menyelamatkan benda yang paling berharga
bagi Miss Maudie itu.
Kadang, kami mendengar teriakan. Lalu, wajah Mr. Avery muncul di
jendela atas. Dia mendorong kasur keluar jendela menuju jalan dan
melempar perabot sampai orang-orang berseru, "Turunlah, Dick!
Tangganya akan roboh! Keluarlah, Mr. Avery!" Mr. Avery mulai memanjat
keluar jendela. "Scout, dia terjepit ..." Jem berbisik. "Oh Tuhan
Mr. Avery terjepit ketat. Aku membenamkan kepala di bawah lengan Jem
dan tidak mampu melihat lagi sampai Jem berseru. "Dia bisa melepaskan
diri, Scout! Dia tidak apa-apa!"
Aku mendongak dan melihat Mr. Avery melintasi teras atas. Dia
menjulurkan kakinya melompati pagar dan meluncur menuruni pilar, lalu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
jatuh tergelincir. Dia jatuh, menjerit, dan menimpa semak di halaman Miss
Maudie.
Tiba-tiba aku menyadari bahwa orang-orang sedang menjauhi rumah Miss
Maudie, menyusuri jalan ke arah kami. Mereka tak lagi mengangkuti
perabot. Api sudah jauh memasuki lantai dua dan melahap rumah itu
sampai ke atap: kerangka jendela tampak hitam mengelilingi Jingganya api
yang menyala-nyala.
"Jem, jadi mirip labu" "Scout, lihat!"
Asap berarak ke rumah kami dan rumah Miss Rachel layaknya kabut dari
tepi sungai, dan orang-orang menariki selang-selang ke arah itu. Di
belakang kami, truk pemadam kebakaran dari Abbott-sville meraung
mengitari tikungan dan berhenti di depan rumah kami.
"Bukunya kataku. "Apa?" kata Jem.
"Buku Tom Swift itu, itu bukan punyaku, itu punya Dill ...."
"Jangan khawatir, Scout, belum waktunya kita khawatir," kata Jem. Dia
menunjuk. "Lihat ke sana." Di antara kerumunan tetangga, Atticus berdiri
sambil membenamkan tangannya dalam saku jaket. Sikapnya sama seperti
saat dia sedang menonton pertandingan football. Miss Maudie berdiri di
sampingnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Lihat, Atticus juga belum khawatir," kata Jem.
"Kenapa dia tak naik ke salah satu rumah?"
"Dia terlalu tua, bisa-bisa lehernya patah."
"Apa sebaiknya kita memintanya mengeluarkan barang-barang kita?"
"Sebaiknya kita tidak mengganggu dia, dia pasti tahu kapan waktu yang
tepat," kata Jem.
Truk pemadam kebakaran Abbottsville mulai memompa air ke rumah
kami; seorang lelaki yang berdiri di atap menunjuk ke tempat-tempat yang
paling membutuhkannya. Aku menyaksikan Morfodit Bagus kami
menghitam dan roboh; sunhat Miss Maudie mendarat di atas
onggokannya. Gunting tanamannya tak terlihat lagi. Di antara rumah
kami, rumah Miss Rachel, dan rumah Miss Maudie yang panas membara,
para lelaki sudah lama menanggalkan jaket dan mantel mandi. Mereka
bekerja dengan mengenakan kemeja piama dan kaus yang diselipkan pada
celana, tetapi aku mulai menyadari bahwa aku perlahan-lahan membeku di
tempatku berdiri. Jem mencoba membuatku tetap hangat, tetapi lengannya
saja tidak cukup. Aku melepaskan diri darinya dan mencengkeram
bahuku. Dengan melompat-lompat kecil, aku dapat merasakan kakiku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Satu lagi truk pemadam kebakaran muncul dan berhenti di depan rumah
Miss Stephanie Crawford. Tak ada pipa air untuk satu selang lagi, dan
orang-
?rang mencoba membasahi rumah itu dengan tabung pemadam
kebakaran kecil.
Atap aluminium Miss Maudie memadamkan api. Dengan bergemuruh,
rumah itu runtuh; api memancar ke mana-mana, diikuti dengan tebaran
selimut dari orang-orang yang berada di atap rumah tetangga, memukuli
bunga api dan bongkahan kayu yang membara hingga padam.
Subuh menjelang ketika orang-orang mulai beranjak, mula-mula satu per
satu, lalu berkelompok. Mereka mendorong truk kebakaran Maycomb
kembali ke kota; truk Abbottsville kembali ke pangkalannya, truk ketiga
tetap tinggal. Kami mengetahui keesokan harinya bahwa truk itu berasal
dari Clark's Ferry, enam puluh mil dari sini.
Aku dan Jem menyelinap ke seberang jalan. Miss Maudie sedang menatap
lubang hitam berasap di halamannya, dan Atticus menggeleng untuk
memberi tahu kami bahwa Miss Maudie sedang tidak ingin diajak bicara.
Atticus membimbing kami pulang, merangkul bahu kami untuk
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menyeberangi jalan yang penuh es. Katanya, Miss Maudie akan menginap
di rumah Miss Stephanie untuk sementara.
"Ada yang mau cokelat panas?" tanyanya. Badanku gemetar ketika Atticus
menyalakan kompor.
Selagi kami minum cokelat panas, aku melihat Atticus memandangiku,
pertama dengan rasa ingin tahu, lalu dengan ketegasan. "Bukankah aku
menyuruh kau dan Jem tetap berdiri di tempat itu?" katanya.
"Kami di sana, kok. Kami tetap"
"Lalu, selimut siapa itu?" "Selimut?"
"Ya, Nak, selimut. Itu bukan milik kita." Aku melihat ke bawah dan ternyata
aku menggenggam selimut wol cokelat yang tersampir di bahuku, seperti
perempuan Indian.
"Atticus, aku tak tahu, Sir ... aku" Aku menoleh kepada Jem untuk meminta
jawaban, tetapi Jem malah lebih bingung daripadaku. Katanya, dia tak tahu
bagaimana tiba-tiba bisa ada selimut, kami benar-benar menuruti perintah
Atticus, kami berdiri di samping gerbang Radley, jauh dari semua orang,
kami tidak bergerak seinci pun Jem berhenti.
"Mr. Nathan ada di tempat kebakaran," dia meracau. "Aku melihat dia, aku
lihat, dia sedang menarik-narik kasur Atticus, aku sumpah ..."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tak apa-apa, Nak." Atticus menyeringai perlahan. "Sepertinya malam ini
seluruh penduduk Maycomb keluar rumah. Jem, rasanya ada kertas
pembungkus di lemari. Ambillah dan kita akan"
"Atticus, jangan, Sir!" Jem sepertinya sudah kehilangan akal. Dia mulai
menyemburkan seluruh rahasia kami, sama sekali tidak memedulikan
keamanan posisiku, apa lagi keamanannya, dia tak meninggalkan satu hal
pun, ceruk, celana, semuanya.
"... Mr. Nathan menutup pohon itu dengan semen, Atticus, dan itu
dilakukannya agar kami tak menemukan barang-barang sepertinya dia
memang gila, seperti orang bilang, tapi Atticus, aku ber-
sumpah demi Tuhan, dia belum pernah menyakiti kami, dia belum pernah
mencederai kami, dia bisa saja menggorok leherku dari telinga ke telinga
malam itu, tetapi dia malah berusaha menjahitkan celanaku ... dia tak
pernah menyakiti kami, Atticus"
Atticus berkata, "Tunggu, Nak," begitu lembut sehingga aku merasa sangat
lega. Kelihatannya dia tak mengerti satu kata pun yang diucapkan Jem
karena yang dikatakan Atticus hanyalah, "Kau benar. Lebih baik kita
rahasiakan cerita dan selimut ini di antara kita saja. Suatu hari nanti,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mungkin, Scout bisa mengucapkan terima kasih padanya untuk
menyelimutinya."
"Berterima kasih pada siapa?" tanyaku.
"Boo Radley. Kau begitu sibuk menonton kebakaran sehingga kau tak tahu
waktu dia menyelimuti tubuhmu."
Perutku rasanya mencair dan aku hampir muntah ketika Jem
menyodorkan selimut itu dan beringsut mendekatiku. "Dia menyelinap
keluar dari rumah berbalik menyelinap masuk lagi ke rumah, dia yang
melakukannya!"
Atticus berkata datar, "Jangan sampai kejadian ini mengilhamimu untuk
bertingkah lagi, Jeremy."
Jem merengut, "Aku tak melakukan apa-apa padanya," tetapi aku melihat
percik petualangan baru memadam di matanya. "Coba pikir, Scout,"
katanya, "andai kau berbalik, kau pasti bisa melihat dia."
Calpurnia membangunkan kami pada tengah hari. Atticus sudah
memberitahunya bahwa kami ti-
dak perlu bersekolah hari itu, kami tak bisa belajar apa-apa kalau tidak
tidur. Calpurnia menyuruh kami mencoba membersihkan halaman depan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sunhat Miss Maudie tergeletak dilapisi es tipis, seperti lalat yang terfosil
dalam batu ambar, dan kami harus menggali tanah untuk mendapatkan
gunting tanaman. Kami menemukan Miss Maudie di halaman
belakangnya, memandangi rumpun azalea yang gosong dan beku.
"Kami mengembalikan barang-barangmu, Miss Maudie," kata Jem. "Kami
ikut menyesal."
Miss Maudie memandang sekeliling, dan bayangan seringai khasnya
melintasi wajahnya. "Memang sejak dulu aku ingin rumah yang lebih kecil,
Jem Finch. Halamannya jadi lebih luas. Bayangkan, aku akan punya lebih
banyak tempat untuk azaleaku sekarang!"
"Anda tidak sedih, Miss Maudie?" tanyaku, kaget. Kata Atticus, hanya
rumah itulah harta miliknya.
"Sedih, Nak? Mengapa harus sedih? Aku membenci kandang sapi tua itu.
Sudah ratusan kali aku terpikir untuk membakarnya sendiri, tapi aku bisa-
bisa dipenjara."
"Tapi"
"Tak usah mencemaskan aku, Jean Louise Finch. Ada banyak cara yang
belum kauketahui untuk melakukan sesuatu. Aku bisa membangun rumah
kecil dan menerima dua pengontrak kamar dan wah, aku akan memiliki
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
halaman tercantik di Alabama. Halaman keluarga Bellingrath akan
kelihatan menge-
naskan kalau aku sudah mulai!"
Aku dan Jem saling memandang. "Kenapa bisa sampai terjadi kebakaran,
Miss Maudie?" tanyanya.
"Tak tahu, Jem. Mungkin cerobong asap di dapur. Tadi malam aku
menyalakan api di sana untuk menghangatkan tanamanku yang ada
dalam pot. Kudengar kau bertemu teman tak terduga tadi malam, Miss
Jean Louise."
"Dari mana Anda tahu?"
"Atticus memberitahuku ketika dia akan berangkat ke kota tadi pagi. Jujur
saja, aku juga ingin berada bersamamu waktu itu. Dan tentunya aku akan
cukup pintar untuk berbalik."
Miss Maudie membuatku bingung. Meskipun hampir seluruh benda
miliknya habis terbakar dan halaman kesayangannya kacau-balau, dia
masih menaruh perhatian besar pada urusanku dan Jem.
Rupanya dia melihat kebingunganku. Katanya, "Satu-satunya yang
membuatku cemas tadi malam adalah bahaya dan kehebohan yang
diakibatkannya. Seluruh lingkungan ini bisa saja terbakar. Mr. Avery harus
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
istirahat di tempat tidur selama seminggu dia benar-benar terbakar. Dia
terlalu tua untuk melakukan hal-hal seperti itu dan aku sudah bilang
padanya. Kalau urusanku sudah beres dan kalau Stephanie Crawford
sedang lengah, aku akan segera membuatkan kue Lane untuk Mr. Avery. Si
Stephanie sudah tiga puluh tahun mengincar resepku, dan kalau dia pikir
resep itu akan kuberikan kepadanya hanya karena aku menginap di
rumahnya, dia harus berpikir lagi."
Kupikir jika Miss Maudie menyerah dan memberikan resep itu, Miss
Stephanie tetap saja tak akan bisa mengerjakannya. Miss Maudie pernah
menunjukkan resep itu padaku: di antaranya, resep itu membutuhkan
secangkir besar gula.
Hari masih siang. Udaranya sangat dingin dan cerah, dan kami mendengar
jam di gedung pengadilan berdentang, lalu menimbulkan serangkaian
bunyi bising sebelum menunjukkan waktu. Warna hidung Miss Maudie
belum pernah kulihat sebelumnya, dan aku menanyakannya.
"Aku sudah di luar sini sejak jam enam," katanya. "Mestinya sudah
membeku sekarang." Dia mengangkat tangan. Jaringan kecil yang keriput
malang melintang di telapaknya, cokelat karena tanah dan darah kering.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tanganmu jadi rusak," kata Jem. "Mengapa tidak mencari orang Negro
saja?" Tak ada nada ingin menolong dalam suaranya ketika dia
menambahkan, "Atau aku dan Scout, kami bisa bantu."
Kata Miss Maudie, "Terima kasih, Nak, tetapi kau juga punya pekerjaan di
sana." Dia menunjuk halaman kami.
"Maksud Anda, Morfodit itu?" tanyaku. "Ah, itu bisa kami rapikan dengan
cepat."
Miss Maudie menatapku, bibirnya bergerak tanpa suara. Tiba-tiba dia
meletakkan tangannya di kepala dan berseru dengan semangat. Ketika
kami meninggalkannya, dia masih tergelak.
Kata Jem, dia tak tahu apa yang salah dengan Miss Maudie memang seperti
itulah Miss Maudie.
Sembilan
Hei, tarik kembali kata-katamu!" Perintah yang kuberikan kepada Cecil
Jacobs ini, adalah awal masa sulit bagiku dan Jem. Tanganku terkepal dan
aku siap mengayunkannya. Atticus pernah berjanji bahwa dia akan
memukulku kalau mendengar aku berkelahi lagi; aku sudah terlalu tua dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
terlalu besar untuk hal kekanak-kanakan seperti itu, dan lebih cepat aku
belajar menahan diri, keadaan akan lebih baik bagi semua orang. Aku
langsung melupakannya.
Cecil Jacobs membuatku lupa. Sehari sebelumnya, dia mengumumkan di
halaman sekolah bahwa ayah Scout Finch membela orang nigger. Aku
menyangkalnya, tetapi memberi tahu Jem.
"Apa maksudnya, berkata seperti itu?" tanyaku. "Bukan apa-apa," kata Jem.
"Tanya saja Atticus, dia akan memberitahumu."
"Apakah kau membela nigger, Atticus?" tanyaku padanya malam itu.
"Tentu saja iya. Jangan bilang nigger, Scout. Tidak sopan."
"Itu yang dibilang semua orang di sekolah." "Mulai saat ini, semua orang
kecuali satu" "Kalau kau tak mau aku berbicara seperti itu, kenapa aku
disuruh bersekolah?"
Ayahku memandangku lembut, rasa geli ter-
sirat di matanya. Meskipun kami sudah berkompromi, aksiku untuk
menghindari sekolah berlangsung dalam berbagai bentuk sejak mengecap
hari pertama sekolah: pada awal September aku menyampaikan berbagai
keluhan tentang pingsan, pusing, dan sakit perut. Aku bahkan membayar
lima sen pada anak lelaki kepala koki Miss Rachel, yang terjangkit
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
cacingan, supaya mengizinkanku menggosokkan kepalaku pada kepalanya.
Aku tidak tertular.
Tetapi, aku mencemaskan hal lain. "Apakah semua pengacara membela n-
orang Negro, Atticus?" "Tentu saja, Scout."
"Lalu, kenapa Cecil bilang kau membela nigger! Cara bicaranya seolah-olah
kau punya pabrik alkohol ilegal."
Atticus menghela napas. "Aku hanya membela seorang Negro namanya
Tom Robinson. Dia tinggal di permukiman kecil di seberang tempat
pembuangan sampah kota kita. Dia anggota gereja yang sama dengan
Calpurnia, dan Cal kenal baik dengan keluarganya. Katanya, mereka hidup
bersih. Scout, kau belum cukup besar untuk memahami beberapa hal,
tetapi warga kota berpendapat bahwa aku sebaiknya jangan berbuat
banyak untuk membela orang ini. Kasusnya memang unik baru akan
disidangkan musim panas nanti. John Taylor sudah cukup baik memberi
kami penundaan
"Kalau sebaiknya kau tidak membelanya, lalu kenapa kaubela?"
"Ada beberapa alasan," kata Atticus. "Alasan utamanya, kalau aku tidak
membelanya, aku tak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
akan bisa menegakkan kepalaku di kota ini, aku tak akan bisa mewakili
county ini dalam badan legislatif, aku bahkan tak bisa melarangmu atau
Jem melakukan sesuatu."
"Maksudmu, kalau kau tidak membela orang itu, aku dan Jem tak perlu
mematuhimu lagi?"
"Kira-kira begitu."
"Kenapa?"
"Karena aku tak bisa lagi meminta kalian me-matuhiku. Scout, karena
memang begitulah pekerjaannya, setiap pengacara sepanjang hidupnya
setidaknya mendapatkan satu kasus yang akan memengaruhinya secara
pribadi. Sepertinya, kasus inilah kasusku. Kau mungkin akan mendengar
omongan buruk tentang hal ini di sekolah, tetapi aku minta satu hal, kalau
kau mau: tegakkan kepalamu tinggi-tinggi dan tahan keinginanmu untuk
memukul. Apa pun yang dikatakan orang kepadamu, jangan dimasukkan
ke hati. Cobalah untuk melawan mereka dengan pemikiranmu ... sebaiknya
begitu, meskipun mereka akan terus melawan."
"Atticus, apakah kita akan menang?"
"Tidak, Sayang."
"Lalu, kenapa"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Hanya karena kita telah tertindas selama seratus tahun sebelum kita mulai
melawan, bukanlah alasan bagi kita untuk tidak berusaha menang."
"Bicaramu mirip Sepupu Ike Finch," kataku. Sepupu Ike Finch adalah satu-
satunya veteran Konfederasi yang masih hidup di Maycomb County.
Janggutnya menyerupai janggut Jenderal Hood, yang
sering dibanggakannya secara berlebihan. Paling sedikit sekali setahun,
Atticus, Jem, dan aku mengunjunginya dan aku harus mengecupnya.
Sungguh tidak menyenangkan. Aku dan Jem biasanya dengan sopan
mendengarkan percakapan Atticus dan Sepupu Ike yang mengulang-ulang
cerita tentang pengalaman perangnya. "Kuberi tahu ya, Atticus," Sepupu
Ike biasa berkata, "Kompromi Missou-rilah yang merugikan kita, tetapi
andai aku harus mengalaminya lagi, aku akan tetap menapakkan setiap
langkahku ke sana lalu kembali lagi seperti yang pernah kulakukan, lebih
dari itu, kita akan mengalahkan mereka kali ini ... nah, pada tahun 1864,
ketika Stonewall Jackson mampir maaf, aku salah anak-anak. Si Cahaya
Biru sudah di surga waktu itu, semoga Tuhan memberkati alis kudusnya ..."
"Kemarilah, Scout," kata Atticus. Aku merangkak ke dalam pangkuannya
dan meletakkan kepalaku di bawah dagunya. Dia memelukku dan
membuaiku lembut. "Kali ini berbeda," katanya. "Kali ini kita tidak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
melawan kaum Yankee, kita melawan teman-teman kita. Tapi ingat ini,
sepahit apa pun situasinya nanti, mereka masih teman kita dan tempat ini
tetap rumah kita."
Dengan mengingat perkataan Atticus, aku menghadapi Cecil Jacobs di
halaman sekolah keesokan harinya: "Hei, tarik kembali kata-katamu!"
"Coba saja paksa aku!" bentaknya. "Kata orang tuaku, ayahmu itu bikin
malu dan nigger itu seharusnya digantung di tangki air!"
Aku bersiap memukulnya, teringat perkataan
Atticus, lalu menurunkan kepalanku, dan pergi meninggalkannya.
Teriakan "Scout pengecut!" terngiang-ngiang di telingaku. Itulah pertama
kalinya aku meninggalkan perkelahian.
Entah mengapa, aku merasa, kalau aku berkelahi dengan Cecil, aku akan
mengecewakan Atticus. Atticus sangat jarang meminta aku dan Jem
melakukan sesuatu untuknya, jadi aku bisa menerima sebutan pengecut
demi dia. Aku merasa sangat mulia karena aku mengingat nasihatnya, dan
tetap merasa mulia selama tiga minggu. Lalu, Natal tiba dan bencana
menghantam.
Aku dan Jem menantikan Natal dengan perasaan campur aduk. Sisi
baiknya adalah pohon Natal dan Paman Jack Finch. Setiap Malam Natal,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kami menjemput Paman Jack di Persimpangan Maycomb, dan dia
melewatkan seminggu bersama kami.
Sisi buruknya menyangkut raut wajah Bibi Alexandra dan Francis yang
kaku.
Kukira aku harus menyertakan Paman Jimmy, suami Bibi Alexandra, tetapi
dia tak pernah mengucapkan sepatah kata pun padaku sepanjang
hidupku, kecuali mengatakan "Turun dari pagar" satu kali; aku tak pernah
melihat alasan untuk memerhatikannya. Begitu pula Bibi Alexandra.
Dahulu sekali, saat mereka masih akrab, Bibi dan Paman Jimmy
menghasilkan seorang putra bernama Henry,
yang meninggalkan rumah secepat dia bisa, menikah, dan menghasilkan
Francis. Henry dan istrinya menitipkan Francis di rumah orangtuanya
setiap Natal, lalu mencari kesenangan sendiri.
Meskipun telah menghela napas sebanyak yang kami mampu, kami tak
bisa membujuk Atticus untuk mengizinkan kami melewatkan hari Natal di
rumah. Kami pergi ke Finch's Landing setiap Natal sepanjang ingatanku.
Keahlian memasak Bibi Alexandra adalah kompensasi atas pemaksaan
melewatkan hari raya agama bersama Francis Hancock. Dia setahun lebih
tua dariku, dan aku menghindarinya berdasarkan prinsip: dia menikmati
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
segala sesuatu yang tak kusukai, dan dia terang-terangan tidak menyukai
hobiku.
Bibi Alexandra adalah adik Atticus, tetapi ketika Jem bercerita tentang
persaudaraan dan bayi yang tertukar, aku menjadi yakin bahwa Bibi
Alexandra tertukar sejak lahir, bahwa kakek-nenekku mungkin
mendapatkan seorang Crawford, bukan seorang Finch. Seandainya aku
pernah mengkhayalkan gunung-gunung, yang tampaknya membuat para
pengacara dan hakim terobsesi, Bibi Alexandra mungkin bisa disamakan
dengan Gunung Everest: sepanjang hidupku, dia dingin dan dia ada.
Ketika Paman Jack melompat turun dari kereta pada hari Malam Natal,
kami harus menunggu portir menyerahkan dua paket panjang kepadanya.
Sejak dulu, aku dan Jem merasa lucu kalau melihat Paman Jack mencium
pipi Atticus; hanya mereka berdualah lelaki yang pernah kami lihat saling
mencium. Paman
Jack berjabatan tangan dengan Jem dan mengayunku ke atas, tetapi tidak
cukup tinggi: Paman Jack sekepala lebih pendek daripada Atticus; si bayi
dalam keluarga Finch, dia lebih muda daripada Bibi Alexandra. Dia dan
Bibi Alexandra berwajah mirip, tetapi kesan yang ditimbulkan wajahnya
lebih baik: kami tak pernah curiga pada hidung dan dagunya yang tajam.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dia salah seorang dari sedikit ilmuwan yang tak pernah membuatku takut,
mungkin karena dia tak pernah bersikap seperti dokter. Ketika dia
melakukan pemeriksaan kecil padaku dan Jem, misalnya mengeluarkan
serpih kayu di kaki, dia memberi tahu kami apa persisnya yang akan dia
lakukan, memberi kami perkiraan seberapa besar rasa sakit yang akan
timbul, dan menjelaskan kegunaan setiap alat yang dipakainya. Pada suatu
hari Natal, aku bersembunyi di pojok, mengusap-usap kakiku yang
kemasukan serpih kayu bengkok, tak mengizinkan siapa pun mendekatiku.
Ketika Paman Jack berhasil menangkapku, dia membuatku tertawa-tawa
dengan menceritakan lelucon tentang seorang pendeta yang begitu
membenci pergi ke gereja sehingga setiap hari dia berdiri di depan gerbang
gereja dengan mengenakan jubahnya, mengisap pipa rokok, dan
menyampaikan khotbah sepanjang lima menit kepada siapa pun yang
menginginkan penghiburan spiritual, yang kebetulan melewatinya. Aku
menyela agar Paman Jack memberi tahu kapan dia akan mengeluarkan
serpih itu, tetapi dia menunjukkan serpih berdarah yang telah dicabutnya
dengan pinset itu dan
berkata bahwa dia mencabutnya saat aku tertawa; itulah yang namanya
relativitas.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Apa isi paketnya?" tanyaku padanya, menunjuk parsel panjang tipis yang
diserahkan portir.
"Bukan urusanmu," katanya. Kata Jem, "Apa kabar Rose Aylmer?" Rose
Aylmer adalah kucing Paman Jack, betina berwarna kuning yang cantik.
Kata Paman Jack, dia adalah salah satu dari sedikit perempuan yang dia
bisa tahan berdekatan dalam waktu lama. Dia merogoh saku jaketnya dan
mengeluarkan beberapa lembar foto. Kami mengaguminya.
"Dia makin gemuk," kataku.
"Memang semestinya. Dia makan semua sisa-sisa jari dan kuping yang
kudapatkan dari rumah sakit."
"Ah, itu pasti kebohongan brengsek," kataku. "Maaf?"
Kata Atticus, "Tak usah dipedulikan, Jack. Dia sedang mengujimu. Kata Cal,
sudah seminggu ini dia fasih menyumpah-nyumpah."
Paman Jack mengangkat alis dan tak mengatakan apa-apa. Aku berbuat
begini berdasarkan suatu teori samar, selain adanya daya pikat dalam
sumpah serapah seperti itu, jika Atticus tahu bahwa aku mempelajari kata-
kata itu di sekolah, dia tak akan memaksaku bersekolah lagi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Namun, pada acara makan malam itu, ketika aku meminta tolong padanya
untuk mengambilkan daging sialan, Paman Jack menudingku. "Temui aku
setelah ini, gadis muda," katanya.
Seusai makan malam, Paman Jack masuk ke ruang tamu dan duduk. Dia
menepuk pahanya agar aku duduk di pangkuannya. Aku menyukai bau
tubuhnya: aromanya seperti botol alkohol dan sesuatu yang manis
menyenangkan. Dia mengusap poniku dan memandangku. "Kau lebih
mirip Atticus daripada ibumu," katanya. "Kau juga sudah sedikit lebih
besar dari celanamu."
"Rasanya celanaku pas-pas saja."
"Kau suka mengucapkan kata-kata seperti sialan dan brengsek sekarang,
ya?" Kataku, sepertinya begitu.
"Yah, aku tak suka itu," kata Paman Jack, "kecuali ada yang memancing-
mancingmu untuk menggunakan kata-kata itu. Aku akan tinggal di sini
selama seminggu, dan aku tak ingin mendengar kata-kata seperti itu selagi
aku di sini. Scout, kau akan mendapat masalah kalau terus-terusan
mengucapkan kata-kata itu. Kau ingin tumbuh menjadi wanita terhormat,
kan?"
Aku bilang, tidak juga.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Pasti kau mau. Nah, ayo menghias pohon kita." Kami menghiasi pohon
sampai waktu tidur tiba, dan malam itu aku memimpikan dua paket
panjang untukku dan Jem. Keesokan paginya, aku dan Jem terjun
menyambarnya: hadiah itu dari Atticus, yang menyurati Paman Jack agar
membelikannya untuk kami, dan isinya memang apa yang kami minta.
"Jangan memainkannya di dalam rumah," kata Atticus, ketika Jem
membidik sebuah gambar di dinding.
"Kau harus mengajari mereka cara menembak," kata Paman Jack.
"Itu tugasmu," kata Atticus. "Aku lebih baik tidak ikut campur."
Atticus harus menggunakan suara ruang sidangnya untuk mengalihkan
kami dari pohon Natal. Dia tak mengizinkan kami membawa senapan
angin kami ke Landing (aku sudah mulai membayangkan menembak
Francis) dan berkata bahwa jika kami melakukan hal buruk sekali saja,
senapan itu akan disita selamanya.
Finch's Landing terdiri atas 366 anak tangga yang menuruni tebing dan
berujung di dermaga. Lebih hilir lagi, melewati tebing, terdapat sisa-sisa
kebun kapas tua, dahulu tempat orang-orang Negro yang bekerja untuk
keluarga Finch mengangkuti karung dan hasil panen, menurunkan
berblok-blok es, terigu dan gula, peralatan pertanian, dan pakaian-pakaian
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
wanita. Jalan dua arah merentang dari tepi sungai dan menghilang di
antara pepohonan gelap. Pada ujung jalan terdapat rumah putih berlantai
dua, dengan beranda yang mengitari kedua lantainya. Pada usia senja,
leluhur kami, Simon Finch, membangunnya untuk menyenangkan istrinya
yang suka menuntut; tetapi dengan adanya be-randa-beranda, rumah itu
tak lagi memiliki kemiripan dengan rumah biasa pada zaman itu.
Pengaturan di dalam rumah Finch menandakan ketulusan dan
kepercayaan mutlak Simon pada anak-anaknya.
Di lantai atas ada enam kamar tidur: empat untuk delapan anak
perempuan, satu untuk Wel-
come Finch, satu-satunya anak lelaki, dan satu untuk kerabat yang
bertamu. Cukup sederhana; tetapi kamar para gadis hanya dapat dicapai
dengan satu tangga, kamar Welcome dan kamar tamu hanya dengan
tangga yang lain. Tangga Para Gadis terletak di kamar orangtua mereka di
lantai dasar. Jadi, Simon selalu tahu pukul berapa putri-putrinya pulang
dan pergi pada malam hari.
Ada dapur yang terpisah dengan bagian rumah yang lain, yang menyatu
dengan rumah itu melalui jalan kayu yang sempit; di halaman belakang
terdapat lonceng berkarat yang tergantung di tiang, digunakan untuk
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
memanggil pekerja ladang atau mengirim sinyal bahaya; di atap rumah itu
terdapat bagian datar yang disebut Widow's Walk Jalan Janda meskipun
tak ada janda yang pernah berjalan di situ dari situ, Simon mengawasi
mandornya, mengamati kapal sungai, dan mengintip kehidupan para
pemilik tanah di sekitarnya.
Rumah itu menyimpan legenda umum tentang kaum Yankee penduduk
Amerika Serikat bagian utara: seorang anggota keluarga perempuan Finch,
yang baru bertunangan, menyembunyikan barang-barang simpanan
untuk pernikahannya agar tak dijarah perampok setempat; dia terjepit di
pintu menuju Tangga Para Gadis, lalu disiram air dan akhirnya didorong
hingga lepas. Ketika kami tiba di Landing, Bibi Alexandra mencium Paman
Jack, Francis mencium Paman Jack, Paman Jimmy berjabatan tangan tanpa
berkata-kata dengan Paman Jack, aku dan Jem memberikan hadiah kepada
Francis, yang
juga memberi kami hadiah. Jem yang bertingkah sok tua mendekati para
orang dewasa, meninggalkanku mengobrol dengan sepupu kami. Francis
berusia delapan tahun dan rambutnya tersisir rapi.
"Dapat hadiah Natal apa?" tanyaku sopan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Apa yang kuminta," katanya. Francis meminta celana selutut, tas kulit
warna merah, lima kemeja, dan dasi kupu-kupu yang belum diikat.
"Bagus," aku berbohong. "Aku dan Jem mendapat senapan angin, dan Jem
mendapat satu set perlengkapan kimia"
"Mainan, ya?"
"Bukan, set betulan. Dia mau membuatkanku tinta tak terlihat, dan aku
akan menyurati Dill dengan tinta itu."
Francis bertanya buat apa aku berbuat begitu.
"Apa kau tak bisa membayangkan wajahnya waktu dia mendapat surat
dariku yang tak berisi apa-apa? Dia pasti penasaran."
Mengobrol dengan Francis memberiku perasaan tenggelam perlahan-lahan
ke dasar samudra. Dia anak paling membosankan yang pernah kutemui.
Karena tinggal di Mobile, dia tak dapat mengadu-kanku ke pihak
berwenang sekolah, tetapi dia berhasil menceritakan segala sesuatu yang
diketahuinya kepada Bibi Alexandra, yang kemudian menumpahkan
kecemasannya kepada Atticus, yang kemudian melupakannya atau
memarahiku, yang mana pun yang sedang ingin dilakukannya. Tetapi,
sekali-kalinya aku pernah mendengar Atticus berbicara tajam kepada
orang lain adalah ketika aku mende-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
ngarnya berkata, "Tenanglah, aku berusaha semampuku dengan mereka!"
Kalimat itu muncul karena aku suka mengenakan overall.
Bibi Alexandra sangat gemar membahas pakaianku. Katanya, aku tak
mungkin bisa menjadi wanita terhormat kalau aku selalu memakai celana:
ketika kubilang aku tak bisa melakukan apa-apa kalau memakai rok, dia
berkata, aku memang semestinya tidak melakukan hal-hal yang
mengharuskanku mengenakan celana. Bayangan Bibi Alexandra mengenai
kegiatanku mencakup bermain dengan masak-masakan dan mengenakan
kalung Add-A-Pearl yang dihadiahkannya ketika aku lahir; lebih dari itu,
aku semestinya menjadi cahaya mentari dalam kehidupan ayahku yang
sunyi. Aku mengatakan, orang bisa saja menjadi cahaya mentari sambil
bercelana, tetapi Bibi Alexandra berkata bahwa seseorang harus
berperilaku seperti berkas cahaya, bahwa aku dilahirkan baik-baik, tetapi
tumbuh semakin buruk setiap tahun. Dia menyakiti perasaanku dan
membuatku selalu sebal, tetapi ketika aku menanyakan hal ini kepada
Atticus, dia berkata bahwa sudah ada cukup banyak cahaya matahari
dalam keluarga kami dan aku boleh melanjutkan kegiatanku, dia tidak
berkeberatan denganku yang seperti ini.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pada makan malam Natal, aku duduk di meja kecil di ruang makan; Jem
dan Francis duduk bersama orang-orang dewasa di meja makan. Bibi
Alexandra terus mengisolasiku, lama setelah Jem dan Francis lolos untuk
duduk di meja besar. Aku sering
bertanya-tanya, memangnya menurutnya apa yang akan kulakukan,
bangkit dan melemparkan sesuatu? Aku kadang terpikir untuk bertanya
padanya, jika dia mengizinkanku duduk di meja besar bersama mereka
semua sekali saja, aku akan membuktikan bahwa aku bisa bersikap
beradab; bukankah setiap hari aku makan di rumah tanpa ada kecelakaan
besar? Waktu aku memohon Atticus untuk memanfaatkan pengaruhnya,
katanya dia tak punya pengaruh kami tamu, dan kami duduk menurut
petunjuk tuan rumah. Dia juga berkata bahwa Bibi Alexandra tak banyak
mengerti anak perempuan karena dia tak pernah punya.
Tetapi, masakannya sebanding dengan semuanya: tiga jenis masakan
daging, sayuran khas musim panas dari rak makanan, acar pir, dua jenis
kue, dan ambrosia merupakan makan malam Natal sederhana. Setelahnya,
orang-orang dewasa pindah ke ruang tamu dan duduk-duduk
kekenyangan. Jem berbaring di lantai, dan aku ke halaman belakang.
"Pakai jaketmu," kata Atticus lirih, jadi aku tak mendengarnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Francis duduk di sampingku di tangga belakang. "Itu yang terbaik sampai
sekarang," kataku.
"Nenek pintar memasak," kata Francis. "Dia akan mengajariku."
"Anak lelaki tak boleh memasak." Aku cekikikan membayangkan Jem
mengenakan celemek.
"Kata Nenek, semua lelaki harus belajar memasak. Lelaki juga harus
berhati-hati menghadapi istri dan harus melayaninya kalau sedang sakit,"
kata
sepupuku.
"Aku tak ingin Dill melayaniku," kataku. "Aku lebih suka melayaninya."
"Dill?"
"Ya. Jangan bilang apa-apa dulu, tetapi kami akan menikah kalau kami
sudah cukup besar. Dia melamarku musim panas lalu."
Francis tertawa mengejek.
"Memangnya kenapa?" tanyaku. "Dia kan tak apa-apa."
"Maksudmu, si cebol yang kata Nenek menginap di rumah Miss Rachel
setiap musim panas?"
"Memang dia yang kumaksud."
"Aku tahu banyak tentang dia," kata Francis.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Memangnya dia kenapa?"
"Kata Nenek, dia tak punya rumah"
"Punya, dia tinggal di Meridian." "dia selalu berpindah-pindah dari
saudara ke saudara, dan Miss Rachel mendapat giliran menampungnya
setiap musim panas." "Francis, kau bohong!"
Francis menyeringai. "Kau memang kadang-kadang bodoh sekali, Jean
Louise. Rupanya kau tak tahu, ya?"
"Apa maksudmu?"
"Kalau Paman Atticus mengizinkanmu bermain dengan anjing liar, itu
urusannya, seperti kata Nenek, jadi bukan salahmu. Kurasa bukan salahmu
kalau Paman Atticus juga pencinta nigger, tetapi biar kuberi tahu, ini
benar-benar membuat malu seluruh keluarga"
"Francis, sialan, apa maksudmu?" "Ya, yang kubilang tadi. Kata Nenek,
sudah cukup buruk ayahmu membiarkanmu tumbuh liar, tetapi sekarang
ternyata dia jadi pencinta nigger, kami tak bisa lagi berjalan dengan tegak
di jalanan Maycomb. Dia menghancurkan keluarga kita, itulah yang
dilakukannya."
Francis berdiri dan berlari menyusuri jalan kayu ke dapur tua. Pada jarak
yang aman, dia berseru, "Ayahmu itu cuma pencinta nigger!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Bukan!" seruku. "Aku tak tahu maksudmu, tetapi hentikan sekarang
juga!"
Aku melompat turun dari tangga dan berlari menyusuri jalan kayu. Mudah
saja menangkap kerah Francis. Aku menyuruhnya agar cepat menarik
kembali kata-katanya.
Francis meronta lepas dan berlari masuk dapur. "Pencinta nigger!"
teriaknya.
Ketika mengintai mangsa, jangan terburu-buru. Jangan berkata apa-apa,
dan bisa dipastikan dia akan penasaran dan muncul. Francis muncul di
pintu dapur. "Kau masih marah, Jean Louise?" tanyanya dengan hati-hati.
"Aku tak bisa bilang apa-apa lagi," kataku.
Francis keluar ke jalan kayu. "Tarik kata-katamu, Francis?" Tetapi, aku
terlalu cepat bergerak. Francis melesat kembali ke dapur, jadi aku duduk di
tangga. Aku bisa menunggu dengan sabar. Mungkin aku sudah duduk di
situ selama lima menit ketika kudengar Bibi Alexandra berbicara, "Mana
Francis?"
"Dia di dapur."
"Dia tahu dia tidak boleh bermain di sana."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Francis muncul di pintu dan berseru, "Nenek, dia memasukkanku ke sini
dan tak membolehkanku keluar!"
"Ada apa ini, Jean Louise?"
Aku memandang Bibi Alexandra, "Aku tidak memasukkan dia ke sana,
Bibi, aku tidak mengurungnya."
"Bohong," seru Francis, "dia tidak membolehkanku keluar!"
"Kalian bertengkar?"
"Jean Louise marah padaku, Nenek," seru Francis.
"Francis, keluar sini! Jean Louise, kalau kudengar sepatah kata lagi darimu,
akan kuadukan pada ayahmu. Apakah tadi aku mendengarmu
mengatakan sialan?"
"Tidak, Ma'am."
"Rasanya iya. Jangan sampai kudengar lagi."
Bibi Alexandra suka menguping di halaman belakang. Begitu dia tak
terlihat, Francis keluar dengan mengangkat dagu dan menyeringai.
"Jangan main-main denganku," katanya.
Dia melompat ke halaman dan menjaga jarak, menendangi rumput,
sesekali berbalik dan tersenyum kepadaku. Jem muncul di teras,
memandang kami, lalu pergi. Francis memanjat pohon akasia, turun,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengantongi tangannya, dan berjalan-jalan mengelilingi halaman. "Hah!"
katanya. Aku bertanya, dia pikir dia siapa, Paman Jack? Kata Francis, bu-
karikah aku disuruh duduk dan jangan mengganggunya?
"Aku kan tidak mengganggumu," kataku. Francis memandangku dengan
berhati-hati, menyimpulkan bahwa aku sudah cukup jinak, dan menyanyi
lirih, "Pencinta nigger..."
Kali ini buku jariku robek sampai ke tulang karena gigi depannya. Karena
tangan kiriku cedera, aku menyerang dengan tangan kanan, tetapi tak
lama. Paman Jack menahan tanganku ke badan dan berkata, "Jangan
bergerak!"
Bibi Alexandra mengobati Francis, menyeka air matanya dengan sapu
tangan, membelai rambutnya, menepuk-nepuk pipinya dengan lembut.
Atticus, Jem, dan Paman Jimmy segera menuju teras belakang begitu
Francis mulai menjerit-jerit. "Siapa yang memulai?" tanya Paman Jack. Aku
dan Francis saling menuding. "Nenek," tangisnya, "dia memanggilku
perempuan jalang dan menyerangku!"
"Benarkah itu, Scout?" kata Paman Jack. "Sepertinya iya." Ketika Paman
Jack memandangku, raut wajahnya seperti Bibi Alexandra. "Kau tahu, aku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sudah bilang, aku akan menghukum dirimu kalau kau menggunakan kata-
kata seperti itu? Aku sudah bilang, kan?"
"Ya, Paman, tapi"
"Sekarang, kau akan kuhukum. Diam di situ." Aku sedang
mempertimbangkan apakah lebih baik berdiri di situ atau lari, dan aku
terlalu lambat
memutuskan: Aku berbalik untuk kabur, tetapi Paman Jack lebih cepat.
Tahu-tahu aku sudah berhadapan langsung dengan seekor semut kecil
yang berjuang mengangkut remah roti di rumput.
"Aku tak mau lagi bicara denganmu sepanjang hidupku! Aku benci kau
dan kuharap kaumati besok!" Pernyataanku ini tampaknya membuat
Paman Jack makin meradang. Aku berlari ke arah Atticus untuk mencari
perlindungan, tetapi dia berkata aku pantas dihukum dan sudah saatnya
kami pulang. Aku naik ke kursi belakang mobil tanpa mengucapkan
selamat tinggal kepada siapa pun, lalu setibanya di rumah aku berlari ke
kamarku dan membanting pintunya. Jem mencoba menghiburku, tetapi
aku tak ingin dihibur.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku memeriksa luka-luka pada tubuhku; hanya ada tujuh atau delapan
bekas merah, dan aku sedang merenungkan relativitas ketika seseorang
mengetuk pintu. Kutanya siapa; Paman Jack menjawab. "Pergi!"
Paman Jack berkata, kalau aku berbicara seperti itu lagi, dia akan
menghukumku lagi, jadi aku diam. Ketika dia masuk ke kamar, aku
mundur ke pojok dan memunggunginya. "Scout," katanya, "kau masih
membenciku?"
"Tolong pergi saja, Sir."
"Wah, aku tak menyangka kau akan menya-lahkanku," katanya. "Aku
kecewa padamu kau pantas dihukum dan kau tahu itu."
"Aku tidak tahu."
"Sayang, kau tidak bisa seenaknya menyebut
orang"
"Paman tak adil," kataku, "Paman tak adil." Alis Paman Jack naik. "Tak
adil? Kenapa?"
"Kau baik sekali, Paman Jack, dan kukira aku akan tetap menyayangimu
setelah perbuatanmu ini, tetapi kau memang tidak terlalu paham anak-
anak." Paman Jack berkacak pinggang dan memandangku. "Dan kenapa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
aku tidak paham anak-anak, Miss Jean Louise? Perbuatanmu itu tidak
susah untuk dipahami. Perbuatan itu lancang, liar, dan kasar"
"Paman mau memberiku kesempatan untuk memberi tahu atau tidak? Aku
tak bermaksud tidak sopan padamu, aku cuma mencoba memberi tahu."
Paman Jack duduk di tempat tidur. Alisnya bertaut, dan dia
memandangku. "Baiklah," katanya.
Aku menghela napas panjang. "Yah pertama-tama, Paman tak pernah
meluangkan waktumu sejenak saja untuk memberiku kesempatan bercerita
dari sisiku Paman langsung saja menyerangku. Kalau aku dan Jem
bertengkar, Atticus tak pernah hanya mendengar cerita Jem, dia
mendengar ceritaku juga, dan kedua, Paman melarangku menggunakan
kata-kata seperti itu kecuali dipancing-pancing, dan Francis memancingku
untuk memukul kepalanya" Paman Jack menggaruk kepalanya. "Apa cerita
dari sisimu, Scout?"
"Francis menyebut Atticus sesuatu, dan aku tak rela mendengarnya."
"Francis menyebutnya apa?"
"Pencinta nigger. Aku tak yakin apa artinya, tetapi cara Francis
mengucapkannya kuberi tahu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
satu hal sekarang, Paman Jack, aku yakin aku bersumpah demi Tuhan, aku
tak bisa cuma duduk diam dan membiarkan dia berkata begitu tentang
Atticus." "Dia menyebut Atticus begitu?"
"Ya, Sir, dan banyak lagi. Katanya, Atticus bisa menghancurkan keluarga
besar kita dan dia membiarkan aku dan Jem tumbuh liar ..."
Dari wajah Paman Jack, kusangka aku akan dihukum lagi. Tapi ketika dia
berkata, "Akan kita lihat lagi masalahnya," aku tahu Francis yang akan
dihukum. "Aku akan ke sana lagi malam ini."
"Tolong, Paman, biarkan saja. Tolong."
"Aku tak ingin membiarkannya," katanya. "Alexandra harus tahu soal ini.
Memikirkan bahwa tunggu saja sampai aku menemui anak itu ..."
"Paman Jack, tolong berjanjilah satu hal padaku, kumohon, Paman. Janjilah
Paman tak akan mengatakan pada Atticus tentang ini. Dia dia pernah
memintaku untuk tidak membiarkan apa pun yang kudengar tentang dia
membuatku marah, dan aku lebih suka dia berpikir kami berkelahi tentang
hal lain. Tolong, janjilah ..."
"Tapi aku tak suka Francis dibiarkan berbuat begitu"
"Biarkan saja. Paman mau membalut tanganku? Masih berdarah sedikit."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tentu mau, Manis. Tak ada tangan lain yang lebih membuatku senang
saat membalutnya. Kemarilah."
Paman Jack dengan sopan membungkuk untuk mempersilakanku ke
kamar mandi. Sementara dia
membersihkan dan membalut jemariku, dia menghiburku dengan kisah
tentang lelaki tua penderita rabun jauh yang lucu, yang memiliki seekor
kucing bernama Hodge, dan yang menghitung semua celah di trotoar kalau
pergi ke kota. "Nah, sudah," katanya. "Kau akan punya bekas luka yang
sangat tidak cantik di jari manismu."
"Terima kasih, Sir. Paman Jack?
"Ya, Nak?"
"Perempuan jalang itu apa?" Paman Jack malah menceritakan kisah
panjang lain tentang Perdana Menteri tua anggota badan legislatif yang
suka meniup bulu-bulu di udara dan mencoba menjaganya di udara ketika
di sekelilingnya semua orang telah kehilangan akal. Kurasa dia mencoba
menjawab pertanyaanku, tetapi penjelasannya sama sekali tak masuk akal.
Malam itu, ketika aku semestinya sudah tidur, aku turun ke ruang keluarga
untuk mengambil minum dan mendengar Atticus dan Paman Jack sedang
berbicara di ruang tamu:
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku tak akan menikah, Atticus."
"Mengapa?"
"Bisa-bisa aku punya anak." Kata Atticus, "Kau masih harus belajar banyak,
Jack."
"Aku tahu. Putrimu memberiku pelajaran pertama sore ini. Katanya, aku
tak banyak mengerti tentang anak-anak dan memberitahukan alasannya.
Dia benar juga. Atticus, dia memberitahuku bagaimana aku semestinya
memperlakukannya duh, aku
sangat menyesal telah memarahinya."
Atticus tergelak. "Dia pantas dimarahi, jadi jangan terlalu menyesal."
Dengan tegang, aku menunggu Paman Jack memberi tahu Atticus tentang
sisi ceritaku. Tetapi ternyata tidak. Dia hanya bergumam, "Kata-kata
makian yang digunakannya sungguh tak terbayang-kan. Tapi dia tak tahu
makna sebagian besar kata-kata yang diucapkannya dia bertanya wanita
jalang itu apa
"Apa kau memberitahunya?"
"Tidak, aku bercerita tentang Lord Melbourne."
"Jack! Kalau seorang anak bertanya sesuatu, jawablah, demi Tuhan. Jangan
berlebihan. Anak-anak adalah anak-anak, tetapi mereka tahu kalau kau
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menghindar, mereka tahu lebih cepat daripada orang dewasa, dan
menghindar hanya akan membingungkan mereka. Tidak," renung ayahku,
"kau mendapatkan pengetahuan yang benar sore ini, tetapi dengan alasan
yang salah. Bahasa yang buruk adalah tahap yang dilalui semua anak, dan
akan berakhir dengan sendirinya, ketika mereka mengerti bahwa mereka
tak akan mendapat perhatian dengan cara itu. Sifat Scout yang gampang
marah tidak akan hilang. Dia harus belajar menjaga perilakunya dan harus
segera, dengan apa yang akan terjadi padanya beberapa bulan ke depan.
Tapi dia sudah lebih baik. Jem semakin dewasa dan Scout banyak
meneladaninya. Yang dia butuhkan hanyalah bantuan, sekali-sekali."
"Atticus, kau belum pernah memukulnya."
"Aku mengakui itu. Sejauh ini aku berhasil hanya dengan mengancamnya.
Jack, dia mematuhiku sebaik yang dia bisa. Kadang-kadang dia memang
bandel, tetapi dia mencoba."
"Itu bukan jawabannya," kata Paman Jack. "Tidak, jawabannya adalah dia
tahu aku tahu dia mencoba. Itulah yang membedakan. Yang
menggangguku adalah dia dan Jem akan harus menyerap hal-hal buruk
tak lama lagi. Aku tidak mengkhawatirkan Jem soal menjaga kelakuan,
tetapi Scout lebih suka menyerang seseorang daripada
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menghadapinya kalau harga dirinya dipertaruhkan ..."
Aku menunggu Paman Jack melanggar janjinya. Dia tetap tidak
melakukannya.
"Atticus, akan seburuk apa keadaannya nanti? Kau belum sempat
membahasnya."
"Tak akan lebih buruk dari sekarang, Jack. Satu-satunya yang kita miliki
adalah perkataan seorang kulit hitam untuk melawan perkataan seorang
Ewell. Pada intinya, bukti menunjukkan, kau melakukannya, aku tidak
melakukannya. Kita tak mungkin mengharapkan Juri lebih memercayai
kata-kata Tom Robinson daripada kata-kata keluarga Ewell kau kenal
dengan mereka?"
Paman Jack berkata ya, dia ingat. Dia menggambarkan ciri-ciri keluarga itu
kepada Atticus, tetapi Atticus berkata, "Kau terlewat satu generasi. Tetapi,
generasi yang sekarang sama saja." "Jadi, apa yang akan kauperbuat?"
"Sebelum aku menyelesaikan kasus ini, aku
berniat sedikit mengguncang juri tetapi kupikir kita akan punya peluang
baik untuk naik banding. Aku benar-benar tak bisa menduga apa yang
akan terjadi pada tahap ini, Jack. Kau tahu, aku pernah berharap bisa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
melewatkan hidup tanpa kasus sejenis ini, tetapi John Taylor menunjukku
dan berkata, 'Kau akan menangani kasus ini.'"
"Tapi bukankah kau bisa menolaknya?"
"Benar. Tapi bagaimana aku bisa menghadapi anak-anakku, kalau aku
tidak melakukannya? Kau tahu apa yang akan terjadi, Jack, dan aku
berharap dan berdoa aku bisa membawa Jem dan Scout melewati semua ini
tanpa kepahitan, dan terutama, tanpa terjangkiti penyakit Maycomb.
Kenapa orang-orang yang pandai mudah naik pitam jika ada kejadian
yang melibatkan seorang Negro, adalah sesuatu yang tak akan pernah
kupahami ... aku hanya berharap, Jem dan Scout akan mencari jawaban
pada diriku, alih-alih mendengarkan warga kota. Kuharap mereka cukup
memercayaiku ... Jean Louise?"
Kulit kepalaku seperti terlompat. Aku menjulurkan kepalaku. "Sir?"
"Tidurlah."
Aku berlari ke kamarku dan tidur. Paman Jack adalah pangeran yang tidak
pernah mengecewa-kanku. Tetapi, aku tak pernah mengerti bagaimana
Atticus tahu aku sedang menguping, dan baru bertahun-tahun kemudian
aku menyadari bahwa dia ingin aku mendengar setiap kata yang
diucapkannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sepuluh
Atticus sudah uzur; usianya hampir lima puluh. Waktu aku dan Jem
bertanya mengapa dia begitu tua, katanya dia terlambat memulai, yang
kami kira memengaruhi kemampuan dan kejantanannya. Dia jauh lebih
tua daripada para orangtua teman sekolah kami, dan tak ada yang dapat
aku atau Jem katakan tentang dia ketika teman-teman kami berkata,
"Kalau ayah-ku..."
Jem gila football. Atticus tak pernah terlalu lelah untuk menemani berlatih,
tetapi kalau Jem ingin men-tackle dia, Atticus berkata, "Aku sudah terlalu
tua untuk itu, Nak."
Ayah kami tidak punya keistimewaan apa-apa. Dia bekerja di kantor,
bukan di toko. Atticus tidak mengendarai truk sampah untuk pemerintah
county, dia bukan sheriff, dia tidak berkebun, bekerja di bengkel, atau
melakukan apa pun yang bisa menimbulkan kekaguman orang.
Selain itu, dia berkacamata. Mata kirinya hampir buta, dan mata kiri yang
bermasalah adalah kutukan keluarga Finch. Kalau ingin melihat sesuatu
dengan lebih jelas, dia menoleh dan melihat dengan mata kanannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dia tak melakukan hal-hal yang dilakukan ayah
teman-teman sekolah kami: dia tak pernah berburu, dia tak pernah
bermain poker atau memancing atau minum alkohol atau merokok. Dia
duduk di rumah dan membaca.
Bagaimanapun, dengan sifat-sifat ini, ternyata dia tidak terus menjadi
seseorang yang tidak menonjol seperti yang kami inginkan: tahun itu,
seluruh sekolah membicarakan dirinya yang membela Tom Robinson, dan
tak satu pun memujinya. Setelah perkelahianku dengan Cecil Jacobs, aku
menetapkan kebijakan pengecut. Kabar yang tersebar adalah Scout Finch
tak mau berkelahi lagi karena ayahnya tak mengizinkan. Ini tidak
sepenuhnya benar: demi Atticus, aku tak akan berkelahi di depan umum,
tetapi keluarga adalah lahan pribadiku. Aku akan berkelahi mati-matian
dengan orang dalam lingkup sepupu jauh. Francis Hancock, misalnya, tahu
itu.
Ketika menghadiahi kami senapan angin, Atticus tak mau mengajari kami
cara menembak. Paman Jack yang mengajari kami dasar-dasarnya;
katanya, Atticus tidak tertarik pada senapan. Kata Atticus kepada Jem
suatu hari, "Aku lebih suka kau menembaki kaleng timah di halaman
belakang, tetapi aku tahu kau akan memburu burung. Kau boleh
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, kalau bisa kena, tetapi
ingat, membunuh mockingbird sejenis murai bersuara merdu itu dosa."
Itulah sekali-kalinya aku pernah mendengar Atticus berkata tentang
sesuatu yang menyebabkan dosa, dan aku menanyakannya kepada Miss
Maudie.
"Ayahmu benar," katanya. "Mockingbird menyanyikan musik untuk kita
nikmati, hanya itulah yang mereka lakukan. Mereka tidak memakan
tanaman di kebun orang, tidak bersarang di gudang jagung, mereka tidak
melakukan apa pun, kecuali menyanyi dengan tulus untuk kita. Karena
itulah, membunuh mockingbird itu dosa."
"Miss Maudie, lingkungan ini sudah tua, ya?"
"Sudah ada sebelum kota ini ada."
"Bukan, Ma'am, maksudku, orang-orang di jalan kita semuanya sudah tua.
Anak-anak yang tinggal di sekitar sini hanya aku dan Jem. Mrs. Dubose
hampir berumur seratus tahun dan Miss Rachel sudah tua, kau dan Atticus
juga."
"Lima puluh tahun belum terlalu tua," kata Miss Maudie pendek. "Aku
belum didorong-dorong pakai kursi roda, bukan? Ayahmu juga belum.
Tetapi aku harus katakan, Yang Kuasa cukup baik hati membakar
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mausoleum tua milikku itu, aku sudah terlalu tua untuk merawatnya
mungkin kau benar, Jean Louise, lingkungan ini cukup mapan. Kau tidak
banyak bergaul dengan anak sebayamu, ya?"
"Hanya di sekolah."
"Maksudku, orang dewasa yang masih muda. Kau beruntung, Nak. Kau
dan Jem beruntung karena usia ayahmu. Andai ayahmu baru tiga puluh
tahun, hidupmu pasti berbeda."
"Tentu saja. Atticus tak bisa berbuat apa-apa
"Kau pasti terkejut kalau tahu," kata Miss
Maudie. "Dalam tubuhnya masih ada semangat yang membara."
"Apa yang bisa dia lakukan?
"Dia bisa membuat seseorang begitu terlindung sehingga orang lain tak
bisa mengganggunya."
"Yang benar saja ...."
"Eh, apa kau tidak tahu, dia adalah pemain checker terbaik di kota ini.
Waktu masih tinggal di Landing, Atticus Finch bisa mengalahkan siapa
pun di kedua sisi sungai."
"Ya Tuhan, Miss Maudie, aku dan Jem selalu mengalahkannya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Sudah waktunya kau tahu, itu karena dia sengaja mengalah. Tahukah kau,
dia bisa memainkan Jew's harp?"
Prestasi kecil Atticus ini malah membuatku semakin malu.
"Tapi kata Miss Maudie.
"Tapi apa, Miss Maudie?"
"Bukan apa-apa. Bukan apa-apa kusangka dengan semua itu kau akan
bangga padanya. Tak semua orang bisa memainkan Jew's harp. Nah,
jangan ganggu para tukang kayu yang sedang bekerja. Sebaiknya kau
pulang. Aku akan mengurus azaleaku dan tak bisa mengawasimu. Bisa-
bisa kau tertimpa papan."
Aku ke halaman belakang dan menemukan Jem sedang mencoba
menembak sebuah kaleng timah dengan gigih. Usaha yang tampak bodoh
karena banyak burung bluejay di sekitarnya. Aku kembali ke halaman
depan dan selama dua jam menyibukkan
diri mendirikan benteng rumit di sisi teras, yang terdiri atas roda, kerat
jeruk, keranjang cucian, kursi-kursi teras, dan bendera AS kecil hadiah dari
sekotak popcorn pemberian Jem.
Ketika pulang untuk makan malam, Atticus mendapatiku membungkuk,
membidik ke seberang jalan. "Kau sedang menembak apa?" "Pantat Miss
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Maudie." Atticus berbalik dan melihat targetku yang besar sedang
membungkuk di atas semaknya. Dia mendorong topinya ke belakang
kepala dan menyeberangi jalan. "Maudie," panggilnya, "kupikir sebaiknya
aku memperingatkanmu. Kau terancam bahaya besar."
Miss Maudie menegakkan tubuh dan melihat ke arahku. Katanya, "Atticus,
kau iblis dari neraka." Ketika kembali, Atticus menyuruhku membongkar
benteng. "Jangan sampai aku memergokimu lagi sedang mengarahkan
senapan itu pada orang," katanya.
Andai saja ayahku memang iblis dari neraka. Aku mengajak Calpurnia
membicarakan topik itu. "Mr. Finch? Wah, banyak sekali yang bisa dia
lakukan."
"Apa misalnya?" tanyaku. Calpurnia menggaruk kepala. "Yah, aku tak tahu
juga," katanya.
Jem menegaskan prasangkaku atas ketidak mampuan Atticus ketika dia
bertanya kepadanya mengenai kemungkinan dia bergabung dengan
kelompok jemaat Metodis. Kata Atticus, lehernya bisa
patah kalau dia bergabung, dia sudah terlalu tua untuk hal-hal seperti itu.
Jemaat Metodis ingin melunasi pinjaman gerejanya, dan menantang jemaat
Baptis untuk bermain touch football. Sepertinya semua Ayah di kota kami
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
ikut bermain, kecuali Atticus. Jem sebenarnya tak mau menonton
pertandingan itu, tetapi karena dia tak mampu menolak football dalam
bentuk apa pun, dia pun berdiri murung di tepi lapangan bersamaku dan
Atticus, menonton ayah Cecil Jacobs membuat touchdown untuk regu
Baptis.
Pada suatu Sabtu, aku dan Jem memutuskan untuk menjelajah sambil
membawa senapan angin kami, kalau-kalau kami menemukan kelinci atau
tupai. Kami sudah berjalan sekitar lima ratus meter melewati Radley Place
ketika kulihat Jem memicingkan mata menatap sesuatu di ujung jalan. Dia
memutar kepalanya ke satu sisi dan melihat dari sudut matanya.
"Kau lihat apa?"
"Anjing tua di sana itu," katanya. "Itu Tim Johnson tua, kan?" "Ya."
Tim Johnson adalah anjing milik Mr. Harry Johnson yang mengemudikan
bus Mobile dan tinggal di tepi selatan kota. Tim adalah anjing pemburu
burung berwarna merah hati; binatang kesayangan Maycomb.
"Sedang apa dia?"
"Aku tak tahu, Scout. Sebaiknya kita pulang." "Yah, Jem, ini kan Februari."
"Aku tak peduli. Aku mau beri tahu Cal." Kami berlomba pulang dan
berlari ke dapur. "Cal," kata Jem, "ikutlah dengan kami ke trotoar sebentar."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Buat apa, Jem? Aku tidak bisa ikut ke trotoar setiap kali kau minta."
"Anjing tua di ujung jalan itu agak aneh." Calpurnia menghela napas. "Aku
tak bisa membalut kaki sembarang anjing. Ada perban di kamar mandi,
ambillah, kerjakan sendiri."
Jem menggeleng. "Dia sakit, Cal. Ada yang aneh."
"Memangnya apa yang dia lakukan, mau menangkap ekornya sendiri?"
"Tidak, dia seperti ini." Jem megap-megap seperti ikan koki,
membungkukkan bahu, dan menggeleparkan tubuh. "Dia seperti itu,
hanya sepertinya dia tak ingin berbuat begitu."
"Apakah kau sedang berbohong, Jem Finch?" nada suara Calpurnia
meninggi.
"Tidak, Cal, sumpah, aku tidak bohong." "Apa anjing itu berlari?"
"Tidak, dia hanya jalan biasa, lambat sekali, sampai hampir tak kelihatan.
Dia berjalan ke arah sini."
Calpurnia membasuh tangannya dan mengikuti Jem ke halaman. "Aku
tidak melihat ada anjing," katanya.
Dia mengikuti kami melewati Radley Place dan melihat ke arah yang
ditunjuk Jem. Tim Johnson tak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
lebih dari titik di kejauhan, tetapi sudah lebih dekat. Dia berjalan terseok-
seok, seolah-olah kaki kanannya lebih pendek daripada kaki kirinya. Dia
mengingatkanku akan mobil yang terperangkap di kolam pasir.
"Dia timpang," kata Jem. Calpurnia menatap, lalu mencengkeram bahu
kami, dan membawa kami berlari pulang. Dia menutup pintu kayu di
belakang kami, mengangkat telepon, dan berseru, "Sambungkan dengan
kantor Mr. Finch!"
"Mr. Finch!" teriaknya. "Ini Cal. Saya bersumpah demi Tuhan, ada anjing
gila di jalanan dia datang ke arah sini, ya Sir, dia Mr. Finch, saya berani
bersumpah Tim Johnson tua, ya Sir ... ya Sir ... ya"
Dia menutup telepon dan menggeleng ketika kami mencoba bertanya apa
yang dikatakan Atticus. Dia mengetuk-ngetuk kait telepon dan berkata,
"Miss Eula May tidak, Ma'am, saya sudah selesai bicara dengan Mr. Finch,
jangan disambungkan lagi dengar, Miss Eula May, bisakah Anda
menelepon Miss Rachel dan Miss Stephanie Crawford dan orang-orang
yang tinggal di jalan ini dan memberi tahu mereka ada anjing gila datang?
Tolong, Ma'am!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Calpurnia mendengarkan. "Saya tahu sekarang Februari, Miss Eula May,
tetapi saya bisa mengenali anjing gila hanya dengan melihatnya. Tolong,
Ma' am, cepatlah!"
Calpurnia bertanya kepada Jem. "Apa keluarga Radley punya telepon?"
Jem mencari di buku telepon dan berkata
tidak. "Mereka toh tak akan keluar, Cal."
"Aku tak peduli, aku akan memberi tahu mereka."
Dia berlari ke teras depan, aku dan Jem di belakangnya. "Kalian tinggal di
dalam rumah!" serunya. Pesan Calpurnia telah diterima oleh para tetangga.
Setiap pintu yang bisa kami lihat tertutup rapat. Sosok Tim Johnson belum
terlihat. Kami menyaksikan Calpurnia berlari ke arah Radley Place,
mengangkat rok dan celemek di atas lutut. Dia menaiki pintu depan dan
menggedor pintu. Karena tak mendapat jawaban, dia berseru, "Mr. Nathan,
Mr. Arthur, ada anjing gila! Ada anjing gila!"
"Seharusnya dia memutar ke belakang," kataku. Jem menggeleng. "Tak ada
bedanya sekarang," katanya.
Sia-sia saja Calpurnia menggedor pintu. Tak ada yang memedulikan
peringatannya; sepertinya tak ada yang mendengarnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ketika Calpurnia berlari ke teras belakang, sebuah mobil Ford hitam masuk
ke garasi. Atticus dan Mr. Heck Tate keluar dari mobil itu.
Mr. Heck Tate adalah sheriff di Maycomb County. Tinggi badannya sama
dengan Atticus, tetapi tubuhnya lebih kurus. Pria berhidung panjang itu
mengenakan sepatu bot berlubang logam mengilap, celana berpipa
melebar, dan jaket penebang kayu. Di sabuknya terpasang sebaris peluru.
Dia membawa senapan berat. Ketika dia dan Atticus tiba di teras, Jem
membuka pintu.
"Tetaplah tinggal di dalam, Nak," kata Atticus.
"Di mana anjing itu, Cal?
"Mestinya sudah sampai di sini," kata Calpurnia, menunjuk ke jalan.
"Dia tidak berlari?" tanya Mr. Tate.
"Tidak, Sir, dia masih pada tahap menggelepar, Mr. Heck."
"Apakah sebaiknya kita kejar dia, Heck?" tanya Atticus.
"Sebaiknya kita tunggu, Mr. Finch. Anjing gila biasanya berjalan lurus,
tetapi tidak pasti juga. Dia mungkin saja mengikuti jalan yang berbelok
mudah-mudahan begitu, atau dia akan masuk ke halaman belakang
Radley. Kita tunggu saja sebentar."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Sepertinya anjing itu tidak akan masuk ke halaman Radley," kata Atticus.
"Dia pasti terhalang oleh pagar. Dia mungkin mengikuti jalan
Kusangka mulut anjing gila akan tampak berbuih, dia akan berlari,
melompat, dan menyambar leher, dan kusangka penyakit anjing gila hanya
muncul pada bulan Agustus. Andai Tim Johnson bertingkah seperti itu, aku
tentu tidak setakut ini.
Tak ada yang lebih mencekam daripada jalan yang sepi menanti.
Pepohonan diam, mockingbird tidak bernyanyi, tukang kayu yang bekerja
di rumah Miss Maudie tidak terlihat. Aku mendengar Mr. Tate mengendus,
lalu membersihkan hidungnya. Kulihat dia memindahkan senapannya ke
dalam siku. Kulihat wajah Miss Stephanie Crawford terbingkai dalam
jendela kaca di pintu depannya. Miss Maudie muncul dan berdiri di
sampingnya. Atticus meletakkan kakinya pada kursi dan menggosokkan
tangannya
perlahan di sisi paha.
"Itu dia," katanya lirih. Tim Johnson muncul, berjalan sempoyongan di tepi
dalam tikungan yang berdekatan dengan rumah Radley.
"Lihat dia," bisik Jem. "Kata Mr. Heck, jalannya lurus. Dia bahkan tak bisa
tetap berada dijalan." "Dia lebih mirip anjing sakit," kataku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Andai ada sesuatu di hadapannya, pasti dia akan langsung
menyerangnya."
Mr. Tate meletakkan tangan di kening dan mencondongkan tubuh ke
depan. "Anjing itu memang gila, Mr. Finch."
Tim Johnson maju selambat siput, tetapi dia tidak bermain atau
mengendus dedaunan: dia berjalan lurus menuju satu arah tertentu dan
sepertinya termotivasi oleh kekuatan tak terlihat yang mendorongnya
mendekati kami. Kami melihat dia gemetar seperti kuda mengusir lalat;
rahangnya membuka dan menutup; dia berjalan dengan oleng, tetapi
seolah-olah ditarik perlahan ke arah kami.
"Dia mencari tempat untuk mati," kata Jem. Mr. Tate berbalik. "Dia masih
jauh dari mati, Jem, dia belum mulai."
Tim Johnson tiba di jalan samping yang melintang di depan Radley Place,
dan sisa otaknya yang malang membuat dia berhenti dan tampak
menimbang-nimbang jalan mana yang akan dia ambil. Dia melangkah
beberapa kali dengan ragu dan berhenti di depan gerbang Radley; lalu dia
mencoba berbalik, tetapi tampak kesulitan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kata Atticus, "Dia sudah berada dalam jarak tembak, Heck. Sebaiknya
kautembak saja sekarang sebelum dia mengambil jalan samping entah
siapa yang berada di balik tikungan. Masuklah, Cal."
Calpurnia membuka pintu kawat, menguncinya, lalu membukanya kembali
dan memegang kaitnya. Dia mencoba merintangi aku dan Jem dengan
tubuhnya, tetapi kami bisa melihat keluar dari bawah lengannya.
"Tembak saja, Mr. Finch." Mr. Tate menyerahkan senapan kepada Atticus;
aku dan Jem hampir pingsan.
"Jangan buang waktu, Heck," kata Atticus. "Ayo."
"Mr. Finch, ini harus diselesaikan dengan sekali tembak."
Atticus menggeleng kuat-kuat, "Jangan berdiri saja, Heck! Dia tak akan
menunggu seharian"
"Demi Tuhan, Mr. Finch, lihat dia di mana! Kalau meleset, pelurunya akan
kena rumah Radley! Tem-bakanku tidak begitu bagus, kau tahu itu!"
"Aku sudah tiga puluh tahun tak pernah menembak"
Mr. Tate hampir melempar senapan itu kepada Atticus. "Aku akan merasa
lega kalau kau menembak sekarang," katanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Samar-samar, aku dan Jem menyaksikan ayah kami mengambil senapan
dan melangkah ke tengah jalan. Dia berjalan cepat, tetapi aku melihatnya
seolah-olah sedang berjalan di dalam air: waktu merayap memualkan.
Ketika Atticus menaikkan kacamatanya, Calpurnia bergumam, "Tuhan,
bantulah dia," dan meletakkan tangannya di pipi.
Atticus menaikkan kacamatanya ke kening; kacamata itu tergelincir turun,
dan dia menjatuhkannya ke jalan. Dalam hening kudengar kacamata itu
berderak retak. Atticus menggosok mata dan dagunya; kami melihatnya
mengedip-ngedipkan matanya.
Di depan gerbang Radley, Tim Johnson telah membuat keputusan dengan
sisa otaknya. Dia akhirnya berbalik, mengikuti arah yang semula dia
tempuh, ke jalan kami. Dia maju dua langkah, lalu berhenti dan
mendongak. Kami melihat tubuhnya terpaku.
Dengan gerakan begitu cepat sehingga seolah-olah lolos dari pandangan
kami, tangan Atticus menarik kokang seraya mengangkat senapan itu ke
bahunya.
Senapan itu meletus. Tim Johnson melompat, terjatuh, dan ambruk ke
trotoar menjadi gundukan cokelat-putih. Dia tak tahu apa yang
mengenainya. Mr. Tate melompat turun dari teras dan berlari ke arah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Radley Place. Dia berhenti di depan anjing itu, berjongkok, berbalik, dan
mengetukkan jari pada keningnya di atas mata kiri. "Tembakanmu meleset
sedikit ke kanan, Mr. Finch," serunya.
"Sejak dulu memang begitu," jawab Atticus. "Andai ada pilihan, aku lebih
suka pistol."
Dia membungkuk dan memungut kacamatanya, menggerus lensa yang
pecah itu menjadi bubuk
dengan tumitnya, menghampiri Mr. Tate, dan berdiri memandangi Tim
Johnson.
Pintu terbuka satu demi satu, dan lingkungan itu perlahan menjadi hidup.
Miss Maudie berjalan menuruni tangga bersama Miss Stephanie Crawford.
Jem terpaku. Aku mencubitnya supaya dia bergerak, tetapi ketika Atticus
melihat kami menghampiri, dia berseru, "Kalian di sana saja."
Ketika Mr. Tate dan Atticus kembali ke halaman, Mr. Tate tersenyum.
"Akan kuminta Zeebo mengambilnya," katanya. "Kau belum banyak
melupakannya, Mr. Finch. Kata orang, kemampuan seperti itu tak akan
pernah usang."
Atticus diam saja. "Atticus?" kata Jem. "Ya?"
"Tak apa-apa."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku melihatnya, One-Shot Finch Finch Sekali Tembak!"
Atticus memutar dan menghadap Miss Maudie. Mereka saling memandang
tanpa berkata apa-apa, dan Atticus masuk ke mobil sheriff. "Kemarilah,"
katanya kepada Jem. "Jangan mendekati anjing itu, mengerti? Jangan
dekati dia. Dia sama bahayanya, mati ataupun hidup."
"Ya, Sir," kata Jem. "Atticus"
"Apa, Nak?"
"Tidak apa-apa."
"Kau kenapa, Nak, tak bisa bicara?" kata Mr. Tate, menyeringai kepada Jem.
"Baru tahu ya, ayahmu"
"Diam, Heck," kata Atticus, "ayo, kita kembali ke kota."
Ketika mereka melaju pergi, aku dan Jem pergi ke tangga depan Miss
Stephanie. Kami duduk menantikan Zeebo datang mengendarai truk
sampah.
Jem duduk membisu dalam kebingungan, dan Miss Stephanie berkata, "Ck-
ck-ck, siapa sangka ada anjing gila di bulan Februari. Mungkin dia tidak
gila, hanya miring. Aku tak ingin melihat wajah Harry Johnson ketika dia
pulang dari Mobile dan mengetahui Atticus Finch menembak anjingnya.
Pasti anjing itu penuh kutu gara-gara pergi ke suatu tempat"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kata Miss Maudie, Miss Stephanie pasti berbeda omongannya andai Tim
Johnson masih ada di jalanan, andai dia tahu bahwa mereka akan
mengirim kepala anjing itu ke Montgomery.
Jem akhirnya bisa sedikit menyuarakan isi hatinya, "Kaulihat dia, Scout?
Kaulihat dia hanya berdiri? ... dan tahu-tahu tubuhnya rileks, kelihatannya
seolah senapan itu bagian dari dirinya ... dan dia melakukannya dengan
sangat cepat, seperti ... aku harus membidik selama sepuluh menit sebelum
aku bisa mengenai sesuatu ..."
Miss Maudie menyeringai jahil. "Nah, Miss Jean Louise," katanya, "masih
beranggapan ayahmu tak bisa apa-apa? Masih malu?"
"Tidak, Ma'am," kataku malu-malu.
"Aku lupa memberi tahu waktu itu bahwa selain memainkan Jew's harp,
Atticus Finch adalah penembak terjitu di Maycomb County pada masanya."
"Jitu ...," tiru Jem.
"Betul, Jem Finch. Kurasa omongan kalian akan berubah sekarang. Heran,
apa kalian tidak tahu kalau saat remaja dia dijuluki Ol' One-Shot? Waktu
masih tinggal di Landing, kalau dia menembak lima belas kali dan
mengenai empat belas burung merpati, dia akan mengeluh karena menyia-
nyiakan amunisi."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dia tak pernah cerita apa-apa tentang itu," gumam Jem.
"Tak pernah cerita apa-apa, ya?" "Tidak, Ma'am."
"Kenapa dia tak pernah berburu lagi sekarang?" kataku.
"Mungkin aku bisa menjawab," kata Miss Maudie. "Seperti apa pun
ayahmu, yang pasti, dalam hatinya, dia beradab. Kejituan menembak
adalah karunia Tuhan, bakat oh, memang tetap harus berlatih untuk
menyempurnakannya, tetapi menembak itu berbeda dengan bermain piano
dan semacamnya. Kurasa dia mungkin menggantung senapan ketika dia
menyadari bahwa Tuhan telah memberinya keunggulan yang tak adil di
atas sebagian besar makhluk hidup. Kurasa dia memutuskan dia tak akan
menembak sampai terpaksa, dan hari ini dia terpaksa."
"Tampaknya dia akan bangga tentang ini," kataku.
"Orang yang berakal sehat tak pernah berbang-ga dengan bakatnya," kata
Miss Maudie.
Kami melihat Zeebo datang. Dia mengambil
garu dari belakang truk sampah dan dengan hati-hati mengangkut Tim
Johnson. Dia melempar anjing itu ke dalam truk, lalu menuangkan sesuatu
dari jerigen ke tanah tempat Tim jatuh. "Kalian jangan kemari beberapa
lama," katanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ketika kami tiba di rumah, aku berkata kepada Jem, kita akan punya bahan
pembicaraan di sekolah hari Senin nanti. Jem berpaling padaku.
"Jangan cerita apa-apa, Scout," katanya.
"Apa? Jelas aku akan cerita. Tidak semua ayah anak-anak di sekolah
penembak terjitu di Maycomb County."
Kata Jem, "Kupikir, kalau dia ingin kita tahu, dia pasti sudah cerita. Kalau
dia bangga akan hal ini, dia pasti sudah cerita."
"Mungkin dia hanya lupa," kataku.
"Tidak, Scout, ini sesuatu yang tak akan kamu mengerti. Atticus sudah
sangat tua, tetapi aku tak peduli kalau dia tak bisa apa-apa aku sama sekali
tak peduli kalau dia tak bisa melakukan apa pun."
Jem memungut batu dan melemparnya dengan riang ke garasi. Sambil
mengejarnya, dia berseru, "Atticus adalah lelaki terhormat, seperti aku!"
Sebelas
Sewaktu kami kecil, aku dan Jem membatasi kegiatan kami pada bagian
selatan lingkungan kami, tetapi ketika aku sudah lama duduk di kelas dua
dan rasa penasaran terhadap Boo Radley menjadi makin basi, daerah bisnis
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Maycomb lebih memikat kami, membuat kami sering melewati jalan di
depan rumah Mrs. Henry Lafayette Dubose. Kami tak mungkin pergi ke
kota tanpa melewati rumahnya, kecuali mau memutar sejauh satu mil.
Pertemuan-pertemuan kecil dengan Mrs. Dubose sebelum ini membuatku
tak ingin bertemu lagi dengannya, tetapi, kata Jem, aku toh, harus tumbuh
dewasa juga suatu saat.
Mrs. Dubose tinggal sendirian, hanya ditemani seorang gadis Negro yang
selalu melayaninya, dua rumah di sebelah utara rumah kami. Tangga
depan rumahnya curam dan rumahnya terdiri dari dua bagian yang
disambungkan oleh sebuah ruang tamu. Dia sudah sangat tua; hampir
sepanjang hari dia tinggal di tempat tidur dan sisanya dihabiskan di kursi
roda. Menurut desas-desus, dia menyimpan sebuah pistol CSA,
tersembunyi di balik tumpukan tebal syal dan baju hangatnya.
Aku dan Jem membencinya. Kalau dia sedang
berada di teras ketika kami lewat, dia memelototi kami dengan pandangan
murka, melayangkan berbagai pertanyaan tentang perilaku kami dengan
bengis, dan memberi kami ramalan melankolis tentang seperti apa jadinya
kami setelah dewasa kelak, yaitu bukan siapa-siapa. Kami sudah lama
menyingkirkan gagasan melewati rumahnya dengan berjalan di seberang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
jalan; itu malah membuat dia melantangkan suara sehingga semua
tetangga bisa mendengar.
Tak ada yang bisa kami lakukan untuk menyenangkan hatinya. Jika aku
berkata seceria mungkin, "Hai, Mrs. Dubose," aku menerima jawaban,
"Apa-apaan kamu hai-hai padaku, anak jelek! Seharusnya kamu bilang,
selamat sore, Mrs. Dubose!"
Dia kejam. Suatu saat dia mendengar Jem menyebut ayah kami dengan
"Atticus", dan dia naik pitam. Selain menyebut kami bocah paling kurang
ajar dan tidak sopan yang melewati rumahnya, kami diberi tahu bahwa
sayang sekali ayah kami tidak menikah lagi setelah kematian ibu kami. Tak
akan pernah ada perempuan yang lebih baik daripada ibu kami, jadi tak
ada gunanya Atticus menunda-nunda, dan sungguh menyedihkan Atticus
Finch membiarkan anak-anaknya menjadi liar. Aku tidak ingat ibuku,
tetapi Jem ingat dia kadang bercerita tentangnya padaku kemarahannya
langsung meledak ketika Mrs. Dubose meneriakkan kata-kata ini.
Jem setelah menghadapi Boo Radley, anjing gila, dan berbagai hal
menyeramkan lainnya menyimpulkan bahwa berhenti di tangga depan
Miss
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Rachel dan menunggu Atticus adalah tindakan pengecut. Dia menetapkan
bahwa kami harus berlari sampai tikungan kantor pos setiap sore untuk
menyambut Atticus saat dia pulang bekerja. Tak terhitung lagi berapa kali
Atticus mendapati Jem marah gara-gara sesuatu yang diucapkan Mrs.
Dubose ketika kami lewat.
"Tenanglah, Nak," Atticus biasa berkata. "Dia sudah tua dan sakit-sakitan.
Angkatlah kepalamu dan jadilah lelaki terhormat. Apa pun yang
dikatakannya kepadamu, tugasmu adalah tidak membiarkan dia
membuatmu marah."
Jem mengatakan, penyakit Mrs. Dubose tentu tidak parah, kalau bisa
berteriak-teriak seperti itu. Ketika kami bertiga mendekati rumahnya,
Atticus membuka topi lalu melambai dengan gagah kepadanya dan
berkata, "Selamat sore, Mrs. Dubose! Anda kelihatan seperti lukisan sore
ini."
Aku tak pernah mendengar Atticus menyebutkan jenis lukisan yang dia
maksud. Dia menceritakan tentang hal-hal yang terjadi di gedung
pengadilan, dan berkata bahwa dia berharap dengan sepenuh hati Mrs.
Dubose akan mengalami hari yang indah besok. Dia mengembalikan topi
ke kepala, mengangkatku ke bahunya tepat di hadapan Mrs. Dubose, dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kami pulang dalam remang cahaya senja. Pada saat-saat beginilah aku
merasa bahwa ayahku, yang membenci senapan dan tak pernah ikut
perang, adalah lelaki paling berani yang pernah ada.
Pada sore setelah hari ulang tahun Jem yang kedua belas, dia merasa bahwa
uang hadiahnya
memberati saku sehingga kami berjalan ke kota lebih awal. Menurut Jem,
uangnya cukup untuk membeli lokomotif miniatur untuk dirinya dan
tongkat mayoret untukku.
Sudah lama aku menginginkan tongkat itu: dijual di V.J. Elmore,
berhiaskan payet dan perada, harganya tujuh belas sen. Waktu itu
ambisiku adalah tumbuh besar dan memutar tongkat bersama band SMA
Maycomb County. Setelah aku berhasil mengembangkan bakatku sampai
bisa melempar tongkat ke atas dan hampir menangkapnya ketika turun,
Calpurnia tak mengizinkanku masuk ke rumah setiap kali dia melihat
tanganku memegang tongkat. Aku merasa, aku dapat memperbaiki
keterampi-lanku dengan menggunakan tongkat mayoret sung-guhan, dan
menurutku Jem murah hati sekali mau membelikannya buatku.
Mrs. Dubose sedang duduk di teras ketika kami lewat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kalian berdua mau ke mana siang hari begini?" serunya. "Kalian
membolos, ya? Akan kutelepon kepala sekolah dan kuadukan kalian!" Dia
mengendalikan roda kursi dan berbalik dengan sempurna.
"Ah, sekarang kan hari Sabtu, Mrs. Dubose," kata Jem.
"Tak ada bedanya kalaupun hari Sabtu," katanya tak jelas. "Aku ingin tahu,
apakah ayah kalian tahu kalian berada di mana?"
"Mrs. Dubose, kami sudah biasa pergi ke kota berdua sejak kami setinggi
ini." Kata Jem sambil menunjuk ke pahanya.
"Kalian jangan bohong padaku!" serunya. "Jeremy Finch, Maudie Atkinson
memberitahuku bahwa kau merusak tanaman scuppernong-nya pagi ini.
Dia akan memberi tahu ayahmu dan kau akan berharap dirimu tidak akan
pernah lagi melihat sinar matahari! Kalau minggu depan kamu belum
dikirim ke sekolah anak nakal, namaku bukan Dubose!"
Jem, yang belum pernah berada di dekat tanaman scuppernong Miss
Maudie sejak musim panas lalu, dan yang tahu bahwa Miss Maudie tak
akan memberi tahu Atticus kalaupun dia mendekati tanamannya, segera
saja menyangkal.
"Kamu jangan membantah!" teriak Mrs. Dubose. "Dan kamu" dia
menudingkan jarinya yang keriput padaku "buat apa kamu pakai overall
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
begitu? Kamu mestinya memakai rok dan kamisol, Nona Muda! Kalau tak
ada yang mengubah perilakumu, kamu akan tumbuh dan berakhir jadi
seorang pelayan seorang Finch menjadi pelayan di O.K. Cafe hah!"
Aku ketakutan. O.K. Cafe adalah kafe remang-remang di sisi utara alun-
alun. Aku menyambar tangan Jem, tetapi dia melepaskannya.
"Ayo, Scout," bisiknya. "Jangan pedulikan, angkat saja kepalamu dan
jadilah lelaki terhormat."
Tetapi, Mrs. Dubose mencegah kami, "Tak hanya seorang Finch menjadi
pelayan, tetapi satu lagi di gedung pengadilan membela nigger!"
Tubuh Jem membeku. Tembakan Mrs. Dubose tepat mengenai sasaran dan
perempuan tua itu menyadarinya.
"Iya, memang, mau jadi apa dunia ini kalau
seorang Finch pun berani menentang didikan orang tua? Akan kuberi
tahu!" Dia memasukkan jarinya ke mulut. Ketika dia menariknya keluar,
seuntai air liur panjang keperakan mengikutinya. "Ayahmu tak lebih baik
daripada nigger dan sampah yang dibelanya!"
Wajah Jem memerah. Aku menarik-narik lengan bajunya, dan pidato
kecaman tentang degenerasi moral keluarga Finch mengiringi kepergian
kami. Premis utamanya adalah bahwa setengah keluarga Finch memang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sudah sakit jiwa, tetapi andai ibu kami masih hidup, kami tak akan jatuh ke
keadaan seperti ini.
Aku tak yakin bagian mana yang paling menjengkelkan Jem, tetapi aku
tersinggung dengan penilaian Mrs. Dubose tentang kesehatan mental
keluargaku. Aku sudah hampir terbiasa mendengar hinaan yang ditujukan
pada Atticus, tetapi ini pertama kalinya hinaan itu berasal dari orang
dewasa. Kecuali komentarnya tentang Atticus, kami sudah terbiasa dengan
serangan Mrs. Dubose. Tanda-tanda datangnya musim panas mulai terasa
di udara berdiri di bawah bayangan terasa sejuk, tetapi matahari terasa
hangat, yang berarti masa-masa indah akan tiba: tak ada sekolah dan Dill
akan datang.
Jem membeli lokomotifnya dan kami mampir di Elmore untuk membeli
tongkat mayoretku. Jem tidak menikmati acara belanja ini; dia menjejalkan
lokomotifnya ke saku dan berjalan pulang di sampingku tanpa berkata-
kata. Pada perjalanan pulang, aku hampir menabrak Mr. Link Deas, yang
berkata, "Hati-hati, Scout!" ketika aku gagal menangkap
tongkat, dan sewaktu kami menghampiri rumah Mrs. Dubose, tongkatku
sudah kotor karena jatuh ke tanah berkali-kali.
Dia tidak sedang berada di teras.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pada tahun-tahun berikutnya, aku terkadang bertanya-tanya apa tepatnya
yang membuat Jem melakukannya, apa yang membuatnya melanggar
ikatan "Jadilah lelaki terhormat, Nak" dan fase moralitas sadar diri yang
baru-baru ini dia masuki. Omong kosong tentang Atticus membela nigger
yang diterima Jem mungkin sama banyaknya dengan yang kuterima, dan
aku percaya bahwa dia bisa menahan amarahnya sifat alaminya memang
pendamai dan tidak gampang marah. Namun, pada saat itu, kupikir satu-
satunya penjelasan untuk tindakannya adalah bahwa dia mengalami
kegilaan sementara selama beberapa menit.
Perbuatan Jem adalah sesuatu yang mungkin kulakukan andaikan Atticus
tidak melarangku, yang kuasumsikan termasuk tidak bertengkar dengan
wanita tua yang mengesalkan. Kami baru saja tiba di gerbangnya, ketika
Jem merebut tongkatku dan berlari sambil mengayun-ayunkan tangannya
dengan liar, naik tangga ke halaman depan Mrs. Dubose, melupakan segala
yang dikatakan Atticus, melupakan bahwa Mrs. Dubose menyimpan pistol
di balik syalnya, melupakan bahwa andaipun tembakan Mrs. Dubose
meleset, tembakan pelayannya, Jessie, mungkin tidak meleset.
Dia baru tenang kembali setelah memotong kuncup-kuncup di setiap
semak kamelia Mrs. Du-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bose, setelah tumpukan kuncup hijau dan daun berserakan di tanah. Dia
membengkokkan tongkatku dengan lututnya, mematahkannya jadi dua,
dan mencampakkannya.
Pada saat itu, aku sudah menjerit-jerit. Jem menjambak rambutku, berkata
bahwa dia tak peduli, perbuatan itu akan dilakukannya lagi kalau ada
kesempatan, dan jika aku tidak tutup mulut, dia akan mencabut setiap
rambut dari kepalaku. Aku tidak tutup mulut dan dia menendangku. Aku
kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembap. Jem menarikku dengan
kasar tetapi tampak menyesal. Tak ada yang bisa dikatakan.
Kami tidak menyambut Atticus pulang sore itu. Kami mengendap-endap di
dapur sampai Calpurnia mengusir kami. Entah bagaimana caranya,
Calpurnia sepertinya mengetahui semua kejadian sore itu. Dia memang
sumber penghiburan yang kurang memuaskan, tetapi dia memberi Jem
biskuit beroleskan mentega panas yang dirobek menjadi dua oleh Jem dan
dibagi denganku. Rasanya seperti kapas.
Kami ke ruang tamu. Aku mengambil majalah football, menemukan
gambar Dixie Howell, menunjukkannya kepada Jem dan berkata, "Dia
mirip kamu." Itulah ucapan paling baik hati untuknya yang terpikir olehku,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tetapi tak membantu. Dia duduk di jendela, membungkuk di kursi goyang,
merengut, menunggu. Cahaya siang memudar.
Beberapa saat, yang terasa bagaikan dua abad geologis, kemudian, kami
mendengar sol sepatu Atticus menggesek tangga depan. Pintu kawat
menutup, ada jeda Atticus berada di dekat gantungan topi di ruang tamu
dan kami mendengarnya memanggil, "Jem!" Suaranya seperti angin musim
dingin.
Atticus menyalakan lampu langit-langit di ruang duduk dan mendapati
kami di sana, diam membeku. Dia membawa tongkatku di satu tangan;
rumbai kuningnya yang kotor terseret di karpet. Dia menjulurkan tangan
satunya; kuncup-kuncup kamelia gemuk berada di situ.
"Jem," katanya, "apa kau pelakunya?"
"Ya, Sir."
"Mengapa kaulakukan?"
Jem berkata perlahan, "Dia bilang, kau membela nigger dan sampah."
"Kau melakukan ini karena dia berkata begitu?" Bibir Jem bergerak, tetapi
"Ya, Sir" nya tak terdengar.
"Nak, aku tak meragukan bahwa kau merasa terganggu oleh ejekan teman-
temanmu tentang aku yang membela nigger, seperti yang kaukatakan,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tetapi melakukan hal seperti ini kepada perempuan tua yang sakit-sakitan
sungguh tak termaafkan. Aku sangat menyarankan kau pergi ke rumah
Mrs. Dubose dan berbicara dengannya," kata Atticus. "Langsung pulang
setelannya." Jem tidak bergerak.
"Ayo," kataku. Aku mengikuti Jem keluar dari ruang duduk. "Kembali ke
sini," kata Atticus kepadaku. Aku kembali.
Atticus mengambil majalah Mobile Press dan duduk di kursi goyang yang
beberapa saat sebelumnya diduduki Jem. Aku sungguh tak mengerti
bagaimana dia bisa duduk tenang membaca surat kabar ketika putra satu-
satunya kemungkinan besar sedang dibunuh dengan senjata peninggalan
Tentara Konfederasi. Memang, Jem kadang membuatku jengkel sampai aku
ingin membunuhnya, tetapi kalau dipikir-pikir, hanya dialah yang
kupunyai. Atticus tampaknya tak menyadari ini, atau kalaupun menyadari,
dia tak peduli.
Saat itu aku membencinya, tetapi kalau kita sedang punya masalah, kita
mudah lelah: tak lama kemudian aku bersembunyi dalam pangkuannya
dan tangannya merangkulku.
"Kau sudah terlalu besar untuk dibuai," katanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kau tak peduli apa yang terjadi padanya, Atticus," kataku. "Kau hanya
mengirimnya ke sana untuk ditembak padahal dia cuma membelamu."
Atticus mendorong kepalaku ke bawah dagunya. "Belum waktunya untuk
khawatir," katanya. "Aku tak pernah menyangka bahwa Jem akan
kehilangan kesabarannya karena hal ini kusangka aku akan lebih banyak
mendapat masalah darimu."
Kubilang, aku tak mengerti mengapa kami harus bersabar, tak ada teman
sekolah yang kukenal yang harus bersabar tentang apa pun.
"Scout," kata Atticus, "saat musim panas tiba nanti, kau harus bersabar
untuk hal-hal yang jauh lebih buruk ... aku tahu, ini tidak adil bagimu dan
Jem, tetapi kadang-kadang kita harus menerima ke-
adaan, dan cara kita membawa diri saat keadaan memburuk yah, yang bisa
kukatakan adalah, kalau kau dan Jem sudah besar, barangkali kau akan
melihat kembali kejadian ini dengan simpati dan mengerti bahwa aku
berusaha untuk tidak mengecewakan kalian. Kasus ini, kasus Tom
Robinson, menyangkut hakikat nurani manusia Scout, tak ada gunanya
aku pergi ke gereja dan beribadat kepada Tuhan kalau aku tidak mencoba
menolong dia."
"Atticus, sepertinya kau keliru ..."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kenapa?"
"Yah, sepertinya sebagian besar orang merasa mereka benar dan kau salah
..."
"Mereka memang berhak berpikir begitu, dan mereka berhak untuk
dihormati pendapatnya," kata Atticus, "tetapi sebelum aku mampu hidup
bersama orang lain, aku harus hidup dengan diriku sendiri. Satu hal yang
tidak tunduk pada mayoritas adalah nurani seseorang."
Ketika Jem kembali, dia mendapatiku masih di pangkuan Atticus.
"Bagaimana, Nak?" tanya Atticus. Dia menurunkanku, dan aku mengamati
Jem diam-diam. Tampaknya dia masih utuh, tetapi raut wajahnya aneh.
Mungkin Mrs. Dubose memberinya satu dosis calomel.
"Aku sudah membersihkan halaman dan meminta maaf, tetapi sebenarnya
aku tidak menyesal, dan aku akan mengurus halamannya setiap Sabtu dan
mencoba menumbuhkannya lagi."
"Tak ada gunanya meminta maaf kalau kau tidak menyesal," kata Atticus.
"Jem, dia sudah tua
dan sakit-sakitan. Kau tak bisa menuntut pertanggung jawabannya untuk
perkataan dan perbuatannya. Tentu, aku lebih suka kalau dia berkata
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
begitu kepadaku daripada kepada kalian, tetapi kita tidak selalu
mendapatkan apa yang kita inginkan."
Jem terpaku menatap motif mawar di karpet. "Atticus," katanya, "dia ingin
aku membaca untuknya."
"Membaca untuknya?"
"Ya, Sir. Dia ingin aku datang setiap sore seusai sekolah dan pada hari
Sabtu untuk membaca keras-keras untuknya selama dua jam. Atticus,
apakah harus?"
"Tentu."
"Tetapi dia ingin aku melakukannya selama sebulan."
"Berarti kau akan melakukannya selama sebulan."
Jem meletakkan jempol kakinya pelan-pelan di tengah mawar dan
menekannya. Akhirnya dia berkata, "Atticus, kalau di trotoar aku tidak
keberatan, tetapi di dalam rumah gelap dan menyeramkan. Di langit-
langitnya ada bayangan dan yang lain ..."
Atticus tersenyum tegas. "Bukankah kau suka berkhayal? Pura-pura saja
kau berada di rumah Radley."
Senin sore keesokan harinya, aku dan Jem menaiki tangga depan yang
curam ke rumah Mrs.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dubose dan melangkah ke aulanya yang terbuka. Jem, yang dipersenjatai
Ivanhoe dan pengetahuannya yang luas, mengetuk pintu sebelah kiri.
"Mrs. Dubose?" panggilnya. Jessie membuka pintu kayu itu dan membuka
selot pintu kawat.
"Kamukah itu, Jem Finch?" tanyanya. "Kamu mengajak adikmu. Aku tak
tahu-"
"Suruh dua anak itu masuk, Jessie," kata Mrs. Dubose. Jessie membiarkan
kami masuk, lalu pergi ke dapur.
Bau menusuk menyeruak ketika kami melewati ambang pintu, bau yang
sering kudapati di rumah berdinding batu yang membusuk karena hujan,
yang didalamnya terdapat lampu minyak batu bara, gayung, dan seprai
murahan yang tidak dikanji. Bau seperti itu selalu membuatku takut,
waspada, siaga. Di pojok ruangan terdapat tempat tidur berwarna
perunggu dan Mrs. Dubose berbaring di atasnya. Aku bertanya-tanya
apakah tingkah Jem telah membuatnya terbaring di situ, dan sejenak aku
merasa kasihan padanya. Dia berbaring di bawah tumpukan selimut perca
dan hampir tampak ramah.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ada wastafel pualam di samping tempat tidurnya; di atasnya berdiri
sebuah gelas berisi sendok kecil, obat tetes telinga berwarna merah, sekotak
kapas penyerap, dan jam beker baja berkaki tiga.
"Jadi, kau membawa adikmu yang dekil itu, ya?" adalah sapaannya.
Jem berkata tenang, "Adik saya tidak dekil dan saya tidak takut pada
Anda," meskipun kulihat
lututnya gemetar.
Aku menyangka akan diomeli, tetapi dia hanya berkata, "Kamu boleh mulai
membaca, Jeremy."
Jem duduk di kursi beralas bambu dan membuka Ivanhoe. Aku mengambil
satu kursi lagi dan duduk di sampingnya.
"Lebih dekat," kata Mrs. Dubose. "Ke samping tempat tidur sini."
Kami memajukan kursi. Inilah jarak terdekatku dengannya, dan hal yang
paling ingin kulakukan adalah segera memundurkan kursi.
Mrs. Dubose buruk sekali. Wajahnya sewarna dengan sarung bantal kotor
dan sudut mulutnya berkilau oleh air liur, yang mengalir turun seperti
glasir pada kerut-kerut dalam di sekeliling dagunya. Bintik-bintik ketuaan
menodai wajahnya, dan matanya yang pucat memiliki pupil hitam yang
kecil. Tangannya dipenuhi tonjolan-tonjolan kecil dan kutikulanya tumbuh
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
melewati kuku. Bibir bawahnya menggantung dan bibir atasnya menonjol;
sesekali dia menarik bibir bawahnya ke bibir atasnya dan dagunya ikut
terbawa. Gerakan ini membuat air liurnya mengalir turun lebih cepat.
Aku tidak mau melihat lebih banyak dari yang terpaksa kulihat. Jem
membuka kembali Ivanhoe dan mulai membaca. Ketika menemukan kata
yang tidak dia pahami, Jem melompatinya, tetapi Mrs. Dubose
mengetahuinya dan menyuruhnya mengeja kata itu. Jem membaca
barangkali selama dua puluh menit, dan selama itu aku memandangi
kerangka perapian yang ternodai jelaga, ke luar jendela, ke
mana pun agar aku tak perlu melihat Mrs. Dubose. Selagi Jem membaca,
kuperhatikan koreksi Mrs. Dubose semakin sedikit dan jarang sehingga
Jem bahkan membaca suatu kalimat dengan sangat tidak jelas. Mrs.
Dubose tidak mendengarkan.
Aku menoleh ke tempat tidur. Sesuatu terjadi padanya. Dia berbaring
telentang, dengan selimut sampai ke dagu. Hanya kepala dan bahunya
yang tampak. Kepalanya bergerak kiri נkanan perlahan. Sesekali dia
membuka mulutnya lebar-lebar dan aku bisa melihat lidahnya
menggelombang samar. Untai air liur mengumpul di bibirnya; dia
mengisapnya, lalu membuka mulut lagi. Mulutnya bekerja terpisah dari
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bagian tubuhnya yang lain, bergerak keluar dan masuk, seperti cangkang
kerang di air surut. Kadang-kadang bibirnya mengeluarkan suara, "Pt,"
seperti zat kental yang akan mendidih.
Aku menarik lengan baju Jem. Dia menoleh padaku, lalu pada tempat
tidur. Kepala Mrs. Dubose menoleh kepada kami, dan Jem berkata, "Mrs.
Dubose, Anda tidak apa-apa?" Mrs. Dubose tak menjawab.
Dering jam beker mengejutkan kami. Semenit kemudian, dengan saraf
masih bergelenyar, aku dan Jem sudah berada di trotoar, berjalan menuju
rumah. Kami tidak kabur. Jessie yang mengeluarkan kami: sebelum jam itu
berhenti berbunyi, dia sudah ada di kamar, mendorong aku dan Jem
keluar.
"Syuh," katanya, "kalian pulanglah."
Saat melewati pintu, Jem terlihat ragu.
"Sudah waktunya minum obat," kata Jessie. Ketika pintu berayun menutup
di belakang kami, kulihat Jessie berjalan cepat ke tempat tidur Mrs. Dubose.
Baru pukul 15.45 ketika kami sampai di rumah. Jadi, aku dan Jem
menendang-nendang bola football di halaman belakang sampai tiba
waktunya menyambut Atticus. Atticus membawakan dua pensil kuning
untukku dan majalah football untuk Jem, yang kuduga adalah hadiah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
terselubung untuk sesi hari pertama kami bersama Mrs. Dubose. Jem
menceritakan apa yang terjadi.
"Dia membuatmu takut?" tanya Atticus.
"Tidak, Sir," kata Jem, "tapi dia jahat. Mungkin dia ayan atau apa. Dia
sering meludah."
"Dia tidak melakukannya dengan sengaja. Kalau sedang sakit, kadang
orang tidak enak Dillhat."
"Dia membuatku takut," kataku. Atticus memandangku melalui
kacamatanya. "Kau tak perlu ikut dengan Jem, kan?"
Sore berikutnya di rumah Mrs. Dubose masih sama dengan yang pertama,
dan juga berikutnya, sampai akhirnya suatu pola terbentuk: segala sesuatu
dimulai dengan normal maksudku, Mrs. Dubose merecoki Jem beberapa
lama tentang topik kesukaannya, kamelianya, dan kecintaan ayah kami
pada nigger; dia semakin jarang bersuara, lalu diam. Jam beker berbunyi,
Jessie mengusir kami, dan sisa hari itu menjadi milik kami.
"Atticus," kataku suatu sore, "apa sebenarnya arti pencinta nigger?"
Wajah Atticus suram. "Ada yang memanggilmu begitu?"
"Tidak, Sir, Mrs. Dubose memanggilmu begitu. Setiap sore sebelum Jem
mulai membaca, dia melakukan pemanasan dengan memanggilmu begitu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Francis memanggilku begitu Natal kemarin, itu pertama kali aku
mendengarnya."
"Karena itukah kau menyerangnya?" tanya Atticus.
"Ya, Sir ...."
"Lalu, mengapa kau menanyakan artinya?" Aku mencoba menjelaskan
kepada Atticus bahwa bukan perkataan Francis yang membuatku marah,
melainkan cara dia mengatakannya. "Seolah dia mengataiku cewek ingusan
atau sebangsanya."
"Scout," kata Atticus, "pencinta nigger hanyalah julukan yang tak ada
artinya sama seperti anak ingusan. Sulit dijelaskan orang yang bodoh dan
tak berharga menggunakan kata ini saat mereka merasa seseorang
mementingkan Negro di atas kepentingan mereka sendiri. Kata ini
ditujukan pada orang-orang seperti kita, ketika mereka ingin menamai kita
dengan istilah yang rendah dan buruk."
"Jadi, sebenarnya kau bukan pencinta nigger,
ya?"
"Justru iya. Aku sungguh-sungguh mencoba mencintai semua orang ... aku
kadang-kadang bingung Sayang, bukanlah hinaan kalau kita dipanggil
dengan sesuatu yang dianggap orang nama yang buruk. Jadi, jangan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sampai Mrs. Dubose membuatmu sedih. Dia sendiri punya cukup
masalah."
Suatu sore sebulan kemudian, Jem sedang bersusah payah membaca Sir
Walter Scout, begitu Jem menyebutnya yang dimaksud oleh Jem adalah Sir
Walter Scott, sastrawan Skotlandia yang karyanya antara lain Ivanhoe dan
Rob Roy dan Mrs. Dubose mengoreksinya setiap kali, ketika seseorang
mengetuk pintu. "Masuk!" teriaknya.
Atticus memasuki ruangan. Dia menghampiri tempat tidur dan memegang
tangan Mrs. Dubose. "Aku pulang dari kantor dan tidak bertemu dengan
anak-anak," katanya. "Aku menduga mereka masih di sini."
Mrs. Dubose tersenyum padanya. Sungguh aku tak bisa mengerti
bagaimana dia bisa memaksa diri berbicara kepada Atticus, padahal dia
tampak sangat membencinya. "Kautahu sekarang jam berapa, Atticus?"
katanya. "Tepat jam lima lebih empat belas menit. Jam beker dipasang
untuk jam lima tiga puluh. Aku ingin kautahu itu."
Aku tiba-tiba menyadari bahwa setiap hari kami tinggal sedikit lebih lama
di rumah Mrs. Dubose, bahwa jam beker berbunyi beberapa menit lebih
lambat setiap hari, dan bahwa penyakit ayannya bisa saja kambuh sebelum
jam itu berbunyi. Hari ini hampir dua jam dia mengganggu Jem tanpa ada
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tanda-tanda penyakit ayannya akan kambuh, dan aku merasa
terperangkap tanpa ada harapan untuk selamat. Jam beker adalah tanda
kebebasan kami; jika suatu hari ia tak berbunyi, apa yang harus kami
lakukan?
"Aku merasa hari membaca Jem sudah hampir
habis," kata Atticus.
"Hanya seminggu lagi, rasanya," kata Mrs. Dubose, "untuk memastikan Jem
bangkit. "Tapi"
Atticus mengangkat tangannya dan Jem terdiam. Dalam perjalanan
pulang, Jem berkata dia hanya wajib melakukannya selama sebulan dan
waktu sebulan itu sudah habis dan ini tidak adil.
"Hanya seminggu lagi, Nak," kata Atticus.
"Tidak," kata Jem.
"Ya," kata Atticus. Minggu berikutnya, kami kembali ke rumah Mrs.
Dubose. Jam beker sudah tak berbunyi lagi, tetapi Mrs. Dubose melepaskan
kami dengan, "Sudah cukup," begitu larut senja sehingga Atticus sudah
membaca koran di rumah ketika kami kembali. Meskipun penyakit
ayannya tidak pernah kambuh lagi, dalam hal-hal lain, dia adalah dirinya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang dulu: ketika Sir Walter Scott menguraikan panjang-lebar tentang
selokan dan istana, Mrs. Dubose menjadi bosan dan mengganggu kami.
"Jeremy Finch, sudah kubilang, kamu akan menyesal sudah merusak
kameliaku. Sekarang, kamu menyesal, kan?"
Jem bilang, dia menyesal sekali.
"Jangan sangka kamu bisa mematikan bunga Snow on the Mountain
milikku, ya? Hah, kata Jessie, bagian atasnya sudah tumbuh lagi. Lain kali
kamu tahu cara melakukannya dengan benar, kan? Kamu akan mencabut
sampai akarnya, kan?" Jem bilang, tentu saja.
"Jangan menggumam padaku, Nak! Angkat kepalamu dan katakan, ya,
Ma'am. Tapi kamu mungkin enggan mengangkat kepala, kalau ayahmu
seperti itu."
Jem pun menaikkan dagunya dan memandang Mrs. Dubose dengan wajah
tanpa kebencian. Setelah berminggu-minggu, dia telah melatih ekspresi
sopan dan berjarak yang bisa ditampilkan pada Mrs. Dubose untuk
menjawab ucapan-ucapannya yang paling membekukan darah.
Akhirnya, hari itu tiba. Ketika Mrs. Dubose berkata, "Sudah cukup," suatu
sore, dia menambahkan, "Dan hukumanmu sudah selesai. Selamat sore."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sudah selesai. Kami melompat-lompat di trotoar dengan kelegaan luar
biasa, meloncat-loncat dan melolong.
Musim semi itu menyenangkan: hari terasa lebih lama sehingga memberi
kami lebih banyak waktu untuk bermain. Benak Jem terutama dipenuhi
statistik penting setiap pemain football universitas di negeri ini. Setiap
malam, Atticus membacakan halaman olahraga surat kabar. Alabama bisa
masuk pertandingan Rose Bowl lagi tahun ini, jika dinilai dari calon
pemainnya, yang tak satu pun namanya bisa kami ucapkan. Atticus sedang
membacakan kolom Windy Seaton suatu sore ketika telepon berdering.
Dia mengangkatnya, lalu pergi ke gantungan topi di ruang tamu. "Aku
mau ke rumah Mrs. Dubose sebentar," katanya. "Aku tak akan lama."
Tetapi, Atticus pergi sampai jauh melewati waktu tidurku. Ketika pulang,
dia membawa kotak permen. Atticus duduk di ruang duduk dan
meletakkan kotak itu di lantai di samping kursinya. "Apa maunya?" tanya
Jem.
Kami sudah sebulan lebih tidak bertemu dengannya. Dia tidak pernah ada
di teras lagi ketika kami lewat.
"Dia meninggal, Nak," kata Atticus. "Dia meninggal beberapa menit yang
lalu." "Oh," kata Jem. "Bagus."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Memang bagus," kata Atticus. "Dia tidak menderita lagi. Dia sudah lama
sakit. Nak, tahukah kamu mengapa dia suka kejang-kejang seperti orang
berpenyakit ayan?" Jem menggeleng.
"Mrs. Dubose adalah pencandu morfin," kata Atticus. "Sudah bertahun-
tahun dia memakainya sebagai pereda rasa sakit. Dokter yang meresep-
kannya. Dia telah melewatkan sisa hidupnya dengan morfin dan meninggal
tanpa banyak rasa sakit, tetapi dia memang sinis"
"Sir?" kata Jem. Kata Atticus, "Tepat sebelum kau bertingkah dulu, dia
meneleponku untuk membuatkan surat wasiatnya. Dr. Reynold berkata dia
hanya punya beberapa bulan lagi. Urusan bisnisnya sudah diatur, tetapi
katanya, 'Masih ada satu hal yang belum diatur.'"
"Apa itu?" Jem bingung.
"Katanya, dia akan meninggalkan dunia ini tan-
pa berutang apa pun pada siapa pun. Jem, kalau seseorang sakit separah
dia, sebenarnya tak apa-apa memakan obat untuk meringankan rasa sakit,
tetapi baginya tidak. Katanya, dia berniat melepaskan diri dari morfin
sebelum meninggal, dan itulah yang dilakukannya."
Kata Jem, "Maksudmu, karena itukah dia kelihatan seperti orang sakit
ayan?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Benar. Selama kau membaca untuknya, aku ragu dia mendengar sepatah
kata pun. Seluruh pikiran dan tubuhnya berkonsentrasi pada jam beker.
Kalau dia tidak menghukummu, aku sendiri yang akan menyuruhmu
membaca untuknya. Mungkin itu dapat mengalihkan perhatiannya. Ada
alasan lain"
"Apakah saat meninggal dia bebas dari morfin?" tanya Jem.
"Sebebas udara gunung," kata Atticus. "Dia sadar sampai detik terakhir,
hampir. Sadar," dia tersenyum, "dan mengajak bertengkar. Dia masih tak
setuju dengan tindakanku dan berkata aku mungkin akan melewatkan sisa
hidupku menebusmu dari penjara. Dia meminta Jessie mengambilkan
kotak ini untukmu"
Atticus meraih dan memungut kotak permen itu. Dia menyerahkannya
kepada Jem.
Jem membukanya. Di dalam, dikelilingi gumpalan kapas lembap, adalah
kamelia putih, berlilin, sempurna. Setangkai Snow in the Mountain.
Mata Jem hampir melompat dari kepalanya. "Iblis neraka tua, iblis neraka
tua!" serunya, mencampakkannya. "Kenapa dia menggangguku terus?"
Secepat kilat Atticus berdiri di hadapannya. Jem membenamkan kepalanya
di kemeja Atticus. "Sst," katanya. "Kurasa itu caranya memberitahumu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
segalanya baik-baik saja sekarang, Jem, segalanya baik-baik saja. Kautahu,
dia perempuan terhormat yang hebat."
"Perempuan terhormat?" Jem mendongak. Wajahnya merah. "Setelah segala
hal yang dituduhkannya padamu, perempuan terhormat?"
"Ya. Dia memiliki pandangan pribadi tentang banyak hal, sangat berbeda
denganku, mungkin .... Nak, tadi aku berkata, kalau kau tidak kehilangan
kesabaran sehingga dia menghukummu, akulah yang akan menyuruhmu
membaca untuknya. Aku ingin kau melihat sesuatu dalam dirinya aku
ingin kau melihat keberanian sejati, alih-alih mendapat konsep bahwa
keberanian selalu identik dengan lelaki bersenapan. Keberanian adalah
saat kau tahu kau akan kalah sebelum memulai, tetapi kau tetap memulai
dan kau merampungkannya, apa pun yang terjadi. Kau jarang menang,
tetapi kadang-kadang kau bisa menang. Mrs. Dubose menang, seluruh 45
kg dirinya. Menurut pandangannya, dia meninggal tanpa berutang apa
pun dan pada siapa pun. Dia orang paling pemberani yang pernah
kukenal."
Jem memungut kotak permen itu dan melemparnya ke api. Dia mengambil
kamelianya, dan ketika aku berangkat tidur, kulihat dia sedang mengelus-
elus kelopaknya yang lebar. Atticus sedang membaca surat kabar.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dua Belas
Jem berusia dua belas tahun. Susah hidup dengannya; dia tidak konsisten
dan suasana hatinya sering berubah. Selera makannya mengerikan, dan
berkali-kali dia bilang agar aku tak mengganggunya, sampai aku
berkonsultasi kepada Atticus, "Mungkin dia cacingan?" Atticus bilang,
tidak, Jem sedang tumbuh. Aku harus bersabar dan sesedikit mungkin
mengganggunya.
Perubahan dalam diri Jem ini terjadi dalam beberapa minggu saja. Mrs.
Dubose belum juga tenang di makamnya saat itu Jem tampaknya cukup
berterima kasih karena aku menemaninya waktu dia membaca untuk Mrs.
Dubose. Agaknya, dalam semalam, Jem mendapatkan nilai-nilai hidup
yang asing dan mencoba memaksakannya padaku: beberapa kali dia malah
sampai mengatur-atur. Setelah bertengkar dan Jem membentak, "Sudah
waktunya kau jadi anak perempuan dan bersikap seperti anak
perempuan!" tangisku meledak dan aku mengadu kepada Calpurnia.
"Jangan terlalu memikirkan Mister Jem" dia memulai.
"Mister Jem?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Yah, dia menjadi Mister Jem sekarang."
"Dia belum setua itu," kataku. "Dia cuma perlu dipukuli, tapi aku tidak
cukup besar."
"Sayangku," kata Calpurnia, "aku tak bisa mencegah Mister Jem tumbuh
dewasa. Sekarang, dia akan sering menghabiskan waktunya sendirian,
mengerjakan apa pun yang biasa dikerjakan anak lelaki, jadi kau ke dapur
saja kalau merasa kesepian. Kita bisa melakukan banyak kegiatan di sini."
Awal musim panas itu memberi pertanda buruk: Jem boleh berbuat sesuka
hatinya; aku harus merasa puas bergaul dengan Calpurnia sampai Dill
datang. Dia tampaknya senang melihatku muncul di dapur, dan dengan
mengamatinya, aku mulai berpikir bahwa untuk bisa menjadi anak
perempuan membutuhkan keterampilan tertentu.
Namun, musim panas tiba dan Dill tidak datang. Aku menerima surat dan
foto darinya. Suratnya bercerita bahwa dia mempunyai ayah baru, yang
fotonya terlampir, dan dia harus tinggal di Meridian karena mereka
berencana membangun kapal untuk memancing. Ayahnya pengacara
seperti Atticus, hanya jauh lebih muda. Ayah baru Dill berwajah
menyenangkan. Aku lega karena Dill mendapatkan ayah baru, tetapi
hatiku hancur. Dill mengakhiri suratnya dengan berkata bahwa dia akan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mencintaiku selamanya dan aku tidak perlu khawatir, karena dia akan
datang menjemputku dan menikahiku begitu dia mengumpulkan cukup
uang, jadi tolong suratnya dibalas.
Kenyataan bahwa aku memiliki tunangan abadi tidak bisa menggantikan
ketidakhadirannya: aku be-
lum pernah memikirkannya, tetapi musim panas adalah Dill merokok tali
di tepi kolam ikan, matanya menyala dengan rencana-rencana rumit untuk
membuat Boo Radley muncul; musim panas adalah kecepatan Dill
mencium pipiku ketika Jem tidak melihat, kerinduan yang kadang bisa
saling kami rasakan. Dengannya, hidup adalah rutin, tanpanya, hidup tak
tertahankan. Aku merana selama dua hari.
Seolah itu belum cukup, badan legislatif negara bagian berkumpul untuk
sidang darurat dan Atticus meninggalkan kami selama dua minggu.
Gubernur ingin membasmi tikus-tikus yang mengganggu jalan
pemerintahan; ada aksi damai di Birmingham; di kota-kota, antrean di
depan toko roti memanjang, sedangkan penduduk di pedesaan semakin
miskin. Tetapi, peristiwa-peristiwa ini jauh dari duniaku dan Jem.
Pada suatu pagi, kami terkejut melihat kartun di Montgomery Advertiser.
Di atas gambar itu, terdapat tulisan, "Finch dari Maycomb". Kartun itu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menampilkan Atticus bertelanjang kaki dan bercelana pendek, terantai
pada meja: dia sedang tekun menulis pada buku catatan, sementara
beberapa gadis berpenampilan bodoh berseru kepadanya, "Yuhu!"
"Ini pujian," Jem menjelaskan. "Dia menghabiskan waktunya mengerjakan
hal-hal yang tidak akan beres kalau tidak dikerjakan."
"Hah?"
Selain memiliki sifat-sifat baru, Jem menampilkan gaya bijak yang
membuatku gila.
"Oh, Scout, misalnya mereorganisasi sistem
pajak di county dan sebangsanya. Hal-hal seperti itu tak ada artinya bagi
banyak orang." "Kau tahu dari mana?"
"Ah, kau jangan ganggu aku. Aku sedang baca koran."
Keinginan Jem terkabul. Aku pergi ke dapur. Sambil menguliti kacang
polong, Calpurnia mendadak berkata, "Bagaimana aku menyiapkan kalian
untuk pergi ke gereja Minggu besok?"
"Tidak perlu. Atticus meninggalkan kami uang sumbangan."
Mata Calpurnia menyipit dan aku tahu apa yang terlintas di pikirannya.
"Cal," kataku, "kautahu kami akan bersikap baik. Kami sudah bertahun-
tahun bersikap baik di gereja."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Calpurnia rupanya mengingat suatu hari Minggu saat hujan lebat turun,
ketika kami ditinggalkan tanpa ayah dan tanpa guru. Anak-anak yang
ditinggal sendirian mengikat Eunice Ann Simpson ke kursi dan
menempatkannya di ruang perapian. Kami melupakannya dan naik ke
gereja untuk mendengarkan khotbah dengan tenang ketika terdengar
dentang memekakkan dari pipa radiator, yang terus berbunyi sampai ada
yang menyelidiki dan mengeluarkan Eunice Ann, yang berkata dia tak mau
bermain Shadrach tokoh dalam Alkitab, salah satu dari tiga tawanan yang
keluar dari tungku api tanpa terbakar lagi. Kata Eunice Enn, Jem Finch
meyakinkannya bahwa dia tak akan terbakar kalau cukup beriman, tetapi
di bawah memang panas.
"Lagi pula, Cal, ini bukan pertama kalinya At-
ticus meninggalkan kami," aku protes.
"Ya, tetapi biasanya dia memastikan gurumu akan hadir. Aku tak
mendengarnya kali ini mungkin dia lupa." Calpurnia menggaruk kepala.
Mendadak dia tersenyum. "Bagaimana kalau kau dan Mister Jem ikut ke
gereja bersamaku besok?" "Benarkah?"
"Mau, kan?" Calpurnia menyeringai. Jika Calpurnia pernah menggosok
badanku dengan keras saat memandikanku sebelumnya, itu tidak ada apa-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
apanya dibandingkan dengan pengawasannya pada kegiatan rutin Sabtu
malam itu. Dia menyuruhku menyabuni seluruh tubuhku dua kali,
mengambil air bersih dari bak untuk setiap bilasan; dia meletakkan
kepalaku di baskom dan mencucinya dengan sabun Octagon dan sabun
castile. Dia sudah bertahun-tahun memercayai Jem, tetapi malam itu dia
melanggar privasi Jem dan memancing bentakan, "Apa orang di rumah ini
tidak bisa mandi tanpa diintip seluruh keluarga?"
Keesokan paginya, dia bangun lebih pagi dari biasanya untuk "memeriksa
pakaian kami". Kalau menginap di rumah, Calpurnia tidur di tempat tidur
lipat di dapur; pagi itu tempat tidurnya tertutupi pakaian hari Minggu
kami. Dia telah memberikan kanji banyak-banyak pada bajuku, bentuknya
jadi seperti tenda kalau aku duduk. Dia menyuruhku mengenakan rok
dalam dan mengikatkan selendang merah muda erat-erat di pinggangku.
Dia menggosok sepatu kulitku dengan biskuit dingin sampai aku bisa
melihat bayangan wajahnya di sepatu itu.
"Seperti mau pergi ke Mardi Gras saja," kata Jem. "Buat apa semua ini, Cal?"
"Aku tak mau ada orang bilang bahwa aku tak becus mengurus anak-anak
asuhanku," gumamnya. "Mister Jem, kau sama sekali tak boleh
mengenakan dasi itu dengan kemeja itu. Warnanya hijau."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Memangnya kenapa?"
"Kemejanya biru. Apa kau tidak bisa membedakan?"
"Hihihi," aku melolong, "Jem buta warna."
Wajah Jem merah padam, tetapi Calpurnia berkata, "Kalian, hentikan.
Kalian akan pergi ke First Purchase sambil tersenyum."
Gereja Metodis Episkopal Afrika First Purchase terletak di wilayah Quarters,
di luar batas selatan kota, di seberang rel penggergajian tua. Bangunannya
berkerangka kuno dengan cat yang sudah mengelupas, satu-satunya gereja
di Maycomb yang memiliki menara dan lonceng, disebut First Purchase
karena dibiayai oleh pendapatan pertama para budak yang dibebaskan.
Orang Negro beribadat di sini setiap hari Minggu dan orang kulit putih
berjudi di sini pada hari lain.
Halaman gereja itu berupa tanah liat sekeras bata, demikian pula
pemakaman di sampingnya. Jika seseorang meninggal saat cuaca kering,
tubuhnya ditimbun bongkah es sampai hujan melunakkan tanah. Beberapa
makam di pemakaman ditandai dengan batu nisan yang sudah remuk;
nisan yang lebih baru dilapisi kaca yang berwarna cerah dan pecahan botol
Coca-Cola. Penangkal petir yang men-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
jaga beberapa makam menunjukkan jenazah yang beristirahat dengan
tidak tenang; sisa lilin yang habis terbakar berdiri di kepala makam anak-
anak. Pemakaman yang ceria.
Bau Negro bersih yang hangat dan pahit-manis menyambut kami ketika
kami memasuki halaman gereja. Gaya rambut Hearts of Love berpadu
dengan obat asafoetida, tembakau, parfum Hoyt's Cologne, tembakau
Brown's Mule, peppermint, dan talk melati.
Ketika mereka melihatku dan Jem bersama Calpurnia, kaum pria
melangkah mundur dan menanggalkan topi; kaum wanita menyilangkan
tangan di pinggang, gerakan yang biasa dilakukan pada hari kerja untuk
menunjukkan perhatian penuh hormat. Mereka memisah dan membuka
jalan kecil ke pintu gereja bagi kami. Calpurnia berjalan di antara aku dan
Jem, menanggapi sapaan para tetangganya yang berpakaian cerah.
"Apa-apaan ini, Miss Cal?" kata sebuah suara di belakang kami.
Tangan Calpurnia memegang bahu kami. Kami berhenti dan menoleh ke
belakang: di hadapan kami berdiri seorang perempuan Negro bertubuh
tinggi besar. Berat tubuhnya ditumpukan pada satu kaki; dia meletakkan
sikut kirinya di lekuk pinggulnya, menunjuk kami dengan telapak tangan
tertelentang. Kepalanya seperti peluru, matanya berbentuk kacang almond,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
hidungnya lurus, dan mulutnya seperti busur Indian. Tingginya sepertinya
tujuh kaki.
Aku merasa tangan Calpurnia menghunjam ba-
huku. "Kamu mau apa, Lula?" tanyanya, dalam nada yang belum pernah
kudengar dia gunakan. Dia berkata dengan tenang, penuh kebencian.
"Aku ingin tahu kenapa kamu membawa anak kulit putih ke gereja nigger."
"Mereka tamuku," kata Calpurnia. Lagi-lagi, aku merasa suaranya aneh: dia
berbicara seperti orang-orang itu.
"Ya, dan tentunya kamu juga tamu di rumah Finch pada hari biasa."
Gumaman menyebar di kerumunan. "Jangan rewel," bisik Calpurnia
kepadaku, tetapi bunga mawar di topinya bergetar marah.
Ketika Lula menapaki jalan ke arah kami, Calpurnia berkata, "Berhenti di
situ, nigger."
Lula berhenti, tetapi berkata, "Kamu tak ada urusan membawa anak kulit
putih kemari mereka punya gereja sendiri, kita punya sendiri. Ini gereja
kita, begitu bukan, Miss Cal?"
Calpurnia berkata, "Kita menyembah Tuhan yang sama, kan?"
Kata Jem, "Ayo kita pulang, Cal, mereka tak ingin kita di sini"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku sepakat: mereka tak ingin kami di sini. Aku merasakan, bukan
melihat, bahwa kami dikepung. Mereka terasa semakin dekat dengan kami,
tetapi ketika aku memandang Calpurnia, di matanya tersirat rasa geli.
Ketika aku melihat ke jalan masuk lagi, Lula sudah pergi, digantikan
dengan kerumunan orang berkulit hitam.
Salah seorang memisahkan diri dari kerumu-
nan. Dia Zeebo, si pengumpul sampah. "Mister Jem," katanya, "kami senang
dikunjungi. Tak perlu memedulikan Lula, sikapnya menjengkelkan karena
Pendeta Sykes mengancam akan menghukumnya. Sejak dulu dia suka
membuat onar, pikirannya kacau dan sikapnya sombong kami senang
sekali kalian datang."
Dengan itu, Calpurnia mengajak kami ke pintu gereja, dan kami disapa
Pendeta Sykes, yang mengajak kami ke bangku depan.
Bagian dalam First Purchase tidak berlangit-langit dan tidak dicat. Di
sepanjang dinding tergantung lampu kerosin pada kerangka perunggu,
tidak menyala; bangku pinus dijadikan tempat duduk. Di belakang
mimbar yang terbuat dari kayu ek kasar, berkibar sehelai bendera sutra
merah muda pudar yang bertuliskan Tuhan Adalah Cinta. Bendera itu
adalah satu-satunya dekorasi gereja itu, kecuali sebuah cetakan rotogravur
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
The Light of the World karya Hunt. Tidak kelihatan tanda-tanda adanya
piano, organ, buku himne, panduan acara gereja pernak-pernik gereja yang
biasa kami lihat setiap hari Minggu. Cahaya dalam ruang gereja itu
remang-remang, rasa sejuk yang dihadirkan oleh kelembapan perlahan
buyar seiring dengan berkumpulnya jemaat. Pada setiap tempat duduk,
tersedia kipas karton murahan bergambarkan Taman Getse-mani
berwarna mencolok, pemberian Toko Perkakas Tyndal. (Kamu Tinggal
Sebut Pasti Kami Jual).
Calpurnia mengisyaratkan padaku dan Jem agar duduk di ujung baris dan
menempatkan dirinya di antara kami. Dia merogoh tasnya, mengeluarkan
sapu tangan, dan membuka ikatan di pojok sapu tangan itu, tempatnya
menyimpan uang logam. Dia memberi satu koin bernilai sepuluh sen
kepadaku dan satu koin lagi kepada Jem. "Kami punya sendiri," bisik Jem.
"Simpanlah," kata Calpurnia, "kalian tamuku." Wajah Jem sekilas
menunjukkan keraguan antara menjaga etika dan menyimpan uangnya
sendiri, tetapi kesopanan yang sudah menjadi sifat alaminya menang dan
dia mengantongi uangnya. Aku pun mengantongi punyaku tanpa ragu.
"Cal," bisikku, "mana buku himnenya?"
"Di sini tak ada," katanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jadi, bagaimana?"
"Sst," katanya. Pendeta Sykes sedang berdiri di balik mimbar, menatap
jemaat hingga semua tenang. Tubuhnya yang pendek dan gempal terbalut
setelan jas hitam, dasi hitam, kemeja putih, dan jam rantai emas yang
berkilau dalam cahaya yang masuk dari jendela berglasir.
Katanya, "Saudara-saudaraku, kita sangat senang menerima tamu pagi ini.
Mister dan Miss Finch. Kalian kenal ayah mereka. Sebelum saya memulai,
akan saya bacakan beberapa pengumuman."
Pendeta Sykes membalik-balik kertas, mengambil salah satunya, dan
menunjukkannya ke depan. "Masyarakat Misionaris berkumpul di rumah
Saudari Annette Reeves hari Selasa besok. Bawa jahitan."
Dia membaca dari kertas lain. "Kalian tahu tentang kesulitan Saudara Tom
Robinson. Sejak masih kanak-kanak, dia sudah menjadi anggota
setia First Purchase. Sumbangan yang dikumpulkan hari ini dan tiga hari
Minggu berikutnya akan diberikan kepada Helen istrinya, untuk
membantunya di rumah."
Aku menonjok Jem. "Itu Tom yang Atticus ak" "Ss-t!"
Aku menoleh kepada Calpurnia tetapi dia langsung menyuruhku diam
sebelum aku membuka mulut. Setelah lebih mampu menguasai diri, aku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
memusatkan perhatian kepada Pendeta Sykes, yang tampaknya
menungguku terdiam. "Pengarah musik, silakan memimpin kita dalam
himne pertama," katanya.
Zeebo bangkit dari kursinya dan berjalan di lorong tengah, berhenti di
depan kami dan menghadap jemaat, membawa buku himne yang tampak
kumal. Dia membukanya dan berkata, "Kita akan menyanyikan nomor dua
tujuh tiga."
Aku tak tahan lagi. "Bagaimana kita menyanyi kalau tak ada buku lagu?"
Calpurnia tersenyum, "Sst, Sayang," bisiknya, "sebentar lagi kautahu."
Zeebo berdeham lalu membaca dengan suara bagai gelegar artileri dari
kejauhan:
"Ada tanah di seberang sungai."
Ajaibnya, dengan nada tepat, seratus suara menyanyikan kata-kata Zeebo.
Pada suku kata terakhir, yang ditahan dengan dengung parau, Zeebo
melanjutkan, "Yang selamanya kita sebut manis."
Musik kembali mengalun di sekitar kami; saat nada terakhir mengalun,
Zeebo menyambutnya de-
ngan baris berikut: "Dan kita hanya mencapai pantai itu dengan perintah
iman."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jemaat ragu, Zeebo mengulangi baris dengan hati-hati, dan baris itu pun
dinyanyikan. Pada bagian refrein, Zeebo menutup bukunya, tanda bagi
jemaat untuk melanjutkan tanpa bantuannya.
Pada nada-nada akhir "hari peringatan," Zeebo berkata, "Dalam keabadian
manis yang jauh itu, di seberang sungai yang berkilau."
Baris demi baris, suara mengikuti dalam harmoni sederhana hingga himne
berakhir dalam gumam melankolis.
Aku menoleh kepada Jem, yang sedang melirik kepada Zeebo. Aku juga
sulit percaya, tetapi kami berdua mendengarnya.
Pendeta Sykes lalu memohon kepada Tuhan untuk memberkati yang sakit
dan yang menderita, prosedur yang tak berbeda dengan kebiasaan gereja
kami, kecuali Pendeta Sykes mengarahkan perhatian Tuhan pada beberapa
kasus spesifik.
Khotbahnya langsung mengutuk dosa, pernyataan sederhana dari moto
pada dinding di belakangnya: dia memperingatkan jemaatnya tentang
kejahatan yang berasal dari minuman memabukkan, perjudian, dan wanita
asing. Para penyelundup alkohol menimbulkan cukup masalah di Quarters,
tetapi wanita lebih buruk lagi. Sekali lagi, seperti yang sering kujumpai di
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
gerejaku sendiri, aku dihadapkan pada doktrin Perempuan yang Ternoda,
yang sepertinya menguasai semua pendeta.
Aku dan Jem mendengar khotbah yang sama
Minggu demi Minggu, dengan satu pengecualian. Pendeta Sykes lebih
leluasa menggunakan mimbarnya untuk mengungkapkan pandangannya
tentang kekhilafan orang. Jim Hardy sudah lima hari Minggu absen dari
gereja dan dia tidak sakit; Constance Jackson harus menjaga perilakunya
dia hampir bertengkar dengan tetangganya; dia telah mendirikan satu-
satunya pagar kebencian dalam sejarah Quarters.
Pendeta Sykes menutup khotbahnya. Dia berdiri di samping meja di depan
mimbar dan meminta sumbangan pagi, kegiatan yang asing bagiku dan
Jem. Satu per satu jemaat maju dan menjatuhkan uang logam lima sen dan
sepuluh sen ke dalam kaleng kopi berlapis hitam. Aku dan Jem mengikuti
mereka, dan menerima ucapan "Terima kasih, terima kasih" lirih seiring
dengan berdentingnya uang kami.
Yang membuat kami heran, Pendeta Sykes mengosongkan kaleng ke atas
meja dan meraup koin dengan tangannya. Dia menegakkan tubuh dan
berkata, "Ini tidak cukup, kita harus punya sepuluh dolar."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Berbagai protes seketika terdengar. "Kalian tahu tujuannya Helen tak bisa
meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja selagi Tom dipenjara. Kalau
semua orang memberi sepuluh sen lagi, akan cukup" Pendeta Sykes
melambaikan tangannya dan memanggil seseorang di bagian belakang
gereja. "Alec, tutup pintunya. Tak ada yang boleh pergi sampai kita punya
sepuluh dolar."
Calpurnia mengorek-ngorek tas tangannya dan
mengeluarkan dompet koin kulit yang kucel. "Tidak, Cal," bisik Jem ketika
dia mengulurkan sekeping uang logam dua puluh lima sen yang berkilap,
"kami bisa menyumbangkan uang kami. Berikan uangmu, Scout."
Gereja semakin pengap, dan terpikir olehku bahwa Pendeta Sykes berniat
membuat jemaatnya berkeringat sampai mereka mau mengeluarkan uang.
Kipas berdesir, kaki bergeser, pengunyah tembakau menderita.
Pendeta Sykes mengejutkanku dengan berbicara tegas, "Carlow Richardson,
aku belum melihatmu berjalan ke depan."
Seorang pria kurus bercelana khaki berjalan ke depan dan memasukkan
sekeping uang. Jemaat menggumamkan pujian.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pendeta Sykes lalu berkata, "Aku ingin kalian yang tak punya anak
berkorban dan memberi masing-masing sepuluh sen lagi. Lalu, jumlahnya
akan cukup."
Perlahan-lahan, dengan susah payah, sepuluh dolar terkumpulkan. Pintu
dibuka, dan tiupan angin hangat memulihkan kami. Zeebo memimpin lagu
On Jordan's Stormy Banks, dan ibadah hari itu selesai.
Aku ingin tinggal dan menjelajah, tetapi Calpurnia mendorongku
menyusuri lorong di depannya. Di pintu gereja, ketika dia berhenti untuk
mengobrol dengan Zeebo dan keluarganya, aku dan Jem mengobrol dengan
Pendeta Sykes. Aku ingin bertanya banyak, tetapi memutuskan untuk
menunggu dan meminta Calpurnia menjawab.
"Kami sungguh gembira kalian datang," kata Pendeta Sykes. "Ayahmu
adalah teman terbaik gereja ini."
Rasa ingin tahuku meledak, "Mengapa kalian mengumpulkan sumbangan
untuk istri Tom Robinson?"
"Kamu tidak dengar alasannya?" tanya Pendeta Sykes. "Helen punya tiga
anak kecil dan dia tak bisa bekerja"
"Kenapa anak-anaknya tak dibawa saja, Pendeta?" tanyaku. Sudah biasa
kaum Negro pekerja ladang yang punya anak menaruh anak-anaknya di
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tempat teduh di mana saja sementara orangtuanya bekerja biasanya bayi-
bayi itu duduk di tempat teduh di antara dua lajur kapas. Bayi yang belum
bisa duduk diikat dengan gaya papoose Indian di punggung ibunya, atau
dibaringkan di kantong kapas sisa.
Pendeta Sykes ragu. "Sejujurnya, Miss Jean Louise, Helen kesulitan
mendapat kerja belakangan ini ... kalau sudah waktunya panen, kurasa Mr.
Link Deas mau menerimanya."
"Kenapa sulit, Pak Pendeta?" Sebelum dia menjawab, kurasakan tangan
Calpurnia di bahuku. Saat aku merasakan tekanan tangannya, aku
berkata, "Terima kasih telah membolehkan kami bergabung." Jem
meniruku, dan kami pun berjalan pulang.
"Cal, aku tahu Tom Robinson dipenjara karena dia berbuat buruk, tetapi
kenapa orang tak mau menerima Helen bekerja?" tanyaku.
Calpurnia, dengan baju voile biru tua dan topi silinder, berjalan di antara
aku dan Jem. "Karena perbuatan yang kata orang diperbuat Tom," katanya.
"Orang-orang tak ingin berurusan dengan keluarganya"
"Memangnya apa yang dia lakukan, Cal?" Calpurnia mendesah. "Mr. Bob
Ewell tua menuduh Tom memerkosa anak gadisnya, lalu polisi menahan
Tom, lalu memenjarakan"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mr. Ewell?" Ingatanku tergugah. "Apakah dia sekeluarga dengan anak-
anak Ewell yang datang setiap hari pertama sekolah lalu pulang? Oh, kata
Atticus, mereka itu benar-benar sampah aku tak pernah mendengar
Atticus membicarakan orang seperti dia membicarakan keluarga Ewell.
Katanya" "Ya, mereka orangnya."
"Yah, kalau semua orang di Maycomb tahu orang-orang macam apa
keluarga Ewell itu, mereka mestinya dengan senang hati menerima Helen
bekerja ... memerkosa itu apa, Cal?"
"Itu harus kautanyakan sendiri pada Mr. Finch," katanya. "Dia bisa
menjelaskannya lebih baik dariku. Kalian lapar? Pak Pendeta lambat sekali
mengakhiri khotbah hari ini, biasanya dia tidak semembosankan itu."
"Dia mirip pendeta kami," kata Jem, "tetapi kenapa kalian menyanyikan
himne seperti itu?"
"Sebaris-sebaris?" tanyanya.
"Kalian menyebutnya begitu?"
"Ya, kami menyebutnya lining, sebaris-sebaris. Kami sudah melakukannya
sepanjang ingatanku."
Kata Jem, sepertinya mereka bisa menabung uang sumbangan selama
setahun dan membeli buku himne.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Calpurnia tertawa. "Tak ada gunanya," katanya. "Mereka tidak bisa
membaca."
"Tidak bisa baca?" tanyaku. "Mereka semua?"
"Benar," Calpurnia mengangguk. "Semuanya, kecuali empat orang di First
Purchase yang bisa membaca ... aku salah satunya."
"Kamu sekolah di mana, Cal?" tanya Jem.
"Tidak di mana-mana. Coba kuingat, siapa yang mengajariku alfabet? Miss
Maudie Atkinson, Miss Buford tua"
"Kamu setua itu?"
"Lebih tua daripada Mr. Finch malah." Calpurnia menyeringai. "Tapi aku
tak tahu berapa tahun terpautnya. Kami pernah mencoba mengingat-ingat,
mencoba menghitung berapa umurku aku bisa mengingat hanya beberapa
tahun lebih banyak dari pada dia. Jadi, aku tak jauh lebih tua, dengan
mempertimbangkan bahwa ingatan lelaki tak sebaik ingatan perempuan."
"Ulang tahunmu kapan, Cal?"
"Aku merayakannya pada hari Natal saja, lebih mudah diingataku tak
punya hari ulang tahun betu-lan."
"Tapi, Cal," protes Jem, "wajahmu tidak setua Atticus."
"Orang kulit hitam tidak terlihat menua secepat itu," katanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mungkin karena kalian tidak bisa baca. Cal,
kaukah yang mengajari Zeebo?"
"Ya, Mister Jem. Waktu dia masih kecil, sekolah pun belum ada. Tapi aku
membuatnya belajar."
Zeebo adalah putra tertua Calpurnia. Kalau dipikirkan, aku tentu tahu
bahwa Calpurnia sudah tua anak-anak Zeebo sudah cukup besar tetapi aku
belum pernah memikirkannya.
"Kau mengajarinya dengan buku pelajaran membaca, seperti kami?"
tanyaku.
"Tidak, aku menyuruhnya membaca satu halaman Alkitab setiap hari, dan
ada buku yang dipakai Miss Buford untuk mengajariku pasti kau tak tahu
dari mana aku mendapatkannya," katanya. Kami tidak tahu.
Calpurnia berkata, "Kakek Finch kalian yang memberikannya kepadaku."
"Kau pernah tinggal di Landing?" tanya Jem. "Kau belum pernah cerita."
"Memang iya, Mister Jem. Besar di sana, di antara Buford Place dan
Landin'. Setiap hari aku bekerja untuk keluarga Finch atau keluarga
Buford, dan aku pindah ke Maycomb waktu ayah dan ibumu menikah."
"Buku apa yang kau pakai Cal?" tanyaku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Commentaries dari Blackstone." Jem terkejut. "Maksudmu, kau mengajari
Zeebo dengan itu?"
"Tentu saja, Mister Jem," Calpurnia meletakkan jarinya di bibir dengan
malu-malu. "Cuma dua buku itu yang kupunya. Kata kakekmu, Mr.
Blackstone menulis Bahasa Inggris yang baik-"
"Itu sebabnya bicaramu tidak seperti mereka," kata Jem.
"Mereka siapa?"
"Mereka, orang kulit hitam, Cal, tetapi kau bicara seperti mereka waktu di
gereja
Aku tak pernah terpikir bahwa Calpurnia menjalani dua kehidupan yang
sederhana. Bayangan bahwa dia memiliki keberadaan yang terpisah dari
rumah tangga kami adalah hal baru, apalagi dia menguasai dua bahasa.
"Cal," tanyaku, "kenapa kau bicara bahasa nigger kepada kaummu kalau
kau tahu bahasa yang mereka pakai keliru?"
"Yah, pertama-tama, aku berkulit hitam"
"Tapi kan tidak berarti kau harus bicara seperti itu kalau kau tahu cara
yang benar," kata Jem.
Calpurnia memiringkan topinya dan menggaruk kepala, lalu menekan
topinya dengan hati-hati menutupi telinganya, "Aku tidak tahu juga,"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
katanya. "Misalkan kau dan Scout berbicara dengan bahasa orang kulit
hitam di rumah tak cocok, kan? Nah, andai aku bicara bahasa kaum kulit
putih di gereja, dan dengan tetanggaku? Mereka pasti berpikir aku
menyombongkan diri untuk mengalahkan keluarga Moses."
"Tapi, Cal, kau tahu yang lebih baik," kataku.
"Tidak selalu perlu menunjukkan semua yang kita ketahui. Itu bukan sikap
perempuan terhormat kedua, orang tak suka kalau ada orang lain yang
lebih tahu dari mereka. Itu membuat mereka sebal. Kita tak bisa mengubah
mereka dengan ber-bicara
secara benar, mereka harus mau belajar sendiri, dan kalau mereka tak mau
belajar, tak ada yang bisa kita lakukan kecuali tutup mulut atau berbicara
dengan bahasa mereka."
"Cal, apa kapan-kapan aku boleh menemuimu?"
Dia memandangku. "Menemuiku, Sayang? Kau bertemu denganku setiap
hari."
"Ke rumahmu," kataku. "Kapan-kapan seusai kerja? Atticus bisa
menjemputku."
"Kapan pun kau mau," katanya. "Kami dengan senang hati menerimamu."
Kami berada di trotoar di samping Radley Place.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Lihat di teras itu," kata Jem.
Aku menoleh ke Radley Place, menyangka akan melihat penghuni siluman
rumah itu sedang berjemur di ayunan. Ayunannya kosong.
"Maksudku, teras kita," kata Jem.
Aku melihat ke ujung jalan. Gagah, tegap, dan tegas, Bibi Alexandra sedang
duduk di kursi goyang, gayanya seolah-olah dia biasa duduk di sana setiap
hari dalam hidupnya.
Tiga Belas
Taruh tasku di kamar tidur depan, Calpurnia," adalah kalimat pertama
yang diucapkan Bibi Alexandra. "Jean Louise, jangan garuk-garuk kepala,"
adalah kalimat kedua yang diucapkannya.
Calpurnia mengangkat kopor berat Bibi dan membuka pintu. "Biar aku
saja," kata Jem, dan mengambilnya. Aku mendengar kopor berdebam di
lantai kamar tidur. Bunyi itu menimbulkan gema yang tertinggal.
"Bibi sedang berkunjung?" tanyaku. Kunjungan Bibi Alexandra dari
Landing, yang selalu bepergian dengan mewah, jarang terjadi. Dia memiliki
Buick kotak berwarna hijau cerah dan seorang sopir berkulit hitam,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
keduanya selalu berada dalam keadaan rapi tetapi tampak tak sehat, tetapi
hari ini keduanya tak terlihat.
"Ayahmu tidak memberi tahu?" tanyanya. Aku dan Jem mengeleng.
"Mungkin dia lupa. Dia belum pulang, ya?"
"Belum, Ma'am, biasanya dia baru pulang menjelang malam," kata Jem.
"Hmm, aku dan ayahmu memutuskan bahwa sudah waktunya aku tinggal
bersama kalian beberapa lama."
"Beberapa lama" di Maycomb bisa berarti apa pun, dari tiga hari sampai
tiga puluh tahun. Aku dan Jem bertukar pandang.
"Jem sudah besar sekarang, kamu juga," katanya kepadaku. "Kami
memutuskan bahwa hal terbaik untukmu adalah memiliki perempuan lain
yang bisa dijadikan teladan. Tak akan lama lagi, Jean Louise, kamu akan
tertarik pada pakaian dan laki-laki"
Aku bisa saja melontarkan beberapa tanggapan: Cal juga perempuan,
masih lama lagi sebelum aku tertarik pada laki-laki, aku tak akan pernah
tertarik pada pakaian ... tetapi aku tetap diam.
"Paman Jimmy bagaimana?" tanya Jem. "Dia mau tinggal di sini juga?"
"Oh tidak, dia tetap di Landing. Dia akan mengurus tempat itu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Begitu aku berkata, "Apa Bibi tak akan rindu padanya?" aku menyadari
bahwa pertanyaan itu tidak cocok. Baik Paman Jimmy ada ataupun tidak,
tidak jauh berbeda karena dia tak pernah berkata apa-apa. Bibi Alexandra
mengabaikan pertanyaanku.
Aku tak bisa memikirkan hal lain untuk diucapkan padanya. Malah, aku
tak pernah bisa memikirkan bahan obrolan dengannya, dan aku duduk
mengingat percakapan masa lalu yang menyakitkan di antara kami: Apa
kabar, Jean Louise? Baik, terima kasih, Ma'am, apa kabar? Sangat baik,
terima kasih; apa kegiatanmu sekarang? Tidak ada. Kamu tak punya
kegiatan apa-apa? Tidak, Ma'am. Tapi, tentu kamu punya teman, kan? Ya,
Ma'am. Nah, apa ke-
giatan kalian? Tidak ada.
Jelas Bibi menganggapku sangat membosankan karena aku pernah
mendengarnya menyebutku lambat saat berbicara dengan Atticus.
Ada cerita di balik semua itu, tetapi saat itu aku malas mengoreknya.
Sekarang hari Minggu, dan Bibi Alexandra mudah marah pada Hari
Tuhan. Kupikir karena korset Minggunya. Bibi tidak gemuk, tetapi gempal,
dan dia memilih pakaian tertutup yang mengangkat dadanya tinggi-tinggi,
menggencet pinggangnya, menonjolkan pantatnya, dan berhasil
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengesankan bahwa Bibi Alexandra pernah memiliki bentuk tubuh seperti
jam pasir. Dari sudut mana pun, dia terlihat tangguh.
Sisa sore itu berlalu dalam kemuraman mengambang yang terasa ketika
kerabat berkunjung, tetapi langsung buyar ketika kami mendengar suara
mobil memasuki garasi. Itu Atticus, pulang dari Montgomery. Jem,
melupakan wibawanya, berlari bersamaku untuk menyambutnya. Jem
merebut tas dan kopernya, aku melompat ke dalam pelukannya,
merasakan kecupan sekilasnya yang kering dan berkata, "Kau bawakan
buku untukku? Kau tahu Bibi di sini?"
Atticus menjawab kedua pertanyaan itu dengan ya. "Bagaimana
pendapatmu kalau dia tinggal bersama kita?"
Aku berbohong dengan mengatakan, aku akan suka sekali, tetapi seseorang
harus berbohong dalam keadaan tertentu dan harus selalu berbohong
kalau tak bisa berbuat lain.
"Kami merasa sudah saatnya kalian membutuhkan yah, masalahnya begini,
Scout," kata Atticus. "Bibimu membantuku dan juga membantu kalian. Aku
tak bisa tinggal di sini seharian bersama kalian, dan musim panas ini akan
sangat panas."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ya, Sir," kataku, tak memahami satu pun perkataannya. Namun, aku
mendapat firasat bahwa kemunculan Bibi Alexandra di rumah ini lebih
disebabkan oleh kemauannya sendiri daripada kemauan Atticus. Bibi
punya cara sendiri untuk mencanangkan Apa Yang Terbaik Bagi Keluarga
Kita, dan kukira kedatangannya untuk tinggal bersama kami termasuk ke
dalam kategori tersebut.
Maycomb menerimanya dengan baik. Miss Maudie Atkinson membuat kue
Lane yang mengandung begitu banyak rum sehingga aku jadi sedikit
mabuk; Miss Stephanie Crawford mengobrol lama dengan Bibi Alexandra,
sebagian besar dari obrolan itu diisi oleh Miss Stephanie yang menggeleng-
gelengkan kepala dan berkata "Ya, ya, ya." Miss Rachel yang tinggal di
sebelah mengundang Bibi untuk minum kopi pada sore hari, dan Mr.
Nathan Radley sampai-sampai masuk ke halaman depan dan berkata dia
senang bertemu Bibi Alexandra.
Ketika Bibi Alexandra sudah mapan bersama kami dan hidup berjalan
sebagaimana biasanya, rasanya seolah-olah Bibi Alexandra memang sejak
dulu tinggal bersama kami. Penganan yang dibuatnya untuk Masyarakat
Misionaris menambah reputasinya sebagai nyonya rumah (dia tidak
mengizinkan Calpurnia membuat penganan yang diperlukan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
untuk mengganjal perut anggota komunitas itu saat mendengarkan
laporan panjang tentang kegiatan mereka); dia bergabung dan menjadi
Sekretaris Klub Amanuensis Maycomb. Bagi semua pihak yang hadir dan
berpartisipasi dalam kehidupan county, Bibi Alexandra adalah salah satu
orang terakhir dari kaumnya: dia memiliki perahu-sungai, tata krama
sekolah internat; menjunjung tinggi nilai moral apa pun yang
mendatanginya; dia merupakan seseorang yang istimewa di mata mereka;
dia biang gosip yang tak tersembuhkan. Ketika Bibi Alexandra bersekolah,
sifat meragukan diri tidak ada dalam buku teks mana pun, jadi dia tidak
tahu makna kata itu. Dia tak pernah bosan, dan diberi kesempatan sedikit
saja, dia akan mengerahkan kekuasaannya: dia akan mengatur, menasihati,
mewaspadai, dan memperingatkan.
Dia tak pernah melepaskan kesempatan untuk menunjukkan kelemahan
keluarga lain untuk menunjukkan keunggulan keluarga kami, sebuah
kebiasaan yang dianggap lucu oleh Jem, bukan dibencinya, "Bibi lebih baik
menjaga cara bicaranya dia menyinggung sebagian besar orang di
Maycomb dan mereka masih saudara dengan kita."
Bibi Alexandra, saat menggarisbawahi hikmah peristiwa bunuh diri Sam
Merriweather muda, berkata bahwa kejadian itu disebabkan oleh sifat
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
turunan yang mengerikan dalam keluarga tersebut. Jika seorang gadis
enam belas tahun cekikikan dalam paduan suara, Bibi akan berkata, "Itu
menunjukkan bahwa semua perempuan keluarga Penfield berkepala
kosong." Agaknya, semua orang di Maycomb
memiliki Sifat Turunan: Bakat Mabuk, Bakat Berjudi, Bakat Jahat, Bakat
Aneh.
Pernah, ketika Bibi meyakinkan kami bahwa kecenderungan Miss
Stephanie Crawford mencampuri urusan orang lain itu sifat keturunan,
Atticus berkata, "Dik, kalau kita renungkan sejenak, generasi kita adalah
generasi pertama dalam keluarga Finch yang tidak menikah dengan
sepupunya. Apakah kau mau bilang, keluarga Finch memiliki Bakat Inses?"
Bibi Alexandra mengatakan tidak, itulah yang menyebabkan kami memiliki
tangan dan kaki yang kecil.
Aku tak pernah bisa memahami pemikiran Bibi soal keturunan. Entah di
mana, aku mendapat kesan bahwa Orang Baik-Baik adalah orang yang
melakukan yang terbaik dengan pengetahuan yang mereka miliki, tetapi
Bibi Alexandra berpendapat, yang diungkapkan secara tidak langsung,
bahwa semakin lama sebuah keluarga mendiami satu petak tanah, semakin
baik keluarga itu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Itu berarti keluarga Ewell adalah orang baik-baik," kata Jem. Keluarga
besar Burris Ewell dan saudara-saudaranya sudah tiga generasi tinggal di
petak tanah yang sama di belakang tempat pembuangan sampah
Maycomb, dan hidup dari uang santunan county.
Namun, teori Bibi Alexandra ada benarnya juga. Maycomb adalah kota
yang sudah tua, letaknya dua puluh mil sebelah timur Finch's Landing,
termasuk pedalaman untuk ukuran kota setua itu.
Tetapi, Maycomb bisa saja terletak lebih dekat dengan sungai, kalau bukan
gara-gara kebodohan seseorang bernama Sinkfield, yang menurut sejarah
mengelola penginapan di persimpangan dua jalan tikus, satu-satunya kedai
di wilayah itu. Sinkfield, bukan patriot, menyediakan dan memasok
amunisi untuk kaum Indian dan kaum pendatang, tanpa tahu atau peduli
apakah dia bagian dari Wilayah Alabama atau Indian suku Creek, asalkan
bisnisnya bagus. Bisnisnya telah sukses ketika Gubernur William Wyatt
Bibb, dengan niat mempromosikan ketenteraman county yang baru
tercipta, mengirimkan seregu penyurvei untuk menemukan titik pusat
county dan mendirikan ibu kota pemerintahan di situ. Para penyurvei ini,
tamu Sinkfield, memberi tahu si tuan rumah bahwa dia berada dalam
perbatasan teritorial Maycomb County, dan menunjukkan tempat yang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
memungkinkan untuk membangun ibu kota county. Andai Sinkfield tidak
bertindak berani untuk menyelamatkan bisnisnya, Maycomb mungkin
akan didirikan di tengah Rawa-Rawa Winston, tempat yang sama sekali tak
menarik. Alih-alih, Maycomb tumbuh dan membentang dari pusatnya,
Kedai Sinkfield, karena pada suatu malam, Sinkfield membuat tamu-
tamunya mabuk dan rabun, lalu memengaruhi mereka untuk
mengeluarkan peta dan gambarnya, memotong sedikit di sini, menambah
sedikit di sana, dan menyesuaikan pusat county agar memenuhi
persyaratan yang diinginkannya. Dia mengusir mereka keesokan harinya,
dipersenjatai peta dan lima quart rum dalam tas pelana masing-masing
dua dan
satu untuk diberikan pada Gubernur.
Karena alasan utama keberadaannya adalah untuk pemerintahan,
Maycomb selalu bersih dan tertata, tidak seperti sebagian besar Kota
Alabama yang seukurannya. Pada mulanya, gedung-gedung-nya kukuh,
gedung pengadilannya mengagumkan, jalannya sangat lebar. Jumlah kaum
profesional yang bekerja di Maycomb cukup tinggi: orang datang ke sana
untuk mencabut gigi, memperbaiki gerobak, mencurahkan isi hatinya,
menabung, menyelamatkan jiwa, mengobati keledai. Tetapi, kebijakan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tindakan Sinkfield masih dipertanyakan. Dia menempatkan kota muda itu
terlalu jauh dari satu-satunya jalur transportasi umum pada masa itu
perahu sungai dan diperlukan dua hari untuk pergi dari ujung utara
county ke Maycomb untuk berbelanja barang-barang toko. Akibatnya,
ukuran kota itu tak berubah selama seratus tahun, sebuah pulau dalam
anyaman lautan ladang kapas dan hutan produksi.
Meskipun keberadaan Maycomb tak diacuhkan dalam Perang Saudara,
kekuasaan Rekonstruksi dan kehancuran ekonomi memaksa kota itu
tumbuh. Tumbuh ke dalam. Begitu jarang orang baru berdiam di sana,
keluarga-keluarga yang sama menikah dengan keluarga-keluarga yang
sama sehingga semua warganya tampak agak-agak mirip. Kadang-kadang,
seseorang akan kembali dari Montgomery atau Mobile bersama orang luar,
tetapi hasil pernikahan itu hanya menimbulkan riak dalam arus tenang
kemiripan keluarga. Keadaannya kurang-lebih sama saat aku kanak-kanak.
Memang ada sistem kasta di Maycomb, tetapi menurut pikiranku cara
kerjanya begini: warga tua, generasi yang sudah bertahun-tahun hidup
berdampingan, sudah bisa saling menebak: mereka sudah terbiasa dengan
sikap, nuansa karakter, bahkan gerakan, karena telah diulang dalam setiap
generasi dan dipoles oleh waktu. Jadi, peribahasa Tak Ada Crawford yang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mengurus Urusannya Sendiri, Satu dari Tiga Merriwater Mengerikan,
Kebenaran Tidak Bisa Ditemukan dalam Keluarga Delafields, Semua Orang
Buford Berjalan Seperti Itu, menjadi petunjuk dalam kehidupan sehari-hari;
jangan pernah menerima cek dari seorang Delafield tanpa menelepon
diam-diam ke bank. Bahu Miss Maudie Atkinson bungkuk karena dia
seorang Buford; jika Mrs. Grace
Merriweather menghirup gin dari botol Lydia E. Pinkham, itu tidak aneh
ibunya melakukan hal yang sama.
Bibi Alexandra cocok dengan dunia Maycomb bagaikan sarung tangan
yang pas benar di tangan, tetapi tidak dengan duniaku dan Jem. Aku
begitu sering terheran-heran memikirkan bagaimana mungkin dia
bersaudara dengan Atticus dan Paman Jack, sampai-sampai aku
membayangkan kisah-kisah tentang orang tertukar dan akar beracun yang
pernah Jem kisahkan pada masa lalu.
Ini adalah spekulasi asal-asalan yang kubuat selama bulan pertama
kunjungannya, karena dia jarang berbicara kepada Jem atau aku, dan kami
hanya bertemu dengannya pada waktu makan dan malam-malam sebelum
kami tidur. Waktu itu musim
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
panas dan kami sering bermain di luar. Tentu, pada beberapa sore hari
ketika aku berlari masuk untuk minum, aku mendapati ruang tamu
dikuasai para perempuan terhormat Maycomb, menghirup minuman,
berbisik, mengipas-ngipas dengan kipas indah, dan aku pun dipanggil,
"Jean Louise, mengobrollah bersama ibu-ibu ini."
Ketika aku muncul di ambang pintu, Bibi tampak seperti menyesali
permintaannya; biasanya tubuhku bernoda lumpur atau tertutupi pasir.
"Mengobrollah dengan Sepupu Lily-mu," katanya suatu sore, ketika dia
memerangkapku di ruang tamu.
"Siapa?" kataku.
"Sepupu Lily Brooke-mu," kata Bibi Alexandra.
"Dia sepupu kita? Aku baru tahu." Bibi Alexandra berhasil
menyunggingkan senyuman lembut yang mampu menyampaikan
permintaan maaf kepada Sepupu Lily sekaligus teguran tegas kepadaku.
Ketika Sepupu Lily Brooke pergi, aku tahu aku akan dimarahi.
Sungguh menyedihkan bahwa ayahku lupa memberitahuku tentang
Keluarga Finch, atau menanamkan rasa bangga dalam diri anak-anaknya.
Bibi Alexandra memanggil Jem, yang duduk curiga di sofa di sampingku.
Dia meninggalkan ruangan dan kembali dengan membawa buku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bersampul ungu dengan judul Meditations of Joshua S. St Clair yang ditulis
dengan warna emas.
"Sepupumu menulis buku ini," kata Bibi Alexandra. "Dia tokoh yang
indah."
Jem memeriksa buku kecil ini. "Ini Sepupu Joshua yang lama dipenjara?"
Bibi Alexandra berkata, "Kamu tahu dari mana?"
"Kata Atticus, dia menjadi gila saat belajar di Universitas. Katanya, dia
mencoba menembak presiden. Kata Atticus, Sepupu Joshua mengaku
sebagai petugas pemeriksa gorong-gorong yang sedang mencoba
menembak dengan pistol flintlock tua, tetapi pistol itu meledak di
tangannya. Kata Atticus, keluarga besar kita harus mengeluarkan uang
lima ratus dolar untuk melepaskannya dari masalah itu"
Bibi Alexandra berdiri kaku seperti bangau. "Cukup," katanya. "Nanti kita
bicarakan lagi hal ini." Sebelum waktu tidur tiba, aku berada di kamar Jem,
mencoba meminjam buku, ketika Atticus mengetuk dan masuk. Dia duduk
di tempat tidur Jem, memandang kami dengan serius, lalu menyeringai.
"Eh er," katanya. Sebelum mengawali ceramahnya, dia berdeham, dan
kupikir pastilah dia mulai menua, tetapi tampangnya sama saja. "Aku tak
tahu cara mengatakan ini," dia memulai.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ya, katakan saja," kata Jem. "Kami melakukan sesuatu?"
Ayah kami benar-benar gelisah. "Tidak, aku hanya ingin menjelaskan
kepada kalian bahwa Bibi Alexandra-mu memintaku .... Nak, kau tahu
bahwa kau seorang Finch, bukan?"
"Setahuku begitu." Jem mendelik. Suaranya meninggi tak terkendali,
"Atticus, ada apa?"
Atticus menumpangkan kaki dan menyilangkan
tangannya. "Aku sedang mencoba menjelaskan fakta kehidupan."
Rasa kesal Jem meningkat. "Aku tahu soal itu," katanya.
Atticus tiba-tiba menjadi serius. Dalam suara pengacaranya, tanpa
mengubah nada, dia berkata, "Bibimu memintaku untuk mencoba
menekankan padamu dan Jean Louise bahwa kalian bukanlah manusia
rata-rata, bahwa kalian adalah hasil didikan terhormat beberapa generasi"
Atticus berhenti, menatapku yang sedang mencari-cari serangga yang
bersembunyi di sela-sela kakiku.
"Didikan terhormat," lanjutnya, ketika aku sudah menemukannya dan
menggaruk bekas gigitannya, "dan bahwa kau harus berusaha menjaga
nama keluargamu" Atticus gigih menasihati kami meskipun kami tidak
memerhatikannya, "Dia memintaku memberi tahu kalian bahwa kalian
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
harus mencoba bersikap seperti lelaki dan perempuan terhormat
sebagaimana semestinya. Dia ingin membicarakan tentang keluarga kita
dengan kalian dan apa arti keluarga kita bagi Maycomb County selama ini,
supaya kalian punya gambaran tentang siapa diri kalian, supaya kalian
tergerak untuk bersikap sesuai dengan itu," dia menyimpulkannya.
Tertegun, aku dan Jem bertukar pandang, lalu menatap Atticus, yang
tampak sibuk memegang-megang kerahnya. Kami tidak mengatakan apa-
apa padanya.
Aku mengambil sisir dari meja Jem dan menggesekkan geriginya pada tepi
meja.
"Jangan ribut," kata Atticus. Kegalakannya menyengatku. Aku mengangkat
sisir itu dan membantingnya. Entah mengapa, aku mulai menangis, dan
aku tak bisa berhenti. Orang ini bukan ayahku. Ayahku tak pernah
berpikiran seperti itu. Ayahku tak pernah berbicara seperti itu. Bibi
Alexandra menyuruhnya, entah bagaimana caranya. Melalui air mataku,
kulihat Jem merasakan hal yang sama denganku, dia menolehkan
kepalanya ke satu sisi.
Tak ada tempat yang bisa kutuju, tetapi aku berbalik dan berhadapan
langsung dengan rompi Atticus. Kubenamkan kepalaku di dadanya dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
aku mendengarkan suara-suara samar dalam tubuhnya dari balik kain
biru muda itu: detak jamnya, geme-resik kemejanya yang terkanji, desir
lembut napasnya.
"Perutmu keruyukan," kataku. "Aku tahu," katanya. "Sebaiknya kau minum
soda." "Baiklah."
"Atticus, apa soal bersikap dan macam-macam yang lain itu akan membuat
situasi berubah? Maksudku, apakah kau?"
Kurasakan tangannya di belakang kepalaku. "Kau tak usah
mengkhawatirkan apa-apa," katanya. "Ini bukan waktunya untuk
khawatir."
Saat mendengar kalimat itu, aku tahu dia telah kembali kepada kami.
Darah dalam kakiku mulai mengalir kembali, dan aku mendongak. "Kau
benar-benar ingin kami melakukan semua itu? Aku tak bisa
mengingat segala sesuatu yang mesti dilakukan keluarga Finch ...."
"Aku tak ingin kau mengingatnya. Lupakan
saja."
Dia berjalan ke pintu dan keluar dari kamar Jem, menutup pintunya. Dia
hampir membantingnya, tetapi menahannya pada saat terakhir dan
menutupnya perlahan. Selagi aku dan Jem menatap, pintu itu membuka
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
lagi dan Atticus melongokkan kepalanya. Alisnya terangkat, kacamatanya
melorot. "Aku jadi makin mirip dengan Sepupu Joshua, ya? Menurut
kalian, apakah nantinya aku akan membuang lima ratus dolar dari
tabungan keluarga kita?"
Aku tahu yang sedang dia coba lakukan, tetapi Atticus hanya seorang
lelaki. Seorang perempuan diperlukan untuk melakukan pekerjaan seperti
itu.
Empat Belas
Meskipun tidak lagi mendengar berbagai hal tentang keluarga Finch dari
Bibi Alexandra, kami mendengar banyak hal dari warga kota. Setiap Sabtu-
dipersenjatai dengan koin lima sen, ketika Jem mengizinkanku
mengikutinya (sekarang dia benar-benar alergi dengan kehadiranku kalau
kami di tempat umum), kami berkelit menembus kerumunan orang yang
berkeringat di trotoar dan kadang mendengar "Itu anak-anaknya" atau
"Mereka anggota keluarga Finch". Saat berbalik untuk menghadapi pencela
kami, kami hanya akan melihat dua orang petani yang sedang memeriksa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kantong enema di jendela Toko Mayco. Atau dua wanita desa bertubuh
gempal yang mengenakan topi jerami dan duduk di gerobak Hoover.
"Mereka akan dibiarkan berkeliaran dan memerkosa seluruh penduduk
desa kalau kita bergantung pada pemimpin county ini," adalah salah satu
komentar asal-asalan yang kami dapatkan dari seorang pria kurus ketika
dia berpapasan dengan kami. Aku langsung ingat bahwa aku harus
menanyakan sesuatu kepada Atticus.
"Memerkosa itu apa?" tanyaku malam itu. Atticus menatapku dari balik
korannya. Dia se-
dang duduk di kursinya yang terletak di samping jendela. Seiring
bertambahnya usia kami, aku dan Jem menganggap bahwa kami sudah
cukup murah hati telah memberikan Atticus waktu tiga puluh menit untuk
menyendiri setelah makan malam.
Dia menghela napas dan berkata bahwa memerkosa adalah pelecehan
badaniah terhadap seorang perempuan dengan pemaksaan dan tanpa
persetujuan.
"Yah, kalau artinya cuma itu, kenapa Calpurnia tak bisa menjelaskan ketika
aku menanyakan artinya pada dia?"
Atticus tampak merenung. "Kau bilang apa tadi?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku bertanya pada Calpurnia sepulang dari gereja tempo hari apa artinya,
dan dia bilang aku harus bertanya padamu tetapi aku lupa, jadi sekarang
aku menanyakannya."
Atticus melipat korannya dan meletakkannya di pangkuan. "Coba ulangi,"
katanya.
Aku menceritakan padanya secara terperinci tentang perjalanan kami ke
gereja bersama Calpurnia. Atticus tampak menikmatinya, tetapi Bibi
Alexandra, yang sedang duduk di pojok sambil menjahit tanpa bersuara,
meletakkan sulamannya dan menatap kami.
"Kalian pergi ke gereja Calpurnia hari Minggu
itu?"
Kata Jem, "Ya, Ma'am, dia mengajak kami." Aku teringat akan sesuatu. "Ya,
Ma'am, dan dia berjanji aku boleh mampir ke rumahnya suatu
sore. Atticus, aku mau pergi Minggu depan, kalau boleh, ya? Kata
Calpurnia, dia mau menjemputku kalau kau sudah pergi."
"Tidak boleh." Bibi Alexandra yang mengucapkannya. Aku menoleh,
terkejut, lalu kembali menatap Atticus, cukup cepat untuk menyaksikan
lirikan kilatnya ke arah Bibi Alexandra, tetapi sudah terlambat. Aku
menukas, "Aku tidak bicara pada Bibi!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Untuk seorang pria berbadan besar, Atticus dapat bangkit dari kursi lebih
cepat daripada siapa pun yang kukenal. Dia berdiri. "Minta maaf pada
bibimu," katanya.
"Aku tidak bertanya padanya, aku bertanya padamu"
Atticus menoleh dan menekanku pada dinding dengan matanya yang
dalam. Suaranya terdengar mengerikan, "Minta maaf dulu pada Bibi."
"Aku minta maaf, Bibi," gumamku.
"Nah," katanya. "Supaya jelas: kaupatuhi perkataan Calpurnia, kaupatuhi
perkataanku, dan selama bibimu ada di rumah ini, kau juga harus
mematuhi perkataannya. Mengerti?"
Aku mengerti, merenung sejenak, dan menyimpulkan bahwa satu-satunya
cara aku bisa melarikan diri dengan mempertahankan sedikit harga diriku
adalah pergi ke kamar mandi, dan diam di sana cukup lama agar mereka
berpikir aku harus buang air. Saat kembali ke ruangan itu, aku berlama-
lama tinggal di ruang tamu untuk mendengarkan diskusi sengit yang
sedang berlangsung di ruang duduk.
Melalui pintu, aku melihat Jem duduk di sofa dengan majalah football
menutupi wajahnya. Kepalanya bergerak-gerak seolah-olah halaman
majalahnya berisi siaran langsung pertandingan tenis.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"... kau harus melakukan sesuatu tentang dia," kata Bibi. "Kau sudah
membiarkan ini berlangsung terlalu lama, Atticus, terlalu lama."
"Aku tak melihat apa salahnya mengizinkan dia ke sana. Cal akan
menjaganya di sana, seperti dia menjaganya di sini."
Siapa "dia" yang sedang mereka bicarakan? Hatiku melesak: aku. Aku
merasa seperti berada dalam penjara berdinding kapas merah muda
berkanji, dan untuk kedua kalinya dalam hidupku, aku
mempertimbangkan untuk kabur. Secepatnya.
"Atticus, tak apa-apa berhati lunak, kau orang yang lunak, tetapi kau
punya putri yang harus dipikirkan. Putri yang sedang tumbuh."
"Itu yang sedang kupikirkan."
"Dan jangan mencoba menghindar. Kau harus menghadapinya cepat atau
lambat, dan tak ada salahnya kalau malam ini. Kita sudah tak butuh dia
lagi sekarang."
Atticus berkata dengan datar, "Alexandra, Calpurnia tak akan
meninggalkan rumah ini sampai dia sendiri yang menginginkannya. Kau
mungkin berpikir lain, tetapi aku tak mungkin bisa bertahan selama ini
tanpa dia. Dia anggota setia keluarga ini dan kau harus menerima keadaan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
ini sebagaimana adanya. Lagi pula, Dik, aku tak mau kau membanting
tulang untuk kami tak ada alasan untuk mela-
kukan itu. Kita masih membutuhkan Cal seperti biasanya."
"Tetapi, Atticus"
"Lagi pula, aku merasa tidak ada sedikit pun yang salah pada anak-anak
karena Cal yang membesarkan mereka. Malah, dalam beberapa hal, dia
bersikap keras pada mereka, lebih dari layaknya seorang ibu ... dia tak
pernah membiarkan mereka lolos kalau mereka memang bersalah, dia tak
pernah memanjakan mereka seperti kebanyakan pengasuh berkulit hitam.
Dia mencoba membesarkan mereka sesuai dengan pengetahuannya, dan
pengetahuan Cal cukup baik dan satu hal lagi, anak-anak mencintainya."
Aku bernapas lagi. Bukan aku, hanya Calpurnia yang mereka bicarakan.
Kondisiku pulih, aku memasuki ruang keluarga. Atticus sudah kembali
terkubur di balik korannya dan Bibi Alexandra menyibukkan diri dengan
sulamannya. Tung, tung, tung, jarumnya menembus lingkaran penahan
kain. Dia berhenti dan menarik kainnya lebih tegang: tung-tung-tung. Jelas
terlihat bahwa dia sangat kesal.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem bangkit dan berjalan melintasi karpet. Dia mengisyaratkanku untuk
mengikutinya. Dia menuntunku ke kamarnya dan menutup pintu.
Wajahnya serius.
"Mereka bertengkar, Scout." Aku dan Jem sering bertengkar akhir-akhir ini,
tetapi aku belum pernah mendengar atau melihat siapa pun bertengkar
dengan Atticus. Itu bukan pemandangan yang menyenangkan.
"Scout, cobalah untuk tidak membuat Bibi marah, mengerti?"
Komentar Atticus masih membuat jengkel sehingga aku tak menangkap
nada memohon dalam pertanyaan Jem. Amarahku naik lagi. "Kau mau
menyuruh-nyuruh aku?"
"Bukan, masalahnya Atticus sedang banyak pikiran sekarang, kita tak perlu
menambah kekhawatirannya."
"Apa misalnya?" Atticus tidak kelihatan punya sesuatu yang khusus dalam
benaknya.
"Kasus Tom Robinson yang mencemaskannya setengah mati"
Menurutku, Atticus tidak khawatir tentang apa pun. Lagi pula, kasus itu
tak pernah mengganggu kami kecuali sekali seminggu dan itu pun tidak
lama.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Itu karena kau tak bisa menyimpan sesuatu dalam pikiranmu dalam
waktu yang lama," kata Jem. "Orang dewasa berbeda, kami"
Sikap pongahnya yang membuatku gila akhir-akhir ini jadi tak
tertahankan. Dia tak mau melakukan apa-apa, kecuali membaca dan
menyendiri. Tapi, semua yang dibacanya diceritakan kepadaku,
perbedaannya: dulu, karena menurutnya aku akan suka; sekarang, untuk
memberiku panduan dan pelajaran.
"Ya Tuhan, Jem! Kau pikir siapa dirimu?"
"Aku serius, Scout, kalau kau membuat Bibi kesal, aku aku akan memukul
pantatmu."
Ucapannya itu membuatku naik pitam. "Dasar morfodit, kubunuh kau!"
Karena dia sedang duduk di
tempat tidur, dengan mudah aku menjambak rambut depannya dan
mendaratkan tinju di mulutnya. Dia menamparku dan aku mencoba
meninjunya dengan tangan kiriku, tetapi tonjokan di perutku membuatku
terjengkang di lantai. Pukulan itu hampir membuatku sulit bernapas,
tetapi tak jadi soal karena aku tahu dia membalas, dia masih membalasku.
Kami masih setara.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Sekarang, sudah tidak bisa sombong lagi, kan!" teriakku, menyerbu lagi.
Dia masih di tempat tidur dan kuda-kudaku kurang sempurna. Jadi,
kuhempaskan diriku padanya sekeras mungkin, memukul, menjambak,
mencubit, mencakar. Adu tinju itu dengan cepat berubah menjadi
perkelahian. Kami masih bergulat ketika Atticus memisahkan kami.
"Cukup," katanya. "Kalian berdua tidur sekarang."
"Cuh!" kataku kepada Jem. Dia disuruh tidur pada waktu tidurku.
"Siapa yang memulai?" tanya Atticus dengan letih.
"Jem. Dia memerintah-merintah aku. Aku tak perlu menuruti dia, kan?"
Atticus tersenyum. "Kita selesaikan begini saja: kau menuruti Jem kalau dia
bisa memaksamu. Adil?"
Bibi Alexandra ada di sana tetapi tidak berkata apa-apa, dan ketika dia
kembali ke ruang tamu bersama Atticus, kami mendengarnya berkata, "...
baru salah satu yang ingin kusampaikan padamu," frasa yang kembali
mempersatukan aku dan Jem.
Kamar kami terhubung; sewaktu aku menutup pintu penghubungnya, Jem
berkata, "Malam, Scout." "Malam," gumamku seraya melintasi kamar untuk
menyalakan lampu. Ketika melewati tempat tidur, aku menginjak sesuatu
yang hangat, kenyal, dan cukup mulus. Tidak terlalu mirip karet keras, dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
aku punya firasat bahwa benda itu hidup. Aku juga mendengarnya
bergerak.
Aku menyalakan lampu dan melihat lantai di samping tempat tidur. Apa
pun yang kuinjak tadi sudah tak ada. Aku mengetuk pintu Jem. "Apa,"
katanya.
"Ular permukaannya seperti apa?"
"Agak kasar. Dingin. Berdebu. Kenapa?"
"Sepertinya ada seekor ular di kolong tempat tidurku. Tolong lihat ke sana."
"Kau bercanda?" Jem membuka pintu. Dia mengenakan celana piama. Aku
melihat, dengan rasa puas, bahwa bekas tinjuku masih terlihat di
mulutnya. Ketika dia melihat bahwa aku bersungguh-sungguh dengan
perkataanku, dia berkata, "Kalau kau mengira aku akan meletakkan
wajahku di lantai untuk mencari ular, kau pasti punya gagasan lain.
Tunggu sebentar."
Dia pergi ke dapur dan mengambil sapu. "Sebaiknya kau naik ke tempat
tidur," katanya.
"Menurutmu, apa benar ular?" tanyaku. Ini peristiwa langka. Rumah-
rumah kami tak punya ruang bawah tanah; dibangun pada blok-blok batu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
beberapa kaki di atas tanah, dan masuknya reptil bukannya tak pernah
terjadi, tetapi tidak lazim. Dalih Miss
Rachel Haverford untuk minum segelas wiski tanpa es setiap pagi adalah
bahwa dia belum sembuh dari rasa takutnya ketika menemukan seekor
ular derik melingkar di lemari pakaian di kamar tidurnya, di atas
cuciannya, ketika dia hendak menggantungkan baju santainya.
Jem mengulurkan sapu ke kolong tempat tidur. Aku melihat ke kaki tempat
tidur untuk berjaga kalau-kalau ularnya keluar. Tak ada. Jem menyapu
lebih dalam.
"Ular bisa mendengus?"
"Itu bukan ular," kata Jem. "Itu orang."
Akhirnya, sesuatu yang berwarna cokelat dekil melesat dari kolong tempat
tidur. Jem mengangkat sapu dan memukul, meleset seinci dari kepala Dill
yang tiba-tiba muncul.
"Tuhan yang Mahakuasa." Ucap Jem khusyuk.
Kami menyaksikan tubuh Dill muncul sedikit demi sedikit. Tempatnya
sempit. Dia berdiri dan melonggarkan bahunya, memutar pergelangan
kakinya, menggosok tengkuknya. Setelah aliran darahnya kembali lancar,
dia berkata, "Hei."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem menyebut Tuhan lagi. Aku tak mampu berkata-kata.
"Aku lapar sekali," kata Dill. "Ada makanan?"
Seperti dalam mimpi, aku ke dapur. Aku membawakannya susu dan
setengah loyang roti jagung yang tersisa dari makan malam. Dill
melahapnya, mengunyah dengan gigi depan, seperti kebiasaannya.
Akhirnya, aku bisa kembali bersuara. "Bagai-
mana kau bisa sampai di sini?"
Ceritanya sungguh ruwet. Segar kembali karena kenyang, Dill
menceritakan kisah berikut: setelah dirantai dan ditinggalkan sekarat di
ruang bawah tanah (rumah-rumah di Meridian punya ruang bawah tanah)
oleh ayah barunya yang tak menyukainya dan diam-diam bertahan hidup
dengan kacang polong mentah dari petani lewat yang mendengar seruan
minta tolong (orang baik ini menyelipkan seikat kacang setangkai demi
setangkai melalui ventilasi), Dill berupaya membebaskan diri dengan
menarik-narik rantai dari dinding. Dengan tangan masih terbelenggu, dia
berjalan tanpa arah sejauh dua mil dari Meridian, tempat dia menemukan
pertunjukan hewan kecil-kecilan dan di sana dia mencari uang dengan
memandikan unta. Dia mengikuti rombongan pertunjukan ini ke seluruh
Mississippi hingga kepekaan akan arahnya yang tanpa cacat menyatakan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dia berada di Abbott County, Alabama, di seberang sungai dari Maycomb.
Dia berjalan menuju ke rumah kami.
"Bagaimana kau bisa sampai di sini?" tanya Jem. Dia mengambil tiga belas
dolar dari tas ibunya, naik kereta pukul 09.00 dari Meridian dan turun di
Simpang Maycomb. Dia berjalan sejauh sepuluh atau sebelas dari empat
belas mil jarak ke Maycomb, berjalan mengarungi semak karena dia
khawatir kalau-kalau pihak berwajib sedang mencarinya, dan menumpang
sepanjang sisa perjalanannya dengan bergelantung di belakang gerobak
kapas. Dia sudah dua jam bersembunyi di bawah tempat
tidur, menurutnya; dia mendengar kami di ruang makan, dan denting
garpu pada piring hampir membuatnya gila. Dia menyangka aku dan Jem
tak akan pernah tidur; dia mempertimbangkan untuk keluar dan
membantuku memukul Jem, karena Jem sudah jauh lebih tinggi, tetapi dia
tahu Mr. Finch akan segera melerai, jadi pikirnya lebih baik dia tetap di
tempatnya. Dia lelah, sangat kotor, dan betah.
"Mereka pasti tak tahu kau di sini," kata Jem. "Kami pasti tahu kalau
mereka mencarimu
"Sepertinya mereka masih mencari-cari di semua bioskop di Meridian." Dill
menyeringai.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kau harus memberi tahu ibumu ke mana kau pergi," kata Jem. "Kau harus
memberi tahu ibumu kau ada di sini ....."
Mata Dill melirik sekilas kepada Jem, dan Jem memandangi lantai. Lalu, dia
bangkit dan melanggar aturan yang tersisa dari masa kecil kami. Dia
keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. "Atticus," suaranya terdengar
jauh, "bisa ke sini sebentar, Sir?"
Di balik kotoran yang dibasahi oleh keringat, wajah Dill memucat. Aku
merasa mual. Atticus berada di ambang pintu.
Dia masuk ke kamar dan berdiri sambil mengantongi tangan, memandangi
Dill.
Akhirnya, aku bisa bersuara, "Tak apa-apa, Dill. Kalau dia ingin kau tahu
sesuatu, dia akan mengatakannya."
Dill menoleh padaku. "Maksudku, tak apa-apa," kataku. "Kau tahu dia tak
akan memarahimu, kau tahu kau tidak perlu takut pada Atticus."
"Aku tidak takut..." gumam Dill.
"Hanya lapar, pasti." Suara Atticus seperti biasa datar dan menyenangkan.
"Scout, kita bisa memberi lebih baik daripada seloyang roti jagung, bukan?
Berilah dia makan dan saat aku kembali, kita lihat apa yang bisa kita
lakukan."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mr. Finch, jangan bilang Bibi Rachel, jangan paksa aku kembali, tolong,
Sir! Aku akan kabur lagi!"
"Wah, Nak," kata Atticus. "Tak ada yang menyuruhmu ke mana-mana,
kecuali segera tidur. Aku hanya akan mampir untuk memberi tahu Miss
Rachel kau ada di sini dan bertanya apakah kau boleh menginap di sini kau
mau, kan? Dan demi Tuhan kembalikan sebagian tanah county di
tubuhmu ke tempatnya, pengikisan tanah yang ada sudah cukup buruk."
Dill menatap sosok ayahku yang segera keluar dari kamar.
"Dia bercanda," kataku. "Maksudnya, kau disuruh mandi. Benar kan,
sudah kubilang, dia tak akan memarahimu."
Jem berdiri di pojok kamar, tampak seperti pengkhianat. "Dill, aku harus
beri tahu dia," katanya. "Kau tak bisa kabur sejauh tiga ratus mil tanpa
diketahui ibumu."
Kami meninggalkannya tanpa berkata-kata.
Dill makan, dan makan, dan makan. Dia belum makan sejak malam
sebelumnya. Dia menghabiskan uangnya untuk membeli tiket, naik kereta
seperti yang sudah sering dilakukannya, mengobrol tenang dengan
konduktor, yang sudah mengenali Dill, te-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tapi dia tak berani menggunakan peraturan tentang anak-anak yang
bepergian sendirian: kalau anak kehilangan uang, konduktor akan
meminjamkan untuk makan malam dan ayahmu akan membayarnya di
ujung perjalanan.
Dill melahap makanan sisa dan sedang meraih sekaleng daging dan
kacang di lemari makanan, ke tika "Do-oo Ye-sus" Miss Rachel terdengar di
ruang tamu. Dill gemetar seperti kelinci.
Dengan tegar dia menerima Tunggu Sampai Kau Kupulangkan,
Orangtuamu Sangat Mencemas-kanmu, cukup tenang ketika mendengar
Itu Gara-Gara Kau Keturunan Harris, tersenyum saat mendengar Kau
Boleh Menginap Semalam, dan membalas pelukan yang akhirnya diberikan
kepadanya.
Atticus menaikkan kacamata dan mengusap wajah.
"Ayahmu lelah," kata Bibi Alexandra, kata-kata pertamanya setelah rasanya
dia diam selama berjam-jam. Sedari tadi dia ada, tetapi tak bisa berkata-
kata, kukira. "Kalian tidurlah sekarang."
Kami meninggalkan mereka di ruang makan, Atticus masih memijit
wajahnya. "Dari perkosaan ke huru-hara sampai anak kabur," kami
mendengar dia tergelak. "Apa lagi yang akan terjadi dalam dua jam ini?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Karena tampaknya keadaan sudah beres, Dill dan aku memutuskan untuk
bersikap baik kepada Jem. Lagi pula, Dill harus tidur bersamanya, jadi
sekalian saja kami berbicara padanya.
Aku mengenakan piama, membaca beberapa
lama, dan mendapati diriku tiba-tiba tak mampu membuka mata. Dill dan
Jem tak bersuara; ketika aku mematikan lampu-bacaku, tak ada garis
cahaya di bawah pintu ke kamar Jem.
Aku pasti tidur lama sekali, karena ketika seseorang mengguncangkan
tubuhku, ruangan remang dengan cahaya bulan terbenam. "Minggir,
Scout."
"Dia merasa itu tugasnya," gumamku. "Jangan marah padanya."
Dill masuk ke tempat tidur di sampingku. "Aku tidak marah, kok," katanya.
"Aku cuma ingin tidur bersamamu. Kau belum tidur?"
Saat ini sudah bangun. Dengan malas aku bertanya, "Kenapa kau kabur?"
Tak ada jawaban. "Aku bilang, kenapa kau kabur? Dia memang jahat
seperti katamu?" "Tidak ...."
"Bukannya kalian mau membuat perahu seperti yang kau tulis di
suratmu?"
"Dia cuma bilang saja begitu. Kami tak pernah membuat perahu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku menumpukan tubuhku pada sikut, menghadap siluet Dill. "Itu bukan
alasan untuk kabur. Mereka sering tidak melakukan apa yang mereka
bilang akan mereka lakukan
"Bukan itu, dia mereka hanya tak tertarik padaku."
Ini alasan kabur teraneh yang pernah kudengar. "Kok bisa?"
"Yah, mereka selalu pergi keluar, dan bahkan
kalau mereka di rumah, mereka menyendiri di kamar." "Memangnya apa
yang mereka lakukan di kamar?"
"Tidak ada, cuma duduk dan membaca tapi mereka tidak mau aku
bersama mereka."
Aku mendorong bantal ke kepala ranjang dan duduk. "Kau tahu? Aku
berencana kabur malam ini karena kelakuan mereka semua. Kadang aku
tidak mau mereka selalu merecoki, Dill"
Dill mengembuskan napas sabar, setengah helaan.
"selamat malam, Atticus pergi seharian dan kadang sampai malam dan
pergi ke badan legislatur dan aku tak tahu apa lagi kau pasti tak mau
mereka selalu ada. Dill, kau tidak bisa melakukan apa-apa kalau mereka
ada."
"Bukan itu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Selagi Dill menjelaskan, kudapati diriku bertanya-tanya akan seperti apa
hidup ini andai Jem berbeda, bahkan berbeda dari dirinya yang sekarang;
apa yang akan kulakukan andai Atticus merasa tidak memerlukan
kehadiran, pertolongan, dan nasihatku. Dia tak bisa melewatkan hari
tanpaku. Bahkan, Calpurnia pun membutuhkan aku. Mereka
memerlukanku.
"Dill, yang kau ceritakan salah orangtuamu tak mungkin bisa hidup
tanpamu. Mereka mungkin hanya mengabaikanmu. Lebih baik begini saja"
Suara Dill terdengar tenang dalam kegelapan, "Masalahnya, yang ingin
kukatakan adalah mereka memang lebih baik hidup tanpaku, aku tak bisa
memberi mereka bantuan apa pun. Mereka tidak
jahat. Mereka membelikan apa pun yang kuinginkan, tetapi sekarang-
kamu sudah punya nah mainlah. Kau punya sekamar barang. Aku belikan
kamu buku itu jadi bacalah." Dill mencoba memperdalam suaranya. "Kau
bukan anak laki-laki. Anak laki-laki mestinya keluar rumah dan bermain
bisbol dengan anak-anak lain, tidak diam di rumah mencemaskan orang
tuanya."
Suara Dill kembali seperti biasa, "Oh, mereka tidak jahat. Mereka mencium
dan memelukku untuk mengucapkan selamat malam dan selamat pagi dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
selamat tinggal dan bilang mereka mencintaiku Scout, kita cari bayi, yuk."
"Di mana?"
Dill mendengar ada orang yang punya perahu dan selalu mendayungnya
menuju pulau berkabut tempat dia menyimpan semua bayi; kami bisa
memesan satu
"Itu bohong. Kata Bibi, Tuhan menjatuhkan bayi lewat cerobong asap.
Setidaknya, rasanya, itu yang dia bilang." Sekali itu, diksi Bibi tidak terlalu
jelas.
"Eh, bukan begitu. Kau dapat bayi kalau kau punya pasangan. Tetapi, lelaki
ini juga ada dia punya banyak bayi yang menunggu untuk dibangunkan,
dia meniupkan napas ke dalam tubuh mereka
Dill memulai lagi. Hal-hal indah melayang di sekitar kepalanya yang penuh
mimpi. Dia dapat membaca dua buku sementara aku baru satu, tetapi dia
lebih menyukai keajaiban cerita karangannya sen-
diri. Dia dapat menambah dan mengurang lebih cepat dari kilat, tetapi dia
lebih suka dunia senjanya sendiri, dunia tempat bayi-bayi tidur, menunggu
dipetik seperti bakung pagi. Dia perlahan-lahan bicara sampai tertidur,
membawaku bersamanya, tetapi dalam keheningan pulau berkabutnya,
muncul citra kabur sebuah rumah kelabu suram yang berpintu cokelat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dill?"
"Mm?"
"Menurutmu, kenapa Boo Radley tak pernah kabur?"
Dill menghela napas panjang dan berbalik membelakangiku.
"Mungkin dia tak punya tempat yang dituju kalau kabur
Lima Belas
Setelah banyak menelepon, banyak memohon atas nama terdakwa, dan
sepucuk surat pemberian maaf yang panjang dari ibunya, diputuskan
bahwa Dill boleh tinggal. Kami menikmati bersama sepekan yang damai.
Setelah itu, rasanya tak ada apa-apa lagi. Sebuah mimpi buruk mendatangi
kami.
Mimpi itu dimulai suatu malam seusai makan. Dill sedang bertamu; Bibi
Alexandra duduk di kursinya di pojok, Atticus di kursinya di dekat jendela;
aku dan Jem di lantai, membaca. Pekan itu tenang: Aku mematuhi Bibi; Jem
sudah terlalu besar untuk bermain di rumah pohon, tetapi dia mau
membantu aku dan Dill membuat tangga tali baru untuk rumah itu; Dill
mendapatkan rencana sempurna untuk memaksa Boo Radley keluar tanpa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
perlu biaya (letakkan sebaris permen lemon dari pintu belakang ke
halaman depan, pasti dia akan mengikutinya, seperti semut). Seseorang
mengetuk pintu depan, Jem membukanya, dan memberi tahu bahwa
tamunya adalah Mr. Heck Tate.
"Ajak dia masuk, Nak," kata Atticus. "Sudah. Ada beberapa orang di
halaman, mereka ingin kau keluar."
Di Maycomb, lelaki dewasa hanya berdiri di ha-
laman depan saat bertamu untuk dua alasan: ke-matian dan politik. Aku
bertanya-tanya, siapa yang meninggal. Aku dan Jem pergi ke pintu depan,
tetapi Atticus berseru, "Ayo masuk lagi ke rumah."
Jem menyalakan lampu ruang duduk dan menempelkan hidungnya ke
kawat jendela. Bibi Alexandra memprotes. "Cuma sebentar, Bibi. Ayo kita
lihat siapa mereka," katanya.
Aku dan Dill melihat melalui jendela lain. Sekerumunan lelaki berdiri
mengitari Atticus. Mereka semua tampak berbicara bersamaan.
"... memindahkan dia ke penjara county besok." Mr. Tate sedang berkata,
"Aku tak mau cari masalah, tetapi aku tak bisa menjamin tak akan ada ..."
"Jangan konyol, Heck," kata Atticus. "Ini Maycomb."
"... aku hanya bilang, aku agak cemas."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Heck, kita sudah memperoleh satu penundaan untuk kasus ini. Itu cukup
untuk memastikan tak ada yang perlu dibuat cemas. Sekarang hari Sabtu,"
kata Atticus. "Sidang mungkin hari Senin. Kau bisa menampungnya
semalam, kan? Kurasa tak ada warga Maycomb yang tak suka bahwa aku
punya klien, di masa-masa sulit begini."
Gumaman lega berhenti ketika Mr. Link Deas berkata, "Tak ada orang di
sekitar sini yang mau macam-macam, yang kucemaskan adalah warga Old
Sarum ... kau tidak bisa meminta apa itu, Heck?"
"Perubahan tempat," kata Mr. Tate. "Tapi, yah, sekarang sudah tak ada
gunanya."
Atticus mengatakan sesuatu yang tak bisa
kudengar. Aku menoleh kepada Jem, yang melambaikan tangan agar aku
diam.
"lagi pula," kata Atticus, "kau tidak takut pada mereka, kan?"
"... tahu seperti apa mereka kalau sedang mabuk."
"Mereka biasanya tidak minum-minum pada hari Minggu, hampir
sepanjang hari mereka ke gereja ..." kata Atticus.
"Tapi ini peristiwa khusus seseorang berkata.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mereka bergumam dan mendengung sampai Bibi berkata, jika Jem tidak
menyalakan lampu ruang keluarga, dia akan mempermalukan keluarga
kami. Jem tidak mendengar.
"tak mengerti mengapa kau harus bersinggungan dengan kasus itu," Mr.
Link Deas sedang berkata. "Berbuat begini hanya mendatangkan kerugian,
Atticus. Maksudku, kau bisa kehilangan semuanya."
"Kau benar-benar berpendapat begitu?" Pertanyaan ini berbahaya. "Kau
benar-benar merasa ingin bergabung bersama mereka, Scout?" Bibi
Alexandra berdiri di belakangku. Bam, bam, bam, dan buahku di papan
dam pun tersapu bersih. "Kau benar-benar ingin keluar, Nak? Bacalah ini."
Jem pun berjuang semalaman membaca pidato-pidato Henry W. Grady.
"Link, klienku bisa dihukum mati, tetapi dia baru akan dihukum setelah
kebenaran diungkapkan," Atticus berkata dengan tenang. "Dan kau tahu
apa
kebenaran itu."
Kembali terdengar gumaman di antara kerumunan itu, semakin
mengancam ketika Atticus kembali ke tangga terbawah tangga depan dan
para lelaki itu semakin mengepung.
Tiba-tiba Jem berteriak, "Atticus, telepon berdering!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Para lelaki tersentak dan menyebar; mereka adalah orang-orang yang kami
temui setiap hari: pedagang, petani kota; Dr. Reylonds juga ada; juga Mr.
Avery.
"Angkatlah, Nak," seru Atticus. Mereka serentak tertawa melihat kekikukan
Jem. Ketika Atticus menyalakan lampu langit-langit ruang duduk,
didapatinya Jem di jendela, pucat pasi, dengan bekas kawat yang sangat
kentara pada hidungnya.
"Kenapa pula kalian semua duduk bergelap-gelapan?" tanyanya.
Jem menyaksikannya memungut koran sore dan kembali duduk di kursi.
Aku kadang berpikir Atticus menenggelamkan setiap krisis hidupnya di
balik Mobile Register, Birmingham News, dan Montgomery Advertiser.
"Mereka memburumu, ya?" Jem menghampirinya. "Mereka ingin
memojokkanmu, ya?"
Atticus menurunkan koran dan memandang Jem. "Apa yang baru kau
baca?" tanyanya. Lalu, dia berkata lembut, "Tidak, Nak, mereka teman-
teman kita."
"Apa mereka bukan geng?" Jem menatap Atti-
cus melalui sudut matanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus mencoba menahan senyum, tetapi tak berhasil. "Tidak, di Maycomb
tak ada kelompok yang suka bikin kacau dan omong kosong semacam itu.
Aku tak pernah mendengar ada geng di Maycomb."
"Ku Klux pernah memburu orang-orang Katolik."
"Aku juga belum pernah mendengar ada orang Katolik di Maycomb," kata
Atticus, "kau salah mengerti dengan peristiwa lain. Dulu sekali, sekitar 1920,
memang ada Klan, tetapi lebih berupa organisasi politik saja. Lagi pula,
mereka tak bisa menemukan siapa pun untuk ditakut-takuti. Mereka
pernah mondar-mandir di depan Mr. Sam Levy suatu malam, tetapi Sam
hanya berdiri di terasnya dan mengatakan tentang uniknya jalan hidup ini;
dialah yang menjual seprai yang mereka buat sebagai jubah dan topeng.
Karena Sam membuat mereka malu, mereka pun pergi."
Keluarga Levy memenuhi semua kriteria menjadi Orang Baik-Baik: mereka
melakukan yang terbaik dengan pengetahuan yang mereka punyai, dan
sudah lima generasi dari keluarga mereka tinggal di petak tanah yang sama
di Maycomb.
"Ku Klux Klan sudah lenyap," kata Atticus. "Tak akan kembali lagi."
Aku berjalan pulang bersama Dill dan kembali tepat untuk mendengar
Atticus berkata kepada Bibi, "... setuju saja dengan keperempuanan Selatan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
seperti orang lain, tetapi bukan untuk melestarikan fiksi sopan dengan
mengorbankan nyawa manusia," ucapan yang membuatku curiga mereka
baru ber-
tengkar lagi.
Aku mencari Jem dan menemukannya di kamarnya, di tempat tidur,
berpikir serius. "Mereka bertengkar lagi?" tanyaku.
"Bisa jadi. Bibi terus merecokinya tentang Tom Robinson. Dia hampir
berkata bahwa Atticus mempermalukan keluarga. Scout ... aku takut."
"Takut apa?"
"Takut karena Atticus. Kalau-kalau ada yang menyakitinya." Jem lebih suka
bersikap misterius; pertanyaan-pertanyaanku hanya ditanggapi dengan,
pergilah dan jangan ganggu aku.
Besoknya adalah hari Minggu. Dalam jeda antara Sekolah Minggu dan
Ritual Gereja ketika jemaat meluruskan kaki, kulihat Atticus berdiri di
halaman dengan kerumunan lelaki lain. Mr. Heck Tate hadir, dan aku
bertanya-tanya apakah dia sudah bertobat. Dia tak pernah ke gereja. Mr.
Underwood pun hadir. Mr. Underwood tak menyukai organisasi apa pun
kecuali Maycomb Tribune; dia adalah pemilik tunggal, editor, dan
pencetaknya. Hari-harinya dilewatkan di mesin linotipe, dan dia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menyegarkan diri sesekali dari poci anggur ceri yang selalu menemaninya.
Dia jarang mengumpulkan berita; orang-oranglah yang membawakan
berita kepadanya. Katanya, dia menyusun setiap edisi Maycomb Tribune di
kepalanya dan menuliskannya pada linotipe. Ini bisa dipercaya. Pasti ada
sesuatu yang istimewa sehingga bisa memancing Mr. Underwood keluar.
Aku mencegat Atticus yang melewati pintu masuk, dan dia berkata bahwa
Tom Robinson sudah
dipindahkan ke penjara Maycomb. Dia juga berkata, lebih kepada dirinya
sendiri daripada kepadaku, bahwa andai saja Tom Robinson ditahan di situ
sejak awal, tak akan ada keributan. Aku menyaksikannya duduk di baris
ketiga dari depan, dan mendengar dia bernyanyi menggemuruh, "Lebih
Dekat Kepadamu, Tuhan," beberapa nada di belakang kami semua. Dia tak
pernah duduk bersama Bibi, Jem, dan aku. Dia senang sendirian di gereja.
Kedamaian semu yang menyelimuti kami pada hari Minggu menjadi lebih
menjengkelkan dengan kehadiran Bibi Alexandra. Atticus langsung pergi
ke kanTomya setelah makan siang; saat kami kadang-kadang
menjenguknya, kami akan mendapatinya duduk di kursi putar, membaca.
Bibi Alexandra menyiapkan diri untuk tidur siang selama dua jam dan
mengancam kami kalau ribut di halaman, para tetangga sedang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
beristirahat, katanya. Jem yang sudah beranjak tua lebih senang di
kamarnya dengan setumpuk majalah football. Jadi, aku dan Dill
melewatkan setiap hari Minggu merayap di Deer's Pasture Padang Rusa.
Menembak dilarang pada hari Minggu. Jadi, aku dan Dill menendang-
nendang bola football milik Jem di hamparan rumput beberapa lama,
tetapi dengan cepat kami merasa bosan. Dill bertanya apakah aku ingin
mengganggu Boo Radley. Kataku, tidak baik mengganggunya, dan aku
melewatkan sisa sore itu bercerita kepada Dill tentang peristiwa musim
dingin lalu. Dia sangat terkesan.
Kami berpisah pada waktu makan malam, dan
setelah makan, aku dan Jem mulai tenggelam dalam kegiatan rutin malam
hari, ketika Atticus melakukan sesuatu yang menarik perhatian kami: dia
masuk ke ruang duduk sambil membawa kabel listrik tambahan yang
panjang. Di ujungnya terdapat bola lampu.
"Aku mau keluar dulu," katanya. "Kalian pasti sudah tidur kalau aku
kembali, jadi kuucapkan selamat malam sekarang."
Sembari berkata, dia memakai topi dan keluar lewat pintu belakang. "Dia
membawa mobil," kata Jem.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ayah kami memiliki beberapa sifat unik: salah satunya, dia tak pernah
makan makanan penutup; yang lain, dia senang berjalan kaki. Sejauh yang
kuingat, selalu ada Chevrolet dalam kondisi bagus di garasi, dan Atticus
menggunakannya untuk bepergian sejauh bermil-mil dalam rangka
perjalanan bisnis, tetapi di Maycomb dia berjalan kaki ke dan dari
kanTomya empat kali sehari, total menempuh sekitar dua mil. Katanya,
satu-satunya olahraganya adalah berjalan. Di Maycomb, jika orang berjalan
tanpa tujuan pasti di benaknya, bolehlah diyakini bahwa benaknya tak
mampu memiliki tujuan pasti.
Kemudian, aku mengucapkan selamat malam kepada Bibi Alexandra dan
Jem, dan sudah lama membaca buku ketika kudengar Jem ribut-ribut di
kamarnya. Suaranya saat beritual menjelang tidur sudah begitu akrab
bagiku sehingga aku mengetuk pintunya, "Kenapa kau tidak tidur?"
"Aku mau ke kota sebentar." Dia sedang mengganti celana.
"Kenapa? Ini hampir jam sepuluh, Jem." Dia tahu, tetapi tetap mau pergi.
"Kalau begitu, aku ikut. Walau kau bilang tidak boleh, aku tetap ikut,
jelas?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Rupanya Jem beranggapan bahwa dia harus berkelahi denganku untuk
menahanku di rumah, dan kukira dia berpikir bahwa perkelahian akan
membuat Bibi marah, jadi dia menyerah dengan enggan.
Aku berpakaian dengan cepat. Kami menunggu sampai lampu Bibi padam,
dan kami menuruni tangga belakang diam-diam. Tak ada bulan malam ini.
"Dill pasti ingin ikut," bisikku.
"Ya sudah, ajak saja," kata Jem geram. Kami melompati dinding garasi,
melintasi halaman samping Miss Rachel, dan mendekati jendela Dill. Jem
menyiulkan kicau burung puyuh. Wajah Dill muncul di jendela,
menghilang, dan lima menit kemudian membuka kunci jendela kawat dan
merangkak keluar. Dasar sudah berpengalaman, dia baru berbicara setelah
kami di trotoar. "Ada apa?"
"Rasa ingin tahu Jem lagi kambuh," penyakit yang menurut Calpurnia
menjangkiti semua anak lelaki pada usianya.
"Aku hanya punya firasat," kata Jem, "hanya firasat."
Kami melewati rumah Mrs. Dubose, kosong dan terbengkalai, kamelianya
tumbuh di antara ilalang dan alang-alang. Ada delapan rumah lagi sampai
ke tikungan kantor pos.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sisi selatan alun-alun sepi. Semak raksasa memenuhi setiap pojok, dan di
antaranya pagar besi
berkilau di bawah lampu jalan. Sebuah lampu memancarkan cahaya di
toilet umum, tetapi selain itu, sisi gedung pengadilan itu gelap. Blok-blok
lebih besar yang diisi berbagai toko mengelilingi blok gedung pengadilan;
cahaya remang menyala dari dalam.
Saat memulai praktik hukumnya, kantor Atticus terletak di gedung
pengadilan. Tetapi, setelah beberapa tahun, dia pindah ke kantor yang
lebih tenang di gedung Bank Maycomb. Ketika kami mengitari tikungan
alun-alun, kami melihat mobil Atticus diparkir di depan bank. "Dia ada di
dalam," kata Jem.
Tetapi, ternyata tidak. KanTomya terletak di ujung lorong panjang. Di
ujung lorong, mestinya kami melihat tulisan Atticus Finch, Pengacara
dalam huruf kecil formal, berlatar cahaya dari balik pintunya. Ruangan itu
gelap.
Jem mengintip lewat pintu bank untuk memastikan. Dia memutar gagang
pintu. Pintunya terkunci. "Ayo kita ke ujung jalan. Mungkin dia
mengunjungi Mr. Underwood."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mr. Underwood tak hanya memimpin kantor Maycomb Tribune, dia juga
tinggal di sana. Maksudnya, di atas kantor. Dia meliput berita pengadilan
dan penjara hanya dengan menonton dari jendela lantai atasnya. Gedung
kantor itu terletak di pojok barat laut alun-alun, dan untuk ke sana, kami
harus melewati penjara.
Penjara Maycomb adalah gedung county yang paling tua dan paling jelek.
Kata Atticus, bentuknya seperti sesuatu yang didesain Sepupu Joshua St
Clair. Gedung itu jelas merupakan impian seseorang. Karena sangat tidak
serasi dengan kota yang memiliki toko-toko berwajah persegi dan rumah-
rumah beratap curam, penjara Maycomb menjadi miniatur lelucon Gothic
selebar satu sel dan setinggi dua sel, lengkap dengan benteng pertahanan
kecil dengan permukaan bergerigi dan fondasi batu yang tinggi. Kesan
gedung khayalannya bertambah dengan tembok depan yang terbuat dari
batu bata merah dan jeruji baja tebal pada jendela gerejanya. Bangunan itu
tidak berdiri di bukit sepi, melainkan diapit Toko Peralatan Tyndal dan
kantor Maycomb Tribune. Penjara ini adalah satu-satunya bahan obrolan
Maycomb. Pembencinya berkata gedung itu seperti kakus Victorian;
pendukungnya berkata, gedung itu memberi kesan yang mantap dan patut
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dihormati, dan tak ada orang asing yang akan curiga bahwa isinya penuh
dengan orang nigger.
Ketika menyusuri trotoar, kami melihat satu-satunya lampu yang menyala
di kejauhan. "Aneh," kata Jem, "di luar penjara tak ada lampu." "Sepertinya
di atas pintu," kata Dill.
Kabel perpanjangan menjuntai di antara jeruji jendela lantai dua dan
menuruni sisi gedung. Diterangi cahaya dari satu-satunya bola lampu itu,
Atticus sedang duduk bersandar ke pintu depan. Dia duduk di salah satu
kursi kanTomya, dan dia sedang membaca, tak menyadari serangga malam
yang menari-nari di atas kepala.
Aku hendak berlari, tetapi Jem mencegahku. "Jangan ke sana," katanya,
"dia mungkin tak suka.
Dia tak apa-apa, ayo kita pulang. Aku hanya ingin melihat dia ada di
mana."
Kami mengambil jalan pintas melintasi alun-alun ketika empat mobil
berdebu masuk dari jalan raya Meridian, berbaris lambat. Mereka
mengitari alun-alun, melewati gedung bank, dan berhenti di depan
penjara.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tak ada yang keluar. Kami melihat Atticus mengangkat kepala dari
korannya. Dia menurunkan koran itu, melipatnya lambat-lambat,
menjatuhkannya ke pangkuan, dan mendorong topinya ke belakang
kepala. Dia tampaknya telah menduga mereka akan datang.
"Ayo," bisik Jem. Kami berlari melintasi alun-alun, menyeberangi jalan,
sampai tiba di bawah naungan pintu Jitney Jungle. Jem mengintip dari
balik toko itu. "Kita bisa lebih dekat," katanya. Kami berlari ke pintu Toko
Peralatan Tyndal cukup dekat, tapi tersembunyi.
Sendiri-sendiri atau berdua-dua, beberapa orang lelaki keluar dari mobil.
Bayangan mewujud menjadi sosok-sosok saat cahaya menerangi mereka
yang bergerak ke arah pintu penjara. Atticus tetap di tempatnya. Para lelaki
itu menyembunyikannya dari pandangan.
"Dia di dalam, Mr. Finch?" kata seseorang. "Ya," kami mendengar Atticus
menjawab, "dan sedang tidur. Jangan dibangunkan."
Untuk mematuhi ayahku, terjadilah sesuatu yang belakangan kuanggap
sebagai aspek Jenaka yang menyebalkan dalam situasi yang tidak lucu:
para lelaki itu berbicara hampir berbisik.
"Kamu tahu apa yang kami inginkan," seseorang yang lain berkata.
"Minggir dari pintu itu, Mr. Finch."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Silakan kalian berbalik dan pulang lagi, Walter," kata Atticus ramah.
"Heck Tate ada di sekitar sini."
"Tidak," kata lelaki lain. "Kelompok Heck jauh di dalam hutan, mereka tak
akan keluar sampai pagi."
"Oh ya? Kenapa bisa begitu?"
"Mereka ditelepon karena seseorang mendengar bunyi tembakan,"
jawabnya. "Apa itu tak terpikir olehmu, Mr. Finch?"
"Terpikir, tetapi tadinya tidak percaya. Nah," suara ayahku masih sama,
"situasinya jadi berubah, ya?"
"Jelas," kata suara yang berat. Pemiliknya hanya berupa bayangan.
"Kamu benar-benar berpendapat begitu?"
Ini kali kedua aku mendengar Atticus melontarkan pertanyaan itu dalam
dua hari, dan ini berarti seseorang akan diserang. Ini terlalu bagus untuk
dilewatkan. Aku memisahkan diri dari Jem dan berlari secepat mungkin
mendekati Atticus.
Jem memekik dan mencoba menangkapku, tetapi aku sudah lebih dulu dari
dia dan Dill. Aku menyeruak melalui tubuh-tubuh yang gelap dan bau dan
masuk ke lingkaran cahaya. "Hai, Atticus?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kusangka dia akan terkejut, tetapi wajahnya mematikan keceriaanku.
Kilasan rasa takut meredup dalam matanya, tetapi muncul kembali ketika
Dill dan Jem masuk ke dalam cahaya.
Bau wiski basi dan kandang babi terasa menusuk hidung, dan ketika
memandang ke sekeliling, aku menemukan bahwa mereka semua adalah
orang asing. Mereka bukan orang-orang yang kulihat sebelumnya. Rasa
malu yang panas menjalari tubuhku: aku telah melompat penuh
kemenangan ke dalam lingkaran orang yang belum pernah kutemui.
Atticus bangkit dari kursinya, tetapi dia bergerak lambat, seperti orang tua.
Dia meletakkan korannya sangat hati-hati, berlama-lama menyesuaikan
lipatannya dengan jari. Jemari itu sedikit gemetar.
"Pulanglah, Jem," katanya. "Bawa Scout dan Dill pulang."
Kami terbiasa langsung mematuhi perintah Atticus, meskipun tak selalu
dengan senang hati, tetapi dari cara berdirinya, Jem sepertinya tidak
berniat bergerak.
"Kubilang, pulang."
Jem menggeleng. Ketika kepalan Atticus naik ke pinggang, kepalan Jem pun
begitu, dan ketika mereka saling menentang, aku dapat melihat sedikit
persamaan di antara mereka: mata dan rambut cokelat lembut Jem,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
wajahnya yang oval dan telinga yang mungil adalah warisan ibu kami,
dihadapkan dengan rambut hitam Atticus yang beruban dan garis
wajahnya yang persegi, tetapi entah bagaimana, keduanya mirip. Sikap
mereka yang saling menentang membuat mereka mirip. "Nak, aku bilang,
pulang."
Jem menggeleng.
"Akan kukirim dia pulang," kata seorang lelaki tegap, mencengkeram kerah
Jem dengan kasar. Dia menarik Jem sampai-sampai kakinya hampir tidak
menyentuh tanah.
"Jangan sentuh dia!" Langsung kutendang lelaki itu. Karena aku
bertelanjang kaki, aku kaget melihat dia jatuh terjengkang benar-benar
kesakitan. Aku berniat menendang tulang keringnya, tetapi mengarah
terlalu tinggi.
"Cukup, Scout." Atticus meletakkan tangannya pada bahuku. "Jangan
menendang orang. Tidak" katanya, ketika aku ingin meminta dukungan.
"Tak boleh ada orang yang memperlakukan Jem seperti itu," kataku.
"Baiklah, Mr. Finch, suruh mereka pergi," geram seseorang. "Kaupunya
waktu lima belas detik untuk menyuruh mereka pergi."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Di tengah-tengah perkumpulan aneh ini, Atticus berdiri, mencoba
membuat Jem mematuhinya. "Aku tidak mau pergi," adalah jawabannya
yang kukuh untuk ancaman, permintaan Atticus, dan akhirnya, "Tolong,
Jem, bawa mereka pulang."
Aku sudah mulai bosan mendengarnya, tetapi merasa Jem punya alasan
sendiri untuk berbuat begitu, kalau mengingat apa yang akan terjadi jika
Atticus berhasil menyuruhnya pulang. Aku memandangi kerumunan di
sekeliling kami. Malam itu malam musim panas, tetapi sebagian besar dari
mereka mengenakan overall dan kemeja denim yang dikancingkan hingga
kerah. Kupikir mereka mungkin terbiasa merasa kedinginan karena lengan
baju mereka
tidak digulung, melainkan dikancingkan pada perge-langan. Sebagian
memakai topi yang ditarik hingga menutupi telinga. Wajah-wajah mereka
tampak garang, dengan mata mengantuk, seolah-olah mereka tidak
terbiasa terjaga hingga larut malam. Aku mencari lagi wajah yang kukenal,
dan di tengah kerumunan itu, aku menemukan satu.
"Hai, Mr. Cunningham." Lelaki itu sepertinya tak mendengar sapaanku.
"Hai, Mr. Cunningham. Bagaimana kabar masalah warisan itu?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Urusan hukum Mr. Walter Cunningham kuketahui dengan baik; Atticus
pernah menjelaskannya panjang lebar. Lelaki bertubuh besar itu
mengedipkan mata dan mengaitkan jempolnya pada tali overall. Dia
tampak tak nyaman; dia berdeham dan berpaling. Sapaanku yang ramah
gagal total.
Mr. Cunningham tidak memakai topi, dan setengah kening atasnya
tampak pucat dibandingkan dengan wajahnya yang terbakar matahari,
yang membuatku yakin dia biasanya mengenakan topi. Dia menggeser
kakinya yang terbungkus sepatu kerja berat.
"Anda tidak ingat saya, Mr. Cunningham? Saya Jean Louise Finch. Anda
pernah membawakan kami kacang hickory, ingat?" Aku mulai merasakan
kesia-siaan, seperti yang dirasakan seseorang ketika dilupakan oleh seorang
kenalan.
"Saya satu sekolah dengan Walter," aku memulai lagi. "Dia kan anak Anda?
Iya kan, Sir?"
Mr. Cunningham tergerak untuk mengangguk
sedikit. Rupanya dia mengenaliku juga.
"Dia sekelas dengan saya," kataku, "dan prestasinya bagus. Dia anak baik,"
tambahku, "baik sekali. Kami pernah mengajaknya pulang makan siang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mungkin dia pernah cerita tentang saya, saya pernah memukulinya, tetapi
dia baik sekali setelahnya. Titip salam buatnya, ya?"
Atticus pernah berkata, mengobrolkan hal-hal yang diminati orang yang
kita ajak bicara, bukan tentang apa yang kita minati, adalah hal yang
sopan. Mr. Cunningham tidak memperlihatkan minat pada anaknya. Jadi,
aku mencoba mengajaknya bicara tentang kasus warisannya sekali lagi
sebagai upaya terakhir untuk membuatnya nyaman.
"Sengketa warisan memang bikin pusing," aku menasihatinya, ketika aku
perlahan menyadari fakta bahwa aku berbicara kepada semua orang di
situ. Mereka semua memandangiku, sebagian mulut mereka setengah
terbuka. Atticus sudah berhenti membujuk Jem: mereka sedang berdiri
bersama di samping Dill, menatapku seolah-olah aku membuat mereka
kagum. Bahkan, mulut Atticus setengah terbuka, suatu sikap yang pernah
disebutnya tak beradab. Kami beradu pandang dan dia menutup
mulutnya.
"Nah, Atticus, aku baru berkata pada Mr. Cunningham bahwa sengketa
warisan memang bikin pusing, tetapi bukankah menurutmu sebaiknya dia
tidak khawatir, kadang-kadang menyelesaikan kasus warisan butuh waktu
lama ... bahwa kalian akan menghadapinya bersama Aku perlahan kehabi-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
san kata-kata, sambil bertanya-tanya kebodohan apa yang sudah
kulakukan. Masalah warisan rasanya cukup bagus untuk bahan obrolan
ruang duduk.
Aku mulai merasakan keringat berkumpul di tepi rambut; aku bisa
menghadapi apa pun, kecuali ditonton oleh banyak orang. Mereka begitu
khidmat. "Ada apa?" tanyaku.
Atticus tidak mengatakan apa-apa. Aku menoleh dan mendongak melihat
Mr. Cunningham, yang sama-sama terpana. Lalu, dia melakukan hal yang
aneh. Dia berjongkok dan memegang kedua bahuku."
"Akan kusampaikan salammu, gadis kecil," katanya.
Lalu, dia berdiri dan melambaikan tangannya yang besar. "Ayo pergi,"
serunya. "Kita pergi, teman-teman."
Seperti datangnya, sendirian atau berdua-dua, mereka masuk kembali ke
mobil mereka yang bobrok. Pintu dibanting, mesin terbatuk, dan mereka
pun pergi.
Aku berpaling kepada Atticus, tetapi Atticus sudah menghampiri penjara
dan sedang menempelkan wajahnya ke dinding. Aku menghampirinya dan
menarik lengan bajunya. "Kita bisa pulang sekarang?" Dia mengangguk,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengeluarkan saputangan, mengusap wajahnya sekali, dan membersihkan
hidungnya kuat-kuat. "Mr. Finch?"
Suara serak yang lirih datang dari kegelapan di atas, "Mereka sudah pergi?"
Atticus melangkah mundur dan memandang ke
atas. "Sudah," katanya. "Tidurlah, Tom. Mereka tak akan mengganggumu
lagi."
Dari arah yang lain, sebuah bunyi lain membelah kegelapan malam. "Jelas
tidak akan. Sedari tadi aku melindungimu, Atticus."
Mr. Underwood dan moncong senapan berlaras gandanya melongok dari
jendela di atas kantor Maycomb Tribune.
Saat itu sudah jauh melewati waktu tidurku dan aku mulai merasa lelah.
Tampaknya Atticus dan Mr. Underwood akan mengobrol selama sisa
malam; Mr. Underwood dari jendelanya dan Atticus dari jalan. Akhirnya
Atticus kembali, mematikan lampu di atas pintu penjara, dan mengambil
kursinya.
"Boleh kubawakan, Mr. Finch?" tanya Dill. Sejak tadi dia diam saja.
"Wah, terima kasih, Nak."
Aku dan Dill melangkah bersama di belakang Atticus dan Jem menuju
kantor Atticus. Dill direpotkan dengan kursi dan langkahnya lebih lambat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus dan Jem jauh di depan kami, dan aku berasumsi bahwa Atticus
sedang memarahinya karena Jem tak mau pulang, tetapi aku keliru. Ketika
mereka melewati lampu jalan, Atticus menjulurkan tangan dan
membenamkan tangannya ke rambut Jem, salah satu gerakan yang
mencerminkan kasih sayangnya.
Enam Belas
Jem mendengarku. Dia melongokkan kepala lewat pintu penghubung.
Selagi dia menghampiri tempat tidurku, lampu Atticus menyala. Kami tak
bergerak sampai lampu itu mati; kami mendengarnya membalikkan tubuh,
dan kami menunggu sampai dia tak bergerak lagi.
Jem mengajakku ke kamarnya dan menyuruhku berbaring di ranjangnya.
"Cobalah tidur," katanya. "Semuanya akan berakhir setelah besok,
mungkin."
Sebelumnya kami masuk diam-diam supaya tidak membangunkan Bibi.
Atticus mematikan mesin mobil di jalan masuk dan meluncur mobilnya ke
garasi; kami masuk lewat pintu belakang dan terus ke kamar tanpa
berkata-kata. Aku sangat lelah dan sudah setengah tertidur ketika ingatan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
akan Atticus dengan tenang melipat koran dan mendorong topi ke
belakang berubah menjadi Atticus berdiri di tengah jalan yang kosong dan
mencekam, menaikkan kacamatanya. Pemahaman sepenuhnya mengenai
peristiwa malam itu menghantamku dan aku mulai menangis. Jem sangat
baik hati saat itu: sekali ini dia tidak mengingatkan bahwa orang yang
hampir sembilan tahun tidak pernah lagi menangis.
Pagi itu semua orang tidak terlalu berselera
makan, kecuali Jem: dia makan tiga butir telur. Atticus terpana mengagumi
Jem; Bibi Alexandra menghirup kopi dan memancarkan gelombang
ketidaksetujuan. Anak-anak yang menyelinap keluar pada malam hari
adalah aib bagi keluarga. Kata Atticus, dia benar-benar senang karena para
aibnya muncul, tetapi Bibi berkata, "Omong kosong. Mr. Underwood ada di
kanTomya sepanjang peristiwa itu."
"Eh, Braxton itu aneh juga," kata Atticus. "Dia membenci orang Negro,
malah tak mau dekat-dekat."
Warga setempat memandang Mr. Underwood sebagai pria pendek yang
kasar dan tidak beragama. Ayahnya menamainya Braxton Bragg
berdasarkan selera humor yang aneh, nama yang harus ditanggung Mr.
Underwood sebisa mungkin. Kata Atticus, orang yang dinamai
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
berdasarkan nama jenderal-jenderal Konfederasi lambat laun akan menjadi
pemabuk.
Calpurnia sedang menuangkan kopi lagi untuk Bibi Alexandra, dan dia
menggeleng padaku yang memasang wajah memohon dan memesona. "Kau
masih terlalu kecil," katanya. "Akan kuberi tahu kalau sudah besar." Kopi
bisa membantu perutku, sanggahku "Baiklah," katanya, dan mengambil
cangkir dari lemari. Dia menuangkan sesendok kopi ke dalamnya dan
mengisinya penuh-penuh dengan susu. Aku mengucapkan terima kasih
padanya dengan meleletkan lidahku pada cangkir itu, dan mendongak
untuk melihat kerutan kening Bibi yang akan segera memperingatkan aku.
Tetapi, dia sedang mengerut-
kan keningnya kepada Atticus.
Dia menunggu sampai Calpurnia masuk kembali ke dapur, lalu berkata,
"Jangan berbicara seperti itu di depan mereka."
"Berbicara seperti apa di depan siapa?" tanyanya.
"Seperti tadi di depan Calpurnia. Kaubilang, Braxton Underwood
membenci orang Negro' langsung di hadapannya."
"Ah, aku yakin Cal sudah tahu. Semua orang di Maycomb juga tahu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Akhir-akhir ini, aku mulai melihat perubahan kecil dalam diri ayahku,
yang muncul ketika dia berbicara dengan Bibi Alexandra. Dia selalu
mempertahankan pendapatnya dengan tenang, tidak pernah
menunjukkan kekesalan secara blak-blakan. Ada sedikit kekakuan dalam
suaranya ketika dia berkata, "Apa pun yang layak diucapkan di meja ini,
berarti layak diucapkan di depan Calpurnia. Dia tahu apa arti dirinya bagi
keluarga ini."
"Menurutku, ini bukan kebiasaan yang baik, Atticus. Hal seperti ini
membuat mereka melunjak. Kau tahu mereka suka berbicara sendiri.
Segala sesuatu yang terjadi di kota ini sudah sampai ke Quarters sebelum
matahari terbenam."
Ayahku meletakkan pisaunya. "Aku tak tahu ada hukum yang menyatakan
mereka tak boleh berbicara. Mungkin kalau bukan gara-gara kita yang
memberi mereka seabrek bahan pembicaraan, mereka akan diam. Kenapa
kopinya tidak diminum, Scout?"
Aku sedang memainkannya dengan sendok. "Kusangka Mr. Cunningham
teman kita. Kau pernah bilang begitu padaku."
"Dia masih teman kita."
"Tapi tadi malam dia ingin menyakitimu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus meletakkan sendok di samping pisaunya dan mendorong piringnya
ke samping. "Pada dasarnya Mr. Cunningham orang baik," katanya, "dia
hanya punya titik buta, sama seperti kita semua."
Jem angkat bicara. "Jangan disebut titik buta. Dia ingin membunuhmu tadi
malam waktu dia baru tiba."
"Dia mungkin menyakitiku sedikit," Atticus mengaku, "tetapi, Nak, kau
akan lebih memahami manusia kalau kau sudah lebih besar. Sebuah
kawanan selalu terdiri dari manusia, bagaimanapun situasinya. Mr.
Cunningham adalah bagian dari kawanan tadi malam, tetapi dia masih
manusia. Setiap kawanan di setiap kota kecil di Selatan selalu terdiri dari
orang-orang yang kita kenal mereka tak punya kesan yang baik, ya?
"Memang tidak," kata Jem.
"Jadi, diperlukan seorang anak berusia delapan tahun untuk menyadarkan
mereka, bukan?" kata Atticus. "Itu membuktikan satu hal bahwa kawanan
hewan buas bisa dihentikan karena mereka masih manusia. Hmm,
mungkin kita perlu satuan polisi anak-anak ... tadi malam kalian membuat
Walter Cunningham sejenak berada dalam posisiku. Itu sudah cukup."
Yah, kuharap Jem akan lebih memahami manu-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sia kalau sudah lebih besar; aku tak akan pernah paham. "Lihat saja nanti,
hari pertama Walter kembali ke sekolah, akan menjadi hari terakhirnya,"
tegasku.
"Kau tidak boleh menyentuh dia," kata Atticus datar. "Aku tak mau kalian
berdua menyimpan ganjalan karena kejadian ini, apa pun yang terjadi."
"Kaulihat sendiri, kan," kata Bibi Alexandra, "apa akibat dari hal seperti ini.
Jangan bilang aku belum pernah memberi tahu."
Atticus berkata, dia tak akan pernah bilang begitu, lalu mendorong
kursinya dan bangkit. "Aku ada pekerjaan, jadi permisi. Jem, aku tidak mau
kau dan Scout pergi ke kota hari ini, ya."
Ketika Atticus berangkat, Dill melompat-lompat dari ruang tamu ke ruang
makan. "Beritanya sudah tersebar ke seluruh kota pagi ini," dia
mengumumkan, "tentang kita melawan seratus orang dengan tangan
kosong
Bibi Alexandra menatapnya sampai dia terdiam. "Bukan seratus orang,"
kata Bibi, "dan tak ada yang melawan siapa-siapa. Itu cuma sekawanan
Cunningham, mabuk dan mengacau."
"Ah, Bibi, Dill kan bicaranya memang begitu," kata Jem. Dia
mengisyaratkan agar kami mengikutinya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jangan keluar dari halaman hari ini," katanya, ketika kami berjalan ke
teras depan.
Rasanya seperti hari Sabtu. Warga dari sisi selatan county melewati rumah
kami dalam arus yang santai tetapi terus mengalir.
Mr. Dolphus Raymond terguncang-guncang di atas kudanya. "Heran, kok
dia bisa tetap di pelana, ya," gumam Jem. "Bagaimana dia bisa mabuk-
mabukan sebelum jam delapan pagi?"
Gerobak yang dipenuhi perempuan berderak-derak melewati kami. Mereka
mengenakan topi bonnet dan pakaian berlengan panjang. Seorang lelaki
berjanggut dan bertopi wol mengemudikan gerobak. "Itu orang-orang
Mennonit," kata Jem kepada Dill. "Mereka tak punya kancing." Mereka
tinggal jauh di dalam hutan, melakukan sebagian besar jual-beli di
seberang sungai, dan jarang ke Maycomb. Dill tertarik. "Mereka semua
bermata biru," Jem menjelaskan, "dan lelakinya tak boleh bercukur setelah
menikah. Istri mereka suka digelitik dengan janggut."
Mr. X Billups lewat mengendarai bagal dan melambai kepada kami. "Dia
lucu," kata Jem. "Namanya memang X, bukan inisialnya. Dia pernah datang
ke pengadilan suatu kali dan petugas menanyakan namanya. Dia bilang, X
Billups. Juru tulis memintanya mengejanya dan dia bilang, X. Memintanya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
lagi dan dia berkata X. Mereka bolak-balik begitu sampai dia menulis X
pada selembar kertas dan mengangkatnya agar semua orang bisa melihat.
Mereka bertanya dari mana dia memperoleh nama itu, dan katanya,
begitulah orangtuanya mendaftarkan namanya ketika dia lahir."
Selagi penduduk county melewati kami, Jem menceritakan pada Dill sejarah
dan sikap umum para tokoh yang lebih terkemuka: Mr. Tensaw Jones
memberi suara untuk para politisi pendukung hukum
Prohibisi masa dalam sejarah AS, antara tahun 1920-1933, ketika hukum
melarang pembuatan, penyebaran, dan penjualan minuman beralkohol;
Miss Emily Davis diam-diam mengisap tembakau; Mr. Byron Waller bisa
bermain biola; Mr. Jake Slade memiliki set gigi ketiga di mulutnya.
Segerobak warga yang berwajah keras muncul. Ketika mereka menunjuk ke
halaman Miss Maudie Atkinson yang tampak menyala dengan bunga-
bunga musim panas, Miss Maudie sendiri muncul ke teras. Ada yang unik
tentang Miss Maudie meskipun dia berdiri terlalu jauh dari kami di
terasnya sehingga kami tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi
kami selalu bisa menduga suasana hatinya lewat caranya berdiri. Sekarang,
dia sedang berdiri sambil berkacak pinggang, bahunya membungkuk
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sedikit, kepalanya miring, kacamatanya berkilau memantulkan cahaya
matahari. Kami tahu dia sedang menyeringai sangat jail.
Si kusir gerobak melambatkan bagalnya dan seorang wanita bersuara
melengking berseru, "Dia yang datang dalam kesombongan akan pergi
dalam kegelapan!"
Miss Maudie menjawab, "Hati yang riang menjadikan wajah yang ceria!"
Aku menduga para pembasuh kaki itu berpikir bahwa sang Iblis sedang
mengutip Alkitab untuk tujuannya sendiri karena sang Kusir segera
mempercepat laju bagalnya. Mengapa mereka tidak menyukai halaman
Miss Maudie adalah misteri. Yang semakin membuatku penasaran adalah,
untuk sese-
orang yang melewatkan seluruh siang harinya di luar rumah, penguasaan
Miss Maudie atas isi Alkitab sungguh mencengangkan.
"Anda akan ke pengadilan pagi ini?" tanya Jem. Kami berjalan
mendekatinya.
"Tidak," katanya. "Aku tak ada urusan di pengadilan pagi ini."
"Anda tidak ingin menonton?" tanya Dill.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tidak. Menyeramkan, menonton seorang iblis malang diaDill untuk
memperjuangkan nyawanya. Lihat orang-orang itu, seperti kamival
Romawi saja."
"Mereka harus mengaDillnya di depan umum, Miss Maudie," kataku.
"Tidak benar kalau tidak di depan umum."
"Aku tahu itu," katanya. "Hanya karena itu pengadilan umum, bukan
berarti aku wajib hadir, kan?"
Miss Stephanie Crawford mampir. Dia mengenakan topi dan sarung
tangan. "Ck-ck-ck," katanya. "Lihat orang-orang ini bisa-bisa orang berpikir
William Jennings Bryan akan menyampaikan pidato."
"Dan kau mau ke mana, Stephanie?" tanya Miss Maudie.
"Ke Jitney Jungle." Miss Maudie mengatakan, dia belum pernah melihat
Miss Stephanie seumur hidupnya mengenakan topi untuk pergi ke Jitney
Jungle.
"Yah," kata Miss Stephanie, "kupikir aku akan mampir sebentar ke gedung
pengadilan, untuk melihat apa yang dilakukan Atticus."
"Hati-hati saja, bisa-bisa nanti dia memanggilmu menjadi saksi."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami meminta Miss Maudie menjelaskan: katanya, Miss Stephanie
tampaknya tahu begitu banyak tentang kasus itu, lebih baik sekalian saja
dipanggil untuk bersaksi.
Kami bertahan sampai tengah hari, ketika Atticus pulang untuk makan
dan menceritakan bahwa mereka melewatkan sepanjang pagi untuk
memilih juri. Setelah makan, kami menjemput Dill dan berangkat ke kota.
Acaranya sungguh meriah. Karena tak ada lagi tempat yang tersisa di
pagar penambatan umum, keledai dan gerobak diparkir di bawah setiap
pohon yang berdiri. Halaman gedung pengadilan dipenuhi dengan warga
yang berpesta piknik di atas hamparan koran, menelan biskuit dan sirop
dengan susu hangat dari poci. Beberapa orang menggerogoti ayam dingin
dan potongan daging goreng dingin. Yang lebih berada melarutkan
makanan dengan Coca-Cola dalam gelas bel. Anak-anak kecil dengan
wajah berminyak bermain cambuk-cambukan di antara kerumunan, dan
bayi-bayi makan siang dengan menyusu di dada ibu mereka.
Di ujung halaman itu, orang-orang Negro duduk tanpa bersuara dalam
paparan sinar matahari, memakan sarden, biskuit, dan Nehi Cola yang
bercita rasa lebih kuat. Mr. Dolphus Raymond duduk bersama mereka.
"Jem," kata Dill, "dia minum dari kantong."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mr. Dolphus Raymond memang sepertinya melakukan itu: ada dua sedotan
kuning dari mulutnya ke kedalaman kantong kertas cokelat.
"Belum pernah kulihat orang berbuat begitu,' gumam Dill. "Bagaimana
supaya isinya tidak keluar?"
Jem tertawa. "Di dalamnya ada botol Coca-Cola berisi wiski. Dia berbuat
begitu supaya tidak merisaukan kaum wanita. Lihat saja sendiri nanti, dia
akan menghirup minuman itu sepanjang sore, lalu dia akan keluar
sebentar dan mengisinya lagi."
"Mengapa dia duduk bersama orang kulit hitam?"
"Selalu begitu. Dia lebih suka mereka daripada kita, kukira. Dia tinggal
sendirian, jauh di dekat perbatasan county. Istrinya berkulit hitam dan
anaknya blasteran. Nanti kutunjukkan anaknya kalau bertemu."
"Dia tidak kelihatan seperti sampah," kata Dill.
"Memang bukan, dia memiliki satu sisi tepi sungai di sana, dan dia juga
berasal dari keluarga yang sudah tua."
"Lalu, mengapa dia berbuat seperti itu?"
"Memang begitu orangnya," kata Jem. "Katanya, dia tak pernah pulih dari
kejadian pada pesta pernikahannya. Dia semestinya menikah dengan salah
seorang wanita Spencer, rasanya. Mereka akan mengadakan pesta besar,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tetapi gagal setelah ge-ladi resik, pengantin perempuan naik ke lantai dua
dan menembak kepalanya sendiri. Senapan. Dia menarik picunya dengan
jari kaki."
"Apa ada yang tahu penyebabnya?"
"Tidak," kata Jem, "tak ada yang tahu persis mengapa, kecuali Mr. Dolphus.
Katanya, karena calon istrinya tahu tentang perempuan kulit hitam ke-
kasihnya. Mr. Dolphus menyangka bisa tetap berhubungan dengan
perempuan itu sekaligus menikah juga. Sejak saat itu, dia jadi pemabuk.
Tapi, tahu tidak, dia baik sekali pada anak-anak itu"
"Jem," tanyaku, "anak blasteran itu apa?"
"Setengah kulit putih, setengah kulit hitam. Kau sudah pernah lihat, Scout.
Kau tahu kan yang berambut merah keriting yang mengantar barang ke
toko kelontong. Dia setengah kulit putih. Mereka menyedihkan sekali."
"Menyedihkan bagaimana?"
"Mereka tidak masuk ke golongan mana pun. Orang kulit berwarna tak
mau menerima mereka karena mereka setengah putih; orang kulit putih
tak mau menerima mereka karena mereka berwarna, jadi mereka di
tengah-tengah, tidak masuk ke mana-mana. Nah, tetapi Mr. Dolphus, kata
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
orang, dia mengirim dua dia antara anaknya ke utara. Penduduk utara tak
berkeberatan dengan anak blasteran. Nah, itu dia salah satunya."
Seorang anak lelaki kecil memegang tangan seorang perempuan Negro
berjalan ke arah kami. Dia tampak sepenuhnya Negro bagiku: kulitnya
sangat cokelat dengan hidup pesek dan gigi indah. Kadang, dia melompat-
lompat riang, tetapi perempuan Negro itu menyentakkan tangannya untuk
menghentikannya.
Jem menunggu sampai mereka melewati kami. "Itu salah satu yang kecil,"
katanya.
"Bagaimana bisa tahu?" tanya Dill. "Kupikir dia kulit hitam biasa."
"Kadang memang tidak bisa, kecuali kau kenal siapa mereka. Tetapi dia
jelas-jelas setengah Raymond."
"Tapi, tahu dari mana?" tanyaku.
"Sudah kubilang, Scout, kau akan tahu dengan melihat mereka."
"Kalau begitu, dari mana kau tahu kita bukan Negro?"
"Kata Paman Jack Finch, kita tidak benar-benar tahu. Katanya, sejauh yang
bisa dia telusuri dari leluhur keluarga Finch, kita bukan Negro, tetapi cuma
dari pengetahuannya. Kita bisa saja berasal dari Etiopia semasa Perjanjian
Lama."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Yah, kalau kita berasal dari Afrika semasa Perjanjian Lama, itu sudah lama
sekali, tidak ada pengaruhnya lagi."
"Aku juga berpikir begitu," kata Jem, "tetapi di sekitar ini, begitu kita punya
setetes darah Negro, itu berarti kita sepenunya kulit hitam. Hei, lihat"
Ada isyarat tak terlihat yang membuat para penyantap makan siang di
blok itu bangkit dan membuang sisa-sisa koran, selotip, dan kertas
pembungkus. Anak-anak menyongsong ibu mereka, bayi-bayi digendong di
pinggul, sementara para lelaki dengan topi bernoda keringat
mengumpulkan keluarga mereka dan menggiringnya melewati pintu
pengadilan. Di ujung halaman, orang-orang Negro dan Mr. Dolphus
Raymond berdiri dan menepuk-nepuk celana mereka. Hanya sedikit
perempuan dan anak-anak di antara mereka, yang sepertinya
membuyarkan suasana liburan. Mereka menunggu de-
ngan sabar di pintu, di belakang keluarga berkulit putih.
"Ayo kita masuk," kata Dill.
"Jangan, sebaiknya kita tunggu sampai mereka masuk, Atticus mungkin
tidak suka kalau dia melihat kita," kata Jem.
Gedung pengadilan Maycomb County samar-samar mengingatkan orang
pada Arlington karena satu aspek: tiang beton yang menyokong atap
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
selatan terlalu besar untuk bebannya yang ringan. Hanya tiang-tiang itu
yang tersisa ketika gedung aslinya terbakar pada 1865. Gedung baru
dibangun mengitari tiang itu. Atau lebih tepat, dibangun meskipun ada
tiang itu. Kecuali teras selatan, gedung pengadilan Maycomb County
bergaya Victorian awal, menyajikan pemandangan yang tidak
mengecewakan jika Dillhat dari utara. Namun, dari sisi yang berkebalikan,
tiang-tiang bulat bergaya Yunani bertabrakan dengan menara jam besar
dari abad kesembilan yang menampung pengukur waktu berkarat dan tak
bisa diandalkan, pemandangan yang menunjukkan tekad warga untuk
mempertahankan setiap pernik fisik masa lalu.
Untuk mencapai ruang pengadilan di lantai dua, kami harus melewati
beberapa relung county yang tidak tersentuh sinar matahari: penilai pajak,
pengumpul pajak, juru tulis county, pengacara county, juru tulis keliling,
hakim waris, semuanya berkantor dalam kerangkeng-kerangkeng yang
sejuk dan temaram, yang berbau seperti buku catatan busuk bercampur
semen tua yang lembap dan urine
basi. Lampu perlu dinyalakan pada siang hari; selalu ada selapis debu pada
papan lantai yang kasar. Penghuni kantor-kantor ini adalah makhluk yang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
cocok dengan lingkungannya: lelaki-lelaki pendek berwajah kelabu yang
tampaknya lama tak tersentuh matahari atau angin.
Kami tahu ada banyak orang, tetapi kami tak menyangka seabrek orang
berjejalan di aula lantai satu. Aku terpisah dari Jem dan Dill, tetapi terus
berjalan ke dinding dekat tangga, tahu Jem akan menjemputku pada
akhirnya. Kudapati diriku di tengah-tengah Klub Pemalas, dan berupaya
supaya tak mengganggu mereka. Klub Pemalas adalah sekelompok orang
tua berkemeja putih, bercelana khaki dengan tali selempang, yang
melewatkan hidup mereka tanpa melakukan apa-apa dan melewatkan hari
tua melakukan hal yang sama di bangku pinus di bawah pohon ek di alun-
alun. Menurut Atticus, mereka adalah kritikus yang awas tentang urusan
gedung pengadilan; mereka menguasai hukum sebaik Hakim Agung
sebagai akibat dari pengamatan selama tahun-tahun yang panjang.
Biasanya hanya mereka yang menjadi penonton di pengadilan, dan hari ini
mereka tampak jengkel dengan gangguan bagi rutinitas mereka yang
nyaman. Ketika berbicara, suara mereka terdengar seperti orang penting
tetapi santai. Percakapannya membahas ayahku.
"... pikirnya dia tahu apa yang dia lakukan," kata seorang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ah, aku tak sepakat," kata yang lain. "Atticus Finch adalah pembaca yang
serius, pembaca yang
sangat serius."
"Dia memang membaca, cuma itu yang dia lakukan," Klub itu terkekeh.
"Aku beri tahu sekarang Bill," orang ketiga berkata, "kau tahu pengadilan
menunjuk dia untuk membela nigger ini."
"Iya, tetapi Atticus ingin membela dia. Itu yang aku tak suka."
Ini berita baru, berita yang memberikan pandangan berbeda tentang
situasi ini: Atticus wajib melakukannya, mau tidak mau. Kupikir aneh juga
dia tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini kepada kami kami bisa
memanfaatkannya berkali-kali saat membelanya dan membela kami. Dia
wajib, karena itulah dia melakukannya, berarti lebih sedikit perkelahian
dan lebih sedikit pertengkaran. Akan tetapi, apakah itu menjelaskan sikap
warga kota? Pengadilan menunjuk Atticus untuk membelanya. Atticus
ingin membelanya. Itu yang mereka tidak sukai. Membingungkan.
Orang-orang Negro, setelah menunggu orang kulit putih naik, mulai
masuk. "Eh, eh, tunggu dulu," kata seorang anggota klub, mengacungkan
tongkat berjalannya. "Jangan naik dulu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Anggota Klub mulai naik dengan sendi kaku dan berpapasan dengan Dill
dan Jem yang turun mencariku. Mereka berkelit melewati dan Jem berseru,
"Scout, ayo, sudah tak ada kursi lagi. Kita harus berdiri."
"Lihat ke sana," katanya jengkel, ketika orang-orang berkulit hitam naik ke
atas. Orang-orang tua
di hadapan mereka akan mengambil sebagian besar ruang berdiri. Kami
tak beruntung dan semuanya salahku, kata Jem. Kami berdiri dengan
merana di dekat dinding.
"Kalian tidak bisa masuk?" Pendeta Sykes memandang kami, membawa
topi hitam.
"Hai, Pak Pendeta," kata Jem. "Tidak, Scout mengacaukan kami."
"Coba kita lihat apa yang bisa kita lakukan." Pendeta Sykes beringsut-
ingsut ke atas. Beberapa saat kemudian, dia kembali. "Di bawah sudah tak
ada tempat duduk. Kalian tidak apa-apa kalau naik ke balkon bersamaku?"
"Mau," kata Jem. Dengan sukacita, kami berlari mendahului Pendeta Sykes
ke lantai atas ruang pengadilan. Di sana, kami menaiki tangga beratap dan
menunggu di pintu. Pendeta Sykes datang terengah-engah di belakang
kami, dan mengarahkan kami dengan lembut menembus orang kulit hitam
di balkon. Empat orang Negro bangkit dan memberi kami kursi terdepan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Balkon Kulit Hitam terletak pada tiga dinding ruang pengadilan, bagai
beranda lantai dua, dan dari situ kami bisa melihat semuanya.
Juri duduk di sebelah kiri, di bawah jendela-jendela panjang. Sosok-sosok
mereka yang terbakar matahari dan jangkung menunjukkan bahwa
mereka semua sepertinya petani, tetapi ini wajar: warga kota jarang
menjadi juri, mereka biasanya gagal atau diizinkan tidak ikut. Satu atau
dua juri
samar-samar tampak seperti Cunningham yang berpakaian bagus. Pada
tahap ini, mereka duduk tegak dan waspada.
Jaksa wilayah dan seorang lelaki lain duduk semeja, sementara Atticus dan
Tom Robinson duduk di meja yang lain, mereka membelakangi kami. Buku
cokelat dan beberapa sabak kuning terlihat di meja jaksa wilayah; meja
Atticus kosong.
Di dalam pagar yang memisahkan penonton dari sidang pengadilan, saksi
duduk di kursi beralas kulit. Mereka membelakangi kami.
Hakim Taylor duduk di meja hakim, mirip hiu tua yang mengantuk,
sementara ikan pengikutnya menulis dengan cepat di depannya. Hakim
Taylor mirip dengan sebagian besar hakim yang pernah kulihat: ramah,
berambut putih, berwajah kemerahan, dia lelaki yang memimpin
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
pengadilan dengan infor-malitas yang menggelisahkan dia kadang
menumpangkan kaki ke meja, dia sering membersihkan kuku dengan
pisau saku. Dalam pengadilan tak resmi yang panjang, terutama setelah
makan, dia memberi kesan sedang terkantuk-kantuk. Ketika seorang
pengacara pernah dengan sengaja mendorong setumpuk buku ke lantai
dalam sebuah upaya putus asa untuk membangunkannya, Hakim Taylor
bergumam tanpa membuka mata, "Mr. Whitley, kalau melakukan itu lagi,
kudenda kau seratus dolar."
Dia orang yang menguasai hukum, dan meskipun tampak menganggap
santai pekerjaannya, sebenarnya dia tahu persis tentang kasus yang
diajukan ke hadapannya. Hanya sekali Hakim Taylor
tampak diam terpaku di pengadilan terbuka, dan keluarga Cunningham
menghentikannya. Old Sarum, tanah mereka, didiami oleh dua keluarga
yang terpisah sejak awal, tetapi sayangnya memiliki nama yang sama.
Keluarga Cunningham menikahi keluarga Coningham sampai-sampai
pengejaan namanya bersifat akademis saja hingga seorang Cunningham
menyengketakan seorang Coningham untuk akta tanah dan dibawa ke
meja hukum. Selama kontroversi ini, Jeems Cunningham bersaksi bahwa
ibunya mengeja namanya Cunningham pada akta dan dokumen lain,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tetapi sebenarnya wanita itu seorang Coningham yang tidak mahir
mengeja, jarang membaca, dan biasa melamun ketika duduk malam-
malam di beranda depan rumahnya. Setelah sembilan jam mendengarkan
keeksentrikan para penghuni Old Sarum, Hakim Taylor mengeluarkan
kasus itu dari pengadilan. Ketika ditanya atas dasar apa, Hakim Taylor
berkata, "Konspirasi," dan menyatakan dia berharap kepada Tuhan bahwa
para penuntut merasa puas setelah setiap pihak dapat mengungkapkan
keinginannya di depan umum. Mereka memang puas. Memang hanya itu
yang mereka inginkan sejak awal.
Hakim Taylor memiliki satu kebiasaan menarik. Dia mengizinkan orang
merokok di ruang pengadilannya, tetapi dia sendiri tidak merokok: kadang,
jika beruntung, seseorang bisa menontonnya meletakkan sebatang cerutu
kering yang panjang ke mulutnya, dan mengunyahnya perlahan-lahan.
Sedikit demi sedikit, cerutu yang tidak dinyalakan itu
menghilang, dan muncul lagi beberapa jam kemudian sebagai adonan licin,
esensinya terekstraksi dan bercampur dengan getah pencernaan Hakim
Taylor. Aku pernah bertanya kepada Atticus, bagaimana Mrs. Taylor bisa
tahan berciuman dengannya, tetapi kata Atticus mereka tidak sering
berciuman.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kursi saksi terletak di sebelah kanan Hakim Taylor, dan ketika kami duduk,
Mr. Heck Tate sudah duduk di sana.
Tujuh Belas
"Jem," kataku, "yang duduk di sana itu keluarga Ewell?"
"Sst," kata Jem, "Mr. Heck Tate sedang bersaksi."
Mr. Tate berpakaian rapi untuk acara ini. Dia mengenakan setelan bisnis
biasa, yang membuatnya mirip-mirip dengan lelaki lain: tak ada lagi sepatu
bot tinggi, jaket penebang kayu, dan ikat pinggang bertatah peluru. Sejak
saat itu, dia tak lagi membuatku takut. Dia duduk menyondongkan diri di
kursi saksi, tangannya menangkup di antara lutut, menyimak jaksa
wilayah.
Pengacaranya, Mr. Gilmer, tidak terlalu kami kenal. Dia berasal dari
Abbottsville; kami melihatnya hanya saat pengadilan berlangsung, dan itu
jarang, karena pengadilan tidak menarik bagiku dan Jem. Lelaki yang
mulai botak dan berwajah mulus itu mungkin berusia 40 hingga 60an
tahun. Meskipun membelakangi, kami tahu pada salah satu matanya
terdapat suatu kekurangan yang dimanfaatkannya: dia kelihatan seperti
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sedang memandangi seseorang, padahal sebenarnya tidak, jadi dia
menyulitkan juri dan saksi. Juri, menyangka mereka diamati lekat-lekat,
diperhatikan dengan saksama; demikian
pula para saksi, mereka menyangka hal yang sama.
"... dengan kata-kata Anda sendiri, Mr. Tate," kata Mr. Gilmer.
"Ya," kata Mr. Tate, menyentuh kacamatanya dan berbicara ke lututnya,
"saya dipanggil"
"Bisakah Anda berbicara kepada juri, Mr. Tate? Terima kasih. Siapa yang
memanggil Anda?"
Mr. Tate berkata, "Saya dijemput Bob oleh Mr. Bob Ewell di sana, pada
suatu malam"
"Malam kapan, Sir?"
Mr. Tate berkata. "Malam tanggal 21 November. Saya sedang bersiap-siap
meninggalkan kantor untuk pulang ketika B Mr. Ewell masuk, sangat
gelisah, dan memintaku cepat ke rumahnya, seorang nigger memerkosa
putrinya."
"Anda ke sana?" "Tentu. Masuk ke mobil dan ke sana secepat mungkin."
"Dan apa yang Anda temukan?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Menemukan gadis itu berbaring di lantai di tengah-tengah ruang depan,
yang di sebelah kanan kalau dari depan. Dia dipukuli cukup parah, tetapi
saya mengangkatnya berdiri dan membasuh wajahnya dengan air dari
ember di pojok ruangan dan mengatakan padanya bahwa dia baik-baik
saja. Saya bertanya siapa yang menyakitinya dan dia menjawab, Tom
Robinson"
Hakim Taylor, yang sedari tadi memerhatikan kukunya, mengangkat
kepala seolah-olah menduga akan ada keberatan, tetapi Atticus diam.
"bertanya apakah Tom yang memukulinya, dia
mengiyakan. Saya tanya apakah Tom menodainya, dan dia mengiyakan.
Jadi, saya pergi ke rumah Robinson dan membawanya kembali. Dia
mengidentifikasi Tom sebagai pelaku, jadi saya menahan Tom. Itulah yang
terjadi."
"Terima kasih," kata Mr. Gilmer. Hakim Taylor b erkata, "Ada pertanyaan,
Atticus?"
"Ada," jawab ayahku. Dia sedang duduk di belakang mejanya; kursinya
miring ke satu sisi, kakinya bersilang dan satu lengannya bersandar pada
bagian belakang kursi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Anda memanggil dokter, Sheriff? Apakah ada yang memanggil dokter?"
tanya Atticus.
"Tidak, Sir," kata Mr. Tate.
"Tidak memanggil dokter?"
"Tidak, Sir," ulang Mr. Tate.
"Kenapa tidak?" Ada ketajaman dalam suara Atticus.
"Ya, saya bisa ungkapkan mengapa saya tidak menelepon. Memang tidak
perlu, Mr. Finch. Cederanya sangat parah. Pasti terjadi sesuatu, sudah
jelas."
"Tetapi Anda tidak memanggil dokter? Selagi Anda di sana, adakah orang
yang menyuruh orang lain memanggil, menjemput, atau membawa gadis
itu ke dokter?"
"Tidak, Sir"
Hakim Taylor menyela. "Dia sudah menjawab pertanyaannya tiga kali,
Atticus. Dia tidak memanggil dokter."
Atticus berkata, "Saya hanya ingin memastikan, Pak Hakim," dan si hakim
tersenyum.
Tangan Jem, yang sedang mencengkeram pagar balkon makin erat. Tiba-
tiba dia menarik napas. Menoleh ke bawah, aku tak melihat penyebabnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku jadi bertanya-tanya apakah Jem hanya bertingkah. Dill menonton
dengan tenang, begitu pula Pendeta Sykes di sampingnya. "Ada apa?"
bisikku, dan mendapat jawaban singkat, "sst!"
"Sheriff," Atticus berkata, "menurut Anda, cederanya parah. Separah apa?'
"Yah"
"Ceritakan saja cederanya, Heck."
"Yah, dia dipukuli di kepala. Sudah ada memar yang muncul di lengannya,
dan itu terjadi sekitar tiga puluh menit sebelum"
"Dari mana Anda tahu?" Mr. Tate menyeringai. "Maaf, itu menurut mereka.
Kembali lagi, badannya sudah lebam-lebam waktu saya sampai, dan
matanya akan membiru."
"Mata yang mana?" Mr. Tate mengedip dan menyisir rambutnya dengan
tangan. "Coba saya ingat-ingat," katanya lirih, lalu memandang Atticus
seolah-olah dia menganggap pertanyaan itu kekanak-kanakan.
"Anda tidak ingat?" tanya Atticus. Mr. Tate menunjuk ke sosok tak terlihat
yang berada sepuluh senti di hadapannya dan berkata, "Yang kiri."
"Tunggu, Sheriff," kata Atticus. "Bagian kiri yang menghadapmu, atau
bagian kirimu?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mr. Tate berkata, "Oh, iya, itu berarti bagian kanan dia. Mata kanan dia,
Mr. Finch. Saya ingat sekarang, wajahnya cedera pada bagian itu
Mr. Tate berkedip lagi, seolah-olah sesuatu tiba-tiba tampak jelas baginya.
Lalu, dia memutar kepala dan menoleh kepada Tom Robinson. Seolah-olah
karena insting, Tom Robinson mengangkat kepala.
Sesuatu juga menjadi jelas bagi Atticus, dan hal itu membuatnya berdiri.
"Sheriff, tolong ulangi perkataan Anda tadi."
"Mata kanannya, tadi saya bilang."
"Bukan...." Atticus berjalan ke meja notulis pengadilan dan membungkuk
pada tangan yang menulis secepat kilat. Tangan itu berhenti, membalik
notes catatan itu, dan si notulis pengadilan berkata, '"Mr. Finch. Saya ingat
sekarang, wajahnya cedera pada bagian itu.'"
Atticus memandang Mr. Tate. "Sisi yang mana, Heck?"
"Sisi kanan, Mr. Finch, tetapi memarnya lebih banyak Anda ingin
mendengar tentang itu?"
Atticus tampaknya sedang mempertimbangkan untuk mengajukan
pertanyaan lain, tetapi mengurungkannya dan berkata, "Ya, di bagian
mana lagi cederanya?" selagi Mr. Tate menjawab, Atticus berbalik dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menatap Tom Robinson, seolah-olah berkata ini adalah sesuatu yang tak
mereka sang-ka-sangka.
"... lengannya memar, dan dia menunjukkan lehernya kepadaku. Jelas ada
tanda jari pada ke-
rongkongannya"
"Di sekeliling lehernya? Di tengkuknya?"
"Menurut saya, sampai sekeliling lehernya, Mr. Finch."
"Menurut Anda begitu?"
"Ya, Sir, lehernya kecil, siapa saja bisa memegangnya dengan"
"Tolong jawab pertanyaan saya dengan ya atau tidak, Sheriff," kata Atticus
datar, dan Mr. Tate terdiam.
Atticus duduk dan mengangguk kepada jaksa wilayah, yang menggeleng
kepada hakim, yang mengangguk kepada Mr. Tate, yang berdiri kaku dan
turun dari kursi saksi.
Di bawah kami, kepala berputar, kaki bergeser di lantai, bayi dipindahkan
ke bahu, dan beberapa orang anak berlari keluar ruang pengadilan. Orang-
orang Negro di belakang kami berbisik-bisik lirih; Dill sedang bertanya
kepada Pendeta Sykes apa makna semua itu, tetapi Pendeta Sykes berkata
dia tidak tahu. Sejauh ini, semuanya benar-benar membosankan: tak ada
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang membentak, tak ada pertengkaran di antara pengacara pihak yang
berlawanan, tak ada drama; kekecewaan besar bagi para hadirin,
tampaknya. Atticus mengajukan pertanyaan dengan ramah, seolah-olah
sedang menangani kasus persengketaan akta. Dengan kemampuannya
yang tak terbatas untuk menenangkan lautan bergolak, dia dapat
membuat kasus pemerkosaan sekering khotbah. Lenyaplah kengerian
dalam benakku tentang wiski basi dan bau peternakan,
tentang lelaki garang bermata mengantuk, tentang suara serak yang
memanggil dalam keheningan malam, "Mr. Finch? Mereka sudah pergi?"
Mimpi buruk kami sudah lenyap bersama cahaya matahari, segala sesuatu
akan beres.
Semua penonton sama santainya dengan Hakim Taylor, kecuali Jem.
Mulutnya melengkung menjadi setengah seringai penuh makna, matanya
bersinar gembira, dan dia mengatakan sesuatu tentang bukti pendukung,
yang membuatku yakin bahwa dia sedang pamer.
"... Robert E. Lee Ewell!" Menyahut suara kerani yang menggelegar, seorang
lelaki kecil yang bersikap seperti ayam jago bangkit dan berjalan ke kursi
saksi, tengkuknya memerah ketika mendengar namanya disebut. Ketika dia
berbalik untuk bersumpah, kami melihat bahwa wajahnya berwarna
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
semerah lehernya. Kami juga melihat bahwa namanya tidak mencerminkan
sosoknya. Rambut yang baru dikeramas berdiri dari keningnya; hidungnya
kurus, runcing, dan berkilau; dia tak punya daguؤagunya seperti menjadi
bagian lehernya yang bergelambir.
"tolonglah saya Tuhan," dia berkokok. Setiap kota seukuran Maycomb
memiliki keluarga seperti Ewell. Fluktuasi ekonomi tak pernah mengubah
status mereka orang-orang seperti anggota keluarga Ewell selalu disantuni
pemerintah, baik dalam kemakmuran maupun dalam krisis. Tak ada
petugas sekolah yang dapat menyuruh anak-anaknya yang banyak itu
bersekolah; tak ada pe-
tugas kesehatan umum yang dapat membebaskan mereka dari cacat
bawaan, cacingan, dan penyakit yang berasal dari lingkungan kotor.
Keluarga Ewell dari Maycomb tinggal di belakang tempat pembuangan
sampah kota di rumah yang dulunya kabin orang Negro. Dinding kayu
kabin dilapisi dengan lembaran besi kasar, atapnya ber-genting tatanan
kaleng timah yang dipalu supaya rata. Dillhat sekilas, semua orang akan
tahu bentuk asli kabin itu: persegi, dengan empat kamar kecil yang
menghadap ke ruang tengah yang beranta-kan, berdiri canggung di atas
empat gundukan batu gamping yang tak beraturan. Jendelanya hanyalah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
lubang pada dinding, yang pada musim panas ditutupi dengan secarik
kain katun tipis berminyak untuk mencegah masuknya berbagai hama
pemakan sampah Maycomb.
Hama-hama itu hanya mendapat sedikit makanan karena setiap hari
keluarga Ewell memulung sampah habis-habisan, dan buah pekerjaan
mereka (sisa sampah yang tidak dimakan) membuat petak tanah di sekitar
kabin itu seperti rumah bermain seorang anak gila: pagarnya adalah
potongan ranting, sapu, dan gagang perkakas, di beberapa bagian, kepala
palu berkarat, kepala garu yang bergigi miring, pacul, kapak, dan sabit,
mencuat di tengah jalinan kawat berduri. Halaman di dalam pagar itu
kotor dan dipenuhi sisa-sisa mobil Ford Model-T, kursi dokter gigi
buangan, peti es kuno, dan berbagai pernak-pernik: sepatu tua, radio meja
usang, pigura, stoples, dan di bawahnya ayam-ayam kurus
berwarna Jingga mematuk-matuk penuh harap.
Namun, salah satu pojok halamannya mengherankan Maycomb. Berbaris
di dekat pagar adalah enam ember sampah dari enamel retak, ditumbuhi
bunga geranium merah cerah, dirawat dengan penuh kelembutan bagaikan
bunga milik Miss Maudie Atkinson, andaikan Miss Maudie mau
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengizinkan geranium tumbuh di halamannya. Kata orang, bunga-bunga
ini milik Mayella Ewell.
Tak ada yang tahu pasti ada seberapa banyak anak di tempat itu. Ada yang
bilang enam, ada yang bilang sembilan; selalu ada beberapa anak berwajah
kotor yang melongok di jendela saat seseorang lewat. Tak ada yang lewat di
situ kecuali pada hari Natal, yaitu ketika gereja-gereja mengirimkan
keranjang bantuan, dan ketika walikota Maycomb meminta kami untuk
membantu pengangkut sampah dengan membuang pohon dan sampah
kami sendiri.
Pada hari Natal yang lalu, Atticus mengajak kami ke sana untuk mematuhi
permintaan walikota. Jalan tanah terentang dari jalan raya, melewati
tempat pembuangan itu, hingga ke permukiman Negro sekitar lima ratus
meter lebih jauh dari kabin keluarga Ewell. Untuk kembali ke jalan raya,
mobil harus mundur atau terus sampai ke ujung jalan baru memutar;
kebanyakan orang memutar di halaman depan rumah-rumah orang Negro.
Dalam senja Desember yang membeku, kabin mereka tampak rapi dan
apik, dengan asap biru muda naik dari cerobong dan pintu berpendar
merah dari api di dalam. Aroma
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
lezat menggantung di udara: ayam, daging asap yang digoreng kering
seperti udara senja. Aku dan Jem mengendus bau masakan tupai, tetapi
perlu orang pedesaan tua seperti Atticus untuk membedakan possum dan
kelinci, aroma-aroma yang hilang ketika kami kembali melaju melewati
kediaman Ewell.
Yang dimiliki lelaki kecil di kursi saksi itu yang membuatnya lebih baik
daripada para tetangga terdekatnya adalah, jika digosok dengan sabun
alkali dalam air sangat panas, kulitnya berwarna putih.
"Mr. Robert Ewell?" tanya Mr. Gilmer.
"Itu namaku, Kapten," kata sang saksi. Punggung Mr. Gilmer menjadi
sedikit lebih kaku, dan aku merasa kasihan padanya. Mungkin aku
sebaiknya menjelaskan sesuatu sekarang. Aku mendengar bahwa anak
pengacara, setelah melihat orangtua mereka di pengadilan pada saat terjadi
perdebatan sengit, sering mendapat kesan yang salah: mereka berpikir
bahwa pengacara lawan adalah musuh pribadi orangtuanya, mereka
menderita, dan terkejut melihat orangtua mereka sering keluar
bergandengan tangan dengan para penyiksa mereka pada waktu istirahat.
Ini tidak berlaku bagiku dan Jem. Kami tidak pernah mendapat trauma
karena menonton ayah kami menang ataupun kalah. Maafkan aku karena
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tak bisa menyajikan drama apa pun dalam hal ini; kalau aku mau
melakukannya, tentu itu tidak benar. Namun, kami bisa tahu kapan
sebuah debat menjadi lebih dijiwai emosi daripada bersifat profesional,
tetapi kami mendapatkan ke-
mampuan ini dari menonton pengacara-pengacara selain ayah kami.
Seumur hidup aku tak pernah mendengar Atticus melantangkan suaranya,
kecuali untuk saksi yang tuli. Mr. Gilmer sedang melaksanakan tugasnya,
demikian pula Atticus. Lagi pula, Mr. Ewell adalah saksi untuk Mr. Gilmer,
dan tidak masuk akal kalau dia bersikap tidak sopan padanya.
"Apakah Anda ayah Mayella Ewell?" adalah pertanyaan berikutnya.
"Yah, kalaupun bukan saya, saya tak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang,
ibunya sudah mati," adalah jawabannya.
Hakim Taylor terusik. Dia berputar perlahan di kursi putarnya dan
memandang dengan lembut pada saksi. "Apakah Anda ayah Mayella
Ewell?" tanyanya, dengan cara yang membungkam derai tawa di bawah
kami.
"Ya, Sir," Mr. Ewell berkata malas. Hakim Taylor melanjutkan dengan nada
ramah, "Ini pertama kali Anda di pengadilan? Saya tak ingat pernah
melihat Anda di sini." Ketika saksi mengangguk, dia melanjutkan, "Baiklah,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kita luruskan perkaranya sekarang. Tak boleh ada lagi spekulasi tidak
senonoh tentang topik apa pun dari siapa pun dalam ruang pengadilan ini
selama saya duduk di sini. Anda mengerti?"
Mr. Ewell mengangguk, tetapi menurutku dia tak mengerti. Hakim Taylor
menghela napas dan berkata, "Baik, Mr. Gilmer?"
"Terima kasih, Sir. Mr. Ewell, bisakah Anda menceritakan dengan kata-kata
Anda sendiri apa
yang terjadi pada malam tanggal 21 November?"
Jem menyeringai dan mendorong rambutnya ke belakang. Dalam kata-kata
Anda sendiri adalah ciri khas Mr. Gilmer. Kami sering bertanya-tanya,
memangnya Mr. Gilmer takut saksinya menggunakan kata-kata siapa?
"Ya, pada malam tanggal 21 November, saya pulang dari hutan dengan
setumpuk kayu bakar dan ketika sampai di pagar, saya mendengar Mayella
menjerit di dalam rumah seperti babi tertusuk"
Di sini Hakim Taylor mendelik tajam kepada saksi dan rupanya
memutuskan tidak ada maksud buruk dalam spekulasi saksi, karena sesaat
kemudian Hakim Taylor diam, mengantuk.
"Kapan itu, Mr. Ewell?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tepat sebelum matahari terbenam. Yah, seperti yang saya bilang, Mayella
sedang menjerit cukup kuat untuk mengalahkan Yesus" satu delikan lagi
dari kursi hakim membuat Mr. Ewell terdiam.
"Benar begitu? Dia sedang menjerit?" kata Mr. Gilmer.
Mr. Ewell memandang kepada hakim bingung. "Ya, teriakan Mayella
berisik sekali jadi saya tinggalkan kayu itu dan berlari secepat mungkin
tetapi menabrak pagar, dan ketika saya bisa melepaskan diri, saya berlari
ke jendela dan melihat" wajah Mr. Ewell memerah. Dia berdiri dan
menuding Tom Robinson, "saya melihat nigger hitam itu memerkosa
Mayella-ku!"
Ruang pengadilan Hakim Taylor biasanya begitu tenang, sehingga dia
jarang sekali menggunakan
palunya, tetapi sekarang dia mengetukkan palunya selama lima menit
penuh. Atticus berdiri di hadapan meja hakim dan mengatakan sesuatu
kepadanya, Mr. Heck Tate sebagai petugas keamanan tertinggi di county
berdiri di tengah lorong menenangkan ruang pengadilan yang penuh
sesak. Di belakang kami, terdengar erangan marah dari orang-orang kulit
hitam.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pendeta Sykes mencondongkan tubuh di depan aku dan Dill, menarik sikut
Jem. "Mr. Jem," katanya, "sebaiknya kau membawa Miss Jean Louise pulang.
Mr. Jem, kaudengar?"
Jem menoleh. "Scout, pulanglah. Dill, kau dan Scout pulang."
"Kau harus memaksaku dulu," kataku, mengingat nasihat Atticus yang
memberi berkah.
Jem merengut marah padaku, lalu berkata kepada Pendeta Sykes, "Saya
rasa tidak apa-apa, Pendeta, dia tidak paham."
Aku sungguh tersinggung. "Aku mengerti, aku bisa mengerti apa pun yang
kau mengerti."
"Ah, diamlah. Dia tak mengerti, Pendeta, umurnya belum sembilan tahun."
Mata hitam Pendeta Sykes menatap kami dengan cemas. "Mr. Finch tahu
kalian di sini? Yang terjadi di sini tidak pantas untuk Miss Jean Louise
ataupun kalian."
Jem menggeleng. "Atticus tidak bisa melihat kami dari jarak sejauh ini. Tak
apa-apa, Pendeta."
Aku tahu Jem akan menang karena aku tahu tak ada satu pun yang bisa
membuatnya pergi se-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
karang. Aku dan Dill aman, untuk beberapa lama: Atticus bisa saja melihat
kami dari tempatnya, kalau dia berusaha melihat.
Sementara Hakim Taylor memukulkan palunya, Mr. Ewell duduk puas di
kursi saksi, menonton hasil karyanya. Dengan satu frasa, dia telah
mengubah para pelaku tamasya yang gembira menjadi kerumunan yang
merajuk, tegang, dan saling berkasak-kusuk, yang perlahan-lahan
terhipnotis oleh ketukan palu yang semakin melemah sampai satu-satunya
suara dalam ruang pengadilan adalah ting-ting-ting samar: seolah-olah
sang hakim mengetuk meja dengan pensil.
Kembali menguasai ruang pengadilan, Hakim Taylor bersandar pada kursi.
Mendadak dia tampak lelah; usianya terlihat, dan aku berpikir tentang
perkataan Atticus dia dan Mrs. Talyor jarang berciuman usianya pasti
hampir tujuh puluh tahun.
"Ada permintaan," kata Hakim Taylor, "bahwa ruang pengadilan ini
dikosongkan dari penonton, atau setidaknya wanita dan anak-anak,
permintaan yang sementara ini ditolak. Orang biasanya melihat apa yang
mereka cari, dan mendengar apa yang mereka simak, dan mereka berhak
membiarkan anak-anaknya mendengar, tetapi aku bisa menjamin satu hal:
kalian akan menerima apa yang kalian lihat dan dengar tanpa bersuara
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
atau kalian harus meninggalkan ruang pengadilan ini, tetapi kalian baru
meninggalkan ruang ini setelah kalian semua menghadapku dengan
tuntutan penghinaan terhadap pengadilan. Mr. Ewell, Anda akan menjaga
kesaksian
Anda dalam batasan penggunaan bahasa Inggris Kristiani, jika itu
mungkin. Lanjutkan, Mr. Gilmer."
Mr. Ewell mengingatkan aku pada orang bisu-tuli. Aku yakin dia tak
pernah mendengar perkataan Hakim Taylor yang ditujukan kepadanya
mulutnya berjuang diam-diam dengan perkataan itu tetapi pengaruhnya
tampak pada wajahnya. Kepuas-an memudar, digantikan dengan kekeras
kepalaan berlebihan yang sama sekali tidak menipu Hakim Taylor: selama
Mr. Ewell duduk di kursi saksi, sang hakim mengawasinya, seolah-olah
menantangnya untuk bertindak keliru.
Mr. Gilmer dan Atticus bertukar pandang. Atticus duduk lagi, menyangga
pipinya dengan kepalan dan kami tak bisa melihat wajahnya. Mr. Gilmer
tampak agak putus asa. Pertanyaan dari Hakim Taylor membuatnya lebih
santai, "Mr. Ewell, apakah Anda melihat terdakwa berhubungan seksual
dengan putri Anda?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ya, saya lihat." Para penonton diam, tetapi terdakwa mengatakan sesuatu.
Atticus berbisik kepadanya, dan Tom Robinson diam.
"Anda berkata, Anda di jendela?" tanya Mr. Gilmer.
"Ya, Sir."
"Seberapa tinggi dari tanah?" "Sekitar semeter."
"Anda dapat melihat ruangan di dalam dengan jelas?"
"Ya, Sir."
"Seperti apa ruangannya?" "Berantakan, seperti baru ada yang berkelahi."
"Apa yang Anda lakukan ketika melihat terdakwa?"
"Saya berlari mengitari rumah untuk masuk, tetapi dia keluar lewat pintu
depan lebih dahulu. Tapi saya lihat siapa orangnya. Perhatian saya tersita
untuk Mayella, jadi tidak saya kejar. Saya berlari memasuki rumah, dan dia
hanya berbaring di lantai, menjerit-jerit"
"Lalu, apa yang Anda lakukan?"
"Yah, saya lari mencari Tate secepat mungkin. Saya tahu orangnya, tinggal
di sana, di sarang nigger, melewati rumahnya setiap hari. Pak Hakim, saya
sudah lima belas tahun meminta pemerintah county untuk membersihkan
sarang di sana, berbahaya tinggal di dekat mereka, selain menurunkan
nilai tanah saya"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Terima kasih, Mr. Ewell," kata Mr. Gilmer buru-buru.
Si saksi tergesa turun dari kursi dan menabrak Atticus, yang telah berdiri
untuk memeriksanya. Hakim Taylor mengizinkan hadirin tertawa.
"Tunggu sebentar, Sir," kata Atticus ramah. "Bolehkah saya menanyakan
satu atau dua pertanyaan?"
Mr. Ewell kembali ke kursi saksi, mencari posisi yang nyaman, dan
memandang Atticus dengan curiga dan sombong, ekspresi yang umum
ditunjukkan oleh saksi Maycomb County ketika ditanyai oleh pengacara
lawan.
"Mr. Ewell," Atticus memulai, "orang banyak berlari-lari malam itu. Coba
kita lihat, Anda berkata, Anda berlari ke dalam rumah, Anda berlari ke
jendela, Anda berlari masuk, Anda berlari ke Mayella, Anda berlari mencari
Mr. Tate. Apakah Anda, selama berlari-lari ini, berlari mencari dokter?"
"Tidak perlu. Saya sudah lihat apa yang terjadi."
"Tetapi ada satu hal yang tidak saya pahami," kata Atticus. "Apakah Anda
tidak mencemaskan kondisi Mayella?"
"Jelas saya cemas," kata Mr. Ewell. "Saya melihat siapa pelakunya."
"Tidak, maksudku kondisi fisiknya. Apakah menurut Anda sifat cederanya
memerlukan perhatian medis secepatnya?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Apa?"
"Apakah menurut Anda, dia sebaiknya diperiksa dokter, secepatnya?"
Saksi berkata itu tidak terpikirkan olehnya, dia tak pernah memanggil
dokter untuk anak-anaknya sepanjang hidupnya, dan kalau dia memanggil
dokter, biayanya sampai lima dolar. "Cuma itu?" tanyanya.
"Belum," kata Atticus santai. "Mr. Ewell, Anda mendengar kesaksian sheriff,
bukan?" "Maksudnya?"
"Anda berada di ruang pengadilan ketika Mr. Heck Tate sedang bersaksi,
bukan? Anda mendengar semua perkataannya, bukan?"
Mr. Ewell mempertimbangkan masalah itu hati-hati, dan tampaknya
memutuskan bahwa pertanya-
an itu aman untuk dijawab. "Ya," katanya.
"Apakah Anda setuju dengan penggambaran Mr. Tate tentang luka-luka
Mayella?"
"Maksudnya?" Atticus menoleh kepada Mr. Gilmer dan tersenyum. Mr.
Ewell tampak bertekad untuk tidak memberi perhatian pada pihak
pembela.
"Mr. Tate bersaksi bahwa mata kanan Mayella memar, dan dia dipukuli di
sekeliling"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Oh ya," kata saksi. "Saya setuju dengan semua yang dikatakan Tate."
"Benar?" tanya Atticus ringan. "Saya hanya ingin memastikan." Dia
menghampiri notulis pengadilan, mengatakan sesuatu, dan si notulis
menghibur kami beberapa menit dengan membacakan kesaksian Mr. Tate
seperti membaca kutipan pasar bursa, "mata yang mana yang kiri oh iya itu
berarti bagian kanan dia mata kanan dia Mr. Finch saya ingat sekarang dia
cedera." Dia membalik halaman. "Pada wajah bagian situ Sheriff tolong
ulangi perkataan Anda tadi mata kanannya tadi saya bilang"
"Terima kasih, Bert," kata Atticus. "Anda sudah mendengarnya lagi, Mr.
Ewell. Anda ingin menambahkan sesuatu? Anda setuju dengan Sheriff?"
"Saya setuju dengan Tate. Mata Mayella menghitam dan dia dipukuli cukup
parah."
Lelaki kecil itu tampaknya sudah lupa bahwa sesaat sebelumnya dia
dipermalukan hakim. Jelas sekali dia menganggap Atticus lawan yang
enteng. Wajahnya kembali memerah; dadanya membusung,
dan sekali lagi dia seperti ayam jago kecil berwarna merah. Kupikir dia
akan membengkak sampai kemejanya robek saat mendengar pertanyaan
Atticus berikutnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mr. Ewell, Anda bisa membaca dan menulis?" Mr. Gilmer menyela.
"Keberatan," katanya. "Tak bisa melihat apa hubungan antara kemelekan
huruf saksi dan kasus ini, tidak relevan dan tidak penting."
Hakim Taylor hendak berbicara, tetapi Atticus berkata, "Pak Hakim, jika
Anda mengizinkan pertanyaan ini dan satu pertanyaan lagi, Anda akan
melihat hubungannya."
"Baiklah, mari kita lihat," kata Hakim Taylor, "tetapi pastikan kami
melihatnya. Keberatan ditolak." Mr. Gilmer tampak sama penasaran seperti
kami semua, tentang apa pentingnya status pendidikan Mr. Ewell bagi
kasus ini.
"Akan saya ulangi pertanyaannya," kata Atticus. "Anda bisa membaca dan
menulis?"
"Saya jelas bisa."
"Bisakah Anda menuliskan nama Anda dan menunjukkannya kepada
kami?"
"Saya jelas bisa. Memangnya bagaimana lagi saya menandatangani cek
santunan kami?"
Mr. Ewell sedang mengambil hati para warga. Bisik-bisik dan tawa di
bawah kami mungkin berkaitan dengan betapa menggelikannya dia.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku menjadi gelisah. Atticus tampaknya tahu apa yang sedang
dilakukannya tetapi aku merasa dia berburu kodok tanpa lampu. Jangan,
jangan,
jangan pernah, saat pemeriksaan ulang, bertanya pada saksi sesuatu yang
kau belum tahu jawabannya, adalah dalil yang kuserap bersama makanan
bayiku. Kalau bertanya juga, kau akan sering memperoleh jawaban yang
tak diinginkan, jawaban yang bisa menghancurkan kasusmu.
Atticus merogoh saku-dalam jaketnya. Dia mengeluarkan amplop, lalu
merogoh saku jaket dan mencabut penanya. Dia berjalan lebih santai, dan
berputar supaya dapat Dillhat langsung oleh juri. Dia membuka tutup pena
dan meletakkannya perlahan-lahan pada mejanya. Dia mengguncang pena
itu sedikit, lalu menyerahkannya bersama amplop kepada saksi. "Bisakah
Anda menuliskan nama Anda untuk kami?" tanyanya. "Yang jelas, supaya
juri dapat melihat Anda melakukannya."
Mr. Ewell menulis pada belakang amplop dan mendongak dengan tenang
untuk melihat Hakim Taylor yang menatapnya seolah-olah dia adalah
bunga gardenia wangi yang mekar di kursi saksi juga untuk melihat Mr.
Gilmer setengah duduk, setengah berdiri di mejanya. Juri sedang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengamatinya, seorang lelaki mencondongkan tubuh ke depan dengan
tangan memegang pagar.
"Apanya yang menarik?" tanyanya.
"Anda kidal, Mr. Ewell," kata Hakim Taylor. Mr. Ewell berputar marah
kepada hakim dan berkata dia tidak melihat apa kaitan kekidalannya
dengan kasus ini bahwa dia adalah orang yang taat pada Kristus dan
Atticus Finch sedang memanfaatkannya. Pengacara licik seperti Atticus
Finch selalu
memanfaatkannya dengan cara licik. Dia sudah menceritakan apa yang
terjadi, dia bisa mengulanginya berkali-kali yang kemudian dilakukannya.
Tak ada pertanyaan Atticus setelah itu yang bisa menggoyahkan ceritanya,
bahwa dia melihat melalui jendela, lalu mengusir nigger itu, lalu lari ke
sheriff. Atticus akhirnya melepasnya.
Mr. Gilmer menanyakan satu pertanyaan lagi. "Tentang menulis dengan
tangan kiri, apakah Anda bisa menggundakan kedua tangan Anda, Mr.
Ewell?"
"Jelas tidak, saya bisa menggunakan satu tangan sebaik tangan yang lain.
Dua tangan sama baiknya," tambahnya, mendelik pada meja terdakwa. Jem
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tampak tertawa diam. Dia memukul pagar balkon perlahan dan berbisik,
"Kena dia!"
Aku tak merasa demikian; bagiku, sepertinya Atticus sedang mencoba
menunjukkan bahwa bisa saja Mr. Ewell yang memukuli Mayella. Sampai
sebegitu aku masih bisa mengikuti. Jika lebam hitam terdapat di mata
kanan Mayella, dan dia dipukuli kebanyakan pada sisi kanan, itu
cenderung menunjukkan bahwa orang kidal yang melakukannya. Sherlock
Holmes dan Jem Finch akan setuju. Akan tetapi, bisa saja Tom Robinson
juga kidal. Seperti Mr. Heck Tate, aku membayangkan seseorang
menghadapku, melakukan pantomim mental sebentar, dan menyimpulkan
bahwa dia bisa saja memegangnya dengan tangan kanan dan
memukulinya dengan tangan kiri. Aku memandang Tom. Dia
membelakangi kami, tetapi aku dapat melihat bahunya yang lebar dan
lehernya yang tebal. Dia dapat
dengan mudah melakukannya. Menurutku, Jem sudah menghitung ayam
sebelum telurnya menetas.
Delapan Belas
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Namun, seseorang menggemuruh lagi. "Mayella Violet Ewell !"
Seorang gadis berjalan ke kursi saksi. Ketika dia mengangkat tangan dan
bersumpah bahwa bukti yang diberikannya adalah kebenaran, seluruh
kebenaran, dan hanya kebenaran, semoga Tuhan menolongnya, dia tampak
rapuh. Tetapi ketika dia duduk menghadap kami di kursi saksi, dia
menjadi dirinya yang sesungguhnya, seorang gadis bertubuh gempal yang
terbiasa melakukan pekerjaan berat.
Di Maycomb County, mudah membedakan seseorang yang mandi secara
teratur dengan seseorang yang hanya membasuh tubuhnya setahun sekali:
Mr. Ewell tampak terbakar; seolah-olah berendam semalaman telah
melenyapkan perlindungan lapisan tanah sehingga kulitnya menjadi
sensitif terhadap cuaca. Mayella tampaknya mencoba menjaga kebersihan
tubuhnya, dan aku teringat akan barisan bunga geranium merah di
halaman kabin keluarga Ewell.
Mr. Gilmer meminta Mayella memberi tahu juri dengan kata-katanya
sendiri apa yang terjadi pada malam tanggal 21 November tahun lalu,
hanya dengan kata-katanya sendiri, tolong.
Mayella duduk diam.
"Di mana Anda sore itu?" Mr. Gilmer memulai dengan sabar.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Di teras."
"Di teras yang mana?"
"Hanya ada satu, teras depan."
"Anda sedang apa di teras?"
"Tidak sedang apa-apa." Hakim Taylor berkata, "Ceritakan saja apa yang
terjadi. Anda bisa, kan?"
Mayella menatapnya dan tangisnya meledak. Dia menutup mulutnya
dengan tangan dan tersedu. Hakim Taylor membiarkannya menangis
sejenak, lalu berkata, "Sudah, cukup. Jangan takut pada siapa pun di sini,
asalkan Anda berkata jujur. Semua ini asing bagi Anda, saya tahu, tetapi
Anda tak perlu malu dan tak perlu takut. Anda takut apa?"
Mayella mengatakan sesuatu di balik tangannya. "Apa?" tanya hakim.
"Dia," sedunya, menunjuk Atticus.
"Mr. Finch?"
Dia mengangguk kuat-kuat, sambil berkata, "Saya tak ingin dia melakukan
pada saya apa yang dilakukannya pada Papa, mencoba membuatnya
mengaku kidal ...."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Hakim Taylor menggaruk rambutnya yang putih tebal. Jelas dia belum
pernah berhadapan dengan masalah seperti ini. "Berapa usia Anda?"
tanyanya. "Sembilan belas setengah," kata Mayella.
Hakim Taylor berdeham dan mencoba, meski tak berhasil, berbicara
dengan nada menenangkan.
"Mr. Finch tak berniat menakuti Anda," geramnya, "dan kalaupun iya, ada
saya yang bisa menghentikannya. Itu salah satu gunanya saya duduk di
sini. Nah, Anda sudah besar, jadi duduklah dengan tegak dan
ceritakanأeritakan apa yang terjadi pada Anda. Anda bisa melakukannya,
bukan?"
Aku berbisik kepada Jem, "Apakah dia waras?" Jem memicingkan mata
melihat kursi saksi. "Aku tak tahu," katanya. "Dia cukup pintar untuk
membuat hakim merasa kasihan padanya, tetapi dia bisa saja ah, entahlah."
Sesudah kembali tenang, Mayella melirik kepada Atticus, ketakutan sekali
lagi, dan berkata kepada Mr. Gilmer, "Begini, Sir, saya sedang di teras dan
dia datang, dan, nah, ada lemari tua di halaman yang dibawa Papa untuk
dipotong jadi kayu bakar Papa menyuruh saya mengerjakannya selagi dia
pergi ke hutan, tetapi saya tidak merasa cukup kuat waktu itu, jadi dia
mampir"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"'Dia' siapa?" Mayella menunjuk Tom Robinson. "Saya harus meminta Anda
lebih spesifik," kata Mr. Gilmer. "Notulis tak bisa menuliskan gerakan
dengan baik."
"Orang itu," katanya. "Robinson."
"Lalu, apa yang terjadi?"
"Saya bilang, 'Kemarilah, nigger, dan potonglah lemari ini untukku, aku
ada lima sen untukmu.' Dia bisa melakukannya dengan mudah. Jadi, dia
masuk ke halaman dan saya masuk ke rumah untuk mengambilkan uang
dan saya berbalik dan tahu-tahu dia ada di hadapan saya. Rupanya, dia
menyergap saya
dari belakang. Dia mencekik saya, memaki saya, dan berkata kotor saya
melawan dan berteriak, tetapi dia mencekik saya. Dia memukul saya terus-
terusan"
Mr. Gilmer menunggu sampai Mayella menenangkan diri: dia telah
memilin saputangannya menjadi tali yang berkeringat: ketika dia
membukanya untuk menyeka wajahnya, saputangan itu sudah menjadi
kain kusut, hasil dari tangannya yang panas. Dia menunggu Mr. Gilmer
bertanya lagi, dan ketika Mr. Gilmer tidak bertanya, dia berkata, " dan dia
membanting saya ke lantai dan mencekik saya dan menodai saya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Anda berteriak?" tanya Mr. Gilmer. "Anda berteriak dan melawan?"
"Rasanya ya, berteriak sekuat tenaga, menendang dan berteriak sekeras
mungkin."
"Lalu, apa yang terjadi?"
"Saya tak terlalu ingat, tapi kemudian ayah saya sudah di ruangan, berdiri
di dekat saya dan berteriak 'Siapa pelakunya, siapa pelakunya?' lalu saya
pingsan dan kemudian Mr. Tate menarik saya dari lantai dan memapah
saya ke ember air."
Rupanya, kesaksian ini telah memberi Mayella rasa percaya diri, tetapi
tidak seperti ayahnya yang lancang: dia melakukannya dengan berhati-
hati, seperti kucing yang sedang mengamati keadaan sambil mengayun-
ayunkan ekornya.
"Anda berkata, Anda melawannya sekuat tenaga? Dengan menggigit dan
mencakar?" tanya Mr. Gilmer.
"Jelas," Mayella meniru ayahnya. "Anda yakin dia memerkosa Anda?"
Wajah Mayella menekuk, dan aku takut dia akan menangis lagi. Alih-alih,
dia berkata, "Dia mengerjakan apa yang dia inginkan."
Mr. Gilmer mengingatkan penonton pada hari yang panas dengan
menyeka kepalanya dengan tangan. "Cukup untuk saat ini," katanya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
ramah, "tetapi tetaplah di kursi. Saya rasa Mr. Finch yang jahat akan
menanyakan beberapa hal."
"Negara dilarang membuat saksi berburuk sangka pada pengacara
terdakwa," gumam Hakim Taylor kaku, "setidaknya tidak saat ini."
Atticus bangkit sambil menyeringai, tetapi alih-alih berjalan ke kursi saksi,
dia membuka jas dan mengaitkan jempol pada rompi, lalu berjalan
perlahan melintasi ruangan ke jendela. Dia memandang keluar, tetapi
tampaknya tidak terlalu tertarik dengan apa yang Dillhatnya, lalu berbalik
dan berjalan ke kursi saksi. Dari pengalaman selama bertahun-tahun yang
panjang, aku tahu dia sedang mencoba memutuskan sesuatu.
"Miss Mayella," katanya sambil tersenyum, "saya akan mencoba supaya
tidak menakutimu sejenak, belum. Kita berkenalan saja dulu. Berapa usia
Anda?"
"Saya bilang, sembilan belas, saya sudah bilang pada Pak Hakim di situ."
Mayella menggerakkan kepalanya ke meja hakim dengan kesal.
"Memang sudah bilang, memang sudah. Anda harus bersabar dengan saya,
Miss Mayella, saya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sudah mulai tua dan tak bisa mengingat seperti dulu. Saya mungkin
menanyakan hal-hal yang sudah Anda katakan tadi, tetapi Anda tetap
akan menjawab, kan? Bagus."
Aku tak dapat melihat apa pun dalam raut wajah Mayella yang dapat
membuat Atticus merasa yakin bahwa dia akan mendapatkan kerja sama
sepenuh hati dari saksinya. Mayella sedang memandanginya dengan
marah.
"Saya tak mau menjawab kalau kau terus mengejek," katanya.
"Ma'am?" tanya Atticus, bingung.
"Kalau kau mengejek saya terus."
Hakim Taylor berkata, "Mr. Finch tidak mengejek Anda. Anda ini kenapa?"
Mayella memandangi Atticus dari bawah kelopak matanya yang setengah
tertutup, tetapi dia berkata kepada hakim, "Kalau dia terus memanggilku
Miss Mayella. Saya tak harus menerima ejekannya, saya menjadi saksi
bukan untuk itu."
Atticus melanjutkan perjalanannya ke jendela dan membiarkan Hakim
Taylor menangani hal ini. Hakim Taylor bukan sosok yang mengundang
rasa kasihan, tetapi aku merasa kasihan padanya ketika dia mencoba
menjelaskan. "Cara bicara Mr. Finch memang begitu," katanya kepada
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mayella. "Kami sudah bertahun-tahun bekerja sama di pengadilan, dan Mr.
Finch selalu sopan kepada semua orang. Dia tidak mencoba mengejekmu,
dia mencoba bersikap sopan. Caranya memang begitu."
Hakim bersandar lagi. "Atticus, mari kita lan-
jutkan, dan tolong dicatat bahwa saksi tidak diejek, bertentangan dengan
pandangannya."
Aku bertanya-tanya apakah pernah ada orang yang memanggil Mayella
dengan sebutan "Miss" atau "Miss Mayella" seumur hidupnya; mungkin tak
pernah sehingga dia tersinggung oleh kesopanan biasa ini. Seperti apakah
kehidupannya? Aku segera tahu.
"Anda berkata, Anda sembilan belas tahun," Atticus melanjutkan. "Anda
berapa bersaudara?" Dia berjalan dari jendela kembali ke kursi saksi.
"Tujuh," katanya, dan aku bertanya-tanya apakah mereka semua mirip
dengan spesimen yang pernah kulihat pada hari pertama aku mulai
bersekolah.
"Anda anak sulung? Anak tertua?"
"Ya."
"Sudah berapa lama ibu Anda wafat?"
"Tak tahu sudah lama."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Anda pernah bersekolah?"
"Membaca dan menulis sebaik Papa di sana." Suara Mayella mirip dengan
Mr. Jingle dalam buku yang sedang kubaca.
"Berapa lama Anda bersekolah?"
"Dua tahun tiga tahun tak tahu." Perlahan tetapi pasti, aku mulai melihat
pola pertanyaan Atticus: dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak dianggap
Mr. Gilmer cukup tak relevan atau tak berarti untuk mengajukan
keberatan, Atticus diam-diam melukiskan kehidupan rumah tangga Ewell
bagi juri. Juri mengetahui hal-hal berikut: cek santunan mereka jauh dari
cukup untuk memberi
makan seluruh keluarga, dan ada kecurigaan kuat bahwa Papa
menghabiskannya untuk minum-minum dia kadang-kadang pergi ke rawa
berhari-hari dan pulang dalam keadaan sakit; cuaca jarang cukup dingin
untuk memerlukan sepatu tetapi kalau cuacanya dingin, mereka bisa
membuat sepatu bagus dari robekan ban tua; seluruh keluarga mengambil
air dengan ember dari sungai yang mengalir di satu sisi tempat
pembuangan sampah mereka menjaga daerah sekitar sungai itu agar bebas
dari sampah dan menjadi tanggung jawab masing-masing untuk menjaga
kebersihan tubuh: kalau ingin mandi, airnya harus diambil sendiri; anak-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
anak yang lebih kecil sering terserang flu dan penyakit kulit; ada seorang
wanita yang kadang berkunjung dan menanyakan kepada Mayella
mengapa dia tidak bersekolah dia menuliskan jawabannya; karena dua
anggota keluarga sudah bisa membaca dan menulis, sisanya tak perlu lagi
belajar Papa memerlukan mereka di rumah.
"Miss Mayella," kata Atticus, memotong penjelasannya, "gadis sembilan
belas tahun seperti Anda pasti punya teman. Siapa teman-teman Anda?"
Saksi mengerutkan kening, seolah-olah bingung. "Teman?"
"Ya, apakah Anda tidak kenal dengan orang lain yang sebaya, lebih tua
atau lebih muda? Lelaki dan perempuan? Teman biasa?"
Permusuhan yang ditunjukkan Mayella, yang sudah mereda menjadi
kenetralan yang dilakukan dengan enggan, berkobar lagi. "Kau
mengejekku la-
gi, Mr. Finch?"
Atticus menganggap pertanyaan Mayella menjawab pertanyaannya.
"Anda mencintai ayah Anda, Miss Mayella?" adalah yang berikut.
"Mencintainya, maksudmu apa?"
"Maksud saya, apakah dia baik pada Anda, apakah kalian berdua akrab?"
"Dia baik-baik saja, kecuali saat"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kecuali kapan?" Mayella menoleh kepada ayahnya, yang duduk dengan
kursi bersandar di pagar. Dia duduk tegak dan menunggunya menjawab.
"Kecuali tak pernah," katanya. "Kataku, dia baik-baik saja."
Mr. Ewell bersandar lagi.
"Kecuali saat dia mabuk?" tanya Atticus, begitu lembut sehingga Mayella
mengangguk.
"Apakah dia pernah memburu Anda?"
"Maksudmu?"
"Kalau dia sedang marah, dia pernah memukul Anda?
Mayella memandang sekeliling, kepada notulis pengadilan, kepada hakim.
"Jawab pertanyaannya, Miss Mayella," kata Hakim Taylor.
"Ayah saya tak pernah menyentuh rambut saya seumur hidup saya," dia
menyatakan dengan tegas. "Dia tak pernah menyentuh saya."
Kacamata Atticus melorot sedikit, dan dia menaikkannya lagi. "Kita sudah
mengobrol enak, Miss Mayella, dan sekarang saya kira lebih baik kita
membahas kasus ini. Anda berkata, Anda meminta Tom Robinson datang
memotong apa tadi?"
"Lemari, lemari yang banyak lacinya di satu sisi." "Apakah Anda kenal baik
dengan Tom Robinson?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Maksudmu?"
"Maksud saya, apakah Anda tahu siapa dia, di mana tinggalnya?
Mayella mengangguk. "Saya tahu dia siapa, dia melewati rumah saya setiap
hari."
"Apakah ini pertama kalinya Anda memintanya masuk ke dalam pagar?"
Mayella sedikit tersentak oleh pertanyaan itu. Atticus sedang berziarah
kembali ke luar jendela, seperti yang sudah dilakukannya: dia bertanya,
lalu melihat keluar, menunggu jawaban. Dia tak melihat Mayella tersentak,
tetapi sepertinya dia tahu Mayella bergerak. Dia berpaling dan mengangkat
alis. "Apakah" dia memulai lagi. "Ya, pertama kali."
"Anda belum pernah mengundangnya masuk ke halaman sebelum ini?"
Mayella sudah siap sekarang. "Tidak, jelas tidak."
"Satu kali 'tidak' sudah cukup," kata Atticus tenang. "Anda belum pernah
memintanya bekerja sambilan untuk Anda sebelumnya?"
"Mungkin pernah," Mayella mengaku. "Ada beberapa orang nigger di
sekitar situ."
"Anda ingat kapan kejadiannya?"
"Tidak."
"Baiklah, sekarang ke peristiwanya. Anda ber-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kata, Tom Robinson berada di belakang Anda di ruangan, ketika Anda
berbalik, benar?" "Ya."
"Anda berkata, dia 'mencekik, memaki, dan berkata kotor!' benar?" "Betul."
Tahu-tahu ingatan Atticus menjadi lebih teliti. "Anda berkata, 'dia
menangkap saya dan mencekik saya dan menodai saya!' benar?" "Itu yang
saya bilang." "Anda ingat dia memukuli wajah Anda?" Saksi ragu.
"Sepertinya Anda cukup yakin bahwa dia mencekik Anda. Waktu itu Anda
melawan, ingat? Anda 'menendang dan berteriak sekeras mungkin!'
Apakah Anda ingat dia memukuli wajah Anda?"
Mayella diam. Dia tampaknya mencoba memperjelas sesuatu bagi dirinya.
Kuduga sejenak dia melakukan seperti siasat Mr. Heck Tate dan aku,
berpura-pura ada orang di hadapan kami. Dia melirik Mr. Gilmer.
"Ini pertanyaan mudah, Miss Mayella, jadi akan saya coba lagi. Apakah
Anda ingat dia memukuli wajah Anda?" Keramahan menghilang dari
suara Atticus; dia berbicara dengan suara profesional yang datar dan
berjarak. "Apakah Anda ingat dia memukuli wajah Anda?"
"Tidak, saya tidak ingat apakah dia memukulku. Maksudku, iya saya ingat,
dia memukulku."
"Apakah kalimat Anda yang terakhir itu jawaban Anda?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Hah? Ya, dia memukul saya hanya tidak ingat, saya benar-benar tidak
ingat ... kejadiannya cepat sekali."
Hakim Taylor memandang tegas kepada Mayella. "Jangan menangis, gadis
kecil" dia memulai, tetapi Atticus berkata, "Biarlah dia menangis kalau
mau, Pak Hakim. Kita punya banyak waktu."
Mayella terisak dengan murka dan memandang Atticus. "Saya akan
menjawab pertanyaan apa pun darimu menyuruh saya ke sini untuk
mengejek saya, ya? Saya akan menjawab pertanyaan apa pun dari" "Bagus,"
kata Atticus. "Hanya ada beberapa lagi. Miss Mayella, supaya tidak
membosankan, Anda bersaksi bahwa terdakwa memukul Anda,
mencengkeram leher Anda, mencekik Anda, dan menodai Anda. Saya ingin
Anda yakin Anda mengenali orang yang tepat. Bisakah Anda
mengidentifikasi lelaki yang memerkosa Anda?"
"Bisa, itu orangnya di situ."
Atticus berpaling kepada terdakwa. "Tom, berdirilah, supaya Miss Mayella
bisa melihatmu baik-baik. Inikah orangnya, Miss Mayella?"
Bahu Tom Robinson yang berotot bergerak di bawah kemejanya yang tipis.
Dia bangkit dan berdiri dengan tangan kanan pada punggung kursi. Dia
tampak tak seimbang, aneh, tetapi bukan karena caranya berdiri. Lengan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kirinya tiga puluh senti lebih pendek daripada lengan kanannya, dan
terkulai mati di sisinya. Pada ujungnya terdapat tangan kecil yang
mengerut, dan dari sejauh balkon pun aku tahu bahwa tangan itu lumpuh.
"Scout," Jem mendesah. "Scout, lihat! Pak Pendeta, dia lumpuh!"
Pendeta Sykes mencondongkan tubuh di depanku dan berbisik kepada Jem.
"Tangannya tersangkut di mesin kapas, tersangkut di mesin kapas Mr.
Dolphus Raymond sewaktu masih kecil ... hampir mati kehabisan darah ...
menarik semua ototnya lepas dari tulangnya"
Atticus berkata, "Inikah lelaki yang memerkosa Anda?"
"Tepat sekali." Pertanyaan Atticus berikutnya hanya satu kata.
"Bagaimana?"
Mayella naik pitam. "Saya tak tahu bagaimana caranya, tetapi dia yang
melakukannya sudah kubilang, kejadiannya cepat sekali saya"
"Mari kita telusuri dengan tenang" kata Atticus, tetapi Mr. Gilmer menyela
dengan keberatan: Atticus bukan sedang menanyakan sesuatu yang tidak
relevan atau tidak penting, tetapi sedang mengintimidasi saksi.
Hakim Taylor tertawa lepas. "Oh, duduklah, Horace, dia sama sekali tidak
sedang melakukannya. Yang ada, saksinya yang menakuti Atticus."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Hakim Taylor adalah satu-satunya orang di ruang pengadilan yang
tertawa. Bahkan bayi-bayi pun diam, dan aku mendadak bertanya-tanya
apakah mereka kehabisan napas di dada ibu mereka.
"Nah," kata Atticus, "Miss Mayella, Anda bersaksi bahwa terdakwa
mencekik Anda dan memukuli Anda Anda tidak berkata bahwa dia
menyelinap di
belakang Anda dan memukul Anda hingga pingsan, tetapi Anda berbalik
dan dia ada" Atticus kembali ke meja, dan dia menekankan kata-katanya
dengan mengetukkan buku jarinya pada kursi." apakah Anda ingin
mempertimbangkan kembali kesaksian Anda?"
"Kau ingin saya menceritakan sesuatu yang tidak terjadi?"
"Tidak, Ma'am, saya ingin Anda menceritakan sesuatu yang terjadi. Sekali
lagi ceritakan, tolong, apa yang terjadi?"
"Saya sudah bilang apa yang terjadi."
"Anda bersaksi bahwa Anda berputar dan dia ada. Lalu, dia mencekik
Anda?"
"Ya."
"Lalu, dia melepaskan leher Anda dan memukul Anda?"
"Sudah saya bilang, iya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dia mememarkan mata kiri Anda dengan kepalan kanannya."
"Saya menghindar dan kepalan-kepalannya menyerempet, itu yang terjadi.
Saya menghindar dan kepalannya menyerempet." Mayella akhirnya melihat
arah pertanyaan Atticus.
"Anda tiba-tiba menjadi jelas tentang hal ini. Sejenak yang lalu, Anda tak
bisa mengingat dengan baik, ya?"
"Saya bilang, dia memukul saya."
"Baiklah. Dia mencekik Anda, memukul Anda, lalu memerkosa Anda,
benar?"
"Jelas benar."
"Anda gadis yang kuat, apa yang Anda lakukan
selama itu terjadi, hanya menerima saja?"
"Sudah saya bilang, saya berteriak dan menendang dan melawan"
Atticus melepaskan kacamata, mengarahkan mata kanannya kepada saksi,
dan menghujaninya dengan pertanyaan. Hakim Taylor berkata, "Satu per
satu pertanyaannya, Atticus. Beri saksi kesempatan menjawab."
"Baiklah, mengapa Anda tidak lari?"
"Saya mencoba ...."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mencoba? Apa yang mencegah Anda?" "Saya dia membanting saya. Itu
yang dilakukan, dia membanting saya dan naik ke atas saya." "Anda
berteriak selama ini?" "Jelas."
"Lalu, mengapa anak-anak yang lain tidak mendengar Anda? Di mana
mereka? Di tempat pembuangan sampah?"
Tak ada jawaban.
"Di mana mereka?"
"Mengapa teriakan Anda tidak membuat mereka datang berlarian? Tempat
pembuangan sampah lebih dekat daripada hutan, bukan?" Tak ada
jawaban. "Atau Anda baru berteriak setelah Anda melihat ayah Anda di
jendela? Anda baru terpikir untuk berteriak saat itu, bukan?" Tak ada
jawaban. "Apakah Anda berteriak pertama pada ayah Anda, alih-alih pada
Tom Robinson? Begitukah?" Tak ada jawaban.
"Siapa yang memukuli Anda? Tom Robinson atau ayah Anda?" Tak ada
jawaban.
"Apa yang Dillhat ayah Anda di jendela, kejahatan pemerkosaan, atau
pembelaan terbaik untuk kejadian itu? Mengapa Anda tidak
mengungkapkan semua orang di ruang pengadilan. Entah bagaimana,
Atticus telah mengenainya dengan telak, aku tak paham, tetapi dia tak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
senang melakukan hal tersebut. Dia duduk dengan kepala menunduk, dan
aku belum pernah melihat seseorang mendelik kepada orang lain dengan
kebencian yang diperlihatkan Mayella ketika dia meninggalkan kursi saksi
dan berjalan melewati meja Atticus.
Ketika Mr. Gilmer memberi tahu Hakim Taylor bahwa negara sudah selesai,
Hakim Taylor berkata, " Sudah waktunya kita semua beristirahat. Kita akan
bertemu sepuluh menit lagi."
Atticus dan Mr. Gilmer bertemu di depan meja hakim dan berbisik, lalu
mereka meninggalkan ruang pengadilan melalui pintu di belakang kursi
saksi, yang merupakan pertanda bagi kami semua untuk meluruskan kaki.
Aku mendapati bahwa sedari tadi aku duduk di tepi bangku panjang, dan
sekarang sedikit mati rasa. Jem bangkit dan menguap, Dill juga, dan
Pendeta Sykes mengusap wajahnya dengan topi. Suhunya paling sedikit
sembilan puluh derajat, katanya.
Mr. Braxton Underwood, yang sedari tadi duduk diam di kursi yang
dicadangkan untuk Media, menyerap kesaksian itu dengan otaknya yang
mirip
spons, membiarkan matanya yang getir mengembara ke balkon Kulit
Hitam, dan beradu pandang denganku. Dia mendengus dan berpaling.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jem," kataku, "Mr. Underwood melihat kita." "Tak apa-apa. Dia tak akan
bilang pada Atticus, dia hanya akan menyebutkannya di halaman sosial
Tribune." Jem kembali berbicara dengan Dill, menjelaskan, kukira, bagian-
bagian terbaik dari pengadilan ini padanya, tetapi aku bertanya-tanya apa
saja hal itu. Tak ada debat berkepanjangan antara Atticus dan Mr. Gilmer
dalam hal apa pun; Mr. Gilmer tampaknya agak enggan melakukan
pekerjaannya; saksi dituntun seperti kerbau dicocok hidung, dan tidak
banyak keberatan yang dilontarkan. Namun, Atticus pernah memberi tahu
kami bahwa dalam sidang pengadilan Hakim Taylor, pengacara mana pun
yang merupakan penafsir kaku atas bukti biasanya menerima instruksi
dari meja hakim dengan kaku. Dia menjelaskannya padaku; Hakim Taylor
mungkin kelihatan malas dan bekerja sambil tidur, tetapi dia jarang
membatalkan putusannya, dan itulah yang penting. Kata Atticus, Hakim
Taylor adalah hakim yang baik.
Pada saat ini, Hakim Taylor kembali dan menaiki kursi putarnya. Dia
mengambil sebatang cerutu dari saku jaket dan memeriksanya dengan
saksama. Aku menonjok Dill. Setelah lulus pemeriksaan sang hakim, cerutu
itu digigit dengan ganas. "Kami kadang ke sini untuk menonton dia," aku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menjelaskan. "Ini akan berlangsung selama sisa sore ini. Lihat saja." Tak
menyadari penelitian publik dari atas, Ha-
kirn Taylor membuang ujungnya yang putus dengan meludahkannya
dengan piawai dari bibirnya dan berkata "Fluk!" Dia mengenai tempat
meludah dengan begitu jitu; kami bisa mendengar ujung cerutu itu
mencemplung. "Pasti dia jago melempar bola kertas," gumam Dill.
Biasanya, waktu jeda berarti eksodus besar-besaran, tetapi hari ini orang
tidak bergerak. Bahkan para Pemalas, yang gagal mempermalukan orang
lebih muda agar memberikan tempat duduk, tetap berdiri di sepanjang
dinding. Kukira Mr. Heck Tate mencadangkan toilet county untuk petugas
pengadilan.
Atticus dan Mr. Gilmer kembali, dan Hakim Taylor melirik jamnya. "Sudah
hampir jam empat," katanya, sesuatu yang menarik, karena jam gedung
pengadilan tentu sudah berbunyi setidaknya dua kali. Aku tak
mendengarnya atau merasakan getarannya.
"Bisakah kita coba menyelesaikannya sore ini?" tanya Hakim Taylor.
"Bagaimana, Atticus?" "Saya rasa, bisa," kata Atticus. "Anda punya berapa
saksi?" "Satu."
"Ya panggillah."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sembilan Belas
Thomas Robinson meraih ke samping, meletakkan jemarinya di bawah
lengan kiri, dan mengangkatnya. Dia menaruh lengannya ke atas Alkitab
dan tangan kirinya yang mirip karet mencoba menyentuh sampul hitam
itu. Seraya mengangkat tangan kanannya, tangannya yang tak berfungsi
tergelincir dari Alkitab dan menimpa meja kerani. Dia mencoba lagi ketika
Hakim Taylor menggeram, "Cukup, Tom." Tom bersumpah lalu naik ke
kursi saksi. Atticus segera mendorongnya untuk bercerita kepada kami:
Tom berusia dua puluh lima tahun; dia sudah menikah dan memiliki tiga
anak; dia pernah berurusan dengan hukum, dia pernah menerima
hukuman tiga puluh hari karena tindak kekerasan.
"Tindak kekerasan, ya," kata Atticus. "Perilaku macam apa yang Anda
lakukan?"
"Berkelahi dengan orang lain, dia mencoba menikam saya."
"Dia berhasil?"
"Ya, Sir, sedikit, tetapi tidak cukup untuk menyakiti saya. Anda tahu, saya"
Tom menggerakkan bahu kirinya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ya," kata Atticus. "Kalian berdua terbukti ber-
salah?"
"Ya, Sir, saya harus menjalani hukuman karena tak bisa membayar denda.
Orang yang itu membayar denda."
Dill mencondongkan tubuh di depanku dan bertanya kepada Jem, apa
yang sedang dilakukan Atticus. Kata Jem, Atticus sedang menunjukkan
kepada juri bahwa Tom tidak menyembunyikan rahasia.
"Apakah Anda kenal dengan Mayella Violet Ewell?" tanya Atticus.
"Ya, Sir, saya harus melewati rumahnya untuk pergi dan pulang dari
ladang setiap hari."
"Ladang milik siapa?"
"Saya memetik untuk Mr. Link Deas." "Apakah Anda memetik kapas pada
bulan November?"
"Tidak, Sir, saya bekerja di halaman rumahnya pada musim gugur dan
musim dingin. Saya bekerja cukup teratur untuknya sepanjang tahun, dia
punya banyak pohon pecan dan lainnya."
"Anda berkata, Anda harus melewati tempat Ewell untuk pergi dan pulang
bekerja. Apakah ada jalan lain yang bisa ditempuh?"
"Tidak, Sir, sepanjang yang saya tahu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tom, apakah Mayella pernah berbicara denganmu?"
"Ya pernah, Sir, saya menganggukkan topi kalau lewat, dan suatu hari dia
meminta saya masuk pagar untuk memotong-motong lemari untuknya."
"Kapan dia memintamu memotongi lemari?"
"Mr. Finch, itu sudah lama, musim semi lalu.
Saya ingat karena waktu itu musim panen dan saya membawa cangkul,
tetapi dia bilang dia punya kapak. Dia meminjamkan kapak itu dan saya
memotong-motong lemari itu untuknya. Katanya, 'Kukira, aku harus
memberimu lima sen, ya?' dan saya bilang, 'Tak usah, Ma'am, tak perlu
membayar.' Lalu, saya pulang. Mr. Finch, itu terjadi musim semi lalu, lebih
dari setahun yang lalu."
"Apakah Anda pernah ke sana lagi?"
"Ya, Sir."
"Kapan?"
"Yah, saya sering ke sana." Hakim Taylor secara naluriah meraih palunya,
tetapi membiarkan tangannya tergolek. Gumaman di bawah kami mereda
tanpa bantuannya.
"Dalam situasi apa?"
"Maaf, Sir?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mengapa Anda sering memasuki pagar?" Kerutan di kening Tom
Robinson mengendur. "Dia memanggil saya masuk, Sir. Sepertinya setiap
kali saya lewat di situ, dia punya sesuatu untuk saya kerjakan memotong
kayu bakar, membawakan air untuknya. Dia menyiram bunga merah itu
setiap hari"
"Apakah Anda dibayar untuk jasa Anda?"
"Tidak, Sir, tidak setelah dia menawarkan lima sen pertama kali. Saya
senang melakukannya, Mr. Ewell sepertinya tidak membantu dia sama
sekali, begitu pula adik-adiknya, dan saya tahu dia tak punya uang untuk
diberikan."
"Di mana anak-anak yang lain?"
"Mereka selalu ada, di segala tempat. Sebagian dari mereka suka
menunggui saya bekerja, sebagian lagi menonton dari jendela."
"Apakah Miss Mayella mengobrol dengan Anda?"
"Ya, Sir, dia mengobrol dengan saya." Selagi Tom Robinson memberikan
kesaksiannya, aku menyadari bahwa Mayella Ewell tentulah orang yang
paling kesepian sedunia. Dia bahkan lebih kesepian daripada Boo Radley,
yang belum pernah keluar rumah selama dua puluh lima tahun. Ketika
Atticus bertanya apakah dia punya teman, dia seperti tak tahu apa yang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dimaksud, lalu dia menyangka dia sedang diejek. Dia sama
menyedihkannya, kupikir, dengan anak blasteran yang disebut Jem: orang
kulit putih tak mau berurusan dengannya karena dia tinggal bersama babi;
orang Negro tak mau berurusan dengannya karena dia berkulit putih.
Mayella tak bisa hidup seperti Mr. Dolphus Raymond, yang lebih suka
berteman dengan orang Negro, karena dia tidak memiliki tanah di tepi
sungai dan dia tidak berasal dari keluarga tua yang baik-baik. Tak ada
yang berkata, "Memang begitu cara hidup mereka," tentang keluarga Ewell.
Penduduk Maycomb memberi mereka keranjang Natal, uang santunan,
dan tamparan. Tom Robinson mungkin satu-satunya orang yang pernah
berbuat baik padanya. Tetapi Mayella bilang Tom menodainya, dan ketika
dia berdiri, dia memandangnya seolah-olah Tom adalah kotoran yang
menempel kakinya.
"Apakah Anda pernah," Atticus menyela renu-nganku, "pada suatu ketika,
memasuki tanah Ewell
apakah Anda pernah menginjakkan kaki di tanah Ewell tanpa undangan
lisan dari salah seorang anggota keluarga?"
"Tidak, Sir, Mr. Finch, tak pernah. Saya tak akan melakukannya, Sir."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kadang-kadang, Atticus berkata bahwa salah satu cara untuk
membedakan seorang saksi berbohong atau berkata jujur adalah dengan
mendengar daripada memerhatikan: aku menerapkan caranya Tom
menyangkalnya tiga kali dalam satu napas, tetapi tidak tergesa-gesa, tidak
ada nada ratapan dalam suaranya, dan kudapati diriku memercayainya,
meskipun dia terlalu banyak menyangkal. Dia tampaknya seorang Negro
terhormat, dan seorang Negro terhormat tak akan pernah memasuki
halaman seseorang seenaknya.
"Tom, apa yang terjadi pada Anda pada malam tanggal 21 November tahun
lalu?"
Di bawah kami, penonton menarik napas bersama-sama dan
mencondongkan tubuh ke depan. Di belakang kami, orang-orang Negro
melakukan hal yang sama.
Tom adalah seorang Negro yang berkulit hitam beledu, tidak mengilap,
tetapi seperti beledu hitam lembut. Warna putih matanya bersinar pada
wajahnya, dan ketika dia berbicara, kami melihat giginya sekilas-sekilas.
Andaikan dia tidak cacat, lelaki itu tentu berpenampilan menawan.
"Mr. Finch," katanya, "saya sedang pulang seperti biasa sore itu, dan waktu
saya melewati tempat Ewell, Miss Mayella sedang di teras, seperti
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang dikatakannya. Suasananya sepi sekali, dan saya tak tahu kenapa. Saya
sedang mencari tahu kenapa, sambil lewat, ketika dia meminta saya masuk
dan membantunya sebentar. Ya, saya masuk pagar dan melihat ke
sekeliling, mencari kayu bakar untuk dipotong, tetapi saya tak lihat apa-
apa, dan katanya, 'Tidak, aku ada pekerjaan untukmu di dalam rumah.
Pintu tua itu sudah lepas engselnya dan musim gugur sebentar lagi tiba.'
Kata saya, 'Ada obeng, Miss Mayella?' Dia berkata dia punya. Ya, saya
menaiki tangga dan dia mengisyaratkan agar saya masuk, dan saya masuk
ke ruang depan dan memandangi pintu. Kataku, Miss Mayella, pintu ini
sepertinya bagus. Lalu, dia menutup pintunya di wajahku. Mr. Finch, saya
sedang bertanya-tanya mengapa suasana sepi sekali dan saya menyadari
bahwa tak ada satu anak pun di tempat itu, tidak satu pun, dan kataku,
Miss Mayella, di mana anak-anak?"
Kulit beledu hitam Tom tampak mengilap, dan dia menyapukan tangan ke
wajahnya.
"Kata saya, anak-anak di mana?" lanjutnya, "dan katanya dia tertawa
sedikit katanya mereka semua pergi ke kota untuk membeli es krim.
Katanya, "Perlu setahun penuh untuk menabung tujuh keping koin lima
sen tetapi aku berhasil. Mereka semua sedang ke kota."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tom tampak tidak nyaman, tetapi bukan akibat kelembapan udara. "Lalu,
apa yang Anda katakan kemudian, Tom?" tanya Atticus.
"Saya berkata, seingat saya, wah, Miss Mayella,
sungguh pintar Anda memperlakukan mereka. Dan dia berkata,
'Menurutmu begitu?' saya merasa dia tidak memahami apa yang saya
pikirkan maksudku pintar dia menabung seperti itu, dan dia baik sekali
mentraktir mereka."
"Saya mengerti, Tom, Lanjutkan," kata Atticus.
"Saya bilang, saya sebaiknya pergi, saya tak bisa berbuat apa-apa untuknya,
dan dia berkata, bisa kok, dan saya bertanya apa, dan dia berkata naik saja
ke kursi di sana dan turunkan kotak itu dari atas lemari."
"Bukan lemari yang sama dengan yang Anda potong?" tanya Atticus.
Saksi tersenyum. "Tidak, Sir, yang lain. Hampir setinggi ruangan. Jadi, saya
melakukan yang disuruhnya, dan saya baru menjangkau ketika tahu-tahu
dia menyambar kakiku, menyambar kakiku, Mr. Finch. Dia membuat saya
takut sekali sehingga saya melompat turun sampai kursi terguling itu satu-
satunya perabot yang berantakan di ruangan itu, Mr. Finch, ketika aku
meninggalkannya. Saya bersumpah demi Tuhan."
"Apa yang terjadi setelah Anda membuat kursi terguling?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tom Robinson diam seribu basa. Dia melirik ke Atticus, lalu ke juri, lalu ke
Mr. Underwood yang duduk di seberang ruangan.
"Tom, Anda sudah bersumpah untuk mengungkapkan kebenaran. Bisa
diceritakan?"
Tom mengusap mulutnya dengan gugup. "Apa yang terjadi setelah itu?"
"Jawab pertanyaannya," kata Hakim Taylor. Sepertiga cerutunya sudah
lenyap.
"Mr. Finch, saya turun dari kursi itu dan berbalik dan dia menerkamku."
"Menerkam Anda? Dengan kasar?"
"Tidak Sir, dia memelukku. Dia memeluk pinggang saya."
Kali ini palu Hakim Taylor berdentam keras, dan saat itu terjadi, lampu di
langit-langit menyala di ruang pengadilan. Kegelapan belum datang, tetapi
matahari sore sudah meninggalkan jendela. Hakim Taylor segera
menertibkan suasana. "Lalu, apa yang dia lakukan?"
Saksi menelan ludah dengan susah payah. "Dia naik dan mencium pipi
saya. Katanya, dia belum pernah mencium lelaki dewasa dan baginya
mencium nigger pun tak ada bedanya. Katanya, apa yang dilakukan
papanya padanya tidak masuk hitungan. Katanya, 'Balas ciumanku,
nigger.' Kataku, 'Miss Mayella, biarkan saya keluar' dan mencoba lari, tetapi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dia membelakangi pintu dan aku harus mendorongnya. Saya tak ingin
menyakitinya, Mr. Finch, dan saya berkata, 'biarkan saya lewat,' tetapi
waktu saya mengatakan itu, Mr. Ewell di sana berteriak lewat jendela."
"Apa yang dikatakannya?"
Tom Robinson menelan ludah lagi, dan matanya melebar. "Sesuatu yang
tak pantas dikatakan tak pantas didengar anak-anak di sini"
"Apa yang dikatakannya, Tom? Anda harus bercerita pada juri apa yang
dikatakannya."
Tom Robinson memejamkan matanya rapat-rapat. "Katanya, 'Dasar
pelacur, kubunuh kau.'" "Lalu, apa yang terjadi?"
"Mr. Finch, saya kabur secepat mungkin, saya tak tahu apa yang terjadi."
"Tom, apakah Anda memerkosa Mayella Ewell?" "Tidak, Sir."
"Apakah Anda menyakitinya dengan cara apa
pun?"
"Tidak, Sir."
"Apakah Anda menolak cumbuannya?"
"Mr. Finch, saya mencoba. Saya mencoba sebisa mungkin tanpa
menyakitinya. Saya tak ingin menyakitinya, saya tak ingin mendorongnya
atau apa pun."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tahu-tahu terpikir olehku bahwa dengan caranya sendiri, tata krama Tom
Robinson sama baiknya dengan Atticus. Sampai ayahku menjelaskan
kepadaku setelah itu, aku tidak mengerti kepelikan masalah Tom: dia tak
mungkin berani memukul seorang perempuan berkulit putih dalam
keadaan apa pun dan berharap bisa berumur panjang, jadi dia mengambil
kesempatan pertama untuk kabur yang bisa disimpulkan orang lain
sebagai tanda pasti orang yang bersalah.
"Tom, kembali lagi ke Mr. Ewell," kata Atticus. "Apakah dia mengatakan
sesuatu pada Anda?"
"Tidak ada, Sir. Mungkin saja dia mengatakan sesuatu, tetapi saya tidak
lagi ada di sana"
"Cukup," sela Atticus tajam. "Apa yang Anda dengar, siapa yang dia ajak
bicara?"
"Mr. Finch, dia berbicara dan memandang Miss Mayella."
"Lalu, Anda lari?"
"Itulah yang saya lakukan, Sir."
"Kenapa Anda lari?"
"Saya takut, Sir."
"Mengapa Anda takut?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mr. Finch, kalau Anda seorang nigger seperti-ku, Anda pasti takut juga."
Atticus duduk. Mr. Gilmer sedang berjalan ke kursi saksi, tetapi sebelum
sampai, Mr. Link Deas bangkit dari deretan penonton dan mengumumkan:
"Aku hanya ingin kalian semua tahu satu hal sekarang juga. Bahwa anak
itu sudah bekerja padaku selama delapan tahun dan aku tak pernah
mendapat setitik pun masalah darinya. Tidak setitik pun."
"Diam!" Hakim Taylor terjaga penuh dan menggeram. Wajahnya
bersemburat merah muda. Ajaibnya, ucapannya tidak terganggu oleh
cerutunya. "Link Deas," bentaknya, "kalau Anda ingin mengatakan sesuatu,
Anda bisa mengatakannya di bawah sumpah dan pada saat yang tepat,
tetapi sampai saat itu, Anda keluar dari ruangan ini, dengar? Keluar dari
ruangan ini, Sir, dengar? Celaka kalau saya harus mendengar ulang
catatan kasus ini lagi!"
Hakim Taylor menatap tajam kepada Atticus, seolah-olah menantangnya
untuk berbicara, tetapi Atticus menundukkan kepala dan tertawa sendiri.
Aku teringat sesuatu yang pernah dikatakannya tentang komentar resmi
Hakim Taylor yang kadang
melebihi tugasnya, tetapi hanya sedikit pengacara yang mau menyikapinya.
Aku menoleh kepada Jem, tetapi Jem menggeleng. "Toh, yang bangkit dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
berbicara bukan salah seorang anggota juri," katanya. "Kalau keadaannya
begitu, kurasa baru berbeda. Mr. Link hanya mengganggu ketertiban atau
sebangsanya."
Hakim Taylor menyuruh notulis menghapus segala sesuatu yang sudah
dituliskan setelah "Mr. Finch, kalau Anda seorang nigger sepertiku, Anda
pasti takut juga!" dan menyuruh juri mengabaikan gangguan tadi. Dia
memandang dengan curiga ke deretan tengah bangku penonton dan
menunggu, kukira, untuk Mr. Link Deas benar-benar keluar. Lalu dia
berkata, "Silakan, Mr. Gilmer."
"Anda pernah dihukum tiga puluh hari karena mengganggu ketertiban
umum, Robinson?" tanya Mr. Gilmer.
"Ya, Sir."
"Seperti apa penampilan nigger itu ketika Anda selesai menghajarnya?"
"Dia mengalahkan saya, Mr. Gilmer."
"Ya, tetapi Anda terbukti bersalah, bukan?" Atticus mengangkat kepalanya.
"Hanya tuntutan ringan, dan sudah ada di catatan, Pak Hakim." Kurasa
dia kedengaran lelah.
"Biarkan saksi menjawab," kata Hakim Taylor, sama lelahnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ya, Sir, tiga puluh hari." Aku tahu bahwa Mr. Gilmer akan dengan tulus
berkata kepada juri bahwa orang yang terbukti ber-
salah mengganggu ketertiban umum akan dengan mudah tega menodai
Mayella Ewell, itulah satu-satunya alasan yang diperlukannya. Alasan
seperti itu bisa membantu.
"Robinson, Anda pandai memotong lemari dan kayu bakar dengan satu
tangan, bukan?"
"Benar, Sir."
"Cukup kuat untuk mencekik perempuan dan membantingnya ke lantai?"
"Saya tak pernah melakukannya, Sir."
"Tapi Anda cukup kuat untuk melakukannya?"
"Saya kira ya, Sir."
"Anda sudah lama mengincarnya, bukankah begitu, Boy?"
"Tidak, Sir, saya tak pernah memandangnya."
"Jadi, Anda baik sekali mengerjakan semua pekerjaan memotong dan
menimba buatnya, begitu kan, Boy?"
"Saya hanya mencoba membantunya, Sir." "Baik hati sekali Anda, Anda
punya pekerjaan di rumah setelah pekerjaan rutin Anda, bukan?" "Ya, Sir."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mengapa Anda tidak mengerjakan yang itu alih-alih membantu Mayella
Ewell?"
"Saya mengerjakan keduanya, Sir." "Anda tentu sibuk sekali. Mengapa?"
"Mengapa apa, Sir?" "Mengapa Anda bersemangat sekali mengerjakan
pekerjaan perempuan itu?"
Tom Robinson ragu, mencari jawaban. "Kelihatannya tak seorang pun
membantu dia, seperti
saya bilang"
"Dengan Mr. Ewell dan tujuh anak di tempat itu. Boy?"
"Yah, saya bilang, kelihatannya mereka tak pernah membantunya"
"Anda memotong kayu bakar untuknya, dan Anda mengerjakannya murni
dari kebaikan hatimu, Boy?"
"Mencoba membantunya, saya bilang." Mr. Gilmer tersenyum suram
kepada juri. "Anda orang yang baik sekali, rupanya melakukan semua ini
tidak untuk satu sen pun?"
"Ya, Sir. Saya kasihan sekali padanya, dia tampaknya bekerja lebih keras
daripada yang lain"
"Anda merasa kasihan pada dia, Anda merasa kasihan padanya?" Mr.
Gilmer tampaknya siap terbang ke langit-langit.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Saksi menyadari kekeliruannya dan bergerak gelisah di kursi. Tetapi,
kerusakan sudah terjadi. Di bawah kami, tak ada yang menyukai jawaban
Tom Robinson. Mr. Gilmer berhenti cukup lama agar perkataan itu
tertanam.
"Nah, Anda melewati rumah itu seperti biasa, tanggal dua puluh satu
November yang lalu," katanya, "dan dia meminta Anda masuk dan
membelah lemari?"
"Tidak, Sir."
"Anda menyangkal bahwa Anda melewati rumahnya?"
"Tidak, Sir dia bilang dia punya pekerjaan untuk saya di dalam rumah"
"Menurutnya, dia memintamu membelah lemari, benar?"
"Tidak, Sir, tidak benar."
"Lalu, maksudmu, dia berbohong, Boy?" Atticus berdiri, tetapi Tom
Robinson tidak memerlukannya. "Saya tidak mengatakan dia berbohong,
Mr. Gilmer, saya bilang dia salah ingat."
Sepuluh pertanyaan berikutnya, sementara Mr. Gilmer mengulang versi
kejadian Mayella, saksi tetap bersikeras bahwa Mayella keliru.
"Bukankah Mr. Ewell mengusirmu dari tempat itu, Boy?"
"Tidak, Sir, rasanya tidak."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Rasanya, maksudmu bagaimana?"
"Maksudku, saya tidak tinggal cukup lama hingga dia mengusir saya."
"Anda sangat jujur tentang hal ini, mengapa Anda kabur secepat itu?"
"Saya bilang, saya takut, Sir."
"Kalau nuranimu bersih, mengapa Anda takut?"
"Seperti yang saya bilang sebelumnya, nigger mana pun tidak akan aman
berada dalam situasi bermasalah seperti itu."
"Tetapi, Anda kan tidak berada dalam situasi bermasalah Anda bersaksi
bahwa Anda menolak Miss Ewell. Apakah Anda takut bahwa dia akan
menyakiti Anda, sehingga Anda lari, makhluk berbadan besar seperti
Anda?"
"Tidak, Sir, saya takut akan dibawa ke pengadilan seperti sekarang."
"Takut ditangkap, takut harus mempertanggung
jawabkan perbuatanmu?"
"Tidak, Sir, takut harus mempertanggung jawabkan sesuatu yang tidak
saya perbuat."
"Anda menghinaku, Boy?"
"Tidak, Sir, saya tidak bermaksud demikian." Hanya sampai di sini aku
mendengar pemeriksaan Mr. Gilmer, karena Jem menyuruhku mengajak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dill keluar. Entah mengapa, Dill mulai menangis dan tak bisa berhenti;
mulanya tanpa suara, lalu isakannya terdengar oleh beberapa orang di
balkon. Kata Jem, jika aku tidak pergi bersamanya, dia akan memaksaku,
dan Pendeta Sykes berkata aku sebaiknya pergi, jadi aku pergi. Dill
tampaknya baik-baik saja hari itu, tak ada yang salah, tetapi rupanya dia
belum pulih sepenuhnya akibat kabur dari rumah.
"Kamu merasa tak enak?" tanyaku, ketika kami sampai di dasar tangga.
Dill mencoba menenangkan diri selagi kami menuruni tangga selatan. Mr.
Link Deas berdiri sendirian di tangga teratas. "Ada yang terjadi, Scout?"
tanyanya ketika kami lewat. "Tidak, Sir," jawabku sambil menoleh. "Dill ini,
dia sakit."
"Ayo kita keluar, berteduh di bawah pohon," kataku. "Sepertinya kamu
kepanasan." Kami memilih pohon ek terbesar dan duduk di bawahnya.
"Dia, yang membuatku tak tahan," katanya.
"Siapa, Tom?"
"Mr. Gilmer tua itu memperlakukannya seperti itu, berbicara jahat begitu
padanya"
"Dill, itu tugasnya. Nah, kalau tidak ada jaksa penuntutnya, kita tidak akan
membutuhkan pe-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
ngacara pembela, kukira."
Dill mengembuskan napas dengan sabar. "Aku tahu semua itu, Scout. Cara
dia berbicara yang membuatku mual, benar-benar mual."
"Dia memang semestinya bersikap seperti itu, Dill, dia sedang memeriksa"
"Dia tidak seperti itu ketika"
"Dill, mereka kan saksi dari pihaknya." "Tapi Mr. Finch tidak bersikap
seperti itu kepada Mayella dan Ewell ketika dia memeriksa mereka. Cara
lelaki itu selalu memanggilnya 'boy' dan menyeringai padanya, dan
menoleh ke juri setiap kali dia menjawab"
"Dill, dia kan memang cuma seorang Negro."
"Aku tak peduli sedikit pun. Yang begini ini tidak benar, pokoknya tidak
boleh memperlakukan mereka seperti itu. Tak ada orang yang berhak
berbicara seperti itu pokoknya membuatku mual."
"Itu cuma gaya Mr. Gilmer, Dill, dia memperlakukan semua saksi seperti
itu. Kau belum pernah melihatnya benar-benar galak. Wah, sewaktu bagiku
hari ini Mr. Gilmer seperti mencoba setengah hati. Mereka semua
memperlakukan saksi seperti itu, sebagian besar pengacara, maksudku."
"Mr. Finch tidak begitu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dia bukan contoh yang bagus, Dill, dia" Aku mencoba mencari dalam
ingatanku, mencari frasa tajam khas Miss Maudie Atkinson. Aku
mendapatkannya, "Dia tetap sama, baik di ruang pengadilan maupun
dijalan umum."
"Bukan itu maksudku," kata Dill.
"Aku tahu maksudmu, Nak," kata sebuah suara di belakang kami. Kami
menyangka suara itu berasal dari batang pohon, tetapi ternyata dari Mr.
Dolphus Raymond. Dia melongok dari balik batang kepada kami. "Kamu
bukan terlalu sensitif, hal-hal seperti itu memang membuatmu mual, kan?"
Dua Puluh
Kemarilah, Nak, aku punya sesuatu yang bisa menenangkan perutmu."
Karena Mr. Dolphus Raymond dikenal sebagai lelaki jahat, aku menerima
ajakannya dengan enggan, tetapi aku mengikuti Dill. Entah mengapa, aku
merasa Atticus tidak akan suka jika kami ramah kepada Mr. Raymond, dan
aku tahu Bibi Alexandra pasti tak suka.
"Ini," katanya, menawari Dill kantong kertas dengan sedotan mencuat.
"Minumlah banyak-banyak, pasti perutmu sembuh."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dill menghisap dari sedotan, tersenyum, lalu menyedot lebih banyak.
"Hihi," kata Mr. Raymond, jelas merasa senang telah merusak seorang
anak.
"Dill, hati-hati," aku memperingatkan. Dill melepaskan sedotan dan
menyeringai. "Scout, isinya cuma Coca-Cola kok."
Mr. Raymond duduk bersandar pada batang pohon. Tadinya dia berbaring
di rumput. "Kalian tak akan cerita-cerita tentang hal ini, kan? Reputasiku
bisa hancur kalau kalian bilang-bilang."
"Maksud Anda, yang Anda minum dari kantong itu cuma Coca-Cola?
Cuma Coca-Cola biasa?"
"Ya, Nak," Mr. Raymond mengangguk. Aku suka baunya: campuran kulit,
kuda, dan benih kapas. Dia mengenakan satu-satunya sepatu bot berkuda
khas Inggris yang pernah kulihat. "Cuma itu yang ku minum, biasanya."
"Jadi, Anda hanya pura-pura sedang setengah? Maaf, Sir," aku sempat
menahan. "Saya tidak bermaksud"
Mr. Raymond terkekeh, sama sekali tak tersinggung, dan aku mencoba
menyusun pertanyaan yang bijak, "Kenapa Anda bertingkah seperti ini?"
"Apoh, ya, maksudmu, mengapa aku berpura-pura? Sederhana sekali,"
katanya. "Sebagian orang tidak suka dengan cara hidupku. Nah, aku bisa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bilang, persetan dengan mereka, aku tak peduli mereka suka atau tidak.
Dengan begini, aku bilang, aku tak peduli kalau mereka tidak suka tetapi
aku tidak bilang persetan dengan mereka, mengerti?" Aku dan Dill berkata,
"Tidak, Sir."
"Aku mencoba memberi mereka alasan, begitulah. Orang akan merasa lebih
baik jika mereka punya alasan. Kalau aku datang ke kota, dan itu jarang,
aku berjalan oleng sedikit dan minum dari kantong ini, dan orang bisa
bilang Dolphus Raymond dikuasai wiski itu sebabnya dia tak mau berubah.
Dia tak mampu, itu sebabnya dia hidup seperti itu."
"Itu tidak jujur, Mr. Raymond. Membuat dirimu terlihat lebih buruk
daripada yang sudah"
"Tidak jujur memang, tetapi sangat membantu mereka. Diam-diam, Miss
Finch, aku tak banyak minum, tetapi kamu tahu mereka tak akan pernah
memahami, bahwa aku hidup seperti ini karena beginilah aku ingin hidup."
Aku merasa, aku semestinya tidak berada di sini, mendengarkan ucapan
lelaki pendosa ini, yang punya anak blasteran dan tidak peduli siapa yang
tahu, tetapi dia mengasyikkan. Aku belum pernah bertemu orang yang
dengan sengaja menipu untuk menjelekkan diri sendiri. Tetapi, mengapa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dia memercayakan rahasia terdalamnya kepada kami? Aku menanyakan
alasannya.
"Karena kalian anak-anak dan kalian bisa mengerti," katanya, "dan karena
aku mendengar dia"
Dia menggerakkan kepalanya ke arah Dill, "Kehidupan belum meredam
nalurinya. Andai dia sedikit lebih tua, dia tak akan mual dan menangis.
Mungkin situasi ini akan dipandangnya keliru, misalnya, tetapi dia tak
akan menangis, kalau dia sudah lebih tua beberapa tahun."
"Menangisi apa, Mr. Raymond?" Kejantanan Dill mulai muncul kembali.
"Menangisi penderitaan yang diakibatkan oleh seseorang kepada orang lain
bahkan tanpa berpikir. Menangisi penderitaan yang diakibatkan orang
kulit putih kepada orang kulit hitam, tanpa berpikir bahwa orang kulit
hitam adalah manusia juga."
"Kata Atticus, menipu orang berkulit hitam itu sepuluh kali lipat lebih
buruk daripada menipu orang kulit putih," gumamku. "Katanya, itu hal
terburuk yang bisa dilakukan."
Mr. Raymond berkata, "Aku tidak berpikir Miss Jean Louise, kamu tidak
tahu bahwa ayahmu bukan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
orang biasa, akan perlu beberapa tahun agar itu kaupahami benar kamu
belum cukup melihat dunia. Kamu bahkan belum melihat kota ini
seluruhnya, tetapi yang perlu kaulakukan hanyalah masuk kembali ke
gedung pengadilan itu."
Yang mengingatkanku bahwa kami melewatkan hampir seluruh
pemeriksaan-silang Mr. Gilmer. Aku memandang matahari, yang jatuh
dengan cepat di balik atap toko di sisi barat alun-alun. Di antara dua api,
aku tak bisa memutuskan ke mana aku ingin melompat masuk: Mr.
Raymond atau Pengadilan Keliling Yuridis kelima. "Ayo, Dill," kataku.
"Kamu sudah baikan?"
"Ya. Senang berkenalan dengan Anda, Mr. Raymond, dan terima kasih
minumnya, sangat membantu."
Kami berlomba kembali ke gedung pengadilan, menapaki anak-anak
tangga, menaiki dua jenjang tangga dalam satu langkah, dan beringsut di
sepanjang pagar balkon. Pendeta Sykes menjaga tempat duduk kami agar
tidak diduduki orang.
Ruang pengadilan sepi, dan aku kembali bertanya-tanya, di mana bayi-bayi
itu sekarang. Cerutu Hakim Taylor tinggal menyerupai titik cokelat di
tengah bibirnya; Mr. Gilmer sedang menulis di salah satu notes kuning di
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mejanya, mencoba mengalahkan notulis pengadilan, yang tangannya
bergerak-gerak cepat. "Wah," gumamku, "kita terlewat."
Atticus sudah menyampaikan setengah pidatonya kepada juri. Rupanya,
dia telah mengambil beberapa lembar kertas dari tasnya yang terletak di
samping kursinya karena sekarang kertas itu ada di mejanya. Tom
Robinson sedang memain-mainkan kertas itu.
"... tak adanya bukti pendukung, pria ini didakwa dengan ancaman
hukuman mati dan sekarang diaDill mempertaruhkan nyawanya
Aku menonjok lengan Jem. "Sudah berapa
lama?"
"Dia baru membahas buktinya," bisik Jem, "dan kita akan menang, Scout.
Aku tidak lihat alasan kita tak bakal menang. Dia sudah berpidato lima
menit. Dia membuatnya sejelas dan semudahnya, seperti yang kujelaskan
padamu. Kau juga pasti bisa mengerti."
"Apakah Mr. Gilmer?"
"Sst. Tak ada yang baru, semua biasa saja. Diamlah."
Kami melihat ke bawah lagi. Atticus berbicara santai, tanpa emosi, seperti
kalau sedang mendiktekan surat. Perlahan dia berjalan bolak-balik di
depan juri, dan para juri tampak memerhatikan: mereka menegakkan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kepala dan mengikuti langkah Atticus dengan saksama. Kukira karena
suara Atticus tidak menggelegar.
Atticus berhenti, lalu dia melakukan sesuatu yang tak lazim dia lakukan.
Dia membuka jam dan rantainya lalu meletakkannya di meja, berkata,
"Dengan seizin pengadilan"
Hakim Taylor mengangguk, lalu Atticus melakukan sesuatu yang tak
pernah kulihat dilakukannya sebelum maupun sesudahnya, di muka
umum atau
pun di rumah: dia membuka kancing rompinya, membuka kancing kerah,
melonggarkan dasi, dan melepaskan jasnya. Dia tak pernah melonggarkan
selembar pakaian pun hingga dia mengganti baju untuk tidur, dan bagi
Jem dan aku, ini sama saja dengan dia berdiri di hadapan kami telanjang
bulat. Kami bertukar tatapan ngeri.
Atticus memasukkan tangannya ke saku, dan ketika kembali menghadapi
juri, kulihat kancing kerah emasnya dan ujung pena dan pensilnya berkelip
dalam cahaya.
"Tuan-Tuan," katanya. Aku dan Jem lagi-lagi bertukar pandang: Atticus
bisa saja berkata, "Scout." Suaranya tidak lagi datar, tidak lagi berjarak, dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dia berbicara kepada juri seolah-olah mereka orang yang dijumpainya di
tikungan kantor pos.
"Tuan-Tuan," dia berkata, "penjelasan saya singkat saja, tetapi saya ingin
menggunakan waktu saya yang tersisa bersama Anda untuk mengingatkan
bahwa kasus ini bukan kasus yang sulit, tidak memerlukan penelusuran
fakta rumit secara saksama, tetapi hanya memerlukan keyakinan Anda
yang tak bisa disangkal tentang bersalah-tidaknya terdakwa. Pertama-
tama, kasus ini semestinya tidak dibawa ke ruang sidang. Kasus ini
sesederhana hitam dan putih.
"Negara tidak memberikan secuil pun bukti medis yang menyatakan bahwa
kejahatan yang didakwakan pada Tom Robinson benar-benar terjadi. Alih-
alih, negara bersandar pada kesaksian dua saksi yang buktinya tak hanya
dipertanyakan secara
serius dalam pemeriksaan-silang, tetapi juga disangkal bulat-bulat oleh
terdakwa. Terdakwa tidak bersalah, tetapi ada seseorang di ruang
pengadilan ini yang bersalah.
"Dalam hati, saya merasa kasihan pada saksi utama negara, tetapi rasa
kasihan saya tidak mencakup tindakannya yang membahayakan hidup
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
seseorang, yang dilakukan perempuan itu untuk menyingkirkan rasa
bersalahnya sendiri.
"Saya sebut rasa bersalah, Tuan-Tuan, karena rasa bersalahlah yang
memotivasinya. Dia tidak melakukan kejahatan, dia hanya melanggar
norma masyarakat kita yang kaku dan mengakar, norma yang begitu keras
sehingga siapa pun yang melanggarnya akan dilecehkan di tengah-tengah
kita karena tak layak diajak hidup bersama. Dia adalah korban kebodohan
dan kemelaratan yang kejam, tetapi saya tak bisa mengasihaninya: dia
berkulit putih. Dia tahu benar betapa besar pelanggaran yang
dilakukannya, tetapi karena keinginannya lebih kuat daripada norma yang
dilanggarnya, dia tetap melanggarnya. Dia melanggar, dan reaksi
selanjutnya adalah sesuatu yang pernah kita semua lakukan pada satu atau
lain waktu. Dia melakukan sesuatu yang pernah dilakukan setiap anak dia
mencoba menyingkirkan bukti pelanggarannya. Tetapi, dalam kasus ini,
dia bukanlah anak yang menyembunyikan barang selundupan: dia
menyerang korbannya dia merasa perlu menyingkirkannya jauh-jauh Tom
Robinson harus dienyahkan dari hadapannya, dari dunia ini. Dia harus
memusnahkan bukti pelanggarannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Apakah bukti pelanggarannya? Tom Robinson, seorang manusia. Dia
harus menyingkirkan Tom Robinson dari hadapannya. Tom Robinson akan
mengingatkannya setiap hari tentang perbuatannya. Apa yang
dilakukannya? Dia menggoda seorang Negro.
"Dia seorang berkulit putih, dan dia menggoda seorang Negro. Dia
melakukan sesuatu tak terba-yangkan dalam masyarakat kita: dia
mencium seorang berkulit hitam. Bukan seorang kakek tua, tetapi seorang
lelaki Negro yang muda dan kuat. Norma tidak berarti apa-apa baginya
ketika dia melanggarnya, tetapi menimpanya setelah itu.
"Ayahnya melihatnya, dan terdakwa sudah bersaksi tentang komentar sang
ayah. Apa yang dilakukan ayahnya? Kita tidak tahu, tetapi ada bukti tidak
langsung yang menunjukkan bahwa Mayella Ewell dipukuli dengan bengis
oleh seseorang yang kidal. Kita tahu sebagian perbuatan Mr. Ewell: dia
melakukan apa yang akan dilakukan lelaki berkulit putih yang terhormat,
gigih, dan takut pada Tuhan dalam situasi itu dia menandatangani surat
gugatan, tak diragukan lagi ditandatangani dengan tangan kiri, dan Tom
Robinson sekarang duduk di hadapan Anda, setelah diambil sumpah
dengan satu-satunya tangan yang dapat digunakannya tangan kanannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Demikianlah seorang Negro yang pendiam, terhormat, rendah hati, dan
dengan kekurang ajaran yang tak termaafkan merasa 'kasihan' kepada
seorang perempuan berkulit putih, harus bersaksi melawan dua orang
berkulit putih. Saya tak perlu
mengingatkan Anda tentang penampilan dan perilaku mereka di kursi
saksi Anda melihatnya sendiri. Para saksi negara, kecuali Sheriff Maycomb
County, telah hadir di hadapan Anda, Tuan-Tuan, di pengadilan ini,
dengan keyakinan sinis bahwa kesaksian mereka tak akan diragukan, yakin
bahwa Anda, Tuan-Tuan, akan ikut bersama mereka dengan asumsi
asumsi jahat bahwa semua orang Negro berbohong, bahwa semua orang
Negro adalah makhluk yang pada dasarnya tidak bermoral, bahwa semua
lelaki Negro berbahaya jika berada di dekat perempuan kita, asumsi yang
hanya dimiliki oleh otak sekaliber mereka.
"Yang kita ketahui, Tuan-Tuan, adalah bahwa asumsi tersebut adalah
kebohongan sehitam kulit Tom Robinson, kebohongan yang tak perlu saya
tekankan pada Anda. Anda tahu kebenarannya, dan kebenarannya adalah
begini: sebagian orang Negro berbohong, sebagian orang Negro tak
bermoral, sebagian orang Negro berbahaya bagi perempuan yang berkulit
hitam maupun putih. Tetapi, kebenaran ini berlaku bagi seluruh umat
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
manusia dan tidak khusus pada satu ras saja. Tak ada orang di ruang
pengadilan ini yang belum pernah berbohong, yang belum pernah berbuat
amoral, dan tak ada lelaki hidup yang tak pernah memandang seorang
perempuan dengan hasrat."
Atticus berhenti dan mengeluarkan sapu tangan. Lalu, dia melepaskan
kacamata dan mengusapnya, dan kami melihat tindakan "pertama" lain:
kami belum pernah melihatnya berkeringat dia ter-
masuk orang yang wajahnya tak pernah berkeringat, tetapi wajahnya
sekarang cokelat berkilap.
"Satu hal lagi, Tuan-Tuan, sebelum saya selesai. Thomas Jefferson pernah
berkata bahwa semua manusia diciptakan sederajat, frasa yang disukai
kaum Yankee dan golongan wanita cabang Eksekutif di Washington untuk
diteriakkan kepada kita. Ada kecenderungan beberapa orang pada tahun
1935 ini untuk menggunakan frasa ini di luar konteks, untuk memenuhi
semua kondisi. Contoh yang paling konyol yang terpikir oleh saya adalah
bahwa orang yang memimpin sekolah negeri menyamakan derajat orang
yang bodoh dan malas sejajar dengan yang rajin karena semua manusia
diciptakan sederajat, para pendidik akan berkata dengan serius, anak-anak
yang tinggal kelas menderita rasa rendah diri yang parah. Kita tahu semua
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
manusia tidak diciptakan sederajat dalam arti yang ingin diyakini oleh
sebagian orang sebagian orang lebih pintar dari yang lain, ada yang
memiliki lebih banyak kesempatan karena dilahirkan dengan itu, ada yang
berpenghasilan lebih dari yang lain, sebagian perempuan membuat kue
lebih enak daripada yang lain ada yang dilahirkan dengan bakat jauh di
luar cakupan normal sebagian besar manusia.
"Tetapi, ada satu hal di negara ini yang menunjukkan bahwa semua
manusia diciptakan sederajat ada satu lembaga kemanusiaan yang
membuat seorang pengemis sederajat dengan seorang Rockefeller, seorang
bebal sederajat dengan seorang Einstein, dan seorang tak berpendidikan
sederajat de-
ngan rektor universitas mana pun. Lembaga itu, Tuan-Tuan, adalah
pengadilan. Baik itu Mahkamah Agung Amerika Serikat atau pengadilan
negeri paling rendah di tanah ini, atau pengadilan terhormat tempat Anda
mengabdi ini. Pengadilan kita memiliki kecacatan, sebagaimana lembaga
manusia mana pun, tetapi di negara ini, pengadilan kita merupakan
penyetara besar, dan dalam pengadilan kita, semua manusia diciptakan
sederajat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Saya bukan seorang idealis yang meyakini dengan teguh integritas
pengadilan dan sistem juri kita ini bukan ideal bagi saya, ini kenyataan
yang hidup dan terjadi. Tuan-Tuan, pengadilan tidak lebih baik daripada
setiap orang di antara kalian yang duduk di hadapan saya dalam dewan
juri ini. Sebuah pengadilan hanya sebaik jurinya, dan juri hanya sebaik
orang-orang yang menyusunnya. Saya yakin bahwa Tuan-Tuan akan
menelaah tanpa perasaan bukti yang telah kalian dengar, mencapai
keputusan, dan mengembalikan terdakwa kepada keluarganya. Demi nama
Tuhan, tunaikanlah tugas Anda."
Suara Atticus merendah, dan ketika dia berbalik dari juri, dia mengatakan
sesuatu yang tak tertangkap olehku. Dia mengatakannya lebih kepada diri
sendiri daripada kepada pengadilan. Aku menonjok lengan Jem. "Apa
katanya?"
'"Demi nama Tuhan, percayalah padanya.Rasanya itu yang dia bilang."
Dill tiba-tiba menjulurkan tangan di depanku dan menggamit Jem. "Lihat
di situ!"
Kami mengikuti jarinya dengan hati tenggelam. Calpurnia sedang berjalan
di lorong tengah, berjalan tepat menuju Atticus.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dua Puluh Satu
Dia berhenti malu-malu di pagar dan menunggu untuk mendapat
perhatian Hakim Taylor. Dia mengenakan celemek baru dan membawa
amplop.
Hakim Taylor melihatnya dan berkata, "Calpurnia, ya?"
"Ya, Sir," katanya. "Bolehkah saya memberikan surat ini kepada Mr. Finch,
Sir? Ini tak ada kaitannya dengan pengadilan."
Hakim Taylor mengangguk dan Atticus mengambil amplop itu dari
Calpurnia. Dia membukanya, membaca isinya, dan berkata, "Pak Hakim,
saya surat ini dari adik saya. Katanya, anak-anak saya menghilang, belum
muncul sejak siang hari.
"Saya tahu di mana mereka, Atticus." Mr. Underwood angkat suara.
"Mereka tepat di atas sana di balkon kulit berwarna sudah di sana sejak
jam satu delapan belas tepat."
Ayah kami berpaling dan melihat ke atas. "Jem, turun dari situ," serunya.
Lalu, dia mengatakan sesuatu kepada Hakim yang tak kami dengar. Kami
memanjat melewati Pendeta Sykes dan berjalan menuju tangga.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus dan Calpurnia menghampiri kami di lantai bawah. Calpurnia
tampak gusar, tetapi Atticus
tampak lelah.
Jem meloncat-loncat bersemangat. "Kita menang, kan?"
"Aku tak tahu," kata Atticus singkat. "Kalian ada di sini sepanjang sore?
Pulanglah bersama Calpurnia dan makan malam lalu diam di rumah."
"Yaah, Atticus, izinkan kami kembali," pinta Jem. "Tolong bolehkan kami
mendengar vonisnya, kumohon, Sir."
"Juri mungkin saja keluar dan kembali ke sini dalam sekejap, kita tak tahu"
tetapi kami bisa melihat Atticus melunak. "Baiklah, kalian sudah dengar
semua, jadi sekalian saja mendengar sisanya. Bagaimana kalau begini,
kalian boleh kembali kalau sudah makan malam makan perlahan-lahan ya,
kalian tak akan terlewat hal-hal penting dan jika juri belum kembali, kalian
boleh menunggu bersama kami. Tetapi, kukira pengadilan sudah selesai
sebelum kalian kembali."
"Menurutmu, mereka akan membebaskannya secepat itu?" tanya Jem.
Atticus membuka mulut untuk menjawab, tetapi menutupnya lagi dan
meninggalkan kami.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku berdoa semoga Pendeta Sykes akan menjaga tempat duduk kami,
tetapi berhenti berdoa ketika aku teringat bahwa orang berbondong-
bondong bangkit dan pergi ketika juri keluar malam ini, mereka akan
memenuhi toko, kafe O.K., dan hotel, itu kalau mereka tidak membawa
makanan sendiri.
Calpurnia menggiring kami pulang, "menguliti satu per satu hidup-hidup,
bayangkan, kalian anak-
anak mendengar semua itu! Mister Jem, mestinya kau tahu, adikmu tidak
boleh dibawa ke pengadilan itu. Miss Alexandra pasti bisa pingsan kalau
tahu! Tidak pantas anak-anak mendengar
Lampu jalan menyala dan kami melihat raut marah Calpurnia ketika kami
lewat di bawahnya. "Mister Jem, kusangka kau sudah mulai punya otak
bayangkan, dia adikmu! Bayangkan, Sir! kau semestinya malu memangnya
kau tidak berpikir?"
Aku merasa terbius. Begitu banyak hal terjadi demikian cepat sehingga aku
merasa perlu bertahun-tahun untuk memahaminya, dan sekarang
Calpurnia memarahi Jem kesayangannya keajaiban baru apa yang akan
terjadi petang ini?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem tertawa, "Kau tidak ingin dengar, Cal?" "Tutup mulut, Sir! Ketika kau
semestinya menunduk malu, kau malah tertawa" Calpurnia
membangkitkan serangkaian ancaman berkarat yang membuat Jem sedikit
menyesal, dan Calpurnia melayang ke tangga depan dengan komentar
klasiknya, "Kalau Mr. Finch tak bisa mengajarimu, aku yang melakukannya
masuk ke rumah, Sir!"
Jem masuk sambil menyeringai, dan Calpurnia mengangguk memberi izin
tanpa kata untuk mengundang Dill makan malam. "Kalian telepon Miss
Rachel sekarang juga dan beri tahu dia kamu ada di mana," kata
Calpurnia. "Dia kebingungan mencarimu hati-hati saja, bisa-bisa dia akan
mengirimmu kembali ke Meridian pagi-pagi sekali."
Bibi Alexandra menemui kami dan hampir pingsan ketika Calpurnia
memberi tahu di mana kami
tadi. Kurasa dia sakit hati ketika kami memberitahunya bahwa Atticus
mengizinkan kami kembali, karena dia diam saja saat makan. Dia hanya
membolak-balik makanan di piringnya, dan memandanginya dengan sedih
sementara Calpurnia melayani Jem, Dill, dan aku dengan menyimpan
dendam. Calpurnia menuangkan susu, menghidangkan salad kentang dan
ham, menggumam, "semestinya kalian malu," dalam berbagai derajat
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
intensitas. "Nah, kalian makan pelan-pelan," adalah perintahnya yang
terakhir.
Pendeta Sykes menjaga tempat duduk kami. Kami kaget mengetahui bahwa
kami pergi hampir sejam, dan sama kagetnya menemukan ruang
pengadilan tepat seperti yang kami tinggalkan, dengan sedikit perubahan:
kotak juri kosong, terdakwa tak ada; Hakim Taylor juga tak ada, tetapi dia
muncul lagi saat kami duduk.
"Nyaris tak ada yang bergerak," kata Jem.
"Mereka bergerak sedikit waktu juri keluar," kata Pendeta Sykes. "Para
lelaki di bawah mengambil makan malam untuk para wanita, dan mereka
menyuapi bayi mereka."
"Sudah berapa lama mereka keluar?" tanya Jem.
"Sekitar tiga puluh menit. Mr. Finch dan Mr. Gilmer berbicara lagi, lalu
Hakim Taylor memberi petunjuk bagi juri."
"Bagaimana dia?" tanya Jem.
"Apa? Oh, dia baik. Aku tak ada keluhan sedikit pun dia sangat bersikap
adil. Dia kira-kira berkata, kalau kamu percaya yang ini, kamu harus
memutus-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kan begini, tetapi kalau kamu memercayai yang itu, kamu harus
memutuskan begitu. Kukira dia agak condong ke pihak kita" Pendeta Sykes
menggaruk kepalanya.
Jem tersenyum. "Semestinya dia tidak condong, Pak Pendeta, tetapi jangan
khawatir, kita sudah menang," katanya bijak. "Tak bisa melihat bagaimana
juri bisa memvonis bersalah berdasarkan apa yang kita dengar"
"Nah, jangan terlalu yakin, Mr. Jem, saya belum pernah melihat juri
memenangkan orang kulit hitam dari orang kulit putih Tetapi, Jem
membantah Pendeta Sykes, dan kami terpaksa mendengarkan telaah
panjang tentang bukti, dengan pikiran Jem tentang hukum mengenai
perkosaan: namanya bukan perkosaan jika perempuan membolehkan,
tetapi dia harus berusia delapan belas di Alabama, maksudnya dan umur
Mayella sembilan belas. Rupanya kau harus menendang dan menjerit,
harus dikalahkan dan dipukul, lebih baik lagi dibuat pingsan. Kalau
usiamu di bawah delapan belas, kau tak perlu melakukan semua ini.
"Mr. Jem," Pendeta Sykes berkeberatan, "ini bukan hal yang sopan untuk
didengar seorang gadis kecil ...."
"Ah, dia tidak tahu yang kita bicarakan," kata Jem. "Scout, ini terlalu
dewasa untukmu, kan?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jelas tidak, aku tahu setiap kata yang kau katakan." Mungkin aku terlalu
meyakinkan karena Jem berhenti dan tak membahas topik itu lagi.
"Jam berapa sekarang, Pendeta?" tanyanya.
"Hampir delapan."
Aku menatap ke bawah dan melihat Atticus berjalan-jalan sambil
mengantongi tangan: dia menjelajah dari jendela ke jendela, lalu berjalan di
samping pagar di kotak juri. Dia melihat ke dalamnya, mengawasi Hakim
Taylor di takhtanya, lalu kembali ke tempat awalnya. Kami beradu pandang
dan aku melambai kepadanya. Dia membalas salutku dengan anggukan,
lalu melanjutkan turnya.
Mr. Gilmer sedang berdiri di jendela, berbicara dengan Mr. Underwood.
Bert, notulis pengadilan, sedang merokok tanpa henti: dia duduk sambil
menumpangkan kaki di meja.
Tetapi dari seluruh petugas pengadilan yang hadir, hanya Atticus, Mr.
Gilmer, Hakim Taylor yang tertidur lelap, dan Bert yang tingkahnya
tampak normal. Aku belum pernah melihat sebuah ruang pengadilan yang
disesaki manusia tetapi begitu sunyi. Kadang, ada bayi yang menangis
rewel, dan anak-anak bergegas keluar, tetapi orang dewasa duduk seolah-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
olah sedang berada dalam gereja. Di balkon, orang-orang Negro duduk dan
berdiri di sekitar kami dengan kesabaran seperti dalam kitab suci.
Jam tua gedung pengadilan menderita tegangan awal sebelum
menyuarakan waktu, delapan kali 'dong' yang memekakkan telinga dan
menggetarkan tulang kami.
Ketika jam berdentang sebelas kali, aku sudah tak bisa lagi merasakan:
lelah melawan kantuk, aku membiarkan diriku tidur sebentar bersandar
pada lengan dan bahu Pendeta Sykes yang nyaman. Aku
tersentak bangun dan berupaya sungguh-sungguh untuk tetap terjaga
dengan melihat ke bawah dan berkonsentrasi pada kepala-kepala di bawah:
ada 14 yang botak, 14 kepala lelaki yang bisa disebut berambut merah, 40
kepala dengan rambut antara cokelat dan hitam, dan aku ingat sesuatu
yang pernah dijelaskan Jem ketika dia senang akan hal-hal yang
berhubungan dengan paranormal sebentar: dia bilang, jika cukup banyak
orang sestadion penuh, mungkin berkonsentrasi pada satu hal, seperti
membakar pohon di hutan, pohon itu akan terbakar sendiri. Aku
menimbang-nimbang gagasan meminta semua orang di bawah
berkonsentrasi untuk membebaskan Tom Robinson, tetapi berpikir jika
mereka selelah aku, tentu tak akan berhasil.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dill terlelap, kepalanya bersandar pada bahu Jem, dan Jem diam.
"Lama juga, ya?" tanyaku kepadanya.
"Iya, Scout," katanya gembira. "Dari caramu mengucapkannya, sepertinya
cuma lima menit."
Jem mengangkat alis. "Ada hal-hal yang kamu tak mengerti," katanya, dan
aku terlalu lelah untuk mendebat.
Tetapi rupanya aku cukup terjaga, atau aku tak akan menerima kesan yang
merayap masuk. Rasanya, agak mirip dengan perasaan yang kurasakan
musim dingin lalu, dan aku pun gemetar, meskipun malam itu panas.
Perasaan itu tumbuh sampai atmosfer dalam ruang pengadilan sama persis
dengan pagi yang dingin pada bulan Februari, ketika moc-
kingbird tak berkicau, dan para tukang kayu berhenti memalu di rumah
baru Miss Maudie, dan setiap pintu para tetangga ditutup rapat-rapat
seperti pintu di Radley Place. Jalan yang kosong, terbengkalai, menanti, dan
ruang pengadilan penuh sesak. Malam musim panas yang lengas tidak ada
bedanya dengan pagi musim dingin. Mr. Heck Tate, yang sudah memasuki
ruang pengadilan dan berbicara dengan Atticus, bisa saja mengenakan
sepatu lars tinggi dan jaket penebang kayu. Atticus sudah menghentikan
perjalanan sunyinya dan meletakkan kakinya pada pijakan di bawah kursi;
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sambil mendengarkan perkataan Mr. Tate, dia menggerakkan tangannya
perlahan naik-turun pahanya. Aku hampir merasa Mr. Tate akan berkata
kapan saja, "Tembak dia, Mr. Finch
Tetapi Mr. Tate berkata, "Pengadilan ini dimohon tertib," dengan suara
yang menggemakan wewenang, dan kepala-kepala di bawah kami
tersentak. Mr. Tate meninggalkan ruangan dan kembali bersama Tom
Robinson. Dia mengarahkan Tom ke tempatnya di samping Atticus, dan
berdiri di situ. Hakim Taylor menyiagakan diri dengan mendadak dan
duduk tegak, memandang ke kotak juri yang kosong.
Yang terjadi setelah itu bagaikan mimpi: dalam mimpi aku melihat juri
kembali, bergerak seperti perenang bawah air, dan suara Hakim Taylor
terdengar dari jauh, dan lirih. Aku melihat sesuatu yang hanya mungkin
Dillhat, atau mungkin ditunggu, oleh seorang anak pengacara, dan seperti
menonton
Atticus melangkah ke jalan, mengangkat senapan ke bahunya lalu menarik
picu, tetapi selama itu mengetahui bahwa senapannya kosong.
Juri tak pernah melihat ke terdakwa yang telah divonisnya, dan ketika juri
ini masuk, tak satu pun melihat kepada Tom Robinson. Ketua juri
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menyerahkan secarik kertas kepada Mr. Tate, yang menyerahkannya
kepada kerani, yang menyerahkannya kepada hakim ....
Aku memejamkan mata. Hakim Taylor membacakan putusan juri:
"Bersalah ... bersalah ... bersalah ... bersalah Aku melirik Jem: tangannya
tampak putih karena mencengkeram pagar balkon dengan erat, dan
bahunya tersentak seolah-olah setiap kata "bersalah" adalah tusukan yang
baru dihunjamkan di antara bahunya.
Hakim Taylor mengatakan sesuatu. Palunya berada dalam genggaman,
tetapi dia tidak menggunakannya. Samar-samar aku melihat Atticus
mendorong kertas-kertas dari meja ke tasnya. Dia menutupnya,
menghampiri notulis pengadilan dan mengatakan sesuatu, mengangguk
kepada Mr. Gilmer, lalu menghampiri Tom Robinson dan membisikkan
sesuatu padanya. Atticus meletakkan tangannya pada bahu Tom sambil
berbisik. Atticus mengambil jaketnya dari sandaran kursinya dan
menyampirkan-nya di bahu. Lalu, dia meninggalkan ruang pengadilan,
tidak melalui pintu keluar yang biasa. Dia pasti ingin pulang lewat jalan
pintas karena dia berjalan cepat melalui lorong tengah ke arah pintu keluar
selatan. Aku mengikuti puncak kepalanya semen-
tara dia berjalan ke pintu. Dia tidak melihat ke atas.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Seseorang menggamitku, tetapi aku enggan mengalihkan mataku dari
orang-orang di bawah kami, dan dari pemandangan langkah sendirian
Atticus di lorong.
"Miss Jean Louise?"
Aku menoleh. Mereka berdiri. Di sekitar kami dan di balkon di dinding
seberang, orang-orang Negro berdiri. Suara Pendeta Sykes sejauh suara
Hakim Taylor,
"Miss Jean Louise, berdirilah. Ayahmu sedang lewat."
Dua Puluh Dua
Giliran Jem yang menangis. Wajahnya ternodai air mata marah ketika kami
berjalan menembus kerumunan yang ceria. "Ini tidak benar," dia
bergumam sepanjang jalan menuju pojok alun-alun tempat kami
menemukan Atticus menunggu. Atticus sedang berdiri di bawah lampu
jalan, tampak seolah-olah tak ada hal penting yang baru terjadi: rompinya
terkancing, kerah dan dasinya terpasang rapi, rantai-jamnya berkilat, dia
kembali menjadi dirinya yang tanpa emosi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ini tidak benar, Atticus," kata Jem. "Tidak, Nak, ini tidak benar." Kami
berjalan pulang.
Bibi Alexandra masih terjaga, menunggu. Dia mengenakan baju santai,
dan aku berani sumpah dia mengenakan korset di bawahnya. "Aku turut
menyesal, Kak," gumamnya. Karena belum pernah mendengarnya
memanggil Atticus "kakak" sebelumnya, aku mencuri pandang pada Jem,
tetapi dia tidak mendengar. Dia mendongak menatap Atticus, lalu
menunduk menatap lantai, dan aku bertanya-tanya apakah dia berpikir
bahwa Atticus bertanggung jawab untuk vonis bersalah Tom Robinson.
"Dia tak-apa-apa?" tanya Bibi, menunjuk pada
Jem.
"Sebentar lagi tak apa-apa," kata Atticus. "Sedikit terlalu keras baginya."
Ayah kami menghela napas. "Aku mau tidur," katanya. "Kalau aku tidak
terjaga pagi-pagi, jangan bangunkan aku."
"Kurasa tidak bijak sejak awal membiarkan mereka"
"Ini rumah mereka, Dik," kata Atticus. "Kitalah yang menciptakan situasi
ini bagi mereka, selayaknya mereka belajar menanganinya."
"Tetapi, mereka tak perlu pergi ke gedung pengadilan dan melibatkan diri
di dalamnya"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Gedung pengadilan itu sama Maycomb County-nya seperti acara minum
teh misionaris."
"Atticus" Bibi Alexandra menatapnya dengan gundah. "Kau orang terakhir
yang kusangka akan menyesali soal ini."
"Aku tidak menyesal, hanya lelah. Aku mau tidur."
"Atticus" kata Jem suram. Dia berbalik di ambang pintu. "Apa, Nak?"
"Bagaimana mereka bisa melakukannya, mengapa mereka tega?"
"Aku tak tahu, tetapi mereka melakukannya. Mereka pernah
melakukannya dan mereka melakukannya malam ini dan mereka akan
melakukannya lagi, dan ketika mereka melakukannya sepertinya hanya
anak-anak yang meratap. Selamat malam."
Tetapi, keadaan selalu lebih baik pada pagi hari. Atticus bangun pagi sekali
seperti biasa dan
sudah berada di ruang duduk di balik Mobile Register ketika kami masuk.
Wajah pagi Jem melontarkan pertanyaan yang ingin diutarakan bibir
ngantuknya.
"Belum saatnya untuk cemas," Atticus meyakinkannya, ketika kami ke
ruang makan. "Kita belum selesai. Akan ada naik banding, kau bisa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengandalkan itu. Demi Tuhan, Cal, apa semua ini?" Dia menatap piring
sarapannya.
Calpurnia berkata, "Ayah Tom Robinson mengirim ayam ini untukmu pagi
ini. Aku memasaknya."
"Sampaikan kepadanya, aku bangga menerimanya pasti mereka tidak
sarapan ayam di Gedung Putih. Ini apa?"
"Rolade," kata Calpurnia. "Estelle di hotel yang mengirim."
Atticus mendongak padanya, bingung, dan dia berkata, "Sebaiknya Anda
kemari dan lihat apa yang ada di dapur, Mr. Finch."
Kami mengikuti Atticus. Meja dapur penuh dengan makanan yang cukup
banyak untuk mengubur keluarga kami: bongkahan daging asin, tomat,
kacang, bahkan scuppernong. Atticus menyeringai ketika dia menemukan
sebotol acar buku kaki babi. "Kira-kira Bibimu akan mengizinkanku
memakan benda ini di ruang makan?"
Kata Calpurnia, "Semua ini ada di sekeliling tangga belakang waktu saya
sampai di sini pagi ini. Mereka menghargai apa yang Anda lakukan, Mr.
Finch. Mereka tidak berlebihan, kan?"
Mata Atticus berlinang. Dia terdiam sejenak. "Sampaikan pada mereka, aku
sangat berterima ka-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sih," katanya. "Katakan pada mereka, jangan pernah melakukan ini lagi.
Sekarang adalah masa sulit
Dia meninggalkan dapur, masuk ke ruang makan dan pamit kepada Bibi
Alexandra, mengenakan topi, dan pergi ke kota.
Kami mendengar langkah Dill di ruang tamu, jadi Calpurnia
meninggalkan sarapan Atticus yang belum dimakan di meja. Di antara
gigitan kelincinya, Dill menceritakan reaksi Miss Rachel mengenai tadi
malam, yaitu: jika seseorang seperti Atticus Finch mau membenturkan
kepalanya pada dinding batu, biarkan saja, itu kepalanya sendiri.
"Mestinya kubalas," Dill menggeram, menggerogoti kaki ayam, "tetapi dia
sepertinya tidak bisa kubalas tadi pagi. Katanya, dia terjaga setengah
malam bertanya-tanya di mana aku, dan dia ingin menyuruh sheriff
mencariku, tetapi dia ada di pengadilan."
"Dill, kau tak boleh lagi pergi tanpa pamit," kata Jem. "Itu malah membuat
dia tambah marah."
Dill menghela napas sabar. "Aku sudah memberi tahu sampai wajahku biru
ke mana aku pergi dia hanya terlalu banyak melihat ular di lemari. Pastilah
dia minum setengah liter lebih untuk sarapan setiap pagi aku tahu dia
minum dua gelas penuh. Pernah lihat."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jangan berbicara seperti itu, Dill," kata Bibi Alexandra. "Tidak pantas anak
kecil begitu. Itu sinis."
"Saya bukan sinis, Miss Alexandra. Mengata-
kan kebenaran bukan sinis, kan?"
"Cara mengungkapkannya yang sinis." Mata Jem berkilat padanya, tetapi
dia berkata kepada Dill, "Ayo kita pergi. Bawa saja makanannya." Ketika
kami ke teras depan, Miss Stephanie Crawford sedang sibuk bercerita
kepada Miss Maudie Atkinson dan Mr. Avery. Mereka menoleh kepada
kami dan terus berbicara. Jem menggerung. Aku ingin sekali punya senjata.
"Aku benci Dillhat orang dewasa," kata Dill. "Membuatku merasa baru
berbuat salah."
Miss Maudie berseru memanggil Jem Finch ke
sana.
Jem mengerang dan melompat dari ayunan. "Kami temani," kata Dill.
Hidung Miss Stephanie bergetar penasaran. Dia ingin tahu siapa saja yang
mengizinkan kami ke pengadilan dia tidak melihat kami, tetapi sudah
tersebar ke seluruh kota pagi ini bahwa kami ada di balkon Kulit Hitam.
Apakah Atticus menaruh kami di sana untuk semacam? Bukankah itu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dekat sekali dengan semua? Apakah Scout memahami semua? Tidakkah
kami marah melihat ayah kami kalah?
"Hus, Stephanie." Cara bicara Miss Maudie sungguh maut. "Aku tak punya
waktu sepagian untuk dilewatkan di teras Jem Finch, aku memanggilmu
untuk mengetahui apakah kau dan rekan-rekanmu mau makan kue. Aku
bangun jam lima untuk membuatnya, jadi kau sebaiknya bilang iya.
Permisi, Stephanie. Selamat pagi, Mr. Avery."
Di meja dapur Miss Maudie ada satu kue besar
dan dua kue kecil. Mestinya ada tiga kue kecil. Tidak biasanya Miss Maudie
melupakan Dill, dan rupanya rasa penasaran kami terlihat dari sikap kami.
Tetapi, kami mengerti ketika dia memotong kue besar dan memberikan
irisannya untuk Jem.
Ketika kami makan, kami merasa inilah cara Miss Maudie menyampaikan
bahwa berkaitan dengan dirinya, tak ada yang berubah. Dia duduk diam di
kursi dapur, mengamati kami.
Tiba-tiba dia berkata, "Jangan cemas, Jem. Keadaan tak pernah seburuk
kelihatannya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Di dalam rumah, ketika Miss Maudie ingin mengatakan sesuatu yang
panjang, dia melebarkan jarinya pada lutut dan membenarkan letak gigi
palsunya. Dia melakukan ini, dan kami menunggu.
"Aku hanya ingin mengatakan bahwa ada orang-orang di dunia ini yang
dilahirkan untuk melakukan tugas tak menyenangkan bagi kita. Ayahmu
adalah salah satunya."
"Yah," kata Jem. "Begitulah." "Jangan bilang yah begitulah padaku, Nak,"
jawab Miss Maudie, mengenali nada pasrah dalam suara Jem, "kau belum
cukup tua untuk menghargai perkataanku."
Jem menatap kuenya yang baru dimakan setengah. "Seperti ulat dalam
kepompong, keadaan ini," katanya. "Seperti sesuatu yang tertidur, di-
bungkus dalam tempat yang hangat. Dulu kusangka orang-orang
Maycomb adalah yang terbaik di dunia, setidaknya seperti itulah
kelihatannya."
"Kita orang paling aman di dunia," kata Miss
Maudie. "Kita begitu jarang dituntut untuk bersikap Kristiani, tetapi ketika
kita dituntut, kita punya orang-orang seperti Atticus untuk
melakukannya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem menyeringai sedih. "Andai orang lain di county ini berpikir begitu
juga."
"Kau akan terkejut kalau tahu banyak di antara kita yang berpikiran
begitu."
"Siapa?" suara Jem meninggi. "Siapa di kota ini yang melakukan satu hal
untuk menolong Tom Robinson, siapa?"
"Teman-teman kulit hitamnya, pertama, dan orang-orang seperti kita.
Orang seperti Hakim Taylor. Orang seperti Mr. Heck Tate. Coba berhenti
makan dan mulailah berpikir, Jem. Pernahkah terpikir olehmu bahwa
Hakim Taylor menunjuk Atticus untuk membela anak itu bukan karena
kebetulan semata? Bahwa Hakim Taylor punya alasan sendiri untuk
menunjuknya?"
Ini pemikiran baru. Pengacara pembela yang ditunjuk oleh pengadilan
biasanya adalah Maxwell Green, pengacara terbaru Maycomb, yang
memerlukan pengalaman. Maxwell Green yang mestinya mendapatkan
kasus Tom Robinson.
"Pikirkan itu," kata Miss Maudie. "Itu bukan kebetulan. Aku sedang duduk
di teras sana tadi malam, menunggu. Aku menunggu dan menunggu
untuk melihat kalian datang lewat trotoar, dan ketika aku menunggu, aku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
berpikir, Atticus Finch tak akan menang, tak mungkin menang, tetapi dia
satu-satunya orang di sekitar sini yang bisa membuat juri berdiskusi begitu
lama dalam kasus seperti
itu. Dan aku berpikir sendiri, baiklah, kita membuat satu langkah hanya
langkah kecil seorang bayi, tetapi tetap saja satu langkah."
"Bicara memang gampang tak bisakah hakim dan pengacara Kristen
mengimbangi juri kafir?" gumam Jem. "Kalau aku sudah dewasa"
"Itu sesuatu yang harus kaubicarakan pada ayahmu," kata Miss Maudie.
Kami menuruni tangga baru Miss Maudie yang mentereng ke dalam
cahaya matahari dan mendapati Mr. Avery dan Miss Stephanie Crawford
masih mengobrol. Mereka sudah pindah di trotoar dan kini berdiri di
depan rumah Miss Stephanie. Miss Rachel sedang berjalan menghampiri
mereka.
"Kurasa aku mau jadi badut kalau sudah besar," kata Dill.
Aku dan Jem langsung berhenti berjalan.
"Ya, benar, badut," katanya. "Tak ada satu pun di dunia ini yang bisa
kulakukan pada orang lain kecuali tertawa. Jadi, aku mau ikut sirkus dan
tertawa sampai puas."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kau terbalik, Dill," kata Jem. "Badut itu sedih, orang-orang yang
menertawakan mereka."
"Yah, aku akan menjadi badut jenis baru. Aku akan berdiri di tengah
lingkaran dan menertawakan orang. Lihat saja ke sana," dia menuding.
"Setiap orang itu semestinya menunggangi sapu. Bibi Rachel sudah
melakukannya."
Miss Stephanie dan Miss Rachel melambai-lambai liar kepada kami,
dengan cara yang membenarkan pengamatan Dill.
"Sial," Jem mendesah. "Kurasa tidak baik kalau tidak menemui mereka."
Ada yang salah. Wajah Mr. Avery merah karena bersin-bersin dan dia
hampir meniup kami dari trotoar ketika kami datang. Miss Stephanie
gemetar bersemangat, dan Miss Rachel menangkap bahu Dill. "Kau masuk
ke halaman belakang dan tinggal di sana," katanya. "Ada bahaya datang."
"Ada apa?" tanyaku.
"Kau belum dengar? Sudah menyebar ke kota-" Pada saat itu, Bibi
Alexandra datang ke pintu dan memanggil kami, tetapi dia terlambat. Miss
Stephanie dengan senang hati memberi tahu kami: pagi tadi Mr. Bob Ewell
mengadang Atticus di tikungan kantor pos, meludahi mukanya, dan
berkata akan membalasnya meskipun perlu seumur hidup.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dua Puluh Tiga
Andai saja Bob Ewell tidak mengunyah tembakau," hanya itu yang
dikatakan Atticus.
Namun, menurut Miss Stephanie Crawford, Atticus sedang keluar dari
kantor pos ketika Mr. Ewell menghampirinya, memakinya, meludahinya,
dan mengancam akan membunuhnya. Miss Stephanie yang, sejauh ini telah
memberi tahu kami untuk kedua kalinya bahwa dia ada di sana dan
melihat semuanya, lewat sepulang dari Jitney Jungle berkata bahwa Atticus
tidak berkedip, hanya mengeluarkan saputangan dan mengusap wajahnya
dan berdiri membiarkan Mr. Ewell memakinya dengan sebutan yang tak
bisa diulanginya meskipun disiksa kuda liar. Mr. Ewell adalah veteran
entah perang yang mana; itu, ditambah reaksi damai Atticus, mungkin
mendorongnya bertanya, "Terlalu sombong untuk berkelahi, keparat
pencinta-nigger?" kata Miss Stephanie, Atticus berkata, "Tidak, sudah
terlalu tua," memasukkan tangan ke saku dan melanjutkan berjalan. Kata
Miss Stephanie, kita harus memuji Atticus Finch, dia tak berperasaan sekali
kadang-kadang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku dan Jem tidak merasa berita itu menghibur. "Eh, tapi," kataku, "dia
pernah jadi penembak
terjitu di county. Dia bisa"
"Kau tahu dia tak akan membawa pistol, Scout. Punya pun tidak" kata Jem.
"Kau tahu dia bahkan tidak membawa pistol waktu di penjara malam itu.
Dia bilang, punya pistol adalah undangan bagi orang lain untuk
menembakmu."
"Ini beda," kataku. "Kita bisa memintanya meminjam."
Kami mengusulkan hal itu padanya dan dia berkata, "Omong kosong."
Dill berpendapat bahwa permohonan yang menyentuh hati Atticus
mungkin berhasil: lagi pula, kami akan kelaparan jika Mr. Ewell
membunuhnya, selain dibesarkan semata-mata oleh Bibi Alexandra, dan
kami semua tahu hal pertama yang akan dilakukan Bibi Alexandra
sebelum Atticus dikubur adalah memecat Calpurnia. Kata Jem, upaya kami
akan berhasil kalau aku menangis dan mengamuk karena aku masih kecil
dan anak perempuan. Itu juga tidak berhasil.
Tetapi, ketika melihat kami luntang-lantung di sekitar lingkungan kami,
tidak mau makan, tidak berminat pada kegiatan kami yang biasa, Atticus
menyadari betapa kami sangat ketakutan. Dia menggoda Jem dengan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
majalah football baru suatu malam; ketika dia melihat Jem membalik-balik
halaman dan melemparnya ke samping, dia berkata, "Apa yang
mengganggu pikiranmu, Nak?"
Jem langsung mengatakannya, "Mr. Ewell." "Apa yang terjadi?"
"Tidak ada. Kami merasa takut untukmu dan
menurut kami, kau mesti melakukan sesuatu tentang hal ini."
Atticus tersenyum getir. "Melakukan apa? Membuatkan perintah-
berdamai?"
"Kalau seseorang bilang dia akan membunuhmu, sepertinya dia sungguh-
sungguh."
"Dia sungguh-sungguh sewaktu mengucapkannya," kata Atticus. "Jem, coba
bayangkan berada pada posisi Bob Ewell sebentar. Aku menghancurkan
serpih terakhir kredibilitasnya pada pengadilan itu, kalau memang
sebelumnya dia masih punya. Dia harus membalas; orang seperti dia selalu
begitu. Jadi, jika meludahi wajahku dan mengancamku bisa
menyelamatkan Mayella Ewell dari pemukulan lagi, itu sesuatu yang
kuterima dengan senang hati. Dia harus melampiaskannya pada seseorang,
dan aku lebih suka dia melampiaskannya padaku daripada anak-anaknya.
Kau mengerti?" Jem mengangguk.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Bibi Alexandra memasuki ruangan ketika Atticus sedang berkata, "Kita tak
perlu takut pada Bob Ewell, dia sudah melampiaskannya pagi ini."
"Aku tak akan terlalu yakin soal itu, Atticus," katanya. "Orang seperti dia
akan melakukan apa pun untuk membalas dendam. Kau tahu mereka
seperti apa."
"Apa yang bisa dilakukan Ewell padaku, Dik?"
"Melakukan sesuatu dengan diam-diam," kata Bibi Alexandra. "Kau boleh
yakin itu."
"Tak ada orang yang punya kesempatan untuk bertingkah dengan diam-
diam di Maycomb," jawab
Atticus.
Setelah itu, kami tidak takut lagi. Musim panas mulai berakhir, dan kami
memanfaatkannya. Atticus meyakinkan kami bahwa tak ada yang akan
terjadi pada Tom Robinson sampai pengadilan yang lebih tinggi menelaah
kasusnya, dan bahwa Tom punya kesempatan bagus untuk dibebaskan,
atau setidaknya kembali mendapat pengadilan. Dia berada di Penjara
Enfield di Chester County, tujuh puluh mil dari sini. Aku bertanya kepada
Atticus apakah istri dan anak-anak Tom dibolehkan menjenguknya, tetapi
Atticus bilang tidak.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kalau dia kalah banding," tanyaku suatu malam, "apa yang akan terjadi
padanya?"
"Dia akan dihukum mati," kata Atticus, "kecuali Gubernur memberikan
grasi. Belum waktunya cemas, Scout. Kita punya kesempatan bagus."
Jem tergolek di sofa sambil membaca Popular Mechanics. Dia mengangkat
kepala. "Ini tidak benar. Dia tidak membunuh siapa-siapa meskipun dia
bersalah. Dia tidak mengambil nyawa orang lain."
"Kau tahu perkosaan adalah pelanggaran yang bisa dijatuhi hukuman mati
di Alabama," kata Atticus.
"Ya, Sir, tetapi juri tidak perlu memberinya hukuman mati kalau mereka
mau, beri saja dia dua puluh tahun."
"Begitu, ya," kata Atticus. "Tom Robinson berkulit hitam, Jem. Tak ada juri
di bagian dunia ini akan berkata, 'Menurut kami, Anda bersalah, tapi tidak
sungguh-sungguh bersalah,' untuk tuntutan
seperti itu. Vonisnya harus tidak bersalah atau bersalah."
Jem menggeleng. "Aku tahu ini tidak benar, tetapi aku tak bisa mengerti
apa yang salah mungkin perkosaan jangan jadi pelanggaran yang diancam
hukuman mati
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus menjatuhkan korannya di samping kursi. Dia berkata, dia tak
punya keberatan sama sekali tentang hukum perkosaan, sama sekali tidak,
tetapi dia sangat cemas ketika negara meminta dan juri memberikan
hukuman mati berdasarkan bukti tak langsung. Dia melirikku, melihat aku
mendengar, dan memperjelasnya. "maksudku, sebelum seseorang dihukum
mati untuk pembunuhan, misalnya, harus ada satu atau dua saksi mata.
Seseorang harus bisa berkata, 'Ya, aku hadir dan melihatnya menembak.'"
"Tetapi banyak orang yang tewas di tiang gantungan digantung
berdasarkan bukti tak langsung," kata Jem.
"Aku tahu, dan sebagian besar mungkin pantas menerimanya tetapi tanpa
saksi mata, selalu ada keraguan, kadang-kadang hanya bayangan
keraguan. Dalam hukum terdapat istilah 'bisa disangkal', tetapi menurutku
seorang terdakwa berhak mendapat bayangan keraguan. Selalu ada
kemungkinan, semustahil apa pun, bahwa dia tak bersalah."
"Semua kembali pada juri, kalau begitu. Juri mestinya disingkirkan saja."
Jem bersikeras.
Atticus berusaha keras untuk tidak tersenyum, tetapi dia gagal. "Kau keras
sekali kepada kami,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Nak. Kurasa mungkin ada jalan yang lebih baik. Mengubah hukum.
Mengubahnya supaya hanya hakim yang punya kekuasaan menetapkan
hukuman dalam kasus dengan ancaman hukuman mati."
"Jadi, pergi saja ke Montgomery dan ubah hukumnya."
"Kau akan terkejut kalau melihat bagaimana sulitnya. Aku tak akan hidup
cukup lama hingga hukum berubah, dan jika kau masih hidup saat
melihatnya, kau pasti sudah tua."
Ini tidak cukup bagi Jem. "Tidak, Sir, juri seharusnya disingkirkan saja. Dia
sejak awal tidak bersalah dan mereka bilang dia bersalah."
"Andai kau menjadi anggota dewan juri itu, Nak, dan sebelas anak lain
sepertimu, Tom tentu sudah bebas," kata Atticus. "Sejauh ini tak ada hal
dalam hidupmu yang mengganggu proses nalarmu. Juri yang mengaDill
Tom terdiri dari dua belas lelaki yang rasional dalam kehidupan sehari-
hari, tetapi kau melihat ada sesuatu yang di antara diri mereka dan nalar.
Kau melihat hal yang sama pada malam itu di depan penjara. Ketika
kawanan itu pergi, mereka tidak pergi sebagai orang yang rasional, mereka
pergi karena kita ada di sana. Ada sesuatu di dunia kita yang membuat
orang kehilangan akal mereka tak bisa adil meskipun sudah berusaha.
Dalam pengadilan kita, ketika kesaksian orang kulit putih dipertentangkan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dengan kesaksian orang kulit hitam, orang kulit putih selalu menang. Ini
buruk, tetapi inilah fakta kehidupan."
"Tidak berarti itu benar," kata Jem tanpa emosi.
Dia memukulkan kepalannya perlahan pada lutut. "Orang tak boleh
menjatuhkan vonis bersalah pada seseorang berdasarkan bukti seperti itu
tidak boleh."
"Kamu tak bisa, tetapi mereka bisa dan mereka baru saja melakukannya.
Semakin bertambah usiamu, semakin banyak hal seperti ini kaulihat. Satu-
satunya tempat di mana seseorang semestinya mendapatkan keadilan
adalah dalam ruang pengadilan, baik kulitnya berwarna apa pun dalam
pelangi, tetapi kebencian biasanya terbawa ke dalam petak juri. Semakin
kau dewasa, kau akan melihat orang kulit putih menipu orang kulit hitam
setiap hari dalam hidupmu, tetapi kau akan kuberi tahu sesuatu dan
jangan sampai kau melupakannya kapan pun seorang kulit putih
melakukan itu kepada orang kulit hitam, siapa pun dia, sekaya apa pun
dia, atau sebaik apa pun keluarga asalnya, orang kulit putih itu sampah."
Atticus berbicara begitu tenang sehingga kata terakhirnya menggebrak
telinga kami. Aku mendongak, dan melihat wajahnya berkobar. "Tak ada
yang lebih memuakkan bagiku daripada orang kulit putih bermutu rendah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang memanfaatkan keluguan seorang Negro. Jangan membodohi diri
sendiri semua ini menumpuk dan suatu hari nanti kita akan menerima
balasannya. Kuharap tidak dalam masa kalian."
Jem menggaruk kepala. Mendadak matanya melebar. "Atticus," katanya,
"mengapa orang-orang seperti kita dan Miss Maudie tidak pernah menjadi
anggota juri? Kita tak pernah melihat siapa pun dari
Maycomb menjadi juri mereka semua berasal dari hutan."
Atticus bersandar pada kursi goyangnya. Entah mengapa, dia tampak
bangga kepada Jem. "Aku bertanya-tanya kapan itu akan terpikir olehmu,"
katanya. "Ada banyak alasan. Pertama-tama, Miss Maudie tak bisa menjadi
juri karena dia perempuan" "Maksudmu, perempuan di Alabama tak bisa?"
aku marah.
"Benar. Kukira ini untuk melindungi perempuan kita yang rapuh dari
kasus kotor seperti kasus Tom. Lagi pula," Atticus menyeringai, "aku ragu
apakah kita pernah bisa merampungkan pengadilan suatu kasus kaum
perempuan akan terus menyela untuk bertanya."
Aku dan Jem tertawa. Miss Maudie sebagai juri akan mengesankan.
Kubayangkan Mrs. Dubose tua dalam kursi rodanya "Hentikan
ketukanmu, John Taylor, aku ingin menanyakan sesuatu pada orang ini."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mungkin leluhur kami adalah orang-orang bijak. Atticus berkata, "Dengan
orang-orang seperti kita itulah sumbangsih kita. Kita biasanya
mendapatkan juri yang layak kita dapatkan. Warga Maycomb yang gemuk
tidak tertarik, sejak awal. Kedua, mereka takut. Lalu, mereka,"
"Takut, kenapa?" tanya Jem.
"Yah, bagaimana jika misalkan, Mr. Link Deas harus memutuskan jumlah
denda yang diberikan kepada, misalnya, Miss Maudie, kalau Miss Rachel
menabraknya dengan mobil. Link tak akan suka kehilangan langganan
dari kedua orang itu di tokonya,
bukan? Jadi, dia bilang kepada Hakim Taylor dia tak bisa menjadi juri
karena tak ada orang yang bisa menjaga toko selagi dia pergi. Jadi, Hakim
Taylor mengizinkannya tidak menjadi juri. Kadang, dia mengizinkannya
dengan marah."
"Apa yang membuatnya berpikir, mereka akan berhenti berdagang
dengannya?" tanyaku.
Jem berkata, "Miss Rachel bisa begitu, Miss Maudie tak akan. Tetapi,
pengambilan suara juri itu rahasia, Atticus."
Ayah kami terkekeh. "Perjalananmu masih panjang, Nak. Pengambilan
suara juri semestinya rahasia. Menjadi juri memaksa seseorang menetapkan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
pikiran dan menyatakan pendapatnya mengenai sesuatu. Orang tak suka
berbuat itu. Kadang-kadang, itu tidak menyenangkan."
"Juri Tom jelas menetapkan pikiran dengan terburu-buru," gerutu Jem.
Jari Atticus memegang saku-jamnya. "Tidak, mereka tidak terburu-buru,"
katanya, lebih pada dirinya daripada kepada kami. "Itu satu hal yang
membuatku berpikir, baiklah, ini mungkin bayangan permulaan. Juri
memerlukan beberapa jam. Hasilnya mungkin vonis yang tak terelakkan,
tetapi biasanya mereka hanya perlu beberapa menit. Kali ini" dia berhenti
dan memandang kami. "Kau mungkin ingin tahu bahwa ada satu orang
yang perlu dibujuk habis-habisan mulanya dia mau memberikan vonis
sama sekali tak bersalah." "Siapa?" Jem terkejut.
Mata Atticus berkelip. "Aku tidak boleh me-
ngungkapkannya, tetapi kubilang begini. Dia adalah salah satu teman Old
Sarum-mu ..."
"Salah seorang Cunningham?" seru Jem. "Salah satu aku tak mengenali
siapa pun ... kau bercanda." Dia menatap Atticus lewat sudut matanya.
"Salah satu kerabatnya. Menurut firasat, aku tidak mencoretnya. Hanya
menurut firasat. Bisa saja aku mencoret namanya, tetapi tidak."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Demi Musa," kata Jem khidmat. "Sesaat mereka mencoba membunuhnya
dan sesaat kemudian mereka mencoba membebaskannya ... aku tak akan
memahami orang-orang itu seumur hidupku."
Kata Atticus, kita hanya perlu mengenal mereka. Katanya, keluarga
Cunningham tidak pernah mengambil apa pun dari siapa pun sejak
mereka bermigrasi ke Dunia Baru. Katanya, satu hal lagi tentang mereka
adalah, begitu kau mendapatkan rasa hormat mereka, mereka akan
mendukungmu sepenuhnya. Atticus berkata, dia punya firasat, tak lebih
dari kecurigaan, bahwa mereka meninggalkan penjara malam itu dengan
rasa hormat yang besar bagi keluarga Finch. Waktu itu juga, katanya, perlu
petir dan Cunningham lain untuk membuat salah satu dari mereka
berubah pikiran. "Kalau kita punya dua di antara mereka di sana, mungkin
juri tak akan mencapai suara bulat."
Jem berkata lambat-lambat, "Maksudmu, kau benar-benar menjadikan
seseorang yang ingin membunuhmu malam sebelumnya sebagai anggota
juri? Bagaimana kau mengambil risiko itu Atticus, bagaimana bisa?"
"Kalau dianalisis, risikonya kecil. Tak ada bedanya antara satu orang yang
akan memberikan vonis bersalah dan orang lain yang juga akan
memberikan vonis bersalah, bukan? Ada perbedaan kecil terdapat antara
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
orang yang akan memberikan vonis bersalah dan orang yang agak
terganggu pikirannya, bukan? Dia satu-satunya ketakpastian dalam
seluruh daftar juri."
"Dia apanya Walter Cunningham?" tanyaku. Atticus bangkit, menggeliat,
dan menguap. Sekarang waktu tidur kami memang belum tiba, tetapi kami
tahu dia ingin kesempatan membaca korannya. Dia mengambilnya,
melipatnya, dan menepuk kepalaku. "Coba kuingat," dia menggumam
pada dirinya. "Dapat. Dia sepupu gandanya Walter Cunningham."
"Apa maksudnya?"
"Sepasang perempuan bersaudara menikah dengan sepasang laki-laki
bersaudara. Hanya itu yang kubilang kalian pikirkan sendiri."
Aku menyiksa diriku dan memutuskan bahwa jika aku menikahi Jem dan
Dill punya adik perempuan yang juga dinikahinya sendiri, anak-anak kami
akan menjadi sepupu ganda. "Astaga, Jem," kataku, ketika Atticus sudah
pergi, "mereka orang aneh. Bibi mendengarnya?"
Bibi Alexandra sedang merajut permadani dan tidak melihat kami, tetapi
dia mendengar. Dia duduk di kursinya di samping keranjang jahitan,
permadani terbentang di pangkuannya. Mengapa perempuan merajut
karpet wol pada malam-malam yang sepa-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
nas air mendidih tak pernah jelas bagiku. "Aku dengar," katanya.
Aku ingat kejadian lama yang mendatangkan bencana ketika aku bergegas
membela putra Walter Cunningham. Sekarang, aku senang telah
melakukannya. "Begitu sekolah dimulai, aku akan mengajak Water makan
di sini," aku berencana, lupa dengan niat pribadiku untuk memukulinya
begitu bertemu lagi dengannya. "Dia juga bisa main ke sini setelah sekolah.
Atticus bisa mengantarnya kembali ke Old Sarum. Mungkin dia bisa
menginap di sini kadang-kadang, ya Jem?"
"Kita lihat nanti," kata Bibi Alexandra, pernyataan yang kalau keluar
darinya selalu berupa ancaman, bukan janji. Kaget, aku berpaling
kepadanya. "Kenapa tidak, Bi? Mereka orang baik-baik."
Dia memandangku melalui bagian atas kacamata menjahit. "Jean Louise, di
benakku tak ada keraguan bahwa mereka orang baik-baik. Tetapi, mereka
bukan orang seperti kita."
Kata Jem, "Maksudnya, mereka berisik, Scout." "Berisik bagaimana?"
"Ee, norak. Mereka suka bermain biola dan hal-hal seperti itu."
"Aku juga suka"
"Jangan konyol, Jean Louise," kata Bibi Alexandra. "Masalahnya, kamu bisa
menggosok Walter Cunningham sampai berkilap, kamu bisa memakaikan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sepatu dan kemeja baru, tetapi dia tak akan pernah menjadi seperti Jem.
Lagi pula, ada keturunan mabuk dalam keluarga itu selebar satu mil.
Perempuan
Finch tidak tertarik pada orang semacam itu."
"Bibi," kata Jem, "dia belum sembilan tahun."
"Lebih baik dia belajar dari sekarang." Bibi Alexandra sudah memutuskan.
Aku teringat jelas ketika terakhir kali dia menegaskan pendapatnya. Aku
tak pernah tahu alasannya. Waktu itu perhatianku terserap dengan
rencana mengunjungi rumah Calpurnia aku ingin tahu, tertarik; aku ingin
menjadi "tamu" nya, melihat cara hidupnya, siapa teman-temannya. Sama
saja mustahilnya dengan melihat sisi lain bulan. Kali ini taktiknya berbeda,
tetapi tujuan Bibi Alexandra sama. Mungkin untuk inilah dia tinggal
bersama kami untuk membantu kami memilih teman. Aku akan bertahan
selama mungkin, "Kalau mereka orang baik-baik, lalu kenapa aku tidak
boleh berbaik-baik dengan Walter?"
"Aku tidak bilang jangan baik-baik padanya. Kamu harus ramah dan
sopan padanya, kamu harus sopan kepada siapa pun, Sayang. Tetapi, kamu
tak perlu mengajaknya ke rumah."
"Bagaimana kalau dia saudara kita, Bibi?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kenyataannya, dia bukan saudara kita, tetapi andaipun ya, jawabanku
tetap sama."
"Bibi," Jem berbicara, "kata Atticus, kita boleh memilih teman, tetapi jelas
tak bisa memilih keluarga dan itulah keluarga mereka, baik kita mau
mengakuinya atau tidak, dan kita akan kelihatan konyol sekali kalau tak
mau mengakui."
"Lagi-lagi ayahmu," kata Bibi Alexandra, "Dan aku masih akan
mengatakan bahwa Jean Louise tidak akan mengundang Walter
Cunningham ke rumah
ini. Andai dia sepupu ganda orangtuamu pun, dia tetap tak akan diterima
di rumah ini kecuali dia datang menemui Atticus untuk urusan bisnis. Nah,
titik."
Bibi telah menyimpulkan "Jelas Tidak", tetapi kali ini dia mau memberi
alasannya, "Tetapi, aku ingin bermain dengan Walter, Bibi, kenapa tidak
boleh."
Dia melepaskan kacamatanya dan menatapku. "Akan kuberi tahu
alasannya," katanya. "Karena dia itu sampah, karena itu kamu tak boleh
bermain dengannya. Aku tak membolehkanmu dekat-dekat dengan dia,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
meniru kebiasaannya, dan belajar entah apa lagi. Sekarang saja kamu
sudah cukup jadi masalah bagi ayahmu."
Aku tak tahu apa yang akan kulakukan, tetapi Jem mencegahku. Dia
menangkap bahuku, melingkarkan tangannya pada tubuhku, dan
memapahku yang menangis marah ke kamarnya. Atticus mendengar kami
dan melongokkan kepalanya lewat pintu. "Baik-baik saja, Sir," kata Jem
parau, "tidak ada apa-apa." Atticus pergi.
"Kunyahlah, Scout." Jem merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah
permen Tootsie Roll. Perlu waktu beberapa menit untuk menjadikan
permen itu menjadi gumpalan yang enak dalam rahangku.
Jem sedang mengatur ulang benda-benda di atas lemarinya. Rambut
bagian belakangnya ran-cung ke atas dan bagian depannya tersisir ke
bawah, dan aku bertanya-tanya apakah rambut itu akan pernah kelihatan
seperti rambut lelaki dewasa
mungkin kalau dia mencukurnya habis dan menumbuhkannya lagi,
rambutnya akan tumbuh rapi. Alisnya semakin tebal, dan kulihat
tubuhnya terlihat lebih ramping. Dia semakin tinggi.
Ketika dia berpaling, dia sepertinya menyangka aku akan menangis lagi,
karena dia berkata, "Kutunjukkan sesuatu kalau kau janji tidak bilang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
siapa-siapa." Aku ingin tahu. Dia membuka kancing kemeja, menyeringai
malu. "Apa?"
"Kamu tak bisa lihat?'
"Tidak."
"Ini bulu."
"Di mana?"
"Di situ. Di situ itu." Dia sudah menghiburku jadi kukatakan bulu itu
bagus, tetapi aku tidak melihat apa-apa. "Bagus sekali, Jem."
"Di ketiakku juga," katanya. "Aku mau mencoba ikut tim football tahun
depan. Scout, jangan biarkan Bibi membuatmu marah."
Rasanya baru kemarin dia memberitahuku supaya tidak membuat Bibi
marah.
"Kau kan tahu dia tidak terbiasa dengan anak perempuan," kata Jem,
"setidaknya dengan anak perempuan sepertimu. Dia mencoba membuatmu
menjadi perempuan baik-baik. Memangnya kau tak bisa belajar menyulam
atau sebangsanya?"
"Enak saja. Dia tidak suka padaku, itu intinya, dan aku tak peduli. Dia
menyebut Walter Cunningham sampah, itu yang membuatku marah, Jem,
bu-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kan tentang aku jadi masalah buat Atticus. Kami sudah pernah
meluruskan itu, aku tanya pada Atticus apakah dia menganggapku
masalah dan katanya tidak juga, paling juga masalah yang selalu bisa
dibereskannya, dan aku tidak usah cemas sedikit pun bahwa aku
mengganggunya. Nah, soal Walter anak itu bukan sampah, Jem. Dia bukan
seperti keluarga Ewell."
Jem menendang sepatunya lepas dan mengayunkan kakinya ke tempat
tidur. Dia bersandar pada bantal dan menyalakan lampu baca. "Kau tahu
sesuatu, Scout? Aku sudah mengerti sekarang. Aku banyak memikirkannya
akhir-akhir ini dan aku mengerti sekarang. Ada empat jenis manusia di
dunia. Ada jenis biasa seperti kita dan para tetangga, ada jenis seperti
Cunningham di hutan, jenis seperti Ewell di tempat pembuangan sampah,
dan orang Negro."
"Bagaimana dengan orang Cina, dan orang Ca-jun di Baldwin County
sana?"
"Maksudku di Maycomb County. Masalahnya adalah, jenis manusia seperti
kita tidak suka Cun-nigham, Cunningham tidak suka Ewell, dan Ewell
benci dan memandang rendah orang berkulit hitam."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku bilang, kalau memang begitu, mengapa juri Tom, yang berisi orang
seperti Cunningham, tidak membebaskan Tom untuk membuat Ewell
marah?
Jem mengabaikan pertanyaanku yang dianggapnya kekanak-kanakkan.
"Kau tahu," katanya, "Aku pernah melihat Atticus mengetukkan kaki ketika
mendengar musik biola
di radio, dan dia menyukai kaldu lebih daripada orang lain yang pernah
kulihat"
"Berarti itu membuat kita sama dengan Cunningham," kataku. "Aku tak
mengerti mengapa Bibi"
"Sebentar, aku belum selesai memang kita sama, tetapi kita tetap beda,
entah bagaimana. Atticus pernah bilang, alasan Bibi begitu menonjolkan
keluarga adalah karena yang kita miliki hanyalah latar belakang,
sedangkan keluarga kita tak punya kekayaan sama sekali."
"Entahlah Jem, aku tak tahu Atticus pernah bilang padaku bahwa sebagian
besar urusan Keluarga Tua ini konyol karena keluarga semua orang di sini
sama tuanya dengan keluarga orang lain. Aku tanya, apakah itu termasuk
orang kulit hitam dan Orang Inggris, dan dia bilang ya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Latar belakang bukan berarti Keluarga Tua," kata Jem. "Kurasa itu berarti
seberapa lama keluargamu bisa membaca dan menulis. Scout, aku sudah
mempelajarinya matang-matang dan itu satu-satunya alasan yang terpikir
olehku. Suatu saat ketika keluarga Finch masih di Mesir, salah satu dari
mereka mungkin belajar hieroglif dan dia mengajari anaknya," Jem tertawa.
"Bayangkan Bibi bangga karena buyutnya bisa menulis dan membaca
perempuan memilih hal-hal lucu untuk dibanggakan."
"Yah, aku senang kakek buyut kita bisa baca-tulis, sebab kalau tidak, siapa
yang mengajar Atticus dan saudara-saudaranya, dan kalau Atticus tidak
bisa membaca, kau dan aku pasti bermasalah. Rasanya bukan itu yang
namanya latar belakang,
Jem."
"Jadi, bagaimana kau menjelaskan mengapa keluarga Cunningham
berbeda dengan kita? Mr. Walter hampir tak bisa menuliskan namanya,
aku pernah lihat. Kita hanya sudah mahir menulis dan membaca lebih
lama daripada mereka."
"Tidak, semua orang harus belajar, tak ada yang lahir sudah tahu
membaca. Walter itu sebenarnya pintar, dia hanya kadang-kadang tidak
naik kelas karena dia harus membolos dan membantu ayahnya. Tak ada
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang salah padanya. Tidak, Jem, kukira hanya ada satu jenis manusia.
Manusia."
Jem berbalik dan meninju bantalnya. Waktu dia kembali tenang, mendung
menggantung di wajahnya. Mood-nya mulai turun dan aku jadi waspada.
Alis-nya bertaut; bibirnya membentuk garis tipis. Dia membisu sejenak.
"Pikirku juga begitu," akhirnya dia berkata, "ketika aku seusiamu. Kalau
hanya ada satu jenis manusia, mengapa mereka tidak bisa rukun? Kalau
mereka semua sama, mengapa mereka merepotkan diri untuk saling
membenci? Scout, kurasa aku mulai mengerti sesuatu. Kurasa aku mulai
mengerti mengapa Boo Radley tinggal tertutup di rumah selama ini ... ka-
re-na dia ingin tinggal di dalam."
Dua Puluh Empat
Calpurnia mengenakan celemeknya yang paling kaku. Dia membawa
senampan kue charlotte,
mundur ke pintu ayun dan mendorong perlahan. Aku mengagumi betapa
luwes dan anggunnya dia menangani makanan lezat yang berat itu. Begitu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
pula Bibi Alexandra, kukira, karena dia membolehkan Calpurnia melayani
hari ini.
Kami sudah berada di ujung bulan Agustus, mendekati ambang September.
Dill akan berangkat ke Meridian besok; hari ini dia pergi bersama Jem ke
Pusaran Barker. Jem takjub bercampur marah saat mendapati tak ada
seorang pun yang pernah mau berepot-repot mengajari Dill berenang,
keterampilan yang dianggap Jem sepenting berjalan. Mereka melewatkan
dua sore di sungai; karena mereka bilang akan berenang telanjang dan aku
tak boleh ikut jadi aku membagi saat-saat sepiku di antara Calpurnia dan
Miss Maudie.
Hari ini Bibi Alexandr dan kalangan misionarisnya sedang bertengkar
hebat di setiap sudut rumah. Dari dapur, aku mendengar Mrs. Grace
Merri-weather memberi laporan di ruang duduk tentang kehidupan
kumuh suku Mrunas, setidaknya begitu-
lah kedengarannya. Mereka menempatkan kaum perempuan di gubuk
ketika waktunya tiba, apa pun artinya itu; mereka tak memiliki nilai
kekeluargaan aku tahu itu membuat bibi stres mereka mengharuskan
anak-anak menjalani ujian yang mengerikan ketika mereka berusia tiga
belas tahun; mereka merangkak bersama penyakit puru dan ulat buah,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mereka mengunyah dan meludahkan kulit pohon ke belanga umum lalu
mabuk-mabukan dengan meminumnya.
Segera setelah itu, wanita-wanita terhormat itu berhenti mengobrol untuk
menikmati penganan.
Aku tak tahu sebaiknya aku masuk ke ruang makan atau tetap di luar. Bibi
Alexandra menyuruhku bergabung dengan mereka saat menikmati
penganan; tidak perlu menghadiri bagian bisnis pertemuan, katanya aku
pasti bosan. Aku mengenakan baju Hari Minggu merah muda, sepatu, dan
rok dalam, dan berpikir bahwa jika aku menumpahkan sesuatu, Calpurnia
harus mencuci bajuku lagi untuk besok. Ini hari yang sibuk untuknya. Aku
memutuskan untuk tidak masuk.
"Boleh kubantu, Cal?" tanyaku, ingin menolong. Calpurnia berhenti di
ambang pintu. "Diamlah seperti tikus di pojok itu," katanya, "dan kau boleh
membantuku mengisi nampan kalau aku kembali."
Dengung lembut suara perempuan mengeras ketika dia membuka pintu,
"Wah, Alexandra, aku belum pernah melihat kue charlotte seperti itu ...
bagus sekali ... aku tak bisa membuat kulitnya seperti ini, tak pernah bisa ...
siapa yang menyangka
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tart dewberry kecil ... Calpurnia? ... siapa sangka ... ada yang sudah cerita
bahwa istri pendeta ... tidak, eh iya, dan yang satu lagi belum berjalan ..."
Keributan itu menyurut, dan aku tahu mereka semua sudah dilayani.
Calpurnia kembali dan meletakkan poci perak berat ibuku pada nampan.
"Poci kopi ini benda langka," gumamnya, "sudah tak dibuat lagi sekarang
ini."
"Boleh aku membawanya masuk?" "Asal kau berhati-hati dan tidak
menjatuhkannya. Letakkan di ujung meja dekat Miss Alexandra. Di sana
dekat cangkir dan yang lain. Dia yang akan menuangkan."
Aku mencoba mendorong pintu dengan pantat seperti yang dilakukan
Calpurnia, tetapi pintunya tidak bergerak. Dengan menyeringai, Calpurnia
membukakannya untukku. "Hati-hati, ya, berat. Jangan Dillhat, biar tidak
tumpah."
Perjalananku berhasil: Bibi Alexandra tersenyum cerah. "Tinggallah
bersama kami, Jean Louise," katanya. Ini bagian dari kampanyenya untuk
mengajariku menjadi perempuan terhormat.
Sudah lumrah bahwa setiap nyonya rumah kalangan tersebut mengundang
tetangganya untuk menikmati penganan, baik mereka penganut Baptis
atau Presbiterian, yang menjelaskan kehadiran Miss Rachel (tidak mabuk),
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Miss Maudie, dan Miss Stephanie Crawford. Agak gugup, aku duduk di
sebelah Miss Maudie dan bertanya-tanya mengapa kaum perempuan
mengenakan topi hanya untuk pergi ke rumah seberang. Sekelompok
perempuan selalu
memberiku ketakutan samar dan hasrat kuat untuk berada di tempat lain,
tetapi perasaan ini adalah yang disebut Bibi Alexandra sebagai "manja".
Perempuan-perempuan ini tidak tampak kepanasan dalam balutan kain
tipis bercorak pastel: sebagian besar berbedak tebal tetapi tidak memakai
pemerah pipi; satu-satunya lipstik yang dikenakan di ruangan adalah
Tangee Natural. Cutex Natural berkilauan di kuku jari, tetapi perempuan-
perempuan yang lebih muda mengenakan Rose. Mereka menguarkan
aroma wangi seperti surga. Aku duduk diam, setelah menaklukkan
tanganku dengan cara memegang lengan kursi erat-erat, dan menunggu
seseorang berbicara padaku.
Gigi palsu emas Miss Maudie berkelip. "Pakai-anmu bagus sekali, Miss Jean
Louise," katanya. "Di mana celanamu hari ini?" "Di bawah baju saya."
Aku tidak berniat melucu, tetapi mereka tertawa. Pipiku memanas ketika
aku menyadari kesalahanku, tetapi Miss Maudie memandangku dengan
serius. Dia tak pernah menertawakanku kecuali aku memang melucu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dalam keheningan tiba-tiba yang mengikuti, Miss Stephanie Crawford
berseru dari seberang ruangan, "Cita-citamu apa, Jean Louise? Pengacara?"
"Tidak, Ma'am, saya belum memikirkannya ..." jawabku, bersyukur bahwa
Miss Stephanie cukup baik hati untuk mengubah topik. Segera aku mulai
memilih pekerjaan yang kuinginkan. Perawat? Penerbang? "Ng
"Wah, kusangka kamu ingin menjadi pengacara, kamu sudah mulai
menghadiri pengadilan."
Mereka tertawa lagi. "Stephanie itu kocak," kata seseorang. Miss Stephanie
tersemangati untuk meneruskan topik itu, "Kamu tak ingin menjadi
pengacara?"
Tangan Miss Maudie menyentuh tanganku dan aku menjawab ringan,
"Tidak, Ma'am, saya ingin jadi wanita terhormat saja."
Miss Stephanie memandangku curiga, memutuskan aku tidak berniat
kurang ajar, dan memuaskan diri dengan, "Hm, kamu tak akan berhasil
sampai kamu mulai lebih sering mengenakan rok."
Tangan Miss Maudie menggenggam tanganku erat, dan aku tak berkata
apa-apa. Kehangatannya sudah cukup.
Mrs. Grace Merriweather duduk di sebelah kiriku, dan aku merasa akan
sopan kalau berbicara dengannya. Mr. Merriweather, seorang Metodis taat
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang berada di bawah tekanan, rupanya tak melihat adanya kesan pribadi
dalam menyanyikan, "Anugrah (grace) yang menakjubkan, betapa indah
kedengarannya, yang menyelamatkan sampah sepertiku ..." Namun,
menurut pendapat umum Maycomb, Mrs. Merriweather telah
menyembuhkannya dari kebiasaan mabuk-mabukan dan menjadikannya
warga yang cukup berguna. Karenanya, pastilah Mrs. Merriweather adalah
perempuan paling taat di Maycomb. Aku mencari topik yang menarik
baginya. "Apa yang kalian pelajari sore ini?" tanyaku.
"Oh, Nak, suku Mrunas yang malang," katanya,
dan langsung diam. Perlu sedikit pertanyaan lanjutan.
Mata cokelat besar Mrs. Merriweather selalu berlinang air mata ketika dia
memikirkan kaum tertindas. "Tinggal di rimba tanpa siapa-siapa kecuali J.
Grimes Everett," katanya. "Tak ada orang berkulit putih yang mau
mendekati mereka kecuali J. Grimes Everett yang suci."
Mrs. Merriweather memainkan suaranya seperti organ: setiap kata yang
diucapkannya menerima ketukan penuh: "Kemiskinan ... kegelapan ...
imora-litas tak ada yang tahu selain J. Grimes Everett. Kamu tahu, ketika
gereja menunjukku untuk melakukan perjalanan ke tanah perkemahan itu,
J. Grimes Everett berkata padaku"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dia ada di sana, Ma'am? Saya sangka"
"Pulang berlibur. J. Grimes Everett berkata padaku, katanya 'Mrs.
Merriweather kamu tak punya bayangan, tak punya bayangan, apa yang
kita lawan di sana.' Itu yang dikatakannya kepadaku."
"Ya, Ma'am."
"Kukatakan padanya, 'Mr. Everett,' kataku, 'kaum perempuan di Gereja
Episcopal Metodis Maycomb Alabama Bagian Selatan mendukung Anda
seratus persen.' Itu yang kukatakan kepadanya. Dan kamu tahu, pada saat
itu dan di situ juga aku bersumpah dalam hatiku. Aku berkata pada diri
sendiri, kalau aku pulang, aku akan memberi ceramah tentang suku
Mrunas dan membawa pesan J. Grimes Everett kepada Maycomb, dan
itulah yang kulakukan."
"Ya, Ma'am." Ketika Mrs. Merriweather menggeleng, ikal hitamnya
bergoyang. "Jean Louise," katanya, "kamu gadis beruntung. Kamu tinggal di
rumah Kristiani bersama orang Kristen dan di kota Kristen. Di sana di
tanah J. Grimes Everette, tak ada apa-apa kecuali dosa dan kekumuhan."
"Ya, Ma'am."
"Dosa dan kekumuhan apa tadi Gertrude?" Mrs. Merriweather
mengalihkan perhatiannya kepada perempuan yang duduk di sampingnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Oh, itu. Aku selalu bilang, maafkan dan lupakan, maafkan dan lupakan.
Yang harus dilakukan gereja adalah membantunya menjalani hidup
Kristiani bagi anak-anak itu sejak sekarang. Mestinya ada di antara kaum
lelaki yang ke sana dan memberi tahu pendeta itu untuk
menyemangatinya."
"Maaf, Mrs. Merriweather," aku menyela, "kalian membicarakan Mayella
Ewell?"
"May? Bukan, Nak. Istri orang kulit gelap itu. Istri Tom, Tom"
"Robinson, Ma'am." Mrs. Merriweather berpalin kembali ke tetangganya.
"Ada satu hal yang benar-benar kuyakini, Gertrude," dia melanjutkan,
"tetapi, ada orang yang tak melihatnya dengan caraku. Kalau kita memberi
tahu mereka bahwa kita memaafkan mereka, bahwa kita sudah
melupakannya, maka seluruh hal ini akan berlalu."
"Ah Mrs. Merriweather," aku menyela sekali lagi, "apa yang akan berlalu?"
Sekali lagi dia berpaling kepadaku. Mrs. Merriweather termasuk orang
dewasa tanpa anak yang merasa perlu memakai nada suara yang berbeda
saat berbicara dengan anak-anak. "Tak ada apa-apa, Jean Louise," katanya,
dengan perlahan dan agung, "para tukang masak dan pekerja ladang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
hanya merasa tidak puas, tetapi mereka sudah tenang sekarang mereka
menggerutu sepanjang hari setelah pengadilan itu."
Mrs. Merriweather berpaling kepada Mrs. Farrow, "Gertrude, kubilang tak
ada yang lebih memecah perhatian daripada orang kulit hitam yang
merajuk. Mulut mereka turun sampai ke sini. Mengacaukan harimu kalau
ada yang melakukannya di dapurmu. Kau tahu apa yang kukatakan
kepada So-phy-ku, Gertrude? Kataku, 'Sophy,' kataku, 'kamu benar-benar
tidak bersikap Kristiani hari ini. Yesus Kristus tak pernah menggerutu dan
mengeluh.' Dan tahu tidak, itu bermanfaat baginya. Dia mengangkat
pandangannya dari lantai dan berkata, "Tidak, Mrs. Merriweather, Yesus
tak pernah menggerutu.' Kuberi tahu ya, Gertrude, jangan pernah kau
melepaskan kesempatan bersaksi untuk Tuhan."
Aku teringat organ kecil kuno di gereja di Finch's Landing. Waktu aku
masih kecil sekali, dan aku bersikap baik seharian, Atticus mengizinkanku
memompa puputannya sementara dia memainkan lagu dengan satu jari.
Nada terakhir akan tetap terdengar selama masih ada udara yang
menahannya. Mrs. Merriweather sudah kehabisan udara, kukira, dan
sedang memulihkan pasokannya ketika Mrs.
Farrow menyiapkan dirinya untuk bicara.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mrs. Farrow adalah wanita yang berperawakan mengagumkan dengan
mata pucat dan kaki kecil. Rambutnya baru dikeriting sehingga
menampakkan ikal-ikal kecil ketat kelabu. Dia adalah perempuan kedua
paling taat di Maycomb. Dia memiliki kebiasaan aneh mengawali segala
sesuatu yang dikatakannya dengan suara mendesis lirih.
"Sss Grace," ujarnya, "itu mirip dengan yang kubilang kepada Saudara
Hutson tempo hari. 'Sss Saudara Hutson,' kataku, 'sepertinya kita
bertempur di pihak yang akan kalah, kita akan kalah.' Kataku, 'Sss tak ada
bedanya bagi mereka sedikit pun. Kita bisa mendidik mereka sampai
jengkel, kita bisa mencoba sampai roboh mengkristenkan mereka, tetapi tak
ada perempuan yang aman dalam tempat tidurnya akhir-akhir ini.' Dia
berkata padaku, "Mrs. Farrow, aku tak tahu akan jadi apa masyarakat kita
di sini.' Sss Aku bilang padanya, memang demikian kenyataannya."
Mrs. Merriweather mengangguk dengan bijak. Suaranya membubung di
atas denting cangkir kopi dan suara kecapan lembut dari para perempuan
yang sedang mengunyah hidangan lezat. "Gertrude," katanya, "aku bilang,
yah, ada juga orang yang baik tapi tersesat di kota ini. Baik, tapi tersesat.
Orang-orang di kota ini yang menyangka mereka berbuat benar, kataku.
Nah, jangan sampai keluar dari mulutku siapa orangnya, tetapi sebagian
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
orang di kota ini menyangka mereka berbuat baik baru-baru ini, padahal
yang mereka lakukan hanya-
lah menggemparkan kota. Hanya itu yang mereka lakukan. Mungkin
kelihatan seperti tindakan yang benar pada saat itu, aku tak tahu pasti, aku
tidak memahami bidang itu, tetapi kemuraman ... ketidakpuasan ... kuberi
tahu saja, kalau Sophy-ku mempertahankan sikapnya sehari lagi, aku pasti
memecatnya. Tak pernah terpikir dalam otaknya itu bahwa satu-satunya
alasan aku mempekerjakannya adalah karena sekarang ini masa depresi
dan dia memerlukan upahnya yang sedolar seperempat setiap minggu."
"Makanannya bukan tongkat yang digelontor-kan, bukan?"
Miss Maudie yang bicara. Dua garis kencang muncul di sudut mulutnya.
Sedari tadi dia duduk diam di sampingku, cangkir kopinya seimbang di
atas satu lutut. Aku sudah lama ketinggalan jalinan percakapan, ketika
mereka berhenti membicarakan istri Tom Robinson, dan menyibukkan diri
memikirkan Finch's Landing dan sungai. Pemahaman Bibi Alexandra
terbalik: bagian bisnis pertemuan itu membekukan darah, jam sosialnya
mengerikan.
"Maudie, aku yakin aku tak tahu apa maksudmu," kata Mrs. Merriweather.
"Aku yakin kamu tahu," kata Miss Maudie pendek.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dia tak berkata apa-apa lagi. Kalau Miss Maudie marah, kata-katanya
ketus dan sedingin es. Sesuatu telah membuatnya sangat marah, dan mata
kelabunya sedingin suaranya. Mrs. Merriweather memerah, melirik
kepadaku, dan membuang muka.
Aku tidak bisa melihat Mrs. Farrow.
Bibi Alexandra bangkit dari meja dan segera mengedarkan penganan,
dengan rapi menarik Mrs. Merriweather dan Mrs. Gates dalam percakapan
cepat. Ketika dia sudah membuat mereka asyik mengobrol dengan Mrs.
Perkins, Bibi Alexandra melangkah mundur. Dia memberi Miss Maudie
pandangan terima kasih, dan aku terheran-heran tentang dunia wanita.
Miss Maudie dan Bibi Alexandra tak pernah benar-benar dekat, dan
sekarang Bibi mengucapkan terima kasih diam-diam kepada Miss Maudie
untuk sesuatu. Untuk apa, aku tak tahu. Aku cukup puas mengetahui
bahwa bisa saja Bibi Alexandra diserang cukup hebat sehingga dia
berterima kasih untuk bantuan yang diterimanya. Tak ragu lagi, aku harus
segera memasuki dunia ini, di mana pada permukaannya perempuan-
perempuan wangi berayun perlahan, mengipas gemulai, dan meminum air
dingin.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tetapi, aku lebih betah di dunia ayahku. Orang-orang seperti Mr. Heck Tate
tidak memerangkap dengan pertanyaan lugu untuk mengejek; bahkan Jem
tidak sangat kritis kecuali kita mengatakan sesuatu yang bodoh. Kaum
perempuan tampaknya hidup dengan sedikit menyimpan rasa takut pada
kaum lelaki, tampak enggan untuk menyetujui mereka sepenuh hati.
Tetapi, aku menyukai kaum lelaki. Ada sesuatu pada diri mereka, sebanyak
apa pun mereka menyumpah dan minum dan berjudi dan mengunyah
tembakau; seberapa pun tak menyenangkannya mereka, ada sesuatu
tentang mereka yang kusukai secara naluriah ... mereka tidak "Mu-
nafik, Mrs. Perkins, munafik sejak lahir," Mrs. Merriweather berkata.
"Setidaknya kita tak menanggung dosa itu di sini. Orang di utara
membebaskan budak, tetapi tidak pernah terlihat mereka duduk semeja
dengan para bekas budak. Setidaknya kita tak menipu dan berkata pada
para budak, ya kalian sama baiknya dengan kami tetapi jangan dekat-
dekat. Di selatan sini kita hanya berkata, kalian hidup dengan cara kalian
dan kami hidup dengan cara kami. Kurasa perempuan itu, Mrs. Roosevelt,
sudah kehilangan akal benar-benar kehilangan akal, datang ke
Birmingham dan mencoba duduk bersama mereka. Andaikan aku
Walikota Birmingham, aku tentu" Yah, kami berdua bukan Walikota
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Birmingham, tetapi aku ingin menjadi Gubernur Alabama kelak: aku akan
membebaskan Tom Robinson begitu cepat sehingga Masyarakat Misionaris
tak akan punya waktu untuk mengatur napas. Calpurnia sedang berbicara
dengan tukang masak Miss Rachel tempo hari tentang betapa sulitnya Tom
menerima keadaan dan dia tidak berhenti berbicara sewaktu aku masuk ke
dapur. Katanya, tak ada yang bisa dilakukan Atticus untuk membuat
penjara lebih mudah untuknya, bahwa hal terakhir yang dikatakannya
kepada Atticus sebelum mereka membawanya ke penjara adalah, "Selamat
tinggal, Mr. Finch, tak ada yang bisa Anda lakukan sekarang, jadi tak ada
gunanya mencoba." Kata Calpurnia, Atticus memberi tahunya, bahwa pada
hari mereka membawa Tom ke penjara, Tom sudah putus asa. Kata
Calpurnia, Atticus mencoba menjelaskan keadaan pada Tom,
dan bahwa dia harus benar-benar berusaha tidak kehilangan harapan
karena Atticus benar-benar mencoba membebaskannya. Tukang masak
Miss Rachel bertanya kepada Calpurnia mengapa Atticus tidak bilang saja
ya kamu akan bebas, dan berhenti di situ sepertinya itu akan menghibur
Tom. Calpurnia berkata, "Karena kau tidak tahu hukum. Hal pertama yang
kaupelajari kalau berada dalam keluarga hukum adalah bahwa tak ada
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
jawaban pasti untuk apa pun. Mr. Finch tak bisa berkata begitu kalau dia
tidak yakin keadaannya memang begitu."
Pintu depan membanting dan kudengar langkah Atticus di ruang tamu.
Secara otomatis aku bertanya-tanya pukul berapa sekarang. Belum
waktunya dia pulang, dan pada hari-hari Masyarakat Misionaris
berkumpul, dia biasa berada di kota hingga hari gelap.
Dia berhenti di ambang pintu. Topinya di tangan, dan wajahnya pucat.
"Permisi, Ibu-ibu," katanya. "Silakan dilanjutkan pertemuannya, jangan
sampai saya mengganggu. Alexandra, bisakah kau ikut denganku ke dapur
sebentar? Aku ingin meminjam Calpurnia beberapa lama."
Dia tidak melewati ruang makan, tetapi kembali ke ruang tamu dan masuk
ke dapur dari pintu belakang. Aku dan Bibi Alexandra menemuinya. Pintu
ruang makan terbuka lagi dan Miss Maudie bergabung dengan kami.
Calpurnia sudah setengah bangkit dari kursinya.
"Cal," kata Atticus, "Aku ingin kau ikut bersa-
maku ke rumah Helen Robinson"
"Ada masalah apa?" tanya Bibi Alexandra, waspada melihat wajah ayahku.
"Tom meninggal." Bibi Alexandra meletakkan tangan ke mulutnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Dia ditembak," kata Atticus. "Dia hendak kabur. Sewaktu jadwal olahraga.
Kata mereka, dia tiba-tiba berlari lintang pukang ke pagar dan mulai
memanjatnya. Tepat di depan mereka"
"Apakah mereka tidak mencoba mencegahnya? Tidakkah mereka memberi
peringatan?" suara Bibi Alexandra gemetar.
"Ya, penjaga berteriak agar dia berhenti. Mereka menembakkan beberapa
kali ke udara, lalu mereka pun menembaknya. Mereka mengenainya tepat
ketika dia melewati pagar. Kata mereka, andai dia punya dua tangan yang
normal, dia sudah berhasil, gerakannya demikian cepat. Tujuh belas lubang
peluru di tubuhnya. Mereka tidak perlu menembaknya sebanyak itu. Cal,
aku ingin kau ikut bersamaku dan bantu aku memberi tahu Helen."
"Ya, Sir," gumamnya, menggerapai celemeknya. Miss Maudie menghampiri
Calpurnia dan melepaskan ikatannya.
"Ini harus jadi yang terakhir, Atticus," kata Bibi Alexandra.
"Tergantung caramu melihatnya," kata Atticus. "Apa artinya seorang Negro,
kurang-lebih, di antara dua ratus narapidana? Dia bukan Tom bagi
mereka, dia narapidana yang hendak kabur."
Atticus bersandar pada lemari es, menaikkan kacamata, dan menggosok
mata. "Kita punya kesempatan baik," katanya. "Aku menceritakan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
pikiranku, tetapi aku tak bisa dengan jujur mengatakan bahwa kita
memiliki lebih dari kesempatan baik. Kukira Tom sudah lelah menghadapi
kesempatan yang diberikan orang kulit putih dan lebih suka mengambil
kesempatan sendiri. Siap, Cal?"
"Siap, Mr. Finch."
"Kalau begitu, ayo." Bibi Alexandra duduk di kursi Calpurnia dan
membenamkan wajah dalam tangan. Dia duduk diam, begitu diam hingga
aku khawatir dia jatuh pingsan. Kudengar Miss Maudie bernapas seolah-
olah dia baru menaiki tangga, dan di ruang makan para wanita mengobrol
dengan gembira.
Kusangka Bibi Alexandra sedang menangis, tetapi ketika dia melepaskan
tangan dari wajahnya, dia tidak menangis. Dia tampak lelah. Dia berbicara,
dan suaranya datar.
"Aku tak bisa bilang aku menyetujui segala yang dilakukannya, Maudie,
tetapi dia kakakku, dan aku hanya ingin tahu kapan ini akan berakhir."
Suaranya meninggi, "Ini mengoyak dirinya. Dia tidak banyak
menunjukkannya, tetapi ini mengoyak-ngoyak-nya. Aku pernah melihatnya
ketika apa lagi yang mereka inginkan darinya, Maudie, apa lagi?"
"Apa yang diinginkan siapa, Alexandra? Miss Maudie bertanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Maksudku warga kota ini. Mereka mau saja membiarkan dia melakukan
apa yang mereka terlalu
takut untuk lakukan sendiri mereka takut rugi. Mereka mau saja
membiarkan dia merusak kesehatannya untuk melakukan apa yang
mereka takut lakukan, mereka"
"Jangan keras-keras, nanti terdengar," kata Miss Maudie. "Pernahkah kau
memikirkannya begini, Alexandra? Baik Maycomb tahu atau tidak, kami
memberikan penghargaan tertinggi yang bisa kami berikan kepada
seseorang. Kami percaya dia akan bertindak benar. Sesederhana itu."
"Siapa?" Bibi Alexandra tak pernah tahu bahwa sikapnya mirip dengan
keponakannya yang berusia dua belas tahun.
"Segelintir orang di kota ini yang berkata bahwa keadilan tidak ditandai
dengan Hanya Untuk Kulit Putih; segelintir orang yang berkata bahwa
pengadilan yang adil adalah untuk semua, bukan untuk kita saja; segelintir
orang yang punya cukup kerendahan hati untuk berpikir, ketika mereka
melihat seorang Negro, aku hadir hanya berkat kebaikan Tuhan."
Ketegasan lama Miss Maudie kembali, "Segelintir orang di kota ini yang
punya latar belakang, itulah mereka."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Andai aku lebih memerhatikan, aku sudah punya sekeping informasi lagi
untuk menambah definisi Jem tentang latar belakang, tetapi kudapati
diriku gemetar dan tidak bisa berhenti. Aku sudah pernah melihat Penjara
Enfield, dan Atticus pernah menunjukkan lapangan olahraganya
kepadaku. Ukurannya sebesar lapangan football.
"Jangan gemetar," perintah Miss Maudie, dan
aku berhenti. "Bangun, Alexandra, kita sudah cukup lama meninggalkan
mereka."
Bibi Alexandra bangkit dan merapikan beberapa kerutan rusuk korset
pada pinggulnya. Dia mengambil saputangan dari ikat pinggang dan
menyeka hidungnya. Dia merapikan rambut dan berkata, "Apakah
kelihatan?"
"Tidak sedikit pun," kata Miss Maudie. "Kau sudah tenang, Jean Louise?"
"Ya, Ma'am."
"Mari kita bergabung dengan mereka," katanya suram.
Suara mereka seketika terdengar ketika Miss Maudie membuka pintu ke
ruang makan. Bibi Alexandra di depanku, dan aku melihat kepalanya
mendongak ketika dia melewati pintu.
"Oh, Mrs. Perkins," katanya, "Anda perlu kopi lagi. Biar kuambilkan."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Calpurnia sedang ada urusan sebentar, Grace," kata Miss Maudie. "Coba
kuberikan beberapa potong lagi tart dewberry ini. Kamu dengar apa yang
dilakukan sepupuku tempo hari, yang suka memancing itu?
Demikianlah mereka melanjutkan acara itu, menyusuri barisan wanita
tertawa, mengitari ruang makan, mengisi cangkir kopi, menawarkan kue,
seolah-olah satu-satunya yang harus disesali adalah musibah rumah
tangga sementara karena kehilangan Calpurnia.
Senandung lembut dimulai lagi: "Ya, tentu saja, Mrs. Perkins, J. Grimes
Everett itu santo mar-
tir, dia ... perlu menikah jadi mereka kabur ... ke salon setiap Sabtu sore ...
begitu matahari terbenam. Dia tidur bersama ... ayam, sekerat penuh ayam
sakit, kata Fred itulah yang memulai, kata Fred ..."
Bibi Alexandra memandang ke seberang ruangan padaku dan tersenyum.
Dia memandang nampan kue di meja dan mengangguk padanya. Dengan
hati-hati, kuangkat nampan itu dan melihat diriku berjalan ke Mrs.
Merriweather. Dengan tata krama terbaik di depan tamu, aku bertanya
apakah dia mau sepotong. Lagi pula, jika Bibi bisa menjadi wanita
terhormat pada saat seperti ini, aku juga bisa.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dua Puluh Lima
Jangan lakukan itu, Scout. Letakkan di tangga belakang." "Jem, kau sudah
gila apa?" "Kubilang, taruh di tangga belakang." Sambil menghela napas,
aku meraup makhluk kecil itu, meletakkannya di titian terbawah, dan
kembali ke tempat tidurku. September sudah tiba, tetapi tak ada jejak cuaca
dingin yang datang bersamanya, dan kami masih tidur di teras belakang
yang berkawat. Kunang-kunang masih sering terlihat, serangga malam dan
serangga bersayap yang menabrak kawat sepanjang musim panas belum
pergi ke tempat mereka bersembunyi ketika musim gugur tiba.
Tadi seekor luing menemukan jalan masuk ke rumah: aku menduga,
pengacau kecil ini merayap naik tangga, dan melewati kolong pintu. Aku
sedang meletakkan bukuku di lantai samping tempat tidurku ketika
melihatnya. Makhluk ini tidak lebih dari seinci panjangnya, dan ketika
disentuh, dia menggulung diri menjadi bola abu-abu yang erat.
Aku berbaring menelungkup, menjulurkan tangan ke bawah, dan
menyodoknya. Ia bergelung.
Lalu, karena merasa aman, barangkali, ia perlahan meluruskan tubuhnya.
Ia berjalan beberapa inci dengan seratus kakinya dan aku menyentuhnya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
lagi. Ia bergelung lagi. Merasa mengantuk, aku memutuskan
menghabisinya. Tanganku tadi hendak melumatnya ketika Jem berbicara.
Jem merengut. Barangkali ini bagian dari tahapan yang sedang dijalaninya,
dan aku berharap dia cepat-cepat melewati tahap itu. Dia memang tak
pernah jahat pada hewan, tetapi aku tak pernah tahu kebaikannya meliputi
dunia serangga juga.
"Kenapa aku tidak boleh melumatkannya?" tanyaku.
"Karena mereka tidak mengganggumu," jawab Jem dalam kegelapan. Dia
telah mematikan lampu bacanya.
"Rupanya kau sekarang sedang pada tahap anti membunuh lalat dan
nyamuk," kataku. "Beri tahu aku kalau kau sudah berubah pikiran. Tapi
kuberi tahu satu hal, aku tak mau cuma duduk-duduk dan membiarkan
tungau menggigitku."
"Ah, diamlah," jawabnya mengantuk. Jem yang makin lama makin seperti
perempuan setiap hari, bukan aku. Merasa nyaman, aku berbaring
telentang dan menunggu tertidur, dan sementara menunggu aku
memikirkan Dill. Dia telah meninggalkan kami pada tanggal satu bulan ini
dengan keyakinan teguh bahwa dia akan kembali begitu sekolah bubar
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menurutnya, orangtuanya sudah mengerti bahwa dia senang melewatkan
musim panas di Maycomb. Miss Rachel mengajak kami naik
taksi ke Maycomb Junction, dan Dill melambai kepada kami dari jendela
kereta api sampai dia tak terlihat. Tetapi, dia tetap dekat di hatiku; aku
merindukannya. Dua hari terakhir saat dia bersama kami, Jem
mengajarinya berenang. Aku tak bisa tidur mengingat apa yang dikatakan
Dill kepadaku.
Pusaran Barker berada di ujung jalan tanah yang merupakan cabang dari
jalan raya Meridian, sekitar satu mil dari kota. Untuk menuju ke sana, cara
yang mudah adalah dengan menumpang dari jalan raya pada gerobak
kapas atau pada pengendara mobil yang lewat. Jalan ke sungai itu pendek
dan mudah dilalui, tetapi memikirkan berjalan pulang sampai ke rumah
pada waktu senja, ketika lalu lintas sepi, bisa melelahkan, dan para
perenang berhati-hati agar tidak tinggal hingga terlalu larut di sana.
Menurut Dill, dia dan Jem baru tiba ke jalan raya ketika melihat Atticus
mengemudi ke arah mereka. Dia sepertinya tak melihat mereka, jadi
mereka berdua melambai. Atticus akhirnya melambat; ketika mereka
mengejarnya dia berkata, "Sebaiknya kalian mencari tumpangan pulang.
Aku belum akan pulang sekarang." Calpurnia berada di kursi di belakang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jem protes, lalu memohon, dan Atticus berkata, "Baiklah, kalian boleh ikut
asalkan kalian tetap tinggal di mobil."
Dalam perjalanan ke rumah Tom Robinson, Atticus memberi tahu mereka
apa yang terjadi.
Mereka belok dari jalan raya, melaju lambat
melewati tempat pembuangan sampah dan melewati rumah Ewell,
menyusuri jalan sempit ke kabin-kabin Negro. Kata Dill, sekumpulan anak
kulit hitam sedang bermain kelereng di halaman depan Tom. Atticus
memarkir mobil dan keluar. Calpurnia mengikutinya melalui gerbang
depan.
Dill mendengarnya bertanya kepada salah seorang anak, "Di mana ibumu,
Sam?" dan mendengar Sam berkata, "Dia di rumah Sis Stevens, Mr. Finch.
Mau kupanggilkan?"
Kata Dill, Atticus tampak ragu-ragu, lalu berkata ya, dan Sam berlari-lari
pergi. "Bermainlah lagi, anak-anak," kata Atticus kepada mereka.
Seorang gadis kecil menghampiri pintu kabin dan berdiri memandangi
Atticus. Kata Dill, rambutnya seperti gumpalan ekor kuda yang kecil dan
kaku, setiap helainya berujung pita cerah. Dia tersenyum lebar dan berjalan
mendekati ayah kami, tetapi dia terlalu kecil untuk menuruni tangga. Kata
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dill, Atticus menghampirinya, mencopot topinya, dan menawarkan jarinya.
Anak itu menyambarnya dan dia menolongnya menuruni tangga. Lalu, dia
menyerahkan gadis itu ke Calpurnia.
Sam berlari-lari kecil di belakang ibunya ketika mereka muncul. Kata Dill,
Helen berkata, "Sore, Mr. Finch, silakan duduk." Tetapi, dia tidak
mengatakan apa-apa lagi. Atticus juga tidak berkata-kata.
"Scout," kata Dill, "dia langsung roboh ke tanah. Langsung roboh ke tanah,
bagai ada raksasa berkaki besar lewat dan menginjaknya. Langsung brek"
kaki gemuk Dill menghantam tanah. "Seperti
kalau kau menginjak semut."
Kata Dill, Calpurnia dan Atticus memberdirikan Helen dan setengah
menggendong, setengah membimbingnya ke kabin. Mereka lama tinggal di
dalam dan Atticus keluar sendirian. Ketika mereka mengemudi kembali
melewati tempat pembuangan sampah, sebagian anggota keluarga Ewell
berteriak-teriak kepada mereka, tetapi Dill tidak menangkap kata-katanya.
Maycomb tertarik pada berita kematian Tom selama mungkin dua hari;
dua hari cukup untuk tersebarnya informasi itu ke seluruh county. "Kamu
sudah dengar tentang? ... Belum? Katanya, larinya cepat sekali,
mengalahkan kilat Bagi Maycomb, kematian Tom itu sesuai dengan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
perkiraan. Tipikal seorang negro untuk lari sesegera mungkin. Tipikal
mentalitas negro yang tak punya rencana, tak memikirkan masa depan,
hanya lari tunggang langgang pada kesempatan pertama yang Dillhatnya.
Lucunya, Atticus Finch mungkin bisa membebaskannya tetapi apa dia mau
menunggu? Tidak. Kamu tahu mereka seperti apa. Mudah datang, mudah
pergi. Jelas kan, bahwa Robinson sudah menikah, mereka bilang dia bersih,
ke gereja dan sebagainya, tetapi pada dasarnya, kedoknya sangat mudah
terbuka. Sifat nigger selalu muncul dalam diri mereka.
Ditambahi beberapa detail lagi, memungkinkan setiap pendengar
mengulangi versinya ke orang lain, lalu tak ada lagi yang dibicarakan
sampai Maycomb Tribune muncul hari Kamis berikutnya. Ada obituari
singkat dalam Berita Kulit Hitam, tetapi
juga ada editorial.
Mr. B.B. Underwood sedang getir-getirnya, dan dia tak peduli siapa yang
membatalkan iklan dan langganan. (Tetapi, cara main Maycomb tidak
seperti itu: Mr. Underwood bisa berteriak sampai berkeringat dan menulis
apa pun yang dia mau, dia masih mendapatkan iklan dan langganan. Jika
dia ingin memperbodoh diri di korannya, itu urusannya.) Mr. Underwood
tidak membicarakan timpangnya keadilan, dia menulis supaya anak-anak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bisa mengerti. Mr. Underwood hanya menyimpulkan bahwa membunuh
orang cacat itu dosa, baik mereka sedang berdiri, duduk, atau melarikan
diri. Dia mengumpamakan kematian Tom sebagai pembantaian tanpa arti
atas burung penyanyi oleh pemburu dan anak-anak, dan Maycomb
berpikir dia mencoba menulis editorial yang cukup puitis untuk dicetak
ulang dalam Montgomery Advertiser.
Bagaimana bisa begini, aku bertanya-tanya, saat aku membaca editorial
Mr. Underwood. Pembunuhan tanpa artiTom telah diproses sesuai dengan
hukum yang berlaku hingga hari kematiannya; dia telah diaDill secara
terbuka dan divonis oleh dua belas orang lelaki yang baik dan benar;
ayahku telah memperjuangkannya habis-habisan. Lalu, maksud Mr.
Underwood menjadi jelas: Atticus telah menggunakan setiap alat yang
tersedia bagi orang merdeka untuk menyelamatkan Tom Robinson, tetapi
di pengadilan tersembunyi dalam hati manusia, Atticus tak punya kasus.
Tom adalah orang mati begitu Mayella Ewell membuka mulutnya dan men-
jerit.
Nama Ewell memberiku perasaan mual. Maycomb segera mendengar
pandangan Mr. Ewell tentang kematian Tom dan meneruskannya melalui
saluran utama gosip, yaitu Miss Stephanie Crawford. Miss Stephanie
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
memberi tahu Bibi Alexandra di depan Jem ("Ah, dia cukup besar untuk
mendengar,") bahwa Mr. Ewell berkata satu sudah tumbang dan masih ada
dua lagi. Kata Jem padaku, jangan takut, Mr. Ewell cuma omong besar. Jem
juga berkata padaku bahwa kalau aku sampai membocorkannya kepada
Atticus, jika dalam cara apa pun aku memberi tahu Atticus bahwa aku
tahu, Jem tak akan pernah bicara denganku lagi.
Dua Puluh Enam
Sekolah dimulai, demikian pula perjalanan harian kami melewati Radley
Place. Jem kelas tujuh dan bersekolah ke SMP, di belakang gedung SD; aku
sekarang kelas tiga, dan rutinitas kami sudah begitu berbeda sehingga aku
hanya berjalan ke sekolah bersama Jem pada pagi hari dan bertemu pada
saat makan. Dia mencoba masuk tim football, tetapi terlalu langsing dan
terlalu muda untuk melakukan apa-apa kecuali membawakan ember air
untuk seluruh tim. Dia melakukannya dengan bersemangat; hampir setiap
sore dia pulang setelah hari gelap.
Radley Place sudah tidak lagi membuatku takut, tetapi rumah itu tetap
suram, tetap tampak dingin di bawah pohon eknya yang besar-besar, dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tetap tak menarik. Mr. Nathan Radley masih terlihat pada hari cerah,
berjalan pulang pergi ke kota; kami tahu Boo ada di dalam, untuk alasan
yang sama belum ada yang melihatnya digotong keluar. Kadang-kadang,
ketika melewati tempat tua itu, aku merasa sedih karena pernah
berpartisipasi dalam sesuatu yang pasti menyiksa Arthur Radley petapa
bernalar mana yang ingin anak-anak mengintip lewat jen-
dela, mengantarkan sapaan dengan ujung tongkat pancing, berjalan-jalan
di kebun sawi di tengah malam?
Tetapi, aku juga ingat. Dua keping koin kepala Indian, permen karet,
boneka sabun, medali berkarat, jam-rantai rusak. Jem rupanya
menyimpannya di suatu tempat. Aku berhenti dan melihat pada pohon itu
suatu sore: batangnya membengkak di sekitar tambalan semennya.
Tambalan itu sendiri sudah menguning.
Kami sudah beberapa kali hampir melihatnya, nilai yang cukup baik bagi
siapa pun.
Namun, aku masih mencarinya setiap kali aku lewat. Mungkin suatu hari
aku akan melihatnya. Aku membayangkan akan seperti apa ketika itu
terjadi; dia hanya duduk di ayunan ketika aku lewat. "Halo, Mr. Arthur,"
aku akan berkata, seolah-olah aku mengatakannya setiap sore sepanjang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
hidupku. "Sore, Jean Louise," dia akan berkata, seolah-olah dia
mengatakannya setiap sore sepanjang hidupku, "cuaca yang indah,
bukan?" "Ya, Sir, benar indah," aku pun menjawab, lalu terus berjalan.
Itu hanya khayalan. Kami tak akan pernah melihatnya. Mungkin dia
memang keluar saat bulan terbenam dan mengamati Miss Stephanie
Crawford. Aku lebih suka memilih orang lain untuk diamati, tetapi itu
urusannya. Dia tak akan mengamati kami.
"Kau tidak akan memulainya lagi, kan?" kata Atticus suatu malam, ketika
aku mengungkapkan hasrat liar untuk melihat Boo Radley sebelum aku
mati. "Kalau ya, kukatakan sekarang: hentikan. Aku su-
dah terlalu tua untuk menghalaumu dari tanah Radley. Lagi pula,
berbahaya. Kau bisa tertembak. Kau tahu Mr. Nathan menembak setiap
bayangan yang Dillhatnya, bahkan bayangan yang meninggalkan jejak
kaki telanjang berukuran empat. Kau beruntung tak terbunuh."
Aku langsung terdiam. Pada saat yang sama, aku takjub pada Atticus. Ini
pertama kalinya dia memberi tahu bahwa dia tahu lebih banyak daripada
yang kami sangka. Dan peristiwa itu terjadi bertahun-tahun yang lalu.
Tidak, baru musim panas yang lalu tidak, musim panas sebelum itu ...
waktu membuatku bingung. Aku harus ingat untuk bertanya kepada Jem.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Begitu banyak hal terjadi pada kami, Boo Radley adalah hal terakhir yang
kami takuti. Kata Atticus, dia cukup yakin tak akan terjadi apa-apa lagi,
bahwa keadaan akhirnya akan mereda, dan setelah cukup waktu berlalu,
orang akan lupa bahwa kehadiran Tom Robinson pernah menarik
perhatian mereka.
Mungkin Atticus benar, tetapi peristiwa musim panas itu menyelimuti kami
seperti asap dalam ruang tertutup. Orang dewasa di Maycomb tak pernah
membahas kasus itu dengan aku dan Jem; sepertinya mereka
membahasnya dengan anak-anak mereka, dan sepertinya mereka
menunjukkan sikap bahwa kami berdua tidak bisa memilih orangtua kami.
Akibatnya, anak-anak mereka harus baik kepada kami meskipun ada
Atticus. Anak-anak tak mungkin memikirkan hal seperti ini sendiri:
seandai-
nya teman sekelas kami dibiarkan, aku dan Jem mungkin masing-masing
sudah beberapa kali berkelahi dengan singkat dan memuaskan, dan
mengakhiri masalah itu selamanya. Dengan cara seperti ini, kami terpaksa
mengangkat kepala dan menjadi lelaki dan perempuan terhormat. Boleh
dibilang, masa ini mirip dengan masa Mrs. Henry Lafayette Dubose, tanpa
teriakan-teriakannya. Namun, ada satu hal aneh yang aku tak pernah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengerti: meskipun ada kekurangan Atticus sebagai orangtua, masyarakat
tetap puas memilih dia kembali sebagai anggota badan legislatif negara
bagian tahun itu, seperti biasa, tanpa oposisi. Aku menyimpulkan bahwa
orang memang aneh. Aku menarik diri dari mereka, dan tak pernah
memikirkan mereka sampai aku terpaksa.
Keterpaksaan itu datang pada suatu hari di sekolah. Seminggu sekali, kami
mengikuti mata pelajaran Peristiwa Terkini. Setiap anak diwajibkan
memotong satu berita dari koran, menyerap isinya, dan
mengungkapkannya di kelas. Praktik ini katanya bermanfaat untuk
menanggulangi berbagai kejahatan: berdiri di depan teman-temannya
mendorong terbentuknya postur yang baik dan mengajarkan sikap tenang
kepada anak; mempelajari peristiwa terkini memperkuat ingatannya;
tampil sendiri-sendiri membuatnya lebih-lebih ingin kembali ke Kelompok.
Gagasan yang agung, tetapi seperti biasa, di Maycomb, gagasan ini tidak
terlalu berhasil. Pertama, hanya sedikit anak desa yang memiliki koran, jadi
beban Peristiwa Terkini ditanggung anak-anak yang tinggal di kota; hal ini
semakin menambah
keyakinan anak-anak anggota bus jemputan bahwa anak-anak kotalah
yang selalu memperoleh perhatian. Anak-anak desa yang punya koran,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
biasanya membawa artikel dari Grit Paper, koran kacangan di mata Miss
Gates, guru kami. Mengapa dia mengerutkan kening ketika seorang anak
membaca dari Grit Paper, aku tak pernah tahu, tetapi entah bagaimana
koran ini dikaitkan dengan kesukaan bermain biola, memakan biskuit
bersirop saat makan siang, penganut Pantekosta, menyanyi Sweetly Sings
the Donkey dan melafalkannya dengan 'dunkey' semua hal yang harus
diredam oleh para guru yang digaji oleh negara.
Meskipun demikian, tak banyak siswa yang mengerti Peristiwa Terkini itu
apa. Little Chuck Little, meskipun pengetahuannya tentang sapi dan
kebiasaan mereka telah berumur seratus tahun, sudah setengah jalan
membacakan cerita Paman Nat-chell, kartun maskot sebuah produk
pupuk, ketika Miss Gates menghentikannya, "Charles, itu bukan peristiwa
terkini. Itu iklan."
Tetapi, Cecil Jacobs tahu apa itu Peristiwa Terkini. Ketika gilirannya tiba,
dia maju ke depan dan memulai, "Si Tua Hitler"
"Adolf Hitler, Cecil," kata Miss Gates. "Orang tak boleh memulai kalimat
dengan menyebut seseorang Si Tua."
"Ya, Ma'am," katanya. "Adolf Hitler Tua sudah lama melindas"
"Menindas, Cecil ..."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tidak, Miss Gates, di sini bunyinya yah, po-
koknya Adolf Hitler tua menyusahkan orang Yahudi dan dia memasukkan
mereka ke penjara dan dia merampas semua milik mereka dan dia tidak
mengizinkan mereka keluar negara dan dia membersihkan semua otak
udang dan"
"Membersihkan otak udang?"
"Ya, Miss Gates, sepertinya mereka tidak cukup pandai untuk mandi
sendiri, sepertinya seorang idiot tak bisa menjaga kebersihan tubuhnya.
Yah, pokoknya, Hitler memulai program untuk menggaruk orang setengah
Yahudi juga dan dia ingin mendaftar mereka kalau-kalau mereka ingin
mempersulitnya dan saya pikir ini hal yang buruk dan selesailah peristiwa
terkini saya."
"Bagus sekali, Cecil," kata Miss Gates. Mengembuskan napas, Cecil kembali
ke kursinya.
Satu tangan diacungkan di belakang ruangan. "Bagaimana dia melakukan
hal itu?"
"Siapa melakukan apa?"tanya Miss Gates sabar.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Maksud saya, bagaimana Hitler bisa memasukkan banyak orang ke
kurungan seperti itu, mestinya pemerintah mencegahnya," kata si pemilik
tangan.
"Hitlerlah pemerintahnya," kata Miss Gates, dan, menyambar kesempatan
untuk mendinamiskan pendidikan, dia berjalan ke papan tulis. Dia
menuliskan DEMOKRASI dalam huruf besar. "Demokrasi," katanya. "Ada
yang tahu definisinya?"
"Kita," seseorang berkata. Aku mengacung, mengingat slogan kampanye
kuno yang pernah diceritakan Atticus kepadaku. "Menurutmu, apa artinya,
Jean Louise?"
'"Hak yang sama untuk semua, hak istimewa tidak untuk seorang pun!'"
aku mengutip.
"Bagus sekali, Jean Louise, bagus sekali," Miss Gates tersenyum. Di depan
DEMOKRASI, dia menulis KITA ADALAH NEGARA. "Nah, Anak-anak,
ucapkan semuanya: 'Kita adalah negara demokrasi.'"
Kami mengucapkannya. Lalu, Miss Gates berkata, "Itulah bedanya Amerika
dan Jerman. Kita negara demokrasi dan Jerman negara diktator.
Kediktatoran," katanya. "Di sini kita percaya, kita tidak boleh menindas
siapa pun. Penindasan berasal dari orang-orang yang berprasangka buruk.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Prasangka," dia mengucapkan dengan hati-hati. "Tak ada orang yang lebih
baik di dunia ini daripada kaum Yahudi, dan mengapa Hitler tidak
berpikir begitu adalah misteri bagiku."
Sebuah jiwa yang ingin tahu di tengah ruangan berkata, "Mengapa mereka
tidak menyukai orang Yahudi, menurut Anda, Miss Gates?"
"Aku tak tahu, Henry. Orang Yahudi berkiprah di setiap masyarakat yang
mereka tinggali, dan terutama, mereka sangat religius. Hitler mencoba
menyingkirkan agama, jadi mungkin dia tidak menyukai mereka karena
alasan itu."
Cecil angkat bicara. "Saya tak tahu pasti," katanya, "mereka mestinya
menukar uang atau semacam itu, tapi itu bukan alasan untuk menindas
mereka. Mereka berkulit putih, kan?"
Miss Gates berkata, "Kalau kau sudah SMA, Cecil, kau akan mempelajari
bahwa kaum Yahudi sudah ditindas sejak awal sejarah, bahkan diusir dari
negara mereka sendiri. Itu salah satu kisah paling buruk dalam sejarah.
Waktunya aritmetika, anak-anak."
Karena aku tak pernah suka aritmetika, aku melewatkan jam itu melihat
keluar jendela. Sekalinya aku melihat Atticus merengut adalah ketika Elmer
Davis, seorang wartawan dan penyiar radio CBS, memberi kami berita
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
terakhir tentang Hitler. Atticus akan mematikan radio dan berkata, "Hmp!"
Aku pernah bertanya mengapa dia tak suka kepada Hitler dan Atticus
berkata, "Karena dia orang gila."
Ini tak cukup, pikirku, ketika kelas berlanjut dengan belajar tambah-
tambahan. Satu orang gila dan jutaan orang Jerman. Menurut pikiranku,
semestinya mereka menyekap Hitler dalam penjara alih-alih
membiarkannya menyekap mereka. Ada hal lain yang mengganjal aku
akan bertanya kepada ayahku tentang itu.
Aku bertanya, dan katanya dia tak mungkin menjawab pertanyaanku
karena dia tak tahu jawabannya.
"Tetapi membenci Hitler itu boleh?" "Tidak boleh," katanya. "Kita tidak
boleh membenci siapa pun."
"Atticus," kataku, "ada sesuatu yang tak kumengerti. Menurut Miss Gates
kejadian ini mengerikan, Hitler bertindak seperti itu. Wajahnya sampai
memerah karenanya"
"Aku tak heran."
"Tapi"
"Ya?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Tak apa-apa, Sir." Aku pergi, tak yakin aku bisa menjelaskan kepada
Atticus apa yang ada di benakku, tak yakin aku bisa menjabarkan sesuatu
yang hanya berupa perasaan. Mungkin Jem bisa memberikan jawaban. Jem
mengerti urusan sekolah lebih daripada Atticus.
Jem lelah karena seharian membawa air. Ada setidaknya dua belas kulit
pisang di lantai di samping tempat tidurnya, mengitari botol susu kosong.
"Kenapa kau makan begitu banyak?" tanyaku.
"Kata Pelatih, kalau beratku naik dua belas kilo dua tahun lagi, aku boleh
bermain," katanya. "Ini cara tercepat."
"Kalau kau tidak memuntahkan semuanya. Jem, " kataku, "aku ingin
menanyakan sesuatu."
"Silakan." Dia meletakkan buku dan meluruskan kakinya.
"Miss Gates perempuan yang baik, bukan?" "Tentu saja," kata Jem. "Aku
suka dia waktu aku di kelasnya."
"Dia sangat membenci Hitler "Apa salahnya?"
"Hmm dia berbicara hari ini tentang betapa buruknya Hitler
memperlakukan orang Yahudi seperti itu. Jem, menindas siapa pun itu
salah, kan? Maksudku, bahkan memiliki pikiran jahat pada siapa pun,
begitu, kan?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jelas salah, Scout. Memangnya kenapa?"
"Yah, waktu keluar dari gedung pengadilan malam itu, Miss Gates sedang
dia menuruni tangga di depan kita, kau mungkin tidak melihatnya dia se-
dang berbicara dengan Miss Stephanie Crawford. Aku mendengar dia
berkata bahwa sudah waktunya mereka diberi pelajaran, mereka sudah
melunjak, dan hal berikutnya yang mereka pikir bisa mereka lakukan
adalah menikahi kita. Jem, bagaimana orang bisa membenci Hitler
demikian sangat, lalu berbalik dan bersikap buruk pada orang-orang yang
justru ada di kotanya sendiri?"
Tiba-tiba kemarahan Jem meledak. Dia melompat turun dari tempat tidur,
menangkap kerahku dan mengguncangku. "Aku tak pernah ingin
mendengar tentang gedung pengadilan itu lagi, selamanya, selamanya,
mengerti? Mengerti? Jangan pernah ucapkan satu kata lagi padaku
tentang itu lagi, mengerti? Pergi!"
Aku terlalu terkejut untuk menangis. Aku beringsut dari kamar Jem dan
menutup pintu perlahan, kalau-kalau suara yang tak diinginkan
membuatnya marah lagi. Merasa tiba-tiba kelelahan, aku menginginkan
Atticus. Dia sedang di ruang duduk, dan aku menghampirinya dan
mencoba naik ke pangkuannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus tersenyum. "Kau sudah terlalu besar sekarang, aku hanya bisa
memeluk sebagian." Dia memelukku erat. "Scout," katanya lembut, "jangan
biarkan Jem membuatmu sedih. Dia sedang menghadapi masa sulit akhir-
akhir ini. Aku mendengar kalian berbicara."
Kata Atticus, Jem sedang mencoba bersungguh-sungguh melupakan
sesuatu, tetapi sebenarnya yang dilakukannya hanyalah menyisihkan
masa-
lah tersebut beberapa lama sampai sudah cukup waktu berlalu. Lalu, dia
akan mampu memikirkan dan memahaminya. Ketika dia mampu
memikirkannya, Jem akan kembali menjadi dirinya.
Dua Puluh Tujuh
Keadaan memang mereda, kira-kira, seperti yang diramalkan Atticus. Pada
pertengahan Oktober, hanya dua hal kecil yang di luar kebiasaan terjadi
pada dua warga Maycomb. Tidak, ada tiga hal, dan tidak langsung
berkaitan dengan kami keluarga Finchtetapi boleh juga dibilang berkaitan.
Hal pertama adalah Mr. Bob Ewell memperoleh dan kehilangan pekerjaan
dalam waktu beberapa hari dan hal itu mungkin membuatnya unik dalam
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sejarah 1930-an: dia satu-satunya orang yang pernah kudengar dipecat dari
WPA, proyek padat karya pemerintah, karena malas. Kukira kepopuleran
singkatnya menimbulkan keproduktifan yang lebih singkat, tetapi
pekerjaannya hanya berlangsung selama masa kejayaannya: Mr. Ewell
mendapati dirinya dilupakan seperti Tom Robinson. Setelah itu, dia muncul
lagi setiap minggu di dinas sosial untuk mengambil cek santunan, dan
menerimanya tanpa terima kasih, di tengah gerutuan tak jelas bahwa para
bajingan yang merasa memerintah kota ini tidak mengizinkan orang jujur
mencari nafkah. Ruth Jones, petugas sosial, mengatakan bahwa Mr. Ewell
terang-terangan menuduh Atticus merebut peker-
jaannya. Miss Ruth cukup risau sampai-sampai dia berjalan ke kantor
Atticus dan menceritakan hal itu. Kata Atticus, Miss Ruth tak perlu cemas,
karena jika Bob Ewell ingin membahas persoalan Atticus "merebut"
pekerjaannya, Bob sudah tahu jalan ke kanTomya.
Hal kedua terjadi pada Hakim Taylor. Hakim Taylor tidak ke gereja pada
Minggu malam; Mrs. Taylor yang hadir. Hakim Taylor menikmati waktu
Minggu malam sendirian di rumahnya yang besar, dan pada waktu
kebaktian dia bersembunyi di ruang kerjanya membaca tulisan Bob Taylor
(bukan saudara, tetapi sang hakim tentu bangga andai bisa mengaku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
saudara). Pada suatu Minggu malam, tenggelam dalam metafora berbuah
dan diksi berbunga, perhatian Hakim Taylor terenggut dari lembar kertas
oleh suara garukan yang mengganggu. "Sst," katanya kepada Ann Taylor,
anjing kampungnya yang gemuk. Lalu, dia menyadari dia berbicara pada
ruangan kosong; suara menggaruk berasal dari belakang rumah. Hakim
Taylor menuju teras belakang untuk mengeluarkan Ann dan menemukan
pintu kawatnya berayun terbuka. Bayangan di pojok rumah beradu
pandang dengannya, dan hanya itulah yang bisa Dillhatnya dari
pengunjungnya. Mrs. Taylor pulang dari gereja menemukan suaminya di
kursinya, tenggelam dalam tulisan Bob Taylor, dengan senapan di
pangkuan.
Hal ketiga terjadi pada Helen Robinson, janda Tom. Kalau Mr. Ewell
dilupakan seperti Tom Robinson, Tom Robinson dilupakan seperti Boo
Radley.
Tetapi, Tom tidak dilupakan oleh majikannya, Mr. Link Deas. Mr. Link
Deas menciptakan pekerjaan untuk Helen. Dia sebenarnya tak
memerlukannya, tetapi menurutnya, dia benar-benar merasa tak enak
dengan apa yang terjadi. Aku tak pernah tahu siapa yang mengurus anak-
anak Helen ketika dia pergi. Calpurnia berkata, keadaan ini sulit bagi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Helen, karena dia harus berjalan hampir satu mil dari jalan yang biasa
untuk menghindari keluarga Ewell, yang, menurut Helen, "melemparinya"
ketika dia pertama kali mencoba menggunakan jalan umum. Mr. Link Deas
akhirnya mendapat kesan bahwa Helen datang bekerja setiap pagi dari
arah yang salah, dan mengorek alasannya dari Helen. "Biarkan saja, Mr.
Link, tolong, Sir," mohon Helen. "Enak saja," kata Mr. Link. Dia
menyuruhnya mampir di tokonya sore itu sebelum pergi. Dia mampir, dan
Mr. Link menutup toko, memakai topi, dan mengantar Helen pulang. Dia
mengantarnya lewat jalan umum, melewati rumah Ewell. Ketika berjalan
pulang, Mr. Link berhenti di gerbang gila itu.
"Ewell?" panggilnya. "Oi, Ewell!" Jendela-jendela, biasanya penuh anak-
anak, kosong.
"Aku tahu setiap anggota keluargamu sedang berbaring di lantai! Sekarang
dengar, Bob Ewell: kalau aku mendengar sepatah lagi dari pekerjaku Helen
tentang dia yang tak bisa lewat jalan ini, akan kupastikan kau dipenjara
sebelum matahari terbenam!" Mr. Link meludah di tanah dan berjalan
pulang. Helen berangkat kerja keesokan paginya dan
menggunakan jalan umum. Tak ada yang melemparinya, tetapi ketika dia
sudah beberapa meter melewati rumah Ewell, dia menoleh dan melihat Mr.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ewell berjalan di belakangnya. Dia berbalik dan terus berjalan, dan Mr.
Ewell menjaga jarak yang sama di belakangnya hingga dia sampai ke
rumah Mr. Link Deas. Sepanjang jalan ke rumah itu, kata Helen, dia
mendengar suara lirih di belakangnya melantunkan kata-kata kotor.
Merasa benar-benar ketakutan, dia menelepon Mr. Link di tokonya, yang
tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ketika Mr. Link keluar dari tokonya, dia
melihat Mr. Ewell bersandar di pagar. Kata Mr. Ewell, "Link Deas, jangan
pandang aku seakan aku ini sampah. Aku tidak meloncati"
"Hal pertama yang bisa kaulakukan, Ewell, adalah enyah jauh-jauh dari
tanahku. Kamu bersandar di pagarku dan aku tak punya uang untuk
membayar cat baru. Hal kedua yang bisa kaulakukan adalah jauh-jauh dari
tukang masakku atau aku akan menuntutmu karena menyerang"
"Aku tak menyentuhnya, Link Deas, dan tak sudi mendekati nigger mana
pun!"
"Kamu tak perlu menyentuhnya, yang perlu kau lakukan hanyalah
membuatnya ketakutan, dan jika tuntutan penyerangan tak cukup untuk
memenjara-kanmu beberapa lama, akan kutuntut kau dengan Hukum
Perempuan*. Jadi, menyingkirlah! Kalau menurutmu aku tidak sungguh-
sungguh, coba saja ganggu dia lagi!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mr. Ewell rupanya menganggap Mr. Link Deas bersungguh-sungguh
karena Helen tak pernah lagi
melaporkan adanya masalah.
"Aku tak suka ini, Atticus, aku tak suka sama sekali," adalah penilaian Bibi
Alexandra mengenai peristiwa-peristiwa ini. "Lelaki itu tampaknya masih
menyimpan dendam pada semua orang yang berkaitan dengan kasus itu.
Aku tahu bagaimana orang macam dia membalas dendam, tetapi aku tak
mengerti mengapa dia harus mendendam bukankah keinginannya
terpenuhi di pengadilan?"
"Kurasa aku mengerti," kata Atticus. "Mungkin karena dia tahu dalam
hatinya bahwa sangat sedikit orang di Maycomb yang benar-benar
memercayai dongengnya dan Mayella. Dia menyangka dia akan menjadi
pahlawan, tetapi yang dia dapatkan setelah bersusah payah adalah ...
adalah, oke, kami memvonis Negro ini, tetapi kembalilah ke tempat
pembuangan sampahmu. Dia sudah berurusan dengan semua orang
sekarang, jadi semestinya dia puas. Dia akan tenang kembali ketika cuaca
berubah."
"Tetapi, mengapa dia mencoba merampok rumah John Taylor? Dia jelas tak
tahu John ada di rumah, kalau tidak, dia tak akan mencobanya. Lampu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang dinyalakan John pada Minggu malam hanyalah di teras depan dan di
ruang kerjanya di belakang...."
"Belum tentu Bob Ewell yang memotong kawat itu, kita tak tahu siapa
pelakunya," kata Atticus. "Tetapi, aku bisa menebak alasannya. Aku
memang
* Dari Hukum Pidana Alabama, Jil. III, 1907, yang menyatakan bahwa orang
yang mendekati rumah orang lain dan menggunakan bahasa kasar di
depan kaum perempuan, boleh didenda dan dipenjara.
membuktikan dia berbohong, tetapi John membuatnya kelihatan seperti
orang tolol. Sepanjang Ewell di kursi itu, aku tidak berani memandang John
dan tidak tertawa. John memandang Ewell seolah-olah dia ayam berkaki
tiga atau telur segiempat. Jangan pernah bilang hakim tidak mencoba
membuat juri berprasangka," Atticus terkekeh.
Pada akhir Oktober, kami telah terbiasa dengan keseharian antara sekolah,
bermain, belajar. Jem tampaknya sudah menyingkirkan dari benaknya apa
pun yang ingin dia lupakan, dan teman-teman sekelas kami untungnya
mengizinkan kami melupakan kenyentrikan ayah kami. Cecil Jacobs suatu
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kali bertanya kepadaku apakah Atticus seorang Radikal. Waktu aku
bertanya kepada Atticus, Atticus begitu geli sehingga aku agak kesal, tetapi
katanya dia tidak menertawakan aku. Katanya, "Bilang pada Cecil, aku ini
seradikal Cotton Tom Heflin."
Bibi Alexandra mengalami kemajuan pesat. Miss Maudie sepertinya
membungkam seluruh Masyarakat Misionaris dengan sekali pukul karena
Bibi menguasai kawanan itu lagi. Kue-kuenya menjadi semakin lezat. Aku
belajar lebih banyak tentang kehidupan sosial suku Mrunas yang malang
dari mendengarkan Mrs. Merriweather: rasa kekeluargaan mereka begitu
kecil sehingga seluruh suku itu adalah satu keluarga besar. Seorang anak
memiliki ayah sebanyak jumlah lelaki di komunitas ini, dan ibu sebanyak
jumlah perempuan. J. Grimes Everett mencoba sekuat tenaga mengubah
keadaan ini, dan karena itu, dia sangat membutuhkan doa kami.
Maycomb kembali menjadi dirinya sendiri. Tepat sama seperti tahun lalu
dan tahun sebelum itu, hanya dengan dua perubahan kecil. Pertama, para
warga sudah menghilangkan dari jendela toko dan mobil mereka stiker
yang berbunyi NRA KAMI IKUT BERPARTISIPASI. Aku bertanya kepada
Atticus mengapa, dan katanya karena National Recovery Act sudah mati.
Aku bertanya siapa yang membunuhnya: dia bilang sembilan orang tua.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Perubahan kedua di Maycomb sejak tahun lalu bukanlah hal yang penting
secara nasional. Sampai saat itu, Halloween di Maycomb merupakan acara
yang sangat tidak terorganisasi. Setiap anak melakukan apa yang ingin
dilakukannya, dengan bantuan anak-anak lain kalau ada yang perlu
dipindahkan, seperti meletakkan kereta ringan di atas istal persewaan.
Tetapi, para orangtua menganggap situasi sudah terlalu jauh tahun lalu,
ketika kedamaian Miss Tutti dan Miss Frutti hancur.
Miss Tutti dan Frutti Barber adalah dua perawan tua bersaudara yang
tinggal bersama di satu-satunya rumah di Maycomb yang memiliki ruang
bawah tanah. Desas-desus mengatakan bahwa Barber bersaudara adalah
anggota Partai Republik karena bermigrasi dari Clanton, Alabama, pada
1911. Cara hidup mereka asing bagi kami, dan mengapa mereka ingin
memiliki ruang bawah tanah, tak ada yang tahu, tetapi mereka ingin
punya, dan mereka menggalinya, dan mereka melewatkan sisa hidup
mereka mengusir sekian generasi anak-anak dari situ.
Miss Tutti dan Frutti (nama asli mereka adalah
Sarah dan Frances), selain cara hidup Yankee mereka, adalah dua orang
tunarungu. Miss Tutti menyangkalnya dan hidup dalam dunia sunyi, tetapi
Miss Frutti, tak ingin terlewat apa pun, menggunakan terompet telinga
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang begitu besar sehingga Jem menyatakan itu adalah loudspeaker dari
salah satu iklan gramofon merk Victrola yang dibintangi seekor anjing.
Dengan mengingat fakta-fakta ini dan Halloween yang akan segera tiba,
beberapa anak nakal menunggu sampai Barber Bersaudara terlelap,
menyelinap ke dalam ruang duduk mereka (tak ada rumah selain rumah
keluarga Radley yang pintunya dikunci pada malam hari), diam-diam
mengeluarkan setiap perabot di dalamnya, dan menyembunyikannya di
ruang bawah tanah. Aku menyangkal bahwa aku berpartisipasi dalam hal
seperti itu.
"Aku mendengar mereka!" adalah seruan yang membangunkan para
tetangga Barber Bersaudara pada keesokan subuhnya. "Mendengar mereka
mengemudikan truk ke depan pintu! Menggereduk seperti kuda. Mereka
sudah di New Orleans sekarang!"
Miss Tutti yakin para penjaja keliling bulu binatang yang melewati kota
dua hari lalu adalah perampok perabot mereka. "Gelap mereka," katanya.
"Orang Suriah."
Mr. Heck Tate dipanggil. Dia menyurvei daerah itu dan berkata dia
menduga ini pekerjaan penduduk setempat. Miss Frutti berkata dia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengenal suara Maycomb di mana pun, dan tak ada suara Maycomb di
ruang duduk itu tadi malam mereka berkeliaran di
seluruh rumahnya. Sekurangnya anjing pelacak harus dikerahkan untuk
menemukan perabot mereka. Miss Tutti bersikeras. Jadi, Mr. Tate terpaksa
pergi sejauh sepuluh mil, mengumpulkan anjing berburu, dan menyuruh
mereka melacak.
Mr. Tate melepaskan anjing-anjing itu di tangga depan rumah Barber
Bersaudara, tetapi yang mereka lakukan hanyalah berlari mengitari rumah
ke belakang dan melolong di pintu ruang bawah tanah. Ketika Mr. Tate
melepaskan mereka tiga kali, dia akhirnya berhasil menebak yang terjadi.
Pada siang hari itu, tak ada anak bertelanjang kaki terlihat di Maycomb,
dan tak ada yang melepaskan sepatunya sampai anjing-anjing itu
dikembalikan.
Jadi, kaum perempuan Maycomb mengatakan keadaan akan berubah
tahun ini. Auditorium sekolah menengah akan dibuka, akan ada acara
sandiwara untuk orang dewasa; menggigit apel, menarik gulali,
menyematkan ekor pada keledai untuk anak-anak. Juga, akan ada hadiah
25 sen untuk kostum Halloween terbaik, yang dibuat oleh yang
mengenakan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku dan Jem sama-sama mengerang. Bukannya kita pernah berbuat
macam-macam, tetapi ini soal prinsip. Toh Jem menganggap dirinya sudah
terlalu tua untuk Halloween; dia berkata dia tak mau dekat-dekat gedung
SMP di acara seperti itu. Biar saja, pikirku, Atticus bisa mengantarku.
Namun, aku segera tahu bahwa jasaku diperlukan di panggung petang itu.
Mrs. Merriweather telah menciptakan sandiwara asli berjudul Maycomb
County: Ad Astra Per Aspera (Menuju Bintang Mele-
wati Kesukaran), dan aku disuruh menjadi daging ham. Menurutnya, akan
manis sekali kalau ada anak-anak berkostum untuk mewakili hasil tani
county: Cecil Jacos akan dibuatkan kostum sapi; Agnes Boone akan menjadi
kacang kara yang cantik, seorang anak lain menjadi kacang, dan begitu
seterusnya sampai imajinasi Mrs. Merriweather dan persediaan anak-anak
terpakai semua.
Tugas kami satu-satunya, sepanjang yang ku-peroleh dari dua kali latihan,
adalah masuk dari sebelah kiri panggung sementara Mrs. Merriweather
(tak hanya pengarang, tetapi juga narator) memperkenalkan kami. Ketika
dia berseru, "Babi", itu isyarat bagiku. Lalu, paduan suara akan bernyanyi,
"Maycomb County, Maycomb County, kami akan setia padamu," sebagai
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
penutupnya, dan Mrs. Merriweather akan menaiki panggung membawa
bendera negara bagian.
Kostumku bukan masalah besar. Mrs. Crenshaw, penjahit setempat,
memiliki imajinasi sebanyak Mrs. Merriweather. Mrs. Crenshaw mengambil
kawat ayam dan membengkokkannya untuk membentuk ham asap. Dia
melapiskan kain cokelat, dan mengecatnya agar mirip dengan aslinya. Aku
bisa menyusup dari bawah dan orang akan menurunkan benda itu ke
kepalaku. Hampir sampai ke lutut. Mrs. Crenshaw dengan baik hati
membuatkan dua lubang intip untukku. Pekerjaannya bagus; kata Jem.
Aku kelihatan persis seperti ham berkaki. Namun, ada beberapa hal yang
tidak nyaman: di dalam panas dan sempit: kalau hidungku gatal, aku tak
bisa
menggaruk, dan begitu masuk, aku tak bisa keluar sendiri.
Ketika Halloween tiba, aku mengira bahwa seluruh keluarga akan hadir
untuk menontonku beraksi, tetapi aku kecewa. Atticus berkata sediplomatis
mungkin bahwa dia benar-benar merasa tak akan tahan menghadiri
sandiwara malam ini, dia lelah sekali. Dia sudah seminggu di Montgomery
dan baru pulang sore tadi. Dia pikir Jem akan mengantarku kalau aku
memintanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kata Bibi Alexandra, dia harus segera tidur, dia sudah mendekorasi
panggung sepanjang sore dan merasa kelelahan dia berhenti di tengah-
tengah kalimat. Dia menutup mulutnya, lalu membukanya untuk
mengatakan sesuatu, tetapi tak ada kata yang muncul.
"Ada apa, Bibi?" tanyaku.
"Oh, tidak, tidak ada apa-apa," katanya, "aku teringat akan sesuatu." Dia
menyingkirkan pikiran yang membuatnya gelisah itu, dan menyarankan
supaya aku memberi pertunjukan pendahuluan kepada keluarga kami di
ruang duduk. Jadi, Jem menyusupkan aku ke dalam kostum, berdiri di
pintu ruang duduk, berseru "Babi," persis seperti yang dilakukan Mrs.
Merriweather, dan aku berjalan masuk. Atticus dan Bibi Alexandra senang
sekali.
Aku mengulang peranku bagi Calpurnia di dapur dan dia berkata aku
mengagumkan. Aku ingin menyeberang jalan untuk menunjukkan kepada
Miss Maudie, tetapi kata Jem, dia mungkin akan menghadiri sandiwara itu.
Setelah itu, tidak penting apakah mereka hadir atau tidak. Kata Jem, dia
akan mengantarku. Demikianlah dimulai perjalanan kami yang
terpanjang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dua Puluh Delapan
Cuaca hangat, tidak biasanya untuk hari terakhir bulan Oktober. Kami
bahkan tidak perlu mengenakan jaket. Angin bertiup semakin kencang,
dan menurut Jem, hujan akan turun sebelum kami sampai di rumah. Bulan
tak terlihat.
Lampu jalan di tikungan menciptakan bayangan tajam pada rumah
Radley. Kudengar Jem tertawa perlahan. "Pasti tak ada yang mengganggu
mereka malam ini," katanya. Jem membawakan kostum ham-ku dengan
canggung karena sulit dipegang. Menurutku dia bersikap sangat kesatria
dengan melakukan itu.
"Tempat itu memang menyeramkan, ya, kan?" kataku. "Boo memang tidak
mau menyakiti orang, tetapi aku lega kamu ikut."
"Kau tahu, Atticus tak akan membolehkanmu pergi ke gedung sekolah
sendirian," kata Jem.
"Aku tak tahu kenapa tidak boleh, kan cuma satu tikungan dan
menyeberang halaman."
"Halaman itu panjang sekali untuk Dillntasi anak perempuan malam-
malam," goda Jem. "Kamu tak takut hantu?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami tertawa. Hantu, Uap Panas, mantra, tan-
da rahasia, semuanya sudah menghilang bersama tahun-tahun yang kami
lewati seperti kabut bersama matahari terbit. "Mantra apa waktu itu," kata
Jem, "Malaikat terang, hidup dalam mati; menyingkir dari jalan, jangan
sedot napasku."
"Sudah, sudah," kataku. Kami berada di depan Radley Place.
Kata Jem, "Boo sepertinya tidak di rumah. Dengar."
Jauh di atas kami, dalam kegelapan, mockingbird yang penyendiri
mengumandangkan repertoarnya, sama sekali tak sadar siapa pemilik
pohon yang dihinggapinya, menukik dari pekik kii-kii burung bunga
matahari, ke kuakan biuejay yang pemarah, hingga lantunan sedih burung
Poor Will, pur wil, pur wil.
Kami membelok di tikungan dan aku tersandung akar yang tumbuh di
trotoar. Jem mencoba menolongku, tetapi yang dilakukannya hanyalah
menjatuhkan kostumku ke tanah. Tetapi aku tidak jatuh, dan kami segera
melanjutkan perjalanan.
Kami membelok dari jalan dan memasuki halaman sekolah. Gelap gulita.
"Dari mana kautahu kita di mana, Jem?" tanyaku, ketika kami sudah
berjalan beberapa langkah.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku tahu kita berada di bawah pohon ek besar karena kita melewati
tempat sejuk. Hati-hati ya, jangan jatuh lagi."
Kami berjalan perlahan, berhati-hati, dan meraba-raba supaya tidak
menabrak pohon. Pohon itu adalah satu-satunya pohon ek yang sudah tua;
dua
orang anak tidak akan bisa memeluknya dan bersentuhan tangan.
Letaknya jauh dari guru, mata-mata mereka, dan tetangga yang usil: dekat
tanah Radley, tetapi keluarga Radley tidak usil. Petak kecil tanah di bawah
cabang-cabangnya menjadi padat akibat terlalu sering digunakan untuk
perkelahian dan permainan dadu diam-diam.
Lampu di auditorium sekolah berpijar dari kejauhan, tetapi hanya
membutakan kami, tak membantu. "Jangan melihat ke depan, Scout," kata
Jem. "Lihat ke tanah, kamu tak akan jatuh."
"Semestinya kau bawa lampu senter, Jem." "Aku tak tahu bakal segelap ini.
Tadi tidak kelihatan akan segelap ini. Mendung sekali, itu sebabnya. Tapi
belum akan hujan kok." Seseorang menyergap kami.
"Tuhan Mahakuasa!" seru Jem. Lingkaran cahaya tiba-tiba muncul di wajah
kami, dan Cecil Jacobs melompat kegirangan dari baliknya. "Haaa, kena!"
pekiknya. "Sudah kuduga kalian akan lewat sini!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Apa yang kaulakukan jauh-jauh di sini sendirian? Kamu tidak takut Boo
Radley?"
Cecil diantar mobil dengan aman ke auditorium oleh orangtuanya, tidak
melihat kami di sana, lalu berjalan sejauh ini karena dia tahu pasti kami
akan datang. Tetapi, dia menyangka Mr. Finch akan menemani.
"Ah, cuma di balik tikungan saja kok," kata Jem. "Siapa yang takut
mengitari tikungan?" Tapi, kami harus mengakui bahwa Cecil cukup hebat.
Dia
berhasil mengagetkan kami, dan dia bisa menyombongkannya di seluruh
gedung sekolah, itu haknya.
"Eh," kataku, "bukannya kau jadi sapi malam ini? Mana kostummu?"
"Di belakang panggung," katanya. "Kata Mrs. Merriweather, sandiwaranya
masih lama akan tampil. Kau bisa menaruh kostummu di belakang
panggung di sebelah punyaku, Scout, dan kita bisa pergi bersama yang
lain."
Ini gagasan yang bagus, pikir Jem. Dia juga senang karena aku dan Cecil
bisa bersama-sama. Dengan cara ini, Jem bisa bebas berkumpul dengan
orang-orang seusianya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ketika kami sampai di auditorium, seluruh kota hadir kecuali Atticus dan
kaum wanita yang lelah mendekorasi, dan orang-orang terbuang dan
tersekap. Sepertinya sebagian besar penduduk county hadir: aula disesaki
orang desa yang telah berdandan rapi. Gedung SMP memiliki aula yang
luas di lantai satu; orang-orang berkerumun di kios-kios yang dipasang di
setiap sisi.
"Oh, Jem, aku lupa bawa uang," aku mengeluh ketika melihat kios-kios itu.
"Atticus tidak lupa," kata Jem. "Ini tiga puluh sen, kau bisa melakukan
enam hal. Sampai ketemu."
"Oke," kataku, cukup puas dengan tiga puluh sen dan Cecil. Aku pergi
bersama Cecil ke depan auditorium, melalui pintu samping, dan langsung
menuju belakang panggung. Aku menyingkirkan kostum ham dan buru-
buru menghampiri Mrs. Merri-
weather yang sedang berdiri di mimbar di depan baris kursi pertama,
dengan antusias membuat perubahan dadakan dalam skenario.
"Kau punya uang berapa?" tanya Cecil. Cecil juga punya tiga puluh sen,
membuat kedudukan kami seimbang. Kami membelanjakan sepeser
pertama di Rumah Horor, yang sama sekali tidak menakutkan; kami
memasuki ruang kelas tujuh yang didekorasi dengan warna hitam dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
disambut oleh ghoul, sementara yang tinggal di situ disuruh menyentuh
beberapa benda yang katanya merupakan organ tubuh manusia. "Ini
matanya," kami diberi tahu ketika kami menyentuh dua butir anggur
kupas di piring. "Ini jantungnya," yang baunya seperti hati mentah. "Ini
jeroan," dan tangan kami dihunjamkan ke dalam sepiring spageti dingin.
Aku dan Cecil mengunjungi beberapa kios. Kami masing-masing membeli
sekantong gula-gula buatan Bu Hakim Taylor. Aku ingin ikut menggigit
apel, tetapi kata Cecil tidak higienis. Ibunya berkata dia bisa tertular dari
kepala semua orang yang mencelup di baskom yang sama. "Di kota ini tak
ada penyakit yang bisa ditularkan," aku protes. Tetapi kata Cecil, menurut
ibunya, tidak higienis memakan setelah orang lain. Aku belakangan
menanyakan hal ini kepada Bibi Alexandra, dan katanya orang yang
berpandangan demikian biasanya climbers, orang yang berusaha masuk ke
kelompok sosial di atasnya.
Kami hendak membeli segumpal gulali ketika utusan Mrs. Merriweather
muncul dan menyuruh kami ke belakang panggung, sudah waktunya
bersiap-
siap. Auditorium mulai terisi orang. Band Sekolah Menengah Maycomb
County sudah berkumpul di bawah panggung; lampu di lantai panggung
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sudah menyala dan tirai beledu merah beriak dan berombak menutupi
kekacauan di belakangnya.
Di belakang panggung, aku dan Cecil menemukan lorong sempit itu
disesaki orang: warga desa bertopi tiga-sudut buatan sendiri, topi
Konfederasi, topi Perang Spanyol-Amerika, dan helm Perang Dunia. Anak-
anak yang memakai kostum berbagai hasil tani berdesakan di sekitar satu
jendela kecil.
"Kostumku tergencet orang," lolongku kecewa. Mrs. Merriweather berlari
menghampiriku, membetulkan bentuk kawat ayam, dan mendorongku
masuk.
"Kau tidak apa-apa di dalam, Scout?" tanya Cecil. "Suaramu kedengaran
jauh, seperti di balik bukit saja."
"Suaramu juga tak lebih dekat," kataku. Band memainkan lagu
kebangsaan, dan kami mendengar hadirin bangkit. Lalu, drum berbunyi.
Mrs. Merriweather, berdiri di balik mimbar di samping band, berkata,
"Maycomb County: Ad Astra Per As-pera." Bunyi drum menggelegar lagi.
"Itu artinya," kata Mrs. Merriweather, menerjemahkan untuk warga desa,
"dari lumpur menuju bintang." Dia menambahkan, yang menurutku tidak
diperlukan, "Sebuah sandiwara."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mungkin mereka tak tahu kalau dia tidak memberi tahu," bisik Cecil, yang
segera dibungkam dengan 'sst'.
"Seluruh kota tahu," desahku.
"Tetapi orang desa juga datang," kata Cecil.
"Yang di belakang, diam," perintah sebuah suara, dan kami diam.
Drum menggelegar mengikuti setiap kalimat yang diucapkan Mrs.
Merriweather. Dia melantun dengan sedih tentang Maycomb County yang
berumur lebih tua daripada negara bagian, yang merupakan bagian dari
Wilayah Mississippi dan Alabama, bahwa orang berkulit putih pertama
yang menginjakkan kaki di hutan yang masih perawan adalah kakek buyut
lima generasi Hakim Waris, yang tak pernah terdengar lagi kabarnya. Lalu,
datanglah Kolonel Maycomb yang pemberani, yang namanya dijadikan
nama county ini.
Andrew Jackson menunjuknya menjadi penguasa, dan rasa percaya diri
yang keliru dan minimnya pengetahuan arah Kolonel Maycomb membawa
musibah bagi semua yang mengikutinya dalam Peperangan Indian Creek.
Kolonel Maycomb berusaha keras dalam upayanya membuat wilayah
tersebut aman bagi demokrasi, tetapi operasi pertamanya juga merupakan
yang terakhir. Perintahnya, disampaikan kepadanya oleh utusan Indian
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
yang ramah, adalah bergerak ke selatan. Setelah berkonsultasi dengan
sebatang pohon untuk menentukan dari lumutnya arah mana ke selatan,
dan tak menerima saran dari bawahannya yang mencoba mengoreksinya,
Kolonel Maycomb memulai perjalanan yang bertujuan mengusir musuh
dan menyesatkan pasukannya begitu jauh ke barat laut dalam hutan
perawan sehingga mereka akhirnya diselamatkan oleh
pendatang yang pindah ke pedalaman.
Mrs. Merriweather memberikan gambaran selama tiga puluh menit tentang
petualangan Kolonel Maycomb. Aku menemukan bahwa jika aku menekuk
lutut, aku bisa menyusupkannya ke dalam kostumku dan kurang-lebih
duduk. Aku duduk, mendengarkan Mrs. Merriweather yang membosankan
bersama dentum drum dan segera tertidur lelap.
Kata orang, Mrs. Merriweather menuangkan seluruh semangatnya ke
dalam penutupan sehingga dia bersenandung, "Baabii", dengan rasa
percaya diri yang ditimbulkan oleh pohon pinus dan kacang kara yang
masuk sesuai dengan aba-aba. Dia menunggu beberapa detik, lalu
memanggil, "Baabii?" ketika tak ada yang muncul, dia membentak, "Babi!"
Rupanya aku mendengar suaranya dalam tidurku atau band yang
memainkan Dixie membangunkanku, tetapi saat Mrs. Merriweather
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dengan penuh kemenangan menaiki panggung bersama bendera negara
bagianlah aku memilih untuk masuk. Memilih sebetulnya kurang tepat:
kupikir aku sebaiknya menyusul mereka.
Kata orang, Hakim Taylor keluar ke belakang auditorium dan berdiri di
situ menepuk lututnya begitu keras sehingga Mrs. Taylor membawakannya
segelas air dan sebutir pil.
Mrs. Merriweather tampaknya mencetak sukses, semua orang bersorak-
sorai, tetapi dia menangkapku di belakang panggung dan berkata padaku
aku menghancurkan pertunjukannya. Dia membuatku merasa sangat
tidak enak, tetapi ketika
Jem datang menjemputku, dia bersikap simpatik. Katanya, dia tidak bisa
melihat kostumku dengan baik dari tempatnya duduk. Bagaimana dia bisa
tahu aku me-rasa sedih di balik kostumku, aku tidak tahu, tetapi katanya
pertunjukanku bagus, aku hanya masuk sedikit terlambat, itu saja. Jem
sudah hampir sebaik Atticus dalam membuatku merasa lebih nyaman
ketika situasi memburuk. Hampir bahkan Jem tak bisa membuatku
menembus kerumunan dan dia rela menunggu di belakang panggung
bersamaku sampai penonton pergi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kau mau melepaskannya, Scout?" tanyanya. "Tidak, mau kupakai terus,"
kataku. Aku bisa menyembunyikan rasa maluku di dalamnya.
"Kalian mau diantar pulang?" seseorang bertanya.
"Tidak, Sir, terima kasih," kudengar Jem berkata. "Cuma jalan sebentar
saja."
"Hati-hati ada hantu," suara itu berkata. "Lebih baik, beri tahu saja hantu
itu agar berhati-hati pada Scout."
"Sudah tak banyak orang yang tinggal," kata Jem kepadaku. "Ayo."
Kami melintasi auditorium menuju aula, lalu menuruni tangga. Masih
gelap gulita. Mobil yang tersisa diparkir di sisi lain gedung, dan lampunya
tidak banyak membantu. "Kalau sebagian berjalan ke arah kita, kita bisa
melihat lebih jelas," kata Jem. "Sini, Scout, biar kupegang lutut babimu. Kau
bisa kehilangan keseimbangan."
"Aku bisa lihat kok."
"Iya, tapi kau bisa hilang keseimbangan." Aku merasakan sedikit tekanan
pada kepalaku, dan aku berasumsi Jem memegang ujung ham sebelah situ.
"Sudah dipegang?"
"Iya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami mulai melintasi halaman sekolah yang gelap gulita, memicing untuk
melihat kaki kami. "Jem," kataku, "aku melupakan sepatuku, ketinggalan di
belakang panggung."
"Ayo kita ambil." Tetapi ketika kami berbalik, lampu auditorium padam.
"Kau bisa mengambilnya besok," katanya.
"Tapi besok hari Minggu," aku memprotes ketika Jem membalikkan
badanku ke arah rumah.
"Kau bisa meminta penjaga sekolah membukakan pintu ... Scout?"
"Hm?"
"Tidak apa-apa." Jem sudah lama tidak begitu. Aku bertanya-tanya apa
yang sedang dipikirkannya. Dia akan memberitahuku kalau dia mau,
mungkin kalau sudah sampai di rumah. Aku merasa jemarinya menekan
puncak kostumku, terlalu keras, rasanya. Aku menggeleng. "Jem, kau tak
perlu"
"Diam sebentar, Scout," katanya, mencubitku. Kami berjalan dalam
keheningan. "Ini sudah bukan sebentar," kataku. "Apa yang kaupikirkan?"
Aku berpaling untuk memandangnya, tetapi siluetnya hampir tak terlihat.
"Rasanya aku mendengar sesuatu, katanya. "Berhenti sebentar."
Kami berhenti. "Kau dengar?" tanyanya. "Tidak."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami baru berjalan lima langkah ketika dia memberhentikanku lagi.
"Jem, kau mau menakut-nakutiku? Aku sudah besar"
"Diam," katanya, dan aku tahu dia tidak bercanda.
Malam sunyi. Aku bisa dengan mudah mendengar napasnya keluar di
sampingku. Sesekali angin sepoi-sepoi bertiup dan dengan tiba-tiba
menerpa kaki telanjangku, tetapi itu hanyalah sisa dari malam yang
katanya akan berangin. Ini adalah kesunyian sebelum badai petir. Kami
memasang telinga.
"Aku baru saja mendengar suara anjing tua," kataku.
"Bukan itu," jawab Jem. "Kedengaran kalau kita berjalan, tetapi kalau kita
berhenti, tidak kedengaran lagi."
"Kau mendengar kostumku bergesekan. Ah, cuma Halloween yang
membuatmu
Aku mengatakannya lebih untuk meyakinkan diriku daripada Jem, tetapi
benar saja, ketika kami mulai berjalan, aku mendengar yang
dibicarakannya tadi. Bukan kostumku.
"Mungkin Cecil," kata Jem sekarang. "Dia tak akan berhasil menakuti kita
lagi. Jangan biarkan dia menyangka kita buru-buru."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami melambat. Aku bertanya bagaimana Cecil bisa mengikuti kami dalam
kegelapan, menurutku dia
akan menabrak kami dari belakang.
"Aku bisa melihatmu, Scout," kata Jem. "Oh, ya? Aku tak bisa melihatmu."
"Garis lemakmu kelihatan. Mrs. Crenshaw mengecatnya dengan cat berkilat
yang bercahaya saat disinari lampu panggung. Aku bisa melihatmu dengan
baik, dan kukira Cecil bisa melihatmu cukup baik untuk menjaga jarak."
Aku akan menunjukkan kepada Cecil bahwa kami tahu dia ada di belakang
kami dan kami sudah siap untuknya. "Cecil Jacobs induk ayam baasaah!"
aku mendadak berteriak, berbalik.
Kami berhenti. Tak ada jawaban selain "baasaah" memantul di dinding
gedung sekolah di kejauhan.
"Coba aku," kata Jem. "Heei!" Heii-heii-heii, jawab dinding gedung sekolah.
Tidak biasanya Cecil bertahan begitu lama; sekali dia bercanda, dia suka
mengulang-ulang. Mestinya dia sudah menyergap kami. Jem
mengisyaratkan padaku untuk berhenti lagi.
Dia berkata lirih, "Scout, kau bisa melepas kostummu?"
"Rasanya bisa, tetapi aku tak pakai baju yang cukup tebal di bawahnya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Aku membawakan baju gantimu." "Aku tak bisa memakainya dalam
gelap." "Oke," katanya, "tak usah." "Jem, kau takut?"
"Tidak. Sepertinya kita sudah hampir sampai ke pohon. Beberapa meter
dari situ, kita sudah
sampai ke jalan. Kita bisa melihat lampu jalan." Jem berbicara dengan suara
yang tak bernada, datar, tenang. Aku bertanya-tanya berapa lama dia
mencoba membiarkan candaan Cecil berlangsung.
"Menurutmu, apa sebaiknya kita bernyanyi, Jem?"
"Tidak. Diam saja, Scout."
Kami tidak mempercepat langkah. Jem tahu, sama seperti aku, bahwa sulit
berjalan cepat tanpa terantuk tunggul, tersandung batu, dan masalah-
masalah lainnya, dan aku berkaki ayam. Mungkin yang kami dengar
hanyalah suara angin berdesau di pepohonan. Tetapi, tak ada angin dan
tak ada pohon selain kayu ek besar.
Teman kami perlahan menyeret kakinya, seakan-akan memakai sepatu
yang berat. Siapa pun dia pasti memakai celana panjang katun yang tebal;
yang kukira desauan pepohonan adalah desir lembut katun menggesek
katun, wess, wess, mengiringi setiap langkahnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku merasa pasir yang kuinjak dengan telapak kakiku semakin dingin dan
aku tahu kami sudah mendekati pohon ek besar. Jem menekan kepalaku.
Kami berhenti dan memasang telinga.
Bunyi seretan kaki itu tidak berhenti bersama kami kali ini. Desiran celana
itu terdengar perlahan dan terus-menerus. Lalu, berhenti. Dia berlari,
berlari ke arah kami, bukan dengan langkah anak-anak.
"Lari, Scout! Lari! Lari!" teriak Jem.
Aku mengambil satu langkah besar, dan
menemukan tubuhku oleng: tanganku tak bisa digerakkan, dan, dalam
gelap, aku tak bisa menjaga keseimbangan.
"Jem, Jem, tolong, Jem!"
Sesuatu menggencet kawat ayam di sekelilingku. Logam merobek logam
dan aku jatuh ke tanah dan berguling sejauh mungkin, menggelepar untuk
melepaskan diri dari penjara kawatku. Dari suatu tempat di dekatku
terdengar bunyi hantaman dan tendangan, bunyi sepatu dan daging
menggaruk tanah dan akar. Seseorang berguling menabrakku dan aku
merasakan Jem. Dia bangkit seperti kilat dan menarikku bersamanya,
tetapi meskipun kepala dan bahuku bebas, aku begitu kusut sehingga kami
tak sampai jauh.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kami sudah hampir sampai ke jalan ketika kurasakan tangan Jem terlepas
dari tanganku, merasakannya tersentak mundur ke tanah. Perkelahian
lagi, lalu terdengar sesuatu berderak dan Jem menjerit.
Aku berlari ke arah jeritan Jem dan tenggelam dalam perut lelaki yang
gemuk. Pemiliknya berkata, "Eek ..!" dan mencoba menangkap lenganku,
tetapi tanganku tergencet erat. Perutnya empuk tetapi tangannya seperti
baja. Dia perlahan menggencetku hingga aku kesulitan bernapas. Aku tak
bisa bergerak. Tiba-tiba dia tersentak mundur dan terlempar ke tanah,
hampir membawaku bersamanya. Kupikir, Jem sudah bangun.
Otak seseorang bekerja sangat lambat kadang-kadang. Terpaku, aku
berdiri diam. Suara
perkelahian mereda; napas seseorang tersentak dan malam kembali hening.
Hening, kecuali seorang lelaki yang bernapas berat, bernapas berat dan
goyah. Kupikir dia ke pohon dan bersandar di situ. Dia batuk parah, batuk
yang menyerupai isakan dan mengguncang tulang. "Jem?"
Tak ada jawaban kecuali napas lelaki itu yang terdengar berat. "Jem?"
Jem tak menjawab.
Lelaki itu mulai bergerak, seolah-olah mencari sesuatu. Aku mendengarnya
mengerang dan menyeret sesuatu yang berat. Aku perlahan menyadari
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bahwa sekarang ada empat orang di bawah pohon. "Atticus ...T' Lelaki itu
sedang berjalan dengan berat dan goyah ke arah jalan.
Aku melangkah ke tanah yang tadinya kupikir ditempati pria itu dan
meraba-raba tanah dengan panik, menjulurkan kaki. Sekarang, aku
menyentuh seseorang. "Jem?"
Jari kakiku menyentuh celana, ikat pinggang, kancing, sesuatu yang tak
bisa kukenali, kerah, dan wajah. Berewok tajam pada wajahnya
memberitahuku wajah itu bukan Jem. Aku mengendus bau wiski basi.
Aku berjalan ke arah yang kupikir menuju jalan. Aku tidak yakin, karena
aku sudah terlalu banyak berguling begitu. Tetapi, aku menemukannya
dan melihat ke lampu jalan. Seseorang sedang melewatinya. Seorang lelaki
berjalan dengan langkah tertatih-tatih karena sedang membawa beban
yang sepertinya terlalu berat baginya. Dia mengitari tikungan. Dia
membawa Jem. Lengan Jem menjuntai liar di depannya.
Saat aku sampai di tikungan, lelaki itu sedang melintasi halaman depan.
Cahaya dari pintu depan membingkai Atticus sejenak; dia berlari menuruni
tangga, dan, bersama-sama, dia dan lelaki itu membawa Jem masuk.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Aku berada di pintu depan ketika mereka memasuki ruang tamu. Bibi
Alexandra berlari menghampiriku. "Telepon Dr. Reynolds!" Suara Atticus
terdengar tajam dari kamar Jem. "Di mana Scout?"
"Di sini," seru Bibi Alexandra, menarikku bersamanya ke telepon. Dia
menarikku dengan cemas. "Aku tak apa-apa, Bibi," kataku, "sebaiknya
telepon dulu."
Dia menarik penerima dari kait dan berkata, "Eula May, ke Dr. Reynolds,
cepat!"
"Agnes, ayahmu di rumah? Oh Tuhan, di mana dia? Tolong beri tahu
untuk kemari secepat mungkin. Tolong, ini penting!"
Bibi Alexandra tak perlu lagi memperkenalkan diri; seluruh penduduk
Maycomb sudah saling mengenal suara.
Atticus keluar dari kamar Jem. Begitu Bibi Alexandra memutuskan
hubungan, Atticus mengambil gagang darinya. Dia mengguncang kait dan
berkata, "Eula May, tolong sambungkan ke sheriff."
"Heck? Atticus Finch. Ada yang menyerang anak-anakku. Jem cedera.
Antara di sini dan gedung sekolah. Aku tak bisa meninggalkan putraku.
Tolong cepatlah ke sana, dan lihat apakah orangnya masih di sana. Aku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
ragu kau akan menemukannya, tetapi aku ingin melihatnya kalau kau
menemukannya. Aku harus pergi. Terima kasih, Heck."
"Atticus, apa Jem mati?"
"Tidak, Scout. Jaga dia, Dik," serunya, sambil ke ruang tamu.
Tangan Bibi Alexandra gemetar ketika melepaskan kain dan kawat penyok
dari sekelilingku. "Kau tak apa-apa, Sayang?" tanyanya berulang-ulang
sambil membebaskan aku.
Lega rasanya keluar dari kostum. Lenganku mulai kesemutan, dan
warnanya merah dengan tanda segi enam kecil. Aku menggosoknya dan
rasanya lebih baik.
"Bibi, apakah Jem mati?"
"Tidak, tidak, Sayang, dia pingsan. Kita tak tahu seberapa parah cederanya
sampai Dr. Reynolds kemari. Jean Louise, apa yang terjadi?"
"Aku tak tahu." Bibi tidak menanyaiku lagi. Dia membawakan baju ganti
untukku, dan andai terpikir olehku saat itu, aku tak akan pernah
membiarkan dia melupakannya: dalam pikiran kacau, Bibi
membawakanku sepotong overall. "Pakai ini, Sayang," katanya, memberiku
pakaian yang paling dibencinya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dia bergegas menuju kamar Jem, lalu menghampiriku di ruang tamu. Dia
menepukku perlahan,
lalu kembali ke kamar Jem.
Sebuah mobil berhenti di depan rumah. Aku mengenal langkah Dr.
Reynolds hampir sebaik langkah ayahku. Dia membantu persalinan Jem
dan aku, membimbing kami melewati setiap penyakit masa kanak-kanak
yang diketahui manusia, termasuk ketika Jem terjatuh dari rumah pohon,
dan persahabatan kami tak pernah berubah. Dr. Reynolds berkata jika
kami sering bisulan, mungkin kami tidak akan bersahabat, tetapi kami
meragukan hal itu.
Dia memasuki pintu dan berkata, "Ya Tuhan." Dia berjalan menghampiriku
dan berkata, "Kau masih berdiri," dan mengubah arahnya. Dia mengenal
setiap ruangan rumah ini. Dia juga tahu kalau kondisiku buruk, Jem juga.
Setelah sepuluh menit yang rasanya seabad, Dr. Reynolds kembali. "Apakah
Jem mati?" tanyaku.
"Jauh dari itu," katanya, berjongkok di hadapanku. "Kepalanya benjol,
seperti kepalamu, dan tangannya patah. Scout, lihat ke sana tidak jangan
putar kepalamu, gerakkan matamu. Sekarang, lihat ke sana. Patahnya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
parah, sejauh yang bisa kuperiksa sekarang, patahnya di sikut. Sepertinya
seseorang mencoba memiting sikutnya hingga lepas ... sekarang lihat aku."
"Jadi, dia tidak mati?"
"Tidaak!" Dr. Reynold berdiri. "Kita tak bisa berbuat banyak malam ini,"
katanya, "kecuali membuatnya senyaman mungkin. Kita harus merontgen
lengannya sepertinya dia harus terus meluruskan lengannya beberapa
lama. Tapi jangan khawatir, dia
akan sembuh. Anak-anak seusianya mudah pulih.
Sambil berbicara, Dr. Reynolds memandangiku dengan tajam, perlahan
meraba benjol yang muncul di keningku. "Kau tak merasa ada yang patah
di tubuhmu, kan?"
Canda kecil Dr. Reynolds membuatku tersenyum. "Jadi, menurut Dokter
dia tidak mati, begitu?"
Dia memakai topinya. "Tentu saja, aku bisa salah, tetapi menurutku dia
sangat hidup. Menunjukkan semua gejalanya. Lihatlah sendiri, dan kalau
aku kembali, kita mengobrol dan memutuskan."
Dr. Reynolds melangkah cepat seperti orang muda. Berbeda dengan Mr.
Heck Tate. Sepatu botnya yang berat membuat teras menderita dan dia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
membuka pintu dengan canggung, tetapi dia mengatakan hal yang sama
seperti Dr. Reynolds ketika dia masuk. "Kau tak apa-apa, Scout?" tanyanya.
"Ya, Sir, saya mau masuk melihat Jem. Atticus dan yang lain ada di dalam."
"Aku ikut," kata Mr. Tate. Bibi Alexandra sudah menyampirkan handuk
pada lampu baca Jem, dan kamarnya menjadi remang-remang. Jem
terbaring telentang. Ada luka yang tampak parah di sisi wajahnya. Lengan
kirinya terkulai menjauh dari tubuhnya; sikutnya sedikit bengkok, tetapi ke
arah yang salah. Jem mengernyit.
"Jem ...?"
Atticus berbicara. "Dia tak bisa mendengarmu Scout, dia pingsan. Dia
mulai sadar, tetapi Dr. Reynolds membuatnya tak sadar lagi."
"Ya, Sir." Aku mundur. Kamar Jem besar dan persegi. Bibi Alexandra
duduk di kursi goyang di samping perapian. Lelaki yang membawa Jem
masuk berdiri di pojok, bersandar pada dinding. Dia orang desa yang tak
kukenal. Mungkin dia menghadiri pertunjukan, dan sedang berada di
sekitar situ ketika kejadian. Pasti dia mendengar jeritan kami dan bergegas
datang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus berdiri di samping tempat tidur Jem. Mr. Heck Tate berdiri di
ambang pintu. Topinya berada di tangannya, dan lampu senter menonjol
dari saku celananya. Dia mengenakan pakaian kerja.
"Masuk, Heck," kata Atticus. "Kau menemukan sesuatu? Aku tak bisa
membayangkan orang yang cukup rendah melakukan hal seperti ini, tetapi
kuharap kau menemukannya."
Mr. Tate mendengus. Dia menoleh tajam pada lelaki di pojok, mengangguk
kepadanya, lalu melihat ke sekeliling ruangan pada Jem, pada Bibi
Alexandra, lalu pada Atticus.
"Duduk, Mr. Finch," katanya ramah. Atticus berkata, "Mari kita semua
duduk. Duduk di situ saja, Heck. Aku akan ambil satu lagi kursi dari ruang
duduk."
Mr. Tate duduk di kursi Jem, dia menunggu sampai Atticus kembali dan
duduk juga. Aku bertanya-tanya mengapa Atticus tidak membawakan
kursi untuk lelaki di pojok, tetapi Atticus jauh lebih mengenal cara-cara
orang desa daripada aku. Sebagian klien desanya memarkir kuda
bertelinga pan-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
jang mereka di bawah pohon mindi di halaman belakang, dan Atticus
sering mengadakan pertemuan di tangga belakang. Yang ini mungkin lebih
merasa nyaman di tempatnya.
"Mr. Finch," kata Mr. Tate, "akan kuceritakan apa yang kutemukan. Aku
menemukan baju anak perempuan ada di mobilku. Itu bajumu, Scout?"
"Ya, Sir, kalau warnanya merah muda dan berkerut," kataku. Mr. Tate
bersikap seolah-olah dia berada di kursi saksi. Dia suka bercerita dengan
caranya sendiri, tidak terganggu oleh negara atau pembela, dan terkadang
butuh waktu lama.
"Aku menemukan secarik kain berwarna lumpur yang berbentuk aneh"
"Itu kostumku, Mr. Tate."
Mr. Tate mengusap kedua pahanya. Dia menggosok lengan kirinya dan
mengamati hiasan perapian Jem, lalu dia tampak tertarik pada perapian.
Jarinya menyentuh hidungnya yang panjang.
"Ada apa, Heck?" tanya Atticus.
Mr. Tate memegang lehernya dan menggosoknya. "Bob Ewell sekarang
tergeletak di tanah di bawah pohon di sana dengan pisau dapur tertusuk di
antara tulang iganya. Dia tewas, Mr. Finch."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Dua Puluh Sembilan
Bibi Alexandra berdiri dan mendekati perapian. Mr. Tate bangkit, tetapi
Bibi menolak dibantu. Untuk sekali itu dalam hidupnya, naluri sopan
santun Atticus tidak berfungsi. Dia tetap duduk di tempatnya.
Entah bagaimana, aku ak bisa memikirkan apa pun selain ucapan Bob
Ewell bahwa dia akan menghabisi Atticus walaupun harus menunggu
seumur hidup. Mr. Ewell hampir menghabisinya, dan itulah hal terakhir
yang dilakukannya.
"Kau yakin?" tanya Atticus muram.
"Sudah pasti dia mati," jawab Mr. Tate. "Benar-benar mati. Dia tak akan
menyakiti anak-anak ini lagi."
"Bukan itu maksudku." Atticus bicara seperti mengigau. Usianya mulai
terlihat, tanda adanya pergolakan batin: garis dagunya yang kaku sedikit
menggelambir, kerutan mulai terbentuk di bawah telinganya, rambutnya
yang hitam legam mulai ditumbuhi petak abu-abu di bagian pelipisnya.
"Bagaimana kalau kita ke ruang keluarga?" Bibi Alexandra akhirnya
berkata.
"Kalau Anda tak berkeberatan," ujar Mr. Tate,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"saya lebih suka kita di sini jika tidak mengganggu Jem. Aku ingin melihat
cederanya sementara Scout ... menceritakan kejadiannya."
"Tak apa-apa kan kalau saya pergi?" tanya Bibi. "Saya tak diperlukan di
sini. Aku ada di kamarku kalau kau memerlukan, Atticus." Bibi Alexandra
berjalan ke pintu, tetapi kemudian berhenti dan berbalik. "Atticus, tadi aku
mendapat firasat tentang malam ini aku ini salahku," dia mulai berbicara.
"Mestinya aku"
Mr. Tate mengangkat tangannya. "Silakan saja, Miss Alexandra, saya tahu
Anda terguncang karena kejadian ini. Dan tak usah menyiksa dirimu
tentang ini kalau kita selalu menurutkan perasaan, kita akan serupa kucing
yang mengejar ekornya. Miss Scout, coba ceritakan apa yang terjadi, selagi
masih segar dalam ingatanmu. Bisa, kan? Apakah kau melihat dia
membuntuti kalian?"
Aku mendekati Atticus dan merasakan tangannya merangkulku. Aku
membenamkan wajahku ke pangkuannya. "Kami mulai berjalan pulang.
Aku bilang, Jem, aku kelupaan sepatu. Begitu kami mau kembali
mengambil, lampu dipadamkan. Kata Jem, aku bisa mengambilnya besok
"Scout, berbicaralah lebih keras supaya Mr. Tate bisa mendengarmu," ujar
Atticus. Aku merayap ke pangkuannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Lalu, Jem menyuruhku diam sebentar. Kusangka dia sedang memikirkan
sesuatu dia selalu menyuruhku diam biar bisa berpikir lalu dia bilang dia
mendengar suara. Kami menyangka itu Cecil."
"Cecil?"
"Cecil Jacobs. Dia menakut-nakuti kami malam ini, dan kami pikir dia
mencoba lagi. Dia memakai kain. Ada hadiah 25 sen buat kostum terbaik,
aku tak tahu siapa yang memenangkannya"
"Kau di mana saat menyangka itu Cecil?"
"Tak jauh dari gedung sekolah. Aku meneriak kan sesuatu padanya"
"Kau berteriak, apa?"
"Cecil Jacobs induk ayam gendut, rasanya. Kami tak mendengar apa-apa
lalu Jem berteriak halo atau apa, cukup keras untuk membangunkan orang
mati"
"Sebentar, Scout," kata Mr. Tate. "Mr. Finch, kau mendengar mereka?"
Atticus berkata dia tidak mendengar. Dia menghidupkan radio. Bibi
Alexandra juga menghidupkan radionya di kamar. Dia ingat karena Bibi
menyuruhnya mengecilkan suara radio supaya dia bisa mendengar
acaranya. Atticus tersenyum. "Aku selalu menghidupkan radio terlalu
kencang."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mungkin tetangga ada yang mendengar...," ujar Mr. Tate.
"Aku ragu, Heck. Sebagian besar sedang mendengar radio atau tidur sore
seperti ayam. Maudie Atkinson mungkin masih terjaga, tetapi aku
meragukannya."
"Lanjutkan, Scout," ujar Mr. Tate.
"Lalu, setelah Jem berteriak, kami berjalan lagi. Mr. Tate, aku terkurung
dalam kostum tapi aku juga bisa mendengar suaranya saat itu. Langkah
kaki,
maksudku. Berjalan saat kami berjalan, berhenti saat kami berhenti. Kata
Jem, dia bisa melihatku karena Mrs. Crenshaw menambahkan sejenis cat
berpendar pada kostumku. Aku jadi daging asap." "Maksudmu?" tanya Mr.
Tate, terkejut. Atticus menjelaskan peranku kepada Mr. Tate, sekaligus
bentuk pakaianku. "Mestinya kaulihat dia waktu dia sampai," ujarnya,
"kostumnya hancur jadi bubur."
Mr. Tate menggaruk dagu. "Tadinya aku heran, apa yang menyebabkan
tanda itu padanya. Lengan bajunya penuh lubang-lubang kecil. Ada satu
dua bekas tusukan kecil di lengannya yang sesuai dengan lubang-lubang
tersebut. Aku ingin melihat benda itu, Sir, kalau boleh."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus mengambilkan sisa-sisa kostumku. Mr. Tate membaliknya dan
melengkungkannya agar bisa membayangkan bentuk aslinya. "Benda ini
mungkin menyelamatkan hidupnya," katanya. "Lihat."
Dia menunjuk dengan telunjuknya yang panjang. Sebuah garis bersih
bersinar pada kawat yang kusam. "Bob Ewell tidak main-main," gumam
Mr. Tate.
"Dia kehilangan akal sehatnya," ujar Atticus.
"Aku tak perlu mendebatmu, Mr. Finch bukan gila, luar biasa jahat.
Bajingan hina yang kebanyakan minum sehingga cukup berani membunuh
anak-anak. Dia tak akan pernah menghadapimu secara terang-terangan."
Atticus menggeleng. "Aku tak bisa membayangkan ada orang yang tega"
"Mr. Finch, ada jenis manusia yang harus ditembak dahulu sebelum disapa.
Begitu pun, mereka masih tak sebanding dengan peluru yang digunakan
untuk menembak. Ewell adalah satunya."
Atticus berkata, "Kusangk dia sudah melampiaskan semuanya pada waktu
dia mengancamku. Kalau belum pun, kusangka dia akan memburuku."
"Dia cukup punya nyali untuk menyusahkan seorang wanita kulit hitam
yang miskin, dia cukup punya nyali untuk mengganggu Hakim Taylor saat
dia pikir rumahnya kosong, apa kau pikir dia akan menghadapimu secara
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
terang-terangan?" Mr. Tate menghela napas. "Sebaiknya kita lanjutkan.
Scout, kau mendengar dia di belakangmu"
"Ya, Sir. Waktu kami sampai di bawah pohon"
"Bagaimana kautahu bahwa kau berada di bawah pohon, di sana kilat pun
tak kelihatan."
"Saya bertelanjang kaki, dan kata Jem tanah selalu lebih dingin di bawah
pohon."
"Kita harus menjadikan putramu deputi, lanjutkan."
"Lalu, tiba-tiba ada yang menangkapku dan menghancurkan kostumku ...
rasanya aku membungkuk ke tanah ... kedengaran perkelahian di bawah
pohon seperti ... mereka kedengaran menghantam pohon. Jem
menemukanku dan langsung menarikku ke arah jalan. Seperti Mr. Ewell
mungkin menariknya hingga terjatuh. Mereka kembali berkelahi lalu ada
suara aneh Jem menjerit ..." Aku berhenti. Itu bunyi yang muncul dari
tangan Jem.
"Pokoknya, Jem menjerit dan aku tak mende-
ngar lagi suaranya, lalu Mr. Ewell mencoba meremasku sampai mati,
kukira ... lalu seseorang menarik Mr. Ewell sampai roboh. Sepertinya Jem
sudah bangun, kukira. Cuma itu yang kutahu ..."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Lalu?" Mr. Tate menatap tajam ke arahku.
"Ada yang terhuyung-huyung dan terengah-engah dan terbatuk-batuk
seperti mau mati. Awalnya kusangka itu Jem, tetapi kedengarannya tidak
seperti dia, jadi aku terus mencari Jem di tanah. Kusangka Atticus keluar
membantu kami dan kelelahan"
"Jadi, siapa dia?"
"Nah, itu orangnya, Mr. Tate, dia bisa memberitahumu namanya."
Sambil bicara, aku sudah mengangkat tangan untuk menunjuk lelaki di
sudut, tetapi segera menurunkannya lagi agar tidak ditegur Atticus karena
menunjuk orang. Menunjuk orang itu tidak sopan.
Dia masih bersandar di dinding. Dia telah bersandar di dinding sejak aku
masuk ke kamar ini, tangannya bersidekap di depan dada. Saat aku
menunjuk, dia menurunkan tangannya dan menekan telapak tangannya
ke dinding. Tangannya putih, putih pucat yang tak pernah kena matahari,
demikian putih sehingga terlihat berkilau dengan latar belakang krem
kusam dinding kamar Jem yang diterangi cahaya temaram.
Aku menatap dari tangannya ke celana khaki-nya yang dikotori pasir;
pandanganku merayap dari perawakannya yang kurus ke kemeja
denimnya yang robek. Wajahnya seputih tangannya, kecuali
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bayangan pada dagunya yang menonjol. Pipinya cekung; mulutnya lebar;
ada lekukan dangkal di pelipisnya, dan mata kelabunya demikian tak
berwarna sehingga aku mengira dia buta. Rambutnya lepek dan tipis,
nyaris seperti bulu di atas kepalanya.
Ketika aku menudingnya, telapak tangannya bergerak sedikit,
meninggalkan noda keringat berminyak pada dinding, dan dia mengaitkan
jempolnya pada ikat pinggangnya. Tubuhnya terguncang bersama kejang
kecil yang aneh, seolah-olah dia mendengar kuku menggaruk papan, tetapi
saat aku memandangnya dengan takjub, ketegangan perlahan mengendur
dari wajahnya. Bibirnya membuka menjadi senyuman malu-malu, dan
sosok tetangga kami mengabur bersama air mataku yang tiba-tiba
mengalir.
"Hai, Boo," kataku.
Tiga Puluh
Mr. Arthur, Sayang," kata Atticus, dengan lembut mengoreksiku. "Jean
Louise, ini Mr. Arthur Radley. Aku yakin dia sudah mengenalmu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jika Atticus bisa memperkenalkanku kepada Boo Radley secara santai pada
saat seperti ini ya, memang begitulah Atticus.
Boo tentu melihatku spontan berlari ke ranjang yang ditiduri Jem karena
senyum malu-malu yang sama juga merambat di wajahnya. Dibakar rasa
malu, aku menutupinya dengan cara menyelimuti Jem. "Eh, jangan sentuh
dia," Atticus berkata. Mr. Heck Tate menatap Boo dengan penuh perhatian
melalui kacamatanya yang berbingkai tanduk. Saat dia akan berbicara, Dr.
Reynold masuk ke dalam kamar.
"Semuanya keluar," katanya, begitu dia melewati pintu, "Malam, Arthur,
tidak melihatmu waktu aku tadi kemari."
Suara Dr. Reynold terdengar seriang langkahnya, seakan-akan dia
mengucapkannya setiap malam selama hidupnya, suatu hal yang lebih
mengejutkanku dibandingkan berada seruangan dengan Boo Radley. Tentu
saja ... Boo Radley pun kadang-kadang jatuh sakit, pikirku. Namun
sebaliknya, aku
juga tak yakin.
Dr. Reynolds membawa bungkusan besar yang terbalut kertas koran. Dia
meletakkannya di atas meja Jem lalu melepas mantelnya. "Sekarang, sudah
puas bahwa dia masih hidup? Biar kuceritakan bagaimana aku tahu. Saat
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
aku mencoba memeriksanya, dia menendangku. Harus ditenangkan
dengan baik sebelum aku bisa menyentuhnya. Jadi, pergilah," katanya
padaku.
"Ngg ..." kata Atticus, melirik Boo. "Heck, mari ke teras depan. Di sana
banyak kursi, dan udara masih cukup hangat."
Aku sempat bertanya-tanya mengapa Atticus mengajak kami ke teras
depan, bukannya ke ruang keluarga, baru kemudian aku mengerti. Cahaya
di ruang keluarga sangat terang.
Kami beriringan keluar, pertama Mr. Tate Atticus menunggu di pintu agar
dia keluar lebih dahulu. Lalu, dia berubah pikiran dan menyusul Mr. Tate.
Orang mempunyai kebiasaan untuk bertindak seperti hari-hari biasa pada
saat yang paling aneh sekalipun. Aku juga bukan pengecualian, "Mari, Mr.
Arthur," kudengar aku bicara, "Anda tak mengenal rumah ini. Saya antar
ke teras, Sir."
Dia menatap ke arahku dan mengangguk.
Aku menuntunnya melalui ruang tamu dan melewati ruang keluarga.
"Silakan duduk, Mr. Arthur. Kursi goyang ini enak dan nyaman."
Khayalan kecilku tentang dia hidup lagi: dia duduk di terasnya ... cuacanya
indah ya, Mr. Arthur?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ya, cuacanya indah. Merasa sedikit tidak nyata, aku menempatkannya di
kursi yang terjauh dari Atticus dan Mr. Tate. Tempat itu tertimpa bayangan
kelam. Boo akan merasa lebih nyaman dalam kegelapan.
Atticus duduk di ayunan, dan Mr. Tate di kursi sebelahnya. Cahaya dari
ruang keluarga menerangi mereka. Aku duduk di samping Boo.
"Jadi, Heck," Atticus bicara, "Kukira yang harus dilakukan Ya Tuhan, Aku
kehilangan ingatanku ..." Atticus menaikkan kacamatanya dan menekan
jari-jarinya ke mata. "Jem belum tiga belas tahun ... tidak, dia sudah tiga
belas aku tak ingat. Bagaimanapun, kasusnya akan diajukan ke pengadilan
negeri "
"Kasus apa, Mr. Finch?" Mr. Tate meluruskan kakinya dan mencondongkan
tubuhnya ke depan.
"Tentu saja ini jelas-jelas pembelaan diri, tetapi aku tetap harus ke kantor
dan mencari"
"Mr. Finch, kau mengira Jem yang membunuh Bob Ewell? Kau mengira
seperti itu?"
"Kaudengar cerita Scout tadi, itu tak diragukan lagi. Katanya, Jem berdiri
dan menariknya dari Scout entah bagaimana mungkin pisau Ewell sampai
ke tangannya dalam kegelapan ... kita akan tahu besok."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Mr. Finch, tahan dulu," ujar Mr. Tate. "Jem tak pernah menikam Bob
Ewell."
Atticus diam sesaat. Dia menatap Mr. Tate seakan dia menghargai yang
diucapkannya. Namun, Atticus menggeleng.
"Heck, kau sangat baik dan aku tahu kau mela-
kukannya atas dorongan hatimu yang baik, tetapi jangan memulai hal
seperti itu."
Mr. Tate berdiri dan berjalan ke ujung teras. Dia meludah ke semak-semak,
lalu memasukkan tangannya ke saku celana dan menghadap Atticus.
"Seperti apa?" tanyanya.
"Maaf kalau aku bicara keras, Heck," Atticus berkata datar, "tapi tak akan
ada yang menutup-nutupi kejadian ini. Aku tak mau hidup seperti itu."
"Tak ada yang menutup-nutupi, Mr. Finch." Suara Mr. Tate lirih, tetapi
sepatu botnya tertanam kukuh di lantai teras seakan-akan tumbuh di sana.
Pertandingan aneh yang tidak kumengerti sedang terjadi antara ayahku
dan sheriff.
Sekarang, giliran Atticus yang berdiri dan berjalan ke ujung teras. Dia
menggumam, "Hmm," dan meludah ke pekarangan. Dia memasukkan
tangannya ke saku dan menatap Mr. Tate.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Heck, kau belum mengatakannya, tetapi aku tahu yang kaupikirkan.
Terima kasih untuk itu. Jean Louise" Dia berpaling padaku. "Katamu, Jem
yang menarik Mr. Ewell darimu?"
"Ya, Sir, sepertinya begitu ... Aku"
"Kaudengar kan, Heck? Aku berterima kasih dari lubuk hatiku, tetapi aku
tak ingin putraku memulai hidupnya dengan hal seperti ini
menghantuinya. Cara terbaik untuk menjernihkan masalah adalah dengan
membeberkan semuanya. Biar saja warga county datang dan membawa roti
isi. Aku tak ingin dia tumbuh dikelilingi kasak-kusuk, aku tak ingin ada
yang berkata, 'Jem Finch ... ayahnya keluar uang
banyak untuk membebaskannya.' Lebih cepat kita menyelesaikan ini akan
lebih baik."
"Mr. Finch," ujar Mr. Tate tanpa emosi, "Bob Ewell jatuh menimpa pisaunya.
Dia membunuh dirinya sendiri."
Atticus berjalan ke sudut serambi. Dia menatap anggur wisteria yang
menjalar. Dengan cara mereka sendiri, kukira, keduanya sama keras
kepalanya. Aku bertanya-tanya siapa yang akan menyerah terlebih dahulu.
Kekeraskepalaan Atticus tak pernah terdengar dan jarang terlihat, tetapi
dalam beberapa hal dia sama kakunya seperti Cunningham. Meskipun Mr.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tate tidak berpendidikan dan apa adanya, mereka berdua sama keras
kepalanya.
"Heck," Atticus membalikkan badan. "Jika hal ini ditutup-tutupi, bagi Jem
ini akan menjadi pengingkaran nyata terhadap caraku membesarkannya.
Terkadang aku merasa gagal total sebagai orang-tua, tapi hanya aku yang
mereka punyai. Sebelum Jem melihat siapa pun, dia melihatku lebih
dahulu, dan aku mencoba menjalani hidup supaya bisa balas menatapnya
... jika aku bersekongkol untuk hal seperti ini, terus terang aku tak akan
mampu menatap matanya, dan bila itu terjadi aku tahu aku akan
kehilangan dia. Aku tak ingin kehilangan dia dan Scout karena hanya
mereka yang kupunya."
"Mr. Finch." Mr. Tate masih terpaku ke lantai papan. "Bob Ewell menimpa
pisaunya. Aku bisa membuktikannya."
Atticus berputar. Tangannya makin masuk ke saku. "Heck, tak bisakah kau
melihat hal ini dari
sudut pandangku? Kau juga punya anak, tetapi aku lebih tua darimu. Saat
anak-anakku dewasa, aku tentu sudah tua, kalau memang masih hidup,
tapi saat ini aku jika mereka tak memercayaiku, mereka tak akan
memercayai siapa pun. Jem dan Scout tahu apa yang terjadi. Jika mereka
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mendengarku di kota menyampaikan kejadian yang berbeda Heck, aku tak
akan memiliki mereka lagi. Aku tak bisa hidup dengan satu cara di kota
dan cara lain di rumah."
Mr. Tate mengetuk-ngetukkan tumitnya dan berkata dengan sabar, "Dia
membanting Jem, tersandung akar pohon dan lihat, aku bisa
menunjukkannya padamu."
Mr. Tate merogoh ke saku celananya dan mengeluarkan sebilah pisau lipat
otomatis. Saat dia melakukan hal tersebut, Dr. Reynolds tiba di pintu.
"Kepar almarhum ada di bawah pohon itu, Dok, tepat di dalam pekarangan
sekolah. Punya senter? Ambil yang ini saja."
"Aku bisa memindahkan mobilku ke situ dan menghidupkan lampunya,"
kata Dr. Reynolds, tetapi dia menerima senter Mr. Tate. "Jem tak apa-apa.
Dia tak akan terbangun malam ini, kuharap, jadi jangan khawatir. Itu
pisau yang membunuhnya, Heck?"
"Bukan, Sir, masih di badannya. Sepertinya pisau dapur, kalau melihat
gagangnya. Ken seharusnya sudah di sana dengan mobil jenazah, Dok.
Selamat malam."
Mr. Tate menekan tombol pada pisaunya. "Se-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
perti ini," katanya. Dia memegang pisau dan pura-pura tersandung; saat
dia terhuyung ke depan, tangan kirinya turun ke depan tubuhnya. "Lihat?
Menusuk dirinya sendiri melewati bagian lunak di sela-sela rusuknya. Berat
tubuhnya menghunjamkan pisaunya semakin dalam."
Mr. Tate memasukkan mata pisau dan mengembalikannya ke saku. "Scout
baru delapan tahun," ujarnya. "Dia demikian ketakutan sehingga tak tahu
pasti yang terjadi."
"Kaubisa terkejut kalau tahu," ujar Atticus masam.
"Aku tidak bilang dia mengarang-ngarang, aku bilang dia demikian
ketakutan sehingga tak tahu pasti yang terjadi. Di sana gelap gulita,
sehitam tinta. Hanya orang yang sangat terbiasa dengan kegelapan bisa
menjadi saksi ..."
"Aku tak bisa menerimanya," Atticus berkata perlahan.
"Persetan, aku bukan berpikir mengenai Jem!" Sepatu bot Mr. Tate
mengentak papan lantai demikian keras sehingga lampu di kamar tidur
Miss Maudie menyala. Lampu Miss Stephanie Crawford menyala. Atticus
dan Mr. Tate memandang ke seberang jalan, lalu saling menatap. Mereka
menunggu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Saat Mr. Tate berbicara lagi suaranya hampir tak terdengar. "Mr. Finch,
aku tak suka bertengkar denganmu saat kau seperti ini. Malam ini kau
dilanda ketegangan yang tak seharusnya dialami manusia. Mengapa kau
belum terkapar di tempat tidur
aku tak tahu, tetapi aku tahu untuk saat ini kau tak bisa menyimpulkan
dengan benar, dan kita harus menyelesaikan ini malam ini juga karena
besok akan terlambat. Dada Bob Ewell tertusuk pisau dapur."
Mr. Tate menambahkan bahwa Atticus tak bisa berdiri dan bersikeras
bahwa bocah seukuran Jem dengan tangan cedera masih punya tenaga
untuk merobohkan dan membunuh orang dewasa dalam gelap gulita.
"Heck" kata Atticus tiba-tiba, "pisau lipat yang kau ayun tadi. Kau dapat
dari mana?"
"Aku mengambilnya dari orang mabuk," Mr. Tate menjawab dingin.
Aku mencoba mengingat-ingat. Mr. Ewel di atasku ... lalu dia roboh ... tentu
Jem sudah bangun. Setidaknya kusangka begitu ....
"Heck?"
"Kataku, kuambil dari orang mabuk di kota malam ini. Ewell mungkin
menemukan pisau dapur itu di sembarang kotak sampah. Diasah sambil
menunggu ... menunggu waktunya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus berjalan ke ayunan lalu duduk. Kedua tangannya terjuntai lunglai
di antara lutut. Dia menatap lantai. Dia juga bergerak dengan kelambanan
yang sama seperti malam itu di depan penjara, ketika dia lambat-lambat
melipat surat kabar dan melemparkannya ke kursi.
Mr. Tate perlahan berjalan mengitari teras. "Ini bukan keputusanmu, Mr.
Finch, semuanya bagianku. Ini keputusan dan tanggung jawabku. Sekali
ini, kalau kau tak bisa melihat persoalan ini dengan
caraku, tak banyak yang bisa kaulakukan. Jika kau coba-coba, aku akan
menuduhmu berbohong. Putramu tak pernah menikam Bob Ewell," dia
berkata perlahan, "dekat pun tidak dan sekarang kautahu itu. Yang
diinginkannya hanya agar dia dan adiknya sampai ke rumah dengan
selamat."
Mr. Tate berhenti berjalan. Dia berhenti di depan Atticus, dan
membelakangi kami. "Aku bukan orang baik, Sir, tetapi aku Sheriff
Maycomb County. Sudah tinggal di sini seumur hidupku dan umurku
hampir empat puluh tiga tahun. Aku tahu semua yang terjadi di sini sejak
sebelum aku lahir. Ada bocah kulit hitam mati tanpa alasan, dan orang
yang bertanggung jawab sekarang sudah mati. Biarkan kali ini yang mati
saling mengubur, Mr. Finch. Biarkan yang mati saling mengubur."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mr. Tate berjalan ke ayunan dan mengambil topinya yang terletak di
samping Atticus. Dia merapikan rambutnya ke belakang dan mengenakan
topinya.
"Aku belum pernah mendengar bahwa berusaha mencegah kejahatan
merupakan pelanggaran hukum, dan itulah yang dilakukannya, tapi
mungkin menurutmu tugasku adalah memberi tahu seluruh kota tentang
hal ini dan tidak menutupinya. Tahu apa yang akan terjadi berikutnya?
Semua wanita di Maycomb termasuk istriku akan mengetuk pintunya
sambi membawa kue angel food. Menurut pemikiranku, Mr. Finch,
menyeret seorang pemalu yang telah berjasa besar padamu dan seluruh
kota ke bawah lampu sorot menurutku, itu dosa. Itu dosa
dan aku tak mau dibebani hal itu. Jika orangnya orang lain, mungkin akan
berbeda. Tapi tidak untuk yang satu ini, Mr. Finch."
Mr. Tate berusaha menggali lubang di lantai dengan ujung sepatu botnya.
Dia menarik hidungnya, kemudian memijat-mijat lengan kirinya. "Aku
mungkin bukan siapa-siapa, Mr. Finch, tetapi aku tetap Sheriff Maycomb
County dan Bob Ewell jatuh menimpa pisaunya. Selamat malam."
Mr. Tate mengentakkan kakinya di teras lalu berjalan melintasi halaman
depan. Dia membanting pintu mobilnya lalu melaju pergi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Atticus lama duduk tepekur. Akhirnya, dia mengangkat kepala. "Scout,"
katanya, "Mr. Ewell jatuh menimpa pisaunya. Bisakah kau mengerti?"
Kelihatannya Atticus perlu dihibur. Aku berlari mendekat dan memeluk
serta menciumnya sekuat tenaga. "Ya, aku mengerti," aku meyakinkannya.
"Mr. Tate benar."
Atticus melepaskan diri dan menatapku, "Apa maksudmu?"
"Ya, itu sama saja dengan menembak mockingbird, ya, kan?"
Atticus mencium kepalaku dan membelainya. Ketika dia bangkit dan
berjalan melintas teras ke dalam bayangan, langkah mudanya telah
kembali. Sebelum dia masuk ke rumah, dia berhenti di depan Boo Radley.
"Terima kasih atas nama anak-anakku, Arthur," katanya.
Tiga Puluh Satu
Saat Boo Radley berdiri dengan canggung, cahaya dari jendela ruang
keluarga berkilauan di keningnya. Semua gerakan yang dibuatnya terlihat
tidak pasti, seolah-olah dia tak yakin tangan dan kakinya bisa bersentuhan
dengan benda-benda yang disentuhnya. Batuknya berkepanjangan
menakutkan, begitu mengguncang sehingga dia duduk kembali.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tangannya meraih ke dalam saku celananya, lalu menarik selembar
saputangan. Dia batuk ke saputangan, lalu mengelap keningnya.
Karena sudah begitu terbiasa dengan ketidak hadirannya, bagiku luar
biasa bahwa dia duduk di sampingku selama ini, hadir. Dia tak
mengeluarkan suara sama sekali.
Sekali lagi, dia berdiri. Dia berpaling padaku dan menunjuk ke pintu depan
dengan dagunya.
"Kau ingin mengucapkan selamat tidur pada Jem, ya Mr. Arthur? Mari
masuk."
Aku mengantarnya ke ruangan. Bibi Alexandra duduk di sebelah ranjang
Jem. "Silakan masuk, Arthur," katanya. "Dia masih tertidur. Dr. Reynold
memberinya obat penenang yang keras. Jean Louise, ayahmu masih di
ruang keluarga?"
"Ya, Ma'am, rasanya begitu."
"Aku mau bicara dengannya sebentar. Dr. Reynold meninggalkan beberapa
..." suaranya terdengar menjauh.
Boo telah masuk hingga ke pojok kamar. Dia berdiri dengan dagu
terangkat, menatap Jem dari kejauhan. Kupegang tangannya, yang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
hangatnya mengejutkan untuk tangan seputih itu. Kutarik sedikit, dan dia
membiarkanku menuntunnya ke ranjang Jem.
Dr. Reynold menata sesuatu yang mirip kemah di atas lengan Jem, supaya
tidak tertimpa sesuatu, kukira, dan Boo menunduk memandanginya.
Perasaan ingin tahu yang malu-malu muncul di wajahnya, seakan-akan dia
belum pernah melihat anak laki-laki. Mulutnya sedikit terbuka, dan dia
menatap Jem dari kepala sampai kaki. Tangan Boo bergerak ke atas, tetapi
diturunkannya lagi ke sisi tubuhnya.
"Anda boleh membelainya, Mr. Arthur, dia sedang tidur. Kalau dia bangun,
Anda tak bisa, dia tak akan membolehkan ..." aku tanpa sengaja
menjelaskan, "Silakan."
Tangan Boo mengapung di atas kepala Jem. "Silakan, Sir, dia sedang tidur."
Tangannya turun perlahan ke rambut Jem.
Aku mulai mengerti bahasa tubuhnya. Tangannya semakin erat di
tanganku dan dia mengisyaratkan bahwa dia ingin pergi.
Aku mengantarnya ke teras depan, lalu langkah gelisahnya berhenti. Dia
masih menggandeng tanganku dan tak menunjukkan tanda-tanda akan
melepaskanku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kaubisa mengantarku pulang?" Dia hampir berbisik, dengan suara kanak-
kanak yang takut akan gelap.
Aku meletakkan kaki di anak tangga teratas dan berhenti. Aku bisa
menuntunnya dalam rumahku, tetapi tak boleh menuntunnya pulang.
"Mr. Arthur, bengkokkan tanganmu, ya benar seperti itu."
Aku menyelipkan tanganku di lekuk tangannya. Dia harus sedikit menekuk
lututnya untuk menyesuaikan dengan tinggiku, tetapi kalau Miss Stephanie
Crawford melihat dari jendela lantai atas, dia akan melihat Arthur Radley
mengawalku sepanjang trotoar, sebagaimana layaknya seorang lelaki
terhormat.
Kami sampai di lampu jalan di tikungan, dan aku bertanya-tanya sudah
berapa kali Dill berdiri di sana memeluk tiang besar, menatap, menunggu,
berharap. Aku bertanya-tanya, berapa kalikah Jem dan aku menyusuri
jalan ini, tetapi aku memasuki gerbang depan Radley untuk kedua kalinya
dalam hidupku. Boo dan aku menaiki tangga ke teras. Jari-jarinya
menemukan gagang pintu. Dengan lembut dilepaskannya tanganku,
membuka pintu, masuk ke dalam, lalu menutup pintu. Aku tak pernah
melihatnya lagi.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tetangga biasa mengantar makanan jika ada yang meninggal, bunga jika
ada yang sakit, serta hal-hal kecil lainnya. Boo adalah tetangga kami. Dia
memberi kami dua boneka sabun, jam rantai yang
rusak, sepasang uang logam keberuntungan, dan nyawa kami. Namun,
tetangga selalu membalas pemberian. Kami tak pernah balas meletakkan
sesuatu yang kami ambil dari pohon itu: kami tak pernah memberinya apa-
apa, dan itu membuatku sedih.
Aku berbalik untuk pulang. Lampu-lampu jalan berkelap-kelip sepanjang
jalan ke kota. Aku belum pernah melihat lingkungan kami dari sudut ini.
Di situ rumah Miss Maudie, Miss Stephanie dan rumah kami. Aku bisa
melihat ayunan teras rumah Miss Rachel setelah kami terlihat jelas. Aku
bahkan bisa melihat rumah Mrs. Dubose.
Aku melihat ke belakangku. Di sebelah kiri pintu cokelat itu terdapat
sebuah jendela tinggi ber-kerai. Aku berjalan ke situ, berdiri di depannya,
lalu berbalik. Pada siang hari, kupikir, dia bisa melihat sampai ke tikungan
kantor pos.
Siang hari ... dalam benakku, malam memudar. Saat itu siang hari dan
lingkungan ini terlihat sibuk. Miss Stephanie Crawford menyeberangi jalan
untuk menyampaikan berita terakhir kepada Miss Rachel. Miss Maudie
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
membungkuk di atas bunga azaleanya. Saat itu musim panas, dan dua
anak berlari-lari di trotoar menuju seorang lelaki yang berjalan mendekat
di kejauhan. Lelaki itu melambai, anak-anak itu adu cepat
menghampirinya.
Masih musim panas, anak-anak itu datang mendekat. Seorang anak laki-
laki tertatih-tatih di trotoar sambil menyeret galah pancing di belakangnya.
Seorang pria menunggu sambil berkacak pinggang. Musim panas, anak-
anak itu bermain di hala-
man depan bersama teman mereka, mempertunjukkan drama singkat aneh
yang mereka ciptakan sendiri.
Musim gugur, anak-anaknya berkelahi di trotoar depan rumah Mrs.
Dubose. Anak laki-laki itu membantu adiknya berdiri, lalu mereka berjalan
pulang. Musim gugur, anak-anak itu berlari-lari kecil ke sana kemari di
sekitar tikungan, suka duka hari itu terlihat di wajah mereka. Mereka
berhenti di sebuah pohon ek, senang, bingung, khawatir.
Musim dingin, anak-anak itu menggigil di gerbang depan, hanya terlihat
siluet dengan latar rumah yang berkobar. Musim dingin, seorang lelaki
melangkah ke jalan, menjatuhkan kacamatanya, dan menembak seekor
anjing.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Musim panas, dia melihat anak-anak itu patah hati. Musim semi lagi, anak-
anak Boo membutuhkannya.
Atticus benar. Dia pernah berkata, kau tak akan pernah mengenal
seseorang sampai kau berada dalam posisinya dan mencoba menjalani
hidupnya. Hanya berdiri di serambi Radley pun cukup.
Cahaya lampu jalan terlihat kabur karena rintik hujan yang jatuh.
Sepanjang perjalanan pulang, aku merasa sangat tua, tetapi saat
memandang ke ujung hidungku, aku bisa melihat tetesan kecil-kecil yang
berkabut, tetapi menjulingkan mata membuatku pusing jadi aku berhenti.
Sepanjang perjalanan pulang, aku memikirkan cerita yang sungguh hebat
yang akan kukatakan kepada Jem keesokan harinya. Dia akan sangat
marah karena tak sempat me-
ngalaminya, dia tak akan bicara padaku selama berhari-hari. Sepanjang
perjalanan pulang, aku berpikir Jem dan aku akan terus tumbuh, tetapi tak
banyak yang tersisa untuk dipelajari selain, mungkin, aljabar.
Aku berlari menaiki tangga dan masuk ke rumah. Bibi Alexandra sudah
tidur, sementara kamar Atticus sudah gelap. Aku ingin melihat apakah Jem
sudah siuman. Atticus ternyata berada di kamar Jem, duduk di samping
tempat tidurnya. Dia sedang membaca buku.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jem sudah bangun belum?"
"Tidur lelap. Dia tak akan terbangun sampai pagi."
"Oh. Kau mau menemaninya terus?"
"Paling satu atau dua jam. Tidurlah Scout, harimu melelahkan."
"Ah, aku akan tinggal sebentar."
"Terserah kau," kata Atticus. Saat itu mungkin sudah lewat tengah malam,
dan aku heran dia membolehkan dengan ramah. Namun, dia lebih pintar
dariku: begitu duduk, aku langsung merasa mengantuk.
"Apa yang kaubaca?" tanyaku. Atticus membalik bukunya. "Punya Jem,
judulnya The Grey Ghost."
Aku tiba-tiba terjaga. "Kenapa baca yang itu?"
"Sayang, aku tak tahu. Asal ambil. Satu dari sedikit yang belum pernah
kubaca," dia menjawab apa adanya.
"Tolong baca keras-keras, Atticus. Ceritanya sangat menakutkan."
"Tidak," katanya, "Kau sudah cukup ketakutan beberapa waktu ini. Yang
ini terlalu
"Atticus, aku tadi tidak takut." Dia mengangkat alisnya dan aku langsung
menyanggah, "Paling tidak sampai aku bercerita pada Mr. Tate. Jem tidak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
takut. Aku menanyakannya waktu itu, dan dia bilang tidak. Lagi pula,
tidak ada yang benar-benar menakutkan selain yang ada di buku."
Atticus membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi menutupnya
lagi. Dia menarik jempolnya dari bagian tengah buku lalu kembali
membuka halaman pertama. Aku bergeser dan menumpukan kepalaku di
lututnya. "Hmm, katanya. "The Grey Ghost, oleh Seckatary Hawkins, Bab
Satu ..."
Aku berusaha terus terjaga, tetapi hujan begitu lembut dan ruangan begitu
hangat dan suaranya begitu dalam dan lututnya begitu nyaman sehingga
aku tertidur.
Beberapa saat kemudian, rasanya, sepatunya dengan lembut menggamit
rusukku. Dia membantuku berdiri serta mengantarku ke kamarku. "Aku
dengar semua kata-katamu, kok," gumamku, "... sama sekali tidak tidur,
ceritanya tentang kapal, Three Fingered Fred serta Stoner's Boy
Dia melepas kancing overall-ku, menyandar-kanku ke badannya, lalu
menarik bajuku hingga lepas. Dia menegakkanku dengan satu tangan lalu
dengan tangan yang lainnya menjangkau piama.
"Ya, dan semuanya berpikir bahwa Stoner's Boy yang mengacak-acak
tempat pertemuan mereka
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dan mencipratkan tinta ke mana-mana dan ..."
Dia membimbingku ke ranjang dan menduduk-kanku. Mengangkat
kakiku, lalu menyelimutiku.
"Dan mereka memburunya tetapi tak pernah menangkapnya karena
mereka tak tahu seperti apa rupanya, lalu Atticus, ketika akhirnya mereka
melihatnya, ternyata dia tak pernah melakukan hal-hal tersebut ... Atticus,
dia benar-benar baik
Tangannya mengangkat daguku, menarik selimut hingga ke leherku, lalu
menyisipkan tepinya ke bawah badanku.
"Begitulah sebagian besar manusia, Scout, ketika kau mengerti mereka."
Dia mematikan lampu dan kembali ke kamar Jem. Dia akan berada di sana
semalaman, dan dia akan berada di sana saat Jem terbangun esok pagi.
TAMAT
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Uploaded by: nuniuniuh2
Report This Content
Copyright infringement
If you are the copyright owner of this document or someone authorized to act on a copyright owner’s behalf, please use the DMCA form to report infringement.
Report an issue